Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/123

e-Konsel edisi 123 (3-11-2006)

Mengatasi Kesedihan

                   Edisi (123) -- 01 November 2006

                               e-KONSEL
======================================================================
        Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
======================================================================

Daftar Isi:
  = Pengantar            : Tuhan pun Memakai Kesedihan
  = Renungan             : Di Balik Kesedihan
  = Cakrawala            : Mendekatkan Diri Kepada Tuhan dalam
                           Kedukaan dan Kesedihan
  = Bimbingan Alkitabiah : Ketika Anda Merasa Sedih
  = Tips                 : Dua Belas Cara Mengatasi Kesedihan
  = Surat Anda           : Informasi Tentang e-Konsel


                ========== PENGANTAR REDAKSI ==========

  Kesedihan merupakan suatu keadaan yang bisa melanda setiap orang,
  termasuk orang Kristen, tidak peduli apa pun latar belakangnya,
  ataupun pendidikannya. Tokoh-tokoh yang ada dalam Alkitab sekalipun
  ternyata pernah mengalami kesedihan.

  Kesedihan bisa disebabkan oleh banyak hal, tapi tidak selalu
  kesedihan identik dengan musibah. Tuhan bisa menggunakan setiap
  peristiwa yang terjadi dalam hidup kita untuk melaksanakan rencana-
  rencana-Nya. Jika Tuhan mengizinkan kita bersedih, Dia pasti juga
  memberikan cara untuk mengatasinya. Nah, untuk mempelajari lebih
  lengkap mengenai bagaimana mengelola dan mengatasi kesedihan, simak
  saja sajian edisi e-Konsel awal bulan ini.

  Selamat membaca, Tuhan memberkati.

  Redaksi e-Konsel,
  Ratri


                    ========== RENUNGAN ==========

                          DI BALIK KESEDIHAN

  Bacaan : Pengkhotbah 7:1-14

  Kesedihan bisa berguna bagi jiwa kita. Kesedihan dapat menyingkapkan
  hal-hal yang tersembunyi dalam diri kita dan Allah.

  Kesedihan membuat kita jujur menilai diri sendiri, juga membuat kita
  merenungkan motivasi, maksud, dan keinginan kita. Kita jadi mengenal
  diri sendiri, pribadi yang dulu belum benar-benar kita kenal.

  Kesedihan juga menolong kita melihat Allah karena kita belum benar-
  benar melihat-Nya. Di tengah dukacita yang dalam, Ayub berkata,
  "Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi
  sekarang mataku sendiri memandang Engkau" (Ayub 42:5).

  Yesus, manusia sempurna, digambarkan sebagai "manusia kesedihan"
  yang biasa mengalami penderitaan (Yesaya 53:5). Hal ini sulit untuk
  dimengerti, bahkan Anak Allah yang menjelma menjadi manusia pun
  belajar dan bertumbuh melalui dukacita yang diderita-Nya (Ibrani
  5:8). Saat kita berpikir tentang penderitaan-Nya, juga perhatian-Nya
  terhadap penderitaan kita, kita akan mendapat pemahaman lebih baik
  tentang apa yang ingin Allah kerjakan dalam diri kita melalui
  dukacita yang kita alami.

  Pengarang kitab Pengkhotbah menulis, "Bersedih lebih baik daripada
  tertawa, karena muka muram membuat hati lega" (7:3). Mereka yang tak
  ingin menderita, yang menyangkalnya, menganggap remeh, atau mencoba
  untuk menghilangkannya dengan berbagai alasan, maka perasaannya
  takkan tajam dan sikapnya acuh tak acuh. Mereka takkan bisa memahami
  diri sendiri atau orang lain dengan baik. Jadi, saya pikir sebelum
  kita dipakai Allah, pertama-tama kita harus belajar berdukacita.
  -- David Roper

       KITA BISA LEBIH BANYAK BELAJAR DARI DERITA DARIPADA TAWA

  Bahan diambil dari:
  Publikasi e-Renungan Harian
  Edisi: 27 Mei 2003
  ==>  http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2003/05/27/


                   ========== CAKRAWALA ==========

      MENDEKATKAN DIRI KEPADA TUHAN DALAM KEDUKAAN DAN KESEDIHAN

  Apakah saat ini Anda sedang mengalami kedukaan dan kesedihan? Apakah
  Anda kehilangan seseorang yang Anda sayangi sehingga Anda merasa
  kesepian? Apakah seseorang yang Anda sayangi yang ingin
  menghilangkan kebiasaan buruknya akhirnya mengecewakan Anda? Atau
  apakah Anda terbeban pada kehidupan orang lain sampai Anda tidak
  tahu apakah Anda bisa bertahan atau tidak?

