Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/64

e-Konsel edisi 64 (1-6-2004)

Persahabatan

 ><>                  Edisi (064) -- 01 Juni 2004                  <><

                                e-KONSEL
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
         Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*

Daftar Isi:
     - Pengantar            : Persahabatan
     - Renungan             : Waktu untuk Persahabatan
     - Cakrawala            : Mengenai Persahabatan: Sebuah Wawancara
                              dengan Madeleine L'Engle
     - Telaga               : Menjadi Sahabat Buat Anak [#75B]
     - Bimbingan Alkitabiah : Persahabatan
     - Surat                : Topik Sahabat di e-Konsel

*REDAKSI -*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*- REDAKSI*

                     -*- PENGANTAR DARI REDAKSI -*-

   Persahabatan merupakan suatu hubungan yang sangat unik. Adakalanya
   keberadaan seorang sahabat memiliki pengaruh yang jauh lebih kuat
   dibandingkan dengan pengaruh keluarga sendiri. Namun dalam
   bersahabat kita perlu waspada karena tidak semua persahabatan
   memberi dampak yang positif, karena ada juga yang memberi dampak
   yang buruk, bahkan merusak Anda. Jadi, bagaimana kita menjalin
   persahabatan yang dapat memberi dampak yang positif dalam hidup
   kita? Dan mungkinkah orangtua menjalin persahabatan dengan anaknya?
   Dan apakah unsur-unsur persahabatan yang sehat?

   Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, Anda kami ajak untuk
   menelaah dua sajian e-Konsel bulan Juni ini, yang secara khusus akan
   membahas tema PERSAHABATAN. Sebagai topik pertama kami akan membahas
   tentang PERSAHABATAN KRISTEN, yang dapat Anda nikmati dalam edisi
   kali ini (Edisi 064). Sedangkan topik kedua, yang akan kami
   terbitkan pada pertengahan bulan Juni (Edisi 065), akan membahas
   tentang UNSUR-UNSUR PERSAHABATAN YANG SEHAT.

   Harapan kami kedua edisi ini bisa cukup memberi bekal bagi Anda yang
   sedang bergumul untuk memulai suatu persahabatan. Bagi Anda yang
   telah menjalin persahabatan, kiranya sajian kami dapat melengkapi
   Anda dengan hikmat untuk melanjutkan persahabatan Anda.

   Tuhan memberkati Anda.

   Tim Redaksi


*RENUNGAN *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* RENUNGAN*

                    -*- WAKTU UNTUK PERSAHABATAN -*-

   Bacaan : Yohanes 15:12-17
   Nats   : Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu (Amsal 17:17)

   Kita tidak dapat menambah waktu. Hanya tersedia 24 jam dalam sehari,
   dan tak peduli bagaimanapun kerasnya kita berusaha, kita tetap tidak
   mungkin menambah waktu dari 24 menjadi 25 jam. Jadi masalah
   sebenarnya bukan bagaimana kita dapat menambah jumlah jam, tetapi
   bagaimana kita dengan bijaksana dapat menggunakan 1.440 menit dalam
   sehari yang terus bergulir secara tetap itu.

   Maka dari itu, renungkan sejenak masalah penting berikut ini. Selain
   makan, tidur, melakukan tugas-tugas penting, dan bekerja mencari
   nafkah, bagaimana kita menggunakan komoditas berharga yang kita
   sebut waktu itu? Dari berbagai hal yang kita lakukan, adakah kita
   memiliki waktu untuk menjalin suatu persahabatan?

   Penulis terkenal bernama Les Parrott III berkata bahwa menggunakan
   waktu untuk menjalin persahabatan lebih bermanfaat bagi
   kesejahteraan kita dibandingkan hal-hal lainnya. Ia menyatakan juga
   bahwa riset menunjukkan "mengabaikan persahabatan tidak hanya
   mengurangi kualitas hidup Anda, tetapi juga dapat menimbulkan
   gangguan kesehatan." Parrott mengatakan bahwa persahabatan dapat
   mengurangi risiko timbulnya penyakit.

   Jika penggunaan waktu untuk mempererat persahabatan sangat esensial
   bagi kesejahteraan hidup kita, bagaimana dengan persahabatan kita
   dengan Yesus? Apalagi Dia berkata kepada murid-muridnya, "Aku tidak
   menyebut kamu lagi hamba, ... tetapi Aku menyebut kamu sahabat"
   (Yohanes 15:15).

