Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/108

e-Konsel edisi 108 (16-3-2006)

Memberi Pengajaran Melalui Konseling Alkitabiah

 
<=>                  Edisi (108) -- 15 Maret 2006                  <=>

                               e-KONSEL
<=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=>
        Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
<=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=>

Daftar Isi:
  = Pengantar           : Salam sejahtera!
  = Renungan            : Persiapan Paskah (1): Mazmur 22:1-12
  = Cakrawala           : Pengajaran Seharusnya Benar-Benar
                          Alkitabiah
  = Bimbingan Alkitabiah: Penggunaan Alkitab dalam Bimbingan
  = Info                : Pelatihan Keterampilan Dasar Konseling (LK3)
  = Surat Anda          : Info LK3

<=> PENGANTAR REDAKSI -------------------------------------------- <=>

  Salam sejahtera!

  Tanpa terasa, satu bulan lagi kita akan memperingati Hari PASKAH.
  Selain melakukan berbagai persiapan kegiatan PASKAH, baik di gereja
  ataupun di persekutuan, kami percaya Anda juga akan melakukan
  persiapan hati untuk mengingat kembali pengorbanan Kristus di atas
  kayu salib. Untuk itu, kami mengajak Anda membaca renungan yang kami
  sajikan kali ini. Kiranya bisa menjadi acuan bagi pembaca untuk
  menyiapkan hati di hari PASKAH nanti.

  Selain sajian Renungan PASKAH, edisi e-Konsel kali ini akan mengajak
  kita untuk lebih mempersiapkan pelayanan kita terhadap konseli yang
  kita layani. Hal ini sangat penting mengingat bahwa konseli datang
  bukan hanya sekadar ingin didengarkan tetapi juga ingin memperoleh
  bimbingan dan pemecahan atas masalah-masalahnya. Apakah pengajaran
  yang selama ini kita berikan adalah pengajaran yang alkitabiah dan
  tepat bagi mereka? Ataukah malah pengajaran yang kita berikan justru
  tidak sesuai, terutama dengan keadaan emosi, kematangan rohani, dan
  tingkat permasalahan setiap konseli? Simak saja sajian kali ini,
  kiranya bisa menolong Anda untuk bisa melayani dengan lebih baik.

  Selamat membaca dan Tuhan memberkati!

  Staf Redaksi e-Konsel,
  (Endang)

<=> RENUNGAN ----------------------------------------------------- <=>

                        <=> MAZMUR 22:1-12 <=>

  Persiapan hati untuk Paskah (1)
  -------------------------------
  Pernahkah Anda mendengar lagu Nobody`s Child? Lagu itu mengisahkan
  kesedihan seorang anak yatim piatu yang tinggal di sebuah panti
  asuhan. Teman-teman lainnya sudah banyak yang meninggalkan panti
  asuhan karena diadopsi. Namun, tidak satu keluarga pun yang mau
  mengadopsi dirinya karena ia buta. Penderitaan batin hebat yang
  dialami anak itu bukan disebabkan ia buta dan yatim piatu, namun
  karena tidak seorang pun menginginkan kehadirannya. Ia telah ditolak
  oleh setiap orang yang melihatnya, karena kekurangan fisiknya yang
  fatal.

  Namun, penderitaan anak itu masih terlalu ringan bila dibandingkan
  dengan penderitaan yang dialami oleh seorang manusia yang
  digambarkan oleh pemazmur. Benarkah demikian? Sesungguhnya seseorang
  dalam mazmur ini tidak mempunyai kekurangan yang fatal di hadapan
  Allah. Ia bahkan mempunyai hubungan yang sangat dekat dan khusus
  dengan Allah sebab ia memanggil Allah dengan sebutan `Allahku`
  bahkan Allahnya sudah mengenal dan dikenal oleh nenek moyangnya
  (4-6). Namun, tanpa alasan yang diketahui, Allahnya meninggalkan
  dirinya ketika ia sangat membutuhkan. Ia telah ditolak oleh Allahnya
  yang selama ini dipujanya. Allahnya tidak seperti yang pernah ia
  kenal sebelumnya (4-6). Oleh sesamanya ia dipandang sebagai manusia
  yang rendah dan menjijikan. Ia dicemooh karena Allah yang selama ini
  dipujanya ternyata tidak memedulikannya, bahkan meninggalkannya.
  Masih adakah pengharapan baginya? Setiap pintu pengharapan sudah
  tertutup. Ia harus sendiri menanggung semua itu. Adakah manusia yang
  pernah mengalami penderitaan yang mengerikan seperti itu? Tidak ada
  yang pernah selain manusia Yesus Kristus. Mazmur ini merupakan
  nubuat yang sudah menjadi catatan sejarah karena sudah digenapi oleh
  Yesus Kristus di kayu salib.

