Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/80

e-Konsel edisi 80 (3-2-2005)

Merawat Orang Sakit

><>                Edisi (080) -- 01 Pebruari 2005                <><

                               e-KONSEL
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
        Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*

Daftar Isi:
    - Pengantar            : Mengasihi Orang yang Sakit
    - Cakrawala            : Masalah-masalah Sekitar Sakit-penyakit
    - TELAGA               : Bagaimana Merawat Orang Sakit
    - Bimbingan Alkitabiah : Penyakit/Keadaan Sakit
    - Tips                 : Bimbingan Orang Sakit
    - Info             (1) : Kamp Bina Keluarga 2005
                       (2) : Seminar Keluarga dari LK3
    - Surat                : Informasi tentang Cara Mengasuh Anak

*REDAKSI -*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*- REDAKSI*

                    -*- PENGANTAR DARI REDAKSI -*-

  KASIH! Kata ini pasti akan banyak kita dengar pada bulan Pebruari
  ini, karena "Hari Kasih Sayang" (Hari Valentine) jatuh pada bulan
  Pebruari, tepatnya pada tanggal 14. Merayakan Hari Valentine tidak
  harus selalu dengan hadiah-hadiah seperti, coklat, roti, bunga, atau
  semacamnya, sebab untuk menunjukkan kasih kepada seseorang, kita
  bisa mewujudkannya dengan hal-hal yang lebih berarti, seperti
  perhatian, pertolongan, dan lain-lain.

  Nah, sehubungan dengan Hari Kasih sayang ini, e-Konsel mengajak Anda
  untuk menebarkan kasih kepada mereka yang sedang menderita sakit.
  Pada hari yang istimewa ini, mereka termasuk orang-orang yang sangat
  memerlukan kasih sayang. Setitik perhatian dari Anda merupakan wujud
  kasih yang paling berarti bagi mereka. Merawat mereka dengan tangan
  Anda sendiri tidak dapat dibandingkan dengan hadiah termahal atau
  coklat termanis di dunia. Di dalam kelemahan, mereka membutuhkan
  dukungan kasih dari Anda. Jika Anda ingin membagikan kasih kepada
  mereka yang sedang menderita sakit, tidak peduli itu keluarga Anda
  atau orang lain yang tidak Anda kenal, simaklah terlebih dahulu
  edisi e-Konsel kali ini, karena kami akan membawa Anda untuk
  memahami hal-hal seputar menolong orang sakit.

  Dalam menyambut Hari Kasih Sayang tahun ini, kami segenap Redaksi
  mengucapkan selamat menebarkan kasih kepada siapa pun, terutama
  kepada mereka yang sedang dalam kelemahan tubuh.

  Happy Valentine!

  Redaksi


*CAKRAWALA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* CAKRAWALA*

            -*- MASALAH-MASALAH SEKITAR SAKIT-PENYAKIT -*-

  2Samuel 12:15-17 menceritakan tentang masa-masa krisis yang berat
  yang dialami Daud. Seorang anak yang lahir dari hasil hubungan Daud
  dengan Betsyeba, jatuh sakit. Daud memohon kepada Allah untuk
  kesembuhan anak itu, ia berpuasa dan tekun berdoa berbaring semalam-
  malaman di tanah.

  Sakit-penyakit yang berat biasanya menjadi sumber tekanan jiwa bagi
  orang yang bersangkutan dan bagi segenap keluarganya. Bukan saja
  tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik pada saat itu, tetapi sakit-
  penyakit juga membawa perasaan kuatir, frustasi, dan keragu-raguan
  untuk masa depan. Jikalau ada seorang anggota keluarga yang sakit,
  biasanya seluruh kehidupan keluarga itu mengalami kegoncangan dan
  membutuhkan penyesuaian yang baru, apalagi jikalau yang sakit adalah
  kepala rumah tangga. Pengalaman dengan sakit-penyakit biasanya dapat
  dibagi dalam tiga periode, yakni:

