Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-buku/22

e-Buku edisi 22 (24-8-2007)

Misi

________________________________e-BUKU________________________________
                     Berbagi Berkat Melalui Buku
                           22/Agustus/2007
______________________________________________________________________

  Editorial           : Misi
  Resensi Buku        : 1. Hati Misi, ANDI
                        2. A Biblical Theology Of Mission, Gandum Mas
                        3. Agar Bumi Bersukacita, Gunung Mulia
                        4. Merencanakan Misi Lewat Gereja-Gereja Asia,
                           Gandum Mas
                        5. David Brainerd: Misionaris bagi Suku Indian
                           Amerika, Momentum
  Artikel Buku        : Sekalipun Krisis, Penerbit Kristen Menuai
                        Berkat
  Dari Halaman Redaksi: - Buletin Doa Open Doors
                        - Alamat Baru Kontak Redaksi e-Buku
  Edisi September     : Tokoh Alkitab
  Penerbit Edisi Ini
______________________________________________________________________
EDITORIAL

  Salam kasih,

  Allah berfirman kepada anak-anak-Nya agar menyampaikan kabar
  sukacita kepada suku-suku bangsa di mana pun mereka berada, bahkan
  sampai ke ujung bumi (Mat. 28:19-20). Karena semua orang berhak
  mendengarkan kabar sukacita dari Allah tersebut. Akan tetapi, yang
  perlu ditekankan dalam pelaksanaan Amanat Agung ini adalah bahwa
  pekerjaan ini bukan semata-mata untuk membawa Yesus bagi orang lain,
  melainkan juga menunjukkan bahwa atas kuasa Roh Kudus, Allah telah
  berkarya jauh lebih dahulu untuk setiap orang.

  Untuk membekali setiap Anda yang rindu untuk bermisi, e-Buku hadir
  dengan menyajikan lima resensi seputar misi. Kiranya sajian kali ini
  dapat menjadi sumber referensi bagi Anda untuk memperlengkapi diri
  dalam melaksanakan Amanat Agung Tuhan Yesus. Selamat membaca dan
  bermisi.

  Pimpinan redaksi e-Buku,
  Puji Arya Yanti

           "Ia akan menyampaikan suatu berita kepada kamu,
              yang akan mendatangkan keselamatan bagimu
                    dan bagi seluruh isi rumahmu."
                       (Kisah Para Rasul 11:14)
             < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Kisah+11:14 >
______________________________________________________________________
RESENSI 1

  Penulis    : Bagus Surjantoro
  Penerbit   : Yayasan ANDI, Yogyakarta 2006
  Ukuran buku: 14 x 21 cm
  Tebal      : 165 halaman

                              HATI MISI
                              =========

  Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia,
  beritakanlah Injil kepada segala makhluk" (Mrk. 16:15).

  Itulah kutipan ayat yang tertera di halaman pertama buku yang
  ditulis oleh pemimpin badan misi Obor Mitra Indonesia ini. Sesuai
  dengan tujuan ditulisnya buku ini, artikel-artikel yang ada di
  dalamnya pun merupakan kisah-kisah pengalaman penulis dalam
  melaksanakan tugas pelayanan lintas budaya di lima benua. Dengan
  gaya tulisan yang sederhana dan ringan, buku ini memaparkan
  pentingnya melakukan pelayanan misi dan langkah-langkah apa yang
  perlu dilakukan untuk menjalankan tugas mulia ini.

  Secara keseluruhan, buku ini terdiri dari enam belas bab. Setiap
  bab selalu diawali dengan kutipan ayat. Demikian pula dalam
  penjabaran masing-masing bab, penulis menyertakan ayat-ayat Alkitab
  sebagai dasar dari pemikirannya.

  Bila Anda memiliki kerinduan untuk melayani Tuhan dalam bidang misi,
  namun sama sekali belum memiliki pengalaman dalam dunia misi, buku
  ini wajib Anda baca. Karena di sinilah Anda akan mendapatkan
  gambaran pelayanan misi.

