Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/131

e-Konsel edisi 131 (1-3-2007)

Memilih Pekerjaan

  
                    Edisi (131) -- 01 Maret 2007

                               e-KONSEL
======================================================================
        Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
======================================================================

Daftar Isi:
  = Pengantar: Cita-Cita
  = Cakrawala: Anak Tuhan dan Kariernya
  = TELAGA   : Pekerjaan yang Cocok
  = Tips     : Tiga Hal dalam Memilih Karier
  = Kesaksian: Tuhan Mendengar Doaku
  = Info     : Bahan untuk Pemimpin Kristen dari e-Leadership


                ========== PENGANTAR REDAKSI ==========

  Masih ingatkah cita-cita yang Anda sebutkan ketika masih kecil?
  Mungkin saat itu kita mencita-citakan banyak hal: dokter, insinyur,
  pendeta, dan sebagainya. Cita-cita tersebut menjadi profesi ideal
  yang ingin diraih ketika kita menyelesaikan pendidikan.

  Namun, tatkala bertambah dewasa, tak jarang pula kita menjadi
  bingung untuk menentukan bidang yang sesuai dengan bakat dan minat
  kita. Bagaimana kalau kita belum juga menemukan profesi yang sesuai
  bahkan ketika kita sudah menyelesaikan pendidikan? Bagaimana pula
  jika kita merasa tidak cocok dengan pekerjaan yang dijalani saat
  ini?

  Sajian pertama di bulan Maret ini kami angkat ke hadapan Anda guna
  membantu Anda, bahkan rekan-rekan Anda dalam kebimbangannya ketika
  menentukan profesi. Selamat menyimak, kiranya menjadi berkat.

  Redaksi e-Konsel,
  Ratri


                   ========== CAKRAWALA ==========

                       ANAK TUHAN DAN KARIERNYA

  Seorang hamba Tuhan pernah berkata, "It is easier for God to create
  the whole universe than to help a Christian grows." Rupanya benar
  bahwa memang lebih mudah bagi Allah untuk menciptakan seluruh jagat
  raya ini daripada menolong seorang anak Tuhan bertumbuh secara
  rohani dan mengerjakan apa yang Allah kehendaki. Salah satu
  penyebabnya adalah kekacauan peran yang entah mengapa dan bagaimana
  proses terjadinya, telah menyebabkan banyak anak Tuhan mengerjakan
  peran-peran yang sebetulnya bukan peran mereka, baik itu di gereja,
  di dalam keluarga, maupun di dalam pekerjaan mereka sehari-hari.
  Nah, untuk masalah karier atau pekerjaan sehari-hari yang menjadi
  sumber nafkah ini, Anda perlu memerhatikan kasus di bawah ini.

    Ediarto suami saya adalah pemain tenis andalan dari klub di kota
    kami. Dia sangat menyesal karena dalam turnamen minggu lalu, ia
    tidak dapat ikut karena sakit. Menurut dokter, ia mengalami
    pembengkakan jantung dan itu bisa mengakhiri kariernya sebagai
    pemain tenis. Saya jadi bingung sekali. Apa yang harus saya
    lakukan? Saya tahu ia ingin tetap menjadi pemain tenis, tetapi
    kesehatannya tidak memungkinkan lagi. Saya khawatir kalau nanti
    dia menganggur, lalu bagaimana? Memang secara finansial kami tidak
    kekurangan. Saya sendiri mempunyai usaha konfeksi yang cukup maju.
    Tetapi mengenai suami saya, saya harus berbuat apa? Saya sangat
    kenal Ediarto. Dia adalah seorang pribadi yang tak mungkin
    menganggur, dan dia sama sekali tidak tertarik dengan pekerjaan.

