Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-buku/39

e-Buku edisi 39 (18-12-2008)

Cerita dan Renungan Natal



_________________e-BUKU (Berbagi Berkat Melalui Buku)_________________

Edisi 39/Desember/2008
TEMA: Cerita dan Renungan Natal
______________________________________________________________________

  EDITORIAL
  RESENSI:
  1. The Christmas Story, Gloria Graffa
  2. Selamat Natal, Gunung Mulia
  3. Rahasia di Balik Kisah Natal 1, Kanisius
  4. My Favourite Christmas, Gloria Cyber Ministries
  5. Guideposts bagi Jiwa: Kisah-Kisah Iman Natal, Gospel Press
  ARTIKEL: Cerita Natal? Ah, Paling Juga Begitu Saja ....
  KUTIPAN
  EDISI BULAN DEPAN: Edisi Januari 2009
  PENERBIT EDISI INI

______________________________________________________________________
EDITORIAL

  Salam kasih,

  Saat lembaran tahun 2008 dibuka, rasanya tahun ini akan menjadi 
  tahun yang panjang. Namun, waktu terus berjalan dan tak terasa 
  penghujung tahun 2008 sudah di depan mata. Identik dengan penghujung 
  tahun adalah masa-masa di mana kelahiran Kristus dirayakan. Karena 
  itu, kami ingin mengajak Pembaca merenungkan kembali arti kelahiran 
  Yesus di dalam hidup Pembaca melalui berbagai resensi yang kami 
  hadirkan bulan ini.

  Kita pasti memiliki pengalaman yang unik saat merayakan Natal. 
  Mengapa? Karena pengalaman yang Pembaca miliki pasti berbeda dengan 
  pengalaman orang lain. Apabila Anda ingin menciptakan suasana yang
  berbeda untuk Natal kali ini, Pembaca bisa mendapatkan inspirasi 
  melalui buku-buku yang telah kami resensi di edisi ini.

  Simaklah pula sajian renungan dan artikel Natal yang mengajak kita 
  merenungkan kembali rencana besar Allah bagi manusia yang diwujudkan 
  melalui kelahiran Yesus. Kiranya melalui renungan dan artikel ini, 
  kita semakin mengasihi-Nya dan semakin kuat berakar di dalam-Nya.

  Akhir kata, seluruh Redaksi e-Buku mengucapkan:
                       
                       Selamat Natal 2008
                               dan
                 Selamat Menyambut Tahun Baru 2009

  Pimpinan Redaksi e-Buku,
  Sri Setyawati

  	         "Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat,
  	           yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud."
  		                  (Lukas 2:11)
  	       < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Lukas+2:11 >

______________________________________________________________________
RESENSI 1

  THE CHRISTMAS STORY

  Penulis: G.A. Myers
  Penerbit: Gloria Graffa, Yogyakarta
  Ukuran buku: 12,5 x 19 cm
  Tebal: 120 halaman

  Seandainya kita menjadi salah satu gembala yang hidup ketika Yesus 
  lahir, kira-kira apa yang akan kita perbincangkan bersama 
  teman-teman sesama gembala di padang rumput? Atau, pernahkah kita 
  membayangkan seperti apa suasana ketika Maria mengunjungi Elisabet, 
  saudaranya? Juga, pernahkah Anda membayangkan ketika Maria dan Yusuf 
  harus menerima kenyataan bahwa Yesus terpaksa lahir di kandang 
  hewan?

  Alkitab bukanlah novel yang mengupas hal-hal itu secara detail. 
  Kisah dalam Alkitab nyaris tanpa bunga-bunga kalimat. Namun, 
  alangkah menariknya jika pada masa Natal, kita bisa merenungkan 
  serta menerbangkan imajinasi kita tentang suasana seputar Natal.

  Buku ini berisi kisah-kisah seputar Natal yang ditulis ulang. 
  Penulis hendak menghidupkan kembali suasana Natal. 
  Tulisan-tulisannya ini seperti cerpen yang mengacu pada satu kisah 
  di dalam Alkitab. Misalnya, ada kisah tentang pergumulan Maria 
  ketika menerima kabar dari malaikat serta kisah para gembala yang 
  datang untuk menyembah Tuhan. Kisah-kisah di dalam buku ini "hidup" 
  karena dipaparkan dalam bentuk cerita yang mengalir dan tidak kaku.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Nama situs: Gloria Cyber Ministry
  Penulis: Tidak dicantumkan
  Alamat URL: http://www.glorianet.org/natal.html

