Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/471

e-BinaAnak edisi 471 (25-2-2010)

Kasih kepada Bangsa-Bangsa

___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____

  DAFTAR ISI EDISI 471/Februari/2010

  - SALAM DARI REDAKSI: Mengajar Anak-Anak Mengasihi Ladang
                        Pengutusan
  - ARTIKEL: Perjalanan yang Sesungguhnya: Memberi Keluarga Pengalaman
             Bermisi
  - TIPS: Kasih dalam Tindakan
  - MUTIARA GURU
  - BAHAN MENGAJAR: Paulus di Damaskus
______________________________________________________________________
   Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi:
  <binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org>

        Bergabunglah dalam Fan Page e-BinaAnak di Facebook!
        Kunjungi sekarang juga: http://fb.sabda.org/binaanak
______________________________________________________________________
SALAM DARI REDAKSI

            MENGAJAR ANAK-ANAK MENGASIHI LADANG PENGUTUSAN

  Menurut perkiraan, dari 6;3 miliar populasi dunia hanya 10 persen
  yang sudah percaya kepada Yesus Kristus. Dan lebih dari 25 persen
  sama sekali tidak pernah mendengar Injil Yesus. Apakah respons Yesus
  melihat keadaan ini? Kita pasti yakin, "tergeraklah hati Yesus oleh
  belas kasihan kepada mereka" (Matius 9:36). Sebab tanpa Dia,
  bangsa-bangsa itu kan berakhir pada kebinasaan.

  Publikasi e-BinaAnak edisi 471 berisi bahan yang mengajak anak untuk
  mengasihi bangsa-bangsa. Bagaimana Pelayan Anak sekalian mengajar
  anak untuk mengasihi bangsa-bangsa, sebagaimana Tuhan mengasihi
  bangsa- bangsa itu? Kami menyajikan sebuah artikel menarik, yang
  menceritakan perjalanan singkat satu keluarga ke China dalam rangka
  memberi anak-anak mereka suatu pengalaman bermisi. Kami juga
  memberikan tips tentang bagaimana kita mengajarkan kasih dalam
  tindakan nyata.

  Tuhan senantiasa mendorong kita, "Mintalah kepada tuan yang empunya
  tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja" (Matius 9:38).
  Langkah pertama untuk memberitakan Kabar Baik sering dimulai dengan
  mengenal dari dekat ladang itu.

  Tuhan memberkati.

  Redaksi Tamu e-BinaAnak,
  S. Heru Winoto
  http://pepak.sabda.org/
  http://fb.sabda.org/binaanak

   "Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai?
   Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah
       ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai."
                                (Yohanes 4:35)
               < http://alkitab.sabda.org/?Yohanes+4:35 >
______________________________________________________________________
ARTIKEL

                      PERJALANAN YANG SESUNGGUHNYA

  "Anda yakin Anda akan selamat?"

  "Mungkin, Anda harus mencoba dari hal-hal yang kecil terlebih
  dahulu."

  Reaksi umumnya, tidak antusias, terpancar dari wajah teman dan
  keluarga kami, ketika mereka mendengar rencana pelayanan misi kami.
  Mereka heran kami memesan lima bangku penerbangan, mengajak
  anak-anak kami yang masih duduk di sekolah dasar, dan berkelana ke
  dunia bagian lain dengan orang-orang asing hanya demi menolong anak
  yatim piatu. Apakah kami sudah mempertimbangkan matang-matang
  bagaimana anak gadis kami dapat dan harus melayani bersama orang tua
  mereka ke tempat yang sangat jauh dari rumah -- makan, tidur dan
  (lebih  parah lagi) menggunakan kamar mandi di tempat asing?

  Jawabannya, ya!

  Biasanya, pelayanan misi jangka pendek adalah ranah pelayanan
  kelompok remaja dan pemuda yang rindu melayani suku-suku lain tanpa
  harus berhenti dari pekerjaan mereka. Namun saat ini, Adam Henry
  dari organisasi pengembangan dan pertolongan, Food for the Hungry,
  mengatakan bahwa fenomena tersebut sudah mulai berubah. "Semakin
  banyak keluarga yang berencana melayani bersama-sama," kata Henry.
  "Saya merasa ada gunanya bagi anak-anak saat menyaksikan orang tua
  mereka melayani Tuhan. Anak-anak menjadi dunia Kristen."