  PERTAMA, untuk menghadapi kasus di atas, (bahkan kasus apa saja)
  biasakanlah diri Anda sebagai seorang konselor untuk tidak terjerat
  dengan keluhan dan fenomenanya. Coba rasakan dan pahami apa yang
  sedang terjadi dalam jiwa istri Ediarto ini. Siapa dia dan apa yang
  dia alami di belakang keluhan yang diceritakannya. Jadi, jangan
  sampai Anda langsung berpikir mengenai apa persoalannya dan
  bagaimana resepnya. Cobalah Anda mulai dengan melatih kepekaan jiwa
  Anda sendiri. Coba tempatkan diri Anda di tempatnya dan rasakan apa
  yang kira-kira ia rasakan. Nah, sesuai dengan kepekaan dan keunikan
  pribadi Anda, barangkali Anda mulai dapat merasakan kegelisahan,
  kekhawatiran, dan kebingungannya. Ketiga hal ini pun baru merupakan
  dugaan Anda. Belum tentu dugaan Anda itu semuanya benar. Oleh sebab
  itu, perlu diuji melalui refleksi pribadi Anda kepadanya. Misalnya,
  Anda dapat mengatakan, "Di luar dugaan kita, sering kali hidup ini
  mengalami berbagai perubahan ... dan kadang-kadang kita tidak tahu
  persis apa yang seharusnya kita lakukan ...." Untuk kata-kata Anda
  ini, saya percaya, apa pun responsnya akan mulai menyingkapkan apa
  yang sedang ia rasakan dan pikirkan. Mungkin benar, dia bingung,
  khawatir, dan tidak tahu apa yang terbaik yang harus dia lakukan,
  tetapi data itu juga belum cukup. Anda harus ingin tahu, apa
  sebenarnya hal yang membingungkannya. Mungkin yang dia bingungkan
  bukan suaminya, melainkan dirinya sendiri karena takut kalau nanti
  suaminya harus tinggal di rumah sepanjang hari sehingga sistem hidup
  yang selama ini sudah dinikmatimya akan terganggu. Mungkin juga,
  yang ia khawatirkan adalah kesehatan suaminya (dan bukan
  pekerjaannya). Jikalau Anda dapat terus bertahan dalam "spirit
  emphaty" (merasakan apa yang ia rasakan) dan "listening" (mendengar
  pola pikir dan perasaannya) Anda akan menjumpai banyak misteri dalam
  jiwa klien Anda. Semuanya itu akan tersingkap sedikit demi sedikit.
  Mungkin Anda akan kaget bahwa, misalnya, kekhawatirannya tidak lahir
  dari cinta, tetapi dari ketakutan hidup sendiri tanpa suami. Oleh
  sebab itu, Anda harus dapat menciptakan suasana konseling yang
  kondusif yang memungkinkan klien, tanpa direncanakan, dapat
  menyingkapkan hubungan yang sesungguhnya dengan suaminya. Sampai
  poin ini pun Anda jangan buru-buru memberi nasihat apa pun karena
  proses konseling Anda baru masuk langkah-langkah pertama. Anda belum
  betul-betul mengenal siapa dia dan apa yang terjadi secara subjektif
  menjadi pengalaman pribadinya. Nanti Anda akan mengenal dia yang
  sesungguhnya dan dalam konteks pengenalan itulah Anda melihat akar
  masalah yang dikeluhkannya.

  KEDUA, perlu Anda ketahui bahwa sebagai konselor, tak mungkin Anda
  dapat memberi nasihat dan menemukan penyelesaian "yang sesungguhnya"
  jikalau Anda tidak mengenal prinsip kebenaran firman Tuhan untuk
  masalah tersebut. Misalnya:

  Untuk masalah karier Pak Ediarto

  Sebagai orang Kristen kita percaya bahwa Allah menyediakan empat
  kelompok pekerjaan untuk manusia. PERTAMA, pekerjaan untuk membangun
  tubuh Kristus (gereja yang kelihatan ataupun yang tidak kelihatan).
  Ini adalah pekerjaan yang hanya dapat dikerjakan oleh orang-orang
  yang sudah dilahirbarukan oleh Roh Kudus dan mereka yang secara
  khusus mendapat panggilan Allah. Jenis pekerjaan pembangunan tubuh
  Kristus ini hanya dapat dikerjakan dengan "spiritual gifts" dari
  Allah (Roma 12, lKorintus 12, Efesus 4, Galatia 5 dan sebagainya).

