Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-buku/18

e-Buku edisi 18 (19-4-2007)

Yesus Kristus


________________________________e-BUKU________________________________
                     Berbagi Berkat Melalui Buku
                            18/April/2007
______________________________________________________________________

  Editorial         : Yesus Kristus
  Resensi Buku      : 1. Hikayat Yesus, SAAT
                      2. Penderitaan Yesus Kristus, Momentum
                      3. Kemuliaan Kristus, Momentum
                      4. Merekayasa Yesus, ANDI
                      5. Jalan Kematian, Jalan Kehidupan, BPK Gunung
                         Mulia
  Renungan Paskah   : Untuk Belajar Taat dan Disempurnakan
  Tips Buku         : Mengatasi Masalah-Masalah dalam Membaca Cepat
  Edisi Mei         : Khotbah
  Penerbit Edisi Ini
______________________________________________________________________
EDITORIAL

  Salam kasih,

  Kelahiran dan kematian Yesus tidak menjadi sia-sia ketika Dia
  bangkit mengalahkan maut. Iman percaya kita pun menjadi sempurna
  (1Kor. 15:14). Kelahiran, kematian, kebangkitan sampai kenaikan-Nya
  ke surga menjadi serangkaian peristiwa rencana penyelamatan manusia
  dari dosa. Siapakah Yesus yang rela berkorban di atas kayu salib?

  Lima resensi buku dihadirkan di hadapan Anda. Buku-buku yang bertema
  Yesus Kristus tersebut bisa dijadikan referensi bacaan Anda untuk
  memperdalam pengenalan akan Yesus Kristus. Untuk Belajar Taat dan
  Disempurnakan menjadi renungan bagi Anda pada masa kematian dan
  kebangkitan-Nya kali ini.

                        "SELAMAT PASKAH 2007"

  Pimred e-Buku,
  Puji Arya Yanti


  "Akulah kebangkitan dan hidup; siapa saja yang percaya kepada-Ku,
        ia akan hidup walaupun ia sudah mati." (Yohanes 11:25)
            < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Yohanes+11:25 >
______________________________________________________________________
RESENSI 1

  Penulis    : Dr. Peter Wongso
  Penerbit   : Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT), Malang 1998
  Ukuran     : 14,5 x 21 cm
  Tebal      : 361 halaman

                            HIKAYAT YESUS
                            =============

  Ketika menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, pastilah
  kita ingin mengenal-Nya lebih lagi. Siapakah Dia dan apa saja yang
  Dia lakukan di dunia ini menjadi pertanyaan-pertanyaan yang ingin
  kita ketahui jawabannya.

  Peter Wongso menyajikan hikayat Yesus dalam tiga bagian. Diawali
  dengan membagikan cara menyelidiki dan hasil pengenalannya pada
  keempat Injil mulai dari penulis, tujuan, dan perikop-perikop yang
  terdapat di Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes.

  Hasil penyelidikannya dilanjutkan dengan mengajak kita menelusuri
  hikayat Yesus yang dibagi dalam dua belas bagian dari Pra-eksistensi
  Yesus, Masa Persembunyian Kristus, Permulaan Pelayanan Kristus,
  Kesengsaraan Yesus hingga hal-hal yang terjadi setelah kebangkitan
  Yesus.

  Rangkuman kronologi riwayat Tuhan Yesus sesuai kebenaran keempat
  Injil dalam buku ini akan menolong pembaca untuk mengenal Yesus
  Kristus dengan menyeluruh. Kita juga akan mempelajari prinsip
  praktis sebagai bekal untuk bekerja sama dengan rekan dalam
  pelayanan.

  Kiriman dari: Puji

RESENSI 2

  Judul asli: The Passion Of Jesus Christ
  Penulis   : John Piper
  Penerjemah: Stevy Tilaar
  Penerbit  : Penerbit Momentum, Surabaya 2005
  Ukuran    : 14 x 21 cm
  Tebal     : 115 halaman

                      PENDERITAAN YESUS KRISTUS
                      =========================

  Gambar kepala Yesus yang bermahkota duri pada sampul depan
  mencerminkan buku ini. Buku karya John Piper yang berjudul "The
  Passion Of Jesus Christ" ini patut dijadikan refleksi Paskah Anda
  tahun ini. Sebuah rencana yang tidak dapat terselami secara akal
  manusia perihal rencana Allah akan penderitaan Yesus tersebut.

