Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/170

e-Konsel edisi 170 (15-10-2008)

Sahabat Sejati


_______________________________e-KONSEL_______________________________

        Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
_____________________________________________________________________

EDISI 170/15 Oktober 2008

Daftar Isi:
  = Pengantar Redaksi: Sahabat Sejati
  = Renungan: Arti Seorang Sahabat
  = Cakrawala: Tes Keasaman Persahabatan
  = Kesaksian: Anak Perempuan
  = Tips: Terlalu Sedikit atau Banyak Teman
  
PENGANTAR REDAKSI ____________________________________________________

  Salam dalam kasih Kristus,

  Ada ungkapan yang mengatakan bahwa memertahankan apa yang sudah ada 
  dalam gengaman kita itu lebih sulit daripada meraihnya. Ungkapan ini 
  rupanya berlaku juga dalam persahabatan. Kita bisa saja bersahabat 
  dengan banyak orang, tetapi untuk tetap memertahankan dan menjaga 
  persahabatan itu diperlukan usaha yang sungguh-sungguh. Karena 
  persahabatan itu tidak selalu berjalan mulus. Adakalanya perbedaan 
  pendapat dan pandangan menjadi ujian kelangsungan persahabatan itu. 
  Keberhasilan tiap individu melewati masa sulit dalam menjaga 
  persahabatan, menjadi titik penentu kelangsungan persahabatan itu. 
  Dari sinilah seorang sahabat yang sejati itu muncul, seorang sahabat 
  yang akan selalu berusaha melindungi persahabatan yang sudah 
  terjalin.
  
  Bila di edisi yang lalu kita telah belajar mengenai nilai-nilai 
  persahabatan, kini, melengkapi edisi tersebut, redaksi mengangkat 
  topik Sahabat Sejati. Kiranya sajian kami dalam edisi ini bisa 
  membekali kita semua dalam bersahabat. Selamat membaca, semoga 
  menjadi berkat.
  
  Pimpinan Redaksi e-Konsel,
  Christiana Ratri Yuliani

RENUNGAN _____________________________________________________________
 	
                         ARTI SEORANG SAHABAT

  Bacaan: Yohanes 15:15-27

  Suatu kali, Socrates bertanya kepada seorang lelaki tua yang 
  sederhana tentang apa yang paling membuatnya bersyukur. Lelaki itu 
  menjawab, "Yang saya syukuri adalah meski keadaan saya begini, saya 
  memiliki sahabat-sahabat yang begitu setia sampai saat ini."

  Ada banyak sahabat yang tidak setia. Dalam kitab Amsal 19:4, 
  tertulis, "Kekayaan menambah banyak sahabat, tetapi orang miskin 
  ditinggalkan sahabatnya." Namun demikian, sahabat sejati "menaruh 
  kasih setiap waktu" (17:17) dan "lebih karib daripada seorang 
  saudara" (18:24).

  Kata "friend" (sahabat) dalam bahasa Inggris berasal dari akar kata 
  yang sama dengan "freedom" (kebebasan). Sahabat sejati memberi 
  kebebasan kepada kita untuk menjadi diri sendiri. Kita bebas 
  mengungkapkan kebimbangan, gangguan, dan ancaman dalam kehidupan 
  kita.

  Sahabat yang setia juga mampu menegaskan tentang betapa berartinya 
  kita bagi dirinya. Ratu Victoria pernah berbicara tentang William 
  Gladstone, "Saat bersama dengannya, saya merasa berada di dekat 
  seorang pemimpin yang paling berpengaruh di dunia." Namun tentang 
  Benjamin Disraeli, ia berkata, "Ia membuat saya merasa saya adalah 
  pemimpin yang paling berpengaruh di dunia."

  Orang Kristen memunyai "ikatan tak tampak" dalam hal bersahabat dan 
  menjadi sahabat, karena kita adalah bagian dari satu keluarga. 
  Pernahkah Anda merasakan adanya suatu ikatan kekeluargaan tatkala 
  bertemu dengan orang yang belum pernah Anda kenal sebelumnya, dan 
  Anda mendapati bahwa ternyata Anda dan ia memiliki Kristus yang 
  sama? Dan tak diragukan lagi, memang Kristus-lah Sahabat Sejati yang 
  dapat dimiliki oleh semua orang -- HWR

    SAHABAT SEJATI MENDORONG KITA UNTUK LEBIH DEKAT DENGAN KRISTUS

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Nama publikasi: e-RH
  Edisi: Senin, 2 Oktober 2000
  Alamat URL: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2000/10/02/
  
CAKRAWALA ____________________________________________________________

                      TES KEASAMAN PERSAHABATAN

  Pernahkah Anda merasa "dirugikan" dalam sebuah persahabatan, 
  terjerumus ke dalam suatu hubungan yang tidak pernah diprioritaskan? 
  Bagaimana Anda membedakan antara sahabat yang sejati dengan yang 
  palsu?

