Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/214

e-Konsel edisi 214 (15-8-2010)

Menghadapi Masalah Hidup

______________________________e-KONSEL________________________________

        Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
______________________________________________________________________

EDISI 214/15 Agustus 2010

Daftar Isi:
  = Pengantar:
  = Cakrawala: Masalah Hidup: Dianalisa Dulu Baru Diatasi
  = Tips (1): Tatkala Bahaya Mengancam, Apa yang Harus Diperbuat?
  = Tips (2): Bagaimana Caranya Menghadapi Masalah Hidup Yang Menekan?
  = Artikel Terkait: Artikel tentang Masalah Hidup

PENGANTAR ____________________________________________________________

  Salam kasih,

  Sebagai orang yang telah dimerdekakan dari dosa, Yesus memberikan
  jaminan kepada kita bahwa Dia akan selalu menyertai kita. Dia akan
  memampukan kita untuk mengatasi segala hal yang dapat menjauhkan
  kita dari kasih Allah. Meskipun demikian, bukan berarti hidup kita
  akan mulus-mulus saja. Tidak jarang Tuhan tetap mengizinkan berbagai
  masalah hidup datang menerpa -- toh manusia tidak lepas dari segala
  konsekuensi perbuatannya. Status kita sebagai orang yang telah
  dimerdekakan Tuhan merupakan jaminan bahwa dalam setiap masalah yang
  menerpa, Tuhan selalu memegang tangan kita, sehingga kita tidak
  jatuh sampai tergeletak.

  Publikasi e-Konsel kali ini mengajak kita semua untuk menganalisa
  setiap masalah hidup yang kita alami. Proses menganalisa masalah
  merupakan salah satu hikmat yang Tuhan berikan untuk menolong kita
  mengatasi masalah hidup. Tuhan pun akan memberikan kita hikmat untuk
  waspada terhadap ancaman-ancaman kehidupan yang dapat menimbulkan
  masalah. Semua hal mengenai masalah hidup dapat Anda temukan dalam
  edisi kali ini. Selamat menyimak dan kiranya Anda selalu mengerti
  setiap pertolongan tangan Tuhan dalam menghadapi dan mengatasi
  masalah hidup. Percayalah, Dia selalu memegang tangan kita ketika
  sepenuhnya bergantung kepada-Nya.

  Pimpinan Redaksi e-Konsel,
  Davida Welni Dana
  < evie(at)in-christ.net >
  http://c3i.sabda.org
  http://fb.sabda.org/konsel

CAKRAWALA 1 __________________________________________________________

               MASALAH HIDUP: DIANALISA DULU BARU DIATASI
                     Diringkas oleh: Sri Setyawati

  Banyak masalah dalam hidup yang harus kita atasi. Agar lebih mudah
  menentukan tindakan yang harus kita ambil untuk mengatasinya, kita
  akan membedakan masalah hidup menjadi dua macam.

  A. MASALAH BUATAN

  Masalah buatan adalah masalah yang datang oleh diri kita sendiri.
  Masalah itu timbul karena tingkah laku dosa, sikap salah, ataupun
  akibat kepribadian buruk kita. Masalah buatan bukanlah masalah semu,
  hanya saja penyebabnya adalah diri kita sendiri. Contoh: kisah Akhan
  dalam Yosua 6:18, 19, 7:1-15; masalah yang dihadapi umat Israel
  ketika akan mengalahkan kota Ai adalah masalah buatan, yang timbul
  karena dosa. Untuk mengatasi masalah ini Allah tidak "menyulap"
  hingga orang Ai kalah setelah Yosua sujud di hadapan tabut Allah.
  Allah tidak melakukan hal itu; umat Israellah yang harus bertindak.

  Selama ini kita mengetahui ada tiga hal cara Allah menjawab doa,
  yaitu "Ya", "Tidak", atau "Tunggu". Tetapi ada juga cara yang
  keempat, yaitu "Bertindaklah!" Berikut uraian maksud setiap jawaban
  Tuhan.

  1. Ya!
     Ketika Allah menjawab doa kita dengan "Ya", itu berarti Ia
     mengabulkan permohonan kita. Ia melihat bahwa untuk kebaikan
     kitalah Ia mengabulkan permintaan itu.

  2. Tidak!
     Allah tidak mengabulkan permohonan kita karena Ia melihat bahwa
     yang kita minta itu bukan untuk kebaikan kita.

