Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/12

e-Konsel edisi 12 (15-3-2002)

Renungan Paskah

><>                  Edisi (012) -- 15 Maret 2002                 <><

                               e-KONSEL
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
        Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*

                    -*- PENGANTAR DARI REDAKSI -*-

  Salam sejahtera,

  Pada kesempatan menyambut perayaan PASKAH 2002 ini Redaksi ingin
  menyajikan renungan PASKAH yang bagus untuk para konselor renungkan,
  yang kami ambil dari 2 artikel yang ditulis dalam buku karangan
  Dr. Roby Setiawan, yang berjudul: "KEMENANGAN YANG MEMBERI
  KEMENANGAN". Tulisan beliau ini dipilih karena berita "Kemenangan
  Kristus" yang disampaikannya itu perlu menjadi peringatan terus-
  menerus bagi kita. Tidak sedikit orang Kristen yang hidup seakan-
  akan keselamatan masih harus diperjuangkan, kemenangan seakan-akan
  masih harus didapatkan ... padahal di atas kayu salib Tuhan Yesus
  sudah menang bagi kita!

  Satu kunci menangani konseling adalah keyakinan (baik bagi konselor
  maupun konselee) bahwa kemenangan yang diberikan Kristus kepada kita
  bukan hanya kemenangan atas maut tapi juga atas dosa yang menguasai
  kita. Kemenangan-Nya telah menjadikan kita ciptaan baru sehingga
  kita memiliki identitas baru dalam Kristus. Oleh karena itu sekarang
  kita tidak perlu lagi memegang konsep diri yang salah atau selalu
  kalah terhadap dosa dan terus-menerus mengalami ketakutan dan
  kecemasan yang salah. Kita sekarang mampu menghadapi kesulitan hidup
  yang datang menerpa kita karena kita memiliki kuasa kemenangan-Nya.
  Hidup kita yang baru sekarang ini adalah hidup dalam kemenangan-Nya!

  Segenap Redaksi e-Konsel ingin mengucapkan:

                  -*- Selamat Hari PASKAH 2002 -*-

  "Tetapi dalam semuanya itu kita LEBIH DARI PADA ORANG-ORANG YANG
 MENANG, oleh Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin, bahwa
 baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-
  pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau
kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu
   makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah,
              yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita."
                            (Roma 8:37-39)
            < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Rom+8:37 >


*RENUNGAN *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* RENUNGAN*

  Garis Besar:
  ------------
  1. Kemenangan atas maut.
  2. Kemenangan atas konsep diri yang salah.
  3. Kemenangan atas segala tantangan dan kesulitan.
  4. Kemenangan atas perasaan takut yang keliru.
  5. Kemenangan untuk hidup memuliakan Tuhan.
  6. Kemenangan untuk Gereja-Nya.

              -*- KEMENANGAN YANG MEMBERI KEMENANGAN -*-

  Kapankah Kristus mendapatkan kemenangan-Nya? Banyak orang menjawab:
  pada waktu Ia bangkit. Jawaban itu kurang tepat, sebab Kolose 2:14-
  15 mengatakan,
       "dengan menghapus surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan
       hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya
       dengan memakukannya pada kayu salib: Ia telah melucuti
       pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan
       mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka."

  Jadi, ayat di atas menyatakan bahwa sebenarnya Yesus sudah mendapat
  kemenangan-Nya di atas salib. Cuma kemenangan itu belum terlihat
  secara kasat mata. Kebangkitan-Nya menyatakannya secara jelas.