  Pada saat-saat seperti di atas menghampiri, kadang-kadang kita
  merasa sudah tidak bisa lagi bertahan hidup. Anda bertanya kepada
  diri Anda sendiri, apakah setiap hari akan seburuk ini? Apakah ini
  akan terjadi selama bertahun-tahun? Apakah hidup saya bisa lepas
  dari kedukaan dan kesedihan ini?

  Ya, pada saat seperti ini Anda rindu untuk mendekatkan diri kepada
  Tuhan supaya Anda nyaman dalam menghadapi kedukaan dan kesedihan,
  tetapi Anda tidak tahu bagaimana memulainya. Caranya sangat
  sederhana, sangat mudah, tetapi mengherankan jika Anda kesulitan
  menjalaninya.

  Jalan itu adalah Buku Alkitab — janji Tuhan kepada Anda. Semua
  halamannya memberkati, seperti kolam-kolam emas sinar matahari yang
  menyinari hutan. Itu merupakan janji Tuhan yang bersinar seperti
  bintang-bintang di malam yang paling gelap. Halaman-halaman itu
  dipenuhi oleh kata-kata yang menakjubkan dan sangat berarti.

       "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat,
       Aku akan memberi kelegaan kepadamu."

       "tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia
       tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan
       Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya,
       yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."

       "Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku
       Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang
       diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar
       hatimu."

  Benar-benar kalimat yang sangat indah. Rangkaian kalimat di atas
  hanyalah tiga dari ratusan kalimat yang tersebar dalam buku tua yang
  hebat itu. Jika di zaman modern ini kita hanya bisa memangku Alkitab
  dan membukanya saat kita mengalami masalah, tindakan ini seperti
  yang kakek nenek kita lakukan dulu — membukanya secara acak. Itulah
  sebabnya mengapa kita sulit berpindah ke halaman lain tanpa
  menemukan sesuatu yang berharga di dalamnya.

  Mungkin benar bahwa Anda telah sampai di "ujung tanduk" dengan
  seseorang yang Anda sayangi. Mereka mungkin sudah berkali-kali
  berjanji untuk berubah dan menjadi lebih baik. Tapi mereka terus
  saja mengecewakan Anda. Apa lagi yang dapat Anda lakukan untuk
  mereka?

  Tempat yang tepat untuk meletakkan kekhawatiran Anda sendiri dan
  kesalahan orang yang Anda kasihi adalah di tangan Bapa. Karena
  tangan itu senantiasa terulur untuk Anda setiap saat.

  Ingatkah Anda sewaktu Anda masih kecil? Anda bangun di malam yang
  gelap dan melihat sebuah bayangan yang menakutkan di dinding.
  Bayangan itu mungkin disebabkan sinar bulan yang bersinar melalui
  pohon-pohon dan Anda ketakutan melihatnya. Anda bangun dari tempat
  tidur dan lari menuju tempat tidur ibu Anda lalu berteriak, "Ibu,
  Ibu! Aku takut!"

  Lalu dia melingkarkan lengannya dan memeluk Anda dengan penuh kasih.
  "Jangan takut," katanya. "Ibu di sini, sayang. Jangan takut."
  Kemudian Anda tertidur lelap lagi, semua air mata Anda dihapus
  dengan tangan yang lembut.

  Saat ini Anda adalah anak Bapa. Saat Anda bangun di malam hari lalu
  rasa takut dan khawatir menyerang dan Anda berteriak "Bapa, Bapa,
  saya takut!" Bapa akan mengulurkan lengannya yang abadi merangkul
  Anda sambil berkata, "Jangan takut, anak-Ku. Aku di sini. Tidak ada
  yang perlu ditakutkan!" Lalu Anda merasa damai karena "Tuhan akan
  menghapus semua air mata"

  Hidup Anda akan bebas dari khawatir dan derita jika Anda menyerahkan
  semuanya kepada Tuhan. Hidup Anda dibebani dengan khawatir dan
  derita karena Anda tidak memercayakan semua itu pada Tuhan. Tidak
  ada yang begitu kecil bagi Tuhan jika itu mendatangkan kebahagiaan
  dan sukacita. Dia sudah berjanji kepada Anda.