RESENSI 2

  SELAMAT NATAL

  Penulis: Pdt. Dr. Andar Ismail
  Penerbit: Gunung Mulia, Jakarta 2005
  Ukuran buku: 14 x 21 cm
  Tebal: 110 halaman

  Natal berarti kelahiran. Bagi kita, umat Kristen, Natal artinya 
  bukan sekadar kelahiran. Mengapa? Karena perayaan Natal yang 
  dilakukan oleh umat Kristen itu dilakukan dalam rangka mengingat 
  kembali sosok sentral dalam kekristenan, Yesus. Natal juga bukan 
  berarti hanya memperingati hari Kelahiran. Tapi ada sesuatu yang 
  ingin dikenang, sesuatu yang harus dipelajari dan diteladani.

  Buku ini terdiri dari lima kelompok besar, antara lain hubungan 
  Allah dengan Natal, cerita Yesus sebagai tokoh sentral Natal, 
  berbagai lagu Natal, tokoh-tokoh yang ada dalam peristiwa Natal, dan 
  pesan Natal untuk gereja.

  Di akhir buku ini, pengarang menyajikan sebuah epilog berjudul 
  "Berita Susulan". Isinya mengingatkan kita pada realitas hidup, 
  bahwa tidak semua orang dapat merayakan Natal dengan suasana yang 
  meriah, makanan yang "wah", dan serba gegap gempita. Justru 
  sebaliknya, banyak yang merayakannya di tengah kemiskinan, 
  kesendirian, kesibukan, kebencian, dan lain-lain. Di bagian akhir 
  (hlm. 107), pengarang menyampaikan pesan, "Meskipun Natal selesailah 
  sudah, namun pintu kandang masih bisa dibuka, lentera di dalamnya 
  masih menyala, dan bayi itu masih ada." 

  Diringkas dari:
  Nama situs: BPK Gunung Mulia
  Penulis: Pdt. Magyolin
  Alamat URL: http://www.bpkgm.com/eResensi1.asp?id=1007042100

RESENSI 3

  RAHASIA DI BALIK KISAH NATAL 1

  Penulis: Stanislaus Surip, OFMCap
  Penerbit: Kanisius, Yogyakarta 2007
  Ukuran buku: 125 x 190 cm
  Halaman: 96 halaman

  Setiap tahun pada tanggal 25 Desember, Natal senantiasa dirayakan 
  secara meriah di seluruh penjuru dunia. Bukan hanya gereja-gereja 
  yang menyambut Natal dengan sukacita, pusat-pusat perbelanjaan dan 
  tempat-tempat umum lainnya tak ketinggalan menghias dirinya dengan 
  aneka dekorasi bernuansa Natal.

  Akan tetapi, benarkah Yesus dilahirkan pada tanggal 25 Desember? 
  Bagaimana sebenarnya kisah Yesus yang dilahirkan di kandang karena 
  tidak mendapat penginapan? Siapakah orang-orang majus itu? 
  Pertanyaan-pertanyaan semacam itu barangkali bisa disatukan menjadi 
  sebuah pertanyaan besar. Apa rahasia yang tersembunyi di balik kisah 
  Natal?

  Buku yang terdiri dari dua jilid ini ingin memaparkan berbagai macam 
  laporan historis dan teologis tentang peristiwa sekitar kelahiran 
  Yesus. Metode yang dipakai adalah studi tentang aneka catatan 
  sejarah dan penemuan arkeologi biblis. Dari situ, data yang ada 
  kemudian diangkat ke dalam refleksi teologis.

  Jilid I berisi kisah-kisah Natal yang beredar di masyarakat. Pertama 
  ialah tentang lokasi kelahiran Yesus, yaitu Bethlehem. Apa arti 
  Bethlehem, seperti apa kota itu, dan sebagainya. Selain itu, dibahas 
  pula asal mula jenis-jenis binatang yang menjaga palungan bayi Yesus 
  serta sejarah penetapan tanggal 25 Desember sebagai perayaan Natal. 
  Ternyata, selain dalam Injil, kisah Natal juga ditemukan dalam 
  Al-Quran. Ada beberapa surat dalam Al-Quran yang menyebutkan kisah 
  kelahiran Yesus (Isa). Misalnya, Surat Ali Imran dan An Nisa (hlm. 
  85). Surat lain adalah Surat Maryam yang kisahnya memiliki kesamaan 
  dengan kisah kelahiran Yesus dalam Injil Matius dan Lukas.