  Kematian Yesus Kristus juga sempat menjadi isu politik dan isu
  personal pada abad ke-21, bahwa penderitaan Yesus merupakan suatu
  hal yang menakutkan. Akan tetapi, di sisi lain ada anggapan bahwa
  kematian Yesus di kayu salib adalah untuk suatu alasan simpati agama
  saja.

  Lepas dari isu di atas, hal terpenting dari tulisan John Piper ini
  ialah ajakannya bagi setiap orang percaya untuk semakin mengenal
  tujuan Allah yang agung dalam kematian Anak-Nya bagi kita. Ada lima
  puluh alasan kenapa Yesus mati berdasarkan Perjanjian Baru. Beberapa
  tujuan Kristus menderita bagi kita di antaranya adalah untuk membawa
  kita kepada iman dan menjaga kita agar tetap beriman; menjadikan
  kita kudus, tak bercacat, dan sempurna. Sempurna di sini berarti
  bahwa kematian Yesus adalah kunci kita dalam melawan dosa yang
  didasarkan akan jaminan kesempurnaan yang telah kita miliki. Masih
  ada 48 alasan Allah lainnya atas pengorbanan Yesus yang bisa Anda
  ketahui dari buku John Piper ini.

  Sebuah referensi yang bagus dijadikan penuntun bagi Anda untuk
  mendalami anugerah agung dari Allah bagi setiap orang percaya lewat
  pengorbanan Yesus Kristus. Rasakan berkat yang luar biasa yang bisa
  Anda peroleh dari buku John Piper ini. Selamat Paskah.

  Kiriman: Kristina

RESENSI 3

  Judul asli: The Glory of Christ
  Penulis   : John Owen
  Penerjemah: Hendry Ongkowidjojo
  Penerbit  : Penerbit Momentum, Surabaya 1998
  Ukuran    : 14 x 21 cm
  Tebal     : 105 halaman

                          KEMULIAAN KRISTUS
                          =================

  Buku yang ditulis oleh John Owen ini bermaksud menjelaskan
  bagaimana Alkitab menggambarkan kemuliaan Tuhan Yesus. Dalam buku
  ini, beliau menunjukkan betapa kemuliaan Kristus merupakan hal yang
  tidak terpisahkan dari keberadaan diri-Nya. Dengan demikian kalau
  kita mengenal Kristus, kita juga akan mengenal kemuliaan-Nya.

  Melalui halaman demi halaman yang terdapat di buku ini Anda akan
  memperoleh pemaparan mengenai keberadaan-Nya sebagai satu-satunya
  Gambar Allah bagi orang percaya sekaligus Pengantara Allah dengan
  manusia yang dapat kita lihat melalui kerendahan hati-Nya,
  kasih-Nya, ketaatan-Nya, dan kemuliaan-Nya.

  Adanya perbedaan cara pandang kita dalam melihat kemuliaan Kristus
  di masa sekarang dan di masa depan juga dijelaskan dalam tiga bab
  pembahasan di buku ini. Diawali dengan penjelasan bagaimana kita
  melihat Kristus di masa sekarang, yaitu dengan iman, dan melihat
  Kristus di masa yang akan datang, yaitu dengan bertemu muka dengan
  muka. Kita diajak untuk menguji diri kita sendiri untuk melihat
  apakah kita sedang terus berusaha untuk semakin mendekat kepada
  penglihatan yang sempurna akan kemuliaan Kristus di surga kelak.

  Pada bab terakhir buku ini, John Owen menyampaikan kepada kita
  betapa sebagai orang Kristen, kita dapat memperoleh anugerah baru
  yang akan memperbaharui kehidupan rohani kita.

