Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/371

e-Konsel edisi 371 (14-4-2015)

Wanita Kristen sebagai Konselor


______________________________e-KONSEL________________________________

        Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
______________________________________________________________________
e-Konsel -- Wanita Kristen sebagai Konselor
Edisi 371/April 2015

Salam konseling,

Bagi wanita Indonesia, bulan April identik dengan sosok Kartini yang 
dikenal karena kegigihannya dalam memperjuangkan hak-hak wanita pada 
masanya. Terkait dengan hal ini, e-Konsel membahas mengenai "konselor 
wanita". Dalam Alkitab, seorang wanita memiliki banyak peranan, salah 
satunya adalah memberikan nasihat atau dorongan kepada yang lain. 
Tugas tersebut merupakan bagian dalam pelayanan konseling. Entah itu 
sebagai profesional atau sebagai satu beban pelayanan yang Tuhan 
berikan, seorang wanita Kristen bisa mengambil peran sebagai seorang 
konselor.

Kiranya melalui sajian yang kami hadirkan ini, Anda semakin mantap 
dalam melayani sebagai konselor. Selain itu, kami juga menghadirkan 
renungan Paskah ke ruang baca Anda. Di tengah banyaknya pelayanan dan 
aktivitas kita, kiranya kita masih menyediakan hati dan pikiran untuk 
kembali merefleksikan kasih Yesus Kristus yang besar bagi kita. 
Kematian-Nya adalah dasar pembenaran kita. Oleh kasih-Nya, kita 
diselamatkan dari hukuman dosa. Selamat hari Paskah, Tuhan Yesus 
memberi kemenangan. Amin!

Pemimpin Redaksi e-Konsel,
S. Setyawati
< setya(at)in-christ.net >
< http://c3i.sabda.org/ >


             RENUNGAN PASKAH: TUJUAN KUASA KEBANGKITANNYA

"Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam 
kemuliaan-Nya?" (Lukas 24:26)

Salib Tuhan adalah pintu gerbang untuk memasuki kehidupan-Nya. 
Kebangkitan-Nya berarti Dia mempunyai kuasa untuk menyalurkan 
kehidupan-Nya kepada saya. Ketika saya dilahirkan kembali, saya 
menerima hidup kebangkitan Tuhan Yesus.

Kuasa kebangkitan Kristus -- maksud yang telah ditentukan sebelumnya -
- adalah untuk membawa "banyak orang kepada kemuliaan" (Ibrani 2:10). 
Penggenapan rencana-Nya memberi Dia hak untuk menjadikan anak-anak 
Allah. Kita tidak pernah mempunyai hubungan yang sama dengan Allah 
seperti yang dipunyai Anak Allah, tetapi kita dibawa oleh sang Anak ke 
dalam hubungan bapa dan anak.

Ketika Tuhan kita bangkit dari antara orang mati, Dia bangkit menuju 
hidup yang baru -- hidup yang tidak pernah dijalani-Nya sebelum Dia 
menjadi Allah yang menjelma/berinkarnasi. Dia bangkit menuju kehidupan 
yang tidak pernah ada sebelumnya.

Dan, makna kebangkitan-Nya bagi kita adalah bahwa kita dibangkitkan 
menuju hidup kebangkitan-Nya, bukan tetap dalam hidup kita yang lama. 
Suatu hari kelak, kita akan memiliki tubuh seperti tubuh kemuliaan-
Nya, tetapi sekarang ini kita dapat "mengenal kuasa kebangkitan-Nya 
dan dapat hidup dalam hidup yang baru" (Roma 6:4). Tekad Paulus adalah 
"mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya" (Filipi 3:10).

Yesus berdoa, "Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya kuasa 
atas segala yang hidup, demikian pula Ia akan memberikan hidup yang 
kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya." (Yohanes 
17:2) 
Istilah Roh Kudus sebenarnya adalah nama lain bagi pengalaman 
hidup kekal yang bekerja di dalam umat manusia sekarang ini. Roh Kudus 
adalah keilahian Allah yang terus-menerus menerapkan kuasa penebusan 
Salib Kristus kepada hidup kita.

Syukur kepada Allah untuk kebenaran yang mulia bahwa Roh-Nya dapat 
membentuk natur/sifat Yesus di dalam diri kita jika kita mau mematuhi-
Nya.

