Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/502

e-BinaAnak edisi 502 (29-9-2010)

Anak Kecil Pemilik 5 Roti dan 2 Ikan

___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____

  DAFTAR ISI EDISI 502/September/2010

  - SALAM DARI REDAKSI: Sedikit Menjadi Berlimpah
  - ARTIKEL: Anak Kecil Pemilik Roti dan Ikan
  - MUTIARA GURU
  - BAHAN MENGAJAR: Membagikan Milik Kita
  - STOP PRESS: Pembukaan Kelas Natal November 2010: Pendidikan
                Elektronik Studi Teologi Awam (PESTA)
______________________________________________________________________
   Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi:
 < binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org >

     Bergabunglah dalam Halaman Penggemar e-BinaAnak di Facebook!
         Kunjungi sekarang juga: http://fb.sabda.org/binaanak
______________________________________________________________________
SALAM DARI REDAKSI

                      SEDIKIT MENJADI BERLIMPAH

  Shalom,

  Edisi ini merupakan edisi terakhir topik tokoh anak-anak dalam
  Alkitab. Tokoh yang kami angkat kali ini adalah seorang anak pemilik
  lima roti dan dua ikan. Kisahnya memiliki kesamaan dengan tokoh anak
  dalam edisi awal bulan ini, gadis kecil pelayan Naaman. Mereka
  sama-sama tidak dikenal namanya, namun mereka sama-sama dikenal
  sebagai anak yang dipakai Tuhan secara luar biasa. Dari mereka pun
  ada pelajaran yang sama bagi seorang pelayan anak, nama dan siapa
  diri kita tidak penting dikenal orang lain, namun yang penting
  adalah bagaimana kita dapat dipakai Tuhan bagi pekerjaan-Nya, dan
  melalui tindakan kita nama Allah boleh dimuliakan.

  Simaklah artikel dan bahan mengajar seputar kisah anak kecil pemilik
  lima roti dan dua ikan ini. Anda akan melihat bagaimana luar
  biasanya Tuhan bekerja melalui pemberiannya. Sebuah pemberian yang
  kecil, namun menjadi berlimpah di tangan Tuhan. Mari, dengan sepenuh
  kasih kita akan Tuhan, berikanlah apa yang kita miliki bagi-Nya.
  Dan lihatlah betapa luar biasanya sukacita yang akan Anda rasakan
  karena dilayakkan menjadi alat bagi kemuliaan nama-Nya.

  Pimpinan Redaksi e-BinaAnak,
  Davida Welni Dana
  < evie(at)in-christ.net >
  http://pepak.sabda.org
  http://fb.sabda.org/binaanak
______________________________________________________________________

              "Di sini ada seorang anak, yang mempunyai
                    lima roti jelai dan dua ikan;
         tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?"
                             (Yohanes 6:9)
             < http://alkitab.sabda.org/?Yohanes+6:9 >
______________________________________________________________________
ARTIKEL

                  ANAK KECIL PEMILIK ROTI DAN IKAN

  Kepolosan dan keluguan anak kecil memang luar biasa. Ketika mereka
  berkata mereka punya cita-cita tinggi, menjadi dokter, pilot dan
  sebagainya, mereka tidak pernah dipengaruhi oleh logika-logika yang
  biasanya dimiliki orang dewasa mengenai mungkin dan tidaknya hal itu
  terjadi. Wajar ketika seorang teman pada suatu ketika tertawa
  melihat reaksi anak kecil seperti ini dan berkata bahwa mereka belum
  tahu bagaimana pahitnya hidup sehingga bisa semudah itu
  bercita-cita. Tapi, justru keluguan anak-anak ini yang diminta Yesus
  sendiri untuk kita teladani. Kita bisa belajar dari mereka yang
  belum terkontaminasi berbagai logika dan pikiran manusiawi yang
  sering kali justru menghambat kita dalam mencapai keberhasilan.

  Pada peristiwa Yesus menggandakan lima roti dan dua ikan untuk
  memberi makan lima ribu pria -- jumlah tersebut belum termasuk
  wanita dan anak-anak bahkan menyisakan dua belas bakul penuh roti
  dan ikan -- kita melihat bagaimana Tuhan bisa memakai sesuatu yang
  mungkin tidak berarti besar bagi kita untuk melakukan
  pekerjaan-pekerjaan besar. Dari mana roti dan ikan itu berasal?
  Dalam Injil Markus memang tidak disebutkan dari mana asalnya. Namun
  Injil Yohanes menuliskan dari mana ikan itu berasal, yaitu dari
  seorang anak kecil.