  Kiriman dari: Pipin

RESENSI 4

  Penulis    : Craig A. Evans
  Penerbit   : ANDI, Yogyakarta 2007 (cet. I)
  Ukuran Buku: 16 x 23 cm
  Tebal      : 346 halaman

                           MEREKAYASA YESUS
                           ================

  Di tengah gencarnya upaya para ahli modern untuk membelokkan
  kebenaran tentang Yesus dan Injil, tak sekalipun Injil kehilangan
  taji untuk membungkam setiap pendapat "miring" tentang sosok Yesus.
  Injil Yudas, Injil Maria, dan Injil Thomas yang beredar belakangan
  ini mungkin membuat banyak orang percaya menjadi bingung dan
  meragukan keabsahan Injil dan sosok Yesus yang menjadi tokoh
  sentral. Buku ini memberi satu "pukulan" telak untuk membungkam
  pendapat para ahli yang meyakini bahwa ketiga Injil tersebut layak
  dipercayai.

  Apakah Yesus sungguh-sungguh menikah dengan Maria Magdalena seperti
  didesas-desuskan Dan Brown dalam The Da Vinci Code? Apakah Gulungan
  Laut Mati yang ditemukan baru-baru ini layak kita percayai? Atau,
  jangan-jangan semua ini adalah sebuah konspirasi rapi para ahli
  untuk menciptakan gambaran Yesus yang berbeda dengan yang kita
  percayai selama ini? Sebelum Anda mengambil kesimpulan terlalu dini,
  ada baiknya Anda menelusuri jejak-jejak Yesus yang dipaparkan secara
  cermat dalam buku ini lengkap dengan penjelasan rinci mengenai
  klaim-klaim sepihak tanpa bukti akurat.

  Bahan diambil dan diedit seperlunya dari sumber:
  Situs: Penebit ANDI
  URL  : http://www.pbmr-andi.com/buku-buku/index.php?buku-rohani=Merekayasa%20Yesus&penerbit=&kategori=Penginjilan&p=productsMore&iProduct=470

RESENSI 5

  Penulis    : Pdt. Dr. Eka Darmaputera
  Penerbit   : Gunung Mulia, Jakarta 2006
  Ukuran Buku: 14,5 X 21 cm
  Tebal      : 120 halaman

                   JALAN KEMATIAN, JALAN KEHIDUPAN
                   ===============================

  Buku berjudul "Jalan Kematian, Jalan Kehidupan" ini adalah salah
  satu buku yang patut dibaca setelah kita melewati hari kelahiran
  Yesus Kristus (baca: hari Natal). Pasalnya, di dalam buku bersampul
  biru dan bergambar bukit berwarna keputihan ini, Pdt. Dr. Eka
  Darmaputera (alm.) mengajak kita untuk menghayati makna Paskah dan
  makna kematian Yesus Kristus di kayu salib. Buku yang ditulis Pdt.
  Eka di masa hidupnya ini, sebetulnya merupakan kumpulan khotbahnya
  dalam sebuah buku berjudul "Sapaan Sabda dari Mimbar Gereja". Di
  sampul belakang buku ini, pihak penerbit menulis, "Buku ini memuat
  kumpulan khotbah Eka yang berisi khotbah menjelang Yesus disalibkan.
  Uraiannya yang gamblang, mudah dipahami, dan mengena membuat kita
  seolah-olah turut menyaksikan peristiwa menjelang Yesus disalibkan
  ribuan tahun yang lalu."

