Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-doa/152

e-Doa edisi 152 (11-10-2018)

Doa bagi yang Teraniaya

Doa bagi yang Teraniaya -- Edisi Oktober 2018, Vol. 10 No. 152
 
Situs Doa

Publikasi Elektronik Doa
Doa bagi yang Teraniaya

Edisi Oktober 2018, Vol. 10 No. 152
 

Shalom,

Di seluruh dunia, ada banyak orang Kristen yang menderita aniaya. Di sini, kita tidak membicarakan tentang orang-orang percaya yang menderita karena kesalahan atau perbuatan jahat yang mereka lakukan, tetapi yang menderita karena iman mereka kepada Kristus. Melalui publikasi Open Doors yang kita terima setiap bulan, kita dapat melihat betapa berat beban serta penderitaan yang harus ditanggung oleh saudara-saudara kita di seluruh dunia ketika menjadi orang percaya atau memberitakan Injil Kristus. Kita mungkin dapat memahami situasi dan kondisi yang mereka alami, dan bersimpati atas hal itu. Namun, jika keprihatinan atau simpati itu tidak dibarengi dengan tindakan nyata, hal itu menjadi sia-sia. Kita memiliki kasih untuk bertindak, dan dalam hal ini, ketika kita tidak berdaya untuk membantu mereka dalam tindakan langsung, berdoa menjadi cara yang sangat berkuasa untuk menolong mereka. Doa yang kita panjatkan dalam kasih dan kepedulian yang mendalam sangatlah berkuasa untuk menolong mereka yang tengah teraniaya. Ada banyak pertolongan, bahkan mukjizat, yang akan terjadi kepada saudara-saudara kita ketika kita bersatu hati membawa mereka dalam doa. Melalui sajian kami kali ini, kiranya kita semua akan kembali diingatkan untuk menyertakan mereka yang teraniaya sebagai pengikut Kristus dalam doa-doa harian kita.

N. Risanti

Staf Redaksi e-Doa,
N. Risanti


ARTIKEL Lima Doa Penuh Kuasa dari Kitab Suci untuk Orang-Orang yang Dianiaya

Ketika kita membaca berita utama tentang kelompok-kelompok orang yang dianiaya karena iman mereka, tampaknya -- saat pertama melihatnya -- tidak ada yang bisa kita lakukan. Bagaimanapun, dalam banyak kasus, kita tinggal ribuan mil jauhnya dan kita sering merasa letih ketika mengelola keluarga dan tanggung jawab kita sendiri. Meskipun begitu, hati kita ingin sekali mencari sebuah cara untuk meringankan kesulitan orang-orang Kristen yang didiskriminasi, diganggu, ditangkap secara tidak adil, dipukuli, dipenjarakan, atau bahkan dibunuh oleh rezim yang menentang Yesus Kristus.

Doa bagi yang teraniaya1

Untungnya, Alkitab memberi kita contoh yang tepat tentang bagaimana orang Kristen bisa membuat perbedaan bagi orang-orang percaya yang dianiaya. Salah satu cara yang paling berdampak untuk mendukung orang Kristen yang sedang kesulitan, tentu saja, adalah berdoa.

Dalam Efesus 6:18, misalnya, Paulus menyuruh orang-orang percaya untuk berjaga-jaga dalam doa dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk semua orang kudus. Dalam dua ayat berikutnya, Paulus meminta doa yang lebih khusus untuk dirinya sendiri yang sedang mengalami aniaya. "Juga untuk aku, supaya kepadaku, jika aku membuka mulutku, dikaruniakan perkataan yang benar, agar dengan keberanian aku memberitakan rahasia Injil, yang kulayani sebagai utusan yang dipenjarakan. Berdoalah supaya dengan keberanian aku menyatakannya, sebagaimana seharusnya aku berbicara."

Dalam bagian ini dan di banyak bagian lain, kita menemukan bahwa Alkitab memberikan pemahaman praktis tentang bagaimana berdoa untuk mereka yang sedang mengalami aniaya, termasuk lima yang disusun di bawah ini.

1. Berdoalah agar bagaimanapun keadaannya, Allah akan memberikan perkataan yang tepat kepada orang Kristen yang dianiaya.

Dalam Efesus 6:19-20, Paulus meminta sesama rekan orang percaya untuk berdoa "juga untuk aku, jika aku membuka mulutku, dikaruniakan perkataan yang benar, agar dengan keberanian aku memberitakan rahasia Injil, yang kulayani sebagai utusan yang dipenjarakan. Berdoalah supaya dengan keberanian aku menyatakannya, sebagaimana seharusnya aku berbicara".