   Jika Anda mempercayai Dia sebagai Juruselamat, bersediakah Anda
   memberikan waktu Anda untuk mempererat hubungan Anda dengan Sahabat
   terbaik Anda itu?

                    WAKTU DAPAT MENJADI SAHABAT ANDA
       BILA DIGUNAKAN UNTUK MEMPERERAT PERSAHABATAN DENGAN YESUS!

-*- Sumber -*-:
    Arsip Publikasi e-RH (Renungan Harian), Edisi 13 Agustus 2001
    ==>   http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2001/08/13/


*CAKRAWALA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* CAKRAWALA*


                     -*- MENGENAI PERSAHABATAN -*-
            SEBUAH WAWANCARA DENGAN MADELEINE L'ENGLE ISABEL

   Apa artinya persahabatan?
   -------------------------
   Persahabatan bisa merupakan sebuah cermin yang di dalamnya saya bisa
   melihat diri saya sendiri dan mengetahui, melalui pemusatan
   perhatian pada sahabat saya, apa yang perlu saya lakukan agar saya
   menjadi lebih manusiawi. Bagi saya persahabatanlah yang membuat
   dunia berputar. Saya menghargai kawan-kawan saya; saya tahu mereka
   akan menerima saya sebagaimana adanya dengan segala kesalahan dan
   kekurangan dan semangat saya--tetapi saya pun menerima mereka
   dengan kasih yang sama. Yang saya maksudkan bukan penerimaan yang
   sifatnya membolehkan segala sesuatu sehingga saya tidak akan pernah
   menunjukkan apa yang sebenarnya salah. Ada rasa tanggung jawab
   tertentu di dalam persahabatan seperti dalam hubungan-hubungan yang
   lain. Misalnya, ada tanggung jawab penyunting saya untuk menunjukkan
   apa yang perlu saya lakukan guna mengubah tulisan saya sehingga
   menghasilkan buku yang lebih baik. Di sinilah kawan bisa atau
   seharusnya berfungsi sebagai sebuah cermin.

   Dua hal nampak sangat penting dalam persahabatan; pertama adalah
   kenal sejak lama -- fakta bahwa Saudara telah mengenal seseorang
   sejak lama, memperhatikan dia bertumbuh dan berkembang, dan selama
   jalan hidup Saudara tidak memisahkan Saudara untuk waktu sangat
   lama, Saudara sama-sama merasakan sejarah masa lampau. Saudara tidak
   perlu mempunyai persamaan dalam segala hal. Saya memiliki beberapa
   kawan yang saya kenal sejak remaja dan ada banyak hal dalam hidup
   kami yang benar-benar berbeda, tetapi kami telah saling mengenal
   keluarga kami dan telah tumbuh dewasa dengan bersama-sama merasakan
   banyak hal dalam hidup ini. Dasar kedua bagi persahabatan adalah
   kecocokan: menertawakan hal yang sama, menangisi hal-hal yang sama,
   suka mengajukan pertanyaan-pertanyaan hebat bersama-sama --
   pertanyaan tentang alam semesta. Saya mempunyai seorang sahabat baik
   sekali selama beberapa tahun saja. Ia juga seorang penulis, dan kami
   tidak pernah berkumpul tanpa berbicara mengenai Tuhan. Hal itu
   merupakan dasar paling baik bagi persahabatan, persoalan mengenai
   Pencipta kita.

   Sejauh manakah hubungan seseorang dengan Tuhan mempengaruhi
   persahabatannya?
   -----------------------------------------------------------
   Jika ada perbedaan besar dalam konsepsi dua orang mengenai Tuhan,
   saya rasa persahabatan, yang mendalam dan menyenangkan tidak mungkin
   bertumbuh -- karena pengertian kita tentang sifat Allah mempengaruhi
   cara berpikir kita mengenai diri kita sendiri dan segala hal lain di
   dunia ini. Jikalau seseorang memandang Tuhan sebagai hakim yang suka
   marah dan penuh dendam, orang itu tidak mungkin mau bersahabat erat
   dengan saya. Hal ini dikarenakan saya melihat Tuhan dalam Alkitab
   sebagai Tuhan yang penuh kasih dan suka mengampuni. Di antara orang
   Kristen pun ada penekanan yang berbeda-beda, dan saya mempunyai
   kawan-kawan yang melihat Tuhan secara berbeda dengan saya. Tetapi
   saya bisa mendengar mereka dan mereka mendengarkan saya; kami tidak
   saling menutup diri.