  Saya dan suami saya berbicara tentang ide ini selama 3 tahun.
  Tetapi, kami belum merasa nyaman mengambil sebuah keputusan. Semakin
  anak-anak kami bertumbuh, saya mengamati mereka semakin terbiasa
  dengan kehidupan yang lumayan menyenangkan di pingir kota. Ya,
  mereka pergi ke gereja setiap minggu dan belajar tentang kejahatan
  dosa. Namun, apakah mereka juga belajar tentang kejahatan puas diri?
  Saya khawatir budaya makmur dan rasa puas kita akan menumpulkan
  mereka menjadi orang kristen yang acuh tak acuh, mengabaikan dan
  tidak peduli dengan dunia yang terluka di balik kehidupan yang
  nyaman.

  Kami juga merasa bahwa anak-anak kami wajib menerapkan iman dalam
  tindakan mereka. Mereka tidak perlu menunggu dewasa untuk melayani.
  Pendeta Eric Spangler, seorang direktur dari Mobilization for Free
  Methodist World Mission, membawa anak-anaknya yang berumur 4 -- 12
  tahun ke India untuk alasan yang sama. Dia berkata, "Saya harap
  anak-anak saya mendapat pandangan yang lebih luas tentang dunia dan
  kerajaan Allah. Saya juga berharap mereka peka akan kehidupan
  orang-orang yang menderita."

  Oleh karena itu Oktober lalu, kami berlima (Ibu, Ayah, dan tiga anak
  gadis yang berumur 6, 10, dan 11) terbang ke Beijing, China, selama
  2 minggu. Pengalaman ini menyadarkan kami akan satu hal: kami akan
  melakukannya lagi! Dengan cara yang tak pernah mereka bayangkan
  sebelumnya, anak anak kami telah menjadi "dunia Kristen" saat mereka
  menyempatkan waktu dengan anak-anak di China.

  Langkah Pertama

  Saat kami memutuskan untuk pergi melayani, kami harus menentukan
  tempat yang kami tuju dan kegiatan kami. Saya menemukan lokasi yang
  cocok dengan cara yang mudah. Saya menjelajahi Internet mencari
  "misi jangka pendek". Hasilnya pencarian dipersempit lagi ke daerah
  yang membutuhkan pertolongan logistik. Kemudian, kami memutuskan
  berangkat ke tempat yang dekat; kami tidak memilih penerbangan
  trans-Atlantic [Red. menyeberang samudra Atlantik] karena anak kami
  terkena gejala ADHD [red. ketidakmampuan berkosentrasi dan
  hiperaktif]. Harus sesuai dengan kantong kami. Saya juga
  memerhatikan pertanyaan-pertanyaan seperti: 1) Apakah daerah ini
  aman? 2) Dapatkah seluruh keluarga berpartisipasi dalam pelayanan?
  3) Apakah ada agen yang mengirimkan keluarga?

  Ketika saya menemukan kesempatan melayani yatim piatu, saya tahu
  tempat itu sempurna. Kemudian saya lihat lokasinya. China. China?
  Yang benar Tuhan? Bagaimana dengan: jarak yang dekat, harga yang
  terjangkau dan perjalanan yang mudah? Namun Tuhan berkata bahwa
  tidak ada rintangan bagi Allah. "Baiklah," saya berdoa, "China
  lokasinya."

  Misi 2 minggu kami dengan The Sowers International (www.sower.org)
  dibagi menjadi dua bagian:

  1. Kami menghabiskan hari-hari kami membantu kelas anak-anak China.
     Kami membantu mereka melatih bahasa Inggris dengan perkenalan
     diri. Pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan berkaitan dengan
     kepercayaan kami.

  2. Seusai sekolah, tepatnya pada akhir minggu, kami menolong di
     rumah yatim piatu yang dikelola oleh pasangan Kristen dan
     mendekatkan diri dengan anak-anak. Anak-anak yatim piatu hanya
     bisa sedikit berbahasa Inggris. Tetapi, anak- anak kami membantu
     mereka mengerjakan PR, mengajarkan mereka lagu-lagu, membuat
     kerajinan tangan bersama-sama, bahkan berlomba dengan mereka di
     sepanjang Sungai Kuning.

