Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/173

e-Konsel edisi 173 (1-12-2008)

Menantikan Natal


_______________________________e-KONSEL_______________________________

        Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
_____________________________________________________________________

EDISI 173/1 Desember 2008

Daftar Isi:
  = Pengantar: Menyiapkan Diri Menyambut Natal
  = Cakrawala: Sepuluh Alasan untuk Percaya Bahwa Allah Menawarkan
               Hadiah Terindah
  = Tips: Buat Kalender Adven
  = Kesaksian: Mengisi Jerami ke dalam Palungan Yesus
  - Stop Press: Baru! Kumpulan Bahan Natal di natal.sabda.org

PENGANTAR_____________________________________________________________

  Salam dalam kasih Kristus,

  Kita telah berada pada bulan penghujung tahun, bulan Desember. 
  Selain sebagai bulan penutup tahun, Desember juga menjadi bulan yang 
  dinanti-nantikan oleh umat Kristen. Ya, pada bulan ini, kita akan 
  kembali memperingati dan merayakan Natal, hari kelahiran Yesus. 
  Tidak heran pula, sejak awal bulan ini, kita sudah sibuk menyiapkan 
  hati dan diri kita untuk menyambut hari Natal. Cerita-cerita yang 
  berkaitan dengan kelahiran Yesus dan berbagai pernak-perniknya 
  kembali kita buka untuk menghidupkan kembali suasana Natal pertama.

  Menyemarakkan suasana Natal tahun ini, e-Konsel kembali hadir dengan 
  topik-topik khusus seputar Natal. Dua edisi Desember ini mengangkat 
  topik "Menantikan Natal" dan "Mari Rayakan Natal". Redaksi berharap, 
  dua edisi ini menolong Pembaca untuk mempersiapkan hati dan diri 
  dalam menyambut dan menemukan makna Natal yang sesungguhnya bagi 
  kita.

  Selamat mempersiapkan hati dan diri untuk memperingati kelahiran
  Yesus.

  Pimpinan Redaksi e-Konsel,
  Christiana Ratri Yuliani

CAKRAWALA_____________________________________________________________

                   SEPULUH ALASAN UNTUK PERCAYA
             BAHWA ALLAH MENAWARKAN HADIAH TERINDAH

  Allah Senang Memberi Hadiah Jauh Sebelum Kita Dilahirkan

  Pencipta kita telah membuktikan diri-Nya sebagai Pemberi yang luar 
  biasa dari segala sesuatu, jauh lebih dari apa yang dapat kita 
  bayangkan. Sebagai Bapa Surgawi, Dialah yang memberi, "setiap 
  pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna" (Yakobus 
  1:17). Ketika kita berkata bahwa "hal-hal terbaik dalam hidup adalah 
  yang diperoleh dengan cuma-cuma", demikianlah kita mengakui bahwa 
  ketika Allah memberikan hidup, persahabatan, dan keceriaan, Ia 
  sedang menunjukkan bahwa tak ada yang dapat memberikan hadiah yang 
  lebih baik dari apa yang diberikan-Nya. Meskipun pemberian 
  terbaik-Nya sungguh berharga dan ditujukan dengan tepat untuk 
  kebutuhan dan kebahagiaan kita, banyak yang berpikir bahwa pemberian 
  itu tampaknya mustahil untuk menjadi kenyataan.

  Hadiah Itu Sudah Dinyatakan di dalam Alkitab

  Alkitab, buku yang paling banyak dikutip dibanding buku mana pun, 
  menyatakan tentang hadiah luar biasa penuh misteri yang jauh 
  melebihi apa pun yang pernah atau akan kita terima. Ketika dibuka, 
  hadiah itu meliputi kedamaian pikiran, penerimaan, pengampunan, dan 
  pengangkatan sebagai anak dalam keluarga surgawi, dan hidup yang 
  kekal. Di dalam Alkitab, kesemuanya itu terdapat dalam satu paket 
  yang dinamai keselamatan, dan disebut sebagai "karunia Allah" (Roma 
  6:23; Efesus 2:8-9).

