Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/549

e-BinaAnak edisi 549 (26-8-2011)

Pelayan Anak yang Melayani Tuhan (V)

___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____

DAFTAR ISI
ARTIKEL: PENTINGNYA PELAYANAN ANAK
KESAKSIAN: MELAYANI SEBAGAI GURU SEKOLAH MINGGU, TUNGGU DULU

Shalom,

Melayani Tuhan dan sesama merupakan kesempatan istimewa bagi orang
percaya. Melayani adalah ungkapan rasa syukur kita kepada Tuhan yang
telah terlebih dahulu melayani kita. Selain itu, orang yang melayani
akan mendapatkan kepuasan tersendiri karena dia bisa berdampak baik
bagi sesamanya. Demikian juga melayani anak-anak. Anak-anak yang
dibina dengan tekun akan menjadi generasi penerus yang membangun
bangsa dan melanjutkan Kerajaan Allah. Ingin tahu lebih jauh tentang
pelayanan anak? Silakan simak e-BinaAnak edisi kali ini. Selamat
melayani!

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Truly Almendo Pasaribu
< http://pepak.sabda.org/ >

                  ARTIKEL: PENTINGNYA PELAYANAN ANAK

Melayani anak-anak berdampak bagi Kerajaan Allah. Gereja kiranya
menggarapnya dengan serius. Bagaimana dengan gereja Anda?

Bagi sebagian orang, melayani anak-anak dianggap kurang terlalu
penting. Bahkan, ada sebagian gereja yang tidak memberi tempat dan
fasilitas bagi pelayanan anak. Namun, bila kita mempelajari Alkitab,
ternyata pelayanan anak diberi tempat istimewa. Injil Matius 18:1-11,
mencatat betapa pentingnya melayani anak-anak. Berdasarkan ayat-ayat
tersebut, setidaknya ada empat hal yang perlu kita renungkan bersama.
Keempat hal dimaksud adalah sebagai berikut.

1. Anak-anak adalah ladang pelayanan (ayat 1-4).
2. Berkat Tuhan atas anak-anak (ayat 5).
3. Penyesatan di ladang Tuhan (ayat 6-9).
4. Misi penyelamatan untuk anak-anak (ayat 10-11).

Anak-anak Adalah Ladang Pelayanan

Siapa yang terbesar dalam Kerajaan Surga? Pertanyaan ini diajukan oleh
para murid. Hal ini terjadi setelah mereka memberi (uang) ke Bait
Allah (Matius 17:27). Jawaban Tuhan Yesus sungguh di luar prediksi.
"Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di
tengah-tengah mereka" (ayat 2). Mengapa Yesus mengambil anak kecil?
Karena anak kecil itu tidak menghiraukan posisi. Anak-anak itu begitu
gampang percaya. Begitu mudah dipengaruhi. Maka, Yesus mengatakan
kalau engkau tidak bertobat seperti anak kecil ini, engkau tidak akan
masuk ke dalam Kerajaan Surga (ayat 3).

Berkat Tuhan Atas Anak

"Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia
menyambut Aku." (ayat 5). Rupanya, ada berkat khusus yang Tuhan
sediakan bagi mereka yang melayani anak-anak. Dapatlah dikatakan,
pelayanan anak adalah pelayanan yang mulia. Mengapa disebut mulia?
Firman Tuhan sendiri menjelaskan bahwa menyambut anak-anak sama dengan
menyambut Kristus.

Penyesatan di Ladang Tuhan

Menurut penelitian, anak-anak dapat menguasai lima bahasa sekaligus.
Bagi orang dewasa ini sulit terjadi. Bukankah ini menunjukkan bahwa
daya ingat anak-anak sangatlah besar? Apa saja yang mereka dengar akan
diingat-ingat. Bila orang tua mengucapkan kata-kata yang tidak
beriman, anak-anak mudah mengingatnya.

Di sekeliling kita, banyak anak yang disesatkan karena perkataan orang
dewasa. Secara tegas Tuhan Yesus menyatakan sikap terhadap mereka yang
menyesatkan anak-anak. Alkitab katakan demikian, "Tetapi barangsiapa
menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya
kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan
pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut." (ayat 6).
Pernyataan Tuhan Yesus ini sangat tegas! Tuhan Yesus tidak
tanggung-tanggung mengungkapkan kenyataan ini. Hal ini membuktikan
bahwa Tuhan Yesus sangat mencintai pelayanan anak.

Misi Penyelamatan Anak-anak

"Awas! Jangan menghina salah satu dari orang-orang yang kecil ini.
Sebab ingatlah, malaikat-malaikat mereka selalu ada di hadapan Bapa-Ku
di surga. "Sebab Anak Manusia datang untuk menyelamatkan orang yang
sesat!" (BIS -- ayat 10-11).

Kiranya kita menyadari bahwa anak-anak itu bisa hilang. Artinya,
mereka kehilangan kepercayaan kepada Kristus. Bila hal itu terjadi,
maka keselamatan tidak terjadi dalam kehidupan mereka. Padahal,
anak-anak adalah objek kasih Bapa. Lalu, bagaimana anak-anak dapat
diselamatkan? Praktis bila rumah tangga kita dijadikan sebagai ladang
misi. Anak-anak yang Tuhan percayakan dalam rumah tangga kita kiranya
dijadikan ladang misi. Orang tua, orang-orang dewasa dalam keluarga
kiranya mengambil bagian dalam pelayanan ini.