  Jilid II hanya berisi dua bagian saja, yaitu kisah kelahiran Yesus 
  versi Lukas dan versi Yohanes. Dalam pembahasan kisah kelahiran 
  Yesus versi Lukas, pembaca diajak untuk mengenal tokoh-tokoh seputar 
  kelahiran Yesus, misalnya Zakharia, Elisabet, Yohanes Pembaptis, 
  Yusuf, dan Maria. Dalam bagian ini, disajikan pula ulasan 
  kronologis, mulai dari kelahiran Yohanes Pembaptis, hidup dan karya 
  Yohanes Pembaptis, kelahiran Yesus, hingga masa kanak-kanak Yesus. 
  Bagian kedua yang merupakan versi Yohanes lebih terfokus pada 
  persoalan "Firman". Yesus adalah Firman yang menjadi manusia dan 
  diam di antara kita. Hal tersebut merupakan rumusan teologi yang 
  searti dengan Imanuel, "Allah beserta kita" (hlm. 79).

  Membaca buku ini dalam suasana Natal tentu saja sangat tepat. Isi 
  buku ini sangat membantu mereka yang ingin mengetahui segala sesuatu 
  yang berkaitan dengan Natal. Pertanyaan-pertanyaan yang mencuat 
  mengenai Natal dijelaskan dengan jawaban yang lugas dan mengalir. 
  Metode penjelasan dengan memaparkan data historis dan data refleksi 
  teologis menambah kemantapan buku ini. Apalagi buku ini juga 
  disertai dengan ilustrasi yang mendukung. Selain itu, teks Kitab 
  Suci yang dikutip juga ditulis secara lengkap. Hal ini memang 
  membantu pembaca agar tidak terpecah konsentrasinya dan kehilangan 
  alur dalam membaca. Di lain pihak, tujuan untuk mengajak pembaca 
  membolak-balik Kitab Suci tidak tercapai.

  Persoalan yang mungkin perlu diperhatikan adalah penerbitan buku ini 
  dalam dua jilid. Padahal, buku ini sangat memungkinkan jika 
  diterbitkan dalam satu jilid saja. Dengan jumlah halaman dan isi 
  yang tidak terlalu banyak, kiranya akan lebih efektif jika 
  diterbitkan dalam satu jilid saja.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Nama situs: Kanisius
  Penulis: Fr. Anton Yanuar
  Alamat URL: http://www.kanisiusmedia.com/resensi_detail.php?idresensi=119

RESENSI 4

  MY FAVOURITE CHRISTMAS

  Penulis: Tim Penulis Gloria Cyber Ministries
  Penerbit: Gloria Cyber Ministries, Yogyakarta 2006
  Ukuran buku: 13 x 16,5 cm
  Tebal: 184 halaman

  Buku tentang Natal memang sangat mudah didapat di toko-toko buku 
  Kristen maupun toko-toko buku umum. Namun, buku karya tim penulis 
  Gloria Cyber Ministries ini bisa dibilang lain daripada yang lain. 
  Mengapa? Buku ini berisi berbagai perenungan dan pengalaman unik 
  seputar Natal dari tim penulis sendiri. Tim penulis sengaja membuat 
  tulisan "gado-gado" karena Natal juga dinikmati oleh bermacam 
  manusia yang berbeda mata dan telinga serta yang bisa menangkap 
  bermacam warna dan rasa. Mereka berharap tulisan-tulisan tersebut 
  dapat dilihat dari banyak sisi sehingga tampak lebih komplet dan 
  indah.

  Buku ini ditulis dengan bahasa yang santai, tapi memiliki kesan 
  mendalam. Ditambah pula kata-kata mutiara di setiap bab menambah 
  kesan beda pada buku ini. Akan tetapi di sisi lain, karena buku ini 
  ditulis oleh banyak orang dan masing-masing memberikan kesan Natal 
  yang berbeda, saat membaca, kita kurang bisa fokus pada satu pesan 
  Natal. Namun, bagi Anda yang ingin membuat kesan Natal yang berbeda 
  dari tahun ke tahun, buku ini bisa memberi inspirasi bagi Anda. 
  Selamat membaca.

  Ditulis oleh: Sri Setyawati

RESENSI 5

  GUIDEPOSTS BAGI JIWA: KISAH-KISAH IMAN NATAL

  Judul asli buku: Guideposts for The Spirit: Christmas Stories of 
                   Faith
  Penulis: Billy Graham, Richard Crenna, dkk.
  Penerjemah: Mary N. Rondonuwu
  Penerbit: Gospel Press, Batam 2006
  Ukuran buku: 15,3 x 15,3 cm
  Tebal: 447 halaman

  Mungkinkah Saudara ingin merayakan Natal kali ini dengan suatu 
  refleksi pribadi? Apakah Saudara merasa hampa dan ingin dikuatkan 
  kembali? Jangan khawatir! Saudara bisa memeroleh tulisan-tulisan 
  yang membangun iman melalui buku ini. Segera temukan makna Natal 
  yang bisa menggoncang iman Saudara untuk kembali bangkit dan lebih 
  menyala-nyala lagi di dalam Tuhan.

