Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/74

e-Konsel edisi 74 (1-11-2004)

Kerohanian Seorang Konselor

><>                 Edisi (074) -- 01 November 2004                <><

                               e-KONSEL
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
        Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*

Daftar Isi:
    - Pengantar            : Kerohanian Seorang Konselor
    - Renungan             : Selamat Pagi
    - Cakrawala            : Disiplin Rohani dan Konselor Alkitabiah
    - Bimbingan Alkitabiah : Titik Tolak Konseling Kristen
    - Info                 : Booklet TELAGA
    - Surat                : Informasi Buku

*REDAKSI -*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*- REDAKSI*

                    -*- PENGANTAR DARI REDAKSI -*-


  Salam sejahtera pembaca e-Konsel,

  Apakah Anda seorang konselor, atau ingin menjadi seorang konselor
  yang baik? Publikasi e-Konsel bulan November 2004 kali ini sangat
  tepat bagi Anda yang ingin menambah lagi wawasan seputar konselor,
  karena kami mengusung tema tentang KONSELOR.

  "Kerohanian Seorang Konselor" adalah topik pertama yang akan
  menampilkan artikel yang membahas mengenai disiplin rohani yang
  harus dimiliki seorang konselor Kristen. Pada Kolom Bimbingan
  Alkitabiah, para konselor kami ajak untuk mengetahui titik tolak
  pelayanan konseling Kristen, yang kami yakin pasti akan menolong
  Anda untuk menjadi lebih mantap lagi dalam melakukan tugas Anda
  sebagai seorang konselor.

  Bagi pembaca setia e-Konsel, Anda pasti sudah tidak asing lagi
  dengan Kolom TELAGA, bukan? Kini TELAGA juga menerbitkan beberapa
  booklet dari topik-topik yang pernah diangkat dalam pelayanan kaset
  mereka. Penasaran, ingin tahu, dan ingin segera mendapatkannya?
  Langsung saja simak informasinya dalam Kolom Info!

  Redaksi


*RENUNGAN *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* RENUNGAN*

                         -*- SELAMAT PAGI -*-

  Bacaan: Mazmur 92:1;2

  Ketika pengkhotbah dan penulis terkenal dari Inggris, John Stott,
  mencapai usia 80 tahun, seorang sahabat menuliskan sebuah
  penghormatan baginya, khususnya dalam hal disiplin doa yang ia
  terapkan secara nyata dalam hidupnya. Selama puluhan tahun, Stott
  telah memulai setiap harinya dengan doa seperti ini:
     "Selamat pagi, Bapa surgawi. Selamat pagi, Tuhan Yesus.
     Selamat pagi, Roh Kudus."

  Kemudian Stott melanjutkan doanya dengan menyembah ketiga pribadi
  Trinitas itu, satu per satu, sambil mengakui dan memuji karya
  masing-masing Pribadi tersebut dalam kehidupan orang-orang percaya.

  Kemudian ia melanjutkan lagi doanya dengan berkata demikian,
     "Bapa, aku berdoa, kiranya hari ini aku dapat hidup dalam
     hadirat-Mu dan mampu menyenangkan-Mu lebih dan lebih lagi. Tuhan
     Yesus, aku berdoa, kiranya hari ini Engkau memenuhi diriku dengan
     diri-Mu dan membuat buah-Mu matang dalam kehidupanku: kasih,
     sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan,
     kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri. Dikuduskanlah,
     diberkatilah, dan dimuliakanlah Trinitas, ketiga pribadi dalam
     satu Allah, kasihanilah kami. Amin."

  Pemazmur berkata bahwa "Adalah baik untuk menyanyikan syukur kepada
  TUHAN [Allah] ... " (Mazmur 92:1,2). Jika demikian, mengapa Anda
  tidak memakai doa pujian dan permohonan John Stott sebagai pola doa
  Anda kepada Allah hari ini? Sungguh suatu cara yang indah untuk
  memulai percakapan dengan Allah yang terkasih. - DCM

                       DOA PAGI MEMBIMBING KITA
                   UNTUK MEMUJI TUHAN DI SENJA HARI

-*- Sumber -*-:
  Arsip Publikasi e-RH (Renungan Harian), Edisi 8 April 2002
  ==>  http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2003/04/08/


*CAKRAWALA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* CAKRAWALA*

           -*- DISIPLIN ROHANI DAN KONSELOR ALKITABIAH -*-

  Apabila kita mendengar bahwa seorang konselor terlibat dalam dosa
  seksual dengan seorang konselinya, maka kita bertanya-tanya,
  "Bagaimana hal itu bisa terjadi? Bagaimana sebenarnya hal itu dapat
  dicegah?" Dengan mudah sekali kita menimpali, "Hal tersebut tidak
  akan terjadi pada saya!"

