Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/167

e-Konsel edisi 167 (1-9-2008)

Menangani Anak Sulit Membaca


_______________________________e-KONSEL_______________________________

        Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
_____________________________________________________________________

EDISI 167/1 September 2008

Daftar Isi:
  = Pengantar: Syarat Masuk Sekolah Dasar
  = Cakrawala: Kapan Anak Siap Belajar Membaca?
  = Tips: Kesulitan Membaca
  = Ulasan Situs: Bahan-Bahan untuk Pelayanan Anak
  = Info: Publikasi e-Binaanak
  = Surat Anda: Melayani Tuhan Melalui Publikasi e-Konsel

PENGANTAR REDAKSI ____________________________________________________

  Salam dalam kasih Kristus,

  Munculnya sekolah-sekolah berstandar internasional yang belakangan 
  ini marak di negara kita, mau tidak mau mendorong munculnya 
  persyaratan yang lebih tinggi lagi bagi anak yang akan mulai masuk 
  sekolah. Bila dulu anak baru mulai belajar membaca dan menulis di 
  kelas satu sekolah dasar, kini justru kemampuan membaca dan menulis 
  menjadi syarat untuk duduk di bangku sekolah dasar.

  Perkembangan ini tentu merupakan perkembangan positif bagi dunia 
  pendidikan kita. Dengan semakin tingginya syarat yang harus 
  dipenuhi, maka diharapkan semakin berkualitas pula tingkat 
  pendidikan kita. Untuk itulah kini tugas untuk membimbing anak dalam 
  belajar sudah tidak lagi dibebankan pada guru di sekolah saja. Sejak 
  dini, orang tua mau tidak mau harus membimbing anak mereka dalam 
  belajar, setidaknya untuk mengajari mereka dasar-dasar membaca dan 
  menulis.

  Tentu merupakan tantangan tersendiri bagi orang tua dan guru saat 
  mengajarkan hal-hal baru bagi anak-anak, khususnya mengajarkan 
  membaca dan menulis. Dalam edisi bulan September ini, e-Konsel 
  mengajak Pembaca untuk melihat salah satu tantangan tersebut, yaitu 
  bagaimana bila anak mengalami kesulitan dalam membaca dan menulis. 
  Untuk mengawalinya, "Anak dengan Kesulitan Membaca" menjadi pembuka 
  di edisi bulan ini. Selamat menyimak.

  Pimpinan Redaksi e-Konsel,
  Christiana Ratri Yuliani

CAKRAWALA ____________________________________________________________

                   KAPAN ANAK SIAP BELAJAR MEMBACA?

  Secara singkat, membaca dapat dijelaskan sebagai "menangkap arti 
  yang ditulis". Sesuai dengan arti tersebut, dapat menyuarakan apa 
  yang ditulis belum berarti dapat membaca. Seseorang dikatakan dapat 
  membaca bila ia dapat mengerti apa yang ditulis, walaupun tanpa ada 
  suara atau ucapan. Dengan demikian, yang disebut membaca sebenarnya 
  adalah membaca dalam hati (silent reading).

  Sering orang mengira bahwa yang dimaksud dengan membaca adalah 
  menyuarakan tulisan dari kertas. Pendapat yang demikian memang 
  salah. Pasalnya, kerap kita perhatikan seorang anak dapat membaca 
  dengan sangat lancar, namun saat ditanyakan apa isi bacaannya, dia 
  tidak dapat menjawab. Keadaan yang demikian tidak dapat disebut 
  cakap membaca.

  Membaca dan menulis merupakan dua aktivitas yang tidak terjadi 
  secara serentak. Menulis selalu mendahului membaca.

  Karena tujuan dari kata-kata yang tertulis ialah untuk menyampaikan 
  pikiran seseorang kepada orang lain, dan kata-kata yang dipergunakan 
  itu serupa benar dengan kata-kata yang diucapkan, maka selama anak 
  tidak memeroleh pengertian dari kata-kata yang tertulis itu, selama 
  itu pula tidak dapat dikatakan bahwa anak itu membaca.