  Ketika Anda meletakkan masalah-masalah Anda ke tangan Tuhan, jangan
  pernah memintanya kembali. Pikirkan saja apa yang akan Anda dapatkan
  setelah Anda meletakkannya ke dalam tangan Tuhan! "Damai
  sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu."

  Suatu malam, seorang pendeta dibangunkan oleh dering telepon.
  Seorang duda yang tak dikenalnya, yang mengetahui namanya dari
  catatan gereja, meneleponnya. Satu-satunya anak perempuan duda itu
  yang masih berusia 7 tahun tewas tertabrak truk di jalan tol. Sang
  pengemudi tidak tahu bahwa dia sudah menabrak seorang anak dan pergi
  begitu saja.

  Penabrak itu tak tahu apa yang dapat dilakukannya. Pendeta itu pergi
  ke rumah duda itu dan menemukannya dalam keadaan sangat bersedih.
  Tanpa sepatah kata pun, pendeta itu merangkulnya dan berkata, "Ayo
  keluar."

  Saat itu sedang terjadi badai, tapi mereka tetap keluar. Mereka
  berjalan bermil-mil di sepanjang jalan yang gelap. Mereka diam. Apa
  yang harus dikatakan? Pendeta itu diam-diam berdoa, memohon agar
  Bapa menjamah dan menyembuhkan pria yang terpukul itu.

  Mereka terus berjalan. Setelah pendeta tersebut mengatakan apa yang
  didoakannya pada pria itu, setiap kali kilat menyambar, pria itu
  melihat wajah pendeta yang baik hati dan kuat itu. Dan setiap kali
  ia melakukannya, perasaan nyaman dan damai yang amat dalam ia
  rasakan hingga akhirnya dengan rendah hati ia dapat berkata,
  "Terjadilah apa yang harus terjadi," dan ia menyerahkan anak yang
  ditabraknya itu ke dalam pemeliharaan Tuhan yang penuh kasih.
  Akhirnya ia menangis — air mata pertama yang ia cucurkan — air mata
  kedukaan, namun juga air mata kebahagiaan!

  Di mana pun selalu ada pria dan wanita yang ditaklukkan oleh
  kedukaan dan kesedihan. Anda mungkin mengira kedukaan dan kesedihan
  mampu mengusir kebahagiaan dari berbagai kehidupan sehingga
  kehidupan itu dilingkupi oleh kedukaan.

  Tidak demikian! Kedukaan dan kesedihan memiliki sesuatu di dalamnya
  bagaikan atap di atas kepala ketika hujan turun. Mereka tidak banyak
  berbicara tentang itu, namun jika Anda dapat melihat mereka pada
  saat mereka berdoa, Anda akan melihat sesuatu di wajah mereka yang
  akan mengisahkan seluruh cerita.

  Anda akan melihat mereka berlutut dan Anda akan tahu bahwa kehadiran
  Tuhan sebagai Teman dekat yang penuh kasih adalah nyata bagi mereka.
  Kehadiran yang akan Anda lihat ini bukanlah sebuah khayalan, namun
  sesuatu yang mereka temukan bagi diri mereka sendiri dari suatu
  pengalaman.

  Kedukaan dan kesedihan bisa menghampiri Anda dalam berbagai cara.
  Tidak selalu melalui kematian, namun sering kali melalui kesia-siaan
  hidup orang yang Anda kasihi, melalui berbagai tantangan yang sering
  kali harus dihadapi dalam hidup ini.

  Namun, Anda juga dapat membawa hidup ini menuju Kerajaan Allah yang
  ada dalam diri Anda. Ketika Anda berlutut untuk berdoa, Anda sedang
  mengukir suatu kekuatan yang terdalam dari diri Anda — dari Kerajaan
  yang ada dalam diri Anda — satu-satunya kekuatan yang dapat
  mengatasi kedukaan dan kesedihan.