  KEDUA, kelompok pekerjaan yang tujuannya adalah untuk "memanusiakan
  manusia", seperti pendidikan, kedokteran, filsafat, musik, seni,
  psikologi, hukum, dan sebagainya. Untuk kelompok ini, Allah
  memberikan talenta/bakat yang harus terus dikembangkan supaya
  manusia dapat menggarap area hidup tersebut dan dapat memuliakan
  Allah. Melalui musik yang agung, misalnya, manusia dapat memasuki
  dimensi-dimensi hidup yang begitu dalam sehingga mereka lebih peka
  terhadap kehadiran dan karya Allah yang penuh keajaiban. Allah
  memanggil manusia untuk membebaskan setiap dimensi hidup dari jerat
  kesia-siaan (Roma 8:19-21).

  Kelompok KETIGA adalah kelompok pekerjaan yang tujuannya adalah
  untuk "mengenal, mengontrol (memanipulir secara benar), dan memakai
  hukum alam" demi menciptakan alat-alat yang dapat membantu kehidupan
  manusia. Ini juga pekerjaan yang membutuhkan talenta yang khusus
  (misalnya, keahlian dalam fisika dan matematika) sehingga manusia
  dapat menciptakan alat-alat dan mesin-mesin (misalnya, radio,
  telepon, komputer, mobil pesawat terbang, dan sebagainya) untuk
  menunjang kehidupan manusia. Untuk ini, Allah memberikan mandat
  budaya kepada manusia untuk memenuhi, menaklukkan, dan mengerjakan
  bumi dengan segala isinya (Kejadian 1:28).

  Kelompok yang KEEMPAT atau yang terakhir adalah kelompok dari jenis
  pekerjaan yang Allah "izinkan", yaitu pekerjaan yang pada dirinya
  tidak mempunyai makna khusus dalam tujuan penciptaan manusia kecuali
  untuk "melelahkan atau menyibukkan diri manusia" (Pengkhotbah 3:10).
  Dalam kelompok ini termasuk, misalnya, pekerjaan membuka toko
  kelontong, toko roti dan es krim, restoran, bank, pabrik kain dan
  konveksi, dan sebagainya. Memang, masing-masing juga membutuhkan
  bakat atau talenta, tetapi bakat atau talenta tersebut tidak
  mempunyai objekt yang secara khusus menjadi bagian integral tujuan
  penciptaan Allah. Pekerjaan-pekerjaan ini boleh ada, boleh juga
  tidak ada di dunia ini, dan hampir semua jenis pekerjaan ini
  sebenarnya diciptakan oleh "anak-anak dunia" dan akan terus
  bertambah.

  Nah, dalam konteks kelompok pekerjaan yang keempat inilah
  olahragawan, seperti pemain tenis ada. Olahragawan bukanlah jenis
  pekerjaan yang punya objektif sebagai bagian integral penciptaan
  Allah. Bahkan karena pekerjaan ini, tubuh manusia sebenarnya
  cenderung menjadi tidak sehat karena dipaksa dan dipacu lebih
  daripada yang sewajarnya. Itulah yang telah terjadi pada Ediarto
  sehingga jantungnya membengkak.

  Menjadi olahragawan tidak sama dengan berolahraga. Berolahraga
  merupakan bagian pertanggungjawaban hidup, yaitu untuk memelihara
  kesehatan dan berekreasi. Meskipun gunanya tidak sepenting latihan
  rohani (1Timotius 4:8), olahraga tetap menjadi bagian
  pertanggungjawaban manusia karena tubuh ini rumah Roh Kudus
  (1Korintus 6:19-20) sehingga harus dipelihara kesehatannya. Lain
  halnya dengan menjadi olahragawan. Jenis pekerjaan ini sebenarnya
  kurang bermakna karena andil untuk kebaikan bukan pada profesi
  olahraganya, melainkan pada dampak tidak langsungnya, yaitu
  kekompakan, sportivitas, disiplin, dan sebagainya. Untuk olahragawan
  itu sendiri, profesi tersebut lebih banyak membawa kerugian bagi
  dirinya karena tubuhnya menjadi tidak sehat dan jiwanya cenderung
  berorientasi pada pujian, hadiah dan arogansi.