  Apa yang dituliskan oleh pihak penerbit tersebut memang tak
  berlebihan. Soalnya, dalam 23 renungan yang ditulis Pdt. Eka di buku
  ini, pembaca diajak merenungkan makna kehadiran Yesus di dunia
  hingga pada kematian dan kebangkitan-Nya. Dalam tulisan pertama yang
  berjudul Mengapa Dia Disalibkan, yang ayat acuannya diambil dari
  Yohanes 19:17-22, ditulis, "Saya bayangkan, kalau saya ada di situ
  pada waktu itu, di jalan antara Yerusalem dan Golgota, di tengah
  kerumunan massa yang menonton Yesus yang tertatih-tatih memikul
  salib, maka bukan saya saja, tetapi juga orang-orang lain, akan
  bertanya-tanya: Mengapa Ia disalibkan? Mengapa Ia mesti disalibkan?
  Orang yang begitu baik, yang cuma ada kelembutan memandang dari
  wajah-Nya, yang cuma ada kebaikan tersimpan dalam hati-Nya, dan yang
  cuma ada welas-asih keluar dari tindakan-Nya, kalau Ia begitu baik,
  mengapa orang sebaik itu disalibkan? (halaman 1). Tapi, di halaman
  4, Pdt. Eka menjawab pertanyaan mengapa dan mengapa tadi.

  Dalam tulisan kesembilan berjudul Jalan Salib, yang ayat acuannya
  diambil dari Yohanes 12:20-28, ada ditulis, "Apa inti yang paling
  pokok dari kekristenan atau menjadi orang Kristen itu? Dalam
  pembacaan kita, Yesus mengemukakan tiga hal. Pertama, menurut Yesus,
  ajaran yang paling pokok dari kekristenan adalah penyangkalan diri.
  Kesediaan untuk mematikan "keakuan" dan pementingan diri sendiri.
  Sesungguhnya, jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan
  mati, ia tetap satu biji saja, tetapi jika ia mati, ia akan
  menghasilkan banyak buah. Menjadi orang Kristen berarti Anda mesti
  bangun, berdiri, bergerak, berjalan, mengikut Yesus. "Barang siapa
  melayani Aku, ia harus mengikut Aku." Di sini salah paham paling
  banyak terjadi. "Bukan kita yang mengikut Yesus, tetapi Yesus yang
  mengikut kita" (halaman 39-41). Buku ini sangat menolong kita guna
  menghayati makna pengorbanan Yesus, jadi patut dibaca.

  Diambil dan diedit seperlunya dari:
  Situs    : BPK Gunung Mulia
  Peresensi: Jonro I. Munthe
  URL      : http://bpkgm.com/eResensi1.asp?id=1007046004
______________________________________________________________________
ARTIKEL BUKU

  Berikut ini merupakan satu di antara lima puluh alasan Kristus
  menderita dan mati yang terdapat di dalam buku yang diresensi kali
  ini, yaitu "Penderitaan Yesus Kristus" yang ditulis oleh John Piper.
  Kiranya menjadi bahan renungan bagi kita dalam memperingati kematian
  dan kebangkitan-Nya. Selamat menyimak.


                 UNTUK BELAJAR TAAT DAN DISEMPURNAKAN
                 ====================================
                 
     Sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa
     yang telah diderita-Nya. (Ibrani 5:81)

     Sebab memang sesuai dengan keadaan Allah - yang bagi-Nya dan
     oleh-Nya segala sesuatu dijadikan - yaitu Allah yang membawa
     banyak orang kepada kemuliaan, juga menyempurnakan Yesus, yang
     memimpin mereka kepada keselamatan, dengan penderitaan.
     (Ibrani 2:10)

  Surat yang mengatakan bahwa Kristus "belajar taat" melalui
  penderitaan, bahwa Dia "[di]sempurnakan" dengan penderitaan, adalah
  surat yang sama yang juga mengatakan bahwa Dia tidak berdosa: "Sama
  dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa" (Ibrani
  4:15).

  Ajaran ini disampaikan secara konsisten di dalam seluruh Alkitab.
  Kristus tidak berdosa. Walaupun Dia adalah Anak Allah, Dia juga
  adalah manusia sejati, yang pernah merasakan segala pencobaan,
  keinginan, dan kelemahan fisik seperti yang kita rasakan. Dia pernah
  merasa lapar (Matius 21:18), merasa marah serta sedih (Markus 3:5),
  dan merasa sakit (Matius 17:12). Tetapi hati-Nya secara sempurna
  mengasihi Allah dan Dia bertindak sesuai dengan kasih tersebut: "Ia
  tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya" (1 Petrus
  2:22).