  Mungkin kita mengenal seorang konselor yang luar biasa kelebihan
  berat badan, tetapi ia melakukan pekerjaan konseling dengan baik
  sekali. Sekali lagi sebuah pertanyaan melintas dalam pikiran kita,
  "Bagaimana orang ini mampu membantu konseli-konselinya
  mengembangkan disiplin hidup apabila ia sendiri jelas tidak
  disiplin?"

  Pertanyaan-pertanyaan di atas membuat kita memikirkan keharusan
  utama dalam kehidupan seorang konselor, yaitu disiplin rohani. Ini
  memang benar, terutama mengingat peringatan Paulus kepada mereka
  yang berusaha memperbaiki orang lain, supaya berhati-hati agar tidak
  terperangkap dalam dosa si pelanggar. Hubungan konselor Alkitabiah
  dengan Tuhan harus terus berkembang, pengetahuan tentang Firman
  Tuhan, serta ketaatan terhadap Firman Tuhan harus terus
  ditingkatkan, selain harus menyadari potensi untuk berbuat dosa
  sendiri.

  Hubungan Konselor dengan Tuhan
  ------------------------------
  Tentu saja, seorang konselor Alkitabiah harus lahir kembali; karena
  bagaimana para konselor dapat menggunakan Firman Tuhan dengan benar,
  apabila dalam diri mereka tidak berdiam Roh-Nya? Dan bagaimana para
  konselor dapat mendorong orang lain supaya berubah dan bertumbuh
  dalam hubungan mereka dengan Tuhan, apabila mereka bukan merupakan
  panutan yang bertumbuh dari kekuatan Injil untuk mengubah mereka
  sendiri? Dalam pembahasan berikut, ada delapan unsur penting untuk
  mempertahankan agar hubungan dengan Yesus Kristus terus bertumbuh.

  1. Membaca Firman Tuhan
     --------------------
     Supaya dapat menerapkan Firman Tuhan dengan benar pada saat
     konseling, kita harus mengenal serta mentaati Firman-Nya. Sebelum
     dapat menggunakan secara efektif dalam ruang konseling, kita
     harus dapat menerapkan firman itu dalam kehidupan kita. Kita
     sendiri harus membaca dan mempelajarinya.

  2. Menghafalkan Isi Alkitab
     ------------------------
     Menghafalkan Alkitab merupakan bagian penting dari hubungan
     seorang konselor dengan Tuhan, selain itu juga merupakan sarana
     untuk meningkatkan pengetahuannya pribadi akan Firman tersebut
     yang selanjutnya digunakan untuk sesama. Apabila konselor
     menerapkan bacaan-bacaan yang telah dihafalkannya dalam kehidupan
     sehari-hari, maka ia akan mampu menolong konseli untuk
     menggunakannya secara efektif juga. Alkitab adalah pedang Roh
     Kudus dan konselor harus memiliki pedang yang telah tersedia.
     Selain itu, ia juga harus siap menggunakannya setiap saat, tidak
     hanya dalam praktik pribadi, namun juga dalam acara-acara
     konseling.

  3. Doa
     ---
     Konseli sering memiliki pendapat yang keliru tentang doa. Untuk
     menolong mereka memahami doa, seorang konselor harus mempunyai
     pemahaman yang benar tentang doa, dan juga perlu mempraktikkan
     doa tersebut.

