Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/213

e-Konsel edisi 213 (1-8-2010)

Kemerdekaan dalam Kristus

______________________________e-KONSEL________________________________

        Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
______________________________________________________________________

EDISI 213/1 Agustus 2010

Daftar Isi:
  = Pengantar:
  = Cakrawala (1): Memperoleh Kemerdekaan secara Bertahap
  = Cakrawala (2): Melangkah Menuju Kemerdekaan dalam Kristus
  = Tips: Langkah-Langkah menuju Kemerdekaan dalam Kristus

PENGANTAR ____________________________________________________________

                     HIDUP SEBAGAI ORANG MERDEKA

  Salam kasih,

  "Merdeka, merdeka!" Itulah pekik para pejuang yang telah merebut
  kembali Indonesia dari para penjajah, 65 tahun yang lalu. Gegap
  gempita tersebut akan kita peringati lagi pada tanggal 17 Agustus
  mendatang. Oleh karena itu, e-Konsel pun ingin menyambut dan
  merayakannya bersama Pembaca terkasih dengan menyuguhkan topik
  Kemerdekaan dalam Kristus pada edisi kali ini.

  Sebagai orang percaya, kita telah dimerdekakan dari dosa. Pahlawan
  iman yang telah membebaskan kita dari rantai perbudakan Iblis itu
  adalah Tuhan kita, Yesus Kristus. Dengan kematian-Nya di kayu salib,
  Dia telah membayar lunas seluruh hutang dosa kita, dan kita pun
  bebas untuk melakukan kehendak-Nya. Kita pun dianugerahi damai dan
  sukacita sejati dalam hidup ini, yang merupakan tanda kemerdekaan
  seorang anak Tuhan. Walaupun demikian, perjuangan ketika menjadi
  orang merdeka ternyata tidak mudah. Iblis tidak senang melihat
  kemerdekaan kita dan berusaha mengerdilkan iman kita. Dalam
  perjuangan tersebut, tidak sedikit konflik yang harus kita lewati,
  baik itu konflik pribadi maupun konflik rohani. Ya, Tuhan kerap
  mengizinkan kita mengalami banyak hal dalam status kemerdekaan kita.
  Itu adalah tahap-tahap kemerdekaan yang Tuhan berikan kepada kita.
  Namun Ia berjanji bahwa kita tidak akan dibiarkannya sampai
  tergeletak saat melewati tahapan-tahapan tersebut. Yang penting
  adalah bagaimana kita terus memandang dan mengandalkan Dia yang
  telah memerdekakan kita. Simaklah seluruh sajian edisi ini, dan
  pastikan bahwa Anda telah berada di jalur yang benar sebagai orang
  yang merdeka.

  Pimpinan Redaksi e-Konsel,
  Davida Welni Dana
  < evie(at)in-christ.net >
  http://c3i.sabda.org
  http://fb.sabda.org/konsel

CAKRAWALA 1 __________________________________________________________

                 MEMPEROLEH KEMERDEKAAN SECARA BERTAHAP

  Seorang teman memberikan sebuah spanduk bergambar salib dan setumpuk
  rantai yang sudah putus. Dua sosok berdiri tidak jauh dari tumpukan
  rantai itu, muka mereka menengadah ke atas sehingga yang mereka
  tatap bukanlah rantai itu, tetapi salib -- sumber kemerdekaan.
  Lengan mereka terentang ke atas, tanda penuh sukacita. Keadaan kedua
  sosok yang penuh kemenangan dan sukacita itu sangat berbeda dengan
  keadaan orang-orang Kristen yang sering berkonsultasi dengan saya.
  Hal ini pun berbeda juga dengan perjalanan kerohanian saya pada
  umumnya. Rupanya, banyak dari kita yang lebih merasa frustrasi di
  dalam Yesus daripada merasa merdeka di dalam Dia. Mengapa begitu?
  Mengapa saya merasa frustrasi dan sering gagal? Bukankah kematian
  Yesus di kayu salib itu memberi kemerdekaan kepada saya?