  Renungkan:
  ----------
  Hari ini tepat satu bulan sebelum Paskah. Marilah kita mempersiapkan
  hati dalam Minggu Sengsara ini dengan mulai mengenang kembali
  penderitaan Kristus. Penderitaan Kristus merupakan bentuk
  solidaritas-Nya terhadap penderitaan manusia dan sebagai tanda
  kasih-Nya, sehingga tidak ada penderitaan manusia yang tidak dapat
  Yesus rasakan. Bentuk solidaritas apakah yang dapat Anda lakukan
  selama satu bulan ini sebagai wujud kasih Anda kepada umat manusia
  yang menderita?

<=> Sumber diambil dari: <=>
  Publikasi e-SH (Santapan Harian), Edisi 15 Maret 2001
  ==>  http://www.sabda.org/publikasi/e-sh/2001/03/15/
  ==>  < subscribe-i-kan-akar-Santapan-Harian(at)xc.org >

<=> CAKRAWALA ---------------------------------------------------- <=>

    <=> PENGAJARAN KONSELING SEHARUSNYA BENAR-BENAR ALKITABIAH <=>

  Pengajaran yang diberikan dalam konseling seharusnya tidak hanya
  berdasarkan Alkitab dan akurat menurut Alkitab, melainkan juga cocok
  untuk masing-masing konseli baik dalam soal materi maupun metodenya.

  Isi Pengajaran Haruslah Tepat
  -----------------------------
  Saya pernah menyaksikan beberapa konselor mempersiapkan terlebih
  dahulu apa yang akan mereka katakan kepada konseli, kemudian
  mereka pun menyampaikan pengajaran tadi tanpa memastikan apakah hal
  tersebut relevan dengan kebutuhan orang itu atau tidak. Hal ini
  hanya akan membuang-buang waktu saja; sebab kendatipun nasihat
  tersebut mungkin berdasarkan Alkitab dan akurat, namun tidak
  bermanfaat bagi proses perubahan dalam kasus tersebut. Untuk
  menghindari kesalahan semacam ini, kita harus menyadari aspek-aspek
  penting yang terdapat dalam situasi setiap konseli dan menggunakan
  informasi tersebut untuk membuat pengajaran yang sesuai.

  Pertama-tama, pengajaran kita harus cocok dengan kecemasan-
  kecemasan konseli saat itu. Walaupun kita sendiri mungkin merasa
  bahwa ia membutuhkan pengajaran tertentu (yang tidak disadari oleh
  konseli dan tidak memintanya), langkah terbaik yang harus dilakukan
  adalah dengan sejak awal mengajarkan kepadanya isu-isu yang sudah ia
  kemukakan. Dari situ bangunlah jembatan menuju soal-soal penting
  yang kita anggap perlu untuk dibahas. Mulailah dari titik di mana
  semua itu berada, lalu giringlah ke arah di mana semua itu
  seharusnya ada.

  Kita juga perlu mempertimbangkan kondisi emosional konseli. Kita
  mungkin perlu menentukan pengajaran apa yang dapat ia atasi secara
  emosional pada taraf tertentu dalam konseling. Misalnya, seseorang
  yang sedang bingung secara emosional biasanya tidak siap mendengar
  teguran yang keras ataupun memberikan tanggapan sebagaimana
  mestinya. Dalam kasus-kasus semacam ini, kita seharusnya terlebih
  dahulu berusaha membawa konseli ke taraf stabilitas emosional
  tertentu sebelum kita menghadapinya secara lebih langsung.