Diambil dan disunting dari:
Nama situs: Renungan Harian MY UTMOST FOR HIS HIGHEST
Alamat URL: http://pesan-pesan-myblog.blogspot.com/2010/04/8-apr-10-tujuan-kuasa-kebangkitan-nya.html
Penulis renungan: Oswald Chambers
Tanggal akses: 8 April 2015


       BIMBINGAN ALKITABIAH: WANITA JUGA BOLEH MENJADI KONSELOR
                      Ditulis oleh: S. Setyawati

Peranan kaum perempuan di setiap lini kehidupan kian hari kian besar. 
Tidak diragukan bahwa kelebihan-kelebihan yang dimiliki kaum perempuan 
sangat berguna untuk membantunya dalam mengerjakan perannya di banyak 
bidang, termasuk konseling. Misalnya, kemampuan manajerial dalam 
mengelola tugas rumah tangga maupun kantor, kemampuan mempromosikan 
produk-produk kepada publik, bahkan perasaan lembut yang dimiliki 
wanita yang memampukannya bersimpati dan berempati dalam menolong 
sesama yang menceritakan masalah mereka kepadanya. Singkatnya, wanita 
dianugerahi banyak keunggulan yang dapat dimanfaatkan untuk menjadi 
duta Kristus di dunia.

Untuk menolong kaum wanita yang mengalami berbagai macam permasalahan, 
keberadaan konselor wanita sangat diperlukan. Firman Tuhan dalam 
Titus 2:3-5 berkata, "Demikian juga perempuan-perempuan yang tua, hendaklah 
mereka hidup sebagai orang-orang beribadah, jangan memfitnah, jangan 
menjadi hamba anggur, tetapi cakap mengajarkan hal-hal yang baik dan 
dengan demikian mendidik perempuan-perempuan muda mengasihi suami dan 
anak-anaknya, hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah 
tangganya, baik hati dan taat kepada suaminya, agar Firman Allah 
jangan dihujat orang." Dari ayat ini, kita membaca bahwa wanita yang 
lebih tua diharapkan memberi nasihat kepada wanita yang lebih muda. 
Dengan demikian, konselor wanita sangat diperlukan untuk menolong 
konseli wanita.

Selain ayat di atas, dalam Rut 3:1-5 kita membaca kisah Naomi yang 
memberi saran kepada menantu perempuannya, Rut, mengenai penebusan. 
"... Anakku, apakah tidak ada baiknya jika aku mencari tempat 
perlindungan bagimu supaya engkau berbahagia?" (Rut 3:1) Dalam 
percakapan mereka berdua tersirat bahwa Naomi memberikan nasihat 
kepada Rut tentang apa yang harus Rut lakukan dalam menghadapi situasi 
yang dialaminya. Dan, dalam Rut 3:5 tertulis, "... `Segala yang engkau 
katakan itu akan kulakukan.`" Dalam bukunya, "Konseling Kristen yang 
Efektif", Dr. Gary R. Collins menyebutkan bahwa konselor perlu memberi 
komentar membangun untuk menghibur dan menyemangati konseli, memberi 
respons interpretatif untuk menjabarkan kepada konseli apa yang 
terjadi, memberi respons evaluasi untuk memberi ide-ide atau pemikiran 
yang baik dan bijaksana mengenai tindakan yang akan dilakukan, dan 
memberi respons tindakan dengan menganjurkan suatu langkah yang dapat 
diambil konseli. Akan tetapi, keputusan ada di tangan konseli.

Dari dua contoh di atas, kita mendapati bahwa kaum wanita dapat dan 
boleh memberi konseling. Sebagai murid Kristus, kaum wanita juga 
memiliki tugas untuk menjadikan semua orang murid-Nya dan menolong 
mereka yang lemah (Matius 28:19-20; Roma 15:1; Galatia 6:1-2;
1 Tesalonika 5:14). Konseling yang dilakukan pun tidak harus selalu 
formal. Namun, sama halnya dengan konselor pria, konselor wanita harus 
memiliki perlengkapan dan keterampilan konseling sehingga dapat 
menolong konseli dengan tepat. Selain itu, ia harus mengikuti etika 
konseling Kristen yang berlaku pada umumnya. Kita tidak bisa secara 
sembarangan mengemukakan hal-hal rohani. Kita harus memahami kebutuhan 
konseli dan melayaninya dengan benar -- dengan memberikan dukungan, 
pengajaran, dan membawanya kepada Tuhan. Sebagai konselor Kristen, 
wanita harus melibatkan Tuhan dalam melayani konseli, mendasarkan 
nasihat dan bimbingan seturut kebenaran Alkitab, dan bijaksana dalam 
memberi konseling, terutama kepada lawan jenis.

