Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/701

e-BinaAnak edisi 701 (8-4-2015)

Memuridkan Anak dengan Firman Tuhan (I)

e-BinaAnak -- Memuridkan Anak dengan Firman Tuhan (I)
Edisi 701/April/I/2015

Salam sukacita,

"Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, 
maka kamupun wajib saling membasuh kakimu." (Yohanes 13:14) Ayat ini 
mengingatkan kita akan sikap rendah hati yang Yesus ajarkan kepada 
para murid-Nya. Yesus, yang adalah Tuhan dan Guru bagi murid-murid-
Nya, dengan penuh kerelaan membasuh kaki mereka. Yesus memberikan 
teladan yang mulia kepada para murid-Nya, dan Ia memerintahkan supaya 
para murid-Nya melakukan hal yang sama. Sebagai pelayan anak, kita 
juga harus melakukan firman Tuhan terlebih dahulu supaya kita memberi 
teladan bagi anak-anak yang kita layani; sama seperti Kristus 
menghendaki para murid-Nya melakukan hal yang sama seperti yang Ia 
lakukan.

Dalam edisi e-BinaAnak bulan ini, kami menyajikan bahan-bahan mengenai 
memuridkan anak dengan firman Tuhan. Kiranya sajian kami ini semakin 
mendorong kita untuk semakin mengasihi dan melakukan firman Tuhan 
sehingga kita menghidupi firman-Nya dan mengajarkannya kepada mereka. 
Selamat membaca, Tuhan Yesus memberkati.

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi T.
< http://pepak.sabda.org/>


"... dan bagaimana sejak kecil kamu sudah mengenal kitab-kitab suci 
yang sanggup memberimu kebijaksanaan yang menuntun kepada keselamatan 
melalui iman di dalam Yesus Kristus." (2 Timotius 3:15, AYT Draft)


             ARTIKEL: MEMURIDKAN ANAK DENGAN FIRMAN TUHAN
                        Ditulis oleh: Santi T.

Kapan kita harus mengenal Allah? Apakah ketika kita sudah mulai 
beranjak dewasa? Mengenal Allah adalah suatu proses, dan itu akan 
berlangsung selama kita hidup. Namun, alangkah lebih baik apabila 
sejak dini, kita sudah mengenal Allah, baik melalui orang tua maupun 
orang-orang yang dekat dengan kita. Untuk itu, sebagai orang tua atau 
pelayan anak, kita mempunyai tanggung jawab untuk mengenalkan anak-
anak kepada Allah dan memuridkan mereka. Mengapa kita harus 
mengenalkan anak-anak kepada Allah?

1. Setiap manusia adalah orang berdosa.

Setiap manusia memiliki kecenderungan untuk berbuat dosa. Hal ini 
dikarenakan natur manusia yang dulunya suci, sudah menjadi tercemar 
oleh dosa sejak Adam dan Hawa tidak taat kepada Allah. Anak-anak pun 
memiliki kecenderungan untuk berbuat dosa, misalnya berdusta, 
memberontak, tidak taat, dll.. Ketika anak berbuat dosa, mereka akan 
merasa tidak tenang dan takut dihukum.

Dalam perumpamaan tentang domba yang hilang, Yesus menekankan 
pentingnya jiwa seseorang untuk diselamatkan. Dalam perumpamaan ini, 
Yesus mengatakan bahwa jika seseorang mempunyai seratus domba, dan 
seekor di antaranya tersesat, ia harus bisa menemukan yang seekor itu. 
Orang itu akan lebih berbahagia jika seekor dombanya yang tersesat 
tersebut ditemukan. Demikian juga Bapa yang di surga, Ia sangat 
menghendaki supaya tidak seorang anak pun hilang (Matius 18:13-14). 
Jadi, mengenalkan anak-anak kepada Allah sangatlah penting karena 
mereka memerlukan Juru Selamat. Juru Selamat sejati yang akan 
membebaskan mereka dari belenggu dosa. Anak-anak memerlukan Allah 
dalam hidup mereka.

2. Anak adalah pribadi yang siap membuka hati.

Jika kita sebagai orang tua atau pelayan anak menganggap rendah 
kerohanian anak, kita sudah salah di hadapan Allah. Dalam Markus 10:15 
dikatakan bahwa barangsiapa yang tidak menyambut Kerajaan Allah 
seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya. Mengapa 
Yesus mengatakan hal ini? Seorang anak kecil tidak akan banyak 
memberontak ketika firman Tuhan disampaikan kepadanya. Anak kecil 
cenderung mendengarkan dan menerima dengan mudah apa yang didengarnya 
karena ia selalu membuka hatinya. Anak kecil juga cenderung bergantung 
kepada orang dewasa sehingga ia tidak mengandalkan dirinya sendiri. 
Begitu pula ketika ia mengenal dan mengetahui tentang Allah, maka ia 
akan dengan lebih mudah bergantung kepada Tuhan. Anak lebih siap 
menyambut Kerajaan Allah.