  3. Tunggu!
     Allah akan mengabulkan permohonan kita pada masa yang akan
     datang, bukan sekarang. Ia melihat bahwa untuk kebaikan kita
     permohonan kita dikabulkan pada masa yang akan datang, bukan saat
     ini. Waktu tunggu ini sesuai dengan waktu Allah.

  4. Bertindaklah!
     Allah menghendaki kitalah yang harus bertindak. Kitalah yang
     harus bertobat, memperbaiki diri, meninggalkan jalan kita yang
     berdosa. Kitalah yang harus meninggalkan kebiasaan buruk dan
     kebiasaan berdosa. Allah tidak akan melakukannya bagi kita. Ia
     pasti akan menolong kita, tapi kitalah yang harus bertindak!

  Ketika menghadapi masalah buatan, Allah sering mengharuskan kita
  untuk bertindak. Ia akan menolong kita tapi Ia tidak akan
  melakukannya bagi kita. Dalam perubahan kepribadian, sering kita
  mengharapkan Allah melakukan hal itu tanpa kita berusaha dan
  bertindak. Kita mengharapkan Allah dengan ajaib menyulap kita dari
  orang yang sewenang-wenang, pemarah, pendendam, dsb. secara seketika
  menjadi orang yang sabar, pengasih dan penyayang, mudah mengampuni,
  dll.. Ini tidak akan dilakukan secara otomatis oleh Allah. Allah
  jelas akan menolong kita melalui Roh-Nya, tapi kita juga harus
  berusaha. Kita harus bertobat dari kebiasaan berbuat dosa. Kita
  harus bertekad untuk meninggalkan kejahatan. Kita harus berhenti
  membaca bacaan porno atau menonton film porno agar tidak terangsang
  dan berzinah dalam hati. Kita harus menjauhi bar-bar dan minuman
  keras agar kita tidak kembali menjadi pemabuk. Allah menyediakan
  kemampuan kepada kita untuk melakukannya. Dalam peristiwa lahir
  baru, Roh Kudus mengubahkan kodrat manusiawi kita dan kita menerima
  anugerah-anugerah-Nya yang besar sesuai dengan janji-Nya. Setelah
  itu Roh Kudus memasukkan kita dalam program pendewasaan yang akan
  berlangsung seumur hidup kita. Semuanya sesuai dengan rencana-Nya
  menjadikan kita semakin menyerupai Kristus. Bertindaklah!

  B. MASALAH SUNGGUHAN

  Masalah sungguhan adalah masalah yang datang tidak disebabkan oleh
  sikap atau tingkah laku kita sendiri. Masalah ini mungkin datang
  karena keinginan, perbuatan, dosa orang lain, bencana alam,
  kecelakaan, situasi negara, situasi ekonomi, dll.. Contoh: kisah
  Yosafat dan kaum Yehuda dalam 2 Tawarikh 20:1-26. Yosafat dan
  rakyatnya menghadapi suatu masalah sungguhan (yang datang bukan
  karena dosa yang mereka perbuat) yang tidak sanggup mereka atasi.
  Tindakan mereka merupakan contoh bagi umat Kristen.

  Bila musibah, kecelakaan, dan sengsara datang, umat Kristen
  dianjurkan untuk langsung menghadap Allah untuk meminta tolong dan
  berlindung pada-Nya. Terhadap ancaman luar biasa yang tidak
  tertahankan, kita diimbau untuk segera datang kepada Allah, menerima
  perlindungan dan penjagaan-Nya. Allah yang akan berperang ganti kita
  dan Ia yang akan memberi kita kekuatan untuk bertahan terus sampai
  bahaya itu lewat. Hal terutama yang harus kita lakukan ialah
  memasrahkan diri kepada Allah sambil terus menyembah dan memuji Dia
  serta tetap hidup benar. Tak perlu putus asa atau bunuh diri saat
  usaha kita terancam bangkrut atau sudah bangkrut. Tetaplah bertahan
  saat kita mengalami fitnahan hebat. Tetaplah setia saat suami/istri
  kita menyeleweng (yang bukan karena sifat dosa kita).

  TINDAKAN KITA

  Setelah kita mempelajari kedua macam masalah di atas, kita dapat
  menentukan langkah-langkah yang harus kita ambil bila kita
  menghadapi suatu masalah.