  Dari judulnya sudah jelas bahwa buku ini berisi kisah-kisah terbaik 
  yang mengharukan dan menyentuh iman. Enam puluh empat kisah karunia 
  Natal sejati -- doa-doa yang terjawab, malaikat-malaikat dalam 
  kehidupan nyata, dan keajaiban-keajaiban dahsyat -- ini terbagi ke 
  dalam enam bab. Beberapa di antaranya adalah kisah dari orang-orang 
  terkenal.

  Buku ini sudah dialihbahasakan dengan sangat baik sehingga Saudara 
  bisa memahami pesan yang terkandung di dalamnya dengan mudah. Satu 
  kutipan menguatkan yang mengawali setiap artikel, menjadikan buku 
  ini semakin menyentuh. Meskipun tebal, namun buku ini tidak 
  membebani Saudara untuk membacanya karena bahasa, kisah, dan makna 
  yang terkandung di dalamnya sangat menyegarkan jiwa. Pastikan 
  Saudara segera memiliki dan membacanya!

  Dikirim oleh: Rere (setya_tya83(at)xxxx)

______________________________________________________________________
ARTIKEL

  CERITA NATAL? AH, PALING JUGA BEGITU SAJA ....
  Oleh: Wiji Suprayogi

  Berkali-kali aku menjumpai rapat Natal yang memutuskan untuk 
  menggantikan acara cerita Natal yang berupa kisah kelahiran Yesus 
  dengan cerita lain. Anggapan yang muncul adalah semua sudah hafal 
  dan semua bisa membacanya di Alkitab, jadi tidak perlu lagi 
  membahasnya. "Paling kisahnya itu-itu juga, jadi mending kita ganti 
  dengan cerita lain yang lebih seru dan menarik jemaat," begitu 
  komentar beberapa orang.

  Kucoba membaca kisah kelahiran Yesus beberapa kali, dan aku mendapat 
  beberapa pelajaran. Aku tak begitu ingat apakah beberapa pelajaran 
  ini berasal dari timbunan ingatanku -- yang berasal dari berbagai 
  buku -- atau memang murni dari interpretasiku, tetapi inilah yang 
  muncul ketika aku membacanya berulang kali suatu malam.

  MARIA YANG TEGAR DAN MEMILIKI HATI YANG TAAT

  Maria memang masih keturunan raja, tetapi ia sudah tidak lagi 
  tinggal di istana. Dalam kesehariannya, aku bayangkan Maria adalah 
  gadis desa biasa yang menjalani kehidupan dengan penuh rutinitas dan 
  monoton. Mungkin, baginya perubahan adalah hal yang tidak begitu 
  penting. Toh, semuanya berjalan dengan baik. Lalu, datanglah 
  malaikat Tuhan mengabarkan bahwa ia akan menjadi ibu dari Sang Juru 
  Selamat. Bagaimana perasaan Anda jika seseorang memberi tahu Anda 
  bahwa Anda akan menjadi ibu/bapak dari seorang presiden? Tentu saja 
  senang. Tetapi, pikirkan lagi bahwa Maria harus menanggung malu 
  karena hamil, sedangkan ia belum menikah, baru bertunangan. 
  Kemudian, bayangkan bahwa ia juga harus mendidik calon pemimpin, 
  bagaimana kalau gagal? Bagaimana ia lari dari tudingan dan   
  desas-desus masyarakat di sekitarnya? Pemikiran seperti itu mungkin 
  saja muncul dalam benaknya.

  Alkitab mencatat bahwa Maria tidak lari, tetapi menerima semuanya 
  dengan tegar. Aku berpikir, pastilah Maria seseorang yang teguh dan 
  memiliki hati yang taat untuk menjalani hidup. Ia bisa saja menolak 
  dan tetap menjadi gadis desa biasa tanpa tanggung jawab berlebih. 
  Tetapi, menurutku Maria memiliki hati yang taat, sehingga ia rela 
  menjalani kehidupan yang penuh tantangan ini. Ketegaran dan 
  ketaatannya itulah, menurutku, yang memampukannya berani pergi ke 
  Mesir dan tinggal di sana -- menghindari Herodes yang hendak 
  membunuh Bayinya -- dan, terlebih lagi, untuk menyaksikan Putranya 
  disalib.