     Mengapa kita perlu berdoa? Alkitab memberikan banyak alasan,
     namun ada tiga alasan khusus yang penting. Pertama, Tuhan
     memerintahkannya (Kolose 4:2; 1Timotius 5:17). Kedua, Kristus
     memberi kita contoh sebuah doa (Markus 1:35; Lukas 6:12). Apabila
     Ia yang sempurna tanpa dosa saja berdoa, berapa banyak lagi kita
     seharusnya berdoa? Ketiga, Kristus mengajar kita supaya berdoa,
     kita dapat berasumsi bahwa Ia menginginkan kita berdoa. Doa
     adalah tindakan yang menunjukan ketaatan serta penyembahan kita
     kepada Tuhan (Matius 6:5-9).

     Pada dasarnya, doa adalah komunikasi satu arah dengan Tuhan. Kita
     tidak mengharapkan Tuhan berbicara kepada kita secara gaib dalam
     doa, karena Ia telah berbicara melalui firman-Nya. Apabila kita
     ingin mendengar-Nya, kita harus "mencari Alkitab".

     Kita harus mengingatkan diri sendiri (dan seringkali konseli-
     konseli kita) bahwa Tuhan menjawab doa-doa dengan jawaban-jawaban
     lain ketimbang langsung menjawab "ya". Misalnya, dalam Kisah Para
     Rasul, Paulus meminta agar ia diperkenankan pergi ke Roma sebagai
     pengkhotbah, permintaan ini dijawab Tuhan dengan cara lain. Ia
     pergi sebagai seorang tahanan, dengan semua pengeluaran dibayar
     oleh pemerintah Roma! Adakalanya jawaban doa kita ditunda. George
     Muller berdoa untuk seorang pria sepanjang hidupnya dan tidak
     pernah merasakan doanya itu terjawab. Beberapa tahun setelah
     meninggalnya Muller, pria itu terselamatkan.

     Untuk membiasakan diri berdoa, membuat waktu khusus untuk berdoa
     adalah bermanfaat. Ketika berdoa, gunakan waktu Anda secara
     efisien dengan memilih salah satu doa dari daftar doa. Beberapa
     hal dalam daftar tersebut, mungkin perlu Anda prioritaskan untuk
     doa harian, sedangkan hal-hal lain Anda jadwalkan untuk doa
     mingguan. Berdoa secara teratur lebih penting daripada berdoa
     setiap hari untuk suatu kebutuhan. Dan ketahuilah, waktu doa yang
     panjang tidak memberikan keuntungan karena doanya yang panjang.
     Pada hari-hari tertentu, di saat krisis dan kewajiban-kewajiban
     lain mengambil alih jadwal Anda, waktu doa yang sudah Anda atur
     mungkin berkurang karena Anda terburu-buru. Namun, di hari-hari
     lain, Anda kembali pada jadwal doa Anda yang biasanya.

  4. Menjalin Hubungan dengan Gereja Setempat
     ----------------------------------------
     Menjalin hubungan dengan jemaat setempat adalah bagian penting
     dari hubungan konselor dengan Tuhan. Menjalin hubungan semacam
     ini juga diamanatkan dalam Alkitab. Dari kurang lebih 110 acuan
     tentang gereja dalam Perjanjian Baru, lebih dari 90 acuan mengacu
     pada jemaat setempat.

     Dalam Perjanjian Baru, kaum beriman cepat bersatu dengan
     persekutuan jemaat setempat (Kisah Para Rasul 2:41,47). Jadi,
     apabila kita berusaha memberikan pelayanan terpisah dari gereja
     setempat, berarti kita mengabaikan pandangan Tuhan mengenai
     gereja dan tujuan Tuhan untuk gereja.

     Ada banyak keuntungan yang didapatkan seorang konselor dari
     membina hubungan dengan jemaat setempat. Salah satu diantaranya,
     yaitu pewartaan Firman-Nya. Di situlah, konselor mendapatkan
     masukan lain, di samping pendalaman yang dilakukannya. Tidak
     seorang beriman pun yang merasa dirinya telah lebih dari cukup
     dalam hal Firman sehingga tidak membutuhkan pewartaan Firman
     lagi. Hubungan dengan jemaat setempat yang tidak teratur akan
     menghambat pertumbuhan spiritual seorang konselor, juga pelayanan
     konselingnya. Keuntungan lain dari menjalin hubungan erat dengan
     jemaat setempat, yakni hubungan ini menciptakan suatu keadaan
     yang dapat dipertanggungjawabkan dalam kedisiplinan, pertobatan
     dan pemulihan. Seorang konselor yang menjadi anggota jemaat
     gereja setempat akan mendapat perlindungan ini, serta akan
     menyatakan ketaatannya terhadap berbagai prinsip Alkitab di semua
     aspek kehidupannya.

