Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/155

e-Konsel edisi 155 (3-3-2008)

Mengendalikan Emosi

 
                    Edisi (155) -- 1 Maret 2008

                               e-KONSEL
======================================================================
        Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
======================================================================

Daftar Isi:
  = Pengantar  : Mengungkapkan dan Mengendalikan Emosi
  = Renungan   : Pengendalian Diri
  = Cakrawala 1: Bagaimana Mengendalikan Emosi-Emosi Saudara?
  = Cakrawala 2: Apakah Emosi yang Kuat Itu Baik atau Buruk?
  = TELAGA     : Disiplin dan Emosi Anak
  = Tips       : Menyikapi Emosi dan Menenteramkan Diri
  = Info       : SABDA Space Teens: Komunitas Blogger Remaja Kristen

                   ========== PENGANTAR REDAKSI ==========

  Salam sejahtera,

  Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mengungkapkan emosi.
  Ada yang diam dan memendam emosinya, ada yang menangis, tetapi ada
  pula yang meluapkannya dengan tindakan-tindakan yang kasar, misalnya
  marah-marah, memukul, mengumpat, merusak, atau tindakan lain yang
  bisa merugikan diri sendiri, bahkan orang lain.

  Sebenarnya mengungkapkan emosi bukanlah tindakan yang buruk. Emosi
  memang perlu diungkapkan, namun hendaknya kita bisa mengungkapkannya
  di tempat yang tepat dan dengan cara yang tepat pula. Karena
  kegagalan mengendalikan emosi tidak hanya akan merugikan diri
  sendiri, tetapi juga dapat melukai orang lain. Saat ini ada banyak
  orang yang gagal dalam mengendalikan emosi mereka. Baca, lihat, dan
  dengar saja di media massa. Di sana sering diberitakan perusakan
  atau tindak kejahatan yang dilatarbelakangi oleh masalah emosi.

  Bila mengungkapkan emosi adalah tindakan yang sah-sah saja, lalu
  bagaimana caranya kita bisa mengungkapkannya tanpa melakukan
  tindakan yang merugikan diri sendiri dan orang lain? Melalui edisi
  awal Maret ini, kita maupun anak-anak kita dapat bersama-sama
  belajar mengendalikan emosi. Kiranya artikel yang kami sajikan
  menjadi berkat bagi pembaca sekalian.

  Pimpinan Redaksi,
  Christiana Ratri Yuliani

                    ========== RENUNGAN ==========

                          PENGENDALIAN DIRI

  Bacaan: Mazmur 56

  Kita mudah kehilangan kendali emosi saat seseorang yang ingin
  menyakiti kita tampak telah memenangkan situasi.

  Fred telah difitnah mencuri dan terancam kehilangan pekerjaannya.
  Orang yang memfitnahnya adalah lawan yang cerdik. Fred merasa marah
  dan frustrasi -- ia marah atas fitnahan tersebut dan frustrasi
  karena gagal meyakinkan atasannya.

  Kadang kala Fred tidak mampu menguasai diri. Pada suatu kesempatan,
  dengan penuh nafsu ia menyatakan akan membunuh musuhnya itu. Namun
  pada saat yang lain, ia mengatakan hendak bunuh diri. Suasana
  batinnya terombang-ambing dari perlawanannya yang semula keras
  hingga pada sikap menyerahnya yang menyedihkan.

  Penulis Mazmur 56 juga menjadi sasaran kebencian yang tidak pada
  tempatnya. Musuh-musuh yang cerdik mengancam jiwanya. Namun, ia
  tidak kehilangan kendali atas dirinya sendiri. Sebaliknya, ia
  berbicara kepada Allah secara jujur dan terbuka. Ia membicarakan
  kenyataan yang ada dan kemudian memohon pertolongan Allah yang
  kemudian memang menolongnya!