  "Membedakannya tidaklah sulit," kata Eugene Kennedy, Profesor 
  Psikologi Universitas Loyola, Chicago. Dia melanjutkan:
  
    "Ujian-ujian yang sejak dahulu telah ada dalam berbagai 
    persahabatan, sangat cocok dengan keadaan masa kini. Misalnya, 
    jika Anda menemukan seseorang yang tidak bisa bersama Anda kecuali 
    Anda dan dia melakukan sesuatu bersama-sama -- bermain ski, bola 
    tangan, menonton pertunjukkan; atau dengan kata lain, ada hal 
    ketiga yang menarik perhatian kalian berdua -- maka orang tersebut 
    mungkin bukan sahabat baik seperti yang Anda kira .... Ujian 
    persahabatan yang sebenarnya adalah: Bisakah Anda secara harfiah 
    tidak melakukan apa-apa jika bersama dengannya? Bisakah Anda dan 
    dia menikmati peristiwa-peristiwa sederhana dalam hidup ini? 
    Peristiwa-peristiwa itu adalah saat-saat yang akan dikenang banyak 
    orang sampai pada akhir hidupnya, dan dianggap sebagai pengalaman 
    paling sakral yang pernah mereka lalui." 
  
  Teliti kembali hidup Anda, dan mungkin Anda akan setuju dengan 
  kutipan di atas. Saat-saat penting dalam persahabatan adalah ketika 
  Anda dan sahabat Anda benar-benar tidak melakukan sesuatu yang 
  khusus, ketika Anda tidak meminta apa pun dalam hubungan itu. Namun, 
  untuk beberapa orang, "tidak melakukan sesuatu" ini adalah 
  pengalaman yang menakutkan.

  Dalam persahabatan yang sehat dan terpelihara, risiko dari tidak 
  melakukan apa-apa itu jarang menjadi sebuah ancaman. Sebagai contoh, 
  Anda sedang berbaring di atas rumput dan bunga-bunga liar yang 
  disinari matahari di ketinggian sebelas ribu kaki setelah sepanjang 
  pagi Anda mendaki gunung. Ketinggiannya membuat jantung Anda 
  berdebar-debar seolah-olah ini baru pertama kalinya terjadi. Anda 
  sangat kelelahan sampai tidak dapat berkata apa-apa. Anda sedang 
  bersama teman Anda, dan itu sudah cukup.

  Atau ketika telepon berdering pada pukul dua dini hari. Ternyata 
  teman Anda menyampaikan berita bahwa putranya yang masih remaja 
  mengalami kecelakaan mobil yang parah. Melalui tangisnya, dia 
  berkata bahwa anaknya mungkin tidak bisa bertahan hidup. Serasa 
  tidak bisa berkata-kata lagi, Anda langsung ke ruang gawat darurat 
  untuk mendampinginya, tetapi tidak untuk mengatakan atau melakukan 
  sesuatu. Hanya untuk berada di sana menemani teman Anda. Dan untuk 
  berada di sana adalah hal terpenting. Tidak pernahkah Anda merasakan 
  hal ini?

  Hal inilah yang semakin dirasakan istri saya, Dorothy, dan saya 
  dengan anak-anak kami yang sudah dewasa. Kami mengalami saat-saat 
  yang membawa kami pada sukacita sederhana yang menyenangkan dan 
  menenangkan saat kami bersama-sama.
  