  TUHAN MEMILIH PEREMPUAN

  Kaum perempuan, oleh beberapa orang, dianggap sebagai pembawa dosa 
  ke dunia. Kemudian dianggap sebagai warga kelas dua atau bahkan 
  warga yang keberadaannya tak diperhitungkan. Tetapi, jelas sekali 
  Tuhan menonjolkan peran perempuan dalam kisah besar kelahiran Yesus 
  -- Elisabet, ibu Yohanes, dan Maria sendiri. Bahkan, Yusuf, bapak 
  Yesus, tidak begitu banyak diceritakan. 

  Dalam kisah ini, kaum perempuan justru memiliki peran yang begitu 
  besar dalam menentukan sejarah keselamatan dan perkembangan dunia 
  secara keseluruhan. Dan bisa dikatakan bahwa perempuan telah impas 
  menebus kesalahannya mendatangkan dosa karena telah dipakai untuk 
  mendatangkan Juru Selamat ke dunia ini. Maria bisa saja menolak, 
  sesuai kehendak bebasnya, untuk melahirkan Sang Juru Selamat, sama 
  ketika Hawa akhirnya memutuskan untuk memakan buah dari pohon 
  pengetahuan yang baik dan yang jahat. Mereka mengambil keputusannya 
  sendiri-sendiri. Tuhan memakai, mencatat, dan menonjolkan perempuan 
  dalam dunia yang dikuasai laki-laki. Pembelajaran yang harus kita 
  camkan, yaitu perempuan adalah rekan sejajar laki-laki.

  BERDUA LEBIH BAIK

  Maria tidak sendirian. Ada Yusuf di sampingnya yang ikut mendukung 
  semua proses ini. Bisakah Anda bayangkan jika Yusuf kemudian 
  memutuskan untuk membatalkan pertunangan atau memaksa Maria 
  menggugurkan kandungannya? Pastilah Yusuf juga laki-laki yang 
  bertanggung jawab dan melindungi istrinya sedemikian rupa sehingga 
  Yesus menjadi besar dan siap menjalankan tugas-Nya. Tidak banyak 
  catatan dalam Alkitab mengenai Yusuf, tetapi kita bisa menduga 
  kontribusinya yang begitu besar dalam kehidupan keluarga ini -- yang 
  bisa saja dipandang sebagai keluarga bermasalah oleh lingkungan di 
  sekitarnya.

  Di sini, aku melihat betapa kebersamaan dalam satu tim akan 
  memudahkan berbagai hal dan membuat hidup kita menjadi lebih 
  berarti. Bagaimana kalau Yesus akhirnya hanya dididik oleh ibunya 
  tanpa kehadiran seorang ayah? Tentunya kita akan menjumpai Juru 
  Selamat yang secara psikologis tidak lengkap karena kehilangan figur 
  ayah. Namun, puji Tuhan, Alkitab mencatat adanya kerja sama yang 
  harmonis dalam keluarga ini, sehingga ketika mereka diminta ke Mesir 
  -- sebuah negeri yang jauh dan sama sekali baru peradabannya --
  mereka menjalaninya bersama.

  TIGA RAJA

  Ada tiga raja yang disebut dalam kisah kelahiran Yesus: Kaisar
  Agustus, Raja Herodes, dan tentu saja Yesus sendiri.

  Pertama, Kaisar Agustus. Ia membuat banyak orang bersusah payah 
  pergi ke daerah yang jauh untuk menuntaskan sensus penduduk yang ia 
  perintahkan. Secara pribadi, aku membayangkan ia adalah tipikal 
  beberapa pemimpin yang sering menggunakan kekuasaannya untuk 
  memersulit kehidupan orang lain. Mungkin, alasannya adalah demi 
  ketertiban atau kebaikan bersama, tetapi karena kekuasaan, orang 
  sering lupa membedakan mana kepentingan pribadi atau kepentingan 
  bersama yang bersifat lebih objektif.

  Kedua, Raja Herodes. Ia memiliki reputasi buruk, sebagai pembunuh
  bayi-bayi di Bethlehem. Semua orang pastinya setuju bahwa ia adalah
  perwakilan dari pemimpin yang kejam dan tidak mementingkan orang
  lain. Demi kekuasaan, semua jalan ditempuh tanpa memandang baik atau
  buruk, berguna atau tidak.