  Bila menghadapi suatu masalah, janganlah kita langsung panik,
  marah-marah, atau putus asa. Iman kita mengatakan bahwa masalah yang
  kita alami itu juga untuk kebaikan kita yang memiliki Tuhan Yesus,
  yang mengasihi-Nya, dan yang dipanggil sesuai dengan rencana Allah
  (Roma 8:28). Allah mengizinkan masalah hadir dalam hidup kita untuk
  kekudusan kita, menyadarkan kita akan adanya sifat-sifat yang tidak
  diperkenan Allah dalam diri kita, atau untuk pendewasaan kita. Kita
  juga sadar bahwa Allah bukan saja memperbolehkan suatu masalah
  datang kepada kita, kadang-kadang Ia malah mendesain suatu masalah
  untuk kebaikan kita.

  Lalu apa yang harus kita lakukan?

  1. Kita perlu memeriksa apakah masalah itu merupakan masalah buatan
     atau masalah sungguhan. Sebagian besar dari masalah hidup manusia
     adalah masalah buatan. Seringkali orang langsung menyangka bahwa
     masalah mereka adalah masalah sungguhan dan tidak sadar bahwa
     salah satu cara efektif untuk mengatasi banyak masalah adalah
     melalui perubahan sikap dan tingkah laku.

  2. Bila kita tahu bahwa masalah itu adalah masalah buatan; datanglah
     segera kepada Allah, melihat kelemahan dan dosa kita, bertobat,
     dan memohon anugerah-Nya untuk mengubah tingkah laku dan diri
     kita. Jadi, kalau kita masuk dalam penderitaan atau kesesakan
     karena dosa dan kesalahan kita, bertobatlah dan meminta
     pertolongan Tuhan untuk mengubahkan kita. Sebaliknya, bila kita
     tahu bahwa masalah itu adalah masalah sungguhan, kita datang
     kepada Allah dan memohon kekuatan serta pertolongan-Nya untuk
     menyelesaikan masalah kita.

  Bagi seorang konselor Kristen, tahu menganalisa suatu masalah dan
  kemudian membimbing konseli agar tidak salah bertindak adalah
  penting. JIka kita mengacaukan pengertian kedua macam masalah di
  atas dan membimbing konseli secara terbalik (misalnya hanya
  menganjurkan berdoa dalam suatu masalah buatan) akan menyebabkan
  frustrasi pada konseli karena masalahnya tidak akan terselesaikan.

  Diambil dan diringkas dari:
  Judul artikel: Masalah Hidup
  Judul buku: Mengatasi Masalah Hidup
  Penulis: Dr. Jonathan A. Trisna
  Penerbit: Lembaga Pendidikan Theologia Bethel Jakarta, Jakarta 1993
  Halaman: 1 -- 16

TIPS 1___________________________________________________________

         TATKALA BAHAYA MENGANCAM, APA YANG HARUS DIPERBUAT?
                     Diringkas oleh: Sri Setyawati

  Dalam hidup ini, bahaya selalu siap mengancam setiap orang. Bahaya
  akan datang kapan saja, di mana saja, kepada siapa saja. Dalam
  bidang usaha, selalu terbuka kemungkinan untuk ditipu orang. Dalam
  keluarga, hubungan suami istri bisa saja menjadi tidak harmonis
  karena pihak ketiga maupun karena merasa tidak puas dengan
  pasangannya. Tentunya masih banyak ancaman atau masalah hidup
  lainnya yang siap menghancurkan kehidupan kita jika kita tidak
  hidup dekat dengan Allah.

  Dalam 2 Raja-raja 19:14-20 kita bisa mencermati kisah Hizkia dan
  belajar dari pengalamannya. Hizkia, Raja Yehuda, akan dikepung oleh
  Sanherib, Raja Asyur. Sebelum dikepung, Sanherib sudah mengirimkan
  utusan kepadanya untuk menyampaikan pesan yang bertujuan membuat
  Hizkia merasa gentar, takut, dan gelisah. Lantas, apa yang Hizkia
  lakukan ketika bahaya mengancam dirinya? Berikut ini ada beberapa
  tindakan yang dilakukannya yang bisa kita contoh.

