Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/702

e-BinaAnak edisi 702 (15-4-2015)

Memuridkan Anak dengan Firman Tuhan (II)


e-BinaAnak -- Memuridkan Anak dengan Firman Tuhan (II)
Edisi 702/April/II/2015

Salam sukacita,

Sebagai pelayan anak, ingatlah selalu bahwa sebelum kita menjadi murid 
Kristus, kita sudah melalui tahap-tahap penting dalam hidup kerohanian 
kita. Kita pernah mengalami masa-masa ketika kita belum mengenal Allah 
sampai diselamatkan oleh Allah, dan kita semakin mengenal-Nya dari 
hari ke hari melalui firman Tuhan. Kita percaya bahwa Yesus adalah 
Tuhan dan Juru Selamat hidup kita. Apakah hal itu hanya akan berhenti 
pada tahap itu? Tidak. Sebagai murid Kristus, kita harus memberitakan 
anugerah indah ini kepada orang-orang yang belum diselamatkan dan kita 
harus dengan sukacita memuridkan mereka.

Edisi e-BinaAnak kali ini akan menolong kita semua bagaimana kita 
memuridkan anak-anak layan kita. Apa saja yang harus kita 
lakukan/terapkan kepada mereka? Silakan membaca, merenungkan, dan 
menerapkan sajian e-BinaAnak edisi ini dengan sukacita. Tuhan Yesus 
memberkati.

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi T.
< http://pepak.sabda.org/>


"Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; 
domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan 
suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala." 
(Yohanes 10:16)


     TIP 1: CARA MEMURIDKAN ANAK-ANAK ANDA DENGAN MEMBACA ALKITAB

1. Bacakan kepada mereka dari Alkitab ketika mereka masih kecil. 
   Mengenang kembali Daud dan Goliat, Nuh dan Bahtera, Yesus dan Anak-
   Anak Kecil, Yosua dan Yerikho; berbagilah cerita-cerita Alkitab 
   tersebut dengan mereka, dan mereka akan belajar untuk mencintai 
   mendengar firman Allah.

   - Gunakan stiker dan/atau buku-buku berwarna, grafik flanel, 
     membuat kue, dll. untuk mendorong minat dan ingatan mereka. (Bisa 
     juga dengan mendengarkan Alkitab audio drama, menonton film 
     Yesus, menyaksikan animasi-animasi rohani cerita Alkitab, dan 
     sebagainya yang sesuai dengan dunia generasi digital saat ini. -
     Red.)

2. Setiap hari, milikilah waktu saat teduh sebagai keluarga. 
   Mengumpulkan semua orang untuk bersama-sama membaca firman Allah, 
   belajar, dan mendiskusikan ajaran-ajaran-Nya akan mendekatkan 
   keluarga Anda dan membuat masing-masing anggota keluarga Anda 
   bertumbuh dalam perjalanan rohani bersama Tuhan.

   - Terapkan dalam keluarga Anda waktu untuk belajar Alkitab. 
     Pilihlah pelajaran Alkitab berdasarkan pada apa yang Anda ketahui 
     tentang kebutuhan keluarga Anda untuk dilakukan, pilihlah sebuah 
     kitab dari Alkitab untuk dibaca bersama-sama sebagai sebuah 
     keluarga.

3. Ajarlah anak Anda untuk memiliki waktu teduh pribadi. Jika kita 
   tidak melatih mereka untuk membaca firman Allah sendiri terpisah 
   dari waktu perenungan keluarga, mereka cenderung untuk tidak 
   melakukannya sendiri ketika dewasa. (Sebagai pendamping untuk waktu 
   teduh pribadi, dalam gawai/gadget Android Anda atau anak Anda, 
   silakan install aplikasi e-Renungan Harian Pagi, Siang, dan Malam. 
   Anda dapat mengunduhnya melalui < http://android.sabda.org >. -
   Red.]

   - Carilah renungan anak yang akan melibatkan mereka untuk membaca 
     Alkitab dan menemukan jawaban sendiri. Memiliki sesi/bagian 
     pertanyaan adalah penting bagi mereka untuk belajar menggali 
     firman Allah sebagai jawaban-jawabannya. Mereka akan memerlukan 
     kemampuan ini sepanjang hidup ketika mereka memerlukan jawaban 
     untuk pertanyaan-pertanyaan yang lebih besar.