  Seorang anak yang telah mendapat latihan untuk menulis, biasanya 
  telah dapat pula mengucapkan bunyi suatu kata-kata. Pada umumnya, 
  belajar menulis kata-kata lebih banyak memerlukan waktu daripada 
  belajar membaca kata-kata. Anak memerlukan waktu yang agak lama 
  untuk mencari huruf-huruf yang dibutuhkan untuk penyusunan 
  kata-kata.

  Anak yang belum mahir membaca hanya mampu menangkap satu atau dua 
  kata saja, dan menafsirkan dalam waktu yang cukup lama. Sebaliknya, 
  anak yang telah mahir membaca akan mampu menangkap banyak kata-kata 
  dan menafsirkannya dalam tempo yang relatif singkat.

  Sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dasar, terutama pada 
  kelas-kelas permulaan, membaca memang ada kalanya perlu 
  "disuarakan". Maksudnya agar segera diketahui apakah pengucapan 
  bunyi-bunyi dan huruf-huruf dari kata atau kalimat dalam bacaan 
  dilakukan oleh murid secara benar dan jelas.

  Menurut Drs. R.I. Suhartin Citrobroto, sekolah zaman dulu kurang 
  menekankan kemampuan membaca dalam hati. Justru sebaliknya, 
  sementara guru sering tanpa disadari mengembangkan kemampuan 
  menyuarakan tulisan atau membaca keras tersebut, akibatnya 
  murid-muridnya, nanti setelah terjun dalam masyarakat, akan   
  mengalami hambatan. Sebab dalam masyarakat, yang dimaksud membaca 
  pada umumnya adalah membaca dalam hati. Membaca keras hanya 
  digunakan dalam membaca syair atau puisi saja.

  Pendapat Suhartin tadi diperkuat pula oleh Montessori, bahwa untuk 
  memeroleh pengertian yang saksama dari kalimat-kalimat yang dibaca 
  itu, pembacaan harus dilakukan pelan-pelan dan tidak bersuara keras. 
  Membaca dengan suara keras menuntut latihan dari dua mekanisme 
  bahasa, yakni mekanisme untuk penyebutan dan mekanisme untuk 
  memahami bahasa tulis. Karena itu, membaca dengan suara keras lebih 
  sukar dilakukan daripada membaca pelan-pelan. Mengingat kesulitan 
  itu, dan untuk dapat lebih mudah mengikuti maksud yang dikandung 
  oleh penulis bacaan, anak harus membaca pelan-pelan dahulu sebelum 
  diperkenankan membaca dengan suara keras.

  Jika seorang anak mulai diajari membaca, maka jasmani dan rohani 
  anak harus sudah cukup matang. Orang tua yang memunyai anak usia 3 
  dan 4 tahun sering kali ragu-ragu untuk memberi pelajaran membaca 
  kepada anak-anaknya. Apakah waktunya tepat? Apakah harus diberikan 
  sebelum mereka bersekolah? Atau menunggu sampai mereka berumur enam 
  tahun, padahal si anak sudah sering bertanya dan ingin sekali 
  mengetahui huruf apa saja yang dilihatnya? 
  
  Pertanyaan-pertanyaan seperti ini memang agak sukar dijawab karena 
  walaupun si anak sama-sama berumur empat tahun, akan tetapi 
  perkembangan intelektual mereka berbeda-beda.

  Pada umumnya, perbedaan-perbedaan perkembangan itu timbul karena 
  latar belakang keluarga yang tidak sama. Demikian pendapat Ullan G. 
  Katz, seorang ahli pendidik anak, khususnya yang berumur antara 3 
  dan 4 tahun.