  Mari kita lihat kronologi peristiwa itu yang tercatat dari versi
  pengamatan Yohanes. Pada saat itu Yesus menanyakan kepada Filipus
  bagaimana memberi makanan untuk seluruh orang yang berkumpul
  mendengar pengajaran Yesus. "Jawab Filipus kepada-Nya: "Roti seharga
  dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun
  masing-masing mendapat sepotong kecil saja." (Yohanes 6:7) Filipus
  satu dari murid Yesus yang hadir di sana melihat kemustahilan untuk
  bisa memberi makan demikian banyak orang dengan uang yang mereka
  miliki sesuai dengan logika manusianya. Lalu, di antara murid-murid
  itu, seorang murid lain bernama Andreas, saudara simon Petrus
  ternyata bergerak melihat sekelilingnya, dan ia mendapatkan seorang
  anak yang memiliki bekal lima roti dan dua ikan. Maka ia pun berkata
  "Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua
  ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?" (Yohanes
  6:9) Andreas mencari dan melihat bahwa ada lima roti dan dua ikan
  yang dimiliki oleh seorang anak kecil. Tapi mana mungkin itu cukup?
  Andreas pesimis dengan apa yang ia dapatkan. Bagaimana reaksi anak
  kecil itu sendiri? Dari apa yang kita baca selanjutnya, kita tidak
  mendapati penolakan dari si anak. Tampaknya anak kecil itu dengan
  sukarela memberikan apa yang ia miliki. Lalu Yesus pun mengucap
  syukur atas roti dan ikan, lalu membagi-bagikannya kepada semua
  orang. Luar biasa, jumlah bekal yang kecil itu cukup untuk
  mengenyangkan semua orang di sana bahkan berlebih. Anak kecil itu
  tidak pernah kita ketahui namanya. Kita tidak tahu siapa dia. Tapi
  meski demikian, ia tercatat dalam Alkitab yang masih bisa kita baca
  sampai hari ini. Semua berawal dari kerelaannya untuk memberi.

  Kita bisa belajar dari reaksi si anak. Jelas, bahwa apa yang ia
  miliki secara kemampuan daya pikir kita tidak akan cukup untuk
  memberi makan 5000 orang lebih. Tapi, ia tidak menolak sama sekali.
  Meski ketika Andreas menyatakan keraguannya akan jumlah yang sedikit
  itu. Si anak kecil tidak menjadi pesimis waktu apa yang ia miliki
  disepelekan Andreas. Ia bisa saja berkata, "Ya sudah, kalau memang
  tidak cukup, saya makan sendiri saja, ini kan punya saya." Anak
  kecil itu bisa menolak, apalagi ketika apa yang ia miliki tidak
  dihargai sepenuhnya oleh Andreas. Tapi tidak, ia tidak melakukan hal
  itu. Si anak juga bisa saja berkata, "Yesus, jika Engkau memang
  benar Tuhan, kenapa tidak turunkan saja makanan dari langit? Kenapa
  harus mengambil bekalku?" Tapi itu pun tidak ia lakukan. Apa yang ia
  lakukan adalah dengan sukarela, tanpa banyak tanya, tanpa protes
  sedikit pun, memberikan seluruh bekalnya kepada Yesus. Apa yang ia
  miliki, meski hanya sedikit, ditambah kerelaannya untuk menyerahkan
  itu semua kepada Tuhan akhirnya bisa memberkati banyak orang secara
  luar biasa.

  Yesus selalu meminta kita untuk belajar dari anak kecil. Jangan
  pernah sepelekan mereka, tapi belajarlah dari iman mereka yang polos
  dan tulus, tanpa pretensi apa-apa, tanpa mengharapkan imbalan dan
  lainnya. Demikian firman Tuhan: "Ingatlah, jangan menganggap rendah
  seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada
  malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di
  sorga." (Matius 18:10). Sikap iman seperti anak-anak kecil inilah
  yang berkenan di hadapan Tuhan. Tuhan Yesus juga berkata "Aku
  berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan
  Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya."
  (Markus 10:15). Ini berbicara mengenai kepolosan dan ketulusan
  seorang anak kecil yang tidak dipengaruhi oleh keraguan, kecurigaan,
  ketidakpercayaan atau bentuk-bentuk pikiran lainnya. Di samping itu,
  kita pun melihat bahwa anak kecil itu tidak meminta penghargaan
  apa pun atas pemberiannya. Ia bisa saja sombong bahwa semua mukjizat
  itu sebenarnya berawal dari miliknya, tapi ia pun tidak melakukan
  itu. Dia tidak berpikir untuk bermegah dan mencuri kemuliaan yang
  menjadi milik Tuhan. Maka mengenai sikap seperti ini kelak Yesus
  mengatakan "Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi
  seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga."
  (Matius 18:4). Seperti itu pula hendaknya kita seharusnya dalam
  menyambut Kerajaan Allah. Kita harus menyelidiki dan memeriksa apa
  talenta kita yang telah dianugerahkan Tuhan, mengucap syukurlah atas
  itu dan serahkan ke dalam tangan Tuhan dengan kepercayaan penuh.
  Maka Tuhan pun mampu memakai itu semua untuk melakukan
  pekerjaan-pekerjaan besar.

