Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/480

e-BinaAnak edisi 480 (28-4-2010)

Pemuridan untuk Remaja

___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____

  DAFTAR ISI EDISI 480/April/2010

  - SALAM DARI REDAKSI: Jangkau Pula Para Remaja
  - ARTIKEL 1: Rahasia Pelayanan Remaja yang Efektif
  - ARTIKEL 2: Penginjilan dan Pemuridan dalam Pelayanan Remaja
  - MUTIARA GURU
  - TIPS: Mengajar Praremaja
  - BAHAN MENGAJAR: Amanat Agung
______________________________________________________________________
   Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi:
< binaanak(at)sabda.org > atau < owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org >

        Bergabunglah dalam Fan Page e-BinaAnak di Facebook!
        Kunjungi sekarang juga: http://fb.sabda.org/binaanak
______________________________________________________________________
SALAM DARI REDAKSI

                      JANGKAU PULA PARA REMAJA

  Shalom,

  Karena beberapa pelanggan e-BinaAnak meminta ulasan mengenai
  pelayanan remaja, maka dalam edisi pamungkas bulan April ini
  e-BinaAnak menyajikan topik Pemuridan untuk Remaja. Dalam edisi ini
  Anda akan menyimak berbagai artikel yang akan berguna untuk
  mendasari Anda memuridkan para remaja. Jangan lewatkan pula sebuah
  bahan mengajar yang akan membantu Anda memuridkan anak-anak remaja
  yang Anda layani. Kiranya menjadi berkat.

  Selamat melayani.

  Pimpinan Redaksi e-BinaAnak,
  Davida Welni Dana
  http://pepak.sabda.org
  http://fb.sabda.org/binaanak
______________________________________________________________________
            "Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan,
         demikianlah anak-anak pada masa muda." (Mazmur 127:4)
            < http://alkitab.sabda.org/?Mazmur+127:43 >
______________________________________________________________________
ARTIKEL 1

                RAHASIA PELAYANAN REMAJA YANG EFEKTIF

  Agar pelayanan remaja bisa terus maju dan berkembang, simaklah
  uraian ciri-ciri pelayanan remaja yang efektif berikut ini.

  1. Utamakan Orang, Bukan Program

  Pelayanan remaja yang berhasil adalah yang mengutamakan
  orang-orangnya, bukan programnya. Berusahalah untuk mengenal setiap
  remaja lebih dekat. Biarkan mereka merasa diri mereka penting bagi
  Anda. Selain itu, dengarkan, pedulikan, dan kasihilah mereka. Kalau
  unsur-unsur ini ada, pelayanan remaja itu akan bertumbuh. Jika yang
  diutamakan adalah program, para remaja cenderung untuk kehilangan
  minat. Salah satu penyebabnya ialah mereka telah menghabiskan banyak
  waktu dan energi untuk kegiatan sekolah. Kegiatan gereja mungkin
  kurang menarik dibandingkan aktivitas sekolah atau aktivitas
  lainnya. Jadi, jika pelayanan remaja di gereja tidak menawarkan
  sesuatu yang berbeda, para remaja akan memilih aktivitas di luar
  gereja. Satu hal yang biasanya tidak ditawarkan oleh kegiatan di
  luar gereja adalah perhatian terhadap tiap pribadi. Bila pelayanan
  remaja gereja menyediakan suasana kasih, saling memercayai, dan
  menerima tiap orang sebagaimana adanya, maka para remaja akan berada
  di sana.

  2. Utamakan Kristus

  Yesus Kristus adalah pribadi yang paling menarik yang pernah hidup
  di dunia ini. Remaja pun dapat memberi respons kepada Kristus dan
  dapat mengalami bahwa hidup bagi Dia sungguh berharga. Sering kali
  pelayanan remaja bertujuan agar para remaja itu kelak menjadi
  anggota gereja tersebut. Keanggotaan gereja memang penting, bahkan
  sangat penting, tetapi kalau ini yang menjadi tujuan pelayanan
  remaja, kebanyakan remaja menjadi tidak tertarik.

  Tujuan dari pelayanan remaja adalah untuk menjadikan Kristus Tuhan
  atas kehidupan, atas nilai-nilai, dan atas gaya hidup. Jika tidak
  tegas dalam menyatakan tujuannya, pelayanan remaja akan kehilangan
  para remaja yang dihanyutkan oleh ajaran-ajaran lain di sekitarnya.
  Setiap pembina remaja harus memahami dan menghayati tujuan itu.