  Hadiah Itu Tidak Dapat Dibayar dengan Apa Pun

  Pada umumnya, di berbagai bidang dalam hidup ini, kita bekerja keras 
  untuk memeroleh rasa hormat, kepercayaan, dan kenaikan pangkat. 
  Namun, tidaklah demikian dengan keselamatan yang merupakan hadiah 
  sempurna dari Allah. Keselamatan tidak berasal dari usaha kita 
  sendiri, tetapi merupakan kasih karunia; tidak diperoleh dengan 
  upaya sendiri, tetapi dari memercayai; dan tidak didapat dengan 
  mengusahakannya, tetapi dengan menerimanya. Rasul Paulus mengatakan, 
  "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan 
  hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: 
  jangan ada orang yang memegahkan diri" (Efesus 2:8-9). Dalam 
  suratnya yang lain dalam Perjanjian Baru, Paulus menambahkan, "Pada 
  waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik 
  yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya" (Titus 3:5).

  Allah Sendiri yang Membayarnya

  Jauh sebelum orang-orang majus datang membawa berbagai hadiah ke 
  palungan Bethlehem, Pencipta kita telah memberikan karunia untuk 
  memilih kepada kita. Mengetahui bahwa kasih yang bermakna haruslah 
  disertai kerelaan, Ia memberi kita kebebasan untuk menerima atau 
  menolak Dia. Akan tetapi, dari semula, Adam dan Hawa memilih untuk 
  meninggalkan-Nya. Bukannya membiarkan mereka dalam pemberontakan, Ia 
  justru menyatakan sebuah rencana penyelamatan, yaitu seseorang yang 
  tak bersalah akan menjadi korban dan mati untuk yang bersalah. Pada 
  waktu yang ditentukan sendiri oleh Allah dan dalam suatu tindakan 
  yang berdampak kekal, Ia melakukan sesuatu yang hanya dapat 
  dilakukan karena kasih -— Ia mengorbankan Anak-Nya untuk membayar 
  dosa kita (Yohanes 1:29; Ibrani 10:5-10).

  Ada Bukti Pembayarannya

  Fakta sejarah adalah bukti yang kita pegang dari pembayaran yang 
  dilakukan-Nya. Para nabi Yahudi menubuatkan seorang Mesias yang akan 
  menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka (Yesaya 53; Daniel 9:26). 
  Ketika Ia datang, para penulis Injil memberitahu kita bahwa Ia 
  menyembuhkan yang sakit, membangkitkan yang mati, dan memberi 
  harapan kepada yang tertindas. Kemudian Ia melakukan apa yang tak 
  disangka-sangka oleh orang banyak. Bukannya memanfaatkan dukungan 
  massa untuk memeroleh kekuasaan, dengan membisu Ia menerima hujatan 
  para musuh-Nya, dan dengan rela, mati di tangan para tentara Romawi. 
  Ia bangkit tiga hari kemudian dan berjalan keluar dari kubur yang 
  terjaga ketat (Lukas 24:1-7). Para saksi mata dari Kristus yang 
  telah bangkit ini memilih mati di tangan para musuh daripada 
  menyangkali kebangkitan-Nya.

  Hadiah Itu Dibungkus dengan Penuh Perhatian

  Allah membungkus hadiah-Nya yang sempurna dalam nubuat-nubuat yang 
  tergenapi, mukjizat-mukjizat yang disaksikan banyak orang, dan 
  penyelamatan demi penyelamatan yang mengagumkan selama ribuan tahun 
  lamanya. Kemudian setelah berabad-abad dalam penantian, Sang 
  Penguasa Surga mengunjungi seorang gadis muda Yahudi bernama Maria, 
  dan dalam mukjizat yang terbesar dari segala mukjizat, membungkus 
  diri-Nya sendiri dalam rahim Maria. Dalam tahun-tahun berikutnya, 
  diri-Nya secara ironis tidak dikenal, diperhatikan oleh para 
  pengikut yang tidak meyakinkan, menimbulkan rasa iri dari para 
  pemimpin agama, dan mengalami kematian yang membuat banyak orang 
  sangat kecewa. Ketika semua hal sepertinya tidak lagi ada harapan, 
  Allah membungkus hadiah-Nya dalam laporan penuh kegirangan dari para 
  saksi yang mengumumkan sebuah berita yang tidak pernah diduga: 
  kebangkitan dari kematian. Sebagai sentuhan akhir, Sang Pencipta 
  mempercantik hadiah keselamatan tersebut dengan pelangi kebhinekaan, 
  yakni semua orang dari setiap bangsa di dunia yang hati dan hidupnya 
  telah diubahkan oleh kasih-Nya (Wahyu 5:9).