  Tidak perlu malu untuk belajar dari anak kecil. Ketika kita orang
  dewasa sudah terkontaminasi oleh berbagai hal yang bisa melemahkan
  iman kita, mari berkaca kepada kepolosan anak-anak kecil yang belum
  terpengaruh oleh itu semua. Iman yang polos dan murni, iman yang
  tidak terguncang oleh apa pun, iman yang percaya sepenuhnya tanpa
  keraguan dan pertanyaan, itulah yang diinginkan Tuhan untuk dimiliki
  anak-anakNya. Jangan sedikit pun meragukan kemampuan Tuhan, jangan
  sedikit pun merasa bahwa kita tidak cukup banyak dibekali Tuhan
  untuk sukses. Jangan memiliki sikap rendah diri dan merasa milik
  kita tidak berharga, tidak akan bermanfaat, dan tidak akan cukup
  untuk bisa berbuat sesuatu. Ingatlah bahwa Tuhan bisa memakai apa
  pun yang ada pada kita, meski bagi kita terlihat kecil sekalipun,
  untuk melakukan karya-Nya yang besar jika kita menyerahkan itu semua
  ke dalam tanganNya. Bagaimana iman kita, bagaimana kerelaan kita,
  bagaimana sikap kita dalam mempersembahkan milik kita, itulah yang
  menyenangkan hati Tuhan dan akan dipakai-Nya secara luar biasa.

  Diambil dari:
  Nama situs: Renungan Harian Online
  Penulis: Tidak dicantumkan
  Alamat URL: http://renungan-harian-online.blogspot.com/2009/10/anak-kecil-pemilik-roti-dan-ikan.html
  Tanggal akses: 27 September 2010
______________________________________________________________________
MUTIARA GURU

         Tidak ada pemberian yang terlalu sedikit bagi Tuhan,
              jika kita memberikannya dengan penuh kasih
                       dan sepenuh hati bagi Dia.
______________________________________________________________________
BAHAN MENGAJAR

                        MEMBAGIKAN MILIK KITA

  TEMA:

  Apa yang kita bagikan akan selalu dipakai oleh Yesus

  BAHAN:

  Sekotak biskuit (yang terlihat biasa seperti roti) dan sekotak
  marshmallow (permen empuk) berbentuk ikan. Beberapa piring kertas
  atau plastik sesuai dengan jumlah sukarelawan.

  PERSIAPAN:

  Siapkanlah piring (paling banyak 4 piring). Tiap-tiap piring berisi
  5 biskuit dan 2 ikan. Sembunyikan kotak-kotak yang penuh agar tidak
  terlihat ketika anak-anak masuk.

  BACAAN ALKITAB:

  Yohanes 6:5-14

  Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat bahwa banyak orang
  datang kepada-Nya, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya,
  berkatalah Yesus kepada Filipus, salah satu murid-Nya: "Filipus, di
  mana kita akan membeli roti untuk memberi makan mereka?" Yesus
  berkata demikian untuk menguji Filipus, sebab Tuhan Yesus sendiri
  tahu apa yang akan dilakukan-Nya.

  Jawab Filipus kepada Yesus: "Uang dua ratus dinar tidak akan cukup
  untuk membelikan mereka roti, sekalipun masing-masing cuma mendapat
  sepotong kecil saja."

  Andreas, salah seorang murid Yesus, berkata kepada Yesus: "Di sini
  ada seorang anak yang punya 5 potong roti dan 2 ekor ikan; tetapi
  apa artinya makanan yang sedikit itu untuk orang sebanyak ini?"

  Kata Yesus kepada Andreas: "Suruhlah orang-orang itu duduk."