4. Izinkan mereka untuk membawa sebuah Alkitab ke gereja. Saya tahu 
   bahwa akan sulit bagi anak-anak untuk mengikuti khotbah pendeta, 
   sehingga dengan membiarkan anak-anak kita membawa Alkitab, kita 
   memberikan kesempatan kepada mereka untuk membaca firman Allah 
   daripada hanya membiarkan mereka menggeliat atau mengalihkan 
   perhatian orang-orang di sekitar mereka.

   - Anda harus menentukan pada usia berapa Anda mengharuskan anak-
     anak Anda membuka Alkitabnya ketika pendeta sedang mengajar. 
     Putra saya berusia 10 tahun dan hal itu diperlukan pada usianya 
     saat ini, sementara putri saya yang berusia 8 tahun dapat membaca 
     Alkitabnya dalam waktu lama selama dia tenang. (Jika anak Anda 
     memiliki gagdet sendiri, pastikan sudah tersedia aplikasi Alkitab 
     di dalamnya sehingga ia juga bisa membaca Alkitab melalui 
     gadgetnya. - Red.)

5. Jadilah teladan. Jagalah waktu perenungan pribadi Anda agar dapat 
   dilihat oleh anak-anak Anda. Mintalah mereka untuk menghargai waktu 
   teduh Anda bersama Allah. Hal ini akan mengajarkan kepada mereka 
   pentingnya perenungan pribadi.

   - Ingatlah bahwa anak kita belajar paling banyak dari teladan-
     teladan yang kita berikan. Hanya dengan melihat apa yang kita 
     lakukan dalam kehidupan pribadi kita dengan Alkitab akan sangat 
     mengajarkan kepada mereka apa yang seharusnya mereka lakukan. 
     Teladan kita harus mengarahkan mereka kepada Kristus dan kepada 
     figur yang kita harapkan ketika mereka dewasa.

Tidak ada kata terlambat untuk membuat perubahan-perubahan dalam waktu 
perenungan pribadi dan keluarga Anda. Masuklah ke dalam firman Allah, 
baik sendiri maupun secara bersama-sama tahun ini, lihatlah hal-hal 
menakjubkan yang akan Allah lakukan dalam keluarga Anda! Saya berdoa 
untuk Anda! (t/Santi T.)

Diterjemahkan dari:
Nama situs: Beautiful Ashes
Alamat URL: http://www.mistyleask.com/bible/
Judul asli artikel: How to Disciple Our Kids by Reading the Bible
Penulis artikel: Misty Leaks
Tanggal akses: 9 April 2015


          TIP 2: BELAJAR BAGAIMANA MEMURIDKAN ANAK-ANAK KITA

Bagaimana rasanya memuridkan anak-anak saya?

Itu merupakan pertanyaan umum yang ditanyakan oleh kebanyakan dari 
kita kepada diri sendiri sebagai orang tua. Mungkin Anda baru saja 
memahami arti penting memuridkan anak-anak Anda. Atau, mungkin Anda 
telah mengetahui hal itu sebagai tanggung jawab utama Anda semenjak 
lama. Pertanyaan tersebut sering kali dapat menjadi gerutuan dalam 
hati kita. Apakah yang kita lakukan telah cukup? Bagaimana kita dapat 
yakin bahwa kita benar-benar telah memuridkan anak-anak kita? Kita 
dapat menemukan pandangan-pandangan mengenai memuridkan anak-anak 
kita, baik dari kitab Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Dalam 
kitab Perjanjian Lama, kita menerima arahan yang spesifik dari Musa 
kepada para orang tua. Dalam kitab Perjanjian Baru, kita belajar 
mengenai pemuridan dari contoh yang diberikan Kristus.

Pemuridan dalam Perjanjian Lama

Dalam Ulangan 6, Musa menyampaikan ucapan perpisahannya kepada orang-
orang yang dikasihinya, dan secara khusus ia berbicara kepada para 
orang tua di dalam kelompok tersebut. Dari semua hal penting yang 
diinginkannya untuk mereka ingat, Ulangan 6:5-7, menjadi kesimpulan 
dari bagaimana memuridkan anak-anak.

1. "Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap 
   jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu." Ulangan 6:5 dimulai dengan 
   hati Anda sendiri. Agar Anda dapat memuridkan anak-anak Anda, Anda 
   harus mengasihi Allah terlebih dahulu.