  Kemerdekaan yang sering dicetuskan dewasa ini adalah kemerdekaan
  total. Pandangan ini tidaklah alkitabiah. Alkitab tidak menyatakan
  bahwa kemerdekaan total akan mewarnai kehidupan seseorang begitu ia
  percaya kepada Yesus. Sebaliknya, Alkitab mendorong kita untuk
  mengalami kemerdekaan dalam tiga tahap.

  1. Kemerdekaan yang diperoleh secara langsung. (Roma 6:23)
     Para teolog menyebutnya "pembenaran" oleh iman kepada Yesus
     Kristus. Kemerdekaan ini adalah hadiah yang sebenarnya tidak
     pantas kita terima. Kemerdekaan ini membuat kita bersukacita
     karena kita sudah dibebaskan dari hukuman kekal.

  2. Kemerdekaan yang berjalan terus-menerus.
     Para teolog menyebutnya "pengudusan". Kemerdekaan ini adalah
     suatu proses yang Tuhan kerjakan untuk terus memerdekakan kita
     sehingga kita semakin serupa dengan-Nya. Proses ini terus
     berlangsung seumur hidup kita dan sering kali menyakitkan.

  3. Kemerdekaan terbesar.
     Kemerdekaan ini akan kita nikmati di alam kekekalan. Kemerdekaan
     yang kita alami di dunia ini hanyalah "cicipan" dari kemerdekaan
     yang paling besar itu, yaitu kemerdekaan surgawi.

  Mengapa kita tidak segirang sosok yang ada di spanduk itu? Mungkin
  karena kita kurang mengerti tentang apa yang dimaksud dengan
  pengudusan, kemerdekaan yang terus-menerus yang mengubah emosi,
  temperamen, sikap, pandangan, prasangka, dan standar kita. Ketika
  kita mengetahui apa yang Tuhan kehendaki untuk kita ubah dan
  mengerti cara-cara Tuhan mengubahkan kita menjadi seperti Dia,
  itulah yang dimaksud dengan kemerdekaan.

  Kematian Yesus di kayu salib menghasilkan empat macam kebebasan bagi
  kita, yakni bebas dari tekanan yang diakibatkan oleh dosa, bebas
  dari kehidupan masa lalu yang penuh dosa, bebas dari kebinasaan, dan
  bebas dari belenggu dosa.

  Bebas dari Tekanan yang Diakibatkan oleh Dosa

  Perasaan bersalah dapat sewaktu-waktu timbul dan menghantui pikiran
  Saudara. Perasaan itu akan mengingatkan Saudara akan kegagalan
  Saudara, merusak hati Saudara dengan ketakutan, menimbulkan
  keresahan, membuat Saudara terus ketakutan kalau-kalau keburukan
  masa lalu Saudara ketahuan. Orang yang bersalah tidak akan merasakan
  damai dengan dirinya sendiri, orang lain, apalagi Tuhan (Kejadian
  3:6-10). Ketika seseorang mengakui Yesus mati baginya di kayu salib,
  ia sudah diperdamaikan dengan Allah (Roma 5:1, 10). Kemerdekaan dari
  tekanan yang diakibatkan oleh dosa hanya dapat kita alami karena
  Yesus sudah menghapus kehidupan lama kita yang penuh dosa.

  Bebas dari Kehidupan Masa Lalu yang Penuh Dosa

  Tuhan tidak lagi mengingat-ingat dosa dan kesalahan-kesalahan kita.
  Betulkah itu? Dapatkah kita betul-betul diampuni dan terbebas dari
  bayang-bayang perbuatan dosa masa lalu?

  Diri dan gaya hidup kita yang lama, masa lalu yang penuh dosa,
  perasan bersalah, semuanya itu sudah disalibkan bersama Yesus
  Kristus di kayu salib. Itu semua tidak lagi mencengkeram kita. Kuasa
  dosa telah dipatahkan saat kita beriman pada pengurbanan-Nya. Oleh
  karena itu mereka yang ada di dalam Kristus berani menengadahkan
  tangannya ke atas dengan penuh kegembiraan. Beban perasaan bersalah
  dari cara hidup masa lalu sudah dipindahkan kepada Yesus. Kebenaran
  ini adalah sebuah fakta yang dapat kita pegang, yang dapat membuat
  kita bersukacita.