  Oleh karena itu, ketika Alkitab mengatakan Yesus "belajar menjadi
  taat dari apa yang telah diderita-Nya," ini bukan berarti Dia
  belajar untuk menghentikan ketidaktaatan-Nya. Makna dari ayat ini
  adalah bahwa di dalam setiap pencobaan, Dia belajar dalam praktik --
  dan di dalam kesengsaraan -- apa yang dimaksudkan dengan menaati.
  Ketika Alkitab mengatakan bahwa Dia "[di]sempurnakan ... dengan
  penderitaan," ini bukan berarti Dia secara perlahan-lahan
  menghilangkan kekurangan yang ada pada diri-Nya. Makna ayat ini
  adalah bahwa Dia secara bertahap menggenapi kebenaran dan keadilan
  yang sempurna yang harus dimiliki-Nya agar bisa menyelamatkan kita.

  Itulah yang dikatakan-Nya pada saat Dia dibaptis. Dia tidak perlu
  dibaptis karena Dia tidak berdosa. Tetapi Dia menjelaskan kepada
  Yohanes Pembaptis, "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah
  sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah" (Matius 3:15).

  Maksudnya adalah jika Anak Allah bergerak dari inkarnasi kepada
  salib tanpa menjalani kehidupan yang penuh pencobaan dan
  kesengsaraan untuk menguji kebenaran dan kasih-Nya, Dia bukanlah
  Juru Selamat yang sesuai bagi manusia. Penderitaan-Nya bukan hanya
  karena menanggung murka Allah. Penderitaan-Nya juga menggenapkan
  kemanusiaan-Nya dan menjadikan Dia layak memanggil kita sebagai
  saudara (Ibrani 2:17).

  Bahan diambil dan diedit seperlunya dari:
  Judul buku: Penderitaan Yesus Kristus
  Judul asli: The Passion of Jesus Christ
  Penulis   : John Piper
  Halaman   : 14 -- 15
______________________________________________________________________
TIPS BUKU

            MENGATASI MASALAH-MASALAH DALAM MEMBACA CEPAT
            =============================================
               Dirangkum oleh: Christiana Ratri Yuliani

  Metode membaca cepat memberi banyak keuntungan bagi setiap orang.
  Dengan membaca cepat kita bisa mengetahui seluruh isi buku dalam
  waktu yang singkat. Hal ini sangat menguntungkan bagi kita yang
  memerlukan banyak informasi, namun tidak memiliki waktu yang banyak
  untuk membaca.

  Untuk bisa membaca cepat, ada teknik-teknik khusus yang harus
  dikuasai. Memang tidak semua orang akan langsung mahir untuk membaca
  cepat. Keterampilan ini membutuhkan latihan yang mungkin bisa sampai
  berulang-ulang agar seseorang dapat menguasai teknik-teknik yang
  tepat dalam membaca cepat. Latihan-latihan ini dipandang penting
  untuk dilakukan karena biasanya seseorang yang baru pertama kali
  belajar membaca cepat akan menemui beberapa masalah yang bisa
  menjadi penghambat dalam membaca cepat.

  Kebiasaan-kebiasaan yang dimiliki seseorang dalam membaca pun secara
  tidak sadar bisa menjadi penghambat untuk bisa membaca dengan cepat.
  Kebiasaan-kebiasaan yang biasanya sudah dimiliki selama
  bertahun-tahun ini di antaranya:
  1. vokalisasi atau bergumam ketika membaca, 2. membaca dengan menggerakkan bibir namun tidak bersuara
     (komat-kamit);
  3. kepala yang bergerak searah dengan arah tulisan yang dibaca, 4. jari-jari tangan yang selalu menunjuk tulisan yang dibaca, 5. gerakan mata yang selalu kembali ke kata-kata sebelumnya atau
     mengulang membaca kalimat dari depan, 6. membaca di dalam hati.