  Kebangkitan Kristus adalah KEUNIKAN kekristenan dibandingkan dengan
  agama lainnya. Kristus telah bangkit tidak mati lagi. Kristus telah
  menang! Oleh karena itu perjuangan umat Tuhan bukanlah perjuangan
  untuk meraih kemenangan; tetapi perjuangan dari kemenangan atas
  segala dosa dan Setan yang sudah diperoleh oleh Yesus ketika Ia
  berada di atas salib dan melalui kebangkitan-Nya (lih. Yohanes
  12:31; 
  Kolose 2:15; Wahyu 12:11). Kemenangan-Nya memberi kita
  kemenangan atas beberapa hal yang penting, yaitu:

  1. Kemenangan atas maut (1Korintus 15:54b-57).
     -------------------------------------------
       "Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut di manakah
       kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu? Sengat maut ialah
       dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. Tetapi syukur kepada
       Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus
       Kristus, Tuhan kita." (1Korintus 15:54b-57)

     Maut adalah musuh manusia yang terbesar. Maut tidak dapat
     dikalahkan oleh: kekayaan, kekuataan fisik, dan kepandaian otak.
     ketiga hal itu biasanya digunakan oleh manusia untuk
     mempertahankan dan mengembangkan hidup mereka. Namun, ketika maut
     datang, kekayaan manusia tidak dapat menyuapnya; kekuatan fisik
     tidak dapat mengalahkannya; dan kepandaian otak tidak dapat
     menaklukkannya. Sungguh, maut merupakan musuh manusia yang paling
     menakutkan. Tetapi, Yesus sudah mengalahkannya di atas salib.

     Tuhan sudah mengalahkan maut, apakah itu berarti bahwa setiap
     orang beriman tidak akan mengalami maut lagi? Umat Tuhan pada
     suatu saat tetap akan mengalami kematian, namun konsep tentang
     kematian itu sudah berubah. Maut tidak lagi sebagai hal yang
     menakutkan, namun sebagai "pintu gerbang" menuju kemuliaan kekal.
     Firman Tuhan menyebut orang percaya yang meninggal sebagai
     "tertidur", seperti yang tertulis di dalam 1Tesalonika 4:13,
     "Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak
     mengetahui tentang mereka yang meninggal (KJV: "concerning them
     which are asleep"), supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-
     orang lain yang tidak mempunyai pengharapan" (bandingkan ayat
     1Tesalonika 4:14 dengan Wahyu 14:13).

     Orang biasa selalu berambisi untuk menyingkirkan dan memusnahkan
     musuhnya. Orang pintar mampu mengubah musuh menjadi teman yang
     membawa berkat. Orang pandai dapat mengubah sampah menjadi pupuk;
     dapat mengubah besi rongsokan menjadi mobil yang mahal.

     Tuhan Yesus belum menyingkirkan maut; namun ia mengubah maut
     menjadi sesuatu yang berguna bagi umat-Nya, yakni menjadi "pintu
     gerbang" menuju kemuliaan kekal. Oleh karena itulah rasul Paulus
     berkata, "Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah
     keuntungan." (Filipi 1:21)

  2. Kemenangan atas konsep diri yang salah.
     ---------------------------------------
     Setelah maut, musuh terbesar kedua bagi manusia adalah diri
     sendiri. Masyarakat menjadi kacau jika setiap pribadi tidak dapat
     mengontrol dirinya. Orang yang suka membuat masalah di dalam
     masyarakat maupun di gereja adalah orang yang mempunyai masalah
     di dalam diri sendiri yang belum dapat diselesaikannya. Mereka
     yang tidak mempunyai rasa aman di dalam diri akan mudah
     tersinggung dengan perkataan orang lain yang secara obyektif
     tidaklah menyerang mereka.

     Rasul Paulus menceritakan tentang ambisinya pada masa lalu. Ia
     beranggapan bahwa dengan menganiaya jemaat Tuhan ia sedang
     beribadah kepada-Nya (Filipi 3:6). Blaise Pascal pernah berkata,
     "Kejahatan terkeji yang pernah terjadi dalam sejarah adalah
     kejahatan yang dilakukan atas nama agama." Sebagian orang
     menggunakan nama Allah, sebagai otoritas tertinggi untuk
     dimanipulir guna mendukung ambisinya sendiri.