  Oleh sebab itu, ketika Anda memikirkannya, tidakkah semua orang,
  Tuhan, dan teman-teman kita juga benar-benar memikirkan masalah-
  masalah kita? Kita mengira bahwa kita adalah satu-satunya orang yang
  menderita. Kita mengira bahwa tidak seorang pun pernah menderita
  seperti ini. Kita mengira bahwa tidak seorang pun dapat memahami
  penderitaan kita. Dan kita berpikir, seakan-akan itu semua benar!

  Ada satu cerita tentang seorang wanita yang sedang sangat berduka
  dan sedih. Lalu wanita ini mendatangi seorang bijak dan meminta
  kepadanya sebuah jimat yang dapat menjamin bahwa kedukaan dan
  kesedihan itu tidak akan dialaminya lagi.

  Orang bijak itu berpikir beberapa saat dan kemudian berkata, "Ya,
  aku akan memberimu jimat itu, namun syaratnya kamu harus memberiku
  segenggam tanah dari tempat-tempat yang engkau lewati sebelum engkau
  sampai ke rumahmu. Tanah itu harus berasal dari tempat di mana
  kedukaan tidak pernah masuk."

  Lalu wanita itu pergi. Di setiap rumah dia bertanya, "Apakah
  kedukaan tidak pernah datang ke rumah ini?" Dan di setiap rumah,
  pemiliknya selalu menggelengkan kepala. Wanita itu tidak pernah
  mendapati sebuah rumah yang belum pernah didatangi kedukaan.

  Ketika wanita itu pergi ke kota dan melihat kedukaan berada di
  setiap rumah, kesedihan dan kedukaannya berubah. Sebelum gambar
  kesedihan itu ada di mana-mana, hatinya mulai melembut, dia berhenti
  mengatasi kesedihannya sendiri. Dia menjadi lembut kepada orang
  lain. Air mata kesedihannya berubah menjadi air mata kesedihan untuk
  orang lain. Dia tidak melupakan kesedihannya, namun dia kehilangan
  kesedihannya di dalam kesedihan orang lain.

  Jadi, jangan menutup diri dari kedukaan dan kesedihan Anda. Pergilah
  bekerja dan keluarlah dari rumah meskipun dengan tangan hampa dan
  langkah kaki yang diseret. Karena melalui karya dan pelayanan kasih
  dan simpati untuk orang lainlah kasih Tuhan dinyatakan!

  Sejauh ini Anda dapat masuk ke kehidupan orang lain dan sampai di
  situ saja. Ketika Anda telah selesai melakukannya dengan kekuatan
  Anda sendiri untuk membantu orang lain mengatasi kebiasaan buruknya,
  seperti mabuk, berjudi, bersumpah serapah atau yang lainnya, maka
  Anda dapat berdoa kepada Tuhan.

  Jangan pernah berpikir bahwa hidup ini tidak dapat dikendalikan,
  bahkan ketika kedukaan tampaknya tidak dapat dihadapi. Ada banyak
  kesedihan yang lebih parah dari yang Anda hadapi sekarang ini.
  Melalui kedukaan dan kesedihan inilah mereka membangun kehidupan
  baru yang damai dan nyaman — bahkan kebahagiaan.

  Seorang pria yang berusia di atas tujuh puluh tahun dan sebatang
  kara di dunia ini, tiba-tiba menjadi buta. Dia hidup sendiri di
  sebuah rumah kecil di pinggir desa. Pada awalnya dia baik-baik saja.
  Namun, tiba-tiba saja dia harus hidup dalam kegelapan, di mana tidak
  pernah ada sinar harapan atau keceriaan. Dia bahkan tidak pernah
  dapat membaca Alkitabnya lagi.

  Sampai pada suatu hari ketika dia berjalan melewati pagar rumahnya
  dan mencium sekuntum bunga, ia berkata, "Aku bisa memiliki sebuah
  taman. Meskipun aku tidak bisa melihat bunga-bunga ini, aku dapat
  merawatnya dengan baik dan merasakan serta mencium dan mengasihi
  mereka."

  Kemudian dia mulai membuat sebuah taman, merawatnya dengan penuh
  kasih. Tangannya yang peka mulai tahu setiap tanaman yang baru
  tumbuh. Bunga-bunga tampaknya dapat merasakan perawatan yang baik
  yang diberikan oleh pria itu. Bunga-bunga itu bermekaran seperti
  bunga-bunga yang ada di desa itu. Setiap hari pria itu menyuruh
  seorang anak laki-laki tetangganya untuk mengantarkan seikat bunga
  ke rumah sakit terdekat. Bunga-bunga itu mengantarkan kasih yang
  diberikan pria tua itu kepada orang-orang yang sedang sakit.

