Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/138

e-Konsel edisi 138 (15-6-2007)

Dampak Negatif Media Terhadap Anak

                    Edisi (138) -- 15 Juni 2007

                               e-KONSEL
======================================================================
        Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
======================================================================

Daftar Isi:
  = Pengantar    : Bijak Memanfaatkan Media Massa
  = Renungan     : Siapa yang Memenuhi Kebutuhan Mereka?
  = Cakrawala (1): Pengaruh Dunia Maya dan Media Massa Bagi Anak dan
                   Komunikasi Keluarga
  = Cakrawala (2): Anak Anda Dapat Menjinakkan Si Monster Televisi
  = Info         : URL Topik Serupa

                ========== PENGANTAR REDAKSI ==========

  Media cetak dan elektronik sudah menjadi barang yang dengan mudah
  bisa kita nikmati di mana saja. Dapat dipastikan bahwa setiap orang
  sudah pernah menggunakannya, setidaknya mengetahui dan melihatnya.
  Memang, di zaman yang sudah serba canggih ini peranan media massa
  semakin penting. Dengan keberadaan mereka, kita bisa mendapatkan
  berbagai informasi dari berbagai belahan dunia. Selain itu, media
  massa juga bisa menjadi sarana hiburan saat kepenatan mulai kita
  rasakan.

  Bila dimanfaatkan dengan tepat, media massa bisa menjadi alat yang
  akan memperkaya pengetahuan kita. Namun sebaliknya, media massa
  juga bisa menjadi "pembunuh" bila tidak digunakan dengan bijaksana.
  Tidak hanya orang dewasa saja yang bisa menjadi korbannya, saat ini
  anak-anak pun sangat berpeluang menjadi korban. Perhatikan saja,
  berapa lama seorang anak duduk di depan televisi atau permainan
  setiap harinya. Perhatikan juga berapa banyak majalah dan buku
  cerita yang sering kali dengan jelas menampilkan cerita-cerita yang
  mengandung unsur kekerasan, pornografi, mistis, dan khayalan.

  Di sinilah sikap bijaksana dan selektif orang tua sangat berperan.
  Orang tua harus pandai mengatur dan mengontrol anak-anak mereka
  supaya mereka tidak dikuasai oleh media massa. Mengingat pengaruh
  buruk media massa terhadap anak jika tidak digunakan dengan tepat,
  pada edisi ini, Redaksi mengajak pembaca mengoreksi lagi seberapa
  besar media massa memengaruhi kehidupan anak-anak kita.

  Silakan simak, kiranya menjadi berkat.

  Pimpinan redaksi e-Konsel,
  Christiana Ratri Yuliani

                    ========== RENUNGAN ==========

                SIAPA YANG MEMENUHI KEBUTUHAN MEREKA?

  Bacaan: Ulangan 6:4-9

  Orang tua sering merasa terganggu ketika mengetahui anak mereka
  membuang waktu yang berharga dan uang yang dengan susah payah dicari
  demi hal-hal yang bertentangan dengan prinsip Alkitab. Misalnya,
  kita resah jika melihat bahwa anak-anak muda menghabiskan waktu
  berjam-jam untuk mendengarkan musik dengan lirik yang tak senonoh.

  Al Menconi berpikir bahwa ia tahu alasannya. Dalam publikasinya,
  Media Update, ia mengamati bahwa musik pop memenuhi tiga kebutuhan
  dasar anak muda zaman sekarang. (1) Sang artis (melalui kaset, CD,
  dan video) menyediakan banyak waktu dengan anak muda. (2) Para
  bintang menerima pendengarnya apa adanya. (3) Para artis tersebut
  selalu mengacu pada masalah anak muda.

  Sudah pasti, musisi tersebut tidak benar-benar mencintai anak-anak
  Anda, demikian papar Menconi. Mereka melakukannya karena uang.
  Tetapi mereka memang memenuhi tiga kebutuhan dasar dari
  persahabatan, penerimaan diri, dan pengenalan diri. Memenuhi
  kebutuhan ini adalah pekerjaan utama dari orang tua. Jika mereka
  gagal, anak-anak muda akan mengisi kekosongan itu dengan sesuatu
  yang lain.