  Kiriman dari: Ratri

RESENSI 2

  Penulis    : George W. Peters
  Penerbit   : Gandum Mas
  Ukuran buku: 22,5 x 15 cm
  Tebal      : 456 halaman

                    A BIBLICAL THEOLOGY OF MISSION
                    ==============================

  Buku ini penting karena membicarakan semua persoalan mendasar
  tentang pekabaran Injil/misi pada zaman kita. Barangkali tidak ada
  buku misioner yang khas, yang secara mendalam dan tuntas
  membicarakan pokok yang dibahas oleh buku ini. Lagipula, ada fakta
  penting bahwa pengarang buku ini diidentifikasikan secara jelas
  dengan pendirian injili yang konservatif. Sayangnya, tidak banyak
  bahan bacaan serius dan penting seputar pekabaran Injil yang ditulis
  oleh orang yang memiliki komitmen tersebut.

  Banyak buku mengenai pekabaran Injil yang beredar, yang meskipun
  penting dan berpengaruh, menjadi cacat karena secara teologis tidak
  jelas dan bersifat meragukan. Sebaliknya, cukup aneh juga kalau ada
  banyak buku yang ditulis dengan ketepatan teologis yang sempurna,
  tetapi kurang memiliki gairah misioner. Dr. Peters telah berhasil
  memadukan pernyataan teologis yang luas serta alkitabiah dengan
  hakikat misi. Keunikan penulis buku ini ialah caranya menyatukan dan
  memadukan seluruh lingkup tema-tema teologis di dalam dan di sekitar
  gagasan misi.

  Gaya dan isi buku ini sendiri akan menarik perhatian banyak pembaca.
  Teksnya diilustrasikan dan didukung dengan sangat banyak ayat
  Alkitab dan dihubungkan dengan cara yang mengesankan. Ada banyak
  bukti bahwa sang pengarang telah banyak membaca serta meneliti
  kepustakaan penting mengenai pekabaran Injil. Ukuran serta
  pengaturan buku itu sendiri adalah ambisius dan menarik. Ini semua
  akan diketahui pada saat dibaca. Hal yang mungkin diabaikan ialah
  bagaimana pengarang buku ini telah banyak melibatkan dirinya sendiri
  dalam tulisan yang telah dibuatnya.

  Diambil dan diedit seperlunya dari:
  Nama situs: Gandum Mas
  Penulis   : tidak dicantumkan
  Alamat URL: http://gandummas.com/buku_teks/katalog_a/a010.htm

RESENSI 3

  Penulis    : William A. Dyrness
  Penerbit   : BPK Gunung Mulia
  Ukuran buku: 14,5 X 21 cm
  Tebal      : 248 halaman

                        AGAR BUMI BERSUKACITA
                        =====================

  Pertanyaan-pertanyaan yang sangat mendesak dalam berbagai diskusi
  tentang misi belakangan ini berpusat pada peranan gereja di tengah
  permasalahan sosial ekonomi yang begitu kompleks.

  Buku ini berusaha membicarakannya melalui suatu studi teologi
  Alkitab. Bagaimanakah pandangan Alkitab terhadap misi Allah di dunia
  ini? Menurut Alkitab, Allah prihatin atas manusia yang ditempatkan
  di alam semesta, pada suatu waktu dan tempat. Buku ini menelaah
  Alkitab secara mendalam berkenaan dengan topik tersebut.

  Diambil dan diedit seperlunya:
  Nama situs: BPK Gunung Mulia
  Penulis   : tidak dicantumkan
  Alamat URL: http://www.bpkgm.com/eProduct.asp?id=1002024802

RESENSI 4

  Penulis    : David Royal Brougham
  Penerbit   : Gandum Mas
  Ukuran buku: 14 x 21 cm
  Tebal      : 223 halaman

              MERENCANAKAN MISI LEWAT GEREJA-GEREJA ASIA
              ==========================================

  Banyak ladang, tetapi pekerja sedikit. Hal ini yang terlintas saat
  Anda selesai membaca buku karangan David Royal Brougham, penulis
  yang memunyai pengalaman cukup banyak di ladang misi di Asia. Buku
  yang diberi judul "Merencanakan Misi Lewat Gereja-Gereja Asia" ini
  sangat layak dimiliki oleh para hamba Tuhan, para majelis gereja,
  lembaga pelayanan misi, atau Anda yang terbeban untuk menjadi
  pelayan Allah dalam membawa jiwa-jiwa kepada kebenaran Allah. Buku
  ini sarat dengan beberapa studi ilmiah penulis dan seputar
  pengalamannya selama melakukan pelayanan Injil di Asia.