  Ketiga, Yesus. Orang majus menyebut-Nya "Raja", dan hal itu membuat 
  Herodes iri dan ketakutan. Alkitab mencatat bahwa kesederhanaan 
  kelahiran-Nya dirayakan dengan pujian malaikat surga. Kesederhanan 
  kehadiran-Nya membuat orang-orang yang tak terhitung dalam 
  masyarakat, seperti para gembala, dapat berhadapan secara pribadi 
  dengan seorang Raja. Kehadiran-Nya membawa misi damai bagi seluruh 
  dunia.

  ORANG MAJUS

  Pernahkah Anda berpikir mengapa orang majus dimasukkan ke dalam 
  kisah kelahiran Yesus? Apa pentingnya? Temanku, seorang dosen, telah 
  menginterpretasikannya. Aku ingat kembali interpretasinya ketika 
  membaca kisah orang majus ini. Menurutnya, orang majus mewakili 
  orang Asia dalam menyambut kedatangan Yesus.

  Jika kedatangan Yesus merupakan kesukaan bagi dunia, seharusnya 
  seluruh dunia menyambut kedatangan-Nya. Dan, Tuhan pasti menyiapkan 
  jalan bagi setiap misi-Nya. Wajar apabila seluruh dunia 
  mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan Sang Raja. Pasti Allah 
  telah merancangkan waktu kelahiran Yesus dengan tepat. Kedatangan 
  malaikat kepada Maria dan peristiwa-peristiwa pemberitahuan kepada 
  para pelaku sejarah dalam kisah kelahiran Yesus serta nubuatan para 
  nabi pendahulu, merupakan bukti bahwa kelahiran Yesus telah 
  dipersiapkan dengan penuh kebijakan dan kecermatan. Tentunya, 
  seluruh bangsa dan tatanan yang ada di dunia ini juga dipersiapkan 
  untuk misi-Nya.

  Selanjutnya, mari kita lihat latar belakang sosial di sekitar 
  kelahiran Yesus. Yesus lahir pada masa pemerintahan Romawi yang luas 
  wilayahnya hampir sebagian belahan bumi ini -- dari Afrika, Eropa, 
  dan sebagian Asia. Jadi, bisa dikatakan bahwa Romawi adalah penguasa 
  bumi pada saat itu. Sebagai penguasa bumi, tentu saja pemerintahan 
  Romawi memberikan tatanan yang mengatur berbagai aktivitas di 
  wilayah kekuasaan mereka, termasuk di dalamnya komunikasi dan 
  transportasi yang berjalan lancar.

  Karena mereka menguasai sebagian besar wilayah bumi, tentu saja 
  berbagai tatanan itu sangat mewarnai kehidupan dunia. Situasi ini 
  disebut oleh beberapa sejarawan sebagai "kedamaian Romawi". Dunia 
  berada dalam masa damai -- paling tidak, perang besar tidak terjadi 
  selama pemerintahan Roma berdiri kokoh. Suasana itu memungkinkan 
  adanya sensus yang akhirnya menggenapi nubuatan bahwa Juru Selamat 
  akan dilahirkan di Bethlehem. Kemudian, lancarnya transportasi 
  membuat perjalanan keluarga Yesus ke Mesir tidak sulit. Dan 
  nantinya, situasi damai di Roma itu juga sangat mendukung lancarnya 
  pengabaran Injil ke seluruh dunia. Bukankah latar belakang wilayah 
  Roma mewakili kebudayaan dari Eropa sampai Afrika (Mesir) dalam 
  menyambut kedatangan Yesus?

  Dalam latar belakang sosial tadi, ada satu kebudayaan yang dulu 
  berkuasa dan ditaklukkan Roma, yang juga memberikan sumbangsih dalam 
  mempersiapkan misi Allah. Kebudayaan itu adalah kebudayaan Yunani. 
  Walaupun secara pemerintahan yang berkuasa adalah Romawi, dunia 
  pemikiran yang terus berkembang saat itu adalah dunia pemikiran 
  Yunani yang penuh dengan filsafat dan menjadi pola pikir pada zaman 
  itu. Kebudayaan ini merasuk begitu kuat dan memberikan bahasa 
  universal yang bisa dipahami oleh berbagai orang. Ketika keluarga 
  Yesus pergi ke Mesir, suasana yang global dan juga bahasa Yunani 
  yang telah menjadi seperti bahasa internasional tentu ikut menolong 
  kelancaran informasi. Paling tidak, jika mereka tidak bisa berbahasa 
  Yunani, ada jalur komunikasi bersama yang diciptakan oleh kebudayaan 
  Yunani tersebut. Pada gilirannya nanti, rasionalitas Yunani 
  memberikan persiapan, sehingga orang bisa menerima pengetahuan 
  kebenaran dalam Injil.