  Apakah Anda menyediakan waktu dengan anak Anda, mengasihi dengan
  tanpa syarat, dan mencoba memahami mereka? Jika tidak, mungkin Anda
  akan membuat mereka lari kepada tangan terbuka dari orang-orang yang
  mungkin menjawab kebutuhan mereka, tetapi tidak peduli terhadap
  mereka [JDB].

  Our children are a gift from God
  To nurture and to love;
  They need our help in guiding them
  To turn their thoughts above. -- Sper

                WAKTU YANG DISEDIAKAN DENGAN ANAK ANDA
          ADALAH WAKTU YANG DIINVESTASIKAN DENGAN BIJAKSANA

  Diambil dan diedit seperlunya dari:
  Publikasi e-Renungan Harian
  Edisi: 17 Februari 1998
  Arsip: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/1998/02/17/

                 ========== CAKRAWALA (1) ==========

                 PENGARUH DUNIA MAYA DAN MEDIA MASSA
                  BAGI ANAK DAN KOMUNIKASI KELUARGA

  Apa kata Alkitab tentang peran dan pengaruh media? Bagaimana peran
  gereja dalam pemanfaatan media bagi kehidupan jemaat dan keluarga?
  Apa saja yang menjadi aspek moral dan spiritual game, internet, dan
  komik (media massa)?

  Pendahuluan
  -----------

  Nats Alkitab:

    "Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!
    Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap
    jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan
    kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau
    mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan
    membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau
    sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila
    engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda
    pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan
    haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada
    pintu gerbangmu." (Ulangan 6:4-9)

    "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada
    masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu."
    (Amsal 22:6)

  TUHAN adalah pihak yang pertama-tama mengambil inisiatif secara
  aktif untuk mengomunikasikan kebenaran, bahkan diri-Nya sendiri
  kepada manusia. Kejatuhan manusia ke dalam dosa karena pencobaan
  dari iblis dimulai dengan komunikasi yang disampaikan oleh iblis
  kepada manusia dalam bentuk audio-visual. Oleh sebab itulah, manusia
  terpikat oleh keinginan mata, keinginan daging, dan keangkuhan
  hidup. Iblis mengoda dengan mengarahkan pandangan manusia terhadap
  buah pengetahuan yang baik dan jahat, buah yang dilarang oleh Tuhan
  untuk dimakan. Buah itu kelihatannya baik untuk dimakan dan sedap
  kelihatannya.

  I. Standar Nilai Kebenaran

  Ditinjau dari sudut pemahaman teologis, semua isi dan bentuk media
  komunikasi manusia sangatlah ditentukan oleh pribadi-pribadi yang
  memproduksi dan menyampaikan. Sedangkan perkembangan teknologi
  informasi dan media audio-visual hanyalah dipakai sebagai alat untuk
  mempermudah penyampaian komunikasi.

  Dari seorang yang hidup dalam dosa, tidak mungkin ia bisa
  menghasilkan komunikasi yang sesuai dengan kebenaran Allah sebab ia
  sendiri "buta" dan tidak hidup dalam kebenaran itu.

  Contoh:
  Film yang diproduksi dengan kandungan unsur pornografi oleh seorang
  seniman, mungkin dikatakan sebagai film yang mempunyai nilai seni
  yang tinggi, oleh sutradara mungkin dianggap sebagai film yang bisa
  membawa kekebasan berekspresi, oleh produser akan dikatakan sebagai
  film yang laku dijual, dan oleh konsumen bisa dianggap film yang
  enak untuk dinikmati.

  Tetapi apabila seseorang memiliki nilai moral dan memegang teguh
  kebenaran Tuhan, ia akan mengatakan bahwa film itu adalah film yang
  merusak moral.