  Konsep Kristiani ini harus dipahami oleh konselor supaya arah
  konseling menjadi jelas untuk kemuliaan nama Tuhan.

  Bahan diambil dan diedit seperlunya dari:
  Judul buletin: PARAKALEO No. 3, Edisi Juli - September 2003
  Penulis      : Pdt. Yakub B. Susabda, Ph.D.
  Penerbit     : Departemen Konseling STTRII Jakarta
  Halaman      : 1 -- 3


                     ========== TELAGA ==========

                         PEKERJAAN YANG COCOK

  Ada orang yang dengan mudah mengetahui jenis pekerjaan yang
  disukainya, namun ada sebagian orang yang mengalami kesukaran
  menentukan bidang pekerjaannya. Untuk memahami bidang yang cocok,
  ada baiknya kita mengenal teori perkembangan karier.

  1. Karier berkembang mulai dari saat anak berusia sekitar dua tahun.
     Pada masa itu, anak mulai mengeksplorasi lingkungan (dengan
     merangkak dan memasukkan benda ke mulutnya) dan mengeksplorasi
     kemampuannya (memanjat atau mulai menggambar). Kebebasan yang
     disertai pengawasan akan memberi ruang gerak kepada anak untuk
     mengembangkan rasa percaya diri. Jadi pada masa balita, peran
     serta orang tua sangat penting untuk menumbuhkan inisiatif dan
     kemandirian anak. Orang tua yang terlalu membatasi akan
     menumpulkan inisiatif anak dan melemahkan kemandiriannya.

  2. Tatkala memasuki usia sekolah, bermain menjadi bagian penting
     dalam perkembangan karier anak. Tipe permainan atau aktivitas
     yang disukai anak sering kali mencerminkan karier anak di masa
     dewasa. Bermain juga merupakan cikal bakal bekerja sebab baik
     bermain maupun bekerja berbagi etos yang serupa. Dalam bermain
     kita harus tenggang rasa, saling tolong, kreatif, dapat
     memecahkan problem, dan mengatasi tantangan guna mencapai tujuan
     bersama -- kualitas yang dituntut dalam bekerja. Jadi, kesempatan
     bermain merupakan waktu yang penting dan bermanfaat bagi anak.
     Jika anak kehilangan waktu bermain, ia akan kehilangan kesempatan
     mengembangkan etos bekerja bersama.

  3. Pada masa remaja, anak terjun ke dalam kehidupan bersama teman
     dan di sinilah keterampilan menjalin dan mempertahankan relasi
     diasah. Bila anak kehilangan kesempatan bergaul, besar
     kemungkinan ia akan kehilangan kesempatan mengembangkan
     kesanggupan berelasi -- sesuatu yang sangat penting dalam
     perkembangan karier karena bukankah semua lapangan kerja menuntut
     adanya kemampuan untuk menjalin dan menjaga relasi?

  4. Pada masa remaja, anak pun mulai mengenali minat serta kemampuan
     dan ketidakmampuannya lewat pendidikan yang ditempuhnya. Jika
     sampai saat remaja anak tetap tidak tahu apa minat dan
     kemampuannya/ketidakmampuannya, besar kemungkinan ia akan
     mengalami keterlambatan dalam perkembangan kariernya. Pada fase
     remaja, sebaiknya anak diberi kesempatan mengenal pelbagai jenis
     pekerjaan serta tuntutannya. Pengenalan ini akan membantu anak
     melihat dirinya dengan lebih jelas di dalam lingkup pekerjaan
     itu.