  Bebas dari Kebinasaan

  Allah sudah memperingatkan Adam bahwa ketidakpatuhan akan berakibat
  kematian (Roma 6:23). Sebagai orang percaya, kita bersukacita atas
  pengurbanan Yesus yang melepaskan kita dari kebinasaan. Kebinasan
  yang seharusnya kita tanggung sebagai akibat dari keberadaan kita
  yang berdosa. Akan tetapi, karena Yesus sudah mati di kayu salib
  bagi kita, maka kita pun terlepas dari cengkeraman dosa dan
  kebinasaan yang diakibatkan oleh dosa. Kita sendiri tidak bisa
  membebaskan diri sendiri. Untuk itu, Allah mengutus Yesus untuk
  menanggung dosa-dosa kita. Ia menggantikan kita.

  Ketika Yesus terpaku dan tersiksa di kayu salib, Ia berkata, "Sudah
  selesai." Ungkapan itu sudah umum pada zaman itu dan sering ditulis
  pada rekening atau bon. Artinya: "Lunas!" Saat kita dengan iman
  menyerahkan diri kepada Allah, Dia menimpakan dosa-dosa kita pada
  Yesus. Kita sudah mati bersama Yesus. Sekarang kita tidak bercela
  dan bercacat di hadapan Allah. Harga untuk menebus kita sudah
  dilunasi. Kita terlepas dari kebinasaan.

  Allah sangat mengetahui keadaan kita. Ia tidak hanya mendamaikan kita
  dengan diri-Nya tapi juga mengenakan kebenaran Yesus pada diri kita.
  Kini, Dia memandang kita sebagai anak-anak yang sudah disucikan dan
  dikuduskan. Kemerdekaan itu kita peroleh secara langsung dan tidak
  dapat ditarik kembali. Penebusan telah dilaksanakan. Allah tidak
  akan mengulang perbuatan itu lagi.

  Bebas dari Belenggu Dosa

  Setiap orang yang hidup di dunia ini adalah orang berdosa. Dosa
  sudah menjadi faktor yang berpengaruh kuat dalam kehidupan kita.
  Manusia cenderung melawan Tuhan, bukan mematuhi perintah-Nya. Dalam
  Roma 6:17 Paulus mengatakan bahwa kita ini hamba dosa. Dulu dosa
  menjadi tuan kita dan dosa itulah yang memerintah kita untuk
  melakukan segala perbuatan jahat. Akan tetapi, sekarang kita sudah
  bebas! Kita sudah dimerdekakan oleh Yesus, jadi Yesuslah yang kini
  menjadi tuan kita. Kita tidak lagi melayani dosa, tapi melayani
  Tuhan Yesus.

  Pada saat Saudara percaya dan menerima Yesus sebagai Juru Selamat
  pribadi, kuasa manusia lama sudah dipatahkan. Walaupun demikian, hal
  ini tidak berarti Saudara tidak lagi dapat tergoda oleh dosa. Hal
  ini berarti rantai yang menawan Saudara, yakni kuasa yang pernah
  mendesak Saudara untuk berbuat dosa tidak lagi mencengkeram Saudara
  (Galatia 5:1). Saat tergantung di kayu salib Yesus berseru, "Ya
  Allahku, ya Allahku, mengapakah Engkau meninggalkan Aku?" (Markus
  15:34 BIS). Itulah yang dialami-Nya untuk membebaskan kita dari
  cengkeraman dosa, dari kehidupan masa lalu kita yang penuh dosa,
  dari kebinasaan, dan dari keadaan diperbudak oleh dosa.

  Mengetahui hal ini, apakah Saudara semakin mengerti apa artinya
  "Benar-Benar Merdeka?"