  3. Suatu Kelompok yang Memedulikan

  Selain menawarkan penyerahan hidup sepenuhnya kepada Kristus, suatu
  pelayanan remaja yang berhasil juga menawarkan suatu kelompok yang
  memedulikan dan memberi dukungan kepada mereka yang telah
  menyerahkan dirinya kepada Kristus, maupun yang baru mulai tertarik.
  Seperti halnya orang dewasa, para remaja pun perlu memiliki perasaan
  menyatu dengan kelompoknya. Dalam usia remaja, tekanan dari
  teman-teman sebaya sangat besar, bahkan bisa saja mereka tidak bisa
  menahan tekanan tersebut. Pada umumnya, tekanan itu menjurus kepada
  hal yang negatif. Karena itu, pelayanan remaja harus menawarkan
  suatu kelompok "tandingan", suatu "keluarga besar", tempat para
  remaja benar-benar merasa diterima dan dikasihi.

  4. Prioritas yang Jelas

  Di tengah arus kesibukan dan waktu yang sempit, pelayanan remaja
  mudah kehilangan arah tanpa disadari. Pembina remaja perlu memunyai
  prioritas sebagai berikut.

  a. Pertumbuhan rohani dan saling mendukung. Seminggu sekali para
     pembina perlu bertemu untuk saling berbagi suka duka, kebutuhan,
     dan pertumbuhan rohani.

  b. Pertemuan dengan para remaja seminggu sekali, untuk membagi
     tanggung jawab bagi pelaksanaan program pelayanan.

  c. Menyediakan waktu untuk bergaul dengan para remaja. Bila ada
     acara-acara khusus, hadirlah di sana. Dukunglah para remaja dalam
     acara-acara lain juga, misalnya dalam pertandingan sekolahnya
     atau pertunjukan kesenian yang dimainkannya. Hal ini baik untuk
     dilaksanakan kalau pembina kelompok remaja ada beberapa orang.
     Dalam suatu pertunjukan yang dimainkan oleh remaja Anda, salah
     seorang pembina dapat hadir untuk memberi semangat. Dalam acara
     yang lain, seorang pembina lainnya hadir sebagai suporter.
     Kehadiran Anda seakan-akan mengatakan kepada mereka: "Kami
     memerhatikan engkau ... engkau penting bagi kami ... apa yang kau
     lakukan itu penting." Para pembina remaja hendaknya memiliki
     komitmen untuk "menyediakan waktu" bagi para remaja yang
     dilayaninya.

  (Disadur dari Coleman & Rydberg, ",6 Training Sessions for Your Youth
  Worker Team")

  Sumber:
  Nama Majalah: Momentum
  Edisi: 01/Maret 1987
  Penulis: Tidak dicantumkan
  Halaman: 10 -- 11

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Nama situs: SOTeRI
  Alamat URL: http://reformed.sabda.org/rahasia_pelayanan_remaja_yang_efektif
______________________________________________________________________
ARTIKEL 2

         PENGINJILAN DAN PEMURIDAN DALAM PELAYANAN REMAJA

  Dalam pelayanan remaja, para pembina biasanya lebih mementingkan
  pemuridan dibandingkan penginjilan. Inilah kesalahan pola pikir
  kita. Penginjilan dan pemuridan sama seperti Nitrogen dan Gliserin,
  keduanya perlu dicampur untuk menghasilkan efek yang maksimum.
  Remaja yang bertumbuh dalam Kristus akan mempersaksikan iman mereka,
  dan remaja yang membagikan iman mereka dalam kuasa Roh akan
  bertumbuh dalam Kristus.

  Saya yakin jika remaja "tergila-gila" mempersaksikan iman mereka,
  maka pada akhirnya mereka akan lelah, tetapi jika mereka
  "tergila-gila" kepada Yesus, mereka akan senantiasa melayani. Oleh
  karena itu, tujuan utama dan terpenting adalah membuat remaja
  berserah sepenuhnya kepada Kristus. Jika mereka menawarkan hidup
  mereka sebagai kurban yang hidup (Roma 12:1), saya percaya mereka
  akan bersemangat menyaksikan iman dari cinta mereka yang melimpah
  kepada Allah!

  Pada acara "Dare 2 Share" (Berani untuk Bersaksi), kami tidak
  memisahkan penginjilan dan pemuridan. Saya percaya bahwa
  sesungguhnya penginjilan dan pemuridan merupakan satu kesatuan. Saya
  sangat percaya bahwa penginjilan mempercepat proses pemuridan lebih
  dari yang bisa dicapai kelas pedalaman Alkitab. Ketika remaja mulai
  mempersaksikan iman mereka, mereka merasakan rasa haus yang baru
  untuk mempelajari firman Allah, berdoa, dan bergantung kepada Roh
  Kudus.