     Paulus menceritakan bagaimana pada masa lalu ia membangun harga
     dirinya dengan hal-hal yang secara lahiriah dapat dibanggakan,
        "Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-
        hal lahiriah, aku lebih lagi: disunat pada hari kedelapan,
        dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli,
        tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi,
        tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran
        dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat."
        (Filipi 3:4b-6)

     Namun sayangnya, apa yang dahulu ia banggakan telah membuat Tuhan
     sangat merasa malu dan bersedih hati. Apa yang ia anggap mulia,
     dihadapan Tuhan sama dengan "sampah" (ayat 8b, cat.: dalam bahasa
     aslinya adalah "kotoran manusia"). Apa yang dahulu ia anggap
     benar, dihadapan Tuhan sebenarnya salah belaka (ayat 9).

     Setelah mengenal Yesus sebagai Juruselamat, ambisi Paulus
     berubah, seperti yang tertulis di dalam Filipi 3:10-11,
        "Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya
        dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi
        serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya
        beroleh kebangkitan dari antara orang mati."

     Jadi, Paulus mengalami perubahan dalam "konsep nilai"-nya. Konsep
     nilai berkaitan dengan sesuatu yang dianggap paling berharga di
     dalam kehidupan seseorang. Segala hal boleh dikorbankan demi
     sesuatu/seseorang yang dianggap paling berharga.

     Bagaimana dengan konsep nilai Anda? Falsafah Komunis mengatakan,
     "Satu-satunya yang bernilai adalah materi." Ada banyak orang
     berkata, "Yang paling bernilai adalah uang." Kaum hedonis
     berkata, "Yang terpenting adalah kenikmatan." Bagaimana dengan
     falsafah hidup orang Kristen? "The only value is truth" (yang
     paling bernilai adalah kebenaran). Seperti Tuhan Yesus pernah
     berkata, "Kuduskanlah mereka dalam kebenaran, firman-Mu adalah
     kebenaran." (Yohanes 17:17)

     Kebenaran jangan dijual (untuk mendapatkan sesuatu), namun
     kebenaran harus dibeli (yang lain boleh dikorbankan demi
     kebenaran, Amsal 23:23).

  3. Kemenangan atas segala tantangan dan kesulitan.
     -----------------------------------------------
     Apakah umat Tuhan bisa hidup bebas dari segala tantangan dan
     kesulitan? Tidak! Justru melalui tantangan dan kesulitan yang
     dialami akan terbuktilah kemenangan yang dari Tuhan bagi umat-
     Nya. Seorang pemenang adalah dia yang telah mengalahkan segala
     kesulitan dan tantangan di dalam hidupnya. Jikalau tidak ada
     kesulitan, menang atas apa?

     Firman Tuhan tidak mengajar kita untuk lari dari kesulitan.
     Jikalau hal itu dikehendaki Tuhan, mintalah hikmat dan kekuatan
     daripada-Nya untuk menaklukkan segala kesulitan, Rasul Paulus
     menuliskan firman Tuhan yang dialaminya sendiri di dalam
     pelayanannya,
        "Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah
        bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah
        menjadi Pembela bagi kita? Siapakah yang akan memisahkan kita
        dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau
        penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya,
        atau pedang? Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami
        ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap
        sebagai domba-domba sembelihan." Tetapi dalam semuanya itu
        kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang
        telah mengasihi kita." (Roma 8:34-37)

     Semua umat Tuhan mengamini bahwa Allah adalah maha kuasa.
     seringkali kemaha-kuasaan-Nya diartikan sebagai Allah yang mampu
     mengubah semua situasi-kondisi yang sulit dalam hidup kita. Kita
     lupa, bahwa Allah yang maha kuasa juga mampu mengubah sikap hati
     kita terhadap kesulitan yang sedang dihadapi.

     Pada waktu Yesus berada di Taman Getsemani, Ia minta jikalau
     boleh, cawan kepahitan itu dilalukan daripada-Nya. Tetapi Bapa-
     Nya di Sorga tetap menghendaki Yesus meminum cawan itu. Bapa
     mengirim seorang malaikat untuk memberi kekuatan kepada-Nya
     (Lukas 22:43). Salib itu tetap harus dipikul, namun sikap hati
     manusia Yesus telah diubah dan dikuatkan. Hasil-nya, Yesus dapat
     tegak berdiri untuk menghadapi salib dengan sikap hati yang
     tangguh (bandingkan Yohanes 18:4-8).