  Diambil dan diringkas dari:
  Judul buku: Bebas dari Ikatan Dosa -- Proses Menjadi Orang yang
  			      Sesuai Kehendak Tuhan
  Judul asli buku: Living Free -- Becoming the Person God Intends You
  				         to be
  Penulis: Joyce Huggett
  Penerjemah: Doreen Widjana
  Penerbit: Lembaga Literatur Baptis, Bandung dan Yayasan ANDI, Yogyakarta 2000
  Halaman: 11 -- 22

CAKRAWALA 2___________________________________________________________

               MELANGKAH MENUJU KEMERDEKAAN DALAM KRISTUS

  Saya sungguh yakin bahwa karya Yesus Kristus yang telah diselesaikan
  dan hadirat Allah dalam hidup kita adalah satu-satunya cara kita
  untuk menyelesaikan konflik pribadi dan konflik rohani. Kristus
  adalah satu-satunya pengharapan kita (Kolose 1:27), dan hanya Dia
  yang sanggup memenuhi kebutuhan kita yang terdalam: kebutuhan untuk
  diterima, identitas, rasa aman, dan arti diri. Jangan berpikir bahwa
  proses konseling pemuridan yang mendasari langkah-langkah ini
  semata-mata adalah teknik konseling lain yang kita pelajari. Ini
  adalah perjumpaan dengan Allah. Dia adalah Penasihat Ajaib. Dialah
  yang mengaruniakan pertobatan yang menuntun kita menuju pengetahuan
  mengenai kebenaran yang memerdekakan kita (2 Timotius 2:25-26).

  Langkah-langkah menuju kemerdekaan dalam Kristus ini tidak
  memerdekakan Anda. Kristuslah yang memerdekakan Anda, dan apa yang
  memerdekakan Anda adalah tanggapan Anda kepada-Nya dalam pertobatan
  dan iman. Langkah-langkah ini hanyalah sarana untuk membantu Anda
  berserah kepada Allah dan melawan Iblis (Yakobus 4:7). Maka, Anda
  dapat mulai memiliki hidup yang berbuah dengan tinggal dalam Kristus
  dan menjadi ciptaan yang sesuai dengan rencana-Nya. Banyak orang
  Kristen akan mampu melewati langkah-langkah ini seorang diri dan
  mendapatkan kemerdekaan luar biasa yang telah dibeli Kristus bagi
  mereka di atas kayu salib. Maka mereka akan mengalami damai
  sejahtera Allah yang melampaui segala akal, dan akan memelihara hati
  dan pikiran mereka (Filipi 4:7).

  Sebelum Anda Memulai

  Kesempatan untuk memperoleh kemerdekaan dan mempertahankannya akan
  menjadi jauh lebih besar bila Anda terlebih dulu membaca "Victory
  Over the Darkness" dan "The Bondage Breaker". Banyak orang Kristen
  di dunia Barat harus memahami dunia rohani dan hubungan kita
  dengannya. Sebagian di antaranya tidak dapat membaca buku-buku
  tersebut dan bahkan Alkitab karena dalam pikiran mereka terjadi
  peperangan. Mereka membutuhkan bantuan orang lain yang telah
  terlatih. Teologi dan proses yang praktis dalam konseling pemuridan
  disajikan dalam buku saya, "Helping Others Find Freedom in Christ",
  dan "Training Manual and Study Guide" dan "Program Pelatihan Video".
  Secara alkitabiah buku ini berusaha memadukan kenyataan dunia rohani
  dan dunia natural agar kita dapat memiliki jawaban yang lengkap
  untuk semua orang. Dengan berbuat demikian, kita tidak dapat
  mempertentangkan pelayanan psikoterapi yang tidak memedulikan
  kenyataan dunia rohani atau berusaha melakukan pelayanan pelepasan
  yang tidak memedulikan masalah perkembangan dan tanggung jawab
  manusia.

  Mungkin Anda Membutuhkan Bantuan

  Idealnya, yang terbaik adalah bila semua orang memiliki sahabat,
  pendeta, atau konselor yang dipercaya yang akan membantu mereka
  melewati proses tersebut. Ini adalah penerapan hikmat dalam Yakobus
  5:16: "Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling
  mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan
  yakin didoakan, sangat besar kuasanya." Seseorang dapat mendukung
  Anda dalam doa dengan memberikan nasihat yang objektif. Saya pernah
  mendapatkan kehormatan membantu banyak pemimpin Kristen yang tidak
  mampu menyelesaikan hal ini seorang diri. Banyak kelompok Kristen di
  seluruh penjuru dunia menggunakan pendekatan ini dalam berbagai
  bahasa dan melahirkan hasil-hasil luar biasa karena Tuhan rindu
  melihat semua orang bertobat (2 Petrus 3:9) dan mengetahui kebenaran
  yang memerdekakan kita dalam Kristus (Yohanes 8:32).