  Di tempat itu memang banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu.
  Lalu Yesus mengambil lima potong roti itu, mengucap syukur dan
  membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga
  Yesus membagi-bagikan dua ekor ikan itu sebanyak yang mereka
  kehendaki. Dan setelah mereka kenyang Yesus berkata kepada
  murid-murid-Nya: "Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya
  tidak ada yang terbuang." Maka mereka pun mengumpulkannya, dan
  mengisi dua belas keranjang penuh dengan potongan-potongan dari
  kelima roti yang tersisa setelah orang makan. Ketika orang-orang itu
  melihat mukjizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: "Dia ini
  adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia."

  Pernahkah kamu merasa bahwa kamu tidak memunyai apa-apa untuk
  dipersembahkan kepada Yesus? Kamu berkata: "Aku tidak bisa melakukan
  apa pun yang spesial", "Aku tidak bisa berolahraga seperti orang
  itu", "Aku tidak bisa bernyanyi seperti orang itu", "Aku terlalu
  malu untuk melakukan apa pun juga".

  Dulu, ada seorang anak laki-laki yang diberi ibunya 5 roti dan 2
  ikan untuk bekal makan siang. Bentuknya seperti piring makanan ini
  (tunjukkan salah satu piring). Alkitab tidak menyebutkan nama anak
  itu, tetapi mari kita panggil saja dia Yosua. Dia ingin pergi dan
  mendengarkan Yesus. Dia sangat senang dan terkejut melihat
  banyaknya orang yang berkumpul di sana. Ya, lebih dari 5000 orang
  (jumlah itu belum termasuk wanita dan anak-anak) dan ada banyak
  anak-anak yang sepertinya. Dia berdesak-desakan maju mendekat Yesus
  agar dia dapat melihat-Nya dengan jelas dan mendengarkan apa yang
  dikatakan-Nya.

  Sesaat kemudian dia mendengar Yesus dan murid-murid-Nya berbicara
  tentang makanan. "Apa? Mereka berkata bahwa orang-orang sudah lapar
  dan tidak ada cukup makanan di sana?" katanya dalam hati. Salah satu
  dari murid-murid Yesus berkata mereka membutuhkan banyak sekali uang
  untuk membeli makanan. Itu pun hanya cukup untuk membelikan semua
  orang potongan-potongan kecil saja. Yosua melihat di sekelilingnya.
  Sepertinya hanya ibunya saja yang membekalinya makanan. Dia mulai
  merasa lapar, tetapi dia merasa malu memakan makanannya di depan
  orang lain. Dia ingin berbagi, tetapi dia berbagi dengan siapa?
  Lalu, dia mendapatkan sebuah ide! Dia menanyakan salah satu murid
  Yesus.

  Jadi Yosua pergi dan menemui seorang murid berwajah ramah yang
  dipanggil Andreas. Lalu dia menawarkan makanannya. Andreas sangat
  baik. Dia melihat Yosua dan tersenyum lebar. Dia merangkulnya dan
  membawanya kepada Yesus. Yosua merasa agak gugup, tetapi juga merasa
  sangat istimewa! Semua orang bisa melihatnya. Yesus membuatnya
  merasa sangat nyaman. Yesus berterima kasih kepada Yosua untuk 5
  potong roti dan 2 ekor ikan itu. Lalu, alih-alih makan atau berbagi
  dengan beberapa orang saja, Yesus meminta para murid membuat orang
  banyak itu duduk. Nah, hal ini membutuhkan usaha! Dibutuhkan waktu
  untuk membuat semua orang duduk. Yesus mengambil roti dan ikan itu
  dan mengangkat tangannya ke udara, Dia memberkati makanan itu.
  Kemudian terjadilah hal yang paling menakjubkan. Yesus mulai membagi
  roti dan ikan itu menjadi potongan-potongan kecil. Semakin lama Dia
  membagi-baginya, tampaknya makanan itu semakin banyak. Orang-orang
  membelalakkan mata! Mereka tidak percaya apa yang mereka lihat.
  Apakah ini suatu mukjizat? Mungkin mereka sedang bermimpi.

  Akan tetapi mereka tidak bermimpi! Lima roti dan dua ikan cukup
  untuk memberi makan 5000 pria ditambah wanita dan anak-anak. Betapa
  senangnya! Lalu, setelah semua orang kenyang masih ada sisa 12
  keranjang makanan!

  Yesus mengambil pemberian kecil dari anak itu dan memakainya dengan
  cara yang spesial.