  Contohnya, dalam konferensi pelatihan tahun ini, kami menghadapi
  perang mengalahkan dosa dengan menerapkan kekuatan salib (atau
  "pengudusan"). Jika remaja hidup dalam kehidupan tanpa Allah, tidak
  ada teman yang akan menanggapi mereka dengan serius ketika
  mempersaksikan Injil; inilah hubungannya secara langsung dengan
  penginjilan. Oleh karena itu, kita mengajarkan kebenaran utama yang
  langsung berhubungan dengan teologi mendalam yang penting (kebenaran
  firman Allah, Tritungal, doa, penyembahan, kehidupan yang
  diperbaharui, dll.), tetapi semua hal ini juga berhubungan langsung
  dengan kesaksian iman Anda.

  Menekankan penginjilan akan membuka peluang bagi risiko dan
  penyiksaan (1 Timotius 3:12), tetapi hal ini menolong remaja
  mencerna teologi dengan lebih cepat dan efektif. Hal ini menciptakan
  suasana seperti gereja abad pertama, alih-alih gereja abad ke-21.
  Hal ini memberikan mereka landasan kuat (alasan yang PALING penting)
  yang mendesak, menarik dan dapat mengubah kehidupan. Remaja menyimak
  dan merasa lapar untuk mempelajari teologi karena mereka diutus ke
  medan peperangan demi jiwa teman-teman mereka.

  Menyesuaikan teologi dalam penginjilan berarti "memisikan" teologi
  dan menerapkannya dari sesuatu yang abstrak menjadi sesuatu yang
  praktis. Yesus melengkapi murid-muridnya dalam konteks misi.
  Pertama-tama, Dia memanggil mereka dalam kitab Matius 4:19, "Mari,
  ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." Kemudian, Dia
  resmi menunjuk mereka sebagai murid-murid-Nya dalam Matius 10 dan
  melepaskan mereka untuk gerakan penginjilan. Sampai kata-kata
  terakhir-Nya dalam Kisah Para Rasul 1:8, Yesus melengkapi
  murid-murid-Nya dengan pokok kebenaran iman dalam konteks misi.
  Dengan berfokus pada penginjilan, kita dapat memuridkan remaja
  dengan lebih efektif karena kita menambahkan bahaya serta risiko ke
  dalam skenario.

  Pembina remaja memegang peranan penting dalam menjaga lingkungan
  pelayanan remaja yang menekankan pada filsafat ini; pembina menjaga
  alasan yang PALING penting tersebut sebagai pusat strategi mereka
  demi pertumbuhan kerohanian remaja. Strategi "pelayanan remaja yang
  mendalam dan meluas", dan juga kesaksian praktik-praktik dari
  pembina remaja lainnya, penting untuk menolong mereka mempertahankan
  model perubahan paradigma ini.

  Jadi, apakah kita harus berfokus pada penginjilan atau pemuridan
  dalam pelayanan remaja? Jawabannya adalah keduanya, bukan salah
  satunya. (t/Uly)

  Diterjemahkan dan disunting dari:
  Judul artikel asli: Should We Focus on Evangelism or Discipleship in
  Youth Ministry?
  Penulis: Greg Stier
  Nama situs: The Christian Post
  Alamat URL: http://www.christianpost.com/article/20100111/should-we-focus-on-evangelism-or-discipleship-in-youth-ministry/index.html
____________________________________________________________________
MUTIARA GURU

            Remaja membutuhkan fondasi rohani yang kuat
                   dalam pencarian jati dirinya.

_____________________________________________________________________
TIPS

                         MENGAJAR PRAREMAJA

  Pembina remaja akan berhasil mengajar praremaja dengan mengenali
  cara-cara unik mereka belajar. Simaklah sepuluh sikap pembina remaja
  yang sukses mengajar praremaja berikut ini.

  1. Buatlah Tujuan-Tujuan yang Jelas

  Guru yang mengajar di kelas praremaja tanpa target khusus, dijamin
  akan mengalami frustrasi pada pagi itu. Buatlah tujuan spesifik
  untuk setiap pertemuan. Rancanglah tujuan-tujuan yang SMART --
  "Spesific" (spesifik), "Measurable" (dapat diukur), "Achievable"
  (dapat dicapai), "Relevant" (berguna) dan "Timely" (tepat waktu).
  Saat Anda meluangkan waktu untuk menentukan tujuan setiap pertemuan
  dalam satu kalimat, Anda sedang memberikan standar untuk mengukur
  kualitas pertemuan tersebut.