   Bagaimana sahabat memperkaya kita?
   ----------------------------------
   Kebanyakan teman-teman saya adalah orang-orang yang betul-betul
   kreatif dalam banyak hal. Kawan terlama dan terdekat saya -- sejak
   saya remaja -- adalah seorang dokter yang cemerlang. Walaupun saya
   penulis buku fiksi dan ia menekuni sains, kami mempunyai tanggapan
   yang sama persis waktu berjalan melintasi pemandangan alam yang
   indah dan tiba-tiba melihat tanaman yang jarang ada. Kami memberi
   tanggapan dengan cara yang sama terhadap keindahan yang ditunjukkan
   oleh Sang Pencipta dalam karya-Nya. Ada juga pengalaman saya yang
   merupakan contoh kontras, yaitu dengan seorang kawan lain semasa
   saya masih di Sekolah Dasar dulu. Saya masih ingat waktu kami saling
   berteriak ketika menafsirkan drama Shakespeare atau puisi Browning,
   dan orang berkata, "Putuslah persahabatan mereka." Lalu setengah jam
   kemudian kami akan berjalan bersama bergandengan tangan, tidak hanya
   bersahabat saja, tetapi malahan sangat harmonis. Namun kami sangat
   menyadari bahwa kami tidak bisa tinggal sekamar.

   Bagaimana tentang persahabatan yang menghancurkan? Bagaimana jika
   memutuskan persahabatan dirasa sebagai jalan yang terbaik?
   -----------------------------------------------------------------
   Jikalau persahabatan kita sama sekali tidak bermanfaat, atau jika
   kita merasa bahwa orang lain itu berusaha mengubah diri kita,
   barangkali untuk sementara kita mundur dulu. Saya rasa kita tidak
   perlu memutuskan suatu persahabatan untuk selamanya. Sewaktu saya
   mula-mula keluar dari perguruan tinggi dan bekerja di teater di New
   York, saya melibatkan diri dengan sekelompok aktor dan aktris muda
   yang sangat berbakat. Lalu perlahan-lahan saya menyadari bahwa
   mereka mempunyai gaya hidup yang agak kacau. Mereka menjalani
   semacam kehidupan yang saya anggap tidak cocok dengan kehidupan
   saya, sebagai seseorang yang sedang berusaha melayani Tuhan. Oleh
   sebab itu saya menarik diri dengan cara yang saya harap dapat
   dilihat sebagai suatu pernyataan, tetapi seramah mungkin. Saya
   menyadari bahwa kalau saya tetap terlibat dengan kelompok itu maka
   ada kemungkinan malah ditarik ke dalam kehidupan mereka dan ini
   tentu akan sangat merusak hidup saya.

   Bagaimanakah memulai suatu persahabatan?
   ----------------------------------------
   Persahabatan yang sungguh-sungguh rupanya dimulai pada masa remaja;
   saat itulah kita secara sadar bisa membangun hubungan. Pada saat itu
   kaum muda mulai mengerti prinsip persahabatan dan sanggup mengadakan
   pilihan. Saya ingat ketika saya berjalan-jalan dengan seorang
   pemuda, saya tahu bahwa persahabatan ini dapat berlangsung apabila
   kami sepakat berbicara tentang Tuhan dan mendiskusikan ide-ide kami.
   Saya biasanya bisa bercerita dengan cepat ketika bertemu seseorang
   kalau saya memiliki suatu dasar bagi persahabatan dengannya. Jika
   percakapan tetap berkisar pada hal-hal yang tak karuan, maka saya
   menyadari bahwa saya tidak akan menjadikannya seorang sahabat tetap.