  Meskipun dari kegelapan, orang tua yang buta itu telah mengukir
  kedamaian dan kegembiraan melalui kasihnya kepada bunga-bunga yang
  ditanamnya dan melalui kasihnya kepada orang lain.

  Anda juga dapat melakukan hal yang sama. Buatlah sebuah taman
  pelayanan kasih untuk orang-orang di sekeliling Anda.

  Anda dapat mengasihi mereka yang membebankan salibnya kepada Anda.
  Seperti Yesus yang mengampuni mereka yang percaya kepada salib-Nya.
  Anda pun dapat mengasihi orang lain meskipun mereka bersalah kepada
  Anda. Anda dapat menolong mereka dan menyerahkan pemulihannya kepada
  Tuhan sesuai dengan waktu-Nya.

  Anda tidak harus menunggu berkat kebahagiaan dan sukacita dari
  Tuhan. Bahkan penjahat yang ada di samping salib Yesus pun mendengar
  janji-Nya, "Sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama
  dengan Aku di dalam Firdaus."

  Anda tidak harus menunggu suatu hari nanti supaya dapat dekat dengan
  Tuhan sehingga kedukaan dan kesedihan dapat diatasi. Semudah
  membalikkan halaman buku, sesederhana membuka jendela, Anda dapat
  memiliki kebahagiaan itu sekarang juga. Anda dapat memulainya
  sekarang — hari ini — untuk mengakui berkat kebahagiaan yang telah
  Tuhan janjikan kepada Anda. Anda dapat ikut serta dalam hidup yang
  berkelimpahan di dalam Kerajaan Allah yang ada di dalam hati Anda
  sekarang — hari ini — juga.

  Kami doakan Anda: "Ada kebahagiaan dari Tuhan di dalam kedukaan."
  (t/ratri)

  Bahan diterjemahkan dari:
  Judul buku   : With God All Things are Possible
  Judul artikel: Drawing Close to God for Comford in Sorrow and
                 Sadness
  Penulis      : tidak dicantumkan
  Penerbit     : Bantam Books, Noroton, Connecticut 1972
  Halaman      : 78 — 83


              ========== BIMBINGAN ALKITABIAH ==========

                       KETIKA ANDA MERASA SEDIH

  Alkitab merupakan satu-satunya sumber yang dapat benar-benar
  menolong kita mendapatkan kedamaian hati ketika kita merasa sedih.
  Berikut ini janji-janji Allah yang tertulis di dalam Alkitab yang
  dapat kita gunakan untuk menguatkan hati kita ketika menghadapi
  kesedihan.

  Roma 8:16-18, 8:26-27
  Filipi 3:10
  2Korintus 4:17
  Ayub 23:10
  Roma 8:28
  Mazmur 30:5
  Yesaya 55:12
  Ayub 13:15
  Ratapan 3:24
  Yesaya 53:4
  Mazmur 145:14, 31:7
  Filipi 4:4
  1Tesalonika 5:9-11

  Bahan diambil dari:
  Indeks Masalah Sehari-hari (CD SABDA 2.0)
  Nomor topik : 09726
  Copyright   : Yayasan Lembaga SABDA [Versi Elektronik (SABDA)]


                    ========== TIPS ==========

                  DUA BELAS CARA MENGATASI KESEDIHAN

  Kita semua pernah merasakan kehilangan. Namun, ketika kita
  kehilangan sesuatu yang sangat berarti dalam hidup kita — saat kita
  kehilangan ikatan dengan seseorang atau binatang kesayangan,
  pekerjaan yang sangat berarti, tujuan yang sangat penting, atau
  bahkan mungkin kehilangan pondasi iman, kita mengalami perasaan
  putus asa, tidak percaya, dan kesepian. Jika Anda kehilangan
  seseorang yang istimewa, rasa sakitnya bisa jadi besar sekali,
  seolah-olah Anda terjerumus ke dalam jurang yang dalam dan
  ditinggalkan. Anda mungkin merasakan kesedihan yang mendalam,
  bagaimana Anda bisa bertahan, bagaimana Anda dapat kembali
  memercayakan kasih Anda kepada orang lain.