  Allah kita hebat, bukan? Semua telah disiapkan-Nya dengan saksama --
  dari latar belakang sosial sampai pemikiran manusia -- agar misi-Nya 
  menyelamatkan dunia terlaksana dengan sempurna.

  Namun, Allah juga menyiapkan Yesus sebagai Pribadi yang independen 
  dan memiliki integritas sendiri. Dia tidak berasal dari kedua 
  kebudayaan besar itu, tetapi berasal dari satu kebudayaan kecil yang 
  independen dan mandiri, yaitu kebudayaan Yahudi. Tuhan memang 
  memakai berbagai kebudayaan untuk memperlancar misi-Nya, tetapi 
  jelas, Tuhan memiliki otoritas tersendiri dan tidak mengikuti 
  filsafat manusia. Berbagai hal duniawi dipakai, tetapi kepercayaan 
  yang benar akan adanya Tuhan haruslah merupakan kebenaran yang 
  langsung berasal dari Tuhan. Bangsa Yahudi, sebagai umat pilihan 
  Tuhan, memiliki hal itu. Melalui merekalah Tuhan berbicara dalam 
  sejarah manusia. Melalui merekalah kita mengenal Tuhan. Yesus lahir 
  dari kebudayaan di mana Tuhan menyatakan kebenarannya secara khusus. 
  Jadi, jelas Yesus tidak berasal dari dunia ini, dan itu tersirat 
  dari asal-usulnya -- orang Yahudi. Hal ini juga merupakan 
  penggenapan janji Tuhan kepada Abraham dan berbagai nubuat yang 
  diterima para nabi.

  Sampai di sini kita melihat, berbagai kebudayaan telah dipakai Tuhan 
  dalam rencana-Nya. Yesus dihadirkan dalam lingkup kebangsaan dan 
  kebudayaan yang amat luas. Nah, di mana letak Asia dalam kisah ini? 
  Latar belakang dan pemikiran yang melingkupi dunia kelahiran Yesus 
  tidak menyebut peran Asia secara jelas. Secara geografis, kampung 
  halaman Yesus memang terletak di Asia, tetapi bagaimana kebudayaan 
  Asia menyambut Dia?

  Rupanya orang majus yang berasal dari Babel dan mewakili pemikiran 
  orang Timur menjadi penanda istimewa bahwa Yesus juga hadir bagi 
  orang Asia dengan segala pemikirannya -- begitu interpretasi 
  temanku. Alkitab memang hanya menyebut orang majus dari Timur. 
  Menurut ensiklopedia, orang majus berasal dari Babel dan merupakan 
  ahli-ahli astrologi yang sangat besar kemungkinannya berhubungan 
  erat dengan kepercayaan "zoroaster" yang merupakan satu kepercayaan 
  besar di Asia pada masa itu. Luasnya pengaruh kepercayaan tersebut 
  memerlihatkan bahwa kebudayaan Asia terwakili dengan kehadiran orang 
  majus dalam kisah kelahiran Yesus. Bukankah orang majus tadi 
  bertanya: "Di manakah Dia, Raja orang Yahudi yang baru dilahirkan 
  itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk 
  menyembah Dia." Pertanyaan tersebut menyiratkan, mereka memunyai 
  pengetahuan akan datangnya Juru Selamat ke dunia ini. Jadi, rupanya 
  Allah telah memberikan informasi kedatangan Sang Juru Selamat kepada 
  seluruh peradaban di dunia ini.

  Seluruh umat manusia berada dalam lingkup peradaban yang 
  
  berbeda-beda. Bahkan, temanku berani menyatakan bahwa benua Amerika 
  yang mungkin tidak disebut sama sekali dalam kisah Natal juga 
  terwakili. Berdasarkan penyelidikan temanku itu, ada bukti kuat 
  bahwa orang asli Amerika berasal dari Asia. Jadi, terbukti `kan 
  kalau seluruh peradaban menyambut kedatangan Yesus? Bagi temanku 
  tersebut, penjelasan ini juga membuktikan bahwa nubuatan akan 
  datangnya "keturunan perempuan yang akan meremukkan kepala ular" 
  dalam Kejadian 3:15, sebenarnya sudah dimiliki oleh semua umat di 
  dunia ini. Hanya setelah peristiwa menara Babel, semua informasi itu 
  tercerai-berai dan menjadi tidak utuh lagi karena manusia kemudian 
  tercerai-berai juga ke seluruh penjuru dunia.