  Bagaimana Menemukan Sahabat Sejati

  Dalam banyak hal, mencari sahabat sejati adalah seperti mencari 
  kebahagiaan, kekayaan, atau popularitas. Sukacita sejati -- sukacita 
  yang hidup di sumsum tulang kita -- jarang menghampiri kita ketika 
  kita menggunakan seluruh waktu kita untuk mencapainya. Malahan, 
  sukacita sejati itu sering kali merupakan sisi positif yang kita 
  dapat saat kita tenggelam secara total dalam menyelesaikan suatu 
  pekerjaan. Hal yang senada, sejarah mengatakan bahwa kekayaan yang 
  berlimpah belum tentu ada pada mereka yang menaruh pikiran mereka 
  sepenuhnya pada kekayaan saja. Popularitas pun sering kali juga 
  tidak lebih dari hasil pengabdian dan kerja yang sungguh-sungguh 
  dari orang biasa yang memutuskan untuk melakukan hal-hal yang luar 
  biasa.

  Demikian pula dengan persahabatan. Lebih dari apa pun, menjalin 
  persahabatan itu lebih dari sekadar siapa kita, bagaimana perasaan 
  kita, dan apa yang kita yakini tentang diri kita sendiri. Tetapi 
  sebenarnya, hal terpenting dalam menjalin suatu persahabatan adalah 
  kemampuan untuk menerima diri apa adanya dan menerima orang lain apa 
  adanya pula sehingga orang lain melihat diri kita yang sesungguhnya. 
  Saya kira setelah melalui proses, kita semua akan mengetahui manakah 
  sahabat sejati kita. Kisah ini contohnya.

  Pada Maret 1983, UPI (sebuah kantor berita di AS) memberitakan 
  kematian seorang anak usia lima tahun karena leukimia. Emosi 
  skenario berita itu merobek-robek hati setiap orang di seluruh 
  negeri. Skenario itu bercerita tentang sebuah persahabatan yang 
  sangat istimewa, persahabatan yang dengan jelas menggambarkan 
  prinsip utama dalam menjadi seorang sahabat -- yaitu tidak meminta 
  imbalan apa pun.

  Sekitar sebulan setelah sang orang tua mengetahui bahwa anak 
  laki-lakinya, "P. J." Dragan, mengidap leukemia, anak itu mulai 
  menerima beragam ucapan "semoga lekas sembuh". Dia menerima kado, 
  surat-surat yang ditulis dengan kreatif, puisi-puisi, dan 
  gambar-gambar. Semua kado itu berasal dari sebuah partai anonim yang 
  disebut "Magic Dragon". Ciri khas kado dari Magic Dragon adalah pita 
  besar berwarna hijau.

  Minggu berganti minggu dan bulan berganti bulan, pengobatan P. J. 
  kecil bertambah panjang dan menyakitkan. Tetapi ada satu 
  penghiburan. Kejutan-kejutan dari Magic Dragon rutin tiba di rumah. 
  Bingkisan favorit P. J. adalah boneka naga -- seorang teman yang 
  menjadi lebih nyata bagi seorang anak yang penyakitnya parah.

  Ayah P. J. adalah seorang polisi wilayah Detroit. Suatu saat, dia 
  mencoba melacak identitas tersembunyi Magic Dragon. Namun, ia 
  berubah pikiran ketika ia merasa bahwa mungkin akan muncul masalah 
  bila Magic Dragon menghilang karena identitasnya diketahui. 

  Ketika P. J. kecil masuk rumah sakit, hadiah boneka naga juga 
  menerima perlakuan yang sama seperti yang diterima anak itu. Ketika 
  anak itu dibalut, naga itu juga dibalut. Boneka kecil dengan pita 
  hijau yang besar itu menyemangati P. J. dalam menghadapi masa-masa 
  tersulit dalam melawan penyakitnya.

  Sayangnya, P. J. yang berumur lima tahun itu tidak berhasil dalam 
  melawan penyakitnya. Tak lama setelah mendengarkan rekaman 
  favoritnya, "Puff, Si Naga Ajaib" ("Puff the Magic Dragon"), anak 
  pemberani itu meninggal dunia. Ratusan teman dan kerabat datang dan 
  memberi karangan bunga yang hampir memenuhi ruangan tempat anak itu 
  dibaringkan, sebagai penghormatan terakhir kepada P. J.. Seperti 
  yang telah Anda duga, di tengah-tengah karangan bunga itu terdapat 
  satu buket besar bunga aster yang diikat jadi satu dengan pita hijau 
  yang besar.