  1. Masa Transisi
  ----------------
  Yaitu masa peralihan dari sehat menjadi sakit, dan ini dapat terjadi
  secara mendadak (seperti jantung) ataupun berangsur-angsur (seperti
  kanker). Kadang-kadang, penderita mencoba melupakan gejala-gejala
  sakitnya dan tidak mau pergi ke dokter, dan mencoba mengobati
  sendiri dengan harapan bahwa gejala sakit itu akan hilang dengan
  sendirinya. Tetapi pada sakit-penyakit yang serius, hal ini tidak
  berguna. Penderita harus menghadapi realita mengenai penyakitnya itu
  dan ia harus memasuki periode penyesuaian diri dengan kenyataan
  bahwa "Saya tidak lagi sehat seperti dulu dan keadaan sakit ini bisa
  memakan waktu yang lama.", 2. Masa Pengobatan
  ------------------
  Yaitu masa dimana si penderita menyerahkan diri pada pengobatan
  dokter dan ini biasanya juga merupakan periode yang sulit. Di
  samping penderitaan dari penyakit itu sendiri, seringkali muncul
  perasaan kuatir dan takut akan akibat-akibat yang saat itu belum
  dapat diduga. Penderita tersebut biasanya bergumul dengan
  pertanyaan-pertanyaan pribadi, seperti "Apa yang sebenarnya sedang
  kualami?"; "Apakah dokter dapat benar-benar tepat dalam mendiagnosa
  penyakit saya?"; "Apakah saya akan sembuh kembali, dan berapa lama
  saya harus menderita penyakit seperti ini?"; "Apakah saya sanggup
  membayar semua biaya pengobatan?"; "Bagaimana dengan keadaan di
  rumah kalau saya sakit seperti ini?"

  Jikalau perawatan di rumah sakit tidak dapat dihindari lagi,
  penderita yang mungkin biasanya selalu "independent", sekarang harus
  "dependent" pada orang-orang lain. Banyak di antara mereka yang
  sekarang harus menggantungkan diri pada pertolongan orang-orang lain
  yang asing sama sekali, termasuk dalam hal-hal yang sangat pribadi,
  seperti mandi dan buang air. Bahkan perawatan yang diterima
  seringkali jauh dari pelayanan "kasih" yang sejati. Perasaan
  frustasi ini seringkali ditambah dengan realita "ketidakmampuan"
  menerima teman-teman yang berkunjung dengan baik. Memang, pada saat-
  saat seperti ini, segenap keluarga harus menyesuaikan diri dengan
  keadaan dan dapat membagi tugas seluruh kehidupan keluarga.

  3. Masa Kesembuhan
  ------------------
  Yaitu periode dimana penderita dan segenap keluarganya berangsur-
  angsur kembali pada kehidupan yang normal. Anehnya, hal ini bisa
  merupakan proses yang lancar, bisa juga merupakan kesulitan yang
  tersendiri. Lamanya sakit yang diderita bisa menyebabkan penderita
  sudah terbiasa dan "menyukai" keadaan bebas dari tanggung jawab
  tersebut. Anggota-anggota keluarga barangkali juga sudah terbiasa
  dengan tanggung jawab "baru" mereka, dan merasa tidak rela kembali
  pada suasana sebelumnya. Oleh sebab itu, tanpa seluruh anggota
  keluarga benar-benar waspada dan sadar akan apa yang sedang dan
  telah terjadi, hal-hal ini dapat menjadi sumber pertengkaran dan
  salah pengertian, dan menjadi penyebab dari gangguan kesehatan yang
  lain lagi.

  Konseling untuk Penderita dan Keluarganya
  -----------------------------------------
  Semasa di dunia, Tuhan Yesus seringkali menolong orang-orang yang
  sakit, dan tentunya, kita sebagai murid-murid-Nya patut bersyukur
  untuk kesempatan pelayanan yang sejenis. Hamba-hamba Tuhan dapat
  menjadi sumber penghiburan bagi mereka pada masa-masa krisis seperti
  itu. Peranan mereka penting sekali, khususnya dalam memberitakan
  bahwa Tuhan Yesus, Tabib yang Agung itu, benar-benar memperhatikan
  sakit-penyakit mereka. Melalui doa bersama dengan mereka, bahkan
  dengan mendorong mereka untuk dapat mengutarakan ketakutan,
  keraguan, dan frustasi yang mereka alami, hamba-hamba Tuhan dapat
  membimbing mereka untuk mengerti mengapa, kadang-kadang, Tuhan
  mengizinkan keadaan seperti itu menimpa mereka. Banyak kesaksian
  Alkitab tentang pengalaman yang serupa dari anak-anak Tuhan. Di
  samping itu semua, hamba-hamba Tuhan dapat menolong mereka mengambil
  keputusan-keputusan dan langkah-langkah yang praktis dalam masalah
  pembiayaan, pengaturan tanggung jawab rutin keluarga, bahkan mungkin
  dalam keputusan-keputusan untuk memilih pengobatan yang tertentu
  yang diusulkan.