  Garis besarnya, kekaisaran Romawi menyediakan berbagai sarana untuk 
  misi Tuhan di dunia, seperti transportasi dan komunikasi yang 
  membuat misi kedatangan Sang Juru Selamat tergenapi serta memudahkan 
  penyebaran Injil. Sementara, pemikiran Yunani yang berkembang 
  menyiapkan suatu rasionalitas tersendiri bagi misi Tuhan ini. 
  Kemudian, kemandirian budaya Yahudi memberikan ciri tersendiri dan 
  identitas kuat bagi Yesus dan misi-Nya. Sementara, orang majus 
  mengokohkan bahwa Yesus datang untuk seluruh umat manusia di dunia 
  ini. Semua peradaban di dunia ini memberikan jalan bagi kehadiran 
  Yesus di dunia. Aku merinding saat mendengar penjelasan temanku. 
  Benar kata Alkitab bahwa kehadiran-Nya membawa kesukaan besar bagi 
  seluruh bangsa.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: My Favourite Christmas
  Penulis: Tim Penulis Gloria Cyber Ministries
  Penerbit: Penerbit Gloria Cyber Ministries, Yogyakarta 2006
  Halaman: 70 -- 83

______________________________________________________________________

    KEBAHAGIAAN TERBESAR DI DUNIA ADALAH MEMBUAT ORANG LAIN BAHAGIA
______________________________________________________________________
EDISI BULAN DEPAN

  EDISI JANUARI 2009

  PEMBARUAN HIDUP

  Tiada terasa kita sudah berada di penghujung tahun 2008. Beberapa 
  hari lagi kita akan memasuki tahun baru 2009. Apakah masih ada 
  beberapa rencana Anda yang belum tercapai di tahun ini? Harapan kami 
  hal itu tidak menyurutkan semangat Anda untuk terus berjuang 
  menjadikan hidup Anda hari ini lebih baik dari hari kemarin. Untuk 
  memulai tahun 2009, e-Buku hadir dengan tema "Pembaruan Hidup". 
  Karena itu, kami menyajikan resensi buku-buku tentang pembaruan 
  hidup, baik cetak maupun elektronik. Tentu saja dilengkapi dengan 
  sajian lainnya yang berkaitan dengan tema tersebut.

  Tentu saja kami masih mengundang para Pembaca sekalian untuk lebih
  terlibat dalam edisi kali ini. Silakan kirim resensi, informasi,
  kesaksian, atau pun artikel yang berkaitan dengan tema ini kepada
  Redaksi e-Buku di alamat: buku(at)sabda.org. Mari terus membagikan
  berkat melalui buku.

______________________________________________________________________
PENERBIT EDISI INI

  Gloria Graffa/Gloria Cyber Ministries
  Jl. Supadi 2, Kotabaru, Yogyakarta 55224
  Jl. F.M. Noto 19, Kotabaru, Yogyakarta
  Telp./Fax.: 0274-580009
  E-mail: jogja(at)glorianet.org atau gcm(at)glorianet.org
  Situs: www.glorianet.org
  
  BPK GUNUNG MULIA
  Jl. Kwitang 22-23, Jakarta 10420
  Telp.: 021-3901208; Fax.: 3901633
  E-mail: bpkgm(at)centrin.net.id
  Situs: http://www.bpkgm.com/

  YAYASAN KANISIUS
  Jl. Cempaka No. 9, Deresan, Yogyakarta 32767
  Telp.: (0274) 588783, 565996; Fax.: (0274) 563349
  E-mail: office(at)kanisius.co.id
  Situs: www.kanisius.co.id
  
  Gospel Press
  P.O. Box 238, Batam Centre 29432
  Telp.: 021-7444-555 ext. 105
  Fax.: (021) 7470-9281
  E-mail: info(at)karismabookstore.com
  
_____________________________________________________________________
Terbit Perdana 17 November 2005
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA.
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN.
Copyright(c) e-Buku 2008
YLSA -- http://www.ylsa.org/
http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati

Arsip Publikasi e-Buku bisa dibaca online di:
http://www.sabda.org/publikasi/e-buku/
http://gubuk.sabda.org/

Network Literatur:
http://in-christ.net/komunitas_umum/network_literatur
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Sri Setyawati
Staf Redaksi: Christiana Ratri Yuliani
Berlangganan: subscribe-i-kan-buku(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-buku(at)hub.xc.org
Kontak e-Buku: buku(at)sabda.org
______________________________________________________________________
"Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca
Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar."
(1 Timotius 4:13)
http://sabdaweb.sabda.org/?p=1Timotius+4:13
 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org