  Magic Dragon, kalau Anda sedang membaca tulisan ini, saya ingin 
  menyampaikan terima kasih dari kami semua. Anda telah membuat hidup 
  kami menjadi sangat berbeda melalui apa yang telah Anda perbuat. 
  Anda tidak meminta imbalan pada P. J., dan Anda memilih untuk tidak 
  memberikan nama atas apa yang telah Anda lakukan.

  Lebih dari itu, Anda telah menunjukkan kepada kami semua bahwa 
  menemukan sahabat sejati adalah sama seperti mencari orang yang 
  sedang membutuhkan dan membantu mereka semampu kita. Anda tidak 
  keberatan saat membantu P. J., saya berharap kami pun demikian. 
  Terima kasih, Magic Dragon.

  Tetapi Saya Pernah Terluka ....

  Berapa kali Anda pernah mendengar orang berkata seperti itu? Saya 
  pernah mencintai seseorang, tapi kemudian kami putus, jadi saya 
  tidak akan pernah mencintai orang lain lagi. Saya dulu temannya, 
  tetapi ia membuang saya. Saya tidak akan pernah memercayai seseorang 
  lagi.

  Itu mengingatkan saya pada ucapan seorang penulis sastra andal 
  Amerika yang bernama H. L. Mencken, yang mengatakan, "Selalu ada 
  penyelesaian yang mudah untuk setiap masalah manusia -- murni, masuk 
  akal, dan salah." Tidak ada yang lebih malang dari bertindak seperti 
  pepatah kucing duduk di atas sebuah kompor yang panas dan berjanji 
  tidak akan duduk di atas kompor panas itu lagi. Namun itu selalu 
  terjadi. Setiap hari, rasa sakit dan kekecewaan menghalangi ratusan 
  bahkan ribuan orang untuk menikmati hadiah yang menakjubkan dari 
  persahabatan."

  Apa yang bisa kita lakukan? Mungkin bahasa sastra yang motivatif 
  dapat membantu kita maju. Kita punya ungkapan seperti ini, "Sewaktu 
  keadaan menjadi semakin sulit, yang terhimpit bertahan terus," atau 
  dalam bahasa Robert Schuller, "Saat-saat sulit hanya sementara, 
  tetapi orang yang tahan banting ada untuk selamanya", "ambillah 
  makna di balik semua masalahmu", dan "manfaatkan sisi baik dari 
  semua kekuranganmu".

  Anda mungkin akan meresponi bahwa hidup itu sulit dan Anda sudah 
  sering terluka. Hal itu mungkin berlaku bagi kita semua. Ketika 
  seorang teman menyakiti hati atau membuat kita kecewa, sering kali 
  kita sulit untuk bangkit kembali. Di saat itulah kata-kata Henry 
  Ford dapat membantu kita. Pembuat mobil terkenal itu pernah berkata 
  seperti ini: "Kegagalan hanya merupakan kesempatan untuk memulai 
  kembali dengan lebih baik." Mungkin kita seperti naif dalam hubungan 
  persahabatan atau benar-benar tidak mengetahui apa yang kita 
  harapkan. Mungkin kita berharap lebih dari apa yang dapat diberikan 
  oleh teman kita. Ini semua adalah kemungkinan yang dapat terjadi.

  Apakah Anda mau mengambil risiko-risiko untuk menerima hadiah dari 
  persahabatan dengan membuat tujuan-tujuan besar untuk diri Anda 
  sendiri, ataukah Anda merasa cukup dengan yang baik daripada yang 
  terbaik? Hadapi faktanya meskipun pada awalnya terlihat tidak 
  mungkin. Bahkan pedagang terhebat sekalipun, J. C. Penney, 
  mengakuinya ketika ia mengatakan, "Hal tersulit yang pernah ada 
  adalah memulai! Penjualan pertama adalah yang tersulit."

  Ketika Anda akan memulai, ketika Anda bersedia melakukan hal-hal 
  yang berbahaya dalam sebuah persahabatan dan tidak meminta imbalan 
  kepada teman Anda, Anda akan mendapat harta yang tidak dapat dibeli 
  dengan uang. Tetapi itu jarang sekali datang dengan mudahnya.

  Dalam kenyataannya, kebohongan terbesar adalah bahwa persahabatan 
  akan menghampiri kita secara otomatis, bebas dan jelas, tanpa kita 
  perlu mengambil risiko atau melakukan sesuatu untuk mendapatkannya. 
  Sebuah lagu menyatakan demikian, "Tidak Selalu Begitu (It Ain`t 
  Necessarily So)." Lebih tepatnya lagi adalah bahwa persahabatan 
  memang sama sekali tidak seperti itu!