   Di samping kedangkalan, apa lagi yang harus kita waspadai dalam
   persahabatan ini?
   ---------------------------------------------------------------
   Sangat sulit bersahabat dengan orang yang menganggap dirinya selalu
   paling tahu -- karena itu adalah semacam manipulasi. Kadang-kadang
   keadaan itu tidak jahat, tetapi toh bersifat merusak. Akar
   manipulasi adalah kesombongan -- menganggap dirinya sama dengan
   Tuhan, mengetahui segala sesuatu, dan merasa mempunyai hak untuk
   mengendalikan orang lain. Manipulasi bukan merupakan dasar bagi
   persahabatan atau bagi pengertian yang sesungguhnya tentang kodrat
   manusia. Kita semua adalah anak Tuhan, yang memiliki gambaran Allah
   di dalam diri kita (yang kadang-kadang sangat tersembunyi), yang
   merupakan tanda tentang penciptaan yang tidak pernah berhenti. Saya
   hanya tidak setuju dengan ide bahwa Allah menciptakan segala sesuatu
   dan berkata, "Oh, baik, sudah selesai." Ia tidak mengatakan sudah
   selesai sampai Ia berada di kayu salib. Pada waktu Allah menciptakan
   segala sesuatu, Ia berkata, "Ciptaan ini baik, sangat baik." Ketika
   saya melihat cucu saya yang baru lahir, saya menimang bayi yang
   mungil, lengkap dan sempurna -- tetapi belum selesai! Demikian pula
   saya yakin kita sebagai manusia dipanggil untuk menciptakan bersama-
   sama dengan Pencipta kita -- untuk saling menolong menuju kedatangan
   Kerajaan. Itu benar-benar lawan dari manipulasi.

   Sifat-sifat sahabat yang bagaimanakah yang selalu Saudara ingat?
   ----------------------------------------------------------------
   Ada satu kata Perancis, "disponible", yang berarti siap kapan saja,
   tidak peduli bagaimanapun keadaannya termasuk yang tidak
   menyenangkan. Saya mempunyai kawan-kawan yang menarik, menyenangkan,
   dan lucu. Tetapi saya mengetahui bahwa jikalau saya benar-benar
   dalam keadaan terjepit saya tidak akan menghubungi mereka jam 2
   pagi. Ada teman-teman lain yang saya tahu dapat saya hubungi kapan
   saja -- bukan untuk hal-hal yang remeh -- jika ada alasan yang akan
   mereka disponible. Saya mencoba hidup menurut standar ini juga.

   Apakah persahabatan seharusnya diadakan di antara orang-orang yang
   mempunyai persamaan?
   ------------------------------------------------------------------
   Sudah tentu harus ada tingkat hubungan timbal balik yang tinggi
   dalam persahabatan. Kita tidak pernah sama persis dengan sahabat
   kita. Tetapi ada rasa saling bergantung yang Saudara ciptakan, yang
   di dalamnya masing-masing Saudara memberikan pemberian yang berbeda.
   Jikalau Saudara terlalu bergantung pada persahabatan maka Saudara
   cenderung mendewakan sahabat itu, dan Saudara akan meminta sesuatu
   dari sahabat itu yang seharusnya hanya Saudara minta dari Tuhan. Ada
   saat-saatnya dalam persahabatan ketika kebutuhan seorang lebih besar
   daripada kebutuhan orang yang lain, tetapi kemudian keadaan berbalik
   dan kebutuhan orang lain itulah yang lebih besar. Itu yang disebut
   hubungan timbal balik dan itulah yang membuat persahabatan tetap
   berlangsung. Hubungan timbal balik bisa terjadi antara orang-orang
   yang sangat berbeda usia dan sifatnya. Sepanjang hidup saya, saya
   memiliki sahabat-sahabat dari segala usia. Pada waktu saya masih
   muda, banyak dari kawan saya yang jauh lebih tua usianya; dan
   sekarang ketika saya menjadi semakin tua saya mempunyai kawan-kawan
   yang agak lebih muda umurnya tetapi saya juga mempunyai banyak
   sahabat yang seusia dengan saya. Tetapi walaupun berbeda usia,
   sering kali ada kecocokan ide dan kesamaan pikiran tentang banyak
   persoalan.

   Apa yang kita ketahui tentang proses pembentukan persahabatan? Nah,
   satu hal penting adalah bahwa persahabatan itu memerlukan waktu.
   Saudara mungkin bertemu seseorang dan segera berhubungan. Tetapi
   sebelum hubungan itu bisa tumbuh menjadi persahabatan yang sungguh,
   Saudara harus saling mengenal selama suatu jangka waktu. Beberapa
   orang yang saya temui membuat saya berpikir apakah ini adalah benih
   yang mungkin akan menumbuhkan suatu persahabatan yang indah?
   Seringkali dugaan itu terpenuhi, tetapi kadang-kadang tidak. Seperti
   apa saja yang perlu tumbuh dengan baik, benih pertama itu memerlukan
   kesetiaan; pengairan, persiapan dan berbunga pada waktunya.
   Persahabatan mencakup disiplin dan juga keindahan. Diperlukan waktu
   untuk bertemu secara tetap; perlu usaha untuk duduk dan menulis
   surat, karena kita semua hidup dengan sangat sibuk, dan kita akan
   mudah tidak mempedulikan hal-hal ini. Tetapi seperti di dalam
   perkawinan dan dalam setiap hubungan yang kuat, kita membinanya agar
   bisa menikmati kebebasan kasih kita.