     Dalam bukunya "Harmagedon", Billy Graham pernah menuliskan kata-
     kata sebagai berikut, "Alkitab dan sejarah Gereja menunjukkan
     bahwa jalan keluar dari Allah bagi penderitaan umat-Nya tidak
     selalu berarti bebas dari penderitaan itu sendiri, melainkan
     kuasa untuk dapat bertahan dalam penderitaan."

     Apa arti "lebih dari pemenang" (Roma 8:37)? Seorang pelari
     maraton sudah jauh melebihi lawan-lawannya dan sampai di garis
     finish. para penonton memberikan tepuk tangan untuk
     kemenangannya. Namun, tiba-tiba ia mempunyai ide. Ia melihat
     semua lawannya masih jauh tertinggal di belakang. Maka dengan
     kekuatan yang masih ada, ia mengambil ancang-ancang untuk lari
     sprint. Ia memutari satu lingkaran lagi dan sampai ke garis
     finish. Semua penonton berdiri, memberikan tepuk tangan, dan
     mengelu-elukannya. Pelari itu telah muncul sebagai "lebih dari
     pemenang".

     Yesus sewaktu disalibkan dan dalam keadaan sangat menderita, Dia
     masih bisa berdoa untuk pengampunan bagi orang-orang yang
     menyalibkan-Nya. Juga, Ia masih memperhatikan ibunda-Nya Maria.
     Dia meminta Yohanes, salah satu murid-Nya untuk memperhatikan
     Maria (Lukas 23:34; Yohanes 19:26-27). Yesus menjadi Tokoh yang
     lebih dari pemenang.

     Sejumlah besar pujian yang terkenal digubah pada saat
     pengarangnya sedang mengalami tantangan dan cobaan yang begitu
     berat. Charlotte Elliot telah mengubah lagu "Sebagai-mana Adaku"
     ("Just As I Am", tahun 1836) pada waktu ia mengalami cacat tubuh
     dan tak berdaya. H.G. Spafford mengubah lagu "Nyamanlah Jiwaku"
     ("It is Well with My Soul") pada waktu musibah secara beruntun
     menimpa hidup dan keluarganya. Perusahaannya mengalami pailit,
     lalu kedua anaknya meninggal dunia dalam suatu musibah karam
     kapal. Fanny Crosby menggubah ribuan lagu pujian dalam keadaan
     buta selama puluhan tahun sampai ia meninggal dunia. Ia masih
     berusia 3 tahun pada waktu penyakit mata menyerangnya. Louis
     Pasteur menderita epilepsi dan lumpuh sebelah. Namun, penyakitnya
     itu malah mendorong dia untuk mengadakan riset di
     laboratoriumnya, sampai ia menemukan teori Pasteurisasi yang
     sangat berguna di dalam dunia medis sampai saat ini.

     Dalam segala kesulitan yang dialami oleh orang-orang tersebut di
     atas, mereka tidak mengeluh kepada Tuhan, tetapi malah mengarang
     syair-syair, lagu-lagu yang membangun, serta hasil riset yang
     telah menjadi berkat bagi jutaan orang. Mereka telah keluar
     sebagai "lebih dari pemenang".

  4. Kemenangan atas perasaan takut yang keliru.
     -------------------------------------------
     Dosa telah memutar-balikkan banyak hal: yang manusia harus
     takuti, malah jadi berani sekali; yang manusia harus berani,
     malah jadi sangat takut. Seharusnya, manusia takut kepada Allah
     dan berani kepada Setan; manusia harus berani mengatakan
     kebenaran dan takut untuk berkata dusta. Namun, orang berdosa
     bersikap sangat berani menentang Allah dan takut kepada Setan.
     Dosa telah membuat banyak orang takut berkata benar dan berani
     berdusta.