  Beberapa hal yang bisa kita dapatkan dalam buku ini adalah tentang
  pentingnya penanaman misi kepada gereja yang didasarkan pada konsep
  Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, beberapa tantangan dan hambatan
  dari dalam gereja dalam melakukan pelayanan misi Asia, analisis
  pola-pola pelayanan misi beberapa lembaga misi di daerah Asia,
  sampai usaha mempersiapkan umat Tuhan dalam pekerjaan misi
  antarbudaya maupun bangsa-bangsa di Asia. Di akhir tulisannya,
  terlihat bagaimana penulis memiliki kerinduan agar gereja-gereja
  Asia secara bersama-sama atau pribadi merespons panggilan Allah
  untuk menjadi pekerja misi lintas budaya maupun antarbangsa di Asia.
  Selain itu, penulis juga menekankan pentingnya penekanan misi Asia
  melalui gereja-gereja yang menuju kepada pengaderan, pendidikan, dan
  pengiriman misi di Asia.

  Apakah Anda terpanggil menjadi pekerja Allah untuk memenangkan
  banyak jiwa demi rancangan Tuhan yang besar atas Asia dan umat
  manusia di dunia? Jangan tunggu lagi, sekaranglah waktunya! Giatlah
  dalam setiap pekerjaan Tuhan, banyak ladang yang siap untuk dituai.
  Selamat membaca dan dapatkan berkat yang luar biasa lewat buku ini.

  Kiriman dari: Kristina

RESENSI 5

  Penulis  : John Thornbury
  Penerbit : Momentum, Surabaya 2006 (Cet. ke-1)
  Tebal    : 121 halaman

         DAVID BRAINERD: MISIONARIS BAGI SUKU INDIAN AMERIKA
         ===================================================

  "Ini saya, Tuhan, utuslah saya, utuslah saya sampai ke ujung bumi;
  utuslah saya kepada bangsa kafir yang liar dan ganas di padang
  belantara; utuslah saya menjauhi segala sesuatu yang dinamakan
  kenyamanan di bumi, atau kenyamanan duniawi; utuslah saya bahkan
  kepada maut sekalipun, bila itu dalam pelayanan bagi-Mu dan untuk
  memperluas kerajaan-Mu," tulis seorang pemuda dalam buku hariannya.
  Kelak di kemudian hari, buku hariannya tersebut -- "The Memoirs of
  the Rev. David Brainerd" -- menginspirasi ratusan orang termasuk
  William Carey, Henry Martyn, Robert M`Cheyne, dan lain-lain untuk
  menjadi misionaris ke berbagai belahan dunia. Siapakah David
  Brainerd ini?

  David Brainerd (1718 -- 1747) adalah perintis misionaris modern. Ia
  tidak sedang mengarang cerita fiksi petualangan sewaktu menulis
  dalam buku hariannya. Ia melakukan dan mengalami sendiri apa yang
  ditulisnya itu -- mengabarkan Injil dengan penuh semangat kepada
  suku-suku Indian Amerika yang adalah penyembah berhala, penentang
  kekristenan, dan pembenci nama Kristus; berjalan bermil-mil melewati
  ngarai, hutan rimba, dan padang belantara ketika kuda kesayangannya
  sakit dan mati; diterpa hujan badai, hawa dingin, ancaman binatang
  buas, kelaparan, kehabisan persediaan air minum, kesepian, penyakit
  paru-paru turunan; hidup miskin, tanpa rumah, tanpa keluarga; hidup
  dalam kesendirian dan penderitaan. Ia merupakan sosok pemuda
  pemberani yang tidak mementingkan dirinya sendiri dan kenyamanan
  pribadi -- seorang misionaris sejati yang mempersembahkan seluruh
  hidupnya, jiwa dan raga, untuk Tuhan. Seperti Rasul Paulus, baginya
  "hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan" (Fil. 1:21). Ia
  rela menderita dan mati bagi Kristus dalam pelayanannya memberitakan
  Injil di tempat di mana nama Kristus belum pernah didengar dan
  dikenal.