  Persahabatan yang sehat dan terpelihara membutuhkan usaha. 
  Persahabatan sejati tidak berjalan satu arah. Jika demikian, 
  hubungan itu tidak akan berlangsung lama. Sebaliknya, persahabatan 
  itu dinamis, kekuatan yang selalu bergerak yang memerlukan komitmen, 
  energi, disiplin, dan perhatian satu dengan yang lain. Dalam Injil, 
  terdapat pertanyaan untuk kita, "Berjalankah dua orang bersama-sama, 
  jika mereka belum berjanji?" (Amos 3:3). Jawabannya, "Jelas tidak!" 
  Dua orang harus berbicara dengan bahasa yang sama untuk 
  berkomunikasi, dan mereka yang bersahabat harus berbicara dengan 
  bahasa persahabatan.

  Teman yang baik tidak berkata, "Rawatlah aku. Bayarlah apa yang 
  harus aku bayar." Seseorang yang hendak mencari persahabatan yang 
  berarti, tidak memanfaatkan temannya. Dalam persahabatan, ada sikap 
  mengalah satu dengan yang lain, dengan pengetahuan yang utuh tentang 
  peraturan terutama yang tetap dapat diterapkan hingga sekarang ini 
  sejak pertama kali diberikan kepada umat Israel: Perlakukan orang 
  lain seperti kamu ingin diperlakukan.

  Dalam proses, kita perlu ingat bahwa sebuah persahabatan bukanlah 
  hak, melainkan kehormatan. Persahabatan akan bertahan apabila kita 
  memberinya perhatian dan pemeliharaan khusus. Hubungan baik yang 
  berjangka panjang menunjukkan bahwa seseorang itu memiliki perasaan 
  kuat mengenai harga dirinya dan kemampuan untuk memberi diri tanpa 
  ada rasa takut untuk kehilangan.

  Apakah Anda akan sering melakukan sesuatu yang berbahaya demi 
  sahabat Anda? Ya, persahabatan Anda melibatkan risiko-risiko yang 
  besar -- risiko-risiko dalam memberi dan belum tentu menerima, atau 
  membuat Anda melewati batas tanpa ada kepastian imbal baliknya.

  Tidak ada garansi 30 hari atau 30 tahun dalam persahabatan. Saat 
  Anda semakin peduli dan di hadapan Tuhan Anda semakin memiliki belas 
  kasih, maka Anda akan menemukan kebenaran yang terkandung dalam 
  kata-kata yang dilontarkan oleh penulis abad ke-19, George Eliot, 
  yang menulis bahwa persahabatan adalah "perasaan aman dengan 
  seseorang yang kesenangannya tidak dapat diekspresikan, dengan tidak 
  mengukur beratnya pikiran atau banyaknya kata-kata."

  Saya telah menaruh prinsip "tidak meminta imbalan apa pun" di urutan 
  pertama dari daftar saya untuk suatu tujuan. Mungkin Anda telah 
  berusaha keras untuk bersahabat dengan orang-orang yang tidak butuh 
  bersahabat dengan Anda. Sekarang, cobalah bersahabat dengan 
  seseorang yang tidak punya teman.

  Apakah Anda siap, mau, dan sanggup masuk ke dalam apa yang mungkin 
  menjadi pengalaman hidup Anda yang paling indah? Apakah Anda siap 
  untuk menjangkau orang itu dan memulai hubungan tanpa ada 
  keterikatan? Mungkin ada seorang "P. J. Dragan" yang siap untuk 
  menerima kasih yang hanya Andalah yang dapat memberikannya. Yang 
  dibutuhkan untuk memulainya adalah membuka mata, membuka hati, dan 
  membuka kemauan yang besar untuk menjadi seorang sahabat. (t/Hilda)

  Diterjemahkan dan disesuaikan dari:
  Judul buku: The Fine Art of Friendship 
  Judul asli artikel: Those "Impossible" Cases 
  Penulis: Ted W. Engstrom dan Robert C. Larson
  Penerbit: Thomas Nelson Publishers, Nashville 1985
  Halaman: 18 -- 24

KESAKSIAN ____________________________________________________________

                            ANAK PEREMPUAN

  Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? (Roma 
  8:31)

  Ia adalah putriku. Ia terlahir dengan nama Judith Margaret Briscoe 
  pada tanggal 17 Juni 1961. Ia adalah temanku -- sebuah keajaiban 
  dari segala keajaiban -- lebih dekat dibandingkan teman-teman 
  sebayaku yang lain, dan lebih kukasihi daripada wanita mana pun 
  dalam hidupku.