  Menggunakan dan Mempertahankan Kemerdekaan

  Kristus telah memerdekakan kita melalui kemenangan-Nya atas dosa dan
  maut di atas kayu salib. Namun menggunakan kemerdekaan dalam
  Kristus melalui pertobatan dan iman berbeda dengan mempertahankan
  kemerdekaan hidup kita dalam Kristus. Kristus telah membebaskan kita
  agar kita dimerdekakan dari dosa, namun kita diperingatkan jangan
  kembali pada kuk perhambaan, yang dalam konteks ini adalah legalisme
  (Galatia 5:1), atau mengubah kemerdekaan kita menjadi kesempatan
  bagi kedagingan (Galatia 5:13). Menjadikan orang lain merdeka dalam
  Kristus memungkinkan mereka berjalan dengan iman yang menurut firman
  Allah adalah benar, untuk hidup dengan kuasa Roh Kudus dan tidak
  menuruti keinginan daging (Galatia 5:16). Kehidupan Kristen yang
  sejati menghindari legalisme dan kebebasan.

  Jika Anda belum memiliki kemerdekaan, mungkin itu adalah karena Anda
  belum berdiri teguh dalam iman atau tidak aktif mengambil tempat
  Anda dalam Kristus. Tanggung jawab setiap orang Kristen adalah
  melakukan segala yang diperlukan demi mempertahankan hubungan yang
  benar dengan Allah dan sesama. Nasib kekekalan Anda tidak
  dipertaruhkan. Allah tidak akan pernah meninggalkan dan membiarkan
  Anda (lihat Ibrani 13:5), namun, kemenangan Anda setiap hari akan
  dipertaruhkan bila Anda gagal menuntut dan mempertahankan kedudukan
  Anda dalam Kristus.

  Kedudukan Anda dalam Kristus

  Anda bukan korban tak berdaya yang terjepit di antara dua kekuatan
  surgawi yang luar biasa yang hampir sama tetapi bertentangan. Setan
  adalah penipu. Hanya Allah yang Mahakuasa, Mahahadir, dan Mahatahu.
  Kadangkala, dosa dan kejahatan mungkin tampak lebih nyata dibanding
  hadirat Allah, tetapi itu adalah bagian tipu daya Iblis. Iblis
  adalah musuh yang telah dikalahkan dan kita ada di dalam Kristus.
  Pengetahuan yang benar mengenai Allah, mengenal identitas, dan
  kedudukan kita dalam Kristus adalah faktor penentu terbesar bagi
  kesehatan mental kita. Konsep yang salah mengenai Allah, pemahaman
  yang keliru mengenai diri kita sebagai anak Allah, dan pendewaan
  yang salah terhadap Iblis adalah penyebab terbesar terjadinya sakit
  jiwa.

  Banyak penyakit kita yang berkaitan dengan penyakit jiwa. Bila semua
  ini diselesaikan dalam Kristus, tubuh kita akan berfungsi lebih baik
  dan kesehatan kita akan jauh lebih baik. Masalah-masalah lainnya
  jelas bersifat jasmani dan kita membutuhkan dokter. Anda bisa
  meminta saran dan resep dari dokter Anda. Kita adalah makhluk rohani
  dan jasmani yang membutuhkan pelayanan gereja dan dokter.

  Memenangkan Peperangan dalam Pikiran Anda

  Peperangan terjadi dalam pikiran kita. Pikiran kita adalah pusat
  pengendalian dari semua yang kita pikirkan dan lakukan. Pikiran yang
  bertentangan yang mungkin Anda alami ketika Anda menyelesaikan
  langkah-langkah ini dapat menguasai Anda hanya bila Anda
  memercayainya. Jika Anda melewati langkah-langkah ini seorang diri,
  jangan tertipu oleh pemikiran apa pun yang mengintimidasi dan
  berdusta dalam benak Anda. Jika ada pendeta atau konselor membantu
  Anda untuk memperoleh kemerdekaan Anda dalam Kristus, dia harus
  bekerja sama dengan Anda. Anda harus menceritakan semua pemikiran
  Anda yang bertentangan dengan yang sedang Anda lakukan. Segera
  setelah Anda memperlihatkan dusta itu, kuasa Iblis akan dipatahkan.
  Anda dapat kehilangan kendali dalam proses ini hanya bila Anda
  memerhatikan roh yang menipu dan memercayai dusta.