  Pada zaman posmodern sekarang ini, pemuda seperti Brainerd jarang
  sekali ditemui di masyarakat kita yang telah terbuai oleh kehidupan
  hedonisme dan materialisme. Segala kenikmatan dan kemewahan duniawi
  yang dikejar tiada henti oleh pemuda-pemudi yang hobi balapan,
  dugem, seks bebas, aborsi, narkoba, dan lain-lain itu dianggap tidak
  menarik dan sia-sia oleh Brainerd. Ia lebih memilih hidup saleh,
  banyak membaca Alkitab dan buku-buku rohani, berdoa, berpuasa,
  merenung, dan menulis buku harian. Ia akan setuju dengan kata-kata
  salah seorang pengarang besar Perancis, Victor Hugo, "Kesulitan akan
  membentuk kita menjadi manusia sejati, sedangkan kemakmuran akan
  membuat kita menjadi monster." Kerinduan dan panggilan hidupnya
  adalah memberitakan Kristus kepada suku-suku Indian Amerika yang
  sedang berjalan menuju jurang kegelapan.

  Suatu kali, di Sheffield, Massachusetts, ia bertemu dengan seorang
  utusan dari East Hampton di Long Island, yang telah ditugaskan oleh
  seluruh penduduk kota dengan suara bulat untuk mengundang dan
  mendesak Brainerd untuk bekerja di antara mereka sebagai pendeta.
  Menurut Edwards (Jonathan Edwards, teolog terbesar Amerika yang
  menjadi bapa rohani dan sahabat dekat Brainerd), undangan ini datang
  dari salah satu jemaat yang terbesar dan terkaya, di sebuah pulau
  yang terkenal karena keindahan dan kemakmurannya (hal. 41-42).
  Namun, Brainerd menolak undangan tersebut. Ia tidak tergoda dengan
  segala kelimpahan duniawi yang ditawarkan kepadanya. Ia tidak
  bermain-main sebagai misionaris. Tekadnya sudah bulat untuk memikul
  salib, menyangkal diri, dan rela menderita bagi Kristus. Dalam buku
  hariannya, ia menulis demikian: "Atas pilihan saya sendiri, saya
  terpaksa mengatakan, `Selamat berpisah, teman-teman dan kenyamanan
  duniawi, juga yang paling saya kasihi, bila Tuhan memintanya:
  selamat tinggal, selamat tinggal; saya rela menghabiskan hidup saya
  sampai saat terakhir, dalam gua-gua dan celah-celah gunung di bumi,
  bila dengan demikian kerajaan Kristus dapat diperluas`" (hal. 79).

  Banyak orang Kristen, penginjil, dan pendeta yang membaca "The
  Memoirs of the Rev. David Brainerd" merasa malu dan tertempelak jika
  membandingkan kehidupan Brainerd dengan kehidupan mereka yang egois.
  Sering kali, kita sebagai orang Kristen lebih pandai dan lebih
  banyak berkata-kata ketimbang melakukan tindakan. Kata-kata yang
  diucapkan di mimbar dan tindakan yang dilakukan sehari-hari acapkali
  saling bertentangan. Sebagai para pelayan Tuhan, sering kali
  bukannya melayani Tuhan, melainkan melayani diri kita sendiri. Kita
  tidak sepenuh hati dan sungguh-sungguh hidup bagi Kristus dan
  melayani-Nya.

  Walaupun masa hidup (29 tahun) dan kariernya (hanya 4 tahun)
  singkat, David Brainerd termasuk salah satu tokoh misionaris
  terbesar Amerika. Melalui penginjilannya, ratusan orang Indian
  bertobat dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat
  mereka pribadi. Banyak tokoh yang menjadi teladan dan telah
  menginspirasi banyak orang, meninggal dunia di usia muda. Pada
  pertengahan abad ke-20, tepatnya tahun 1956, lima orang misionaris
  mati martir di Ekuador dibunuh oleh suku Indian Auca. Salah seorang
  dari lima misionaris martir tersebut adalah Jim Elliot. Ia menjadi
  martir di usia 29 tahun, usia yang sama dengan Brainerd ketika
  meninggal karena penyakit paru-paru. Kematian Elliot berdampak luar
  biasa. Banyak misionaris baru yang terpanggil untuk melayani suku
  Indian Auca tersebut. Hasilnya, suku kejam tersebut akhirnya terbuka
  bagi Injil dan banyak jiwa dimenangkan bagi Kristus.