  Persekutuan adalah kata lain untuk persahabatan -- tetapi sebuah 
  persahabatan yang berbeda. Persahabatan yang terjalin di mana 
  masing-masing merupakan sahabat dari Allah adalah persahabatan yang 
  tidak dapat dihancurkan. Aku memunyai teori bahwa semakin kita dekat 
  dengan Tuhan, kita akan semakin dekat satu sama lain. Hal ini 
  berlaku dalam keluargaku, terutama mengenai persahabatanku dengan 
  Judy dan persahabatan antara Judy dan Stuart. Persahabatan antara 
  ibu-ayah-anak ini telah memberikan sukacita yang tak terkatakan.

  Persahabatan yang kunikmati bersama Judy, lahir dari kebersamaan dan 
  juga dari doa kami, serta dirawat di dalam doa. Persahabatan kami 
  didasarkan atas komitmen kami masing-masing untuk saling mendoakan 
  hal-hal yang terjadi setiap hari. Ini telah menjadi sebuah 
  perjanjian di antara kami. Hal terbaik yang bisa Anda lakukan untuk 
  seorang sahabat adalah mendoakannya. Aku mulai mendoakan Judy sejak 
  ia masih bayi dan terus berlanjut sampai ia cukup dewasa untuk 
  menerima Kristus. Ikatan terbesar yang mengikat kami adalah iman. 
  Sungguh bahagia dapat membawa Judy kepada Yesus yang kukasihi.

  Bagian lain yang kami miliki dari hubungan yang luar biasa ini 
  adalah berbagi pelayanan. Sejak awal, aku telah melibatkan anak-anak 
  dalam misi kami. Mereka adalah bagian dan unsur dari pelayanan kami, 
  dan hal ini sangatlah menyenangkan, membawa petualangan yang hebat, 
  dan membuat kami lebih dekat satu sama lain.

  Ketika Judy tumbuh di Amerika serta menikmati pelayanan pemuda yang 
  bersemangat dan menyenangkan di gereja, aku mulai mendapat undangan 
  untuk bepergian dan menjadi pembicara di hadapan kelompok-kelompok 
  wanita. Aku mengajak Judy yang saat itu berumur lima belas tahun dan 
  juga seorang sahabatnya, Kerrie, untuk menyanyi bersama-sama. Kami 
  pergi bersama-sama dengan naik mobil maupun pesawat.

  Kami menggelar seminar pertama kami di Australia untuk membagikan 
  program dan ajaran mengenai hubungan ibu dan anak yang diangkat dari 
  kitab Rut. Beberapa waktu kemudian, materi-materi tersebut menjadi 
  buku pertama dari ketiga buku kami. Buku itu berjudul "Space to 
  Breath, Room to Grow".

  Saat ini Judy telah memunyai pelayanan sendiri. Ia mengajar di 
  Seminari Trinity, Chicago, dan menjadi pembicara bagi seluruh 
  pelosok negeri. Namun, kami tetap menjadwalkan pertemuan bersama 
  sedikitnya enam kali dalam setahun. Kami mendapati adanya sebuah 
  kekuatan dari persahabatan dan pelayanan kami kepada kaum wanita, 
  dan selalu ada berkat untuk kami.

  Persahabatan yang justru menghalangi orang lain, dan bukannya 
  mengundangnya untuk masuk, tidak akan bertumbuh. Kenyataannya, dalam 
  persahabatan, kita harus membuka diri terhadap orang lain sehingga 
  persahabatan itu berkembang. Pelajaran ini aku peroleh sejak tiga 
  cucu kecilku hadir untuk bersahabat dengan Judy dan aku.