     Sebelum Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya, mereka
     bersikap sangat takut, seperti yang tertulis di dalam Yohanes
     20:19a, 
     "Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu,
     berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu
     yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi."

     Namun, setelah dipenuhi Roh Kudus, sikap mereka berubah total.
     mereka berani menyampaikan kebenaran walaupun menghadapi ancaman
     penganiayaan, seperti yang tertulis di dalam Kisah Rasul 4:13,
     "Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan
     mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar,
     heranlah mereka; dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut
     Yesus."

     Rasa takut yang keliru seringkali dipakai Iblis untuk melumpuhkan
     dinamika hidup kristiani. Banyak orang Kristen tidak berani
     bersaksi karena mereka sudah kalah sebelum bertanding. Mereka
     takut kalau-kalau orang lain tersinggung atau marah. Iblis sering
     memakai "psychology of fear" (psikologi rasa takut) untuk
     memadamkan semangat pelayanan di dalam diri umat-Nya. Seorang
     petinju pasti akan kalah apabila ia pada waktu dipertemukan
     dengan lawannya dan di hadapan wasit tidak berani menatap mata
     lawannya. Biarlah kita berdoa seperti yang didoakan oleh para
     murid Tuhan,

        "Dan sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam
        kami dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk
        memberitakan firman-Mu. Ulurkanlah tangan-Mu untuk
        menyembuhkan orang, dan adakanlah tanda-tanda dan mujizat-
        mujizat oleh nama Yesus. Hamba-Mu yang kudus. Dan ketika
        mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu
        dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka
        memberitakan firman Allah dengan berani."
        (Kisah Para Rasul 4:29-31)

     Beberapa tahun yang lalu di harian "Kompas" pernah ditulis satu
     hasil survey di Eropa. Banyak remaja putra Eropa sudah melakukan
     hubungan seks sebelum nikah pada waktu usia mereka sekitar 17
     tahun 3 bulan. Sedangkan bagi remaja putri, banyak yang telah
     melakukan hubungan seks pada usia sekitar 17 tahun 6 bulan.
     Hubungan seks sebelum nikah telah menjadi standard yang
     dibanggakan di dalam kelompok mereka. Sayangnya, apa yang mereka
     banggakan ternyata membuat Tuhan merasa malu dan marah.

  5. Kemenangan untuk hidup memuliakan Tuhan.
     ----------------------------------------
        "Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah
        kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu."
        (1Korintus 15:17)

     Benarlah ayat itu. Jikalau Yesus telah dibangkitkan, maka
     percumalah manusia yang berusaha untuk hidup benar, sebab Yesus
     Sang Kebenaran ternyata mengakhiri hidup-Nya di atas salib. Ia
     diperlakukan secara tidak adil oleh manusia yang berdosa. Jikalau
     Yesus tidak dibangkitkan, maka kebenaran dikalahkan oleh dusta.
     Tetapi puji Tuhan, Yesus bangkit! Berarti: ada pengharapan bagi
     manusia yang ingin hidup benar dan mau memuliakan nama Tuhan.

     Kehidupan manusia Yesus adalah sangat mulia. Usia-Nya hanya
     pendek saja, yakni 33 1/2 tahun. Sebagian orang Amerika berkata,
     "Life begins from forty" (hidup dimulai sejak umur 40 tahun).
     Usia Yesus 6 1/2 tahun lebih muda dari kerinduan orang Amerika.
     Umur Yesus juga paling pendek jika dibandingkan dengan para
     pendiri agama/ filsafat lainnya. Laotze berusia lebih dari 100
     tahun, Sidharta Gautama 80 tahun, Socrates 68 tahun, dan Mohammad
     64 tahun.