3. Anak harus memiliki jalan hidup yang selaras dengan firman Tuhan.

Seorang anak yang sejak dini sudah mengenal Allah, maka kelak ketika 
ia sudah dewasa, hidupnya akan selaras dengan firman Tuhan. Dalam 
Amsal 22:6 dikatakan, "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut 
baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada 
jalan itu." Jadi, kita sebagai orang tua jangan takut/cemas dengan 
kehidupan anak-anak kita kelak. Jika kita sudah mengajarkan firman 
Tuhan kepada anak-anak secara berulang-ulang (Ulangan 6:6-7), 
percayalah bahwa firman Tuhan itu tidak akan pernah sia-sia. Anak akan 
hidup di dalam terang firman Tuhan dan firman itu akan menuntun 
langkah hidupnya.

Pentingnya mengenalkan anak-anak kepada Allah menjadi tanggung jawab 
dan tantangan bagi setiap orang tua. Anak adalah anugerah dari Allah 
bagi setiap orang tua, dan orang tua harus mendidik mereka sesuai 
dengan kebenaran firman Tuhan sehingga anak-anak akan memiliki bekal 
hidup yang kekal untuk menjalani hari-hari mereka di kemudian hari. 
Dalam melakukan panggilan ini, orang tua memiliki tantangan. Apa 
tantangannya? Orang tua tidak hanya menceritakan, tetapi mereka harus 
bisa menjadi teladan yang selaras dengan firman Tuhan. Orang tua pun 
harus menghidupi firman Tuhan dan karakter Kristus di dalam dirinya 
supaya anak-anak bisa melihat terang kasih Kristus melalui mereka.

Mengenalkan Allah: Memuridkan Anak

Mengenalkan anak-anak kepada Allah bukanlah hal yang mudah. 
Mengenalkan anak-anak kepada Allah tidak hanya sebatas menceritakan 
tentang perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib kepada umat-Nya, tetapi 
menceritakan kepada mereka satu rangkaian karya besar dan agung yang 
telah Allah lakukan dalam hidup kita -- kelahiran, kehidupan, 
kematian, dan kebangkitan Kristus. Rangkaian karya besar Allah ini 
bukan hanya sebagai cerita rohani yang harus dihafalkan oleh anak, 
melainkan sebagai sumber "hidup" bagi mereka untuk belajar kasih, 
ketaatan, pelayanan, karakter, dan pengorbanan. Semuanya ini ada di 
dalam firman Tuhan. Jadi, melalui firman Tuhan, kita bisa memuridkan 
anak-anak untuk menjadi murid Kristus yang sejati. Kehidupan yang 
selaras dengan Kristus hanya bisa dibentuk dengan cara memuridkan 
anak-anak dengan firman Tuhan. Bagaimana cara melakukannya?

1. Mulailah dengan berdoa.

Mintalah kepada Tuhan agar Roh Kudus memimpin anak-anak untuk memahami 
firman-Nya.

2. Membaca dan merenungkan firman Tuhan (setiap hari).

Miliki komitmen untuk disiplin membaca dan merenungkan firman Tuhan. 
Orang tua bisa menolong anak dalam memberikan alternatif waktu yang 
sesuai untuk melakukan aktivitas ini.

3. Memahami dan belajar firman Tuhan.

Bantulah anak untuk melihat hal-hal yang muncul dalam firman Tuhan, 
baik melalui pemakaian kata, situasi saat itu, tokoh, ekspresi tokoh, 
perkataan, dll., lalu mintalah anak untuk mengungkapkan apa yang 
mereka pelajari dari hal-hal tersebut.

4. Melakukan firman Tuhan.

Bimbinglah anak-anak untuk melakukan pelajaran dari firman Tuhan yang 
sudah mereka dapatkan. Ingatkan mereka jika mereka lalai untuk 
menerapkan firman Tuhan dalam kehidupan mereka sehari-hari, misalnya 
menghormati orang tua, tidak berdusta, mengerjakan tugas dengan 
sungguh-sungguh, berdoa, memuji Tuhan, dll.. Jika mereka sudah 
terbiasa menerapkan firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari, karakter 
Kristus akan tertanam di dalam diri mereka.