  5. Baik pada masa anak-anak maupun remaja, pembeberan dini terhadap
     jenis pekerjaan tertentu akan memengaruhi perkembangan karier,
     apalagi bidang tersebut menjadi bidang yang akhirnya dikuasai
     dengan baik.

  6. Peran panutan pada masa anak-anak dan remaja dalam pemilihan
     karier juga sangat besar. Karena ada kaitan antara pemilihan
     karier dan panutan di mana kita cenderung memilih karier yang
     dipilih oleh panutan kita.

  7. Dalam menentukan karier, sedapatnya kita memilih karier yang
     merupakan perpanjangan sekaligus ekspresi diri. Dengan kata lain,
     pilihan karier serasi dengan kepribadian kita.

  8. Adakalanya karier merupakan sarana untuk memenuhi kebutuhan
     emosional. Ini tidak salah, namun dapat mengaburkan bakat semula.
     Jadi, penting bagi kita untuk mengenal diri dan kebutuhan dengan
     tepat.

  9. Jika diperhadapkan dengan pilihan antara kesukaan dan kemampuan,
     kita perlu memilih kemampuan. Sudah tentu idealnya kita dapat
     menggabungkan keduanya. Namun, bila pilihan itu tidak ada,
     sebaiknya kita memilih kemampuan daripada memilih sesuatu yang
     kita sukai, namun tak dapat kita lakukan. Pertajamlah kemampuan
     yang sudah ada terlebih dahulu, baru -- bila ada kesempatan --
     kita mengasah kemampuan yang lemah, namun kita sukai. Dengan kata
     lain, kita membangun karier di atas realitas, bukan angan-angan.

  10. Alih karier bukanlah sesuatu yang tidak lazim. Adakalanya kita
      memilih karier atas dasar kebutuhan (ekonomi atau emosi), namun
      setelah kebutuhan terpenuhi kita pun merasa resah. Di saat
      itulah kita mulai mempertimbangkan alih karier dan biasanya ada
      dua kemungkinan:
      (a) jika sebelumnya kita memilih yang sesuai kebutuhan, sekarang
          kita memilih karier yang sesuai minat dan kemampuan, atau
      (b) kita melihat adanya kebutuhan mendesak dan kita terpanggil
          untuk memenuhinya.

  11. Di luar itu semua, ada sesuatu yang turut memengaruhi karier,
      yakni kesempatan. Tuhanlah yang memberi kesempatan dan kadang
      kesempatan itu tidak diberikan-Nya. Kadang maksud-Nya adalah
      melatih kita untuk siap melakukan tugas yang akan Ia embankan
      pada kita. Adakalanya Ia menutup kesempatan karena Ia tahu bahwa
      kita dapat merugikan orang atau diri sendiri. Kadang Ia menarik
      kesempatan karena Ia ingin mengalihkan kita ke suatu bidang yang
      lain. Pada intinya, kita tidak selalu tahu rencana Allah. Jadi,
      tugas kita hanyalah melakukan tanggung jawab atau bagian kita.
      Terimalah porsi yang Ia tetapkan untuk kita dengan penuh syukur.
      Yusuf berkata kepada saudaranya, "Janganlah takut sebab aku
      inikah pengganti Allah? Memang kamu telah mereka-rekakan yang
      jahat terhadap aku tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk
      kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang
      ini yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar
      (Kejadian 50:19-20).


  Sajian di atas, kami ambil/edit dari isi kaset TELAGA No. #204A
  yang telah diringkas/disajikan dalam bentuk tulisan.
  -- Jika Anda ingin mendapatkan transkrip lengkap kaset ini lewat
     e-Mail, silakan kirim surat ke: < owner-i-kan-konsel(at)xc.org>
                               atau: < TELAGA(at)sabda.org >
  atau kunjungi Situs TELAGA di:
  ==>  http://www.telaga.org/ringkasan.php?pekerjaan_yang_cocok_i.htm


                      ========== TIPS ==========

                    TIGA HAL DALAM MEMILIH KARIER

  Selama bertahun-tahun, saya memberikan konseling kepada para
  mahasiswa yang bersiap-siap hendak memilih karier. Saya melihat
  bahwa di antara para mahasiswa Kristen, pertanyaan yang paling
  penting adalah, "Bagaimana saya bisa mengetahui kehendak Tuhan dalam
  hidup saya?" Sudah tentu bagian dari persoalan tersebut adalah
  pertanyaan tentang karier.