  Hadiah Itu Diberikan Karena Anugerah Allah

  Bagi mereka yang telah menerima tawaran belas kasihan Allah, Rasul 
  Paulus menulis, "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh 
  iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan 
  hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri" (Efesus 
  2:8-9). Paulus pernah berusaha menyenangkan hati Allah dengan 
  caranya sendiri (Filipi 3:3-9). Sekarang ia ingin agar para pembaca 
  tulisannya mengetahui apa yang telah diketahui olehnya, bahwa hanya 
  oleh kasih karunia Allah sajalah para malaikat di surga menyambut 
  para pemberontak, yang telah jatuh dan hancur, untuk masuk ke dalam 
  keluarga dan hadirat Allah yang kekal. Dalam suratnya yang lain, 
  Paulus menggambarkan perbedaan antara Adam, yang menyebarkan dosa 
  dan kematian kepada keturunannya, dengan Kristus, yang membawa kasih 
  karunia dan hidup kepada semua yang percaya kepada-Nya. Ia menulis, 
  "Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, 
  jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam 
  kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan 
  karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu 
  orang, yaitu Yesus Kristus" (Roma 5:15).

  Hadiah Itu Hanya Dapat Diterima dengan Iman

  Berikut adalah kata-kata Paulus yang dipilih dengan hati-hati untuk 
  jemaat Efesus, "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh 
  iman." Dalam ungkapan yang mengandung syarat ini, kita diingatkan 
  bahwa Allah datang hanya ketika Ia diundang. Allah, yang 
  menginginkan kita mengalami kebahagiaan dalam keluarga-Nya yang 
  kekal, mengetuk pintu hati kita dengan lembut, menunggu kita untuk 
  menyambut-Nya masuk ke dalam hidup kita (Yohanes 1:12). Karena itu, 
  Yohanes mengatakan, "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, 
  sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap 
  orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup 
  yang kekal" (Yohanes 3:16).

  Hadiah Itu Tersedia bagi Siapa Saja yang Bersedia Menerimanya

  Kebanyakan yang menjadi sahabat Yesus adalah para nelayan, bukan 
  cendekiawan. Salah satunya pernah menjadi pemungut cukai. Ada juga 
  yang pernah dirasuki setan. Ada yang pernah menjual dirinya untuk 
  mencari nafkah. Yang menyatukan mereka semua adalah kerelaan untuk 
  menerima hadiah dari Allah. Bahkan dalam saat-saat-Nya yang 
  terakhir, saat tergantung di atas kayu salib di antara dua orang 
  penjahat, Yesus memberikan karunia hidup kekal. Salah seorang di 
  antara penjahat itu mencemooh-Nya dan berkata, "Bukankah Engkau 
  adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!" Namun, penjahat 
  yang satunya menegur dia, katanya: "Tidakkah engkau takut, juga 
  tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama? Kita 
  memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal 
  dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang 
  salah." Lalu ia berkata, "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau 
  datang sebagai Raja." Hanya karena keselamatan adalah hadiah berupa 
  kasih karunia, maka Yesus dapat berkata kepadanya: "Sesungguhnya 
  hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam 
  Firdaus" (Lukas 23:39-43).