  Yesus juga dapat memakai pemberian kita dan menggunakannya dengan
  baik. Barangkali mudah bagi kita untuk berbicara dengan orang lain,
  dan kita bisa menghibur orang lain ketika mereka sedang sedih.
  Barangkali kamu dapat membagikan waktumu, atau komputermu, atau
  permainanmu dengan orang yang tidak memilikinya. Mereka akan melihat
  apa yang kamu lakukan dan akan menolong orang lain juga. Barangkali
  kita hebat dalam olahraga. Kita dapat menunjukan bahwa kita
  mengikuti Yesus kepada yang lain dengan bersikap adil dan tidak
  marah saat berolahraga. Dengan demikian, orang lain dalam timmu
  dapat melihat hal itu dan mengubah sikap-sikap mereka. Seluruh tim
  dapat berubah ketika kamu menggunakan apa yang kamu punya. Lambat
  laun, seluruh tim dapat menjadi lebih baik. Mungkin pula dengan
  berbagi uang jajan. Ada banyak cara untuk berbagi pemberian dan
  talenta yang kita punya.

  Kakak tidak hanya memunyai satu piring, tetapi 4 piring dengan roti
  dan ikan. Siapa yang mau?

  (Saat mereka ditunjuk, katakan) Tunggu dulu! Kamu baru saja diberi 5
  potong roti dan 2 ekor ikan. Apa yang dilakukan anak yang memunyai
  bekal dalam cerita tadi? Ya betul, dia berbagi. Bagaimana jika
  kalian berbagi dengan yang lain?

  Bagaimana rasanya? Memang tidak mudah membagikan apa yang kita
  punya. Kadang kita mengira barang-barang kita terlalu berharga untuk
  dibagikan. Tetapi Yesus mau kita berbagi bagaimanapun sulitnya! Dia
  juga berjanji bahwa Dia akan menerima pemberian kecil yang kita
  punya dan memakainya.

  Sekarang lihatlah apa yang kakak punya! Ketika sang anak dalam
  cerita tadi membagikan apa yang dia punya, semua orang mendapatkannya!
  Kakak punya cukup untuk semua orang! Ayo, ambil ke sini!

  Yesus yang terkasih. Tolong saya untuk berbagi apa yang saya punya
  dan kami mohon supaya Engkau menggunakannya dengan cara yang
  istimewa. Terima kasih karena tidak ada pemberian kami yang terlalu
  kecil untuk Engkau gunakan. (t/Uly)

  Diterjemahkan dan disunting dari:
  Judul artikel asli: Sharing What We Have
  Nama situs: Sermon 4 Kids
  Penulis: Mike Perks
  Alamat URL: http://www.sermons4kids.com/sharing-what-we-have.html
  Tanggal akses: 27 September 2010
______________________________________________________________________
STOP PRESS

                 PEMBUKAAN KELAS NATAL NOVEMBER 2010:
           PENDIDIKAN ELEKTRONIK STUDI TEOLOGI AWAM (PESTA)

  Salah satu pelayanan YLSA adalah membuka Sekolah Teologi jarak jauh
  yang disebut Pendidikan Elektronik Studi Teologia Awam (PESTA).
  Melalui kelas-kelas diskusi di PESTA, YLSA berharap dapat menolong
  memperlengkapi jemaat-Nya dengan pengetahuan teologi yang memadai
  dengan berlandaskan pada kebenaran firman Tuhan (Alkitab) sebagai
  dasar iman kristiani.

  Pada bulan November 2010, PESTA akan membuka kelas diskusi yang
  membahas topik-topik seputar Natal. Kelas Natal ini akan mempelajari
  pokok-pokok penting seputar peristiwa Natal. Para peserta pun dapat
  saling mendiskusikan makna Natal yang sebenarnya dalam kehidupan
  orang percaya. Jika Anda tertarik untuk mengikuti kelas diskusi ini,
  segera daftarkan diri Anda. Untuk keterangan lebih lanjut dan
  pendaftaran kelas PESTA Natal, silakan kirim e-mail ke admin PESTA
  di alamat berikut ini.

  ==>  kusuma(at)in-christ.net
_____________________________________________________________________
Alamat berlangganan: < subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org >
Alamat berhenti: < unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org >
Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org >
Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org

Kunjungi Blog SABDA di: http://blog.sabda.org

Bergabunglah dalam forum diskusi pelayanan anak di In-Christ.Net di:
http://www.in-christ.net/forum/?board=8.0

Bergabunglah dalam Halaman Penggemar e-BinaAnak dan e-BinaGuru di:
http://fb.sabda.org/binaanak

Ikuti Twitter e-BinaAnak di: http://twitter.com/sabdabinaanak
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Santi Titik Lestari dan Melina Martha

Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright (c) 2010 e-BinaAnak / YLSA -- http://www.ylsa.org
Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati

______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org