Sumber bacaan:
1. "Garis Besar Rut". Dalam http://alkitab.sabda.org/article.php?id=74
2. Collins, Dr. Gary R.. 1998. "Konseling Kristen yang Efektif". 
   Edisi Kelima. Malang: Departemen Literatur SAAT. Hlm. 31-32.


     TANYA JAWAB: BOLEHKAH WANITA MEMBERI KONSELING KEPADA PRIA?

Tanya:

Bagaimana pandangan Alkitab tentang wanita yang memberi konseling 
kepada pria, dan dapatkah Anda memberi saya referensi pendukung dari 
Kitab Suci tentang hal ini? Saya tahu bahwa para tua-tua gereja 
dipanggil untuk berkhotbah dan mengajar, tetapi apakah dalam 
pengertian yang sama, konseling juga dianggap mengajar?

Jawab:

Ini adalah pertanyaan yang baik. Jawabannya tergantung banyak faktor. 
Sebagai contoh, bagaimana seseorang mendefinisikan konseling? Apakah 
mengajar? Apakah mengajarkan Alkitab dan teologi? Apakah itu konseling 
Kristen atau sekuler? Apakah itu berarti memberi nasihat dalam 
kelompok konseling? Apa masalahnya? Apa saja peraturan budaya lokal? 
Apa saja persyaratan hukumnya? Apakah itu melanggar perintah Alkitab? 
Apakah itu bertentangan dengan akal sehat? Apa aturan-aturan gereja 
Anda?

Dengan kata lain, semuanya itu tergantung. Karena itu, beginilah 
pendapat saya.

1. Jika Anda memberi konseling kepada pria di gereja, tetapi hal itu 
   bertentangan dengan harapan kepemimpinan, saya akan mengatakan 
   untuk jangan membuat masalah.

2. Apabila Anda melakukan praktik konseling di kantor Anda sendiri, di 
   luar gereja, berdasarkan tata cara profesional, lanjutkanlah. Hal 
   ini mengasumsikan bahwa Anda memiliki pelatihan profesional untuk 
   menjadi seorang konselor.

3. Saya tidak mengetahui ada perintah dalam Perjanjian Baru yang 
   melarang wanita memberi konseling kepada pria. Paulus 
   memperingatkan para wanita untuk tidak mengajarkan teologi dan 
   Alkitab serta memegang otoritas di atas pria, dalam gereja (1 
   Timotius 2:11-12).

4. Ada juga perintah spesifik untuk para tua-tua, wanita-wanita yang 
   sudah dewasa untuk mendorong wanita-wanita muda bersikap baik dalam 
   keluarga mereka (Titus 2:3-5). Bagi saya, kedengarannya seperti 
   konseling, dan sesuatu yang seharusnya dilakukan oleh wanita yang 
   dewasa secara rohani dan bijaksana. Dewasa tidak selalu berarti 
   "tua", tetapi bijaksana dan cepat mengerti dalam hal relasi 
   manusia. Sebagai akibatnya, wanita dapat dan harus memberi 
   konseling.

5. Akan tetapi, ada alasan-alasan masuk akal dengan dukungan ayat 
   dalam Kitab Suci. Dalam tata cara konseling, terjadi pergantian 
   emosional yang sangat dinamis dan akrab. Ini adalah kondisi yang 
   nilainya sangat tinggi. Entah pria dan wanita, keduanya dapat 
   menjadi sangat rentan. Penjagaan berkurang, dan informasi yang 
   sangat pribadi diceritakan. Ada kekuatan yang sangat besar seperti 
   "curhat" dan "curhat balik".