  2. Fokuslah Kepada Individu

  Ingatlah bahwa Anda mengajar individu-individu. Setiap murid
  memunyai kebutuhan berbeda-beda yang dapat memengaruhi pengajaran
  Anda. Ketika Anda menyiapkan suatu bahan, bayangkanlah keuntungan
  yang mereka dapatkan dari penerapan pelajaran itu. Bersiaplah
  menjawab pertanyaan murid "Bagaimana pelajaran ini bisa
  memengaruhiku?", 3. Bersikaplah Antusias

  Ada banyak bentuk dari antusiasme yang tulus; sikap tersebut dapat
  terpancar hanya dari sinar mata atau dapat terdengar dari tinggi
  nada suara Anda. Sikap antusias tampak dalam persiapan yang matang.

  4. Gambarkanlah

  Remaja dan praremaja adalah pelajar yang visual. Gunakan alat-alat
  bantu, video, atau stimulus visual lainnya untuk menyampaikan pesan
  Anda. Contohnya, jika Anda mengajarkan Pedang Roh, ajarkanlah mereka
  dengan memegang pedang di tangan Anda. Jika Anda mengajarkan sepuluh
  tulah, beberapa belalang dalam toples akan membuat ide yang Anda
  sampaikan menarik, terutama jika belalang-belalang itu terlepas dari
  toples Anda.

  5. Sesuaikanlah

  Murid harus bisa menjawab pertanyaan "Mengapa pelajaran ini
  berguna?" Bantu mereka menemukan keterkaitan Alkitab dengan
  kehidupan mereka. Mereka telah menghabiskan waktu selama seminggu
  mempelajari sejarah, matematika, dan mata pelajaran lain. Namun
  demikian, kelas yang menarik minat mereka adalah kelas-kelas yang
  langsung berkaitan dengan hidup mereka.

  6. Berorientasilah pada Penerapan

  Murid harus mengerti bagaimana menerapkan informasi yang Anda
  berikan kepada mereka, baik itu lewat diskusi, pengajaran, atau cara
  lain. Mereka tidak dapat menentukan sendiri cara menerapkan
  pelajaran tersebut. Penerapan adalah bagian yang paling sulit saat
  seseorang mempelajari Alkitab. Siapkan diri Anda untuk menolong
  mereka.

  7. Targetkanlah Nilai-Nilai Hidup

  Nilai-nilai adalah bumbu yang membentuk kehidupan. Nilai-nilai
  tersebut menentukan akan menjadi seperti apa nantinya orang
  tersebut, baik sebagai istri, ayah, pekerja atau pemimpin. Pembina
  remaja yang berhasil dapat membantu remaja menemukan, mengerti
  kebenaran, dan memberikan bimbingan yang mendalam dari Alkitab.
  Mereka juga menolong remaja mengerti bagaimana setiap kebenaran dan
  bimbingan tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan mereka. Selain
  itu, sikap dapat bertumbuh dari nilai-nilai tersebut. Pembina remaja
  biasanya terlalu sering menghabiskan waktu untuk mengubah sikap
  murid. Padahal, nilai-nilai mendasarlah yang perlu diperbaiki.
  Fokuslah pada nilai-nilai, maka sikap pun akan berubah juga.

  8. Variasikan Metode Mengajar

  Metode mengajar yang bervariasi dapat menjaga minat murid remaja dan
  praremaja sekaligus menambahkan peluang mereka untuk belajar. Drama,
  video, diskusi, teater, dan pembuatan proyek hanyalah segelintir
  cara yang bisa Anda pakai. Lewat cara-cara tersebut mereka belajar
  pelajaran-pelajaran yang tidak akan mereka lupakan.

  9. Pertahankanlah Kelompok Agar Tetap Kecil

  Remaja dapat belajar dengan maksimal jika diberikan kesempatan untuk
  berinteraksi. Selain itu, karena didominasi oleh kebutuhan mereka
  akan penerimaan, kelompok yang lebih besar akan menghalangi
  kemungkinan mereka untuk berpartisipasi. Kualitas pembelajaran
  selalu berhubungan secara langsung dengan jumlah perhatian pribadi
  yang diterima seorang murid. Idealnya, kelompok belajar terdiri
  kurang dari lima belas murid.