  Ada seorang anak yang selalu diliputi rasa ingin tahu. Misalnya, 
  Maman. Jika di layar TV ada tulisan, ia sering kali bertanya kepada 
  ibunya. Ia ingin sekali membaca tulisan-tulisan itu karena tidak mau 
  kalah oleh kakaknya yang sudah lancar membaca.

  "Bu, ini huruf apa, sih?" tanya Maman sambil membaca koran yang baru 
  saja diantarkan oleh penjualnya. Disodorkannya surat kabar itu 
  kepada ibu. Dengan penuh perhatian, ia mendengarkan jawaban ibu, 
  kemudian dinyanyikannya huruf itu berulang-ulang.

  Rasa ingin tahu seorang anak biasanya makin lama semakin besar. 
  Memang seharusnya demikian, malahan sebaiknya orang tua turut 
  membantu menjaga dan memupuk agar rasa ingin tahu itu terus 
  bertumbuh. Orang tua tidak perlu marah atau jengkel jika si anak 
  banyak bertanya. Sebaliknya, orang tua harus bergembira karena 
  timbulnya pertanyaan-pertanyaan itu merupakan suatu permulaan yang 
  baik, yang menunjukkan keinginan belajar membaca.

  Untuk melakukan pekerjaan membaca, seorang anak harus sudah mencapai 
  taraf perkembangan jiwa dan jasmani tertentu. Perkembangan seorang 
  anak sangat tergantung pada perlakuan lingkungan terhadap dirinya, 
  terutama orang tuanya. Selain itu, keadaan jasmani bawaan lahir anak 
  juga sangat menentukan. Bila penglihatan atau pendengaran anak itu 
  cacat sejak ia dilahirkan, dengan sendirinya taraf kemampuan anak 
  untuk membaca pun terjadi lebih lambat. Oleh sebab itu, sebagaimana 
  disebutkan di atas tadi, dalam menentukan apakah anak sudah siap 
  belajar membaca, orang tua harus memerhitungkan kematangan dan 
  perkembangan anak, baik jasmani maupun rohani.

  Biasanya kesulitan membaca yang dialami anak-anak dapat disebabkan
  oleh beberapa faktor, antara lain:

  - Anak cukup matang untuk menerima pelajaran membaca. Biasanya umur
    enam tahun sudah cukup matang untuk mendapatkan pelajaran membaca.

  - Anak yang selalu diliputi rasa takut, akan takut pula untuk
    mengenal sesuatu yang baru, misalnya untuk membaca yang sebelumnya 
    belum dipelajarinya.

  - Bagi seorang anak, ada kalanya diperlukan suatu teknik atau metode
    khusus. Suatu metode yang cocok untuk sekelompok anak, belum tentu
    cocok untuk anak lain.

  Kematangan anak untuk belajar membaca tercermin pada beberapa 
  kemampuan tertentu pada anak. Misalnya kemampuan melihat, kemampuan 
  mendengar, kemampuan memahami, dan besarnya perhatian. Kemampuan 
  melihat yang baik adalah salah satu unsur utama dalam hal membaca. 
  Oleh karena itu, penglihatan anak harus diperiksa dulu untuk dapat 
  menentukan apakah anak siap membaca atau belum. Kemampuan mendengar 
  diperlukan untuk membedakan bunyi. Kemampuan membedakan bunyi ini 
  kelak akan dapat dipergunakan untuk membedakan pengertian 
  lambang-lambang huruf untuk tiap-tiap bunyi yang diwakilinya. 
  Kemampuan memahami, si anak mengetahui bahwa huruf tertentu adalah 
  lambang dari bunyi tertentu. Pemahaman ini lalu berkembang menjadi 
  pemahaman akan rangkaian huruf-huruf yang merupakan lambang 
  rangkaian bunyi. Perhatian anak yang besar merupakan penggerak dari 
  keseluruhan unsur-unsur utama untuk dapat belajar membaca. Perhatian 
  inilah yang melatih kemampuan anak secara aktif membedakan 
  bentuk-bentuk huruf, bunyi, dan hubungannya dengan hal-hal nyata di 
  sekitar anak.