  Tidak mudah bagi kita untuk menerima kenyataan bahwa kita adalah
  orang yang dibenci secara tidak layak dan diserang secara
  menyakitkan. Namun, kita tidak perlu menyerah terhadap keadaan emosi
  kita. Kita dapat berdoa kepada Allah dan menaruh keyakinan
  kepada-Nya. Apabila kita melakukannya, Dia akan menanggapinya. Dia
  akan membebaskan kita atau memberi kita kekuatan untuk menanggung
  keadaan itu dan untuk mengasihi musuh-musuh kita selalu! -- HVL

          LEPAS KENDALI BUKANLAH CARA UNTUK MELEPASKAN DIRI
                       DARI KEADAAN YANG SULIT

  Diambil dari:
  Nama publikasi: e-Renungan Harian, 24 Oktober 2000
  Penulis       : HVL
  Alamat URL    : http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2000/10/24/

                  ========== CAKRAWALA 1 ==========

             BAGAIMANA MENGENDALIKAN EMOSI-EMOSI SAUDARA?

  Kita perlu mengakui bahwa emosi itu tidak apa-apa; sebetulnya, emosi
  dapat sangat bermanfaat. Kadang-kadang, terutama jika kita menjadi
  marah atau frustrasi, kita berpikir bahwa emosi itu buruk. Kita
  berpikir bahwa seorang Kristen seharusnya tidak merasa tidak
  berbahagia. Tetapi Tuhan menciptakan emosi-emosi. Emosi adalah
  bagian dari wujud manusia. Emosi mendorong kita untuk bertindak.

  Namun, emosi dapat menimbulkan masalah bila kita tidak
  mengendalikannya. Emosi yang tidak terkendali dapat menimbulkan
  tekanan darah tinggi, ketegangan otot, infeksi, berbagai macam
  penyakit, atau menjadi marah terhadap anak-anak dan pasangan kita.
  Akibat-akibat negatif itu tidak banyak disebabkan oleh emosi itu
  sendiri, tetapi lebih banyak karena ketidakmampuan kita untuk
  mengendalikannya dan memanfaatkannya secara konstruktif.

  Adalah penting untuk mengetahui bahwa emosi berkaitan erat dengan
  pikiran dan perbuatan.

  Emosi berhubungan dengan pikiran. Di dalam Filipi 4:4-7, Paulus
  menulis waktu ia di penjara. Ia memunyai alasan kuat untuk berkecil
  hati, tetapi ia berkata, "Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan!
  Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! ... Janganlah hendaknya kamu
  kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal
  keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan
  syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan
  memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus." Pikiran Paulus
  jelas menguasai emosinya.

  Kedengarannya bagus, tetapi sebetulnya sulit menyuruh diri kita
  sendiri untuk tidak cemas, tidak marah, atau tidak kuatir. Dalam
  sebagian besar kasus, hal itu tidak berhasil. Jika saya sedih dan
  seseorang mengatakan, "Anda tidak perlu sedih," saya tidak akan
  mulai merasa gembira seberapa kerasnya pun saya berusaha. Kita dapat
  saja berdiri dan bernyanyi di gereja, "Meski banyaklah gelisah, lagi
  hati gemetar. Lari saja pada Yesus, Sobat kita yang benar," tetapi
  kita pulang tetap dengan rasa kecil hati. Lalu dari situlah muncul
  perbuatan.

  Emosi berkaitan dengan perbuatan. Kita perlu menyadari bahwa pikiran
  dan perbuatan berjalan bersama-sama. Sewaktu Rasul Paulus menyuruh
  orang-orang Filipi untuk bersukacita dan tidak usah kuatir, ia
  memberi tahu apa yang perlu mereka kerjakan. "Hendaklah kebaikan
  hatimu diketahui semua orang." (ayat 5) Berdoalah. Naikkanlah ucapan
  syukur. Maka akan timbul damai sejahtera.