  Konseling untuk Anak yang Sakit
  -------------------------------
  Pelayanan konseling untuk seorang anak sangat unik. Sama halnya
  dengan orang-orang dewasa, anak-anak yang sakit juga merasakan
  penderitaan yang disebabkan oleh sakit-penyakit tersebut, takut, tak
  menyukai keadaan di rumah sakit, dan tak mau berpisah dengan orang-
  orang yang dikasihinya. Tetapi, tidak seperti orang-orang dewasa,
  mereka tidak mengalami kekuatiran tentang pembiayaan dan keseriusan
  dari penyakitnya, bahkan mereka belum mengerti apa yang sebenarnya
  sedang terjadi dalam dirinya, mengapa mereka harus menderita, atau
  mengapa suster-suster menyuntik mereka dan memberikan obat-obat yang
  pahit untuk diminum, dan sebagainya. Bagi anak-anak tertentu,
  ditinggalkan di rumah sakit bisa berarti suatu penolakan dari
  orangtua atau hukuman atas kenakalan-kenakalan mereka pada masa-masa
  yang lalu. Anak-anak yang berumur dua sampai empat tahun, misalnya,
  menjadi pemurung dan rewel setelah mengetahui bahwa usahanya untuk
  tidak ditinggalkan di rumah sakit sia-sia. Mereka bisa menjadi
  apatis, acuh tak acuh pada saat kunjungan orangtua, dan sebagainya.
  Kemudian, setelah keluar dari rumah sakit, mereka membutuhkan
  "bukti-bukti" bahwa mereka sebenarnya tidak ditolak, dengan menjadi
  rewel, meminta macam-macam, dan menuntut pelayanan yang berlebih-
  lebihan.

  Hamba-hamba Tuhan harus dapat melakukan pelayanan konseling, baik
  untuk anak-anak yang sakit maupun keluarganya. Bagaimana pelayanan
  konseling diberikan kepada anak-anak sangat bergantung kepada umur
  dan taraf pengertian mereka, meskipun pada prinsipnya, setiap anak
  sama saja, yaitu mereka membutuhkan ketentraman, perasaan aman, dan
  tidak dibohongi. Barang-barang kesukaannya, seperti mainan tertentu
  dan selimut dapat memberikan sukacita tambahan kepada mereka, di
  samping tentu saja hadiah-hadiah yang lain. Oleh karena anak-anak
  belum dapat mengutarakan perasaan atau isi hati mereka, hamba-hamba
  Tuhan sebagai konselor harus dapat membaca dan menangkap hal-hal
  non-verbal dari mereka. Seringkali, sikap konselor sudah dapat
  menenangkan mereka, bahkan menciptakan rasa percaya, sehingga tanpa
  kata-kata pun mereka merasa bahwa "semuanya akan beres kembali dan
  mereka tidak benar-benar ditinggalkan sendiri". Baik juga berdoa
  bersama mereka, meyakinkan mereka bahwa Tuhan Yesus selalu menyertai
  mereka. Penghiburan dan dukungan kepada orangtua juga sangat penting
  artinya, karena orangtua yang tenang, dengan sendirinya akan dapat
  menjaga dan merawat anak mereka dengan lebih baik.