5. Menceritakan firman Tuhan.

Ketika anak-anak sudah memiliki kebiasaan merenungkan dan melakukan 
firman Tuhan, secara otomatis anak akan dengan mudah menceritakan 
kebenaran firman Tuhan kepada sesamanya. Teruslah mendorong anak-anak 
untuk mempunyai banyak teman dan komunitas yang baik supaya mereka 
mempunyai banyak kesempatan untuk berbagi firman Tuhan.

6. Mengajak orang lain untuk mengenal firman Tuhan.

Tekankan kepada anak bahwa setiap orang percaya, termasuk anak-anak, 
mempunyai tugas untuk mengabarkan firman Tuhan kepada orang-orang yang 
belum percaya. Ini adalah amanat agung Kristus bagi setiap orang yang 
telah beroleh anugerah keselamatan dari Allah. Jika orang tua berhasil 
memuridkan anak-anak dengan firman Tuhan, anak-anak pun akan 
memuridkan teman-temannya sesuai dengan kebenaran yang sudah mereka 
terima dari Allah.

Sungguh merupakan satu anugerah jika saat ini Tuhan memercayakan anak-
anak kepada kita, baik kita sebagai orang tua maupun pelayan anak. 
Mari kita mengajarkan firman Tuhan kepada anak-anak secara berulang-
ulang tanpa kenal lelah. Ketika kita berbagi firman Tuhan kepada anak-
anak, kita pun akan semakin diperkaya oleh firman Tuhan. Jadilah guru 
yang baik, sama seperti Kristus telah menjadi guru yang baik bagi 
murid-murid-Nya -- Guru yang memberikan segala-galanya bagi murid-Nya, 
termasuk memberikan nyawa-Nya.

Sumber bacaan:

1. "Tanggung-jawab Orang Tua untuk Mendidik (Parents` Responsibility 
   to Instruct)". Dalam http://www.heavensfamily.org/ss/bahasa/21

2. McClendon, Mark. "Apakah Gereja Tuhan Akan Kehilangan Generasi New 
   Milenial?" Dalam http://anakbersinar.com/news/detail/id/90/Apakah-Gereja-Tuhan-Akan-Kehilangan-Generasi-New-Milenial-part-III.html

3. Laufer, Ruth & Dyck, Anni. "Pedoman Pelayanan Anak". Edisi kesatu. 
   Malang: Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia


          BAHAN MENGAJAR: MAU DIMURIDKAN DENGAN FIRMAN TUHAN
                        Ditulis oleh: Santi T.

Pengantar:
"... Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan 
segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu." (Matius 22:37) Setiap 
orang percaya harus mengasihi Allah. Cara kita mengasihi Allah adalah 
dengan mencintai firman Tuhan dan melakukan perintah-Nya. Jika kita 
ingin membawa anak-anak mengenal Allah dan menjadi murid-Nya, kita 
harus mengajarkan firman Tuhan kepada anak-anak dan menolong mereka 
untuk setia melakukan perintah Tuhan.

Tujuan aktivitas:
1. Mengenalkan anak kepada Allah: karakter dan perbuatan Allah.
2. Menolong anak untuk setia melakukan perintah Tuhan.
3. Menolong anak untuk memiliki kebiasaan-kebiasaan hidup yang sesuai 
   dengan karakter Kristus.
4. Menolong anak memiliki karakter seperti Kristus.

Bahan dan ayat Alkitab:
Ayat-ayat firman Tuhan di bawah ini mewakili beberapa karakter yang 
harus dimiliki oleh setiap orang percaya. Ajaklah anak-anak SM untuk 
membaca judul karakter dan kutipan ayat yang mendasari karakter 
tersebut.

Mengasihi sesama:
Roma 13:8 (AYT Draft), "Janganlah berutang apa pun kepada siapa pun, 
tetapi kasihilah satu dengan yang lain karena orang yang mengasihi 
sesamanya telah memenuhi Hukum Taurat."

Suka memberi:
Amsal 31:20, "Ia memberikan tangannya kepada yang tertindas, 
mengulurkan tangannya kepada yang miskin."

Tidak berdusta:
Mazmur 119:163, "Aku benci dan merasa jijik terhadap dusta, tetapi 
Taurat-Mu kucintai."

Tidak marah:
Amsal 24:19, "Jangan menjadi marah karena orang yang berbuat jahat, 
jangan iri kepada orang fasik."

Menghormati orang tua:
Ulangan 5:16, "Hormatilah ayahmu dan ibumu, seperti yang diperintahkan 
kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, supaya lanjut umurmu dan baik keadaanmu 
di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu."