  1. Berserulah Kepada Tuhan

     Sebelum Sanherib mengepung, Hizkia tidak mengumpulkan tentara dan
     tidak melakukan perlawanan sama sekali. Sebaliknya, ia justru
     masuk ke rumah Tuhan dan menyerukan nama Tuhan. Secara sepintas
     langkah ini mungkin kurang cerdas. Apa hubungan antara perang dan
     menyerukan nama Tuhan? Sekilas tampaknya, tidak ada hubungan
     apa-apa, bukan? Beberapa orang mungkin akan berkomentar bahwa
     Hizkia adalah tipe pemimpin yang pengecut. Kelihatannya saja
     rohani tapi sangat merugikan rakyat. Atau ada yang mengatakan
     bahwa Hizkia adalah pemimpin yang hanya memedulikan keselamatan
     pribadi. Bagaimana menurut Anda? Apakah langkah Hizkia itu keliru?

     Jika kita menyimak firman Tuhan di atas, kita akan mengetahui
     bahwa langkah Hizkia tidaklah keliru. Ia malah telah mengambil
     langkah raksasa yang spektakuler. Inilah awal dari kemenangan
     Hizkia. Ketika ia menyerukan nama Tuhan, pada saat itulah Tuhan
     memihaknya.

     Kebanyakan orang akhirnya menyalahkan Tuhan tatkala masalah besar
     terjadi dalam hidup mereka, padahal saat tidak ada masalah,
     mereka tidak peduli dan membelakangi Tuhan. Mereka acuh dan
     pura-pura tidak kenal dengan Tuhan. Bahkan, ada pula orang-orang
     yang nekat memusuhi Tuhan.

  2. Mintalah Nasihat

     Hizkia bukanlah orang yang bodoh secara intelektual. Kalau bodoh,
     mustahil Hizkia dapat memimpin dengan baik dan bijaksana. Meskipun
     demikian, Alkitab menyatakan bahwa Hizkia tidak mengandalkan
     kekuatan, kepintaran, kehebatan, kebijaksanaan manusiawinya, dan
     potensi dirinya. Sebaliknya, dia mengandalkan Tuhan dan

     firman-Nya. Karena itu, Allah mengirimkan nabi Yesaya kepada
     Hizkia agar ia tahu apa yang harus dilakukannya. Hizkia sadar
     bahayanya jika hanya mengandalkan kekuatan manusia. "Terkutuklah
     orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya
     sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!" (Yeremia
     17:5).

  Hasil: Allah Bertindak

  Kekuatan manusia sangat terbatas. Orang yang hebat dan ahli dalam
  bidang tertentu sekalipun tetap masih memiliki celah yang belum
  sempat dipikirkannya.

  Dalam kisah Hizkia, kita melihat malaikat Tuhan membunuh 185.000
  orang di perkemahan Asyur -- jumlah pasukan yang sangat besar.
  Mungkin kekuatan tentara Hizkia pun tidak sanggup membunuh laskar
  sebanyak itu. Jika Hizkia mengerahkan semua kehebatannya, ia tetap
  tidak akan mampu melakukan hal yang sedahsyat itu. Karena
  mengandalkan Allah akhirnya Hizkia mendapat kemenangan.

  Diambil dan diringkas dari:
  Judul artikel: Tatkala Bahaya Mengancam
  Judul buku: Pintu Masih Terbuka
  Penulis: Manati I. Zega
  Penerbit: Penerbit ANDI, Yogyakarta 2006
  Halaman: 32 -- 38

TIPS 2 _______________________________________________________________

        BAGAIMANA CARANYA MENGHADAPI MASALAH HIDUP YANG MENEKAN?
                    Diringkas oleh: Sri Setyawati

  Pada tahun 1923 di Chicago, diadakan pertemuan antara sembilan
  investor paling berhasil di dunia. Dua puluh lima tahun kemudian,
  riset menunjukkan bahwa beberapa orang di antaranya mati bunuh diri.
  Mereka memang sudah belajar seni mencari nafkah untuk hidup, tetapi
  rupanya tidak seorang pun yang belajar seni menjalani hidup. Mereka
  tidak tahu bagaimana menangani masalah hidup yang menekan mereka.

  Ternyata bukan hanya mereka yang berbuat demikian; banyak juga
  orang-orang di dunia ini yang karena merasa tertekan akhirnya
  mengakhiri hidup mereka. Sayangnya, para dokter belum menemukan alat
  untuk menyesuaikan jumlah tekanan yang dialami seseorang pada saat
  tertentu; mereka hanya bisa mengukur efek-efek tekanan. Sehingga
  dokter tidak bisa segera menolong mereka yang mengalami tekanan.