  Hadiah Itu Menimbulkan Ucapan Syukur

  Mereka yang tidak bersedia meminta tolong sering kali berbangga diri 
  karena tak pernah merasa berutang pada siapa pun. Namun, mereka yang 
  mau mengakui kebutuhan rohaninya menemukan sesuatu yang lebih 
  bermakna daripada sikap tidak membutuhkan siapa-siapa itu. Mereka 
  termasuk dalam jalinan orang-orang yang mengucap syukur karena 
  mengetahui bahwa mereka berutang budi kepada orang lain. Mereka yang 
  telah diselamatkan dari mobil atau gedung yang terbakar oleh petugas 
  pemadam kebakaran yang berani atau seorang tak dikenal, mengetahui 
  apa artinya menjalani sisa hidup mereka dengan perasaan syukur yang 
  mendalam. Demikianlah juga mereka yang mengetahui bahwa dirinya 
  telah diselamatkan oleh kasih karunia Allah dari api penghakiman, 
  memunyai alasan untuk menjalani sisa hidup mereka dengan ucapan 
  syukur yang meluap-luap kepada Allah (Efesus 2:10). Tak ada hal lain 
  yang dapat menimbulkan senyum di wajah kita atau kasih di hati kita 
  lebih daripada kesadaran bahwa segala sesuatu yang kita butuhkan 
  telah diberikan kepada kita di dalam hadiah yang sempurna dari 
  Allah.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Santapan Rohani Edisi Natal -- Hadiah Terindah
  Penulis: Tidak dicantumkan
  Penerbit: RBC Ministries, Jakarta 2007

TIPS__________________________________________________________________

                       BUAT KALENDER ADVEN

  Kau yang lama dinantikan, Juru Selamat datanglah,
  agar kami Kau sucikan dari dosa dan cela.
  -- Kidung Jemaat 76:1

  Kalender Adven bukan hanya untuk anak-anak. Kalender ini untuk 
  seluruh keluarga, untuk orang tua, untuk orang dewasa yang masih 
  lajang, dan untuk Anda! Kalender Adven membantu Anda memusatkan 
  perhatian pada makna saat-saat istimewa ini. Dengan membuka satu 
  jendela kecilnya setiap hari, Anda akan mendapatkan kesadaran baru 
  tentang berlalunya waktu, laju hari-hari yang semakin dekat pada 
  malam Natal.

  Belilah Kalender Adven

  Banyak orang, termasuk banyak orang Kristen, belum pernah melihat 
  atau memakai kalender Adven. Pada Anda, saya berkata, "Cobalah!" Di 
  Amerika Serikat, kalender Adven yang bagus bisa dengan mudah dibeli 
  di banyak toko buku atau toko serbaada. Kalender ini biasanya 
  dihiasi dengan pemandangan musim dingin atau yang berhubungan dengan 
  Natal, disertai panel atau pintu-pintu yang diberi nomor dan bisa 
  dibuka untuk memerlihatkan gambar di belakangnya. Satu panel untuk 
  satu hari, sejak awal masa Adven sampai hari Natal. Kalender lain 
  berbentuk tiga dimensi dan disertai hadiah-hadiah kecil, permen, 
  atau hiasan di balik jendelanya sebagai bagian dari gambar kalender. 
  Simbol, hiasan, atau gambar terakhir biasanya tentang bayi Yesus 
  berbaring di palungan. Sebuah kalender Adven secara bertahap menuju 
  ke saat itu, saat kedatangan Tuhan.

  Sejumlah kalender Adven memunyai simbol di belakang panelnya --
  lonceng, bintang, anak domba, dan seterusnya. Simbol-simbol ini 
  berhubungan dengan cerita Natal dalam hal-hal tertentu. Jadikan 
  "membuka pintu" kalender Adven sebagai bagian dari kebiasaan 
  sehari-hari selama masa Adven.

  Ajak anak Anda membuat catatan Adven dengan menggambar versinya 
  sendiri tentang simbol atau benda di belakang panel, kemudian 
  menulis sesuatu di bawahnya.

  Buat Kalender Sendiri

  Mungkin Anda ingin membuat kalender sendiri. Ini bisa menjadi
  kegiatan yang menarik setelah makan malam ketika semua siap untuk
  saat-saat santai.