2. "haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu 
   ...." Ulangan 6:7 menyatakan kepada kita untuk membicarakan tentang 
   Allah dan firman-Nya kepada anak-anak kita ketika kita sedang duduk 
   di rumah, ketika kita sedang bepergian, ketika kita sedang 
   berbaring di tempat tidur, dan ketika kita bangun. Singkatnya, Anda 
   harus membicarakan tentang Allah kepada anak-anak Anda sepanjang 
   waktu.

Pemuridan dalam Perjanjian Baru

Hal ini mengarah kepada teladan yang diberikan oleh Kristus di dalam 
Perjanjian Baru. Ia memilih dua belas murid, para pria yang bersama 
mereka Ia menjalani kehidupan-Nya dan dicurahkan menjadi murid-murid 
yang pertama. Apa yang dapat kita pelajari dari contoh ini? Seperti 
yang telah kita pelajari dari Musa, kita sering kali melihat Yesus 
berbicara di dalam Injil kepada murid-murid-Nya dan mengajarkan firman 
Tuhan kepada mereka. Berikut adalah ayat yang secara khusus 
menunjukkan hal tersebut.

Markus 4:34, "dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada 
mereka, tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu 
secara tersendiri."

Lukas 24:27, " Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis 
tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan 
segala kitab nabi-nabi."

Proses pemuridan dari anak-anak benar-benar membutuhkan kasih kepada 
Allah dengan sepenuh hati Anda, dan berbicara tentang firman-Nya 
kepada mereka. Ceritakan kepada mereka bagaimana dampak firman Allah 
terhadap Anda, ajarkan kepada mereka apa yang telah Anda pelajari dari 
waktu-waktu saat teduh Anda. Berbicaralah kepada mereka sebelum tidur, 
ketika mereka bangun, ketika Anda berada di rumah, dan ketika Anda 
sedang bepergian. Jika Anda memiliki kesulitan untuk memulai 
pembicaraan tersebut, saya telah menemukan sumber yang baik yang dapat 
menolong Anda untuk melakukan aliran pembicaraan yang kreatif. Hal 
tersebut dapat ditemukan dalam: http://d6family.com/splink/. Arahkan 
ke tombol, masukkan alamat email Anda, dan setiap minggu Anda akan 
menerima tiga awalan pembicaraan yang baik untuk menolong Anda dalam 
proses memuridkan anak-anak Anda. Sadarilah bahwa Allah yang telah 
memanggil Anda untuk melakukannya, juga akan menolong Anda untuk 
menyelesaikannya. (t/N. Risanti)

Diterjemahkan dari:
Nama situs: Grace Church
Alamat URL: http://graceinracine.com/2014/02/how-to-disciple-our-kids/
Judul asli artikel: Learning How to Disciple our Kids
Penulis artikel: Pastor Isaac Miller
Tanggal akses: 9 April 2015


             BAHAN MENGAJAR: GEMBALA DAN DOMBA-DOMBA-NYA

Tujuan:
Mengingatkan kita bahwa gembala yang baik mengenal domba-domba-Nya. 
Seperti halnya Tuhan Yesus, Gembala kita yang baik, mengenal kita, 
domba-domba-Nya (Yohanes 10:14).

Persiapan:
1. Sebuah sapu tangan.
2. Para pesertanya adalah anak-anak, remaja, atau pemuda.
3. Jumlah peserta tidak terbatas.
4. Permainan dapat diadakan di dalam atau di luar ruangan.
5. Seorang dari antara peserta ditunjuk sebagai pemimpin permainan.

Cara bermain:

1. Seseorang dari antara peserta dipilih (atau siapa saja yang rela) 
   untuk menjadi gembala, dan kemudian diminta maju ke depan.

2. Lalu, matanya ditutup dengan sapu tangan.

3. Semua peserta yang lain diumpamakan dengan domba, dan mereka 
   berjongkok di tempat yang berbeda-beda, tetapi jangan terlalu 
   berjauhan.

4. Pada waktu pemimpin permainan memberi aba-aba kepada gembala untuk 
   mencari domba-dombanya, ia harus meraba-raba setiap domba.

5. Domba yang tersentuh harus mengembik, tetapi suaranya boleh dibuat-
   buat sehingga gembala tidak dapat menebak suaranya.