  Anda Harus Memilih

  Prosedur berikut merupakan cara menyelesaikan konflik pribadi dan
  rohani yang mengakibatkan Anda tidak dapat mengalami kemerdekaan dan
  kemenangan yang telah dibeli Kristus bagi Anda di atas kayu salib.
  Kemerdekaan Anda akan lahir sebagai hasil dari apa yang mau Anda
  percayai, akui, ampuni, tinggalkan, dan tanggalkan. Tidak seorang
  pun dapat melakukannya bagi Anda. Anda hanya dapat memenangkan
  peperangan dalam diri Anda bila secara pribadi Anda memilih
  kebenaran. Saat melalui proses ini, pahamilah bahwa Iblis sama
  sekali tidak wajib menaati pemikiran Anda. Hanya Allah yang telah
  menyempurnakan pengetahuan pikiran Anda karena Dia Mahatahu --
  mengetahui segalanya. Jadi kita dapat berserah kepada Allah dalam
  batin, namun kita harus melawan Iblis dengan membaca setiap doa
  dengan suara nyaring dan secara verbal kita menolak, mengampuni,
  mengakui, dan lain-lain.

  Proses meraih kembali kemerdekaan kita dalam Kristus tidak lebih
  dari inventarisasi moral yang dahsyat dan komitmen seteguh batu
  karang terhadap kebenaran. Ini adalah langkah pertama dalam proses
  pemuridan yang berkelanjutan. Tidak ada kedewasaan secara instan.
  Perlu waktu seumur hidup untuk memperbarui pemikiran Anda dan
  menjadi serupa dengan citra Allah. Jika sumber masalah Anda adalah
  hal lain yang tidak dibahas dalam langkah-langkah ini, Anda
  membutuhkan bantuan seorang ahli.

  Kiranya Tuhan mengaruniakan hadirat-Nya kepada Anda saat Anda
  mencari wajah-Nya dan membantu orang lain mengalami sukacita
  keselamatan mereka.

  Diambil dari:
  Judul artikel: Langkah-Langkah menuju Kemerdekaan di dalam Kristus
  Judul buku: Berjalan dalam Kemerdekaan
  Penulis: Neil T. Anderson dan Rich Miller
  Penerbit: Metanoia, Jakarta 2001
  Halaman: 143 -- 147

TIPS _________________________________________________________________

          LANGKAH-LANGKAH MENUJU KEMERDEKAAN DI DALAM KRISTUS

  "Langkah-Langkah Menuju Kemerdekaan di dalam Kristus" dilakukan agar
  kita dapat dilepaskan dari ikatan-ikatan Iblis dalam kehidupan kita.
  Akan tetapi, ini bukanlah satu-satunya cara untuk melepaskan
  seseorang dari ikatan-ikatan setan. Ada beberapa metode yang dapat
  dipakai dengan efektif jika kita sungguh-sungguh memahami dan
  memegang kuasa Kristus di dalam kita. Sarana ini tidak mengandung
  kekuatan gaib atau ilmu khusus. Sarana ini hanya membimbing kita
  supaya kita menyatakan dan menerapkan kebenaran firman Allah dalam
  kehidupan kita, sehingga kita bisa berjalan dalam kemerdekaan di
  dalam Kristus. Persiapan yang perlu dilakukan adalah sikap terbuka
  kepada Kristus. Tanpa adanya keterbukaan dan kejujuran kita tidak
  akan bisa ditolong dan tidak bisa mencapai kemerdekaan yang kita
  butuhkan.