  Ada saatnya ketika kasih lebih merupakan perbuatan daripada emosi.
  Kadang-kadang perasaan kasih itu menghilang, dan untuk
  mengembalikannya, Saudara harus melakukan perbuatan-perbuatan kasih.
  Saya mengenal seorang ibu yang benar-benar menjadi benci kepada anak
  laki-lakinya. Ibu itu selalu mengeluh kepada anaknya, selalu
  memarahinya, selalu meledak amarahnya melihat anak itu. Suatu hari
  si ibu berubah dan berkata, "Tuhan, tolonglah aku untuk melihat apa
  yang baik pada anakku. Tolonglah aku untuk mengatakan apa yang baik
  dan bukan mengomel setiap saat." Ibu itu tidak langsung merasakan
  adanya perubahan pada diri anaknya, tetapi dia sendiri mengubah
  tindakannya. Dan pada waktu ia mulai mengatakan hal-hal yang positif
  kepada anaknya, anaknya pun mulai menanggapi secara lebih positif.
  Maka tidak perlu lagi si ibu marah-marah, karena tabiat anaknya
  berubah. Perbuatan yang penuh kasih dari si ibu membangkitkan emosi
  yang penuh kasih pula pada kedua belah pihak.

  Tindakan lain yang akan menolong mengatur emosi adalah membicarakan
  masalah-masalah dengan seseorang yang kiranya dapat membantu kita
  memandang berbagai hal dari sudut yang benar. Kita juga dapat
  berbicara dengan Tuhan, mengendalikan emosi-emosi kita dengan doa.
  Kita bisa meminta Tuhan menolong kita, atau -- dan hal ini justru
  lebih efektif -- kita dapat mencari sesuatu yang baik di tengah
  situasi itu dan mengucap syukur atasnya.

  Humor juga sangat bermanfaat. Lihatlah segi yang lucu dari persoalan
  yang Saudara hadapi. Cobalah untuk tidak bersifat sinis.
  Penyelidikan menunjukkan bahwa sifat sinis dapat berakibat fatal.
  Terus-menerus memusatkan perhatian pada hal yang negatif dapat
  mengganggu fisik Saudara dan bahkan dapat menimbulkan serangan
  jantung dan penyakit-penyakit lainnya. Tetapi "hati yang gembira
  adalah obat yang manjur." (Amsal 17:22)

  Kunci yang paling efektif untuk mengendalikan emosi kita adalah
  dengan pikiran maupun perbuatan. Hal ini merupakan kesadaran kita
  tentang betapa besarnya kita telah diberkati, disatukan dengan
  perbuatan mengucap syukur atas berkat-berkat yang kita terima itu.
  Rasa syukur adalah sikap yang hendaknya kita miliki, baik terhadap
  Tuhan maupun terhadap sesama kita. Rasa syukur dapat mengubah sudut
  pandangan kita pada situasi apa pun. Bila kita bersyukur, kita
  berhenti melihat pada persoalan-persoalan kita semata-mata dan akan
  mulai memerhatikan berkat-berkat yang telah Tuhan berikan kepada
  kita. Bila kita bersyukur, semua emosi kita terkendali.

  Diambil dan diedit seperlunya dari:
  Judul buku: Pola Hidup Kristen
  Penulis   : Gary Collins
  Penerbit  : Gandum Mas, Yayasan Kalam Hidup dan YAKIN 2002
  Halaman   : 370 -- 372

                  ========== CAKRAWALA 2 ==========

             APAKAH EMOSI YANG KUAT ITU BAIK ATAU BURUK?

  Emosi sering berakar pada respons-respons fisik. Arus adrenalin yang
  deras yang menyebabkan jantung menjadi berdebar-debar, wajah menjadi
  kemerah-merahan, dan lain sebagainya adalah respons tubuh Anda
  terhadap suatu ancaman. Banjir hormon merupakan respons yang alamiah
  bila berdekatan dengan lawan jenis. Orang dari berbagai tingkat usia
  dan macam-macam tipe tubuh memunyai tingkat-tingkat respons fisik
  yang berbeda-beda, namun bukanlah suatu dosa bila memunyai respons
  fisik yang kuat.