  Jadi, standar penilaian tergantung dari nilai yang tertanam dalam
  diri seseorang. Oleh sebab itu, di dalam Kitab Ulangan 6:6-9, kita
  diperintahkan untuk menanamkan nilai-nilai kebenaran kepada
  anak-anak secara berulang-ulang; apabila kita duduk di rumah,
  apabila kita sedang dalam perjalanan, apabila kita berbaring, dan
  apabila kita bangun. Bahkan, pengajaran yang berulang-ulang itu juga
  memakai metode visualisasi dengan mengikatkan sebuah kotak kecil
  berisi firman Tuhan sebagai tanda pada tangan dan hal itu harus
  menjadi lambang di dahi, serta harus dituliskan pada tiang pintu
  rumah dan pada pintu gerbang.

  II. Memori Otak Manusia

  Memori di dalam otak manusia sama halnya dengan kemampuan sebuah
  "microprosesor" hasil teknologi sekarang ini. Di dalam
  "microprosesor" terdapat apa yang disebut sebagai "cache memory".
  "Cache memory" adalah memory yang berfungsi menampung semua
  instruksi yang pernah atau sering dipakai oleh "microprosesor"
  ketika ia mengakses data ke "main memory". Jadi, setiap intruksi
  yang pernah dieksekusi, apabila perlu dipakai lagi, bisa diambil
  dari "cache memory" sehingga tidak perlu menunggu waktu yang lebih
  lama untuk mengambilnya dari "main memory". Dengan demikian, kinerja
  prosesor dapat ditingkatkan.

  Contoh:
  Jika kita mempunyai pilihan untuk menempuh perjalanan ke suatu
  tempat; katakanlah C, dan untuk mencapai tempat itu kita bisa
  melalui jalan A atau jalan B. Jika jalan A adalah jalan yang biasa
  dan berulang-ulang kita lewati, sedangkan jalan B jarang kita
  lewati, faktor kemungkinan kita memilih jalan A akan lebih besar
  daripada jalan B. Ketika sampai di persimpangan jalan dan dihadapkan
  untuk memilih jalan A atau B, secara otomatis, reaksi otak akan
  mengambil data di memori kita berupa jalan A yang sering kita
  lewati.

  Hal serupa juga terjadi dalam pengaruh media tontonan, bacaan, dan
  permainan; berupa film-film, buku-buku bacaan, game, maupun
  informasi dari internet. Jika seseorang mengonsumsi materi-materi
  media yang bersifat merusak, ketika ia dihadapkan pada pilihan
  bagaimana ia harus mengambil tindakan atau keputusan, ia akan
  cenderung mengambil data dari memori yang ada di otaknya, yakni apa
  yang selama ini ia lihat, dengar, dan baca.

  Oleh sebab itu, pengajaran yang berulang-ulang akan diambil alih
  media apabila orang tua tidak mengambil peran yang sangat penting
  dalam membangun komunikasi keluarga, yaitu mengajarkan dan
  menanamkan nilai-nilai kebenaran Tuhan.

  III. Pengaruh Buruk Game

  Berikut beberapa pengaruh buruk video game terhadap seseorang.
  1. Orang yang kecanduan main game, hingga banyak menyita waktu, bisa
     bermain game sampai 3 hari 3 malam.
  2. Game yang penuh kekerasan bisa mengakibatkan hilangnya empati dan
     belas kasihan.
  3. Kecanduan game mengakibatkan gangguan kesehatan (mata, jantung,
     syaraf otak, dan sebagainya).
  4. Memori otak diisi dengan prinsip-prinsip yang buruk, seperti
     salah satu slogan game: "Only one rule, kill or be killed".
  5. Kehidupan interaksi sosial yang kurang.
  6. Pembentukan karakter yang tidak sehat.
  7. Penurunan prestasi belajar, kehilangan konsentrasi.
  8. Kehilangan fokus terhadap segala sesuatu yang bersifat teks.
  9. Penurunan kehidupan spiritual dan lain sebagainya.