   Persahabatan jangan seluruhnya bergantung pada perasaan. Perasaan
   memang penting, tetapi jengkel atau kecewa terhadap seseorang jangan
   sampai merusak hubungan itu. Kita hendaknya tidak membuang atau
   mematikan persahabatan hanya karena ternyata tidak semuanya
   menyenangkan. Kadang-kadang kita sebagai kawan harus menunggu sampai
   orang yang lain itu bisa menanggapi kembali. Biarkan persahabatan
   itu tidur sampai suatu saat bisa berbunga dan berkembang lagi.

-*- Sumber: -*-
   Judul Buku   : Pola Hidup Kristen -- Penerapan Praktis
   Judul Artikel: Mengenai Persahabatan: Sebuah Wawancara dengan
                  Madeleine L'Engel
   Penulis      : Isabel Anders Throop
   Penerbit     : Yayasan Penerbit Gandum Mas, Yayasan Kalam Hidup,
                  Lembaga Literatur Baptis, YAKIN, 2002
   Halaman      : 975-978


*TELAGA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* TELAGA*

                   -*- MENJADI SAHABAT BUAT ANAK -*-

   Seorang sahabat tidak harus seseorang yang sebaya, bersekolah atau
   bekerja di tempat yang sama, dan kemana-mana harus selalu bersama.
   Orangtua bisa juga menjadi sahabat bagi anak-anak mereka bahkan ini
   sangat dianjurkan karena berpengaruh sekali pada perkembangan diri
   anak-anak tersebut. Apa dan bagaimana seluk beluk orangtua yang
   menjadi sahabat bagi anak-anak itu? Simak sajian TELAGA berikut ini
   bersama narasumber Pdt. Paul Gunadi, Ph.D.

   T: Bagaimana atau darimana orangtua bisa menjadi sahabat bagi anak?

   J: Anak bukan penyambung keturunan semata, kitab Ulangan 11:18,19:
         "Tetapi kamu harus menaruh perkataanku ini dalam hatimu dan
         dalam jiwamu; kamu harus mengikatkannya sebagai tanda pada
         tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu.
         Kamu harus mengajarkannya kepada anak-anakmu dengan
         membicarakannya, apabila engkau duduk di rumahmu dan apabila
         engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan
         apabila engkau bangun;"

      Tuhan meminta kita untuk mewariskan iman kita kepada anak, itulah
      sikap yang harus dimiliki oleh orangtua. Sebagian dari kita
      melihat anak justru sebagai beban. Ini keliru sekali, sebab kita
      bisa baca di kitab Ulangan 7:12,13:
         "Dan akan terjadi, karena kamu mendengarkan peraturan-
         peraturan itu serta melakukannya dengan setia, maka terhadap
         engkau TUHAN, Allahmu, akan memegang perjanjian dan kasih
         setia-Nya yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek
         moyangmu. Ia akan mengasihi engkau, memberkati engkau dan
         membuat engkau banyak; Ia akan memberkati buah kandunganmu
         dan hasil bumimu, ...."

      Jadi Tuhan berkata kalau kita mendengarkan firman Tuhan, menaati
      perintah-Nya, Dia akan memberkati buah kandungan kita dan ini
      jelas berkat untuk anak-anak kita. Jadi justru mempunyai anak
      merupakan berkat buat orang Israel saat itu, Tuhan memberikan
      anak sebagai tanda Dia memberkati anak-anak-Nya, Dia memberkati
      kita sebagai orangtua. Jadi sikap yang benar adalah menghargai
      anak sebagai pemberian Tuhan, sebagai pewaris iman kita dan
      sebagai berkat yang Tuhan berikan kepada kita.
------
   T: Seringkali orangtua menjaga jarak dengan anaknya supaya bisa
      melakukan amanat tadi. Sebenarnya bagaimana sikap seperti itu?