  Pertanyaan ini tidak terbatas pada mahasiswa perguruan tinggi saja.
  Saya juga mendengarnya dari orang-orang yang lebih tua yang hendak
  pindah ke karier kedua atau ketiga. Bagi orang yang sedang bertumbuh
  dan berubah, itu merupakan pertanyaan yang harus dihadapi sepanjang
  hidup.

  Karena saya telah menghadapi beberapa perubahan karier dalam hidup,
  saya telah menyusun satu formula sederhana berdasarkan Alkitab untuk
  menolong membuat keputusan-keputusan khusus tentang pilihan karier.
  Saya menamakannya, "Tiga hal untuk mengetahui kehendak Tuhan." Tiga
  hal itu adalah nalar, kebenaran, dan pernyataan.

  Saya harus mendahului tiga langkah ini dengan mengatakan bahwa pada
  waktu kita mencari kehendak Tuhan untuk suatu pilihan karier
  tertentu, kita terlalu sering menginginkan proses yang potong
  kompas. Kita menginginkan penyataan tanpa melalui proses nalar dan
  kebenaran. Tetapi untuk membuat keputusan yang kuat, kita harus
  bersedia mengambil langkah-langkah itu menurut gilirannya.

  1. Nalar
  --------
  Saya adalah seorang yang sungguh-sungguh percaya bahwa Allah telah
  memberi kita akal dan firman-Nya untuk menolong kita melihat
  kehendak-Nya. Sungguh mengherankan bila banyak orang membuat
  keputusan yang keliru padahal Alkitab telah menunjukkan beberapa
  hal secara jelas sekali.

  Untuk hal-hal di mana Kitab Suci tidak memberikan petunjuk yang
  khusus, orang Kristen perlu memakai akal guna menentukan pilihan
  kariernya. Kita bisa mengajukan kepada diri kita sendiri beberapa
  pertanyaan dasar tentang karunia kita dan minat kita. Apakah kita
  ingin bekerja dengan orang-orang? Ataukah kita lebih senang bekerja
  dengan barang-barang, angka-angka, atau dengan ide-ide? Nalar kita
  dapat memberitahukan hal-hal pokok tertentu mengenai diri kita dan
  menolong kita menempatkan informasi itu untuk berhadapan dengan
  fakta-fakta yang kita ketahui tentang keputusan yang ada. Saya kira
  Allah tidak akan membuat panggilan karier kita bertentangan dengan
  karunia kita. Jadi, kita memakai nalar kita untuk mengadakan
  penyelidikan semampu kita dan untuk mempelajari firman-Nya agar kita
  bisa membuat pilihan yang tepat.

  Saya telah menyusun tiga pertanyaan yang bersifat pribadi dan khusus
  sehubungan dengan karunia-karunia dan minat saya sendiri. Saya yakin
  pertanyaan-pertanyaan ini diberikan oleh Roh dan dituntun oleh
  nalar. Pertanyaan-pertanyaan ini menolong saya untuk mengambil
  keputusan yang masuk akal berkenaan dengan kesempatan-kesempatan
  yang diberikan pada saya. Dalam setiap pekerjaan yang saya lakukan
  saya harus dapat melayani. Kalau saya tidak bisa melayani, saya
  tidak mungkin memilih karier itu. Saya mempunyai karunia memimpin,
  oleh karena itu saya perlu mempunyai kesempatan untuk memimpin. Saya
  juga mempunyai keinginan agar kreatif, jadi saya perlu pekerjaan
  yang menyediakan kesempatan berpikir yang bersifat membaharui dan
  membangun.