     Walaupun pendek usia-Nya, tetapi Yesus sudah mengisi setiap saat
     dalam hidup-Nya dengan hal-hal yang memuliakan Bapa-Nya di Sorga.
     Hal ini dapat kita ketahui dari Yohanes 17:4, "Aku telah
     mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan
     pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya." Ayat
     ini merupakan bagian dari doa Tuhan Yesus sebelum Ia disalibkan.
     Jadi, hidup Yesus lebih menekankan pada segi kualitas (mutu
     hidup) dan bukan kuantitas (panjang umur).

     Hendaklah hidup setiap umat Tuhan juga demikian. Masalah panjang
     umur bukanlah hal yang terpenting, tetapi bagaimana seseorang
     menggunakan setiap waktu dalam hidupnya, apakah dengan hal-hal
     yang berkenan di hadapan Tuhan, ataukah hanya memuaskan hawa
     nafsu dan ambisi pribadi? Mutu hidup lebih dipentingkan di dalam
     kekristenan.

  6. Kemenangan untuk Gereja-Nya.
     ----------------------------
     Tuhan Yesus pernah berkata kepada Rasul Petrus dan para murid-Nya
     yang lain, "Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus
     (Yun: Petros) dan di atas batu karang (Yun.: Petra) ini Aku akan
     mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan dapat
     menguasainya." (Matius 16:18)

     Apakah maksudnya "batu karang" (Petra) di sini? Itu bukanlah diri
     Petrus (Petros), tetapi pengakuan Petrus tentang Yesus yakni:
     "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" (Matius 16:16). Di
     atas pengakuan itulah gereja Tuhan didirikan; dan alam maut tidak
     akan dapat menguasainya. Maut adalah musuh yang terbesar dalam
     hidup manusia. Musuh yang terbesar itu tak dapat menguasai gereja
     Tuhan sebab didirikan di atas pengakuan "Yesus, Sang Mesias, Anak
     Allah yang hidup".

     Tidak ada suatu kuasapun yang bisa menghancurkan gereja Tuhan.
     Gedung gereja bisa dihancurkan, tetapi bukan persekutuan umat
     Tuhan. Ini terbukti di dalam sejarah gereja Tuhan di RRC. Selama
     beberapa puluh tahun Komunisme, di bawah pemerintahan Mao Tse
     Tung, menganiaya banyak umat Tuhan. Mereka hanya bisa menutup
     pintu-pintu gedung gereja, tetapi tidak berdaya menghancurkan
     persekutuan umat Tuhan. Sebelum Komunisme berkuasa, jumlah orang
     Kristen di RRC kurang dari 1 juta orang. Namun, setelah Mao Tse
     Tung meninggal dunia, pemerintah RRC mulai bersikap agak lunak
     terhadap agama-agama. Ternyata mereka mendapati jumlah orang
     Kristen yang berbakti "di bawah tanah" sudah mencapai sekitar 70
     juta orang.

     Sebagian umat Tuhan merindukan agar kekristenan dapat menjadi
     agama mayoritas di dunia ini. Mereka berpikir alangkah indahnya
     apabila orang Kristen menjadi mayoritas di dunia ini. Ijin untuk
     mendirikan gedung gereja tidak diperlukan lagi; dan berbagai
     kemudahan akan diperoleh oleh orang-orang Kristen.

     Pernahkah itu terjadi? Pernah, yakni pada abad ke-4, pada masa
     pemerintahan kaisar Romawi yang bernama Constantine Agung (280-
     337 M). Pada tahun 312, sang kaisar menyerang Itali dan
     mengalahkan Maxentius, seorang musuh besarnya, di jembatan
     Milvian dekat kota Roma. Sebelum pertempuran berlangsung,
     Constantine berkata bahwa ia melihat suatu tanda dari Allahnya
     orang Kristen di langit. Tanda itu menyatakan, bahwa ia pasti
     menang. Menurutnya, tanda itu adalah singkatan dalam bahasa
     Yunani untuk nama Kristus. Kemudian, tanda itu dilukiskan di
     setiap perisai prajuritnya. Setelah kemenangannya itu,
     Constantine menjadikan agama Kristen sebagai agama negara. Dia
     pun menjadi seorang Kristen. Banyak gedung pengadilan Romawi yang
     diubah menjadi gedung gereja.

