Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/554

e-BinaAnak edisi 554 (5-10-2011)

Menjadi Guru Sekolah Minggu Teladan (I)

___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____

DAFTAR ISI
ARTIKEL: TELADAN SEORANG PENDIDIK
WARNET PENA: PETE`S POWER POINT STATION
STOP PRESS: INTERNATIONAL DAY OF PRAYER FOR THE PERSECUTED CHURCH (IDOP)

Shalom,

Apa kabar sahabat e-BinaAnak? Harapan kami, Anda semua dalam keadaan
baik. Kami sungguh mengucap syukur, kalau milis publikasi e-BinaAnak,
bisa menjadi sarana untuk memperlengkapi para pelayan anak, khususnya
dalam pelayanan mereka, dan masyarakat Kristen pada umumnya. Ini semua
hanya karena anugerah-Nya. Pada bulan Oktober, kita akan membahas
bagaimana "Menjadi Guru Sekolah Minggu Teladan". Mengawali perjumpaan
kita di bulan Oktober, kami telah menyiapkan sebuah artikel yang
membahas bagaimana kita bisa menjadi teladan bagi anak-anak layan
kita. Jangan lewatkan juga ulasan situs Pete`s Power Point Station
dalam kolom Warnet Pena.

Selamat menyimak, Tuhan Yesus memberkati.

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Fitri Nurhana
< fitri(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/ >

                   ARTIKEL: TELADAN SEORANG PENDIDIK

Jikalau Tuhan memberi kita hak untuk menjadi orang tua atau guru dari
seseorang, kita harus sadar bahwa kita sedang dijadikan seorang
arsitek jiwa bagi orang lain. Kita harus merencanakan bagaimana
menjadikan mereka menjadi orang-orang yang akan dibentuk.

Ketika seseorang masih kanak-kanak, ia memiliki kemungkinan yang
sangat besar untuk dibentuk. Mereka cepat meniru orang lain, khususnya
orang-orang yang mereka kagumi. Jikalau seorang anak menemukan orang
yang ia kagumi, tidak lama kemudian semua gerak-geriknya akan sama
seperti orang yang dikagumi itu.

Pada usia 8 tahun, saya memunyai seorang guru sekolah minggu yang
sangat baik, begitu mencintai Tuhan, dan begitu mengenal anak-anak
didiknya. Saya sangat mengagumi dia. Ia seorang guru perempuan,
padahal saya laki-laki. Tanpa sadar, saya mulai mengikuti
gerak-geriknya. Bahkan, ketika guru itu bibirnya sedikit miring, maka
bibir saya ikut-ikut miring. Kekaguman akan membuat kita ingin meniru
atau menjadi imitasinya, dan mau meneladani dia. Itu sebabnya, Anda
harus memerhatikan kalimat ini: "Pendidik harus memunyai satu pribadi
yang boleh menjadi seorang pendidik". Ini kriteria yang sangat
penting. Sebagai seorang pendidik, kita sedang membangun pribadi
seseorang menurut pribadinya sendiri. Kalau seorang pendidik memiliki
kepribadian yang belum beres, atau tidak sesuai dengan kedudukan dan
kewajiban sebagai pendidik, maka pribadinya yang tidak baik akan
merusak orang lain, sekalipun ia memiliki teori pendidikan yang sangat
baik, yang terus-menerus keluar dari mulutnya.