  Kebiasaan-kebiasaan ini menjadi penghambat karena kecepatan membaca,
  melakukan gerakan, dan bersuara tidaklah sama. Melakukan suatu
  gerakan maupun bersuara pada waktu membaca membutuhkan waktu yang
  lebih banyak daripada membaca tulisan. Demikian pula dengan membaca
  dalam hati. Dengan membaca dalam hati, kita cenderung memerhatikan
  pelafalan, bukan makna yang terkandung dalam bacaan tersebut.

  Untuk mengatasi masalah-masalah ini, usahakan untuk mencegah bibir,
  jari-jari tangan, dan kepala untuk bergerak pada saat membaca. Cara
  pencegahannya bisa dengan mengatupkan bibir, memasukkan tangan ke
  dalam saku atau memegangi kepala pada waktu membaca. Sedangkan untuk
  menghindari supaya tidak bersuara pada waktu membaca adalah dengan
  merasakan getaran suara di leher. Dengan meletakkan tangan di leher,
  akan diketahui apakah kita bersuara atau tidak. Membaca dalam hati
  memang tidak bisa dicegah, tetapi usahakan supaya tidak memerhatikan
  pelafalannya.

  Selain masalah-masalah yang tersebut di atas, ada beberapa masalah
  lain yang berkaitan dengan materi bacaan yang kita baca, misalnya:

  1. kepadatan dan beragamnya informasi yang disajikan oleh bacaan,
     misalnya seperti yang terdapat pada koran dan majalah, 2. bentuk kalimat yang formal, kaku, dan bahasa yang susah dipahami
     serta berbelit-belit, misalnya seperti dalam korespondensi,
     perundang-undangan, 3. baik buruknya tulisan, jika ditulis tangan, 4. format, susunan kalimat yang tidak baik dan jumlah halaman yang
     banyak, misalnya seperti dalam laporan-laporan, 5. faktor teknis, jika dalam e-mail dan teleteks, 6. terlalu panjang dan detail, misalnya dalam perincian dan laporan
     keuangan yang sebagian besar berupa angka.

  Meskipun ada banyak masalah yang bisa menjadi penghambat dalam
  belajar membaca cepat, tidak berarti tidak ada jalan keluarnya.
  Berikut ini ada beberapa langkah yang bisa digunakan untuk membantu
  mengatasi masalah-masalah dalam membaca cepat.

  1. Miliki kosakata yang luas
     Jika saat ini Anda masih memiliki kosakata yang terbatas, ada
     cara-cara yang bisa ditempuh untuk mengatasinya, yaitu dengan
     menyiapkan catatan kata-kata baru yang belum Anda ketahui.
     Setelah itu, carilah artinya di dalam kamus. Perbendaharaan kata
     yang banyak sangat membantu dalam memahami suatu bacaan.

  2. Sikap tubuh
     Membaca cepat memang memerlukan konsentrasi yang tinggi. Tidak
     jarang pembaca justru berada dalam posisi tegang. Kondisi yang
     seperti ini justru menjadi penghambat. Untuk itu, ambilah posisi
     santai saat membaca.

  3. Membaca sepintas lalu
     Dengan membaca sepintas lalu, Anda bisa mengantisipasi hal-hal
     yang mungkin akan terjadi.

  4. Konsentrasi
     Konsentrasi yang penuh menghindarkan Anda dari melamun atau
     pikiran yang melayang-layang. Kesulitan dalam berkonsentrasi
     menunjukkan kecepatan membaca yang rendah. Untuk itu, usahakan
     agar selalu berkonsentrasi ketika membaca cepat.

  5. Retensi/mengingat kembali informasi dari bacaaan
     Mengingat kembali informasi yang baru saja Anda baca bisa
     dilakukan dengan beberapa cara, misalnya dengan menjawab
     pertanyaan-pertanyaan, diskusi, maupun menulis kembali informasi
     yang sudah diterima.

  6. Tujuan dari membaca itu sendiri
     Dengan menentukan tujuan dari membaca, Anda akan mengetahui
     apakah bacaan tersebut sesuai dengan kebutuhan Anda atau seperti
     yang Anda inginkan.