  Aku masih bertumbuh dalam banyak hal melalui persahabatanku dengan 
  anak-anakku. Aku belajar bahwa menyerahkan kendali tidak berarti 
  melepaskan hubungan. Kenyataannya, pemeliharaan persahabatan secara 
  "longgar", mengembalikan persahabatan anak-anakku kepadaku. Yang 
  paling penting, persahabatan harus tetap didasarkan pada doa sebagai 
  tempat asalnya. Setiap hari aku bersyukur kepada Tuhan Yesus atas 
  salib-Nya yang membuat kami menjadi sahabat dekat, dan atas 
  anugerah-Nya yang mengatur hidup kami dari singgasana-Nya.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Harta Karun Persahabatan
  Penulis: Jill Briscoe
  Penerbit: Shaina; PT. Gloria Usaha Mulia, Yogyakarta 2004
  Halaman: 75 -- 78 
   
TIPS _________________________________________________________________

                  TERLALU SEDIKIT ATAU BANYAK TEMAN
  
  Dr. Stephen Johnson menyarankan agar Anda menanyakan beberapa 
  pertanyaan berikut ini untuk persahabatan Anda.
  
  1. Apakah Anda setidaknya punya satu orang yang ada di dekat Anda, 
     yang dapat Anda panggil saat Anda mengalami masalah-masalah 
     pribadi?
     
  2. Apakah Anda punya beberapa orang yang bisa Anda kunjungi tanpa 
     harus janjian terlebih dahulu dan minta maaf?     
     
  3. Apakah Anda punya beberapa orang yang bisa Anda ajak untuk 
     berbagi kebahagiaan?     
     
  4. Apakah Anda punya orang-orang yang mau meminjami Anda uang saat 
     Anda membutuhkannya, atau mereka yang mau menjaga Anda dengan 
     hal-hal praktis bila kebutuhan itu muncul?     
     
  Bila respons Anda terhadap pertanyaan Johnson ini kebanyakan 
  negatif, mungkin persahabatan Anda terganggu oleh kehidupan sosial 
  Anda! Beberapa orang membenamkan diri mereka sendiri pada   
  pesta-pesta dan urusan-urusan yang tidak jelas tujuannya sehingga 
  tidak ada kesempatan untuk membangun hubungan yang erat. Masalah 
  yang sesungguhnya adalah bahwa seseorang tidak bisa memiliki 
  hubungan yang erat dengan lebih dari beberapa orang. Waktu 
  menghalanginya. Persahabatan yang mendalam membutuhkan pengenalan 
  yang bertahun- tahun -- duduk santai bersama di sore hari, 
  berjalan-jalan bersama, dan waktu yang panjang untuk 
  berbincang-bincang. Persahabatan membutuhkan televisi yang dimatikan 
  sehingga Anda berdua (dengan sahabat Anda) bisa saling mengenal satu 
  dengan yang lain. Bila jadwal Anda terlalu padat untuk melakukan 
  hal-hal mengakrabkan diri, maka jadwal itu harus dikurangi. Ben 
  Johnson mengatakan bahwa "kebahagiaan yang sejati tidak hanya 
  terdiri dari teman yang banyak, tetapi juga dalam nilai dan 
  pilihan". 
  
  Beberapa orang merasakan kekuatan yang besar dalam kebersamaan di 
  tengah-tengah banyak orang, dan saya tidak membantah atau menentang 
  kehidupan sosial yang aktif. Yang saya tawarkan adalah menyusun 
  prioritas. Memiliki kedekatan dengan beberapa orang adalah lebih 
  penting daripada menjadi cukup terkenal dan mendapatkan empat ratus 
  kartu Natal setiap tahunnya. (t/Ratri)

  Diterjemahkan dari:
  Judul buku: The Friendship Factor
  Judul asli artikel: Too Few Friends dan Too Many Friends
  Penulis: Alan Loy McGinnis
  Penerbit: Augsburg Publishing House, Minneapolis 1979
  Halaman: 23 -- 24

_______________________________e-KONSEL ______________________________

Pimpinan Redaksi: Christiana Ratri Yuliani
Staf Redaksi: Evie Wisnubroto
Penanggung Jawab Isi Dan Teknis Yayasan Lembaga SABDA
INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR Sistem Network I-KAN
Copyright(c) 2008
YLSA -- http://www.ylsa.org/
Katalog -- http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda punya masalah/perlu konseling? atau ingin mengirimkan
Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll.
silakan kirim ke:
konsel(at)sabda.org atau owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
Berlangganan: subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
ARSIP: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/
Situs C3I: http://c3i.sabda.org/
Network Konseling: http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_konseling
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org