2. Berdoalah agar orang Kristen yang dianiaya akan memahami dan menemukan kedamaian dalam kecukupan anugerah Allah, bahkan dalam kelemahan mereka.

Doa bagi yang teraniaya2

Ketika menghadapi ancaman fisik, terutama, orang Kristen mungkin ditempatkan di mana mereka harus membuat pilihan seketika itu juga di bawah tekanan yang besar sekali. Untuk ini, kita berdoa agar gereja yang dianiaya akan memahami janji di 2 Korintus 12:9, yang mengatakan, "'Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.' Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku."

3. Berdoalah agar orang-orang Kristen yang menghadapi kesulitan akan mendapatkan sumber kekuatan yang lebih besar dari pada diri mereka sendiri.

Orang-orang Kristen yang mengalami aniaya sering kali memiliki kendali yang kecil atas hidup mereka, termasuk keamanan dan kesehatan mereka sendiri. Mereka sering berjuang melawan para pendakwa dari pemerintah yang tidak memberi mereka hak untuk persidangan yang adil atau perwakilan yang lebih umum di dunia bagian Barat. Karena inilah, sangat penting untuk berdoa agar orang-orang Kristen yang ada dalam keadaan dicobai mampu melihat, seperti Paulus, bahwa kesulitan mereka menolong mereka bergantung kepada Allah yang jauh lebih berkuasa dari pada mereka.

"Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami. Bahkan kami merasa, seolah-olah telah dijatuhi hukuman mati," kata Paulus di 2 Korintus 1:7-9. "Supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati."

4. Berdoalah agar Allah menyertai orang-orang Kristen yang dianiaya di tengah kesulitan mereka, melindungi mereka sesuai kehendak-Nya.

Doa bagi yang teraniaya3

Dalam Matius 26:39, Yesus pun mengalami pencobaan yang tidak adil. Bahkan, Dia berdoa kepada Allah, "Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku," yang menjadi bagian pertama dari doa-Nya yang menginspirasi kita untuk meminta kepada Allah agar menjauhkan orang-orang Kristen yang dianiaya dari kejahatan. Bersamaan dengan itu, bagian kedua dari doa Yesus seiring-sejalan dengan menaikkan permohonan ini. "Tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." Bagian dari doa kita bisa jadi Allah akan membebaskan orang-orang Kristen dari penjara, seperti yang Dia lakukan untuk Petrus dalam Kisah Para Rasul 12. Akan tetapi, kita juga berdoa jika Allah tidak memandang intervensi supernatural itu tepat untuk dilakukan seperti itu, kita berdoa untuk menguatkan orang-orang percaya ini apa pun hasilnya.

5. Berdoalah agar kesaksian mereka akan menginspirasi orang-orang yang berusaha untuk menyakiti mereka.

Dalam Lukas 6:27-31, rasul menulis, "Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu." Ketika orang-orang Kristen mampu mempertahankan perspektif seperti ini, tindakan mereka sering/banyak diperhatikan oleh orang-orang yang menganiaya mereka. Pada kejadian Paulus dan Silas, dalam Kisah Para Rasul 16:25, perilaku mereka -- berdoa dan bernyanyi dan memuji di tengah kesulitan -- diamati oleh kepala penjara dan juga narapidana lainnya. Ketika bertindak berdasarkan iman, bagaimana pun keadaan mereka, mereka mampu memberitakan Injil kepada orang yang menahan mereka dalam momen yang tepat, dan kepala penjara beserta keluarganya pun menjadi percaya (Kisah Para Rasul 16:34). (t/Jing-Jing)

Download Audio

Diterjemahkan dari
Nama situs : Church Leaders
Alamat situs : http://churchleaders.com/news/international/310555-5-powerful-prayers-persecuted-scripture.html
Judul asli artikel : 5 Powerful Prayers for the Persecuted From Scripture
Penulis artikel : Sarah Cunningham
Tanggal akses : 21 September 2017