  10. Evaluasilah keberhasilannya

  Walaupun evaluasi dapat mengungkapkan kelemahan-kelemahannya, para
  pembina yang sering mengevaluasi diri dapat bertahan lebih lama.
  Sedangkan mereka yang memunyai sedikit gambaran tentang apa yang
  mereka capai dapat mudah frustrasi. Perhatikanlah tujuan-tujuan
  Anda untuk setiap murid dan tujuan-tujuan Anda untuk pertemuan
  pengajaran. Apakah usaha Anda berjalan dengan lancar? Apakah
  tujuan-tujuan Anda sudah tercapai? (t/Uly)

  Diterjemahkan dari:
  Judul asli artikel: 10 Habits for Teaching Preteens
  Penulis: Carey Huffman
  Nama situs: Discipleshipideas.com
  Alamat URL: http://discipleshipideas.com/?option=com_content&task=view&id=113&Itemid=41

______________________________________________________________________
BAHAN MENGAJAR

                              AMANAT AGUNG

  Ayat Kunci: Matius 24:14

  Nas Alkitab: Matius 28:19-20

  Tujuan:
  1. Mengetahui perkembangan jumlah penduduk dunia dalam perspektif
     perbandingan jumlah orang Kristen dengan non-Kristen.
  2. Memahami misi Tuhan bagi dunia ini.
  3. Memikirkan langkah-langkah tentang bagaimana melaksanakan misi
     Tuhan bagi dunia ini.

  WAWASAN PENGETAHUAN PEMIMPIN

  Pendahuluan

  Saat kita memerhatikan sekelompok orang sedang membangun suatu
  gedung, langkah pertama yang dilakukan adalah membuat fondasinya.
  Fondasi menentukan berapa besar dan berapa tinggi gedung yang akan
  dibangun. Membuat fondasi bukan pekerjaan mudah karena dibutuhkan
  pemikiran dan perhitungan yang pasti dengan perkiraan-perkiraan yang
  tepat. Selain itu, waktu yang dibutuhkan pun tidak sebentar. Maka
  tidak heran jika orang sering bertanya-tanya, "Kapan mulai membangun
  gedungnya, sedangkan fondasinya saja tidak selesai-selesai?" Atau
  pertanyaan senada, "Apa susahnya sih, membuat fondasi, sampai
  membutuhkan waktu yang sedemikian lama?" Untuk pertanyaan-pertanyaan
  seperti ini, seorang yang mengerti tentang bangunan akan mengatakan,
  "Semakin kuat/kokoh suatu fondasi dibangun, semakin besarlah
  bangunan yang dapat ditunjangnya." Membuat fondasi yang kuat/kokoh
  tentu tidak bisa asal jadi karena pasti diperlukan tes-tes tertentu
  untuk menguji kekuatan fondasi tersebut.

  Gambaran ini tidak jauh berbeda dengan proyek besar Allah untuk
  dunia ini, yaitu untuk membangun Kerajaan Allah di bumi dan di
  surga. Bentuk konkret dari proyek besar Allah ini secara detail
  dapat kita lihat dalam isi Amanat Agung-Nya. Apakah Allah telah
  meletakkan fondasi yang kuat untuk "bangunan" ini? Ya, pengurbanan
  diri-Nya sampai mati di kayu salib dan darah para rasul serta kaum
  martir telah melandasinya. Karena itu, setiap orang percaya termasuk
  remaja wajib melanjutkannya. Bagaimana cara yang tepat untuk
  melanjutkan pekerjaan Allah yang besar ini?

  Cara Menjadikan Murid

  Jika kita memerhatikan dan menyimak dengan teliti Matius 28:19-20
  dalam bahasa aslinya (Yunani), maka kita akan menemukan hanya sebuah
  kata kerja yang berbentuk imperatif/kata perintah (dalam bahasa
  Indonesia tidak begitu jelas), yaitu "jadikanlah murid" (dalam
  bahasa Inggris: "make disciples"). Sedangkan tiga kata kerja lain
  yang nampaknya memiliki bentuk yang sama seperti "pergilah",
  "baptislah", dan "ajarlah" tidak ditulis dalam bentuk imperatif
  tetapi dalam bentuk partisif yang berfungsi sebagai pelengkap
  (suplemen) dari kata kerja utama "jadikanlah murid". Jadi, dapat
  diartikan bahwa kata tersebut menunjuk pada tujuan utama Yesus
  Kristus yaitu untuk menjadikan seluruh bangsa sebagai murid-Nya.
  Ketiga kata kerja berikutnya lebih merupakan cara yang tidak bisa
  tidak harus digunakan oleh seseorang yang berhasrat untuk mengambil
  bagian dalam memenuhi Amanat Agung Yesus ini.