  Pertama, siapkan dua lembar kertas yang ukuran dan bentuknya sama 
  persis. Kalender Adven Anda tidak perlu persegi panjang atau bujur 
  sangkar. Mungkin Anda ingin membuatnya berbentuk bintang atau pohon 
  Natal. Anda membutuhkan kalender yang besarnya minimal 21 cm x 27,5 
  cm, dan lebih baik 27,5 cm x 35 cm.

  Kemudian, bantu anak Anda menandai kotak panelnya dan lubangi 
  keempat sudut tiap kotak dengan paku kecil, lalu iris tiga sisinya. 
  Anda perlu membuat panel sebanyak hari dari awal Adven sampai Natal. 
  (Kalau Anda ragu-ragu, awali saja kalender Adven Anda pada tanggal 1 
  Desember, dan buat 24 panel.) Panel-panel itu ukurannya tidak perlu 
  sama persis; boleh saja ada yang lebih besar.

  Tumpuk kedua kertas itu saat Anda melubanginya, supaya paku yang
  ditusukkan di kertas atas menembus sampai kertas kedua di bawahnya.

  Lalu biarkan anak Anda membuat gambar Natal sesuai kreasinya sendiri 
  di kertas atas. Saat ia membuatnya, Anda bisa membuat kotak dengan 
  menghubungkan keempat lubang paku di kertas kedua.

  Bicarakan aneka simbol dengan anak Anda dan biarkan anak Anda 
  menggambar simbol-simbol ini di kotak di kertas kedua. Sediakan 
  tempat di salah satu panel untuk memasang gambar bayi Yesus. Mungkin 
  Anda bisa memotongnya dari kartu Natal tahun lalu. Mungkin Anda juga 
  ingin menulis nama "YESUS" di panel itu. Pastikan menandai panel di 
  kertas atas -- yang digambari anak Anda dengan gambar yang lebih 
  besar -- sebagai lokasi panel terakhir itu. Lekatkan kedua kertas di 
  tepinya saja.

  Langkah terakhir adalah menulis angka di panel yang ketiga sisinya 
  sudah diiris di kertas atas. Gunakan warna yang kontras atau tinta 
  berwarna gelap. (Angka-angka itu harus kecil dan tidak menarik 
  perhatian dari gambar keseluruhan.) Letakkan angka itu secara acak 
  kalau Anda ingin, tapi pastikan bahwa panel untuk tanggal 24 
  Desember adalah yang di baliknya dipasangi gambar bayi Yesus.

  Kalender Adven juga merupakan pengingat bagi Anda dan cara untuk
  menunjukkan pada anak Anda bahwa arti Natal yang sesungguhnya bukan
  dari apa yang kita lihat, rasakan, atau alami di dunia. Kita
  merayakan Natal dengan mengingat bahwa Yesus ingin lahir kembali di
  hati, pikiran, dan jiwa kita.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: 52 Cara Sederhana Membuat Natal Menjadi Istimewa
  Judul asli buku: 52 Simple Ways to Make Christmas Special
  Penulis: Jan Dargatz
  Penerjemah: Esther S. Mandjani
  Penerbit: InterAksara, Batam 1999
  Halaman: 15 -- 18

KESAKSIAN_____________________________________________________________

                MENGISI JERAMI KE DALAM PALUNGAN YESUS
                     Tradisi Menyambut Hari Natal

  Semuanya dimulai beberapa tahun yang lalu. Waktu itu beberapa minggu 
  menjelang Natal. Keluarga kami sibuk menyiapkan keperluan liburan 
  Natal. Suasana gembira terasa di mana-mana. Kedua anak kami, Adam, 
  usia 3 tahun, dan Shannon, 8 tahun, dengan gembira memanggang kue 
  untuk hari Natal. Saya pergi ke toko berbelanja untuk Natal. Dan 
  suami saya, Larry, mencari pohon cemara yang baik. Di pintu muka 
  tergantung hiasan Natal berupa bunga dan daun yang dipilin membentuk 
  lingkaran, dan di dalam rumah, lilin serta daun untuk hiasan Natal 
  menyempurnakan suasana pesta.