  Meski begitu, ada juga game yang baik dan berguna untuk membangun
  karakter, tetapi jumlahnya sangat sedikit jika dibandingkan dengan
  game yang isinya penuh dengan kekerasan, seks, dan karakter yang
  buruk.

  Kita tidak bisa membendung perkembangan teknologi masa kini sebab
  teknologi akan terus berkembang. Hal yang bisa kita lakukan adalah
  menggunakan teknologi secara tepat guna dan memanfaatkannya untuk
  mengajarkan hal yang baik, berguna, dan yang benar kepada anak-anak
  kita.

  IV. Komunikasi Keluarga

  Komunikasi dalam keluarga adalah komunikasi yang tidak bisa
  dilakukan oleh dunia maya dan media massa. Komunikasi yang bersifat
  tatap muka‚ berbincang-bincang bersama, disertai dengan beragam
  ekspresi wajah, canda ria, sentuhan, belaian, dan pelukan akan
  memberi arti tersendiri dan mengandung sejuta makna bagi pasangan
  dan anak-anak kita (Elvis, Martin. HP & SMS: Alat Bantu atau
  Pengganti? Majalah Eunike 08/Triwulan I/23).

  Media tidak menganggap anak kita sebagai seorang pribadi, melainkan
  sebagai konsumen dan penambah rating iklan. Media tidak bisa memeluk
  anak kita.

  Media tidak bisa mendengarkan anak kita, kita memiliki hak istimewa
  apabila anak kita lari memasuki rumah dengan kabar yang
  menggembirakan: Kita dapat mendengarkan! Pada waktu itu, kita lebih
  penting dari semua acara media di dunia. Media tidak bisa
  menggendong dan berdoa bersama anak kita, tetapi kita dapat
  menaikkan anak kita ke tempat tidur dan menyelimutinya serta berdoa
  bersama dia (Beers, Gilbert V. Orang Tua, Berbicaralah dengan Anak
  Anda!).

  V. Kesimpulan

  Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan langkah yang dapat diambil
  untuk mengatasi kecanduan anak terhadap dunia maya dan media
  audio-visual adalah sebagai berikut.

  1. Komunikasi yang efektif adalah dengan media audio-visual.
  2. Bangunlah kehidupan spiritual dalam keluarga Anda.
  3. Komunikasi keluarga sangat berperan dalam menanamkan nilai pada
     anak dengan orang tua sebagai "role model".
  4. Menanamkan nilai kebenaran dalam diri anak itu sangat penting.
     Dengan demikian, mereka akan bisa mengambil sikap untuk menolak
     segala yang tidak baik. Dan sampai tua nanti pun, ia tidak akan
     menyimpang dari jalan kebenaran.
  5. Tidak ada jalan singkat (shortcut) untuk membebaskan anak yang
     sudah telanjur kecanduan media (game, internet, dan sebagainya);
     diperlukan usaha dan doa.
  6. Jika komunikasi dalam keluarga tidak dibangun, peranan itu akan
     diambil alih oleh media.
  7. Kita tidak bisa melawan dan membendung teknologi dunia maya dan
     media audio-visual.
  8. Lakukan apa yang tidak bisa media lakukan bagi anak Anda.
  9. Jangan terlalu terfokus pada sisi buruk anak Anda, kembangkan
     nilai positif anak -- bakat dan kemampuannya.

  Catatan: Artikel ini merupakan makalah yang disertai dengan beberapa
  cuplikan film dan game untuk menjelaskan pengaruh dan pemanfaatan
  media audio-visual, komunikasi keluarga, membangun aspek spiritual,
  serta tidak terlalu terfokus pada sisi negatif anak.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Nama situs: Situs Layanan Konseling Keluarga dan Karir (LK3)
  Penulis   : Martin Elvis
  URL       : http://www.lk3web.info/readarticle.php?article_id=6

                 ========== CAKRAWALA (2) ==========

           ANAK ANDA DAPAT MENJINAKKAN SI MONSTER TELEVISI

  Mungkin televisi merupakan kekuatan yang dapat dengan mudah merembes
  masuk ke dalam masyarakat kita. Anda dan anak Anda perlu terampil
  dalam menyaring hal-hal mana yang dapat Anda terima dan mana yang
  tidak, selama menghadapi tabung ajaib ini. Dalam hal ini,
  keterampilan untuk menyaring itu lebih diperlukan dibandingkan dalam
  hal-hal lainnya. Tergantung dari kebiasaan-kebiasaan menonton dan
  waktu yang dihabiskan untuk itu, televisi dapat memberikan pengaruh
  yang positif atau negatif terhadap anak Anda.