TOKOH DOA MUSA

Musa

Musa memiliki kesetiaan dan kelemahlembutan, dua sifat yang menyenangkan hati Allah. Alkitab menyatakan dalam Bilangan 12:3 tentang Musa, "Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi." Musa hidup dan bersekutu dengan Allah tidak seperti orang lain yang dicatat di Perjanjian Lama. Kata-kata yang digunakan Allah untuk menggambarkan Musa adalah yang paling menunjukkan penghargaan yang tinggi. "Lalu berfirmanlah Ia: 'Dengarlah firman-Ku ini. Jika di antara kamu ada seorang nabi, maka Aku, TUHAN menyatakan diri-Ku kepadanya dalam penglihatan, Aku berbicara dengan dia dalam mimpi. Bukan demikian hamba-Ku Musa, seorang yang setia dalam segenap rumah-Ku. Berhadap-hadapan Aku berbicara dengan dia, terus terang, bukan dengan teka-teki, dan ia memandang rupa TUHAN. Mengapakah kamu tidak takut mengatai hamba-Ku Musa?'" (Bilangan 12:6-8)

Allah, bersama dengan Musa, menghadapi sungut-sungut yang tidak henti-hentinya dari bangsa Israel. Dimulai dengan tidak adanya air, sebagaimana ditunjukkan di dalam kitab Keluaran, dan berlanjut di sepanjang hidup Musa. Meskipun pergumulan terus ada, Musa tetap menjalaninya dengan kuat sampai akhir dan tidak menyerah. Setelah berbondong-bondong keluar dari Mesir, Musa dan bangsa Israel mendekati mata air yang disebut Mara, tetapi airnya tidak bisa diminum. "Lalu bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa, kata mereka: Apakah yang akan kami minum?" (Keluaran 15:24)

Musa Berdoa dan Allah Mengabulkan

"Musa berseru-seru kepada TUHAN, dan TUHAN menunjukkan kepadanya sepotong kayu; Musa melemparkan kayu itu ke dalam air; lalu air itu menjadi manis. Di sanalah diberikan TUHAN ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan kepada mereka dan di sanalah TUHAN mencoba mereka." (Keluaran 15:25)

Tidak ada air saat mereka berkemah di Rafidim, dan bangsa Israel sekali lagi segera menjadi panik. "Jadi mulailah mereka itu bertengkar dengan Musa, kata mereka: Berikanlah air kepada kami, supaya kami dapat minum. Tetapi Musa berkata kepada mereka: Mengapakah kamu bertengkar dengan aku? Mengapakah kamu mencobai TUHAN? Hauslah bangsa itu akan air di sana; bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa dan berkata: Mengapa pula engkau memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membunuh kami, anak-anak kami dan ternak kami dengan kehausan?" (Keluaran 17:2-3)

Doa Musa

"Lalu berseru-serulah Musa kepada TUHAN, katanya: Apakah yang akan kulakukan kepada bangsa ini? Sebentar lagi mereka akan melempari aku dengan batu!"(Keluaran 17:4)

Jawaban Allah kepada Musa

"Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: 'Berjalanlah di depan bangsa itu dan bawalah beserta engkau beberapa orang dari antara para tua-tua Israel; bawalah juga di tanganmu tongkatmu yang kaupakai memukul sungai Nil dan pergilah. Maka Aku akan berdiri di sana di depanmu di atas gunung batu di Horeb; haruslah kaupukul gunung batu itu dan dari dalamnya akan keluar air, sehingga bangsa itu dapat minum.' Demikianlah diperbuat Musa di depan mata tua-tua Israel." (Keluaran 17:5-6)

Dalam Bilangan 11, Allah berbicara tentang mendengar sungut-sungut bangsa itu yang terus-menerus dan menjadi marah. Api merajalela di perkemahan dan bangsa itu sekali lagi berteriak kepada Musa. Musa berdoa dan api itu padam, tetapi sebagaimana ditunjukkan di ayat 10, Musa mendengar bangsa itu masih menangis dan bersungut-sungut. Mereka tidak suka makanannya; mereka ingin makan daging. Sekali lagi, dia dan Tuhan tidak senang. Musa putus asa dan begitu kewalahan sampai-sampai dia ingin mati, berdoa kepada Tuhan.