  1. Pergilah

  Kata ini ditempatkan mendahului kata kerja utama (jadikanlah murid).
  Hal ini menunjukkan bahwa untuk menjadikan murid tidak mungkin
  ditempuh dengan berdiam diri saja tanpa melakukan sesuatu.
  Diperlukan tindakan berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain.
  Lebih khusus lagi, tindakan "pergi" ini tidak hanya menunjuk pada
  tempat secara fisik saja, tetapi lebih dari itu juga menyangkut
  hidup. Seseorang yang bersedia untuk mengemban Amanat Agung Yesus
  harus bersedia "pergi" dari hidup lama ke hidup baru; dari keinginan
  untuk lebih mementingkan diri sendiri pada keinginan untuk lebih
  mendahulukan kepentingan orang lain. Dan masih banyak lagi tindakan
  "pergi" bila dijabarkan satu per satu. Pendeknya, ada sesuatu yang
  harus ditinggalkan dan harus ada sesuatu yang ingin dicapai dalam
  tindakan "pergi". Dan "pergi" adalah tindakan awal yang harus
  dilakukan dalam rangka menjadikan murid.

  2. Baptislah

  Baptisan merupakan tanda khusus yang dimiliki seseorang yang telah
  menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Kata baptisan
  ini berasal dari kata Yunani: "baptizo", yang oleh orang-orang abad
  pertama sering digunakan untuk tindakan mencelupkan pakaian berwarna
  terang ke dalam zat pewarna. Misalnya, kain putih dicelupkan ke
  dalam zat pewarna yang berwarna merah, maka identitasnya berubah
  dari warna aslinya menjadi warna merah. Tindakan mencelupkan
  (baptizo) ini mengakibatkan perubahan identitasnya. Ketika seseorang
  secara sadar percaya kepada Injil Kebenaran Allah, maka ia akan
  dibaptiskan dalam kematian dan kebangkitan-Nya. Ini akan
  mengakibatkan perubahan identitas di dalam dirinya: dari manusia
  lama menjadi manusia baru, dari manusia berdosa manjadi manusia yang
  dibenarkan Allah, demikian seterusnya. Sebagai pengemban Amanat
  Agung Allah, kita seharusnya melakukan tugas "menjadikan murid"
  sampai pada tahap ini. Untuk itu kita perlu mengadakan pendekatan
  secara pribadi. Dan pendekatan itu harus dilakukan sampai orang yang
  baru mendengar tentang Injil itu tiba pada tahap menerima dan
  membutuhkan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya.

  3. Ajarlah

  Membuat seseorang sadar bahwa ia membutuhkan keselamatan dan
  mengenal siapa Juru Selamatnya, belum tentu dapat membuat orang
  tersebut mampu bertahan dalam iman percayanya kepada Tuhan, jika
  tidak diimbangi atau ditindaklanjuti dengan pengajaran-pengajaran
  yang dapat memupuk kehidupan rohaninya dan menghasilkan ketaatan.
  Pengenalan yang dangkal terhadap Tuhan, keraguan, dan pertanyaan-
  pertanyaan yang tidak terjawab hanya akan membuat orang tersebut
  tidak dapat berdiri dengan teguh pada kebenaran yang kudus. Karena
  itu, perlu ada pengajar-pengajar yang terus meneguhkan dan
  mengokohkan iman percayanya kepada Tuhan, sehingga ia dapat terus
  bertumbuh dan tidak mudah digoyahkan oleh apa pun juga. Dengan
  demikian, ia juga dapat menjadi laskar yang benar-benar gagah untuk
  memenuhi Amanat Agung, yang nantinya akan diteruskan kepada orang
  lain lagi. Karena itu, penting sekali pengajaran yang diberikan
  secara terus-menerus khususnya hal-hal yang berkaitan dengan ajaran
  dan perintah Tuhan sendiri.

  Cara-cara ini tidak mudah, tetapi sebagai remaja Kristen yang telah
  diberi kepercayaan untuk mengemban Amanat Agung mau menyadari dan
  mau menanggungnya secara bersama-sama dengan semangat dan tekad yang
  besar, maka tugas ini akan menjadi tugas yang ringan dan
  menyenangkan.

  Target Amanat Agung: Semua Bangsa

  Semua bangsa? Wah, suatu jumlah yang sangat besar. Namun ini bukan
  target yang mengada-ada karena target ini masuk dalam bagian Amanat
  Agung. Jika demikian, Allah sebagai Perencana Agung itu telah
  mengadakan survei besar-besaran dengan asumsi bahwa target ini pasti
  terpenuhi jika orang-orang kepunyaan-Nya mau dan mampu bekerja
  dengan baik, setia, dan bertanggung jawab. Allah tidak pernah salah!
  Dia pasti memberikan kemampuan dan kuasa kepada kita untuk
  menjalankan perintah itu (Kisah Para Rasul 1:8).