  Kita tahu bahwa masalah tidak dapat dihindari. Berusaha untuk
  mengelak dari masalah pun mungkin tidak menyenangkan. Akan tetapi,
  dalam banyak hal masalah dapat menjadi motivasi yang kuat apabila
  dikendalikan dengan semestinya. Sebaliknya, jika tidak dikendalikan
  masalah itu akan menjadi kekuatan yang negatif.

  Bagaimana caranya mengendalikan masalah sehingga hal itu tidak
  membuat kita kalah? Garis pedoman berikut ini adalah solusinya.

  1. Menumbuhkan sikap mental yang positif.

     Langkah pertama untuk mengendalikan tekanan karena adanya masalah
     ialah memperbaiki sikap mental. Jika kita gagal dalam ujian ini,
     semua tekanan yang kita miliki akan semakin besar. Ini tidak
     berarti bahwa kita tidak dapat menyesuaikan diri dengan tekanan,
     tetapi tekanan itu akan lebih berat daripada kalau dihadapi
     dengan semestinya.

  2. Mencari kehendak Tuhan bagi hidup kita dan melakukannya.

     Jika kita tidak menemukan sesuatu yang memiliki arti untuk
     dilakukan dalam hidup, maka hidup kita akan dipenuhi oleh
     kegiatan-kegiatan yang tidak berarti.

     Allah telah merancang keseluruhan diri kita (pikiran, jiwa, hati,
     dan tubuh) untuk bekerja, melayani, dan menjadi aktif. Kita perlu
     terlibat dengan kehidupan dan umat manusia, serta menyumbangkan
     sesuatu kepada umat manusia selama kita ada di dunia.

     Orang Kristen memunyai keuntungan besar dalam aspek hidup karena
     kita ditantang untuk "mempersembahkan tubuh [kita] sebagai
     persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada
     Allah: itu adalah ibadah [kita] yang sejati" (Roma 12:1). Jika
     kita melakukan firman tersebut, maka kita ikut tergabung dalam
     bala tentara yang penuh pengabdian dan merasa sukacita karena
     dapat melayani Yesus Kristus. Yang terpenting dalam hidup ini
     bukanlah mencari kekayaan sebanyak-banyaknya, namun mengerti dan
     melakukan apa yang Tuhan kehendaki.

     Untuk menemukan kehendak Allah bagi hidup, kita akan melibatkan
     empat faktor:
     a. firman Allah (Mazmur 119:105, 32:8, Yesaya 58:11, Roma 12:2),
     b. ketaatan mutlak kepada firman (Yohanes 14:21),
     c. waktu (Wahyu 3:7), dan
     d. pimpinan Roh Kudus (Kolose 3:15-17).

     Pengetahuan itulah yang dapat meringankan tekanan. Setiap kali
     kita meninggalkan kehendak Allah, maka tekanan yang kita hadapi
     akan berlipat ganda, dan kita tidak akan mengalami damai sejahtera
     dengan Allah. Jadi, jangan pernah menerima apa pun yang bukan
     kehendak Allah bagi hidup kita.

  3. Mengikat diri pada nilai-nilai dasar dan tetaplah berpegang
  	padanya.

     Sepanjang hidup, kita akan mengalami tekanan -- baik oleh keadaan
     atau orang -- untuk menyesuaikan nilai-nilai atau prinsip-prinsip
     kita pada kecenderungan zaman sekarang atau gagasan yang
     mutakhir. Perbuatan yang merusakkan hal-hal mutlak yang Allah
     tetapkan di bidang sosial dan moral hanya akan memperhebat
     tekanan hidup. Kebenaran terkadang menyakitkan, tapi dalam jangka
     waktu yang lama kebenaran itu melegakan tekanan dalam
     keputusan-keputusan yang sulit. Jika kita mengabdi pada hal yang
     benar, walaupun dalam hal-hal kecil, maka hal itu akan membuat
     kita lebih mudah, dan tekanan yang kita hadapi akan lebih ringan.

  4. Tetapkan tujuan-tujuan yang tinggi, jelas, dan layak lalu abdikan
     diri kita padanya.

     Milikilah tujuan (jangka pendek maupun jangka panjang) dan
     pusatkan perhatian pada tujuan tersebut. Makin banyak kita
     memusatkan perhatian pada tujuan tersebut, makin jelaslah
     tujuan-tujuan itu dan secara berangsur dari alam bawah sadar
     kita akan timbul pikiran-pikiran yang memungkinkan kita mencapai
     tujuan tersebut.