  Pengajaran yang akurat dan alkitabiah juga memperhitungkan
  kematangan rohani konseli. Ibrani 5:12-14 menjelaskan bahwa orang-
  orang Kristen yang tidak dewasa hanya dapat menerima "susu" rohani
  saja, namun mereka yang dewasa mampu menerima "makanan keras". Sama
  seperti seorang guru matematika yang tidak mungkin dapat mengajarkan
  kalkulus kepada murid-muridnya yang baru bisa membilang, suatu
  langkah yang sangat besar; demikian pula halnya kita tidak dapat
  mengharapkan seorang konseli yang terbiasa mencerna makanan bayi
  rohani untuk memakan sepotong kecil daging. Dengan mereka yang belum
  dewasa secara rohani, kita perlu melangkah sedikit demi sedikit dan
  perlahan-lahan menuju ke kebenaran-kebenaran yang lebih dalam.

  Akhirnya, supaya pengajaran yang diberikan tepat, kita harus
  mengetahui kesediaan konseli menerima nasihat. Yesus berkata,
  "Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan
  kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-
  injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu" (Matius
  7:6). Mungkin ada saat di mana Anda menyajikan kebenaran kepada
  konseli tetapi ternyata ia tidak mau menerimanya. Di saat seperti
  itu kita lebih baik menarik bagian tertentu dari pengajaran tersebut
  daripada memaksakannya kepada konseli apabila kita tidak menghendaki
  pengajaran diakhiri oleh perdebatan yang sia-sia (bandingkan dengan
  Titus 3:9-10). Untuk sementara, bahaslah isu lain. Siapa tahu Tuhan
  berkenan membuka hatinya bagi bagian terdahulu dan Anda dapat
  kembali membicarakan bagian tersebut nantinya dalam pertemuan itu
  juga atau dalam pertemuan lain.

  Metode Pengajaran yang Dipilih Haruslah Tepat
  ---------------------------------------------
  Pengajaran dalam konseling harus sesuai dengan situasi konseli,
  terutama dalam soal metode penyampaiannya. Yesus, sebagai guru dari
  para konselor dan seorang guru, mempergunakan beraneka metode
  pengajaran (bandingkan Matius 5:1-2, 16:13-20, 21:19-21). Demikian
  pula para para rasul (bandingkan Lukas 1:3-3; Kisah Para Rasul
  20:31). Para konselor alkitabiah mempunyai banyak metode penyampaian
  yang siap pakai, yaitu metode-metode yang konsisten dengan contoh
  para guru besar dalam Alkitab. Ada pengajaran yang diberikan sewaktu
  konseling, dan ada pula yang diajarkan di luar acara konseling
  melalui berbagai jenis pekerjaan rumah. Berikut ini terdapat
  beraneka cara penyampaian kebenaran Alkitab kepada konseli.

  Kuliah           : konselor memberikan pengajaran dari Alkitab
                     mengenai isu tertentu yang ada di acara konseling
                     itu.

  Pengamatan       : konseli mengamati konselor atau orang lain yang
                     merupakan panutan yang baik di berbagai bidang
                     yang berusaha diatasinya.

  Pengalaman       : konseli belajar dengan cara menjalankannya.
                     Metode pengajaran seperti ini benar-benar harus
                     dipilih. Alkitab mengajarkan bahwa kita tidak
                     dapat benar-benar belajar tanpa berbuat
                     (bandingkan dengan Yakobus 1:22-5), demikian pula
                     menumpuk informasi saja mengenai konseli tidak
                     pernah cukup bagi kita. Kita perlu memberinya
                     kesempatan (dalam setiap acara konseling dan
                     melalui tugas-tugas pekerjaan rumah) untuk
                     mempraktikkan pengetahuan yang diperolehnya ke
                     dalam praktik.

  Riset            : konseli menyelesaikan tugas mempelajari topik-
                     topik yang relevan dengan permasalahannya.