  Dilihat dari segi negatifnya, terlalu banyak menonton televisi atau
  menonton televisi tanpa pengarahan dan didikan tertentu dari orang
  tua, dapat memberi pengaruh yang merugikan seperti di bawah ini.
  1. Iklan di televisi itu memengaruhi anak untuk menginginkan dan
     membeli barang-barang yang belum tentu baik untuk dia atau yang
     tidak betul-betul diperlukannya.
  2. Televisi dapat dijadikan tempat pelarian dari kenyataan hidup
     yang sebenarnya.
  3. Benda ini dapat menggantikan persahabatan dan suasana bermain
     yang aktif, menghalang-halangi kreativitas, dan perkembangan
     pribadinya.
  4. Televisi dapat menyebabkan beberapa anak tertentu menjadi
     agresif dan bahkan kejam.
  5. Televisi dapat menyebabkan seorang anak mempunyai pandangan yang
     tidak realistis tentang dunia ini.

  Akan tetapi jika digunakan dengan benar, televisi dapat bermanfaat.
  1. Televisi dapat mengumpulkan dan mendekatkan keluarga.
  2. Televisi dapat merangsang percakapan di antara para anggota
     keluarga.
  3. Televisi itu dapat melegakan perasaan tertekan dan memberi
     perasaan santai kepada seorang anak.
  4. Televisi dapat menjadi hiburan yang sehat.
  5. Televisi dapat menjadi sarana bagi seorang anak untuk memperoleh
     informasi, gagasan, dan pandangan yang lebih luas.
  6. Televisi dapat memperluas persepsi seorang anak tentang dunia
     ini.

  Tiga pertanyaan di bawah ini merupakan pertanyaan yang paling
  penting.
  1. Berapa lama sebaiknya menonton televisi itu?
  2. Acara-acara yang bagaimana yang sepatutnya dihindari?
  3. Bagaimana cara Anda meningkatkan daya saring anak Anda dalam
     memilih apa yang akan ditontonnya pada layar televisi?

  Ada banyak pendapat yang berbeda-beda, tetapi beberapa prinsip
  berikut ini pada umumnya dapat diterima.
  1. Tidak menjadi soal berapa jam sehari atau seminggu anak Anda
     diperkenankan menonton televisi (sebagian mengatakan satu jam
     sehari itu batasnya; yang lainnya mengatakan boleh sampai empat
     jam), tetapi demi kesehatan mentalnya, tidaklah baik bagi seorang
     anak untuk menonton televisi lebih dari dua jam secara
     terus-menerus (atau lebih tepat, maksimal dua jam per hari).
     Menonton adalah suatu kegiatan yang pasif, sedangkan dalam
     kehidupan ini orang yang aktif melakukan sesuatu jauh lebih
     produktif daripada orang yang hanya sekadar menjadi pengamat.

  2. Pengaturan waktu atau menonton pada saat yang tepat itu sama
     pentingnya dengan jumlah waktu yang dipergunakan untuk menonton.
     Apakah waktu yang dipergunakan untuk Anda sekeluarga menonton
     televisi itu mengganggu waktu Anda sekeluarga makan bersama atau
     menjadi pengganti saat Anda sekeluarga bercakap-cakap dengan
     santai? Apakah menonton televisi telah merampas waktu bercerita
     sebelum tidur atau waktu Anda sekeluarga berdoa bersama? Apakah
     menonton televisi itu telah menyisihkan kesempatan untuk Anda
     sekeluarga berjalan-jalan pada waktu sore, bermain, atau membaca
     bersama-sama sebagai satu keluarga?