  Seringkali, ketenangan jiwa sulit dicapai oleh orangtua karena
  mereka melihat suatu persoalan secara lebih kompleks daripada anak-
  anak mereka. Misalnya, mereka melihat realita yang sulit dan berat
  yang harus dihadapi, yang tidak dirasakan oleh anak. Oleh sebab itu,
  kunjungan dan penghiburan dari saudara-saudara seiman sangat berarti
  bagi mereka. Mendengarkan keluhan-keluhan mereka saja sudah menjadi
  kekuatan tersendiri. Pada kasus-kasus penyakit yang berat, perasaan
  mereka sebagai orangtua tidak menentu. Kadang-kadang, mereka
  cenderung melakukan penyangkalan terhadap realita, putus asa,
  kuatir, merasa bersalah, bahkan mungkin marah terhadap Tuhan. Akan
  sangat menolong jika perasaan-perasaan seperti ini dapat diutarakan
  dan didiskusikan dalam konteks menemukan jawaban atas pertanyaan,
  "mengapa hal ini bisa terjadi?" Sekali lagi, doa dan penghiburan
  dari firman Tuhan merupakan bagian yang penting dalam konseling bagi
  mereka.

-*- Sumber diedit dari: -*-
  Judul Buku   : Konseling Kristen yang Efektif
  Judul Artikel: Masalah-masalah Sekitar Sakit Penyakit
  Penulis      : Dr. Gary R. Collins
  Penerbit     : Seminari Alkitab Asia Tenggara, Malang, 1998
  Halaman      : 160 - 164


*TELAGA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* TELAGA*

  Pembaca setia e-Konsel, kali ini Kolom TELAGA hadir dengan format
  yang berbeda dari biasanya. Di edisi ini, Kolom TELAGA tidak kami
  sajikan dalam bentuk ringkasan tanya jawab, melainkan dalam bentuk
  artikel. Artikel ini kami ringkaskan dari tanya jawab dengan
  narasumber Dr. Vivian Andriani Soesilo, seorang pakar dalam bidang
  konseling dan dosen Seminari Alkitab Asia Tenggara Malang,
  didampingi oleh dr. Yanti. Adapun materi yang kami sajikan adalah
  berupa ringkasan kesaksian dari dr. Yanti dan Dr. Vivian dalam
  merawat orangtua mereka yang sakit serta hal-hal penting apa saja
  yang perlu diperhatikan dalam merawat orang sakit. Tanpa perlu
  penjelasan yang panjang lebar lagi, silakan langsung menyimaknya!

                -*- BAGAIMANA MERAWAT ORANG SAKIT? -*-

  Berikut ini adalah pengalaman merawat orang sakit yang diceritakan
  oleh:

  Ibu Yanti:
  ----------
  Pada waktu saya masih SMA, papa saya mengalami stroke. Mula-mula,
  stroke itu mengakibatkan papa saya lumpuh separuh badan, dia masih
  bisa berbicara dan merawat dirinya sendiri. Papa orang yang sibuk,
  dan karakternya keras, sehingga sulit baginya untuk pulih, dan
  penyakitnya pun semakin progresif. Ia terkena stroke berulangkali,
  sehingga akhirnya mengalami kelumpuhan kiri-kanan atau pseudobulber.
  Makan pun jadi susah, seperti dipaksa masuk karena otot lidahnya
  sudah kaku. Berjalan pun harus dipapah, lama-lama lumpuhnya bukan
  semakin lemas, tetapi semakin kaku dan bagi orang yang memapahnya,
  pasti terasa berat sekali. Mama sendirilah yang sehari-hari
  merawatnya, karena papa justru tidak mau dirawat oleh orang lain.
  Mula-mula, papa masih bisa makan, tapi lama-kelamaan tidak bisa
  makan. Buang air besar harus dikorek karena saraf pengontrol
  pembuangannya sudah lumpuh. Kadang-kadang, tidurnya juga tidak
  teratur, saat kami hendak tidur, dia malah terjaga. Waktu kami sudah
  tidur, dan dia mau buang air atau yang lainnya, dia memanggil-
  manggil kami, dan kami harus bangun.