     Tunduk pada kekuasaan para pemimpin gereja lain juga penting,
     terutama bagi para konselor. Dengan cara ini, mereka memberikan
     teladan kepada para konseli dalam hal tunduk kepada Firman Tuhan
     serta kepada kepemimpinan yang tidak sempurna; karena konseli
     juga perlu didorong supaya mau tunduk kepada kekuasaan yang tidak
     sempurna. Mereka yang menolak menerima kepemimpinan gereja
     setempat akan kehilangan semua karunia yang dijanjikan Tuhan
     untuk penyerahan diri yang alkitabiah; selain itu, konselor juga
     tidak akan menemukan jawaban yang diperlukan oleh konseli dalam
     situasi serupa yang datang kepadanya untuk meminta nasihat.

  5. Ibadah
     ------
     Ibadah diamanatkan kepada orang beriman; oleh sebab itu, ibadah
     merupakan bagian penting dari kehidupan seorang konselor. Ibadah
     bukanlah suatu pengalaman ataupun perasaan yang hangat, melainkan
     merupakan kekaguman kognitif serta penghormatan kepada Allah yang
     kudus yang difokuskan kepada-Nya. Tanpa ibadah, orang lebih mudah
     mengecilkan arti dosa dan ia akan gagal dalam pertumbuhan rohani
     yang menyenangkan Tuhan. Ibadah menyadarkan kita akan kebutuhan
     spritual kita sendiri.

     Gereja adalah tempat untuk melakukan ibadah bersama menurut
     Alkitab. Musik, tata cara ibadah, serta semua yang dilakukan
     harus difokuskan pada khotbah; karena khotbah dirancang untuk
     menolong para pendengarnya mencapai tindakan ibadah yang paling
     tinggi, yaitu: ketaatan dalam kehidupan sehari-hari kepada Tuhan.

     Ibadah mencakup pujian serta ucapan syukur atas segala yang telah
     dilakukan Tuhan dalam kehidupan konselor dan para konseli. Pujian
     serta ucapan syukur dapat membantu mencegah orang berkecil hati
     sewaktu menghadapi masalah sulit. Jadi, masalah-masalah semacam
     ini merupakan peluang untuk memuji Tuhan atas segala yang telah
     dilakukan-Nya dan dapat dilakukan-Nya.

  6. Benar Menurut Teologi
     ---------------------
     Mengingat hampir semua masalah konseling berdasar pada masalah
     doktrin, maka pemahaman teologis yang benar perlu sekali bagi
     konselor alkitabiah. Tidak berarti bahwa kita dapat menemukan
     jawaban bagi berbagai buku masalah konseling dalam buku pegangan
     teologi. Alkitab adalah buku pegangan kita, dan apabila kita
     memahami Alkitab dengan benar, berarti kita mengikuti teologi
     yang benar.

     Memahami teologi yang benar tentang dosa itu penting, terutama
     bagi para konselor konseling alkitabiah. Karena banyak sekali
     masalah konseling yang merupakan akibat langsung dari dosa;
     sementara itu, para konseli seringkali mengecilkan arti dosa;
     mereka tidak memahami doktrin tentang dosa, tentang betapa
     buruknya dosa, serta tentang betapa merembesnya dosa, tentang apa
     pendapat Tuhan mengenai dosa, atau apa yang harus mereka lakukan
     untuk itu. Teologi yang benar juga sangat diperlukan dalam
     situasi-situasi konseling lainnya. Misalnya, bilamana suami tidak
     mengasihi istrinya sebagaimana mestinya, itu karena ia tidak
     memahami doktrin tentang Kristus: kasih-Nya bagi gereja-Nya,
     ungkapan-ungkapan kasih-Nya untuk itu, serta keinginan untuk
     mendorong-Nya untuk menaati Bapa. Dalam semua masalah konseling
     yang melibatkan konflik dengan orang lain, terbukti orang
     tersebut gagal dalam hubungannya dengan Tuhan.