  Menurut Dr. Montessori, anak baru bisa belajar membaca setelah ia 
  bisa menulis dengan baik. Ia harus belajar membaca dengan 
  mendengarkan bunyi dari kata-kata (secara fonetik), lalu 
  mengulanginya lagi sampai ia mengerti. Sering kali, anak bisa 
  membaca pada saat yang bersamaan ketika ia menemukan bahwa ia bisa 
  menulis.

  Rata-rata anak yang berumur 4 tahun membutuhkan waktu 1 atau 2 belas 
  bulan mulai dari latihan pertamanya sampai ia bisa menuliskan 
  kata-kata pertamanya, demikian menurut Dr. Montessori. Anak berumur 
  5 tahun hanya membutuhkan waktu 1 bulan. Selanjutnya, anak 
  membutuhkan waktu dua minggu untuk bisa membaca setelah ia bisa 
  menulis.

  Saat ini, metode Montessori untuk mengajar membaca dan menulis 
  merupakan salah satu yang paling baik dan sempurna. Kebanyakan dari 
  program Montessori ditujukan untuk melatih kelima panca indra anak 
  dan diharapkan agar anak bisa merasakan kegembiraan karena dapat 
  berkomunikasi melalui tulisan dan bacaan.

  Telah kita ketahui bahwa setiap anak, kecuali yang sangat 
  terbelakang, akan belajar menggunakan bahasa yang digunakan 
  lingkungannya. Ia akan menggunakannya dengan baik sebelum berumur 
  lima tahun. Ia juga akan memiliki logat bahasa, perbendaharaan 
  kata-kata, dan tata bahasa. Dan ia belajar bahasa itu tanpa susah 
  payah, tanpa pendidikan formal, tanpa tekanan, dan biasanya disertai 
  semangat dan kegembiraan. Ia juga belajar bahasa lebih mudah pada 
  tahun-tahun ini dibandingkan pada masa-masa berikutnya oleh karena 
  keadaan fisik otaknya yang sedang berkembang.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Butir-Butir Mutiara Rumah Tangga
  Penulis: Alex Sobur
  Penerbit: BPK Gunung Mulia, Jakarta 1987
  Halaman: 169 -- 173

TIPS _________________________________________________________________

                          KESULITAN MEMBACA

  Umur dan kecepatan anak-anak dalam belajar membaca sangat beraneka, 
  seperti juga dalam kebanyakan aspek perkembangan lainnya. Kebanyakan 
  anak belajar membaca antara usia 3 dan 8 tahun. Bagi beberapa orang, 
  proses untuk menjadi pembaca dapat memerlukan waktu 2 atau 3 tahun. 
  Bagi yang lainnya, segala-galanya berjalan lancar sehingga dalam 
  enam bulan mereka dapat menjadi pembaca yang bersemangat dan tidak 
  bergantung kepada orang lain.

  Tetapi persentase kecil anak-anak memang mengalami 
  kesulitan-kesulitan tertentu dalam belajar membaca. Ada sejumlah 
  sebab yang memungkinkannya.

  Kapan Harus Kuatir?

  Karena banyaknya variasi dalam umur dan kecepatan anak-anak dalam 
  belajar membaca, sering kali sukar bagi orang tua untuk mengetahui 
  kapan harus memprihatinkan ketidakmajuan anaknya dalam pelajaran.

  Jangan risau bila anak Anda belum berumur tujuh tahun. Jika pada 
  usia ini tidak ada kemajuan, Anda perlu mengambil beberapa langkah. 
  Tidaklah masuk akal untuk menganggap bahwa jika masalah ini 
  diabaikan, maka akan hilang dengan sendirinya. Dengan bertambahnya 
  usia, akan makin sulit untuk menangani masalah mereka dalam membaca.