  Ibu Vivian:
  -----------
  Mama saya sakit kanker sudah cukup lama, setelah 13 tahun menderita
  sakit, akhirnya ia meninggal. Saya melihat sendiri bagaimana
  perjuangan mama, dan saya juga sempat merawatnya. Ada waktunya untuk
  merawat dengan sungguh-sungguh, tapi ada juga waktunya untuk
  beristirahat. Biasanya, orang sakit minta dirawat oleh orang yang
  dicintai, seperti mama saya dulu, beliau tidak mau dibantu oleh
  perawat, beliau meminta anaknya sendiri yang membantu di RS,
  termasuk urusan buang air. Dalam hal ini, saya rasa kekompakan di
  antara saudara itu penting sekali, karena ini adalah tanggung jawab
  seluruh anggota keluarga. Jika tidak, ini akan menjadi beban bagi
  saudara-saudara yang lain. Kami sebagai anak, secara bergantian
  merawat mama di situ, jadi kadang suster yang merawat, dan kadang
  kami, anak-anaknya. Ketika kita sedang bersama dengan orang yang
  sakit, maka harus sungguh-sungguh 100% merawat, tapi juga ada
  waktunya keluar sebentar, ya ... untuk bernafas sedikitlah. Bila si
  sakit itu sedang emosi, seharusnya kita yang merawat tidak boleh
  ikut-ikutan emosi, keluar dulu dari kamarnya dan kalau emosi sudah
  reda, baru kita masuk lagi. Jika kita selalu memikirkan apa yang dia
  lakukan, maka kita akan berpikir seperti "Kok tidak tahu berterima
  kasih, malah marah-marah." Dan kalau kita ladeni pasti akan terjadi
  "perang", karena sama-sama emosi, sehingga terjadi gesekan yang
  keras. Di dalam merawat orang sakit, orang yang mendampingi sedikit
  banyak harus tahu apa kebutuhannya, obat-obatannya, makanannya, dan
  sebagainya.

  Dari dua kesaksian di atas, ada beberapa hal penting yang perlu
  diperhatikan dalam merawat orang sakit, yaitu:
  ---------------------------------------------------------------
  1. Yang paling tepat dan seharusnya merawat orang yang sakit adalah
     pihak keluarga dan perawat.

  2. Usahakanlah untuk terus berkomunikasi dengan orang yang sakit.

  3. Merawat orang sakit bukan hanya sekadar melakukan tugas, tetapi
     kita juga harus bisa menumbuhkan kasih dalam merawatnya. Jadi,
     dalam merawat orang sakit harus ada kasih.

  4. Baik orang yang merawat maupun yang dirawat harus mempersiapkan
     hati untuk menghadapi apa yang akan terjadi di kemudian hari.

  5. Satu hal penting yang bisa kita lihat dari pengalaman merawat
     orang sakit ini, adalah kasih. Kasih yang sering kita alami perlu
     dibagikan kepada orang sakit. Dan juga kepada orang-orang yang di
     sekelilingnya, karena dalam keadaan demikian semua pasti menjadi
     lebih peka. Kita harus menyadari bahwa yang sakit ini perlu
     mendapat prioritas yang lebih untuk merasakan kasih Tuhan melalui
     kita.

  6. Percaya bahwa segala sesuatu yang dikerjakan bersama-sama dengan
     Tuhan akan mendatangkan kebaikan bagi orang-orang yang percaya
     kepada Tuhan.

-*- Sumber: -*-
  [[Sajian di atas, kami ambil/edit dari isi kaset TELAGA No. #035A
    yang telah diringkas/disajikan dalam bentuk tulisan.
    -- Jika Anda ingin mendapatkan transkrip lengkap kaset ini lewat
       e-Mail, silakan kirim surat ke: < owner-i-kan-konsel@xc.org>
                                 atau: < TELAGA@sabda.org >      ]]
    ==>  http://www.telaga.ylsa/transkrip.php?merawat_orang_sakit.htm


*BIMBINGAN *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*--*-*-*-*-*-*-*-*-* ALKITABIAH*

                    -*- PENYAKIT/KEADAAN SAKIT -*-

  Berada dalam kondisi tubuh yang tidak sehat sangatlah tidak
  menyenangkan. Namun, ada satu hal yang harus kita sadari bahwa
  terkadang Allah memakai penyakit atau sakit yang kita rasakan untuk
  menegur kita. Ayat-ayat berikut ini dapat Anda gunakan untuk
  menguatkan orang yang sakit atau bahkan untuk Anda gunakan sendiri
  ketika Anda sakit.