  Kita harus bersyukur kalau target Amanat Agung adalah seluruh
  bangsa. Pada zaman Perjanjian Lama, hanya bangsa Israel saja yang
  disebut umat pilihan Allah sedangkan bangsa-bangsa lain disebut
  bangsa kafir. Oleh karena itu, hanya bangsa Israellah yang berhak
  menyebut diri sebagai umat pilihan atau umat kesayangan Allah.
  Ternyata karena kasih Allah yang begitu besar kepada dunia ini, maka
  Anak-Nya yang Tunggal itu Dia berikan untuk menjadi Perantara
  antara kita dengan Bapa di sorga. Yesus Kristuslah yang memungkinkan
  semua bangsa berhak menyatakan diri sebagai murid Kristus. Tetapi
  bagaimana mereka bisa tahu jika tidak ada yang mengabarkan?
  Bagaimana mereka bisa mendengar jika tidak ada yang memberitakan?
  Ini adalah tugas kita, setiap orang yang pernah mendengar dan
  mengerti untuk menyampaikannya kepada orang lain. Tidak perlu harus
  pergi ke seluruh dunia dulu baru bisa dikatakan sebagai orang yang
  telah bersungguh-sungguh mengemban Amanat Agung, walaupun tidak
  tertutup kemungkinan untuk hal itu. Allah telah meletakkan
  orang-orang kepercayaan-Nya di setiap belahan dunia. Yang terpenting
  adalah pandanglah sekitarmu, kemudian lihat dan rasakan apakah
  semangat penginjilan itu masih ada.

  Janji Penyertaan Tuhan

  Yesus pernah berkata, "Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke
  tengah-tengah serigala..." (Matius 10:16a). Kelihatannya di sini
  Allah bertindak sangat kejam dengan mengirim kita ke tempat yang
  sangat berbahaya. Tetapi sesungguhnya ini adalah kalimat pengutusan
  yang sangat realistis jika dilihat dari situasi dan kondisi dunia
  saat ini. Dunia membenci Tuhan Yesus, karena itu secara otomatis
  dunia juga membenci kita -- para pengikut-Nya. Kecaman, kesulitan,
  ancaman, dan bahaya bisa menghadang di depan kita kapan pun dan di
  mana saja. Tetapi betapa pun banyaknya kesulitan dan besarnya
  pengorbanan yang harus kita beri, kita tetap harus melakukannya
  dengan keyakinan akan janji penyertaan Tuhan.

  Melihat kenyataan ini, Allah tidak tinggal diam karena janji
  penyertaan-Nya tidak bertanggal akhir, yang berarti Ia menyertai
  kita senantiasa sampai pada kesudahan zaman. Selain itu, ucapan ini
  juga berarti bahwa pekerjaan penginjilan harus terus dilakukan
  sampai dunia ini berakhir, yaitu sampai Tuhan Yesus datang untuk
  kedua kalinya. Hai remaja ... masih ragukah, takutkah, atau tidak
  bersemangatkah? Pelajarilah bagian ini baik-baik, mintalah agar
  Tuhan memberikan kepastian, keberanian, dan semangat itu kepada kamu
  -- para remaja yang dikasihi Tuhan -- untuk mengemban Amanat Agung-Nya.

  RENCANA PELAJARAN

  Bonus (10 -- 15 menit)

  Permainan "Yesus Berkata"

  Aturlah agar anggota kelompok duduk melingkar dan pemimpin berdiri
  di tengah. Setiap orang harus mengikuti perintah pemimpin. Jlka
  pemimpin menggunakan ungkapan "Yesus berkata", misalnya "Yesus
  berkata: Berlutut!" semua anggota harus berlutut. Namun jika isi
  perintahnya cuma "Berlutut", tanpa ada ungkapan "Yesus berkata",
  para anggota tidak boleh menuruti perintahnya. Orang yang salah
  mengikuti perintah akan menggantikan peran pemimpin untuk meneruskan
  permainan. Jika jumlah orang yang salah mengikuti perintah berjumlah
  lebih dari satu orang, maka pemimpin berhak menunjuk salah seorang
  dart mereka. Nikmatilah permainan ini dalam periode waktu yang
  disediakan. Hukuman dapat diberikan kepada orang-orang yang terakhir
  kalinya salah mengikuti perintah.