  Buku yang memotivasi dan menggugah ini merupakan salah satu buku
  seri misionaris perintis yang diterbitkan oleh Penerbit Momentum.
  Buku ini benar-benar "fine book selection" karena memenangkan hadiah
  kedua dari kompetisi terbuka yang diselenggarakan oleh Banner of
  Truth Trust pada tahun 1962, dan ditulis dengan baik sekali oleh
  Pdt. John Thornbury, B.A., seorang pendeta Baptis di Ashland
  Kentucky, Amerika Serikat.

  Kita patut bersyukur dengan diterbitkannya buku-buku biografi seri
  misionaris perintis dan buku-buku Reformed terseleksi lainnya.
  Kiranya ini semua dapat memperkaya khazanah dunia perbukuan Kristen
  di tanah air dan memperlengkapi banyak orang Kristen untuk terjun
  dalam pelayanan, membaktikan dan mempersembahkan diri mereka sebagai
  persembahan yang hidup dan berkenan kepada Tuhan Yesus Kristus. Soli
  Deo Gloria!

  Diambil dan diedit seperlunya dari:
  Nama situs: Buletin Pillar
  Penulis   : Daniel Setiawan
  Alamat URL: http://www.buletinpillar.org/index.php?id=20
______________________________________________________________________
ARTIKEL BUKU

           SEKALIPUN KRISIS, PENERBIT KRISTEN MENUAI BERKAT
           ================================================

  Gelombang krisis tidak selamanya memorak-porandakan dunia
  penerbitan. Meskipun puluhan bahkan ratusan penerbit anggota Ikatan
  Penerbit Indonesia (IKAPI) gulung tikar lantaran tidak mampu
  bertahan akibat biaya produksi, terutama bahan baku kertas dan
  ongkos cetak melonjak tajam, nyatanya ada sebagian penerbit yang
  justru mendapat berkah.

  Mereka yang menikmati berkah dari krisis tersebut adalah para
  penerbit buku rohani, khususnya penerbit-penerbit buku Kristen. "Ini
  memang momen menarik, pada saat krisis, anehnya (penjualan) kami
  malah meningkat. Terutama di penjualan buku-buku seri Kesaksian yang
  memberi kekuatan," kata Vladimir I. Pangemanan, Kepala Divisi
  Perdagangan BPK Gunung Mulia, salah satu penerbit dan jaringan toko
  buku Kristen terkemuka di negeri ini.

  Melonjaknya permintaan buku-buku saat dan setelah krisis moneter
  tahun 1997 juga dialami oleh penerbit buku Kristen lain, termasuk
  Penerbit Immanuel. "Awalnya kami sempat tiga bulan "slow down" atau
  ngerem karena harga kertas ongkos cetakan besar sekali, tapi saya
  lihat, ngapain saya mesti "slow down", ini justru kesempatan.
  Ternyata benar, sejak krisis, minat baca orang meningkat luar
  biasa," ungkap Hilda Daniel, Direktur Penerbitan Penerbit dan Toko
  Buku Immanuel. Hilda memaparkan peningkatan luar biasa dalam
  penerbitan yang didukung semakin tingginya minat membaca buku-buku
  rohani. Dalam setahun, penerbitan yang dikelolanya menghasilkan
  sekitar tiga puluh judul buku. Sebagian besar adalah buku
  terjemahan. Sekalipun produksi buku per tahun masih tergolong
  rendah, buku-buku tersebut terus-menerus mengalami cetak ulang.

  Pesatnya perkembangan penerbitan buku-buku agama ini tidak hanya
  dinikmati oleh penerbit Kristen Protestan saja, tetapi juga
  dirasakan penerbit buku Katolik. Penerbit dan Percetakan Kanisius
  merupakan salah satunya. Usia penerbitan yang berlokasi di
  Yogyakarta itu sudah tergolong tua, lebih dari tujuh puluh tahun.
  Diakui pula, sepanjang masa, dari tahun ke tahun penerbit ini terus
  mengalami kemajuan. "Secara umum, trennya naik. Kenaikannya
  rata-rata lima belas persen per tahun," kata J.B. Priyanahadi,
  Direktur Redaksi Penerbit-Percetakan Kanisius. Kini, Kanisius setiap
  tahun mencetak buku baru sekitar 200.000 eksemplar. Jumlah ini belum
  termasuk produksi buku-buku lama yang mengalami cetak ulang dengan
  jumlah yang hampir sama, yakni sekitar 200.000 buku.