  Ketika mempertimbangkan suatu tawaran pekerjaan, inilah kriteria
  yang saya pakai.
  1. Bagaimana saya bisa melayani?
  2. Bagaimana saya bisa memimpin?
  3. Bagaimana saya bisa berkreasi?

  Kalau saya tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan ini secara
  memuaskan, saya tahu bahwa pekerjaan itu bukan untuk saya. Misalnya,
  saya pernah menolak suatu posisi karena walaupun bisa melayani, saya
  hendak dijadikan manajer dalam pekerjaan pemeliharaan dan bukan
  pemimpin dalam pekerjaan yang kreatif.

  Itulah pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan; pertanyaan-pertanyaan
  saudara akan berbeda jikalau karunia dan minat saudara berbeda.
  Tidaklah bijaksana kalau kita meniru pertanyaan orang lain, tetapi
  memang sangat penting bagi kita untuk mempunyai pertanyaan sendiri.

  Nalar, jika diterangi oleh Roh Kudus, akan sangat penting supaya
  mengetahui kehendak Tuhan dalam suatu pilihan pekerjaan. Tetapi
  nalar harus dilengkapi dengan kebenaran.

  2. Kebenaran
  ------------
  Langkah ini melibatkan pertanyaan, "Apakah hati saya benar dihadapan
  Tuhan?" Adalah salah kalau saya mengira Allah akan memimpin saya
  melalui nalar saya bila hati saya tidak benar di hadapan-Nya.
  Bagaimana Allah bisa menghubungi saya jika saya tidak
  mendengarkan-Nya? Jadi, pikiran saya harus siap. Demikian juga hati
  saya. Alangkah baiknya bila kita tidak hanya mengajukan pertanyaan
  ini ketika ada krisis yang timbul dan kita perlu membuat suatu
  keputusan. Sebaiknya, ajukan pertanyaan itu setiap hari dan tetaplah
  dalam keselarasan dengan Allah.

  3. Pertanyaan
  -------------
  Jikalau saudara sudah sungguh-sungguh memeriksa nalar dan kebenaran,
  saudara perlu berkata kepada Tuhan, "Saya membutuhkan suatu tanda
  tentang jalan yang benar, suatu petunjuk dari Engkau" -- dengan kata
  lain penyataan. Dan jika saudara telah sampai pada saat penting yang
  menentukan itu, akan muncul suatu tanda. Tuhan akan menyatakan
  diri-Nya. Tetapi Ia tidak akan memberikan tanda yang gegabah di
  langit; Ia tidak akan menunjukkan tanda sebelum saudara memulai
  dengan nalar dan kebenaran.

  Kehendak Tuhan bagi karier saudara bukan merupakan rahasia Allah
  yang ingin disembunyikan-Nya dari saudara. Allah ingin
  memberitahukan kehendak-Nya kepada saudara sebagaimana saudara ingin
  mengetahuinya. Saudara tidak perlu meragukan bahwa saudara sedang
  melakukan apa yang Allah inginkan. Saudara dan Tuhan, kalau bekerja
  bersama-sama, akan menghasilkan jawaban, tetapi ingat, caranya
  selangkah demi selangkah.

  Bahan diambil dan diedit seperlunya dari:
  Judul buku: Penerapan Praktis Pola Hidup Kristen
  Penulis   : David McKenna
  Penerbit  : Gandum Mas, Yayasan Kalam Hidup, YAKIN, 2002
  Halaman   : 899 -- 901


                   ========== KESAKSIAN ==========

  Berikut ini sajian kesaksian yang di tulis Sdr. Hary kepada redaksi.
  Silakan menyimak, semoga menjadi berkat.