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama situs: ebahana.com
Alamat URL: http://www.ebahana.com/warta-2199-Pentingnya-Pelayanan-Anak.html
Penulis: Pdt. Piet Hengkesa
Tanggal akses: 3 Juni 2011

      KESAKSIAN: MELAYANI SEBAGAI GURU SEKOLAH MINGGU? TUNGGU DULU

Pada awalnya ketika masih duduk di bangku sekolah, tepatnya di SMA,
sempat terucap dari mulut saya sebuah janji. Ya, sebuah janji kepada
Tuhan. Janji untuk melayani Tuhan dan menjadi berkat bagi orang-orang
di sekeliling saya. Ketika janji itu terucap, tidak langsung membuat
saya memutuskan untuk menjadi seorang guru sekolah minggu. Saya masih
menunggu jawaban dari Tuhan. Sebuah jawaban atas pertanyaan dan doa
saya. Sebuah jawaban di "ladang" mana Tuhan mengutus saya.

Waktu pun berlalu, saya mulai masuk ke dalam masa-masa kuliah. Karena
banyaknya tugas yang harus saya kerjakan, perlahan-lahan janji itu
mulai terlupakan. Saya mulai menikmati masa-masa kuliah saya dengan
segudang aktivitas, yang akhirnya menuntun saya pada sebuah jawaban
yang saya tunggu-tunggu, sebuah jawaban atas pertanyaan dan doa yang
hampir saya lupakan.

Saya mulai terjun dan mulai terjerumus dalam dunia anak-anak. Saat itu
saya bukan langsung memutuskan untuk menjadi seorang guru sekolah
minggu, tetapi saya memutuskan untuk mulai menjadi berkat bagi
orang-orang di sekitar saya, yang mungkin bagi sebagian besar orang
tak dianggap dan bahkan terlupakan.

Saya mulai melakukan beberapa aktivitas pada sekelompok anak jalanan.
Anak-anak yang sering kali dianggap sebelah mata oleh beberapa orang,
yang dipandang menjijikkan oleh sebagian orang, dan bahkan anak-anak
yang mungkin di mata kita terlupakan. Seminggu sekali saya selalu
menyempatkan diri pergi ke sebuah rumah singgah, sebuah tempat di mana
para anak jalanan sering kali berkumpul untuk sekadar melepaskan lelah
mereka, bermain, atau bahkan tinggal di sana.

Hal ini terus berlanjut hingga bertahun-tahun, sampai suatu saat Tuhan
menegur saya melalui seseorang hamba-Nya. Ketika itu saya sempat
terdiam sejenak dan berpikir bagaimana mungkin saya melayani di tempat
orang, tetapi di tempat saya sendiri, yang rupanya juga membutuhkan
bantuan, justru saya hanya menutup mata saja.

Satu tahun bukan waktu yang mudah dan singkat bagi saya, hingga saya
bisa memutuskan apa yang sebaiknya saya lakukan. Ya, kembali semua itu
saya bawa dalam doa. Dalam sebuah pertanyaan kepada-Nya, apakah memang
Tuhan mengutus saya untuk melayani di sekolah minggu GKIPI (GKI Pondok
Indah), akhirnya saya mendapatkan jawaban-Nya. Ya, jawaban yang lama
saya tunggu-tunggu, yang membuat saya memutuskan untuk melayani Tuhan
sebagai seorang guru sekolah minggu.

Tetapi, ternyata menjadi seorang guru sekolah minggu tidaklah mudah.
Dalam melayani Tuhan di sekolah minggu, saya sempat mengalami
naik-turun pada komitmen saya. Kalau saya boleh mengutip dari seorang
teman, katanya, "Ketika kita mulai memutuskan untuk mengikut Tuhan
dengan lebih bersungguh-sungguh, maka saat itu juga iblis akan semakin
menggoda kita dengan segala tipu muslihatnya, lebih hebat dari
sebelumnya." Tetapi saya terus-menerus membawa semua pergumulan saya
dalam doa.

Saya percaya bahwa ketika kita tetap tekun dalam perkara-perkara
kecil, maka Tuhan akan memercayakan perkara besar kepada kita. Ya,
itulah yang selalu saya percayai. Puji Tuhan, sampai saat ini saya
masih tetap melayani-Nya sebagai seorang guru sekolah minggu dan tetap
melayani-Nya juga di tengah-tengah kelompok anak jalanan. Saya masih
terus belajar untuk menyeimbangkan pelayanan saya di dalam gereja dan
pelayanan di luar gereja. Kedua aktivitas yang membuat saya semakin
mencintai dunia anak-anak dan semakin mencintai Tuhan.

Itulah kisah seorang guru sekolah minggu, seorang sarjana psikologi
yang masih muda, dan belum lama bergabung bersama dengan para guru
sekolah minggu dalam Komisi Anak GKI Pondok Indah.

Diambil dan disunting dari:
Nama situs: gkipi.org
Alamat URL: http://gkipi.org/melayani-sebagai-guru-sekolah-minggu-tunggu-dulu%E2%80%A6/
Penulis artikel: Ms
Tanggal akses: 1 Juni 2011

Kontak: < binaanak(at)sabda.org >
Redaksi: Fitri Nurhana, Melina Martha, dan Truly Almendo Pasaribu
(c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/binaanak >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org