6. Tugas seorang gembala ialah berusaha mengenali suara itu.

7. Bila ia tidak dapat menyebutkan nama domba tersebut, ia harus 
   mencari lagi domba-domba yang lain sampai ia dapat menyebutkan 
   dengan benar nama domba yang disentuhnya.

8. Orang yang berhasil disebutkan namanya, harus menjadi gembala untuk 
   menggantikannya.

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama situs: Bina Iman Anak
Alamat URL: http://www.binaimananak.com/games-kelas-detail.php?id=1
Penulis artikel: Tidak dicantumkan
Tanggal akses: 9 Maret 2015


               MUTIARA GURU: MENGAJARKAN BERULANG-ULANG

Suatu kali, seorang guru Sekolah Minggu menegur Kevin, murid yang 
dikenal badung dan suka berbuat iseng di kelasnya. "Kevin, tidak boleh 
begitu! Tuhan Yesus tidak suka kalau Kevin begitu." Dengan enteng, 
Kevin menjawab, "Ah biarin, nanti Tuhan Yesusnya saya `smack down`." 
Mendengar pernyataan muridnya tersebut, sang guru mendekat dan 
menasihatinya.

Memang perlu diakui bahwa anak-anak lebih mudah mengikuti teladan 
tokoh atau acara tertentu di televisi dibandingkan cerita Alkitab, 
bahkan Tuhan Yesus sendiri. Mengapa? Karena Tuhan Yesus tidak 
terlihat, sedangkan televisi lebih nyata. Ini wajar karena salah satu 
pintu belajar seorang anak adalah penglihatan. Jadi, bagaimana caranya 
agar anak tersebut dapat belajar tentang Allah secara nyata? Orang 
tualah jawabannya. Orang tua harus mewujudkan dan menunjukkan contoh 
penerapan dari pengajaran mengenai Allah, dalam kehidupan sehari-hari. 
Dalam sebuah bukunya, Cornelius Plantinga Jr. mengatakan bahwa anak 
akan belajar mengenai Allah justru waktu ia melihat orang tuanya 
berdoa, menyebut nama Allah, menghindari dosa, dan memprioritaskan 
Allah dalam hidupnya.

Kondisi zaman dan kemajuan teknologi memang dapat memberi pengaruh 
yang positif, tetapi sekaligus mendatangkan peringatan bagi orang tua 
kristiani. Setiap orang tua harus sungguh-sungguh mencondongkan hati 
kepada Allah dan hidup takut akan Allah. Supaya pengajaran mengenai 
Allah dapat ditangkap sepenuhnya oleh anak-anak ketika mereka melihat 
langsung cara hidup orang tuanya. Itulah artinya mengajarkan tentang 
Allah secara berulang-ulang kepada anak-anak.

Diambil dan disunting dari:
Nama situs: SABDA.org
Alamat URL: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2010/10/24
Penulis: RY
Tanggal akses: 20 Februari 2015


STOP PRESS: MARI BERGABUNG DI KELAS PENULIS KRISTEN YANG BERTANGGUNG 
                               JAWAB!

Pelayanan literatur merupakan salah satu bidang pelayanan yang paling 
strategis untuk menyebarkan Injil Kristus. Seseorang yang terpanggil 
untuk melayani dalam bidang literatur perlu mengasah kemampuan 
menulisnya karena kemampuan tersebut tidak diperoleh secara instan. 
Diperlukan tekad, ketekunan, dan semangat untuk berlatih sehingga 
dapat menghasilkan karya terbaik untuk kemuliaan Kristus.

Berkaitan dengan pelayanan menulis, PESTA akan membuka kelas untuk 
mempersiapkan  "Penulis Kristen yang Bertanggung Jawab" (PKB). Dalam 
kelas ini, peserta akan bersama-sama belajar tentang teknik dasar 
menulis yang baik sehingga tulisan yang dihasilkan memiliki visi ilahi 
dan menjadi berkat bagi banyak orang.

Anda tertarik? Kami mengundang Anda untuk  mengikuti kelas PKB ini. 
Gratis! Silakan daftarkan diri Anda ke admin  PESTA < kusuma(at)in-
christ.net >.


Kontak: binaanak(at)sabda.org
Redaksi: Davida, Santi T., dan Elly
Berlangganan: subscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2015 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org