  Berikut ini langkah/tips praktis yang dapat Anda terapkan.
  1. Buatlah suatu survei tentang waktu yang Anda sekeluarga
  pergunakan untuk menonton televisi. Sediakan suatu tabel di dekat
     televisi, dan buatlah kolom-kolom untuk mencatat jam, hari, dan
     judul acara yang ditonton oleh setiap anggota keluarga. Anda akan
     heran melihat betapa banyaknya waktu yang dipergunakan keluarga
     Anda untuk menonton televisi dan acara apa yang paling banyak
     Anda tonton.

  2. Cobalah membuat eksperimen dengan keluarga Anda. Sepakatilah
     untuk menyimpan pesawat televisi Anda di gudang selama satu
     minggu (atau bahkan satu bulan). Lalu rencanakan banyak kegiatan
     keluarga untuk setiap sore dan malam. Pilihlah buku-buku dari
     perpustakaan dan bacalah bersama. Belikan beberapa papan
     permainan. Buatlah acara jalan-jalan bersama untuk "menjelajahi"
     daerah di sekeliling tempat tinggal Anda. Tanamilah kebun; catlah
     bersama salah satu ruangan dalam rumah Anda; lakukan apa saja
     yang produktif dan menyenangkan sebagai satu keluarga. Hari-hari
     pertama memang akan terasa sangat berat, tetapi Anda sekalian
     akan segera merasa heran akan banyaknya waktu yang Anda miliki!
     Pada akhir jangka waktu percobaan itu, Anda akan sanggup membuat
     taksiran yang lebih objektif, yang tidak terlalu emosional,
     tentang berapa banyak waktu yang pantas disediakan oleh keluarga
     Anda untuk menonton televisi.

  3. Penderitaan mental yang dialami seorang anak sebagai akibat
     menonton televisi pada umumnya disebabkan oleh iklan yang
     ditayangkan, tindak kekerasan yang disajikan, dan kehidupan yang
     tidak realistis yang sering diperlihatkan dalam acara-acaranya.
     Untuk mengimbangi hal ini dan untuk mengoreksi perkembangan cara
     berpikir anak, Anda perlu menonton suatu tayangan bersama-sama
     sehingga kemudian Anda dapat membahas segala yang keliru dan yang
     tidak konsisten yang Anda lihat. Sesudah menonton suatu acara,
     bicarakanlah tentang apa yang Anda lihat selagi hal itu masih
     segar dalam ingatan.
     a. Beberkan asumsi dan cara penilaian yang menjadi latar belakang
        acara iklan yang ditayangkan.
     b. Tunjukkan yang mana yang disebut kekerasan itu dan bicarakan
        betapa seriusnya suatu tindakan yang kejam itu di dalam
        kehidupan yang nyata.
     c. Lawanlah gambaran yang keliru -- yang merupakan gambaran
        standar gaya televisi mengenai apa yang ideal sehubungan
        dengan wanita, pria, keluarga, bangsa, dan kelompok-kelompok
        agama.
     d. Perhatikan dengan cermat bagaimana penyampaian berita di
        televisi yang sering berat sebelah mengenai soal politik dan
        sosial. Bicarakan tentang bagaimana ratusan pokok pemberitaan
        yang dapat dilaporkan setiap harinya, tetapi hanya sedikit
        saja yang dipilih; tunjukkan perbedaan yang halus antara mana
        yang penting dan mana yang tidak. Pikirkanlah tentang
        pemilihan kata-kata yang dipergunakan para penyiar yang sering
        terlalu emosional.
  4. Jadikanlah waktu untuk menonton televisi itu bermanfaat dengan
     menyediakan waktu untuk berunding lebih dahulu. Setiap minggu,
     tentukanlah bersama-sama acara-acara mana yang patut ditonton.
     Tetapkanlah batas-batasnya bersama-sama. Pakailah
     pertanyaan-pertanyaan berikut ini sebagai pedoman untuk tontonan
     yang bermanfaat.
     a. Apakah acara itu menarik dan menghibur?
     b. Dapatkah anak Anda mengerti acara itu?
     c. Apakah acara itu menunjukkan perbedaan yang tegas antara yang
        benar dan yang salah dan apakah acara itu mengajarkan cara
        penilaian yang baik?
     d. Apakah acara itu akan menakut-nakuti?
     e. Apakah acara itu memisahkan dengan jelas antara dunia khayal
        dan kenyataan hidup ini?
  5. Bagi anak kecil, coretlah acara-acara yang tema utamanya ialah
     kekerasan, yang membiarkan stres tanpa ada penyelesaian, yang
     fokusnya pada soal ketakutan, atau yang tidak dengan jelas
     membedakan antara apa yang khayalan dan apa yang merupakan
     kehidupan yang nyata.
  6. Ingatlah bahwa "acara-acara standar orang dewasa" yang
     ditayangkan sesudah pukul delapan malam, tidak disediakan untuk
     anak-anak.
  7. Orang tua yang pencandu televisi tidak dapat mengharapkan bahwa
     anak-anak mereka akan dapat mengendalikan diri dalam hal menonton
     televisi. Jika Anda ingin anak Anda mempunyai sikap tertentu
     terhadap televisi, Anda sendiri harus memberi teladan.