     Semua negara yang ditundukkan oleh kaisar Romawi harus "di-
     kristen-kan", sehingga terjadi baptisan masal. Banyak orang yang
     dibaptis tidak mengerti akan ajaran firman Tuhan. Mereka menjadi
     Kristen oleh karena diharuskan oleh perintah sang Kaisar. Para
     pemimpin gereja adalah orang-orang yang diangkat oleh pemerintah.
     Mereka memiliki kekuasaan yang besar dan kedudukan yang "empuk".
     Akibatnya, banyak praktek duniawi masuk ke dalam gereja.
     Sinkretisme (percampuran agama Kristen dengan kepercayaan kafir)
     terjadi di dalam kehidupan gerejawi dan umat-Nya. Di dalam
     sejarah gereja, jaman sejak Constantine sampai beberapa abad
     selanjutnya dikenal dengan sebutan "dark ages" (abad-abad
     kegelapan). Terlalu banyak orang menyebut diri Kristen tetapi
     hanya "Kristen KTP", demikian pula dengan para pemimpin gereja.
     Jadi, ironis sekali -- jaman dimana Kekristenan menjadi mayoritas
     justru disebut sebagai "dark ages".

     Sebaliknya, di tempat di mana umat Tuhan dianiaya; mereka hanya
     kelompok minoritas, di situlah terdapat gereja-gereja yang hidup.
     Di situlah hadirat Tuhan dinyatakan di tengah-tengah kehidupan
     umat-Nya. Di situlah terjadi banyak manifestasi kemuliaan Allah.

     Jadi, janganlah takut terhadap segala tantangan dan aniaya.
     Takutlah jikalau Tuhan tidak diberikan tempat yang semesti-nya di
     Gereja-Nya. Seperti yang tertulis di dalam Wahyu 3:20, "Lihat,
     Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang
     mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk
     mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia
     bersama-sama dengan Aku." Ayat ini bukan ditujukan kepada orang-
     orang non-Kristen, tetapi kepada gereja Tuhan di Laodikia yang
     sudah suam-suam (Wahyu 3:16). Tuhan Yesus yang seharusnya menjadi
     Kepala Gereja, tetapi Ia dibiarkan berada di luar pintu gereja.

-*- Sumber -*-:
  Judul Buku   : Kematian, Kebangkitan dan Kenaikan Yesus ke Sorga
  Judul Artikel: Kemenangan yang Memberi Kemenangan (I dan II)
  Penulis      : Dr. Roby Setiawan
  Halaman      : 43 - 59


*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-

              -*- PERTANYAAN REFLEKSI DARI REDAKSI -*-

  1. Sudahkah Anda hidup dalam kemenangan Kristus?

  2. Dalam hal bagaimana kemenangan Kristus nyata dalam hidup Anda?

  3  Bagaimana kemenangan Kristus bisa menjadi pengalaman yang lebih
     nyata dalam hidup Anda?

  4. Sebagai konselor, bagaimana Anda dapat menolong konselee Anda
     untuk juga hidup dalam kemenangan Kristus?


e-KONSEL*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*e-KONSEL
                        STAF REDAKSI e-Konsel
                          Yulia O., Lani M.
                   PENANGGUNG JAWAB ISI dan TEKNIS
                        Yayasan Lembaga SABDA
                    INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR
                         Sistem Network I-KAN
                     Copyright(c) 2002 oleh YLSA

*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
 Anda punya masalah atau perlu konseling? <masalah-konsel@sabda.org>
 Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll.
 dapat dikirimkan ke alamat:             <owner-i-kan-konsel@xc.org>
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
 Berlangganan: Kirim e-mail kosong ke: subscribe-i-kan-konsel@xc.org
 Berhenti:     Kirim e-mail kosong:  unsubscribe-i-kan-konsel@xc.org
 Sistem lyris: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-konsel
 ARSIP publikasi e-Konsel:  http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org