     Benar secara teologis juga sangat dibutuhkan untuk memahami
     konseling alkitabiah yang bertolak belakang dengan bentuk-bentuk
     dan filsafat-filsafat konseling lainnya, seperti para konselor
     yang mencoba memanipulasi orang lain -- bahkan Tuhan -- dengan
     menggunakan Alkitab, ataupun mereka yang menyatakan bahwa Alkitab
     itu tidak memadai serta bahwa para konselor modern harus menambah
     hikmat mereka sendiri kepada Alkitab. Pengertian yang benar
     tentang teologi Alkitab membantu konselor memilah-milah semua
     ini.

  7. Tujuan Menjadi Lebih Menyerupai Kristus
     ---------------------------------------
     Roma 8:28-29 mengajarkan bahwa tujuan semua orang Kristen adalah
     menjadi lebih menyerupai Kristus. Semua yang terjadi dalam
     kehidupan seseorang disusun secara ilahi untuk membantu orang
     tersebut lebih menyerupai Putra Allah. Tentu saja, ini harus
     merupakan prioritas utama dalam kehidupan konselor.

  8. Penatalayanan
     -------------
     Kaum beriman adalah penatalayanan semua yang dipercayakan Tuhan
     kepada mereka. Segala sesuatu yang kita miliki diberikan dan
     dipercayakan kepada kita oleh Tuhan agar kita gunakan untuk
     memuliakan-Nya. Semua ini mencakup pasangan, anak, segala
     kemampuan, segala yang dimiliki, serta pelayanan kita. Dalam
     mempercayakan semua itu kepada kita, Tuhan berharap agar kita
     selalu menggunakannya untuk kemuliaan-Nya.

-*- Sumber diedit dari: -*-
  Judul Buku: Pengantar Konseling Alkitabiah
  Penulis   : John F. MacArthur, Jr. dan Wayne A. Mack.
  Penerbit  : Yayasan Penerbit Gandum Mas, Malang, 2002
  Halaman   : 179 - 185


*BIMBINGAN *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*--*-*-*-*-*-*-*-*-* ALKITABIAH*

                -*- TITIK TOLAK KONSELING KRISTEN -*-

  Konseling Kristen bertitik tolak dari inisiatif Allah yang oleh
  kasih-Nya mencari manusia berdosa. Sejak awal, Allah telah
  menyatakan bahwa Ia sendirilah yang berinisiatif -- diawali dengan
  penciptaan alam raya dan manusia (Kejadian 1:1-31). Penciptaan ini
  diteguhkan-Nya dengan janji berkat (covenant -- Kejadian 1:28, 2:3)
  -- sebagai jaminan bahwa Ia sendirilah yang menopang segenap
  ciptaan-Nya dengan berkat-berkat-Nya. Setelah Adam dan Hawa jatuh ke
  dalam dosa (Adam bukan saja mewakili umat manusia tatkala ia jatuh
  ke dalam dosa, tetapi di dalam Adam semua manusia (umat manusia)
  telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23, 5:12, 6:20-21,23a), Allah jugalah yang berinisiatif mencari mereka
  (Kejadian 3:8-9), dan meneguhkan perjanjian berkat-Nya dengan janji
  keselamatan-Nya bagi umat manusia yang telah dikuasai dosa (Kejadian
  3:15; 
  Bandingkan: Galatia 4:4; Roma 5:15-19) untuk membebaskan
  mereka (manusia) dari dosa. Dari uraian di atas, ada beberapa dasar
  penting yang merupakan titik tolak bagi konseling Kristen. Dasar-
  dasar bagi titik tolak konseling Kristen dapat dijelaskan
  selanjutnya sebagai berikut:

  1. Sama seperti Allah sendirilah yang berinisiatif mencipta segala
     sesuatu, menopang ciptaan-Nya (dengan Perjanjian Berkat) -- dan
     setelah Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, Allah tetap
     berinisiatif mencari (mereka) untuk membebaskan (mereka); maka
     konseling Kristen pun perlu menekankan bahwa proses pelayanan
     konseling adalah "Upaya yang merupakan inisiatif untuk mencari/
     menolong  para konseli (yang berdosa/yang lemah/yang gagal)."
     Perumpamaan tentang domba yang hilang (Lukas 15:1-7; Matius
     18:12-14), 
     dirham yang hilang (Lukas 15:11-32) -- menegaskan satu
     hal penting ´ada inisiatif (Allah) untuk mencari yang hilang´.
     Hal ini dipertegaskan oleh sabda Kristus, ´Anak manusia datang
     untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang´ (Lukas 19:10). Dari
     ´inisiatif mencari´ ini, ada beberapa kebenaran penting yang
     merupakan ´dasar tindakan´ bagi konseling Kristen, antara lain:

      a. Inisiatif mencari menggarisbawahi bahwa konseling Kristen
         harus bersifat dinamis dan proaktif. Di sini konseling
         Kristen perlu menolak sikap menunggu dengan gaya pasif serta
         pesimistik. Konseling Kristen yang berinisiatif mencari --
         menekankan -- bahwa ada kuasa (Roh Kudus sebagai dinamika)
         yang menjamin bahwa ada saja jalan (sikap positif) untuk
         mengatasi (dan memenangkan) masalah dalam proses konseling.

      b. Inisiatif mencari didasarkan dan didorong oleh "kasih" (yang
         menghendaki kebaikan bagi konseli), seperti yang terbukti
         pada sikap Tuhan Yesus Kristus bahwa kasihlah yang
         menggerakkan Dia untuk mencari/melayani mereka yang lelah dan
         terlantar seperti domba yang tidak bergembala (Matius
         9:35-38, 
         Bandingkan: 2Korintus 5:13-15).

      c. Inisiatif mencari adalah suatu komitmen (wajib) untuk
         melayani. Komitmen ini disikapi seperti kata Tuhan Yesus pada
         saat Ia menegaskan hal ini dengan mengatakan, "...kami hanya
         melakukan apa yang kami harus lakukan" (Lukas 17:10c).

      d. Inisiatif mencari didasarkan atas keinginan kuat untuk
         "melayani bukan dilayani" (Markus 10:45; Matius 20:28). Hal
         ini menegaskan bahwa konseling Kristen meletakkan pada pundak
         konselor "tanggung jawab memikul dan berbagi beban" yang ada
         pada konseli.

  2. Titik tolak konseling Kristen beranjak dari motif dan upaya
     "mengangkat" dan "meneguhkan" (Tuhanlah yang mengampuni dan
     membebaskan orang yang bertobat dari dosanya dan orang Kristen
     (konselor) bertanggung jawab untuk bersedia mengangkat orang
     tersebut (konseli) dengan memberikan dukungan/dorongan positif
     (dari Firman Tuhan) yang ditopang oleh perjanjian berkat Allah.
     Motif mengangkat/meneguhkan ini harus menjadi sikap batin dari
     setiap konselor Kristen -- yang menggerakkan upaya/tindakan
     pelayanan konseling yang dilaksanakannya. Dasar bertolak
     konseling Kristen ini ditegaskan oleh Yehezkiel bahwa "Allah
     mencari, membawa pulang, merawat, menguatkan, memelihara" --
     sebagai gembala yang melayani (Yehezkiel 34:16).

  3. Titik tolak konseling Kristen terfokus kepada "pemulihan" --
     "peneguhan" (yang menghasilkan keteguhan). Pemulihan ini diawali
     dengan "pertobatan" (yang didasarkan atas kesadaran bahwa akar
     dari semua masalah dapat ditelusuri sampai kepada DOSA/adalah
     DOSA) yang membawa "pembaruan/restorasi" (1Yohanes 1:9; 1Korintus
     5:17; 
     Kolose 3:5-11) dan pengampunan dosa sebagai dasar hidup
     baru (Kolose 3:12-13; Matius 6:12). Pembaruan ini adalah dasar
     yang memberi dinamika revitalisasi (penguatan kembali) yang
     memberi daya untuk taat sebagai jalan untuk menikmati peneguhan
     oleh perjanjian berkat Allah (Ulangan 28:1-14). Dari sinilah,
     orang yang telah dipulihkan (konseli) akan mengalami pembaruan
     hidup yang berkesinambungan (Kolose 3:12-17) dan menjadi semakin
     teguh/dewasa di dalam Kristus -- yang tercermin dari sikap kasih,
     yang tulus, semangat yang berapi/kerajinan yang tinggi, kesiapan
     membantu yang terus berkobar dengan sikap moral yang dalam yang
     menuntunnya sebagai manusia bijak (Roma 12:1-2, 9-21).