  Hidup seakan menjadi tidak nyata setelah kehilangan sesuatu yang
  sangat berarti. Belajar bagaimana cara menghadapinya, terlibat di
  dalamnya, dan masuk kembali ke dunia nyata ketika kita merasa sangat
  kesepian dan sedih adalah sebuah perjuangan yang terjadi dengan
  tingkat yang berbeda-beda untuk tiap orang. Meskipun tampaknya
  mustahil, ada beberapa hal spesifik yang dapat Anda kerjakan
  sekarang untuk membantu Anda melewati masa-masa sulit setelah
  kehilangan sesuatu yang amat berarti itu. Berikut ini dua belas ide
  yang bisa Anda gunakan.

  1. Sediakanlah ruang dan waktu; jiwa Anda butuh waktu untuk
     pemulihan.

     Berilah ruang bagi diri Anda sendiri. Kurangi harapan-harapan
     Anda dan santailah. Artinya, jangan menyiksa diri Anda jika
     proyek-proyek atau tujuan-tujuan tak terlaksana seperti yang
     diharapkan.

  2. Ceritakanlah

     Carilah teman dekat untuk mencurahkan perasaan Anda. Sangat
     penting untuk melepaskan kesedihan Anda dengan orang lain.
     Manusia diciptakan untuk menjadi makhluk sosial. Namun,
     imbangilah hal ini dengan menyisihkan waktu dan ruang untuk
     sendirian.

  3. Katakan, "Selamat tinggal."

     Buatlah sebuah surat perpisahan kepada seseorang yang telah
     meninggalkan Anda. Itu adalah salah satu jenis penghilangan emosi
     yang dapat membantu proses penyembuhan. Namun, jangan paksakan
     diri Anda. Lakukanlah hal ini bila Anda merasa bahwa apa yang
     Anda lakukan itu baik.

  4. Kenanglah

     Kumpulkan semua benda kenangan Anda bersama orang yang Anda
     cintai yang berupa foto, hadiah-hadiah, surat-surat, dan
     kartu-kartu. Tunjukkan koleksi tersebut kepada orang lain untuk
     membantu Anda mencurahkan perasaan Anda.

  5. Menangislah

     Menangislah jika Anda sudah siap. Anda mungkin dalam keadaan
     terguncang dan penyangkalan, bahkan tidak merasakan kesedihan
     selama beberapa waktu, jam-jam pertama, atau kadang-kadang bahkan
     beberapa hari setelah kehilangan. Namun, ketika saatnya emosi
     mulai muncul, biarkan air mata Anda mengalir.

  6. Pergilah keluar!

     Habiskan waktu untuk minum teh atau kopi di kafe, berkeliling di
     toko buku, atau jalan-jalan di pertokoan atau di taman.

  7. Carilah dukungan.

     Bicaralah dengan orang-orang yang dalam hidupnya sudah pernah
     mengalami kehilangan.

  8. Ampunilah

     Anda mungkin berpikir atau mengatakan "Saya seharusnya .... Saya
     seharusnya tidak .... Saya dapat .... Jika saja saya dapat ...."
     Pikiran-pikiran tentang apa yang seharusnya dilakukan dan tidak
     dilakukan hanya akan membuat Anda gila. Tak ada manusia yang
     sempurna, jadi ampunilah diri Anda sendiri dan orang lain.

  9. Mencari pelarian.

     Pelarian bisa jadi hal yang sehat dalam dosis yang tepat dan bisa
     disalurkan dalam berbagai bentuk. Misalnya, seseorang yang dalam
     keadaan tertekan dapat menghabiskan banyak waktu untuk tidur. Hal
     ini sebenarnya merupakan bentuk mekanisme pertahanan tubuh. Jadi,
     carilah pelarian! Pergilah menonton ke bioskop, lakukanlah hobi
     baru, banyaklah tidur siang, atau lakukanlah suatu perjalanan.

  10. Berdoalah

      Baca dan renungkanlah Kitab Suci. Bacalah Mazmur 23, 139, 27;
      Yohanes 14:1—6, 11:25—26, Roma 8:31—39; 1Korintus 15:1—58, dan
      Wahyu 21:1—6. Biarkan Allah yang memulihkan Anda.