        Keluaran 23:25     Yeremia 30:17      Matius 9:6,7
        Yesaya 53:5        Matius 4:23,24     Yakobus 5:14-16
        Yeremia 17:14      Matius 9:28-30     1Petrus 2:24

-*- Sumber diedit dari: -*-
  Judul      : Indeks Janji-janji Allah untuk Hidup Kita (CD SABDA)
  Nomor Topik: 09161
  Copyright  : Yayasan Lembaga SABDA [Versi Elektronik (SABDA)]


*TIPS *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* TIPS*

                    -*- BIMBINGAN ORANG SAKIT -*-

  Bimbingan kepada penderita pada umumnya
  ---------------------------------------
  Pergunakanlah waktu berkunjung dengan singkat, tepat, serta sopan.
  Biarkanlah penderita mengulurkan tangannya untuk memberi hormat.
  Berdirilah atau duduklah di tempat yang mudah dilihat oleh
  penderita. Sebaiknya, pembimbing berada di tepi tempat tidur
  penderita dan jangan di ujung tempat tidur penderita. Berilah
  kebebasan berbicara, dan perhatikanlah apa yang disampaikan oleh
  penderita. Bersikaplah sebagai seorang Kristen yang patut dikatakan
  demikian. Anjurkan agar penderita berdoa, dan jangan bertanya apakah
  ia suka didoakan, namun berdoalah dengan singkat. Tinggalkan bacaan
  rohani untuknya.

  Bagi penderita yang berada di rumah
  -----------------------------------
  Hubungilah melalui pesawat telepon terlebih dahulu sebelum melakukan
  kunjungan, agar kita yakin bahwa penderita ada di rumah dan bersedia
  menerima kedatangan kita. Bertanyalah pula, apakah ada waktu untuk
  pembicaraan pribadi.

  Bagi penderita di rumah sakit
  -----------------------------
  Hubungilah bagian administrasi terlebih dahulu, perkenalkanlah diri
  dan milikilah keyakinan bahwa kunjungan itu diperkenankan. Janganlah
  memasuki ruangan yang pintunya tertutup dan terdapat tulisan "tidak
  menerima tamu". Usahakanlah bercakap-cakap di tempat itu, apabila
  tidak banyak pengunjung yang hadir.

  Hal-hal yang boleh kita lakukan
  -------------------------------
  Bersikaplah ramah, baik, dan berilah semangat serta penghiburan
  kepada penderita. Tolonglah agar penderita merasa rileks. Atasilah
  segala kekuatirannya dengan memberikan dan menyatakan kasih Illahi
  kepadanya. Dan akhirnya, berjanjilah untuk mendoakan dia selama ia
  menderita sakit dan tepatilah janji itu.

  Hal-hal yang tidak boleh kita lakukan
  -------------------------------------
  Apabila kita berbicara, nada suara hendaknya sopan dan wajar. Jangan
  membicarakan penyakit kita sendiri pada waktu yang lalu. Jangan
  memaksa penderita untuk bercakap-cakap apabila ia tidak
  menghendakinya. Kehadiran kita yang senyap, kadang-kadang dapat
  meninggalkan suatu kesan yang berarti bagi si penderita. Jangan
  mengucapkan kata-kata bahwa Allah akan segera menyembuhkannya karena
  kadang-kadang, kebijaksanaan Allah memperkenankan seseorang untuk
  menderita. Jangan bercakap-cakap dengan keras, bersikap duduk,
  bersandar, atau menggoyangkan tempat tidurnya. Jangan berkunjung
  pada waktu jam makan. Jangan berbisik kepada anggota keluarga atau
  dokter di hadapan si penderita, atau menanyakan penyakit si
  penderita kepada dokter. Jangan pula memaksa si penderita untuk
  menceritakan penyakitnya secara detail. Jangan mengkritik rumah
  sakit, perlakuan dokter, dan sebagainya. Jangan menyebarluaskan
  penyakit si penderita setelah kita selesai berkunjung.