  5. Meminta nasihat pada orang-orang yang lebih ahli.

     Alkitab mengatakan, "Jikalau tidak ada pimpinan, jatuhlah bangsa.
     Tetapi jikalau penasihat banyak, keselamatan ada." (Amsal 11:14)
     Mintalah bantuan pada penasihat yang rohani. Kriteria pertama
     dalam mencari nasihat adalah dengan terlebih dahulu melihat
     sifat-sifat rohani orang yang kita mintai nasihat. Mintalah
     nasihat pada ahli yang cakap dan berpengalaman. Sebagian nasihat
     yang diperlukan adalah nasihat teknis sehingga dibutuhkan orang
     yang benar-benar terlatih untuk memberikan nasihat. Setelah
     mendapat nasihat, jangan lupa untuk mengevaluasinya.

     Carilah penasihat yang objektif, yang tidak berprasangka atau
     bersikap berat sebelah, yang berpikiran rohani, yang tunduk
     kepada firman Tuhan, juga yang cakap memberi nasihat, dan sedapat
     mungkin dengan pandangan yang objektif. Selanjutnya, kumpulkan
     bukti-bukti, pertimbangkan dengan saksama semua akibatnya,
     mintalah pimpinan Allah, serahkan diri kepada-Nya, lalu ambillah
     keputusan akhir.

  6. Menentukan suatu rencana yang telah didefinisikan dengan jelas
  	untuk mencapai tujuan-tujuan kita.

     Sebagian besar masalah yang melampaui batas yang dialami manusia
     berasal dari perencanaan yang buruk, walaupun ada juga yang
     diakibatkan karena tidak ada perencanaan sama sekali. Aturan
     praktis yang bisa dipegang: semakin baik rencana, semakin sedikit
     tekanannya.

     Jika Anda harus mengubah tujuan menjadi rencana, tuliskan
     pikiran-pikiran Anda pada secarik kertas. Selalu sediakan sebuah
     catatan dekat tempat tidur, di meja tulis, dan bahkan di dalam
     mobil. Perlengkapan tersebut akan sangat menolong dalam proses
     perencanaan.

  7. Menghitung biaya dengan saksama dan menentukan suatu rencana yang
  	masuk akal untuk memenuhinya.

     Walaupun Alkitab menantang kita untuk hidup oleh iman, namun iman
     bukanlah alasan untuk bertindak bodoh. Jangan mudah berkata
     sesuatu adalah "kehendak" Tuhan sebagai dalih perencanaan yang
     tidak tepat. Hal itu hanya membuat pekerjaan Tuhan dicela. Jika
     Tuhan memimpin Anda untuk melakukan sesuatu dengan iman, maka Ia
     akan menyediakan sebuah rencana untuk membayar semua rekeningnya.
     Jangan membuat perencanaan kalau Anda tidak bermaksud untuk
     mengikutinya.

  8. Belajarlah untuk selalu mencatat.

     Masalah hidup beberapa dasawarsa ini meningkat sangat pesat,
     sehingga mempercepat tuntutan-tuntutan yang diminta dari kita.
     Sedihnya, ada banyak orang yang cakap yang sangat menghambat diri
     sendiri karena mereka menolak untuk mencatat gagasan, tanggung
     jawab, dan rencana masa depan. Salah satu cara untuk menanamkan
     kesan yang lebih dalam di pikiran kita tentang sebuah persoalan
     adalah dengan membuat catatan. Dengan demikian, kemungkinan untuk
     melupakannya cukup tipis. Daftar apa yang akan kita kerjakan hari
     ini, besok atau lusa yang dicatat dalam secarik kertas kecil akan
     sangat efektif.

  9. Menetapkan prioritas yang pantas untuk kehidupan sehari-hari.

     Tim LaHaye menyatakan bahwa urutan prioritas pokok yang sehat
     sesuai dengan Alkitab adalah Allah, suami/istri, keluarga, dan
     pekerjaan. Jika kita tidak memiliki agenda sendiri, maka orang
     lainlah yang akan menyusunnya bagi kita, lalu kita akan mengalami
     bermacam-macam tekanan karena prioritas/keperluan kita tidak
     dipenuhi. Itulah sebabnya, memunyai jadwal/agenda mengenai
     hal-hal yang akan dilakukan waktu mendatang sangat penting.
     Perencanaan setiap hari dan tiap minggu memberikan peluang bagi
     Saudara untuk mencatat prioritas kita dalam jadwal tersebut
     sebelum orang lain melakukannya.