Kita bisa mudah, sangat mudah, untuk jatuh ke dalam pencobaan dan 
bahkan dalam urusan hati -- atau sebaliknya. Paulus memperingatkan 
kita untuk "menjauhkan diri dari percabulan", dan "menjauhkan diri 
dari segala jenis kejahatan" (1 Korintus 6:18; 1 Tesalonika 5:22).

Bahkan, ada peraturan-peraturan di beberapa negara yang melarang 
seorang konselor dan konseli untuk berkencan sebelum dua tahun atau 
lebih berlalu, setelah proses konseling selesai. Bahkan, orang-orang 
non-Kristen menyadari bahaya ini. Banyak konselor dan pendeta 
kehilangan karier karena relasi yang tidak semestinya.

Sebaliknya, hal ini pun memunculkan pertanyaan apakah pria harus 
memberi konseling kepada wanita. Jika para pendeta (atau konselor 
profesional) melakukannya, mereka harus berhati-hati menjaga diri 
mereka sendiri, dan melakukan praktiknya dengan cara yang sangat 
profesional. Pencegahan yang mendasar adalah membiarkan pintu terbuka, 
dan memiliki sekretaris yang berada satu ruang. Banyak pendeta selalu 
menyertakan kehadiran istrinya selama konseling.

Masalah-masalah ini selalu muncul dalam kuliah psikologi yang saya 
ajar di kampus. Nasihat saya saat Anda memiliki masalah pernikahan 
adalah jangan membawa permasalahan Anda dan menemui orang yang berbeda 
jenis kelamin dengan Anda. Anda selalu dapat menemukan seseorang yang 
memiliki telinga yang mau mendengar, tetapi pembicaraan segera keluar 
dari batas/menyimpang, dan semakin banyak masalah yang muncul.

Jadi, pertanyaannya bukan siapa yang dapat mengumpulkan cukup banyak 
ayat Alkitab untuk membuktikan bahwa diri mereka sendiri yang benar 
dan orang lain salah. Allah memberi kita akal budi, dan itulah 
intinya. Niat dan motif yang baik terkadang dapat berubah menjadi 
buruk. Ini adalah penerapan prinsip Alkitab yang beragam.

Batasan lain yang saya buat adalah saya berbicara menurut pandangan 
Barat, cara pandang orang-orang Amerika. Budaya-budaya lain mungkin 
memiliki cara pandang yang berbeda dan kita harus selalu menghormati 
kebudayaan, selama hal itu tidak secara langsung bertentangan dengan 
firman Allah. Sebagai contoh, jika seorang wanita non-Kristen memberi 
konseling kepada pria, itu bisa membawa kepada kematiannya. Semoga 
menolong, Tuhan memberkati. (t/S. Setyawati)

Diterjemahkan dari:
Nama situs: Bible Teaching About.com
Alamat URL: http://www.bible-teaching-about.com/womencounseling.html
Judul asli artikel: Women counseling men?
Penulis: Dr. Newman
Tanggal akses: 12 Januari 2015


STOP PRESS: MARI BERGABUNG DI KELAS PENULIS KRISTEN YANG BERTANGGUNG 
                               JAWAB!

Pelayanan literatur merupakan salah satu bidang pelayanan yang paling 
strategis untuk menyebarkan Injil Kristus. Seseorang yang terpanggil 
untuk melayani dalam bidang literatur perlu mengasah kemampuan 
menulisnya karena kemampuan tersebut tidak diperoleh secara instan. 
Diperlukan tekad, ketekunan, dan semangat untuk berlatih sehingga 
dapat menghasilkan karya terbaik untuk kemuliaan Kristus.

Berkaitan dengan pelayanan menulis, PESTA akan membuka kelas untuk 
mempersiapkan  "Penulis Kristen yang Bertanggung Jawab" (PKB). Dalam 
kelas ini, peserta akan bersama-sama belajar tentang teknik dasar 
menulis yang baik sehingga tulisan yang dihasilkan memiliki visi ilahi 
dan menjadi berkat bagi banyak orang.

Anda tertarik? Kami mengundang Anda untuk  mengikuti kelas PKB ini. 
Gratis! Silakan daftarkan diri Anda ke admin  PESTA < kusuma(at)in-
christ.net >.


Kontak: konsel(at)sabda.org
Redaksi: S. Setyawati, Berlin B., dan N. Risanti
Berlangganan: subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-konsel/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2015 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org