Jika kita menjadi pendidik, biarlah kita mengingat suatu konsep dasar
bahwa pendidikan harus dimulai dengan mendidik pribadi. Pendidikan
bukan penyalur pengetahuan. Pendidikan juga bukan merupakan salah satu
di antara sekian banyak profesi, untuk kita menyelesaikan problema
nafkah hidup kita sendiri. Pendidikan adalah pembentukan karakter,
maka pendidik sendiri harus memunyai karakter yang bertanggung jawab.
Dasar ini merupakan dasar yang sangat penting. Sejarah sebenarnya
merupakan ekstensi dari bayang-bayang karakter-karakter yang agung,
yang muncul di dalam sejarah manusia. Sejarah suatu suku, suatu
bangsa, atau suatu bidang akademik, sebenarnya merupakan ekstensi
gerak-gerik dari bayang-bayang beberapa karakter yang agung. Jika di
dalam sejarah tidak ada pribadi-pribadi yang begitu agung dan bersifat
memengaruhi, maka tidak ada sejarah yang bisa dicatat bagi kita. Tidak
ada seseorang yang sekarang mempergunjingkan berapa gaji yang diterima
oleh Socrates ketika hidup, atau kemungkinan banyaknya dan harganya
pertambangan yang bisa dijual secara internasional. Orang tidak
terlalu menghiraukan hal itu, tetapi orang akan memikirkan siapa orang
yang berpribadi agung, yang memberikan kontribusi agung bagi zamannya
dan bagi zaman yang akan datang.

Sejarah memunyai bayang-bayang yang berkesinambungan, dari gerak-gerik
yang dipengaruhi oleh karakter-karakter yang agung. Pada waktu kita
menelusuri sejarah kembali, maka karakter-karakter agung yang pernah
muncul dalam sejarah, segera masuk ke dalam bayang-bayang kita. Ketika
kita memikirkan Socrates, Beethoven, Abraham Lincoln, atau yang lain,
kita akan langsung melihat sumbangsih mereka. Semua ini menunjukkan
bahwa sejarah dibentuk oleh pribadi-pribadi yang berpengaruh, yaitu
pribadi-pribadi yang memiliki potensi dan sekaligus kebahayaan, yang
bersama-sama bertumbuh dan berada di dalam hidup seseorang. Ketika
kita memikirkan tentang Jerman, kita langsung memikirkan orang-orang
yang penting, seperti Beethoven, Hegel, Goethe, Schiller, termasuk
Hitler. Karakter-karakter tertentu akan menjadi simbol dari suatu
bangsa, budaya, atau suatu sistem akademis tertentu. Maka semua yang
kita pikirkan akan dipengaruhi oleh beberapa karakter itu. Demikian
juga ketika kita membicarakan sejarah kekristenan, selain kita
memikirkan Kristus, kita juga memikirkan Paulus, Timotius, Agustinus,
Polycarpus, Luther, Calvin, B.B. Warfield, Billy Graham, dan
lain-lain. Karakter-karakter Kristen yang telah memberikan sumbangsih
bernilai di dalam sejarah, kita ingat dan kita pelajari, sehingga
menjadi teladan bagi kita. Itu sebab pembentukan karakter sangat
penting dalam pendidikan. Setiap orang tua, guru Kristen di sekolah,
guru sekolah minggu, atau guru pribadi, adalah orang-orang yang diberi
hak yang sangat besar oleh Tuhan, untuk mendidik karakter-karakter
yang diberikan kepadanya. Inilah suatu hak istimewa yang sangat besar.
Mewakili Tuhan yang mengutus saya, dengan sungguh-sungguh saya
berkata: "Hormatilah diri Anda sebagai guru."

Jikalau Anda secara sembarangan menjadi guru, tanpa pengabdian, tanpa
komitmen, dan tidak mengetahui berapa besar kemungkinan sumbangsih
Anda kepada masyarakat, bangsa, sejarah, kebudayaan, dan gereja, atau
sebaliknya Anda tidak menyadari berapa besar pengrusakan yang akan
Anda akibatkan melalui pendidikan yang salah, maka sekali lagi dengan
amat sangat saya meminta kepada Anda untuk menghormati hak yang ada
pada Anda, kedudukan Anda sebagai guru anak-anak. Allah telah
memberikan yang paling berharga kepada Anda. Bukan emas atau perak
atau hal-hal yang lain, tetapi menyerahkan anak-anak manusia, yang
dicipta menurut peta dan teladan-Nya sendiri, yang memunyai
pribadi-pribadi yang tidak pernah terulang dan tidak mungkin diganti.
Bagaimanakah Saudara mendidik mereka?