  Anak Anda dapat dengan bijaksana memilih acara mana yang akan
  ditontonnya. Percayalah bahwa Allah dapat memberi hikmat dan
  bersiapsedialah untuk mulai terjun dalam pertempuran khusus ini.
  Televisi tidak perlu menjadi monster di dalam keluarga Anda.

  Diambil dan diedit seperlunya dari:
  Judul buku: 40 Cara Mengarahkan Anak
  Penulis   : Paul Lewis
  Penerbit  : Yayasan Kalam Hidup, Bandung 1993
  Halaman   : 158 -- 163
  URL       : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/109/

                      ========== INFO ==========

                           URL TOPIK SERUPA

  Selain dua artikel yang kami sajikan di atas, beberapa artikel
  dengan topik sama bisa Anda dapatkan di beberapa edisi publikasi
  e-BinaAnak dan situs TELAGA. Berikut beberapa URL yang bisa Anda
  akses.

  1. Topik pengaruh televisi terhadap anak.
     ==>  http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/109/
     ==>  http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/254/
     ==>  http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/311/
     ==>  http://www.telaga.org/transkrip.php?anak_dan_televisi.htm

  2. Topik pengaruh komputer terhadap anak.
     ==>  http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/108/
     ==>  http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/111/
     ==>  http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/256/
     ==>  http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/312/

  3. Topik pengaruh video games terhadap anak.
     ==>  http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/110/
     ==>  http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/255/
     ==>  http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/315/
     ==>  http://www.telaga.org/transkrip.php?anak_dan_video_game.htm

  4. Topik pengaruh buku terhadap anak.
     ==>  http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/253/
     ==>  http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/313/

  5. Topik pengaruh musik terhadap anak.
     ==>  http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/257/
     ==>  http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/314/

============================== e-KONSEL ==============================
              PIMPINAN REDAKSI: Christiana Ratri Yuliani
                    PENANGGUNG JAWAB ISI dan TEKNIS
                         Yayasan Lembaga SABDA
                     INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR
                          Sistem Network I-KAN
                      Copyright(c) 2007 oleh YLSA
                      http://www.sabda.org/ylsa/
                       http://katalog.sabda.org/
                     Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                 No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
======================================================================
Anda punya masalah/perlu konseling?        masalah-konsel(at)sabda.org
Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll.
dapat dikirimkan ke alamat:           owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
  Berlangganan: subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
  Berhenti    : unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
  Sistem lyris: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-konsel
  ARSIP       : http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/
  Situs C3I   : http://c3i.sabda.org/
======================================================================

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org