-*- Sumber diedit dari: -*-
  Judul Buku: Pembimbingan Pengembangan
  Penulis   : Pdt. Lukas Tjandra
  Penerbit  : Seminari Alkitab Asia Tenggara, Malang, 1992
  Halaman   : 97 - 98


*INFO *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* INFO*

  Info (1)
  --------
                    -*- KAMP BINA KELUARGA 2005 -*-

  Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) bekerja sama dengan Yayasan
  Lima Roti Dua Ikan (YLRDI) menyelenggarakan

                      "KAMP BINA KELUARGA 2005"

  Hari, tanggal : Jumat - Minggu, 11 - 13 Maret 2005
  Tempat        : Berlian Cottage, Ledug, Tretes
  Tema          : "Aku Cinta Keluargaku"
  Pembicara     : 1. Pdt. Dr. Paul Gunadi
                  2. Pdt. Timotius Wibowo S.Th., M.K.
                  3. Ev. Shierly Indrawati, M.K.
                  4. Heman Elia, M.Psi.
                  5. Esther Tjahja, M.A. in Counseling
                  6. Shelfie Tjong, S.Psi., M.K.
                  7. Para guru Joyful Kids, Surabaya
  Akomodasi dan Konsumsi:
                  2 orang dewasa (pasutri) = Rp. 500.000,00
                  2 orang dewasa + 1 anak  = Rp. 550.000,00

  Pendaftaran dan keterangan lebih lanjut, bisa diperoleh di:
      1. Sekretariat LBKK
         Jl. Cimanuk 58 Malang,
         Telp./fax: (0341) 493645;
         Senin - Jumat, pk. 09.00 - 17.00 WIB
         Hubungi Ibu Melany atau Ibu Lilik

      2. Sekretariat YLRDI
         Jl. Darmo Permai Utara I no.1 Surabaya,
         Telp./fax: (031) 7342508;
         Senin - Jumat pk. 09.00 - 17.00, Sabtu pk. 09.00 - 12.00 WIB
         Hubungi Sdri. Kris

  Pendaftaran ditutup selambat-lambatnya tanggal 28 Pebruari 2005 atau
  bila jumlah peserta sudah memenuhi target.


  Info (2)
  --------
                  -*- SEMINAR KELUARGA DARI LK3 -*-

  Bulan Pebruari 2005 ini LK3 masih terus menyelenggarakan seminar
  konseling yang sudah rutin diadakan sejak bulan Desember 2004 lalu.
  Kini, di bulan Pebruari ini, tema yang di angkat dalam seminar
  adalah ISSUES IN FAMILY COUNSELING. Adapun untuk seminar pertama
  diadakan pada:

  Hari, tanggal    : Sabtu, 5 Pebruari 2005
  Pukul            : 10.00 - 12.30 WIB
  Tempat           : Parenting & Counseling Education Center,
                     Gajah Mada Plaza, Lantai 7
  Materi           : Mediasi Konflik (komunikasi) dalam Keluarga:
                     Suami-Istri; Orangtua-Anak; Mertua-Menantu
  Pembicara        : Pdt. Dr. Paulus Kurnia (Konselor Keluarga dan
                     Pernikahan serta Dosen Konseling Kristen dan
                     Manajemen Konflik di beberapa sekolah teologia)
  Deskripsi Singkat:
     Sesi ini membantu peserta untuk dapat mendeteksi konflik dalam
     keluarga (yang disebabkan oleh komunikasi) sejak dini sebagai
     usaha preventif agar tidak berkembang menjadi masalah yang lebih
     besar. Peserta juga dibimbing secara praktis tentang pola
     pendekatan penyelesaian konflik tersebut sehingga dapat menolong
     keluarga maupun dirinya sendiri.

  Sebagai lanjutan dari seminar yang pertama, berikutnya akan
  diselenggarakan kembali seminar kedua dengan mengangkat topik
  KONSELING BAGI ORANG BERDUKA DAN KEHILANGAN. Seminar kedua
  diselenggarakan pada:

  Hari, tanggal    : Sabtu, 12 Pebruari 2004
  Pukul            : 10.00 - 12.30 WIB
  Tempat           : Parenting & Counseling Education Center,
                     Gajah Mada Plaza, Lantai 7
  Pembicara        : Dr. Jonathan Trisna, M.Psi.
  Deskripsi Singkat:
     Pengalaman berduka dan kehilangan orang yang dikasihi merupakan
     natur dari setiap manusia yang hidup di dunia. Namun, pengalaman
     alamiah ini tidak selalu diresponi secara positif bagi yang
     mengalami. Dampak-dampak destruktif seperti depresi, insomnia,
     dll. sering terjadi. Oleh karena itu, sesi ini membantu peserta
     untuk dapat mendampingi orang atau keluarga yang berduka atau
     kehilangan.