  Suatu emosi adalah suatu interpretasi dari keadaan, yang didasarkan
  pada apa yang Anda yakini jauh di dalam lubuk hati Anda.
  -------------------------------------------------------------------
  Jika seseorang mendorong Anda dari belakang dan Anda mengalami
  aliran adrenalin yang deras, Anda secara otomatis menafsirkan
  perasaan fisik itu sebagai kemarahan atau ketakutan, tergantung pada
  bagaimana anggapan Anda terhadap ancaman dorongan itu. Bila
  seseorang menyakiti Anda, Anda menafsirkan situasi itu sebagai
  sesuatu yang merintangi keinginan Anda atau sebagai suatu penolakan
  terhadap kebutuhan Anda yang penting. Dengan demikian, Anda pun
  merasa kecewa atau bahkan sangat kecewa, marah, atau sakit hati.

  Emosi itu merupakan pesan.
  --------------------------
  Jika Anda merasa marah atau gugup apabila istri Anda mendesak Anda
  untuk berbicara, hati Anda mungkin sedang mengatakan kepada Anda,
  "Saya khawatir kalau saya menjadi mudah diserang oleh orang ini;
  pandangannya tentang aku berarti sekali; saya khawatir bahwa ia akan
  kehilangan rasa hormat jika ia mengetahui siapa saya yang
  sebenarnya; saya khawatir kalau wanita yang mengetahui
  rahasia-rahasia saya akan menggunakannya untuk memanipulasi saya;
  saya tidak mempercayakan Allah untuk mengurus kebutuhan saya akan
  rasa hormat dan melindungi saya dari wanita yang suka menguasai;
  saya belum pernah mengampuni ibu saya karena ia mencoba menguasai
  diri saya." Informasi yang sangat bermanfaat ini mengatakan kepada
  Anda tentang hubungan Anda dengan Allah, istri, dan ibu Anda.

  Yang menjadi pokok persoalan moral ialah apa yang Anda lakukan
  dengan perasaaan itu.
  --------------------------------------------------------------
  Perasaan itu merupakan apa yang sesungguhnya menjadi keyakinan Anda.
  Tanyakanlah pada diri Anda sendiri: Apakah keyakinan ini benar?
  Perlukah saya memerbaharui pikiran saya dengan kebenaran Allah
  (Roma 12:1-2)? Bagaimanakah saya akan memberi respons?

  Perhatikanlah perasaan-perasaan Anda, tetapi bertindaklah (pakailah
  kehendak Anda) untuk apa yang Anda ketahui (di dalam pikiran Anda)
  sebagai sesuatu yang benar.

  Diambil dan diedit seperlunya dari:
  Judul Buku: Kompas Kehidupan Kristen
  Penulis   : K.C. Hinckley
  Penerbit  : Yayasan Kalam Hidup, Bandung 1989
  Halaman   : 156 -- 157

                     ========== TELAGA ==========

                       DISIPLIN DAN EMOSI ANAK

  Ada sebagian orang tua yang berpendapat bahwa anak tidak memerlukan
  disiplin sebab pada akhirnya ia akan belajar disiplin dengan
  sendirinya. Pandangan ini tidak tepat sebab anak memerlukan disiplin
  sama seperti anak memerlukan tangan orang tua untuk menuntunnya
  belajar berjalan. Salah satu alasan mengapa disiplin diperlukan
  karena disiplin akan memengaruhi emosi anak. Ada kaitan yang erat
  antara disiplin dan pengembangan serta penguasaan emosi anak.
  Penerapan disiplin yang tidak tepat berpotensi menghambat
  pemgembangan dan penguasaan emosi anak. Berikutnya kita akan melihat
  penerapan disiplin yang tidak tepat dan pengaruhnya pada
  perkembangan emosi anak. Namun, pertama kita akan membahas definisi
  disiplin itu sendiri.