  Tetapi pada suatu sore, setelah hari yang panjang yang penuh dengan 
  kegiatan memanggang kue dan membungkus hadiah, saya berjalan ke 
  ruang duduk, menghempaskan badan yang penat ke sofa yang empuk dan 
  menumpangkan kaki saya yang letih di atas meja kecil. Keceriaan 
  menyambut hari Natal sudah berubah menjadi keletihan dan sukacitanya 
  perlahan-lahan memudar. Saya bertanya-tanya, "Di manakah suasana 
  persiapan ini tersirat pesan bahwa Kristus telah datang ke dunia?" 
  Kelihatannya keluarga kami begitu sibuk mempersiapkan perayaan Natal 
  sehingga kami mungkin telah melupakan makna Natal yang sebenarnya.

  Malam itu, saya menceritakan keprihatinan saya kepada Larry. 
  "Bagaimana caranya supaya kita dapat memasukkan Kristus pada 
  perayaan Natal?" saya bertanya kepadanya. Rupanya ia sependapat 
  dengan saya, bahwa materialisme telah menguasai keluarga kami dan 
  kami harus kembali memerhatikan hal yang rohani -- kedatangan 
  Kristus.

  Kami tidak membatalkan pesta Natal yang sudah kami persiapkan, 
  tetapi kami menambahkan sesuatu yang berarti bagi kami semua. Kami 
  mengeluarkan hiasan yang menggambarkan suasana di palungan dan 
  menempatkannya di tempat yang jelas terlihat di ruang makan. Seperti 
  biasanya, anak-anak mengeluarkan dengan hati-hati patung-patung 
  hiasan yang disimpan sejak suami saya masih kecil, dan menempatkan 
  patung-patung hiasan itu di sekeliling palungan.

  Tetapi kami membiarkan tempat tidur bayi itu tetap kosong. Di dekat 
  palungan, kami menaruh sebuah mangkuk kecil yang diisi dengan 
  beberapa batang jerami. Karena semua tahu bayi memerlukan tempat 
  tidur yang empuk dan nyaman, kami menjelaskan bahwa kami semua harus 
  bersiap-siap untuk menyambut kedatangan bayi Yesus, dan kami akan 
  mengisi tempat tidur-Nya dengan batang-batang jerami.

  Lalu kami berdua mengemukakan bagian yang paling penting dari 
  kebiasaan yang baru ini kepada mereka. "Memberikan hadiah pada hari 
  Natal adalah suatu ungkapan kasih," jelas Larry. "Kalian juga dapat 
  memberikan hadiah untuk bayi Yesus." Wajah mereka tampak 
  berseri-seri.

  "Benar," lanjut saya. "Kita tidak akan memberikan hadiah yang
  terbungkus dan berpita sambil berlutut di hadapan tempat tidur-Nya,
  tetapi kita mengungkapkan dengan berbuat baik untuk orang lain atas
  nama-Nya. Dan setiap kali kita berbuat baik untuk orang lain, kita
  akan menaruh jerami di tempat tidur yang masih kosong. Sebelum Natal
  tiba, kita semua sudah memberikan hadiah yang istimewa untuk bayi
  Yesus." Anak-anak kami mengangguk-angguk penuh semangat. Mereka
  ingin cepat-cepat memulainya.

  Dalam minggu-minggu menjelang Natal, antisipasi istimewa ini
  menambah semarak suasana rumah kami. Kebaikan hati yang dilakukan
  diam-diam, palungan itu sedikit demi sedikit mulai terisi ....

  Suatu sore, waktu saya pulang ke rumah, piring-piring kotor yang 
  dipakai untuk sarapan sudah dicuci. Setelah seharian bermain kereta 
  luncur di salju, Adam (dibantu ayahnya) diam-diam membersihkan 
  kereta luncur Shannon. Telepon dari Nana memberitahukan bahwa 
  anak-anak telah mengirimkan kartu Natal istimewa yang mereka gambar 
  sendiri. Dan suatu pagi, ketika bangun, kami mendapati dua wajah 
  bulat berseri-seri yang siap melayani kami dengan "sarapan di tempat 
  tidur" dengan semangkuk susu dan beberapa sendok penuh "cereal" 
  (makanan yang terbuat dari gandum).