  Dalam perjalanannya, kendati misi utamanya sebagai lembaga
  pelayanan, toh para penerbit tersebut mau tidak mau tetap harus
  mencari keuntungan. Alasannya, agar tetap bisa bertahan dan
  berkembang. "Memang, sampai sekarang kami masih nonprofit. Artinya,
  orientasinya lebih kepada "value" atau nilai daripada uang. Namun
  secara realistis, kami juga harus mendamaikan keduanya. Bagaimana
  kami memberikan sesuatu yang bernilai kepada masyarakat kalau itu
  gratisan. Kami, duitnya mau dari mana? Dan orang itu akan membayar
  sesuatu kalau itu memang bernilai bagi mereka. Sebetulnya, itu
  sesuatu yang manusiawi," kata FX Supri Harsono, Wakil Direktur Utama
  Penerbit-Percetakan Kanisius.

  Pemaparan senada juga terjadi pada penerbit-penerbit lain, seperti
  Immanuel maupun BPK Gunung Mulia. "Kalau kami tidak ambil untung,
  bagaimana kami mesti bayar karyawan? Dulu awalnya cuma bertiga, jadi
  bisa benar-benar nonprofit, tapi lama-lama karyawan bertambah sampai
  lebih dari dua ratus orang, bagaimana kami menggaji mereka, oleh
  karena itu, kami mesti ambil untung meski tidak besar," tutur Hilda
  Daniel. Dalam praktik, Penerbit Immanuel mematok harga jual bukunya
  paling tinggi tiga kali biaya produksi. Sebagai gambaran, para
  penerbit buku umumnya menentukan harga jual buku berkisar 3-4 kali
  biaya produksi. "Kadang-kadang bahkan cuma dua kali atau dua
  setengah kali biaya produksi. Kami selalu ingat bagaimana orang desa
  bisa beli," ujar Hilda menambahkan.

  Sebagai sebuah lembaga yang mengemban misi pelayanan, tetapi juga
  sekaligus harus bisa hidup mandiri, tarik-menarik antara keperluan
  misi dan bisnis pada penerbit-penerbit buku demikian selalu terjadi.
  "Tarik-tarikan antara misi dan bisnis itu selalu ada. Kadang-kadang
  mau tidak mau kami ada yang namanya subsidi penerbitan. Ada satu
  buku yang harus diterbitkan, karena kalau bukan kami, belum tentu
  ada penerbit lain yang mau menerbitkan. Akan tetapi, karena kami
  pikir baik untuk menunjang misi kami, jadi harus diterbitkan. Untuk
  itu, mau tidak mau harus rela tidak untung," ungkap Vladimir
  Pangemanan.

  Ada beragam langkah yang dilakukan guna menyiasati misi dan desakan
  bisnis. Salah satu yang dilakukan agar tetap mandiri adalah dengan
  menerbitkan buku-buku umum di luar buku rohani. Penerbit Kanisius
  misalnya, buku-buku eksplisit Katolik yang diterbitkan hanya sekitar
  empat puluh persen dari seluruh produk. Sisanya, enam puluh persen,
  adalah buku-buku umum. "Tanggung jawab kami yang utama dan pertama
  adalah ke gereja. Tapi gereja bukan yang eksplisit, melainkan gereja
  misioner. Gereja yang ikut bertanggung jawab atas kehidupan dan
  kualitas masyarakat. Nah, masyarakat itu ada sesama Kristen, ada
  sesama umat beragama, atau sesama umat manusia. Oleh karena itu,
  kami juga menerbitkan buku-buku humaniora, buku pelajaran, maupun
  buku pemberdayaan masyarakat, seperti pertanian, peternakan, bahkan
  buku busana dan anak-anak juga kami terbitkan," kata Supri Harsono.