  Definisi mendisiplin anak adalah usaha yang terencana dari pihak
  orang tua untuk:
  (a) mengendalikan dan menghilangkan perilaku anak yang tidak sesuai
      dengan harapan orang tua dan
  (b) menumbuhkan dan memertahankan perilaku anak yang sesuai dengan
      harapan orang tua.

  Setidaknya ada tiga unsur yang terlibat di sini.

  Penerapan I: Terencana
  Pertama, disiplin merupakan usaha yang terencana dari pihak orang
  tua, dalam pengertian disiplin bukanlah sekadar reaksi emosional,
  melainkan reaksi yang telah dipikirkan secara matang sehingga arah
  dan kekonsistenannya terjaga. Reaksi orang tua yang bersifat
  emosional dan insidental tanpa kesinambungan berpotensi menimbulkan
  kebingungan, dan pada akhirnya memancing reaksi marah atau ketakutan
  pada anak.

  Penerapan II: Mengendalikan dan Menghilangkan
  Kedua, disiplin digunakan untuk mengendalikan dan menghilangkan
  perilaku anak yang tidak sesuai harapan orang tua. Tidak semua
  perilaku anak benar dan baik, itu sebabnya anak memerlukan
  pembentukan agar perilaku yang tidak sesuai dapat dikendalikan dan
  dihilangkan. Untuk itu diperlukan sistem konsekuensi yang jelas dan
  tepat. Kegagalan orang tua menerapkan disiplin membuat anak bebas
  melakukan hal-hal negatif dan ini akan membuatnya lemah dalam
  penguasaan diri. Sebaliknya, disiplin yang berlebihan membuat anak
  ketakutan atau memendam kemarahan yang dalam.

  Penerapan III: Menumbuhkan dan Memertahankan.
  Ketiga, disiplin digunakan untuk menumbuhkan dan mempertahankan
  perilaku yang sesuai dengan harapan orang tua. Kadang kita
  beranggapan, sekali nilai yang baik itu tertanam, selamanya ia akan
  berakar dan berbuah. Faktanya tidak demikian; bukankah ada banyak
  hal positif yang pernah kita lakukan tidak kita lakukan lagi
  sekarang?

  Orang tua perlu menciptakan sistem imbalan agar anak melihat dan
  mencicipi sendiri buah keberhasilannya. Dengan kata lain, anak perlu
  menyadari bahwa disiplin yang diterapkannnya memang baik untuknya,
  bukan hanya untuk kita. Selama anak melihat bahwa semua ketaatannya
  hanyalah untuk menyenangkan hati orang tua, disiplin itu belum
  menjadi bagian hidupnya. Jika ini terjadi, tujuan disiplin telah
  tercapai; disiplin orang tua telah menjadi disiplin diri.

  Firman Tuhan, "Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada
  anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada
  waktunya." (Amsal 13:24)

  Sekali lagi tentang anak yang masuk golongan "Attention Deficit
  Hyperacitivity Disorder". Ciri utamanya adalah kesulitan untuk
  berkonsentrasi dan mengendalikan emosi serta perilakunya. Ada yang
  hanya mengalami kesulitan memusatkan perhatian untuk kurun waktu
  yang lama; ada pula yang tidak dapat mengendalikan perilaku dan
  emosinya akibat energi yang berlebihan. Kali ini kita hanya akan
  membahas tentang emosi dan perilakunya, yakni bagaimanakah kita
  sebagai orang tua dapat menolong mengendalikan emosi dan
  perilakunya. Ada beberapa langkah yang dapat kita ajarkan, dan
  semuanya termaktub dalam akronim STAR.

  Stop
  ----
  Kita mengajarkannya untuk berhenti dan tidak melakukan apa-apa
  tatkala anak tengah marah. Pertama, kita melatihnya untuk mengontrol
  pernapasannya, yakni menarik napas yang panjang dan melepaskannya
  perlahan-lahan. Kedua, kita mengajarkannya untuk melemaskan
  pundaknya. Ketiga, kita mengajarkannya untuk mendengarkan
  pernapasannya. Keempat, bila memungkinkan kita mengajarkannya untuk
  meninggalkan situasi yang membuatnya marah itu.