  Diskusi          : konseli berbicara secara terbuka mengenai isu
                     tersebut dengan konselor dan orang-orang lain
                     yang berpengetahuan.

  Pertanyaan       : konselor memakai metode Socrates untuk membawa
                     konseli pada suatu kesimpulan melalui berbagai
                     tanggapan konseli sendiri.

  Tugas membaca    : konseli membaca buku-buku yang ditugaskan (atau
                     mendengarkan pita-pita rekaman) dan menuliskan
                     apa yang dipelajarinya. (Hal ini dapat dikerjakan
                     sewaktu konseling berlangsung atau sebagai
                     pekerjaan rumah).

  Evaluasi         : konseli mengevaluasi dan menilai suatu
                     pernyataan, pemikiran, atau praktik.

  Pengungkapan Diri: konselor menghubungkan semua pengalaman
                     pribadinya yang relevan dengan masalah-masalah
                     konseli.

  Penggambaran     : konselor menggunakan contoh-contoh untuk membantu
                     konseli memahami suatu kebenaran atau untuk
                     menantangnya supaya berpikir lebih mendalam
                     tentang kebenaran tersebut.

  Dramatisasi      : konselor memeragakan soal-soal berinteraksi
                     antarpribadi untuk memperhatikan berbagai contoh
                     dari komunikasi yang efektif, juga segala
                     konsekuensi dari komunikasi yang buruk.

  Wawancara        : konseli didorong untuk menanyai orang-orang yang
                     berpengetahuan di bidang tertentu atau sebaliknya
                     yang tidak unggul di bidang tersebut.

  Menggunakan beraneka metode pengajaran adalah bermanfaat, sebab cara
  orang belajar itu berbeda-beda, dan ada orang-orang tertentu yang
  akan dapat menangkap pelajaran lebih baik apabila diberikan melalui
  metode tertentu ketimbang metode lain. Misalnya, ada orang-orang
  yang lebih mudah memahami pelajaran dengan cara mendengarkan pita
  kaset ketimbang membaca buku; sementara orang lain lebih banyak
  mendapatkan pelajaran melalui pengamatan ketimbang apabila ia
  belajar memakai cara lain. Konselor alkitabiah sebaiknya mencoba
  mengenali metode atau metode-metode pengajaran yang tampaknya paling
  menguntungkan bagi setiap konseli.

  Ayat-ayat berikut ini tentunya akan berguna apabila kita hendak
  mempelajari lebih jauh cara memberikan pengajaran yang alkitabiah.
  Amsal 15:1,4, 16:21,24
  Kisah Para Rasul 20:31
  Galatia 6:1
  1Tesalonika 4:9-10
  1Timotius 3:3, 4:6, 5:1-2, 6:2,13
  2Timotius 1:6, 2:16-17, 23-24, 4:1
  Titus 2:6-9,15, 3:1

<=> Sumber diambil dan diedit dari: <=>
  Judul Buku   : Pengantar Konseling Alkitabiah
  Judul Artikel: Pengajaran Seharusnya Benar-Benar Alkitabiah
  Penulis      : John F. MacArthur, Jr. dan Wayne A. Mack
  Penerbit     : Yayasan Penerbit Gandum Mas, Malang, 2002
  Halaman      : 319 - 322

<=> BIMBINGAN ALKITABIAH ----------------------------------------- <=>

              <=> PENGGUNAAN ALKITAB DALAM BIMBINGAN <=>

  Alkitab memberi kebijaksanaan kepada manusia untuk memperoleh
  keselamatan melalui iman dalam Yesus Kristus.

  Firman Tuhan: "bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan
  kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam
  kebenaran" (2Timotius 3:16; Ibrani 4:12). Masalah utama dalam
  pemakaian Alkitab untuk "Pastoral Counseling" adalah metode manakah
  yang akan digunakan agar pengajaran Alkitab tidak disamakan dengan
  pengharapan masyarakat yang berlainan. Firman Allah harus digunakan
  dengan wibawa Alkitab sendiri dan dengan pengharapan oleh Roh Kudus,
  tidak dengan bimbang seolah-olah menggunakan Alkitab sebagai khotbah
  pembimbing yang usang.