  7. Motivasi
     Motivasi yang jelas dalam membaca akan memengaruhi tingkat
     pemahaman bacaan. Jika Anda sudah memiliki motivasi yang jelas
     dalam membaca suatu bacaan, Anda akan lebih mudah menyerap
     informasi dalam bacaan tersebut. Untuk itu, tumbuhkanlah motivasi
     dalam membaca.

  Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa membaca cepat sangat
  efektif dilakukan. Dengan membaca cepat kita bisa mengetahui seluruh
  isi buku tanpa harus menghabiskan waktu berjam-jam atau bahkan
  berhari-hari untuk bisa membaca seluruh isi buku. Kendala dalam
  membaca cepat sangat mungkin terjadi sehingga kita memerlukan waktu
  dan latihan-latihan supaya kita bisa menguasai teknik membaca cepat.
  Selain itu konsentrasi, motivasi dan tujuan membaca sangat mendukung
  untuk bisa mahir dalam membaca cepat.

  Sumber:
  Soedarso. 2005. "Speed Reading, Sistem Membaca Cepat dan Efektif".
    Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  Wainwright, Gordon. 2006. "Speed Reading Better Recalling". Jakarta:
    Gramedia Pustaka Utama.
______________________________________________________________________

                  "Try Not To Become A Man Of Succes
               But Rather Try To Become A Man Of Value"
                          (Albert Einstein)
______________________________________________________________________
EDISI MEI

                               KHOTBAH

  Menjadi seorang pengkhotbah tidaklah mudah. Apakah yang perlu
  diperhatikan dan diperlukan agar khotbah bisa disampaikan dengan
  benar dan menarik bagi pendengarnya? Edisi e-Buku akan hadir di
  hadapan Anda dengan tema "Khotbah". Silakan ikut berpartisipasi
  mengisi edisi bulan depan dengan cara mengirimkan resensi, kesaksian
  buku yang sudah Anda baca, informasi buku baru seputar Khotbah yang
  Anda ketahui ke alamat:

  ==>   < staf-buku(at)sabda.org >

  Mari membudayakan membaca!
______________________________________________________________________
PENERBIT EDISI INI

  Penerbit Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT)
  Jln. Arief Margono 18 (Box 74)
  Malang 65117 Indonesia
  Telp. (0341) 366025, 325056
  Faks. (0341) 323941
  E-mail: SAAT(at)indo.net.id

  PENERBIT MOMENTUM
  Andhika Plaza C/5-7
  Jln. Simpang Dukuh 38-40
  Surabaya 60275
  Telp. 031-5472422
  Faks. 031-5459275
  E-mail: momentum-cl(at)indo-net.id

  PENERBIT ANDI
  Jln. Beo 38-40 Yogyakarta 55281
  Telp. (0274) 55281
  E-mail: pemasaran(at)andipublisher.com
  URL: http://www.andipublisher.com/
       http://www.pbmr-andi.com/

  PT. BPK GUNUNG MULIA
  Jln. Kwitang 22-23 Jakarta 10420
  Telp. (021) 3901208
  Faks. (021) 3901633
  E-mail: bpkgm(at)centrin.net.id
  URL: http://www.bpkgm.com/
______________________________________________________________________
      Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA.
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN.
                       Copyright(c) e-Buku 2007
                  YLSA -- http://www.sabda.org/ylsa/
                      http://katalog.sabda.org/
                    Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                 No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati

             Arsip Publikasi e-Buku bisa dibaca online di:
                http://www.sabda.org/publikasi/e-buku/
                       http://gubuk.sabda.org/
______________________________________________________________________
   Pimpinan Redaksi   : Puji Arya Yanti
   Berlangganan       : subscribe-i-kan-buku(at)hub.xc.org
   Berhenti           : unsubscribe-i-kan-buku(at)hub.xc.org
   Kontak e-Buku      : staf-buku(at)sabda.org
______________________________________________________________________
                  "Sementara itu, sampai aku datang
             bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci,
                 dalam membangun dan dalam mengajar."
                          (1 Timotius 4:13)
             http://sabdaweb.sabda.org/?p=1Timotius+4:13

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org