  Selesai permainan, tanyakan apakah yang mereka pelajari dari
  permainan ini. Hargailah pendapat setiap anggota. Jika perlu,
  tanyakan kepada mereka apakah yang menyebabkan orang Kristen
  kadang-kadang sulit atau tidak mau menaati perkataan Yesus.
  Pertanyaan ini penting diajukan untuk menunjukkan fakta bahwa cukup
  banyak orang Kristen tahu akan perkataan Yesus namun tidak bersedia
  atau tidak mau berkomitmen untuk menerapkannya dalam kehidupan yang
  nyata. Tidak sedikit pula yang cenderung lebih mengikuti perkataan
  orang lain daripada perkataan Yesus.

  Jelajah (30 -- 35 menit)

  Satu lembar pertanyaan "Sampai Seluruh Dunia".

  Matius 28:16-20

  1. Amanat Agung Tuhan Yesus berisi suatu perintah yang penting
     sekali, yaitu "Jadikanlah Murid". Bagaimanakah kita bisa
     menjadikan seseorang murid Yesus?

  2. Kepada siapakah Tuhan Yesus memercayakan Amanat Agung-Nya?
     (Ayat 16)

  3. Siapakah yang harus dijadikan murid? Mungkinkah itu tercapai?
     (Ayat 19)

  4. Janji indah apakah yang Yesus berikan kepada para murid dalam
     rangka mengemban Amanat Agung-Nya? (Ayat 20)

  Pertama-tama ajaklah setiap anggota untuk membaca Matius 24:14
  berulang-ulang sampai hafal alamat ayatnya dan garis besar isi ayat
  tersebut. Kemudian, bahaslah pertanyaan-pertanyaan pada lembar
  "Sampai Seluruh Dunia." Selama pembahasan, arahkan diskusi pada
  kesadaran bahwa setiap murid Yesus di segala tempat dan zaman harus
  mengemban Amanat Agung Tuhan Yesus agar misi-Nya untuk menjadikan
  semua bangsa di seluruh dunia murid-Nya bisa tercapai.

  Tips (5 -- 10 menit)

  Satu lembar "Peta Kekristenan".

  Isi lembar peta kekristenan:
  Kristen (Protestan dan Katolik): 32,9%
  Lain-lain: 24,7%
  Islam: 17,8%
  Hindu: 13,2%
  Budha: 6%
  Statistik ini diadaptasi dari persentase populasi tentang dunia yang
  hilang berdasarkan suatu laporan yang disponsori oleh Ensiklopedi
  Britannica tahun 1989.

  Mintalah setiap anggota meneliti lembar "Peta Kekristenan" di atas
  untuk melihat persentase umat-umat beragama di dunia ini. Perlu
  diberitahukan bahwa 32,9% dari penduduk dunia adalah orang Kristen
  (termasuk umat Katolik). Sesudah itu, tanyakan kepada mereka tentang
  faktor-faktor apakah yang mungkin menjadi penghambat pertambahan
  jumlah orang Kristen di suatu tempat dan sebaliknya, tentang
  faktor-faktor yang mungkin mempercepat pertambahannya. (misalnya
  faktor-faktor penghambat ialah faktor ideologi seperti komunisme,
  undang-undang yang melarang orang PI, kemalasan orang Kristen untuk
  bersaksi, dll.; faktor-faktor penunjang misalnya KKR, pemuridan,
  dukungan pemerintah, dll..)

  Pikirkanlah faktor-faktor lainnya. Berdasarkan faktor-faktor
  penghambat dan penunjang tersebut, bahaslah tentang langkah-langkah
  yang perlu diambil untuk mengikis faktor-faktor negatif dan menambah
  faktor-faktor positif. Akhirilah pertemuan dengan mendoakan
  langkah-langkah tersebut agar menjadi kenyataan sehingga pertumbuhan
  kekristenan di dunia terus berlangsung hingga Maranatha (Kristus
  datang kembali kedua kalinya)!

  Diambil dari:
  Judul buku: Misi dan Pelayanan: Seri PA Kelompok Kecil Remaja
  Editor: Tan Giok Li, Ed. D.
  Penerbit: Visi Pressindo, 2002
  Halaman: 7 -- 13
_____________________________________________________________________
Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org >
Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org

Kunjungi Blog SABDA di: http://blog.sabda.org

Bergabunglah dalam forum diskusi pelayanan anak di In-Christ.Net di:
http://www.in-christ.net/forum/?board=8.0

Bergabunglah dalam Fan Page e-BinaAnak: http://fb.sabda.org/binaanak
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Tatik Wahyuningsih

Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) e-BinaAnak 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org
Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati

______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org