  Setelah kita terbuka dan jujur di hadapan Tuhan, kita akan dibimbing
  dalam proses pemulihan. Pertama-tama, kita harus berdoa serta
  meminta bimbingan dan perlindungan dari Tuhan. Ingat, Iblis sering
  melawan proses pemulihan! Oleh karena itu, doa sangat penting
  dilakukan. Selanjutnya, kita dibimbing untuk membuat pernyataan
  tertentu. Dengan demikian, kita memerintahkan Iblis untuk melepaskan
  kita sehingga kita dapat mengenal dan memilih kehendak Allah.
  Sesudah itu kita masuk ke dalam tujuh langkah menuju kemerdekaan:

  Langkah 1: Pilih Kenyataan Bukan Kepalsuan

  Langkah pertama ini berkenaan dengan keterlibatan kita dengan kuasa
  gelap -- okultisme, baik yang kita alami sekarang maupun pada masa
  lalu. Kita harus memulai dengan doa dan meminta Tuhan untuk
  menyatakan semua keterlibatan kita dengan kuasa gelap (buatlah
  daftar pengalaman spiritual yang tidak sesuai dengan firman Tuhan).
  Tandailah daftar yang menunjukkan keterlibatan kita. Selanjutnya
  akui dan tinggalkan semua keterlibatan kita satu per satu.
  Keberadaan seorang konselor akan sangat membantu Anda dalam
  menerapkan langkah ini.

  Langkah 2: Pilih Kenyataan Bukan Tipu Muslihat

  Dalam langkah kedua, kita berpusat pada penerapan kebenaran Allah
  dalam kehidupan kita. Mulailah dengan mengaku bahwa kita sering
  tertipu karena pengaruh bapa dusta, Iblis, dan karena kita menipu
  diri sendiri. Mintalah Allah untuk menyelidiki kita dan menyatakan
  kepada kita apakah jalan kita serong atau tidak. Buatlah daftar dan
  tandailah hal-hal ketika kita menipu atau membela diri. Kemudian,
  akuilah hal-hal tersebut kepada Allah dan nyatakan keputusan kita
  untuk mengetahui dan mengikuti kebenaran-Nya. Jika Anda tidak bisa
  melakukannya sendiri, mintalah bantuan dari pembina rohani Anda.

  Langkah 3: Pilih Pengampunan Bukan Kepahitan

  Langkah ini sangat penting bagi pengikut Kristus. Orang-orang yang
  memerlukan pelayanan pemulihan sangat membutuhkan pertolongan untuk
  dilepaskan dari kepahitan atau kebencian, dan apa pun
  keluhan-keluhan mereka.

  Mulailah dengan meminta Tuhan mengingatkan kita akan orang-orang
  yang belum kita ampuni. Daftarkanlah nama orang-orang tersebut dalam
  selembar kertas. Pada baris terakhir jangan lupa menulis diri
  sendiri karena sering kali kita pun belum mengampuni diri sendiri
  padahal kita sudah diampuni saat kita percaya kepada Yesus Kristus.
  Selain itu, tulislah juga pikiran-pikiran yang melawan Allah karena
  biasanya orang-orang menyalahkan Allah atau memendam kemarahan dan
  kepahitan terhadap Allah karena Ia tidak memenuhi harapan mereka.
  Setelah kita selesai membuat daftar, kita perlu berdoa dan
  mengampuni satu demi satu orang telah kita daftarkan sesuai dengan
  ajaran firman Allah. Pada saat kita melakukannya, kita akan merasa
  sangat bahagia dan merasa seperti baru dilepaskan dari suatu beban
  yang berat sekali.

  Langkah 4: Pilih Ketaatan Bukan Pemberontakan

  Banyak orang, termasuk orang-orang Kristen memberontak terhadap para
  penguasa yang telah ditentukan Allah di dunia ini. Orang semacam ini
  sering memberontak terhadap pemerintah, orang tua, suami, majikan,
  pemimpin-pemimpin rohaninya, dan bahkan terhadap Allah sendiri.
  Langkah ini perlu kita lakukan supaya kita mengakui dosa
  pemberontakan kita dan sungguh-sungguh merendahkan diri di hadapan
  Allah. Akuilah pemberontakan kita secara umum dan berdoa minta Tuhan
  menyatakan sejauh mana pemberontakan kita. Buatlah daftar
  orang-orang yang kita lawan dan akuilah pemberontakan kita satu per
  satu.