   J: Sikap-sikap seperti itu tidak perlu. Wibawa orangtua diperoleh
      bukan dari sikap menjauhkan diri dari anak. Anak yang merasakan
      orangtuanya dekat dengan dia akan lebih bisa menghormati
      orangtuanya. Justru orangtua yang terlalu jauh menjadi orangtua
      yang mungkin sekali ditakuti tapi belum tentu dihormati sebab
      anak menghormati orangtua yang dekat, yang akrab dengan dia.
------
   T: Sebenarnya apakah memang ada kebutuhan dalam diri seorang anak
      untuk menjadikan orangtua sebagai sahabatnya?

   J: Seorang anak mempunyai kerinduan untuk dekat dengan orangtua dan
      menjadikan orangtua sebagai sahabat mereka. Suatu kebanggaan
      tersendiri bisa main sama-sama, bisa akrab dengan orangtua. Jadi
      hal-hal seperti itu membuahkan rasa dekat dan menghormatinya.
      Kalau dia terlalu berjaga-jaga, anak malah tidak hormat
      kepadanya.
------
   T: Bagaimana orangtua bisa menjadi sahabat bagi anaknya?

   J: Untuk menjadi sahabat bagi anak perlu sekali seseorang itu
      memasuki dunia anak. Untuk masuk ke dunianya kita harus memahami
      tahapan perkembangan dan pola pemikiran anak. Kalau anak tahapnya
      baru bisa memahami yang konkret tetapi kita menjelaskan kepada
      dia sesuatu secara abstrak, tentu saja mereka belum mengerti.
      Jadi dengan kita memahami pola pemikirannya kita juga bisa
      menggunakan bahasa-bahasa yang memang dipahami oleh anak-anak
      seusianya.
------
   T: Sebagai orangtua, peran apa yang harus kita berikan pada anak-
      anak kita?

   J: Kita perlu menerima kelemahan anak kita sendiri, artinya jangan
      melecehkannya karena kelemahannya. Dorong dia tapi jangan
      mencecar dan menghina kelemahannya, anak akan merasa ditolak oleh
      orangtua yang justru seolah-olah melecehkan kelemahannya.
      Orangtua harus bisa melihat dari sisi anak melihat. Kita sebagai
      orangtua memang perlu tahu bahwa memang cara dia melihat hanya
      seperti itu, kita juga perlu lihat apakah kelemahan ini memang
      sungguh-sungguh kelemahan si anak, dalam arti memang dia belum
      bisa, atau kelemahan orangtua, dalam arti orangtua yang berambisi
      agar anaknya melakukan ini tetapi mengapa belum bisa.
------
   T: Persahabatan adalah sesuatu yang abstrak sekali, tindakan-
      tindakan nyata apa yang bisa dilakukan oleh orangtua?

   J: Yang bisa dilakukan orangtua adalah bersama dia menikmati
      kesukaannya. Pada anak yang masih kecil, orangtua juga bisa turut
      menikmati kesukaan anak. Saya sering mendengar banyak orangtua
      mengeluh tidak bisa bermain dengan anak mereka karena itu hanya
      membuang-buang waktu saja. Mereka tidak menyadari bahwa
      sebenarnya justru dengan berusaha bermain dengan anak-anaknya
      itu, mereka bisa menjadi sahabat. Selain menjadi sahabat
      sebenarnya hal itu membantu proses belajar anak-anak itu. Kadang-
      kadang orangtua enggan untuk berfantasi, main masak-masakan,
      main boneka baris, sementara bagi anak-anak itulah dunianya. Tapi
      kalau orangtua bisa meluangkan sedikit waktu untuk bisa main
      bersama mereka, ikut terjun di dalam fantasinya, mereka menjadi
      sangat berarti bagi anak dan juga dalam tahap perkembangan
      berikutnya.
------
   T: Dengan pendekatan-pendekatan seperti itu kita tahu kapan dia
      sangat membutuhkan kita dan ketika kita ada di sana, persahabatan
      itu akan terjalin.

   J: Persahabatan itu dibentuk melewati proses waktu dan harus
      dimulai dari umur sedini mungkin. Kita akan mulai memetik
      hasilnya pada saat anak-anak remaja. Jadi, orangtua yang baru
      ingin menjadi sahabat anaknya setelah anak itu berusia 16 tahun
      seringkali tidak berhasil karena memang sudah lewat waktunya.