  Apa yang Harus Dilakukan?

  Periksa daftar pengecekan di bawah ini untuk memastikan bahwa Anda 
  memberikan dukungan dan dorongan yang benar kepada anak Anda dan 
  jangan mengharapkan yang tidak mungkin mengenai anak Anda. Jika Anda 
  masih risau, beritahu guru anak Anda dan buatlah janji untuk bertemu 
  dengan kepala sekolah untuk membahas situasi ini dengannya.

  Jika tampaknya ada masalah baca yang parah, ia mungkin menyarankan, 
  atau Anda dapat meminta, suatu penilaian oleh seorang pakar 
  psikologi pendidikan.

  Daftar Pengecekan untuk Orang Tua

  Jika tampaknya anak Anda menghadapi kesulitan dalam pelajaran
  membaca, tanyalah diri sendiri apakah Anda memberikan cukup bantuan
  yang benar. Bacalah daftar ini untuk membantu Anda memutuskan.

  - Apakah Anda memberikan bantuan yang teratur dengan pembacaan di
    rumah? Lima menit tiap hari akan jauh lebih baik daripada setengah
    jam, seminggu sekali.

  - Apakah Anda memberikan banyak waktu kepada anak Anda untuk 
    melihat-lihat buku sebelum memintanya mencoba membacakannya untuk 
    Anda?

  - Apakah Anda menggunakan buku-buku dari tingkat yang benar untuk
    anak Anda? Anda memerlukan buku yang mudah untuk mendorong
    kelancaran dan pemahaman cerita, tetapi bukan sesuatu yang 
    kebayi-bayian yang akan meremehkan harga diri. Sebuah buku yang 
    terlalu sukar dan memerlambat pembacaan akan sulit dipahami.

  - Apakah Anda menyediakan banyak kesempatan bagi anak Anda untuk
    menulis? Ingat bahwa menulis akan membantu baik membaca maupun
    mengeja, namun diperlukan suatu tujuan untuk menulis.

  - Apakah anak Anda memahami bahwa Anda yakin akan kemampuannya dalam
    membaca? Usahakan agar tidak memberitahu dia akan kekuatiran
    apapun yang Anda punyai mengenai kekurangmajuannya, jangan
    pernah menyebabkan ia merasa bahwa Anda memastikan dia akan gagal.

  - Pernahkah Anda berbicara dengan guru anak Anda? Ia sendiri mungkin
    prihatin mengenai kemajuan anak Anda dan mampu menyarankan 
    cara-cara lebih lanjut di mana Anda dapat membantu di rumah, atau
    mungkin ia merasa bahwa Anda terlalu banyak mengharapkan padahal
    anak Anda maju sesuai dengan kemampuannya.

  - Masihkah Anda membaca untuk anak Anda dengan teratur? Menikmati
    buku-buku bersama-sama akan memberinya motivasi untuk belajar
    membaca.

  - Sudahkah Anda memeriksakan anak Anda kepada dokter pendengaran dan
    penglihatan? Masalah penglihatan atau pendengaran jelas akan
    memengaruhi kemampuan belajarnya.

  Pengajaran Istimewa

  Anak-anak yang merasa sangat sulit membaca sering kali dapat dibantu
  oleh seorang guru spesialis mereka di sekolah.

  Biasanya guru-guru ini mengajar kelompok kecil, atau bahkan hanya 
  satu anak, tiap kali. Sangat diperhatikan untuk menggunakan 
  buku-buku yang sangat menarik, tetapi teksnya sederhana. Dengan 
  bantuan ekstra semacam ini, kebanyakan anak dapat mengatasi 
  kesulitan mereka dalam membaca.

  Kadang-kadang anak yang besar, orang tua, dan orang lain direkrut 
  untuk ikut serta dan memberikan bantuan ekstra bagi pembaca lamban, 
  di bawah pengawasan seorang guru spesialis.