  Demikianlah suasana ini terus berlanjut. Bahkan saya memergoki teman
  Adam berjingkat-jingkat masuk ke rumah meletakkan beberapa batang
  jerami. Kejutan-kejutan kecil tak pernah berhenti, tumpukan jerami
  yang semakin tebal membuat palungan itu tampak nyaman.

  Dan di hari Natal, tempat tidur itu sudah penuh dengan jerami, dan
  dengan hati-hati, Shannon menempatkan bayi itu di atas kasur jerami
  yang sudah diisi dengan kasih. Setelah sarapan, kami berkumpul
  mengelilingi palungan, membawa kue yang istimewa dan menyanyikan
  lagu "Selamat Ulang Tahun" untuk Yesus.

  Setiap tahun, kami mengulangi tradisi ini, dan setiap kali menjadi
  semakin istimewa. Waktu kami menyanyi untuk Dia di pagi hari Natal,
  kami mengingat kembali bahwa hari itu adalah hari kelahiran-Nya, dan
  kami sudah bersiap-siap menyambut kedatangan-Nya dan memberikan
  banyak hadiah sebagai ungkapan kasih kepada-Nya.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Kisah Nyata Seputar Natal
  Judul asli buku: The New Guideposts Christmas Treasury
  Penulis: Lynne Laukhuf
  Penerjemah: Ir. Ny. Christine Sujana
  Penerbit: Yayasan Kalam Hidup, Bandung 1989
  Halaman: 14 -- 16

STOP PRESS____________________________________________________________

         BARU! KUMPULAN BAHAN NATAL DI NATAL.SABDA.ORG

  Berikut ini adalah berita gembira bagi Anda yang sedang membutuhkan
  bahan-bahan seputar Natal berbahasa Indonesia! Yayasan Lembaga
  SABDA (YLSA) telah meluncurkan situs "natal.sabda.org" yang berisi
  kumpulan berbagai jenis bahan-bahan Natal yang berguna untuk Anda
  simak. Bahan-bahan tersebut, di antaranya adalah Renungan Natal,
  Artikel Natal, Cerita/Kesaksian Natal, Diskusi Natal, Drama Natal,
  Puisi Natal, Tips Natal, Bahan Mengajar Natal, Blog Natal, Resensi
  Buku Natal, Review Situs Natal, e-Cards Natal, Gambar/Desain Natal
  dan Lagu Natal.

  Situs "natal.sabda.org" juga telah dirancang untuk menjadi situs
  interaktif, di mana pengunjung dapat mendaftarkan diri untuk
  berpartisipasi aktif dengan mengirimkan tulisan, menulis blog,
  memberikan komentar, dan mengucapkan selamat Natal kepada rekan
  pengunjung lain.

  Jadi, tunggu apa lagi? Segera kunjungi situs "natal.sabda.org".
  Mari berbagi berkat pada perayaan hari kedatangan Kristus ke dunia
  2000 tahun yang lalu ini dengan menjadi berkat bagi kemuliaan 
  nama-Nya.

  ==> http://natal.sabda.org/

_______________________________e-KONSEL ______________________________
Pimpinan Redaksi: Christiana Ratri Yuliani
Staf Redaksi: Evie Wisnubroto
Penanggung Jawab Isi Dan Teknis Yayasan Lembaga SABDA
INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR Sistem Network I-KAN
Copyright(c) 2008
YLSA -- http://www.ylsa.org/
Katalog -- http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda punya masalah/perlu konseling? atau ingin mengirimkan
Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll.
silakan kirim ke:
konsel(at)sabda.org atau owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
Berlangganan: subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
ARSIP: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/
Situs C3I: http://c3i.sabda.org/
Network Konseling: http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_konseling
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org