Musa Berdoa di Tengah Keputusasaan

Doa Musa

"Lalu berkatalah Musa kepada TUHAN: 'Mengapa Kauperlakukan hamba-Mu ini dengan buruk dan mengapa aku tidak mendapat kasih karunia di mata-Mu sehingga Engkau membebankan kepadaku tanggung jawab atas seluruh bangsa ini? Akukah yang mengandung seluruh bangsa ini atau akukah yang melahirkannya, sehingga Engkau berkata kepadaku: Pangkulah dia seperti pak pengasuh memangku anak yang menyusu, berjalan ke tanah yang Kaujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyangnya? Dari manakah aku mengambil daging untuk diberikan kepada seluruh bangsa ini? Sebab mereka menangis kepadaku dengan berkata: Berilah kami daging untuk dimakan. Aku seorang diri tidak dapat memikul tanggung jawab atas seluruh bangsa ini, sebab terlalu berat bagiku. Jika Engkau berlaku demikian kepadaku, sebaiknya Engkau membunuh aku saja, jika aku mendapat kasih karunia di mata-Mu, supaya aku tidak harus melihat celakaku.'" (Bilangan 11:11-15)

Jawaban Allah kepada Musa

"Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: 'Kumpulkanlah di hadapan-Ku dari antara para tua-tua Israel tujuh puluh orang, yang kauketahui menjadi tua-tua bangsa dan pengatur pasukannya, kemudian bawalah mereka ke Kemah Pertemuan, supaya mereka berdiri di sana bersama-sama dengan engkau. Maka Aku akan turun dan berbicara dengan engkau di sana, lalu sebagian dari Roh yang hinggap padamu itu akan Kuambil dan Kutaruh atas mereka, maka mereka bersama-sama dengan engkau akan memikul tanggung jawab atas bangsa itu, jadi tidak usah lagi engkau seorang diri memikulnya. Tetapi kepada bangsa itu haruslah kaukatakan: Kuduskanlah dirimu untuk besok, maka kamu akan makan daging; sebab kamu telah menangis di hadapan TUHAN dengan berkata: Siapakah yang akan memberi kami makan daging? Begitu baik keadaan kita di Mesir, bukan? –- TUHAN akan memberi kamu daging untuk dimakan. Bukan hanya satu hari kamu akan memakannya, bukan dua hari, bukan lima hari, bukan sepuluh hari, bukan dua puluh hari, tetapi genap sebulan lamanya, sampai keluar dari dalam hidungmu dan sampai kamu muak – karena kamu telah menolak TUHAN yang ada di tengah-tengah kamu dan menangis di hadapan-Nya dengan berkata: Untuk apakah kita keluar dari Mesir?'" (Bilangan 11:16-20)

Musa Berdoa Lagi

"Tetapi kata Musa: 'Bangsa yang ada bersamaku ini berjumlah enam ratus ribu orang berjalan kaki, namun Engkau berfirman: Daging akan Kuberikan kepada mereka, dan genap sebulan lamanya mereka akan memakannya! Dapatkah sekian banyak kambing domba dan lembu sapi disembelih bagi mereka, sehingga mereka mendapat cukup? Atau dapatkah ditangkap segala ikan di laut bagi mereka, sehingga mereka mendapat cukup?'" (Bilangan 11:21-22)

Jawaban Allah

"Tetapi TUHAN menjawab Musa: 'Masakan kuasa TUHAN akan kurang untuk melakukan itu? Sekarang engkau akan melihat apakah firman-Ku terjadi kepadamu atau tidak!'" (Bilangan 11:23)

Musa melakukan perintah Tuhan untuk mengumpulkan tujuh puluh tua-tua. Tuhan menampakkan diri dalam awan dan mengambil sebagian dari Roh yang ada pada Musa untuk ditaruh di atas tujuh puluh tua-tua untuk membantu Musa dalam pekerjaannya. Tuhan membuat angin bertiup dengan kencang, yang membawa burung-burung puyuh dari sebelah laut jatuh ke tempat perkemahan. Bangsa itu makan daging seperti yang Allah janjikan.

Musa adalah seseorang yang tahu bagaimana berbicara kepada Allah. Dia tidak takut untuk mengatakan apa yang dirasakannya dan apa masalahnya. Dari doa-doa ini, kita menemukan bahwa Musa berbicara kepada Allah seakan-akan Dia adalah seorang teman. (t/Jing-Jing)

Diterjemahkan dari
Nama situs : Raining Truth Prayer
Alamat situs : http://rainingtruthprayer.blogspot.co.id/2011/05/moses-prayer.html
Judul asli artikel : Moses' Prayer
Penulis artikel : Raining Truth
Tanggal akses : 15 November 2017

 
Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi e-Doa.
doa@sabda.org
e-Doa
@sabdadoa
Redaksi: Roma, Margaretha I., N. Risanti, dan Rode.
Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2018 -- Yayasan Lembaga SABDA
 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org