  Disleksia

  Beberapa anak yang mengalami kesukaran dalam pelajaran membaca dapat 
  berprestasi normal dalam semua mata pelajaran lainnya. (Meskipun 
  pada waktunya ketidakmampuan membaca yang tak terhindarkan itu akan 
  menghambat hampir semua tugas sekolah.) Anak-anak ini sering 
  didiagnosis sebagai disleksik, meskipun tidak semua anak dengan 
  masalah baca dapat dinilai dengan tepat secara demikian.

  Anak-anak disleksik sering mengeja dengan cara yang sangat aneh dan 
  umumnya memunyai masalah dalam setiap tugas yang menuntut 
  pengurutan. Mereka tahu huruf-huruf apa yang harus dituliskan, namun 
  mereka menuliskannya dalam urutan yang keliru.

  Merupakan perjuangan yang sukar bagi anak-anak disleksik untuk
  belajar membaca dan mengeja, dan sering ini diperparah oleh 
  orang-orang yang tidak memahami kondisi itu, yang yakin bahwa 
  anak-anak ini malas dan bodoh.

  Tetapi sekarang lebih banyak yang diketahui mengenai bagaimana 
  membantu para penderita disleksia. Mereka membutuhkan pengajaran 
  istimewa, dengan suatu program yang sangat terstruktur yang 
  digunakan tiap harinya. Mereka yang menderita disleksia ringan 
  sering menanggapi sangat cepat terhadap penanganan ini. Mereka yang 
  menderita disleksia berat memerlukan lebih banyak waktu dan 
  kesabaran. Hampir semua dari mereka memang belajar, meskipun mungkin 
  mereka selalu membaca dengan perlahan dan memerlukan suatu kamus 
  yang baik untuk membantu mereka.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Membantu Putra Anda Belajar Membaca
  Penulis: Betty Root
  Penerbit: Periplus, Jakarta 2003
  Halaman: 44 -- 45

ULASAN SITUS__________________________________________________________

                   BAHAN-BAHAN UNTUK PELAYANAN ANAK
                        http://pepak.sabda.org

  Kabar gembira bagi Anda para pelayan anak, kini situs PEPAK (Pusat 
  Elektronik Pelayanan Anak Kristen) hadir dengan wajah dan format 
  baru. Bagi Anda yang aktif mengunjungi situs ini, mungkin sudah 
  dapat melihat perubahan tampilan dalam situs ini, baik tampilan 
  desain maupun tampilan data. Tim PEPAK sangat besyukur karena pada 
  akhirnya situs ini dapat dikembangkan dan tampil lebih segar lagi 
  untuk semakin melengkapi para pelayan anak. Selain perubahan 
  tampilan, situs PEPAK juga sudah lebih interaktif karena setiap 
  pengguna dapat memberikan komentar dalam situs ini. Tidak hanya itu 
  saja, pengguna pun dapat memosting tulisan-tulisan atau pengalaman 
  seputar pelayanan anak.

  Segeralah bergabung menjadi pengguna di situs PEPAK. Selain akan
  mendapatkan segudang informasi seputar pelayanan anak, Anda juga
  akan tergabung dalam komunitas para pelayan anak yang dapat saling
  menajamkan satu sama lain dalam situs PEPAK. Untuk mendaftarkan diri
  menjadi pengguna, silakan akses alamat:

  ==> http://pepak.sabda.org/user/register

  Karena masih dalam masa transisi dari situs lama ke situs baru, Tim 
  PEPAK mohon partisipasi para Pembaca e-BinaAnak untuk mengunjungi 
  situs PEPAK dan memberikan kritik, saran, dan laporan kerusakan 
  teknis. Silakan isikan hal tersebut dalam halaman berikut ini.

  ==> http://trac.sabda.org/newticket?component=PEPAK&description=Ticket+from+http://www.sabda.org/pepak

  Kami ucapkan selamat berkunjung, selamat menjelajah, dan selamat
  saling menajamkan dalam situs PEPAK.