  Think
  -----
  Anak yang mengidap ADHD cenderung peka secara berlebihan dan hal ini
  membuatnya mudah tersinggung dan marah. Setelah ia mampu untuk
  "stop", langkah berikutnya adalah mengajarkannya untuk berdialog
  dengan diri sendiri. Dalam dialog ini, ia harus menjawab pertanyaan,
  "Apakah ini ditujukan kepada saya dengan maksud untuk membuat saya
  marah?" Dengan kata lain, kita memintanya untuk berpikir objektif
  dan luas.

  And Respond
  -----------
  Jika jawaban terhadap pertanyaan itu adalah ya, ditujukan kepadanya
  untuk membuatnya marah, maka langkah berikutnya adalah
  mengajarkannya untuk menimbang respons seperti apakah yang
  seharusnya ia berikan. Di sini kita perlu mengajarkannya tentang
  kehendak Tuhan, yakni tidak membalas kejahatan dengan kejahatan.
  Kita pun dapat mengajarkannya untuk memikirkan alternatif yang lain,
  misalkan berbicara langsung kepada pihak yang bersangkutan atau
  melaporkannya kepada kita.

  Firman Tuhan, "Siapa memelihara mulut dan lidahnya memelihara diri
  daripada kesukaran." (Amsal 21:23)

  Sajian di atas, kami ambil/edit dari isi kaset TELAGA No. 195A
  yang telah diringkas/disajikan dalam bentuk tulisan.
  -- Jika Anda ingin mendapatkan transkrip lengkap kaset ini lewat
  e-mail, silakan kirim surat ke: < owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org >
                            atau: < TELAGA(at)sabda.org >
  atau kunjungi situs TELAGA di:
  ==> http://www.telaga.org/ringkasan.php?disiplin_dan_emosi_anak.htm

                       ========== TIPS ==========

                MENYIKAPI EMOSI DAN MENENTERAMKAN DIRI

  Masalah yang Anda hadapi semakin membuat Anda tak bisa mengontrol
  emosi belakangan ini? Atau malah sampai membuat Anda kehilangan
  nafsu makan bahkan mudah jatuh sakit? Inilah saatnya Anda perlu
  melakukan langkah-langkah yang dapat membantu Anda mengatasi hal
  ini.

  Beberapa tips untuk Anda
  ------------------------
  1. Jika pikiran Anda tidak tenang dan susah konsentrasi.
     - Streching.
       Latihan ini akan memompa oksigen ke otak sehingga memermudah
       Anda berkonsentrasi. Gerakkan kaki dan tangan Anda selama dua
       menit, setelah itu Anda juga akan merasa lebih rileks karena
       otot-otot Anda melemas.
     - Menyikat gigi.
       Percayalah, rasa segar pada mulut dengan mudah dapat
       menyegarkan pikiran Anda.
     - Pertahankan selera humor Anda.
       Ketika Anda stres, tidak jarang semua canda Anda anggap serius.
       Cobalah untuk tetap bisa menikmati sebuah lelucon atau situasi
       yang lucu, karena tertawa akan melegakan Anda.
     - Tulislah kelebihan Anda di sebuah kertas.
       Jangan biarkan otak Anda hanya diisi oleh pikiran negatif.
     - Jika Anda berangkat pagi, arahkan mata Anda kepada sinar
       matahari pagi yang ramah. Pejamkan mata Anda dan biarkan
       hangatnya sinar matahari pagi mengenai kulit Anda.

  2. Jika tubuh Anda tegang.
     - Perbaiki sikap tubuh.
       Tubuh yang tegang biasanya mendorong seseorang untuk duduk
       membungkuk. Dengan mengubah posisi tubuh menjadi tegak, Anda
       akan merasa seperti diberi semangat baru dan memberi pesan
       "semua akan baik-baik saja".
     - Relaksasi dengan cara tersenyum atau mengunyah permen karet.
       Wajah bisa terasa lebih rileks, terutama jika ketegangan
       "mengganggu" bagian wajah Anda.
     - Mini massage.
       Anda bisa minta bantuan rekan Anda untuk melakukan sedikit
       pijatan di bagian punggung, leher, dan bahu.