Ketika seorang ayah sedang berjalan menuju ke tempat seorang pelacur
di malam hari, ia beranggapan tidak ada yang mengetahui kepergiannya.
Ketika hampir tiba di rumah pelacur itu, pada saat ia melihat ke
belakang, ia melihat anak laki-lakinya mengikutinya dari belakangnya.
Ia memarahi anaknya dan mengusir anaknya pulang. Ia masih ingin
memakai wibawanya sebagai ayah. Tetapi anaknya hanya tertawa dan
mengatakan bahwa ia sudah mengikuti ayahnya selama dua bulan. Ia
berkata: "Saya baru tahu bahwa ayah yang begitu galak ternyata tidak
beres." Mulai hari itu, dengan kuasa apakah ayah seperti itu bisa
mengatakan apa yang boleh atau apa yang tidak boleh dilakukan anaknya?

Orang tidak mungkin tidak menghormati Anda, kecuali Anda sendiri tidak
menghormati diri Anda sendiri terlebih dahulu. Kalau boleh saya
meminta dengan sangat kepada para orang tua, para guru, hiduplah
secara beres, demi hidup anak-anak Anda dan anak-anak didik Anda.
Hargailah diri Anda yang menjadi guru orang lain. Hargailah hak Anda
untuk menjadi ayah dan ibu orang lain. Masih ingatkah, ketika kecil
kita menyebut "ayah" atau "ibu" dengan begitu hormat? Jika ada anjing
mau menggigit kita, kita tidak lari mencari polisi, kita mencari ibu,
meskipun anjing itu lebih besar dari ibu, kita tetap yakin ibu bisa
memberikan pengharapan bagi kita, ibu pasti akan menyelesaikan
problema kita. Hargailah diri Anda, karena Anda sedang menggarap diri
orang lain.

Salah satu hal yang paling besar di dalam diri dan hidup kita adalah:
pengaruh pribadi kepada pribadi. Pengaruh pribadi kepada pribadi ini
kurang dibahas di dalam bidang-bidang ilmu yang sedang berkembang
pesat saat ini. Di situlah Tuhan memberikan sesuatu kemungkinan
melalui apa yang Anda lihat dan ketahui, Anda dapat dididik dengan apa
yang tidak kelihatan. Hal seperti ini sangat tegas di dalam Alkitab.
Paulus menegaskan bahwa setiap orang yang bisa dipelajari dan menjadi
teladan bagi hidup kita, harus diperhatikan sampai ke titik akhir
hidup mereka. Paulus menuntut untuk jemaat saling melihat, apakah yang
mereka lakukan seumur hidup mereka cukup konsisten. Jikalau seseorang
mengajar sesuatu sedemikian muluk, tetapi kemudian apa yang ia lakukan
sama sekali berlawanan dengan apa yang ia ajarkan, itu hanya ucapan
kosong belaka. Tetapi, jika seseorang melayani Tuhan selama
berpuluh-puluh tahun dengan semangat yang sama, sungguh-sungguh
berkorban, sungguh-sungguh berjerih lelah untuk orang lain, dan
sungguh-sungguh mengabdi kepada Tuhan, maka ia adalah orang yang patut
dihormati. Ia sungguh-sungguh seorang hamba Tuhan, dan ia
sungguh-sungguh boleh menjadi guru. Saya berharap, agar ketika
anak-anak saya bertumbuh menjadi dewasa, mereka tetap dapat
menganggap saya sebagai ayah yang dapat mendidik mereka dengan baik.
Demikian juga, saya berharap agar murid-murid saya, ketika mereka
telah menjadi pendidik-pendidik, mereka tetap bisa mengaku bahwa saya
bisa mendidik mereka. Saya berharap setiap Anda juga memunyai tekad
yang sama seperti saya, tetap konsisten dan berkesinambungan
semangatnya dari awal sampai akhir, seperti Paulus berkata: "Lihatlah
titik akhir orang-orang itu."