  Bagi Penerbit Kanisius, penerbitan buku-buku nonrohani ini cukup
  bisa diandalkan. "Dari dulu Kanisius kuat di buku-buku pemberdayaan
  masyarakat, seperti pertanian, peternakan, perikanan. Buku-buku
  pegangan praktis dan pengenalan pengolahan hasil panen," ujar
  Priyanahadi. Menariknya, Kanisius juga menerbitkan buku-buku busana,
  termasuk busana muslim. Hasil penjualannya pun menggembirakan. "Seri
  busana muslim ini tergolong "best seller". Satu judul bisa terserap
  lebih dari 40.000 eksemplar. Masyarakat itu selalu berpikir tentang
  kualitas. Jadi, kalau buku itu kualitasnya baik, tentu akan dibeli,"
  kata Priyanahadi menambahkan.

  Seperti halnya Kanisius, BPK Gunung Mulia juga menerbitkan buku-buku
  umum, hanya saja proporsi tidak lebih, antara sepuluh dan dua puluh
  persen dari total buku yang diterbitkan. Setengah dari buku-buku
  umum tersebut merupakan buku-buku pelajaran agama Kristen untuk
  sekolah-sekolah, dari SD hingga SMU, buku-buku yang dipakai oleh
  sekolah tinggi, teologi dan buku kuliah ekonomi, psikologi, dan
  bahasa Inggris. Selain itu, penerbit ini juga menerbitkan novel
  maupun buku-buku keterampilan.

  Supardan, Sekretaris Umum LAI, mengisahkan, di era tahun 1950-an,
  tatkala LAI belum memiliki percetakan sendiri, Alkitab dicetak di
  luar negeri. Saat itu angka sirkulasi sudah mencapai 70.000-an
  setiap tahun. Era 1970-an, ketika mereka sudah menggunakan mesin
  cetak sendiri, sirkulasi mencapai 100.000-an eksemplar setiap
  tahunnya. Selanjutnya, sepanjang tahun terus meningkat hingga tahun
  1980-an mencapai 250.000 per tahun. Saat itu kapasitas cetak tidak
  lagi memadai. Namun, berkat jasa para donatur, persoalan mesin cetak
  terjawab. Pada tahun 1996, LAI mencetak hingga 600.000 eksemplar per
  tahun. Bahkan, pada saat krisis ekonomi melanda, permintaan juga
  meningkat hingga mampu mencetak 1;3 juta eksemplar per tahun.

  Belakangan, penurunan terjadi. Persoalan yang dihadapi LAI sekarang
  adalah jumlah produksi Alkitab per tahun di bawah kapasitas produksi
  yang ada. Hal ini menyebabkan inefisiensi, bahkan ke depan bisa
  mengakibatkan kerugian yang besar.

  "Ini menjadi problem kami saat ini. Kalau boleh (mencetak buku-buku
  lain), persoalan mesin cetak yang "under capacity" akan
  terselesaikan," kata Supardan. Mengantisipasi persoalan ini, tahun
  2004, LAI mulai melirik pasar luar negeri. Beberapa perundingan kini
  tengah dilakukan. Inilah harga sebuah misi.

  Diambil dan diedit seperlunya dari:
  Nama situs: Kompas Cyber Media
  Penulis   : WEN/NCA/UMI
  Alamat URL: http://www.kompas.com/kompas-cetak/0312/20/pustaka/755918.htm
______________________________________________________________________
DARI HALAMAN REDAKSI

                        BULETIN DOA OPEN DOORS
                        ======================

  Rindukah Anda berdoa bagi pengikut Kristus di seluruh dunia? Kini
  buletin doa Open Doors hadir bagi setiap Anda yang ingin bersatu
  hati berdoa bagi mereka yang menghadapi tekanan dan penganiayaan
  karena imannya kepada Yesus Kristus. Buletin doa ini hadir ke
  mailbox Anda setiap awal bulan mulai Juli 2007 atas kerja sama
  Yayasan Lembaga SABDA < http://www.sabda.org/ > dengan Yayasan Obor
  Damai Indonesia yang dinaungi oleh organisasi Open Doors
  International < http://www.opendoors.org/ >.