                        TUHAN MENDENGAR DOAKU

  Salam damai sejahtera di dalam Tuhan Yesus Kristus,

  Pada kesempatan ini saya ingin berbagi kesaksian tentang indahnya
  hidup di dalam Tuhan. Saya adalah anak keempat dari empat
  bersaudara. Sejak lulus kuliah dari Universitas Jember (Unej) tahun
  2002, saya ingin sekali bekerja di instansi pemerintah. Dan setelah
  lulus kuliah saya berdoa dan bergumul dengan Tuhan agar saya bisa
  bekerja di instansi pemerintah. Banyak lamaran yang sudah saya
  kirim, ternyata sangat sulit sekali untuk bekerja di instansi
  pemerintah. Akhirnya, saya bekerja di perusahaan swasta walau dengan
  setengah hati. Tetapi saya percaya Tuhan tidak pernah meninggalkan
  anak-anak-Nya dan selalu mendengar doa anak-Nya.

  Tepatnya pada tanggal 1 Desember 2005 tanpa saya sadari, pikirkan,
  dan rencanakan ternyata saya mendapatkan panggilan untuk bekerja
  di salah satu instansi pemerintah di kota saya (dengan melalui
  seleksi). Sekarang saya sudah bekerja sesuai dengan cita-cita saya,
  di suatu instansi pemerintah. Ini semua terwujud oleh karena campur
  tangan Tuhan, kasih sayang Tuhan yang dinyatakan di kehidupan saya
  secara pribadi. Tuhan memberikan sesuatu yang indah bagi anaknya
  yang senantiasa berharap dan berserah kepada-Nya.

  Kiranya kesaksian ini memberikan kekuatan bagi kita. Kala kita
  senang, sedih, bahkan menghadapi permasalahan kiranya Tuhan yang
  menjadi pengharapan kita karena di dalam Dia ada penyelesaian.
  Amin.

  Kiriman: Hary <hary(at)xxxx>


                      ========== INFO ==========

            BAHAN UNTUK PEMIMPIN KRISTEN DARI e-LEADERSHIP

  Seorang pemimpin yang sejati tidaklah perlu mengatakan "Akulah
  pemimpin" kepada para pengikutnya. Bagi Anda yang ingin belajar
  untuk menjadi seorang pemimpin yang sejati, e-Leadership adalah
  sarana yang tepat. Diterbitkan secara berkala setiap bulan oleh
  YLSA, publikasi ini mengemban visi membentuk dan menciptakan sosok
  pemimpin-pemimpin yang baik berdasar prinsip Kristen. Dalam setiap
  edisi, Anda akan memperoleh artikel-artikel tentang kepemimpinan
  dari sudut kristiani, tips, inspirasi, sumber kepemimpinan, dan
  informasi lain yang dapat digunakan untuk memperlengkapi para
  pemimpin, pelatih, dan hamba-hamba Tuhan yang memiliki beban dalam
  kepemimpinan Kristen di Indonesia. Jadi, tunggu apa lagi? Mari
  bergabung dengan milis publikasi e-Leadership dan ikutlah ambil
  bagian dalam memajukan kepemimpinan dengan prinsip Kristen di
  Indonesia.

  ==>  <subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org>       [berlangganan]
  ==>  http://www.sabda.org/publikasi/leadership/              [arsip]
  ==>  http://lead.sabda.org/                        [situs Indo Lead]


============================== e-KONSEL ==============================
                       PIMPINAN REDAKSI: Ratri
                    PENANGGUNG JAWAB ISI dan TEKNIS
                         Yayasan Lembaga SABDA
                     INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR
                          Sistem Network I-KAN
                      Copyright(c) 2007 oleh YLSA
                      http://www.sabda.org/ylsa/
                       http://katalog.sabda.org/
                     Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                 No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
======================================================================
Anda punya masalah/perlu konseling?        masalah-konsel(at)sabda.org
Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll.
dapat dikirimkan ke alamat:           owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
  Berlangganan: subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
  Berhenti    : unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
  Sistem lyris: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-konsel
  ARSIP       : http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/
  Situs C3I   : http://c3i.sabda.org/
======================================================================

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org