Dalam peribahasa Tionghoa dikatakan: "Setelah peti mati itu ditutup,
barulah terjadi kritik atau pujian yang betul-betul adil." Sebelum
seseorang meninggal, jangan terus-menerus dipuji, karena mungkin ia
akan jatuh di titik akhirnya. Sebelum ia meninggal, juga jangan
terus-menerus dikritik, karena mungkin sebelum meninggal ia bisa
bertobat dan menjadi lebih baik dari pengkritiknya. Itu berarti
masalah kesinambungan waktu menjadi suatu saksi yang setia. "Time ia
the most faithful witness to your personality." Itu sebabnya, satu
peribahasa kuno mengatakan, bahwa untuk mengerti kuda yang baik, bukan
dengan melihat tubuhnya saja, tetapi dengan melihat kuda itu berlari
jauh. Jalan yang panjang akan menguji kekuatan kuda. Hari dan
tahun-tahun yang lama akan menguji kesetiaan kawan.

Kita harus menghormati diri kita, menghormati pekerjaan yang diberikan
oleh Tuhan, menghormati profesi sebagai pendidik yang begitu berharga
yang dimandatkan oleh Tuhan kepada kita.

Artikel ini pernah dipublikasikan dalam e-BinaAnak edisi 134
< http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/134/ >

Diambil dari:
Judul buku: Seni Membentuk Karakter Kristen: Hikmat Guru dan Ayah Bunda
Judul bab: Karakteristik Seorang Pendidik
Judul artikel: Teladan Seorang Pendidik
Penulis: Dr. Maria Setiawani dan Pdt. Dr. Stephen Tong
Penerbit: Lembaga Reformed Injili Indonesia
Halaman: 37 -- 42

               WARNET PENA: PETE`S POWER POINT STATION

Apakah Anda pernah memakai materi visual untuk mengajar anak sekolah
minggu Anda? Mengajar dengan bahan visual memang menyenangkan dan
bermanfaat! Beberapa penelitian membuktikan bahwa pembelajaran melalui
media visual, dapat mempercepat daya serap peserta didik atau anak
layan Anda. Jika Anda tidak sempat membuat materi visual sendiri,
jangan khawatir. Langsung saja kunjungi situs Pete`s Power Point
Station < http://biblestudy.pppst.com/sundayschool.html >.

Situs ini menyediakan bahan mengajar sekolah minggu dalam bentuk
"power point". Bahan-bahan mengajar di gambar dan diwarnai oleh
seorang seniman, Phillip Martin, dengan warna yang tentunya akan
memikat perhatian anak-anak layan Anda. Materi pelajarannya pun cukup
lengkap, ada kurang lebih 40 cerita dari Perjanjian Lama dan puluhan
cerita lainnya dari Perjanjian Baru. Situs ini tidak hanya menyediakan
bahan mengajar, tetapi juga permainan dan aktivitas menarik yang akan
menyegarkan kelas sekolah minggu Anda. Jadi tunggu apa lagi, segera
kunjungi situs ini. (TAP)

==> http://www.pppst.com/

          STOP PRESS: INTERNATIONAL DAY OF PRAYER FOR THE
                      PERSECUTED CHURCH (IDOP)

Pada bulan kegiatan IDOP, gereja-gereja dan umat Kristen di seluruh
dunia berdoa bersama bagi gereja Tuhan yang teraniaya. Tahun ini,
kegiatan IDOP akan dilaksanakan secara serempak pada bulan November
2011.

Kami mengajak Anda, para gembala sidang, pengajar, pemimpin, kaum
muda, pendoa syafaat, dan semua orang percaya untuk dapat bergabung
dalam acara doa bersama ini. Dapatkan pula IDOP KIT untuk membantu
Anda berdoa dan menyusun acara IDOP di gereja, sekolah, atau
persekutuan doa Anda. Informasi lebih lanjut tentang acara IDOP, bisa
dilihat di < www.persecutedchurch.org >.

Berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Kontak redaksi: < jemmi(at)sabda.org >
Arsip e-JEMMi: < http://www.sabda.org/publikasi/misi/ >
Situs: < http://misi.sabda.org >
Komunitas: < http://fb.sabda.org/misi >, < http://twitter.com/sabdamisi >

Kontak: < binaanak(at)sabda.org >
Redaksi: Fitri Nurhana, Melina Martha, dan Truly Almendo Pasaribu
(c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/binaanak >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org