-*- Sumber: -*-
  Judul Buku: Konselor Kompeten: Pengantar Konseling Terapi untuk
              Pemulihan
  Penulis   : Magdalena Tomatala, Ph.D.
  Penerbit  : YT Leadership Foundation Jakarta, Indonesia
  Halaman   : 17 - 19


*INFO *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* INFO*

                        -*- BOOKLET TELAGA -*-

  Pembaca yang setia, ada kabar gembira bagi Anda!
  Kini TELAGA telah menerbitkan 6 booklet dari transkrip kaset TELAGA
  yang memiliki topik-topik yang menarik. Keenam booklet itu adalah:
  1. "Menjadi Sahabat buat Suami", 2. "Menjadi Sahabat buat Istri", 3. "Anak dan Televisi dan Video Game", 4. "Bagaimana Membentuk A Boy menjadi A Man", 5. "Melihat Kecocokan dalam Berpacaran", 6. "Membatasi Keintiman Selama Berpacaran"

  Dapatkan segera booklet-booklet tersebut dengan harga yang
  terjangkau di toko-toko buku Kristen yang ada di kota Anda masing-
  masing atau Anda juga bisa memesannya melalui Kantor TELAGA
  (dikenakan ongkos kirim) ke alamat:

                 LBKK - TELAGA
                 Jl. Cimanuk 58 Malang 65122
                 Telp. (0341) 493645

  Pesanan lewat telepon atau email akan dilayani apabila pemesan
  telah lebih dahulu mengirimkan bukti pembayaran (termasuk ongkos
  kirimnya). Untuk memesan lewat email silakan menghubungi:

  ==>   <pesan@telaga.org>


*SURAT*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-DARI ANDA-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*SURAT*

  Dari: Himawan Hadirahardja <himawan@>
  >Shallom,
  >Bisakah e-konsel memuat seputar masalah homoseksual (gay &
  >lesbian) dan kontroversi pernikahan homoseks di sebagian AS dan
  >beberapa negara Eropa? Ini akan menarik sekali...
  >Terima kasih...
  >Himawan

  Redaksi:
  Memang usulan Anda menarik sekali, terima kasih ya, untuk usulannya.
  Kami telah merencanakan untuk memasukkan topik homoseks sebagai
  salah satu topik untuk edisi e-Konsel di tahun 2005 nanti.

  Sekaligus melalui kesempatan ini kami juga mengucapkan terima kasih
  untuk usulan-usulan topik yang kami terima dari para pembaca melalui
  Formulir Evaluasi e-Konsel. Bagi pembaca lainnya yang ingin
  memberikan usulan topik untuk tahun 2005, kami tunggu masukannya.
  Terima kasih banyak, selamat melayani.


e-KONSEL*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*e-KONSEL

                         STAF REDAKSI e-Konsel
                      Ratri, Natalia, Tesa, Yulia
                    PENANGGUNG JAWAB ISI dan TEKNIS
                         Yayasan Lembaga SABDA
                     INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR
                          Sistem Network I-KAN
                      Copyright(c) 2004 oleh YLSA
                      http://www.sabda.org/ylsa/

*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
  Anda punya masalah atau perlu konseling? <masalah-konsel@sabda.org>
  Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll.
  dapat dikirimkan ke alamat:             <owner-i-kan-konsel@xc.org>
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
  Berlangganan: Kirim e-mail kosong ke: subscribe-i-kan-konsel@xc.org
  Berhenti:     Kirim e-mail kosong:  unsubscribe-i-kan-konsel@xc.org
  Sistem lyris: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-konsel
  ARSIP publikasi e-Konsel:  http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org