  Untuk berlangganan, silakan kirim e-mail kosong ke alamat:

  ==> subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org

  Apabila Anda rindu mengajak teman atau gereja Anda berdoa, silakan
  daftarkan mereka untuk berlangganan buletin doa ini dengan
  mengirimkan nama dan alamat e-mail mereka ke:

  ==> doa(at)sabda.org

  Dan marilah kita naikkan doa bersama agar Tuhan memberikan kekuatan
  dan perlindungan bagi pengikut Kristus yang sedang melaksanakan
  Amanat Agung di mana pun mereka berada. Selamat berdoa.

                   ALAMAT BARU KONTAK REDAKSI E-BUKU
                   =================================

  Sebagai tindak lanjut pembenahan sistem e-mail pada Yayasan Lembaga
  SABDA (YLSA), kami menginformasikan kepada para pelanggan sekalian
  bahwa alamat kontak staf e-Buku telah beralih dari:

  < staf-buku(at)sabda.org >

  menjadi:

  < buku(at)sabda.org >

  Bagi para pelanggan yang hendak berkorespondensi, mohon menggunakan
  alamat yang baru sebagaimana diumumkan di atas.
______________________________________________________________________

      "Membaca adalah Kewajiban bagi Manusia yang Berbijaksana"
______________________________________________________________________
EDISI SEPTEMBER

                            TOKOH ALKITAB
                            =============

  Ingin mengenal tokoh-tokoh Alkitab? Jangan ketinggalan untuk
  menyimak edisi bulan depan. Anda akan disuguhi resensi buku-buku
  berisi tokoh-tokoh Alkitab. Selain itu, Anda juga bisa menyimak
  sajian kami yang lain. Redaksi juga mengundang Anda untuk
  berpartisipasi mengisi edisi bulan depan dengan cara mengirimkan
  resensi, kesaksian buku yang sudah Anda baca, informasi buku baru
  seputar tokoh Alkitab yang Anda ketahui ke alamat:

  ==>   < buku(at)sabda.org >

  Mari bersama-sama mengobarkan semangat membaca dan berbagi berkat
  melalui buku demi kemuliaan-Nya. Kami tunggu kiriman Anda.
______________________________________________________________________
PENERBIT EDISI INI

  YAYASAN ANDI
  Jl. Beo 38-40, Yogyakarta 55281
  Telp. (0274) 584858
  Faks. (0274) 523160
  E-mail: pbmrandi(at)indosat.net.id
  Alamat URL: http://www.pbmr-andi.com

  PENERBIT GANDUM MAS
  Kotak Pos 46, Malang 65101
  E-mail: infobuku(at)gandummas.com
  Alamat URL: http://www.gandummas.com/

  PT. BPK GUNUNG MULIA
  Jln. Kwitang 22-23 Jakarta 10420
  Telp. (021) 3901208
  Faks. (021) 3901633
  E-mail: bpkgm(at)centrin.net.id
  Alamat URL: http://www.bpkgm.com/

  PENERBIT MOMENTUM
  Andhika Plaza C/5-7
  Jln. Simpang Dukuh 38-40
  Surabaya 60275
  Telp. (031) 5472422
  Faks. (031) 5459275
  E-mail: momentum-cl(at)indo-net.id
  Alamat URL: http://www.momentum.or.id/
______________________________________________________________________
      Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA.
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN.
                       Copyright(c) e-Buku 2007
                  YLSA -- http://www.sabda.org/ylsa/
                      http://katalog.sabda.org/
                    Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                 No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati

             Arsip Publikasi e-Buku bisa dibaca online di:
                http://www.sabda.org/publikasi/e-buku/
                       http://gubuk.sabda.org/
______________________________________________________________________
   Pimpinan Redaksi   : Puji Arya Yanti
   Berlangganan       : subscribe-i-kan-buku(at)hub.xc.org
   Berhenti           : unsubscribe-i-kan-buku(at)hub.xc.org
   Kontak e-Buku      : buku(at)sabda.org
______________________________________________________________________
                  "Sementara itu, sampai aku datang
             bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci,
                 dalam membangun dan dalam mengajar."
                          (1 Timotius 4:13)
             http://sabdaweb.sabda.org/?p=1Timotius+4:13

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org