      Untuk menjadi sahabat bagi anak, kita harus memainkan dua peran.
      Di satu pihak kita memang sahabat, seolah-olah selevel, di pihak
      yang lain kita jangan sampai melupakan status kita sebagai
      orangtua. Maksudnya, jadilah orangtua dalam pengertian kita perlu
      memberikan cinta kasih kepada anak. Kita tidak boleh melupakan
      bahwa tugas kita adalah mengasihi, memperhatikan, dan
      mengomunikasikan cinta kita, dan mendisiplin mereka. Anak yang
      tidak menerima disiplin dari orangtua justru makin kurang respek
      pada orangtua. Orangtua yang dihormati anak adalah orangtua yang
      mengasihi anak dan juga mendisiplin anak.

      Kalau orangtua hanya bisa memberikan instruksi tapi tidak bisa
      menyatakan kebenaran itu dalam kehidupannya, dia justru
      kehilangan wibawa. Anak akhirnya tidak bisa lagi menghormati
      mereka. Sewaktu anak tidak lagi menghormati orangtua, dia tidak
      bisa menjadikan orangtua sebagai sahabatnya. Anak-anak perlu
      menghormati orangtua terlebih dahulu baru bisa menjadikan
      orangtua itu sahabatnya.

-*- Sumber -*-:
   [[Sajian di atas, kami ambil/edit dari isi kaset TELAGA No. #75B
     yang telah diringkas/disajikan dalam bentuk tulisan.
     -- Jika Anda ingin mendapatkan transkrip lengkap kaset ini lewat
        e-Mail, silakan kirim surat ke: < owner-i-kan-konsel@xc.org >
                                  atau: < TELAGA@sabda.org >        ]]


*BIMBINGAN *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*--*-*-*-*-*-*-*-*-* ALKITABIAH*

                          -*- PERSAHABATAN -*-

   Sadar atau tidak, setiap orang memerlukan sahabat dalam hidupnya.
   Sahabat bisa menjadi lebih dari saudara karena kedekatan kita kepada
   mereka. Tetapi sahabat juga bisa menjadi bumerang bagi kita jika
   kita tidak bisa menjaga persahabatan itu sendiri. Ayat-ayat berikut
   ini bisa dijadikan landasan dalam menjalin persahabatan dengan orang
   lain.

        Amsal 3:3, 17:17, 18:24, 22:24, 27:6,9,10,17
        Pengkhotbah 4:9-12
        Yohanes 15:13-15

-*- Sumber:-*-
   CD SABDA Dua Ratus Topik Penting
   Indeks   : 09203
   Copyright: Yayasan Lembaga SABDA [Versi Elektronik (SABDA)


*SURAT*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-DARI ANDA-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*SURAT*

   Dari: <ika@>
   >Dear e-Konsel,
   >Saya mau tanya, apakah e-Konsel pernah memuat topik tentang
   >persahabatan, klo sudah pernah dimuat di edisi berapa dan
   >bagaimana saya bisa mendapatkannya?
   >Terima kasih dan GBU!

   Redaksi:
   Surat Anda sengaja kami tampilkan di edisi ini karena dalam dua
   edisi di bulan Juni ini (edisi 064 dan 065) kami mengangkat tema
   yang Anda tanyakan, yaitu tentang PERSAHABATAN. Nah, keinginan Anda
   terpenuhi, bukan? Semoga puas.

   Jika Anda ingin mengetahui topik apa saja yang pernah kami sajikan
   dalam e-Konsel, Anda bisa melihat arsipnya melalui Situs SABDA.org
   dengan berkunjung ke alamat:
   ==>   http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/

   Selamat berkunjung!


e-KONSEL*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*e-KONSEL

                          STAF REDAKSI e-Konsel
                     Yulia, Ratri, Natalia, Kristian
                     PENANGGUNG JAWAB ISI dan TEKNIS
                          Yayasan Lembaga SABDA
                      INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR
                           Sistem Network I-KAN
                       Copyright(c) 2004 oleh YLSA
                       http://www.sabda.org/ylsa/

*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
   Anda punya masalah atau perlu konseling? <masalah-konsel@sabda.org>
   Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll.
   dapat dikirimkan ke alamat:             <owner-i-kan-konsel@xc.org>
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
   Berlangganan: Kirim e-mail kosong ke: subscribe-i-kan-konsel@xc.org
   Berhenti:     Kirim e-mail kosong:  unsubscribe-i-kan-konsel@xc.org
   Sistem lyris: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-konsel
   ARSIP publikasi e-Konsel:  http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org