INFO _________________________________________________________________

                         PUBLIKASI e-BINAANAK

  Melayani Tuhan melalui anak-anak yang Dia kasihi tentu saja 
  memerlukan perlengkapan yang cukup. Selain melalui firman Tuhan, 
  tentu saja sumber-sumber lain sebagai pelengkap untuk mengembangkan 
  kemampuan dan wawasan dalam melakukan pelayanan anak, sangat 
  diperlukan. Salah satu sumber yang dapat digunakan para pelayan anak 
  untuk memperlengkapi diri adalah publikasi e-BinaAnak. Di dalamnya, 
  Anda bisa mendapatkan berbagai artikel, tips mengajar, bahan-bahan 
  mengajar, kesaksian pelayanan, tautan ke sumber-sumber lain, dan 
  sebagainya. Jika saat ini Anda merasa kekurangan sumber informasi 
  atau masih memerlukan lebih banyak sumber lagi untuk mengembangkan 
  diri dalam bidang pelayanan anak, kami mengundang Anda untuk 
  bergabung bersama tiga ribu lebih pelayan anak yang lain dalam milis 
  publikasi ini. Setiap minggu Anda akan dipuaskan dengan berbagai 
  informasi dari e-BinaAnak yang dikirimkan ke alamat e-mail Anda. 
  Tertarik? Mari bergabung, yuk.

  Untuk berlangganan, silakan kirimkan e-mail Anda ke:
  ==> <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>

  Untuk melihat arsip-arsip edisi terdahulu, silakan akses:
  ==> http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/

  Untuk melihat ribuan informasi lain seputar pelayanan anak, silakan
  akses: ==> http://pepak.sabda.org/

SURAT ANDA ___________________________________________________________

  Dari: Pdm. Koes Hendargo, S.Th <koes<at>xxxx>
  >Syalom Pengurus e-Konsel,
  >Saya rindu untuk melayani bersama dengan Saudara semua. Dapatkah
  >saya menerima informasi lebih lanjut untuk hal ini? Tuhan
  >memberkati
  >Salam dan doa,
  >Pdm. Koes Hendargo, S.Th

  Redaksi:

  Puji Tuhan, Bapak memiliki kerinduan untuk turut melayani Tuhan 
  melalui publikasi e-Konsel ini. Untuk berpartisipasi di e-Konsel, 
  Anda bisa mengirim artikel-artikel konseling, kesaksian, atau tips 
  untuk edisi-edisi e-Konsel. Bila Bapak berkenan, Redaksi akan 
  kirimkan topik-topik e-Konsel beberapa bulan mendatang supaya 
  artikel, kesaksian, atau tips yang Bapak kirimkan bisa sesuai dengan 
  topik edisi yang akan diterbitkan.

  Selain melalui e-Konsel, Bapak juga bisa berpartisipasi melalui
  Situs In-Christ.net di network konseling. Silakan kunjungi situs ini
  di:

  ==> http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_konseling

  Bila Bapak tertarik, silakan berpartisipasi meramaikan komunitas di
  situs ini dengan mengirimkan komentar atau blog.

  Redaksi tunggu partisipasinya, ya, Pak :)

_______________________________e-KONSEL ______________________________

Pimpinan Redaksi: Christiana Ratri Yuliani
Staf Redaksi: Evie Wisnubroto
Penanggung Jawab Isi Dan Teknis Yayasan Lembaga SABDA
INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR Sistem Network I-KAN
Copyright(c) 2008
YLSA -- http://www.ylsa.org/
Katalog -- http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda punya masalah/perlu konseling? atau ingin mengirimkan
Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll.
silakan kirim ke:
konsel(at)sabda.org atau owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
Berlangganan: subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
Berhenti    : unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
ARSIP       : http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/
Situs C3I   : http://c3i.sabda.org/
Network Konseling: http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_konseling
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org