  Karena pembimbing tidak dapat menentukan keadaan rohani klien dengan
  tepat, maka lebih baik apabila pembimbing memberi anjuran dengan
  menggunakan suatu bagian Alkitab. Menetapkan suatu tema lebih baik
  daripada mengambil satu bagian Alkitab secara asal-asalan, lalu
  menentukan hubungan antara Alkitab dengan klien. (Janganlah
  sembarangan menentukan jika memang belum benar-benar mengerti
  keadaan klien). Kalau pembimbing merasa membaca Alkitab malah seakan
  membuat klien merasa terancam, maka lebih baik ia mengutip Alkitab
  secara luar kepala, yaitu dengan cara menghafalnya terlebih dulu.

  Kebanyakan klien yang membutuhkan "Pastoral Counseling", memang
  benar-benar karena mereka gelisah. Namun, gembala harus menolak
  apabila ia didesak untuk memberi keyakinan melalui Alkitab sebelum
  waktunya (terlalu pagi). Janji Tuhan dapat dipakai lebih efektif
  sesudah klien mendapat cukup kesempatan untuk mengemukakan
  kegelisahannya, yang mendorongnya untuk mencari pertolongan. Klien
  yang sudah tidak lagi mempunyai perasaan kuatir atau bersalah dalam
  sikapnya adalah mereka yang dapat menerima pengajaran/nasehat
  Alkitab dengan tepat. Prosedur ini hanya akan sesuai apabila
  pembimbing mempertimbangkan sikap asal-asalan yang disengaja oleh
  klien untuk menutupi dosanya atau persoalannya dengan cara lain.
  Nasihat dari Alkitab harus selalu diselubungi dengan kasih. Bagian
  nats Alkitab dengan konteks apa pun harus disertai kasih di
  dalamnya. Setiap pemakaian Alkitab harus disertai doa. Renungan
  pribadi berdasarkan Alkitab merupakan kualifikasi pembimbing yang
  paling baik dalam penggunaan Alkitab secara tepat. Klien dapat pula
  mengambil bagian dalam meditasi untuk menyelesaikan masalahnya.
  Meditasi ayat-ayat Alkitab yang telah dipilih, harus ada hubungannya
  dengan pokok persoalan klien. Prosedur yang disebut "pekerjaan
  rumah" ini harus diselesaikan dalam hubungan "Pastoral Counseling".

  Alkitab merupakan referensi yang paling baik. Tidak semua klien
  dapat berkonsentrasi ketika menunggu pembimbing mencarikan beberapa
  ayat Alkitab yang penting. Peperangan di garis depan membutuhkan
  senjata-senjata yang berisi. Jangan pada saat terdesak baru meminta
  pertolongan dari gudang-gudang penyimpanan senjata. Ada suatu cara
  yang dapat memperdalam kesan terhadap Firman Tuhan, yaitu klien
  memegang Alkitab dan kemudian kita memintanya untuk membaca Alkitab
  yang telah kita kemukakan. Dengan memegang Alkitab dan membacanya
  dengan keras merupakan suatu pengalaman yang berkesan -- suatu cara
  yang Tuhan pakai untuk berbicara kepada pembacanya. Pembimbing harus
  memilih ayat-ayat dengan hati-hati, sebab mereka kurang memahami
  Alkitab sehingga daya penerimaan mereka terbatas. Oleh karena itu,
  sebaiknya kita menganjurkan agar mereka memberi tanda pada
  Alkitabnya sendiri. Bimbingan dengan cara ini akan diberkati.
  Akhirnya, ulangilah nats-nats yang pernah dibaca atau telah
  ditandai.

  "Alkitab memberikan segala jawaban."