  3. Jika emosi Anda sedang labil:
     - Belajar lebih asertif.
       Jangan pendam kemarahan atau kekecewaan Anda. Belajarlah
       mengekspresikan apa yang Anda rasakan, pikirkan dan jangan ragu
       untuk mendiskusikan permasalahan ini sehingga tercapai "win-win
       solution".
     - Mendengarkan musik dan bernyanyi akan membawa Anda pada kondisi
       yang menyenangkan hati.
     - Menerima kenyataan bahwa Anda harus belajar bersabar.
       Tidak semua hal dapat berjalan sesuai keinginan Anda.
     - Hargai diri Anda.
       Penghargaan terhadap diri sendiri sangatlah diperlukan agar
       bisa memicu dan meningkatkan kemampuan.

  Diambil dan diedit seperlunya dari:
  Nama situs: Jawaban.com
  Penulis   : Tidak dicantumkan
  Alamat URL: http://www.jawaban.com/news/health/detail.php?id_news=071217213454

                      ========== INFO =========

         SABDA Space Teens: KOMUNITAS BLOGGER REMAJA KRISTEN

  Remaja adalah pribadi unik yang memiliki dunia yang dinamis dan
  penuh energi. Mereka tidak mau lagi disebut anak-anak, namun mereka
  juga belum pantas untuk masuk dunia orang dewasa. Karena keunikan
  dan keistimewaan inilah, mereka memiliki kebutuhan yang tidak sama
  dengan jenjang usia-usia lainnya.

  Menyadari bahwa remaja membutuhkan ruang lingkup yang berbeda dan
  perhatian yang khusus, maka Yayasan Lembaga SABDA
  < http://www.ylsa.org > menyediakan wadah bagi mereka dengan
  meluncurkan sebuah situs komunitas blogger remaja Kristen yang
  diberi nama "SABDA Space Teens" -- versi remaja dari situs SABDA
  Space < http://www.sabdaspace.org/ >. Seperti halnya SABDA Space,
  SABDA Space Teens diharapkan dapat menjadi wadah untuk menampung
  aspirasi, pikiran, dan pergumulan dalam bentuk tulisan, khusus untuk
  kaum remaja Kristen.

  Bagi Anda yang tergolong masih remaja, atau Anda yang memiliki
  anak/adik/teman/ tetangga yang masih remaja, sebarkan informasi di
  atas. Untuk bergabung mudah sekali, klik saja menu Daftar Menjadi
  Pengguna, kemudian isi formulir yang ada. Nah, para remaja, tunggu
  apa lagi? Segera kunjungi:

   ==> http://teens.sabdaspace.org/

  Mari berbagi pikiran melalui tulisan dan bersiaplah untuk berdampak
  demi kemuliaan Kristus.

============================== e-KONSEL ==============================
             PIMPINAN REDAKSI: Christiana Ratri Yuliani
                     STAF REDAKSI: Evie Wisnubroto
                    PENANGGUNG JAWAB ISI dan TEKNIS
                         Yayasan Lembaga SABDA
                     INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR
                          Sistem Network I-KAN
                      Copyright(c) 2008 oleh YLSA
                         http://www.ylsa.org/
                       http://katalog.sabda.org/
                     Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                 No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
======================================================================
                Anda punya masalah/perlu konseling?
         atau ingin mengirimkan Informasi/artikel/bahan/
           sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll.
               silakan kirim ke: konsel(at)sabda.org
               atau owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org

  Berlangganan: subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
  Berhenti    : unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
  ARSIP       : http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/
  Situs C3I   : http://c3i.sabda.org/
======================================================================

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org