  Informasi selengkapnya masih tetap dapat Anda peroleh di:
  KANTOR LK3
  Taman Permata Sektor 5 Blok A 7 No. 38, Lippo Karawaci
  Telp./Fax : 021-55650281, 021-70281762, 021-55654851
              (dengan Sdr. Nita, Wita, Rumini, atau Samurai)
  Jam kantor: Selasa-Sabtu, pukul 09.00 - 17.00 WIB.


*SURAT*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-DARI Anda-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*SURAT*

  Dari: Silvi <silvi@>
  >Shallom,
  >Saya sangat diberkati dengan edisi e-Konsel 1 Desember yang lalu
  >tentang perayaan Natal yang menggunakan Sinterklas. Saya seorang
  >ibu dan sudah memiliki 2 putra. Terus terang, saya sering bingung
  >untuk mengasuh anak-anak saya. Apakah e-Konsel bisa memberikan
  >informasi tentang mendidik anak? terima kasih untuk bantuannya dan
  >GBU!
  >Silvi

  Redaksi:
  Terima kasih kembali untuk berkat yang Anda bagikan kepada kami
  melalui layangan surat Anda. Mengenai informasi tentang cara
  mengasuh anak, silakan simak arsip e-Konsel Edisi 023/2002 yang
  membahas tentang "Parenting" di:
  ==>  http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/023/

  Apakah Anda sudah berlangganan Publikasi e-BinaAnak? Informasi
  tentang mendidik anak juga bisa Anda lihat melalui Publikasi
  e-BinaAnak. Untuk berlangganan, silakan mengirimkan e-mail ke:
  ==>  <subscribe-i-kan-binaanak@xc.org>

  Publikasi e-BinaAnak sebenarnya ditujukan bagi guru Sekolah Minggu
  dan pelayan anak. Namun, materi-materi yang dibahas bisa juga
  dipakai orangtua sebagai referensi untuk membimbing anak-anaknya.
  Anda juga bisa mendapatkan artikel, tips, dan bahan-bahan lain
  seputar anak dengan mengunjungi Situs PEPAK (Pusat Elektronik
  Pelayanan Anak Kristen) di alamat:
  ==>  http://www.sabda.org/pepak/
  Untuk memudahkan pencarian silakan memakai fasilitas pencarian yang
  tersedia.

  Selain milis publikasi dan situs, Anda juga bisa mendapatkan
  tambahan masukan saat bergabung dengan milis diskusi e-AyahBunda
  atau e-BinaGuru. Milis-milis ini adalah tempat yang tepat untuk
  berdiskusi seputar masalah keluarga dan anak, baik masalah jasmani
  (seperti kesehatan, pendidikan anak, dan sebagainya) maupun hal-hal
  rohani. Untuk bergabung, silakan kirim email ke:
  ==>  <subscribe-i-kan-AyahBunda@xc.org>                 [Bergabung]
  ==>  <owner-i-kan-AyahBunda@xc.org>                     [Moderator]

  ==>  <subscribe-i-kan-BinaGuru@xc.org>                  [Bergabung]
  ==>  <owner-i-kan-BinaGuru@xc.org>                      [Moderator]

  Harapan kami, jawaban tersebut di atas, mampu menjawab kebingungan
  Anda selama ini. Selamat berkunjung dan selamat mengasuh anak!


e-KONSEL*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*e-KONSEL

                         STAF REDAKSI e-Konsel
                      Ratri, Tesa, Evie, Lisbeth
                    PENANGGUNG JAWAB ISI dan TEKNIS
                         Yayasan Lembaga SABDA
                     INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR
                          Sistem Network I-KAN
                      Copyright(c) 2005 oleh YLSA
                      http://www.sabda.org/ylsa/
                    Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                 No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati

*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
  Anda punya masalah atau perlu konseling? <masalah-konsel@sabda.org>
  Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll.
  dapat dikirimkan ke alamat:             <owner-i-kan-konsel@xc.org>
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
  Berlangganan: Kirim e-mail kosong ke: subscribe-i-kan-konsel@xc.org
  Berhenti:     Kirim e-mail kosong:  unsubscribe-i-kan-konsel@xc.org
  Sistem lyris: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-konsel
  ARSIP publikasi e-Konsel:  http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org