  Langkah 5: Pilih Kerendahan Hati Bukan Kesombongan

  Langkah ini berkaitan dengan langkah sebelumnya, namun penekanannya
  agak berbeda. Dalam langkah 5, kita mengakui dan meninggalkan secara
  umum segala macam kesombongan (yang lebih mengutamakan kehendak kita
  daripada kehendak Allah dan sikap kita yang lebih memusatkan hidup
  kita pada keakuan kita daripada Allah). Lalu, minta Allah untuk
  menunjukkan kepada kita hal-hal khusus dalam kehidupan kita yang
  dikuasai oleh kesombongan kita. Akhirnya, akuilah itu.

  Langkah 6: Pilih Kemerdekaan Bukan Keterikatan

  Banyak orang merasa diikat oleh dosa-dosa tertentu, misalnya
  kecenderungan untuk bunuh diri, kebiasaan makan, atau dorongan
  seksual. Dosa-dosa tersebut terus dilakukan hingga menjadi
  kebiasaan. Dengan begitu, Iblis berhasil membentuk pola dosa di
  dalam kehidupan mereka. Lebih buruknya lagi, mereka menganggap bahwa
  mereka tidak bisa dilepaskan dari pola dosa yang begitu kuat itu.
  Itulah tipu muslihat setan! Dosa-dosa tersebut bisa dilepaskan tapi
  prosesnya memang tidak mudah. Langkah pertama yang harus dilakukan
  dalam tahap ini adalah mengakui secara umum bahwa kita sudah memberi
  diri pada hawa nafsu daging, sehingga kita telah memberi kesempatan
  kepada Iblis untuk mengikat kita. Lalu mintalah Roh Kudus
  memberitahu kita tentang pelanggaran kita. Sesudah itu berdoalah
  agar Tuhan melepaskan dan memampukan kita meninggalkan semua
  penyalahgunaan tubuh kita dan menyerahkannya kepada Tuhan.

  Langkah 7: Pilih Penolakan Bukan Penyerahan

  Langkah terakhir dalam proses ini adalah melepaskan semua dosa dari
  nenek moyang kita dan semua pengaruh dari apa yang dilakukan orang
  lain, misalnya santet atau guna-guna. Ada dua bagian dalam langkah
  ini. Pertama, nyatakan dan umumkan kepada semua roh jahat bahwa kita
  menolak dan memutuskan ikatan-ikatan yang berkaitan dengan hal-hal
  tersebut. Kedua, kita berdoa kepada Allah, menyerahkan tubuh kita
  kepada-Nya dan memohon supaya kita dipenuhi dengan Roh Kudus.

  Demikianlah proses menjalani "Langkah-Langkah Menuju Kemerdekaan di
  dalam Kristus". Kita harus melakukan tujuh langkah ini karena jika
  kita membuka jalan bagi Iblis, ia akan memengaruhi kehidupan kita
  sejauh mungkin. Jadi, kita bukan hanya harus mengakui dan
  meninggalkan satu dosa tapi semua pelanggaran kita.

  Diambil dan diringkas dari:
  Judul artikel asli: Pemakaian Langkah-Langkah Menuju Kemerdekaan Di
                      dalam Kristus
  Judul buku: Hancurkan Kuasa Iblis dalam Diri Anda
  Penulis: Pdt. Thomas J. Sappington, Th.D
  Penerbit: Yayasan ANDI dan O.C. International, Yogyakarta 1998
  Halaman: 269 -- 279
_______________________________e-KONSEL ______________________________
Apakah Anda punya masalah/perlu konseling, atau ingin mengirimkan
informasi/artikel/bahan/surat/saran/pertanyaan/sumber konseling?
silakan kirim ke:
< konsel(at)sabda.org > atau < owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org >
ARSIP: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel
Situs C3I: http://c3i.sabda.org
Facebook Konseling: http://fb.sabda.org/konsel
Twitter Konseling: http://twitter.com/sabdakonsel
______________________________________________________________________

Pimpinan Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Tatik Wahyuningsih dan Sri Setyawati
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright (c) 2010 Konsel / YLSA -- http://www.ylsa.org
Katalog: http://katalog.sabda.org
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org