  Ayat-ayat yang telah dipilih yang dapat digunakan dalam
  pembimbingan adalah sebagai berikut.
  -------------------------------------------------------
  Sebelum operasi            : 1Timotius 1:12; Filipi 4:13; Matius
                               28:20; Yosua 1:9; Mazmur 23:4, 91:1,9,10, 46:1-3; 2Korintus 1:10

  Maksud penderitaan         : Yohanes 9:1-3, 11:3,4; Mazmur 66:10;
                               Ibrani 12:6; 2Korintus 1:3-5

  Tidak berani dan bimbang   : Mazmur 37:7, 138:8; Matius 11:28;
                               Roma 8:28; Yesaya 40:31

  Takut akan kematian        : Mazmur 23:4; Roma 8:37-38;
                               Yohanes 14:1-6; Yesaya 12:2, 41:10

  Tidak dapat tidur          : Mazmur 4:8, 30:5b, 46:10a, 1Petrus 5:7; 1Yohanes 4:18

  Keyakinan akan Tuhan       : Mazmur 27:1-3, 46:1-3; Efesus 3:20;
                               Roma 8:38-39; Ibrani 13:5

  Perasaan bersalah/kegagalan: Mazmur 51:1, 7-9; Yesaya 1:18;
                               Yohanes 6:3; Lukas 15:17; 1Yohanes 1:9

  Kesabaran                  : Mazmur 46:10; Yakobus 5:10-11;
                               Ayub 42:10; Filipi 4:13

<=> Bahan diambil dan diedit dari sumber: <=>
  Judul Buku   : Seri Diktat: Pembimbingan Penggembalaan
  Judul Artikel: Penggunaan Alkitab dalam Bimbingan
  Penulis      : Pdt. Lukas Tjandra
  Penerbit     : Seminari Alkitab Asia Tenggara, Malang, 1992
  Halaman      : 71 - 73

<=> INFO --------------------------------------------------------- <=>

        <=> PELATIHAN KETERAMPILAN DASAR KONSELING -- LK3 <=>

  Pergumulan kita semakin hari semakin sulit dengan seribu satu
  masalah kehidupan. Beban hidup semakin hari semakin terasa berat.
  Hal ini dapat kita rasakan dengan semakin tingginya angka penderita
  stres, depresi, dan gangguan jiwa lainnya. Jumlah angka bunuh diri
  pun semakin hari semakin meningkat dan bahkan tidak hanya menjadi
  monopoli orang dewasa lagi. Masalah ekonomi dan komunikasi dalam
  keluarga semakin menambah panjang daftar masalah. Masalah
  perselingkuhan, perceraian, kekerasan dalam rumah tangga, dan
  konflik rumah tangga adakalanya hanya bermula dari kurangnya waktu
  dan kemauan suami/istri untuk mendengar dan menjadi tempat curhat
  bagi pasangannya. Banyak anak dan remaja terseret arus dunia,
  seperti seks bebas, penggunaan obat-obatan terlarang, dan kenakalan
  remaja lainnya karena keluarga tidak lagi menjadi tempat yang nyaman
  bagi anak. Ketika keluarga dan gereja tidak bisa menjadi tempat
  berkeluh kesah yang nyaman, anak-anak Tuhan pun mulai mencari teman
  curhat di luar yang kemungkinan besar menyeret mereka ke dunia yang
  salah.

  Dengan semakin banyaknya masalah kehidupan, sudah seharusnya
  disediakan sebuah pelayanan konseling khususnya bagi anak-anak Tuhan
  yang terluka, jatuh dalam dosa atau mengalami masalah yang
  membuatnya sulit mengerti kasih dan penyertaan Tuhan. Pelayanan
  gereja tanpa konseling ibarat pabrik yang menawarkan produk yang
  bagus, namun tanpa pelayanan "after sale" atau purna jual. Itulah
  sebabnya sudah waktunya para hamba/pelayan Tuhan, majelis jemaat dan
  aktivis gereja harus segera membekali diri dengan keterampilan
  konseling sehingga mampu menjadi konselor awam yang mampu
  mendampingi jemaat/anggota keluarga/sahabatnya yang memiliki masalah
  dengan penuh empati dan tanpa menghakimi.