     Makin aktif hidup kita, makin pentinglah prioritas harian itu.
     Apabila kita gagal menetapkannya, kita harus menyesuaikan diri
     dengan rencana orang lain, harus bekerja lebih keras, dan
     merasakan lebih banyak tekanan karena kita tidak dapat
     menyelesaikan pekerjaan prioritas kita.

  10. Meluangkan waktu untuk mengasihi orang lain.

      Manusia bukanlah mesin. Manusia adalah makhluk yang memiliki
      pikiran, jiwa, hati, dan tubuh. Ia memiliki emosi dengan orang
      lain. Setiap manusia memerlukan orang lain untuk berbagi hidup
      dengannya. Saat kita mengasihi orang lain, mereka mungkin akan
      membalas kasih kita. Jika tidak pun, itu tidak masalah. Tanggung
      jawab kita ialah mengasihi, bukan memperoleh kasih.

      Berilah karena Anda suka memberi. Luangkan waktu untuk
      mengungkap kasih, keramahan, dan perhatian pribadi kepada mereka
      yang Anda kasihi. Jangan lupa juga untuk mencurahkan kasih
      kepada mereka yang membenci dan menentang kita. Kasih adalah
      kunci untuk mencapai kepuasan dalam hidup.

  11. Menjaga agar api tetap menyala.

      Kita tahu bahwa tekanan diperhebat saat tidak ada harapan. Tidak
      seorang pun yang tahan hidup lama tanpa adanya harapan. Tanpa
      harapan tidak ada iman. Alkitab mengatakan, "Iman adalah dasar
      dari segala sesuatu yang kita harapkan" (Ibrani 11:1).
      Pengharapan dalam Alkitab menyatakan sikap penentuan yang penuh
      keyakinan yang didasarkan atas iman. Kedudukan yang paling
      menyedihkan dalam dunia adalah hidup dalam keadaan tidak
      berpengharapan. Jika nyala harapan berkelap-kelip dan kemudian
      padam, maka kita akan merasakan tekanan yang paling berat.

      Satu prinsip Alkitab yang sangat penting untuk memelihara
      kesehatan mental adalah "Bila tidak ada wahyu menjadi liarlah
      rakyat" (Amsal 19:18). Jika nyala terang di ujung terowongan
      sudah padam berarti tekanan karena masalah hidup kita sudah
      tidak tertanggungkan lagi. Jangan kuatir, Allah memberikan
      berita pengharapan pasti bagi anak-anak-Nya dalam Alkitab.
      Firman Allah adalah benar-benar terbukti sebagai "penolong"
      dalam kesesakan. Bacalah untuk menjaga api Saudara.

  Diambil dan diringkas dari:
  Judul artikel: Bagaimana Caranya Menanggulangi Tekanan
  Judul asli buku: How to Manage Pressure before Pressure Manages You
  Judul buku: Bagaimana Caranya Menanggulangi Tekanan
  Penulis: Tim La Haye
  Penerjemah: Tim penerjemah Gandum Mas
  Penerbit: Penerbit Gandum Mas, Malang
  Halaman: 216 -- 253

ARTIKEL TERKAIT ______________________________________________________

                       ARTIKEL TENTANG MASALAH HIDUP

  Beberapa artikel tentang masalah dapat pula Pembaca simak di situs
  C3I dengan judul dan alamat situs berikut ini:

1. Positifnya Masalah
   ==> http://c3i.sabda.org/positifnya_masalah

2. Tips: Mengapa Tuhan Memberikan Kita Masalah?
   ==> http://c3i.sabda.org/tip_mengapa_tuhan_memberikan_kita_masalah

_______________________________e-KONSEL ______________________________
Apakah Anda punya masalah/perlu konseling, atau ingin mengirimkan
informasi/artikel/bahan/surat/saran/pertanyaan/sumber konseling?
silakan kirim ke:
< konsel(at)sabda.org > atau < owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org >
ARSIP: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel
Situs C3I: http://c3i.sabda.org
Facebook Konseling: http://fb.sabda.org/konsel
Twitter Konseling: http://twitter.com/sabdakonsel
______________________________________________________________________

Pimpinan Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Tatik Wahyuningsih dan Sri Setyawati
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright (c) 2010 Konsel / YLSA -- http://www.ylsa.org
Katalog: http://katalog.sabda.org
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org