  11. Singkirkanlah yang negatif.

      Hentikan pikiran-pikiran negatif — ingat, pikiran-pikiran itu
      mengubah unsur-unsur kimia dalam otak Anda menjadi hal-hal yang
      lebih buruk. Berhatilah-hatilah berada di antara orang-orang
      yang negatif. Jika memungkinkan, menjauhlah dari keadaan yang
      membuat Anda sedih (lihat "Larilah").

  12. Berolahragalah

      Jangan mengabaikan tubuh Anda. Sekali-sekali, pergilah ke pusat
      kebugaran, di mana Anda akan dikelilingi oleh banyak orang. Olah
      raga memperbaiki penghargaan diri dan menghasilkan hormon-hormon
      positif dalam tubuh Anda. Kenikmatan yang timbul saat endorfin
      dilepaskan selama berolahraga dapat memberikan hasil yang
      mengagumkan.

  Bahan diambil dan diedit dari:
  Judul buku       : 12 Ways to Move Through Grief
  Penulis          : tidak dicantumkan
  Penerbit         : Living Hope Methodist Church
  Dipublikasikan di: Christian Counseling Center (C3I)
  URL              : http://c3i.sabda.org/isi/?id=604&mulai=0


                   ========== SURAT ANDA ==========

  Dari: Cornelius <cornelius<at>xxxx>
  --cut--
  >Saya juga ingin mengetahui lebih banyak dari e-konsel ini, bisakah
  >saya mendapatkan informasinya lebih lanjut, apakah e-konsel ini
  >adalah wadah dimana kita dapat konseling juga? Tolong
  >jawabannya,atas perhatiannya saya mengucapkan banyak terimakasih.
  >Tuhan Memberkati.

  Redaksi:
  Bagi Sdr. Cornelius dan para pembaca yang ingin mengenal e-Konsel,
  berikut ini adalah penjelasan untuk Anda:

  e-Konsel adalah milis publikasi elektronik yang diterbitkan oleh
  Yayasan Lembaga SABDA (YLSA). Publikasi ini berisi bahan-bahan (bisa
  berupa artikel, tips, tanya jawab, atau info) seputar dunia
  konseling dan diterbitkan setiap tanggal 1 dan 15 tiap bulannya.
  Kami berharap sajian e-Konsel dapat menjadi sumber bahan bagi para
  konselor Kristen, hamba Tuhan, dan orang-orang Kristen awam yang
  rindu diperlengkapi dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan
  tentang konseling Kristen. Dengan demikian, mereka dapat terlibat
  dalam pelayanan konseling yang efektif, baik untuk menolong
  keluarga, teman, jemaat, orang lain maupun diri sendiri.

  Publikasi e-Konsel juga diterbitkan untuk mendukung Situs Christian
  Counseling Center Indonesia (Situs C3I). Di situs ini Anda bisa
  mendapatkan bahan-bahan lebih banyak lagi tentang konseling. Kalau
  Anda belum pernah berkunjung ke situs C3I, silakan klik alamat
  berikut ini:

  ==>  http://c3i.sabda.org/

  e-Konsel juga melayani konseling melalui e-mail. Jika Anda memiliki
  masalah dan ingin berkonseling, silakan kirimkan kepada kami ke:

                    <masalah-konsel(at)sabda.org>

  Demikian penjelasan dari kami, semoga menjawab pertanyaan Anda.
  Tuhan memberkati.


============================== e-KONSEL ==============================
                         STAF REDAKSI e-Konsel
                           Ratri, Evie, Raka
                    PENANGGUNG JAWAB ISI dan TEKNIS
                         Yayasan Lembaga SABDA
                     INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR
                          Sistem Network I-KAN
                      Copyright(c) 2006 oleh YLSA
                      http://www.sabda.org/ylsa/
                       http://katalog.sabda.org/
                     Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                 No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
======================================================================
Anda punya masalah atau perlu konseling?   masalah-konsel(at)sabda.org
Informasi, artikel, bahan, sumber konseling, surat, saran, pertanyaan,
dll. dapat dikirimkan ke alamat:          owner-i-kan-konsel(at)xc.org
  Berlangganan: subscribe-i-kan-konsel(at)xc.org
  Berhenti    : unsubscribe-i-kan-konsel(at)xc.org
  Sistem lyris: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-konsel
  ARSIP       : http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/
  Situs C3I   : http://c3i.sabda.org/
======================================================================

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org