  Layanan Konseling Keluarga & Karir - LK3 terpanggil menjadi mitra
  Tuhan dan Gereja-Nya untuk membekali keterampilan para hamba/pelayan
  Tuhan, majelis gereja, dan aktivis gereja melalui Pelatihan
  Keterampilan Dasar Konseling dengan topik:

                  "SENI MERAYAKAN HIDUP YANG SULIT:
                KONSELING PRAKTIS UNTUK DIRI SENDIRI"

  Hari, tanggal : Sabtu, 25 Maret 2006
  Pukul         : 10.00 - 12.30 WIB
  Tempat        : Wisma Anugerah, Jl. Taman Tanah Abang III/2
                  Jakarta Pusat
  Topik         : "Seni Merayakan Hidup yang Sulit: Konseling Praktis
                  untuk Diri Sendiri"
  Pembicara     : Pdt. Julianto Simanjuntak

  Informasi biaya dan pendaftaran, silakan hubungi: Ning dan Samurai
  melalui telepon (021) 5608477 atau (021) 5644129

<=> SURAT ANDA --------------------------------------------------- <=>

  Dari: Damicres <damicres<at>>
  >Syalom..............
  >Saya adalah mahasiswa sekolah tinggi theoligia di Malang, saat ini
  >saya sedang mengerjakan karya tulis akhir mengenai pendampingan
  >pastoral pada pasien yang mendekati ajal (penderita penyakit
  >terminal). Menurut informasi yang saya dapat dari Internet, LK3
  >pernah mengadakan seminar tepatnya pada tanggal 19 Feb 2005
  >mengenai pelayanan kepada pasien yang mengalami penyakit terminal.
  >Saya sangat mengharapkan bantuan dari Bpk,Ibu, Sdr/Sdri untuk
  >memberikan informasi yang lebih lengkap mengenai seminar tsb,
  >(makalah, dll ) krn sangat membantu saya dalam menyelesaikan karya
  >akhir saya.
  >Akhirnya, saya sangat mengucapkan terima kasih atas bantuan dari
  >Bpk,Ibu,Sdr/sdri. Tuhan Yesus memberkati.

  Redaksi:
  Untuk informasi lengkap mengenai seminar yang diadakan LK3 tersebut,
  silakan Anda berkunjung ke Situs LK3 di:
  ==>  http://www.lk3web.info

  e-Konsel juga pernah mengangkat topik tentang pendampingan pastoral
  pada pasien yang mendekati ajal di Edisi 081, jika Anda sudah
  berlangganan e-Konsel silakan Anda buka arsip di mailbox Anda. Jika
  tidak memiliki arsipnya, silakan Anda buka arsipnya di Situs
  SABDA.org bagian Publikasi:
  ==>  http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/081/

  Anda juga bisa berkunjung ke Situs C3I (Christian Counseling Center
  Indonesia) dan menggunakan fasilitas Search yang tersedia di:
  ==>  http://www.sabda.org/c3i/

  Silakan Anda mengunjungi alamat-alamat di atas dan harapan kami Anda
  bisa mendapatkan bahan-bahan referensi yang Anda perlukan untuk
  tugas akhir Anda.

<=><=><=><=><=><=><=><=><=><=> e-KONSEL <=><=><=><=><=><=><=><=><=><=>

                         STAF REDAKSI e-Konsel
                          Ratri, Evie, Endang
                    PENANGGUNG JAWAB ISI dan TEKNIS
                         Yayasan Lembaga SABDA
                     INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR
                          Sistem Network I-KAN
                      Copyright(c) 2006 oleh YLSA
                      http://www.sabda.org/ylsa/
                       http://katalog.sabda.org/
                     Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                 No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati

<=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=>
Anda punya masalah/perlu konseling?   < masalah-konsel(at)sabda.org >
Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll.
dapat dikirimkan ke alamat:          < owner-i-kan-konsel(at)xc.org >
=====================================================================
  Berlangganan: < subscribe-i-kan-konsel(at)xc.org >
  Berhenti    : < unsubscribe-i-kan-konsel(at)xc.org >
  Sistem lyris: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-konsel
  ARSIP       : http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/
  Situs C3I   : http://www.sabda.org/c3i/
<=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=>

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org