Mengampuni:
Kolose 3:13 (AYT Draft), "Sabarlah seorang terhadap yang lain, dan 
jika ada orang yang memiliki keluhan terhadap yang lain, salinglah 
mengampuni. Sama seperti Tuhan telah mengampunimu, maka kamu juga 
harus mengampuni."

Peduli:
Filipi 2:4 (AYT Draft), "Janganlah kamu hanya memandang kepada 
kepentinganmu sendiri, tetapi juga kepada kepentingan orang lain."

Aktivitas

1. Mintalah anak-anak SM untuk selalu mengingat ayat-ayat firman Tuhan 
   tersebut dalam hati dan pikiran mereka.

2. Mintalah anak-anak SM untuk membuat panduan hidup sehari-hari 
   sesuai dengan karakter yang ingin mereka kembangkan. Karakter bisa 
   disesuaikan dengan contoh di atas.

3. Mintalah anak-anak SM untuk selalu mengevaluasi sikap hidup mereka 
   setiap hari sesuai dengan karakter-karakter yang telah Allah 
   perlihatkan kepada mereka melalui firman-Nya.

Contoh panduan "Mau Dimuridkan dengan Firman Tuhan":

       MAU DIMURIDKAN DENGAN FIRMAN TUHAN
-------------------------------------------------
KARAKTER            CEK 1/2|2/2|3/2| dst.
-------------------------------------------------
Mengasihi              |   |   |   |   |   | dst.
Suka memberi           |   |   |   |   |   | dst.
Tidak berdusta         |   |   |   |   |   | dst.
Tidak marah            |   |   |   |   |   | dst.
Menghormati orang tua  |   |   |   |   |   | dst.
Mengampuni             |   |   |   |   |   | dst.
Peduli                 |   |   |   |   |   | dst.

Catatan: Berilah tanda centang di setiap karakter yang berhasil 
dilakukan.

4. Beritahukanlah kepada anak-anak agar mereka terus setia mewujudkan 
   sikap-sikap tersebut. Orang tua dan guru SM harus memperhatikan 
   bagaimana perkembangan anak-anak -- apakah mereka sudah mulai 
   terbiasa melakukan sikap-sikap tersebut. Ketika anak-anak sudah 
   terbiasa melakukannya, sikap-sikap itu akan menjadi karakter 
   mereka.

5. Doronglah anak-anak untuk membagikan firman Tuhan dan aktivitas ini 
   kepada teman-teman mereka yang lain supaya mereka juga 
   berkesempatan untuk memuridkan temannya.

Doa:
"Tuhan Yesus, Allah yang hidup di dalam hati kami, kami bersyukur 
karena firman-Mu selalu menuntun hidup kami. Ajarilah kami untuk terus 
setia merenungkan dan melakukan firman-Mu setiap hari. Tolong kami, 
Tuhan, agar karakter-karakter mulia-Mu tertanam dalam hidup kami 
sehingga kami boleh menjadi terang bagi dunia ini. Terima kasih Tuhan 
Yesus. Amin."


       SUA PELAYAN ANAK: TANTANGAN KETIKA MEMURIDKAN ANAK-ANAK?

e-BinaAnak: Apa tantangan yang Anda temukan saat memuridkan anak-anak 
sekolah minggu?

Parulian Simarmata: Tantangan ada pada diri sendiri lah, diri apakah 
sudah integritas?

e-BinaAnak: Setuju sekali, Pak. Memang seharusnya apa yang diajarkan, 
guru SM sudah melakukannya terlebih dahulu. Teladan bisa menjadi guru 
terbaik. Begitu juga dalam hal memuridkan anak SM. Guru SM juga harus 
terlebih dahulu taat dimuridkan oleh Tuhan melalui firman-Nya.

AmiDya Tri Agusti: Tantangan yang saya hadapi adalah menyesuaikan diri 
dengan anak-anak, membahasakan pelajaran Alkitab dalam bahasa yang 
dimengerti anak-anak dan follow up. Karena pemuridan itu terus 
berkesinambungan, harus intens dilakukan, maka follow up rutin itu 
sangat diperlukan.

e-BinaAnak: AmiDya Tri Agusti: Ya, follow up/tindak lanjut memang 
sangat penting ketika kita memuridkan anak-anak supaya kita bisa 
memperhatikan perkembangan/pertumbuhan rohani anak. Semangat ya!

Sumber: https://www.facebook.com/sabdabinaanak/posts/10152658840841629


Kontak: binaanak(at)sabda.org
Redaksi: Davida, Santi T., dan Elly
Berlangganan: subscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2015 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org