  Becca, anak perempuan kami yang tertua, menyukai anak-anak. Di sana
  ada tiga gadis kecil yang berbibir sumbing; mereka selalu tersenyum
  saat Becca menyentuh mereka. Dia menggandeng mereka, membuai mereka.
  Bahkan, dia tidak menunjukan rasa jijiknya saat mereka meludahinya.
  Becca adalah anak yang cenderung pemalu dan suka menarik diri. Dia
  juga terkena sindrom Tourette, yang menyebabkan dia terkadang sangat
  sensitif dan terkadang gampang senang. Saat dia sedang bersama
  balita, saya tahu pikirannya heran bagaimana seorang ibu meningalkan
  bayi yang elok karena kenyataan yang memaksa mereka melakukannya.

  Ketika kami tiba di rumah, saya menanyakan Becca apakah
  pengalamannya itu mengubahnya. Dia berkata, "Saya menjadi lebih
  berani menolong orang. Sebelumnya, saya terlalu takut. Sekarang saya
  tahu jika seseorang membutuhkan pertolongan, saya sanggup
  menolongnya." Becca sadar bahwa seorang gadis tidak dapat mengubah
  dunia, namun dia sadar seorang gadis dapat mengendong bayi tak
  beribu.

  Selain itu, ada juga Emily, anak kami yang berumur 10 tahun. Dia
  jarang gembira mengenai apa pun. Dia dengan berani menyatakan, "Saya
  tidak butuh petunjuk, Ibu!" Emily, yang tenaga dan volume suaranya
  dapat menjalankan pesawat Boeing 747, akhirnya menemukan apa yang
  bisa dia lakukan di China: Allah membuatku spesial untuk melakukan
  apa yang hanya aku dapat perbuat. Emilylah yang tahu bahwa dia dapat
  mengajarkan bahasa Inggris dengan memeragakan "Head and Shoulders,
  Knees and Toes" dengan menarik. Emily juga yang memimpin anak-anak
  lain mendaki gunung. Emily juga mengundang beberapa anak gadis di
  jalanan untuk makan malam bersama kami. Dia mengenalkan kami dengan
  keluarga-keluarga mereka.

  Emily selalu dinasihati untuk diam, tenang, dan pelan-pelan di
  rumah. Namun, dia sekarang belajar indahnya menyalurkan talenta
  dalam ladang pelayanan yang cocok bagi dia. Saat dia merenung ke
  mana pelayanan akan membawanya, Emily memandang China dan
  anak-anaknya sebagai bagian dari dirinya dalam segala tindakannya.

  Saya tahu bahwa pikiran Beth yang beru berumur 6 tahun tidak tampak
  secara langsung dan konkret. Tapi, Beth menyadari satu hal dari
  pengumuman pesawat dalam tiga bahasa ini. Dia menyadari bahwa
  orang-orang ini berbeda. Mereka berbicara dengan bahasa yang
  berbeda. mereka tampak berbeda. Cara menyetir mereka berbeda,
  sekolah mereka berbeda-beda dan mereka makan makanan yang berbeda.
  Kesimpulan keduanya adalah perbedaan dapat terjadi di mana-mana. Dia
  makan makanan yang berbeda. Dia menarik koper Pooh Bear-nya tanpa
  meminta bantuan. Dia tersenyum dan mengangkat bahu ketika kedua
  wanita asing membawanya ke toko mereka dan dia mulai menyisir dan
  merawat rambut coklatnya yang panjang. Dia tidak khawatir menjadi
  pusat perhatian di setiap kelas yang kami kunjungi. Dia pemalu dan
  diam, tetapi dia menarik anak-anak yang lebih diam ke dekatnya. Dia
  juga menjadi inspirasi ke tim kami. Mereka sering bercanda, "Kita
  tidak bisa mengeluhkan kalau keadaan memburuk, atau kita akan
  terlihat lebih lemah dari anak 6 tahun!" Tanpa dia sadari, sikapnya
  tentang "penyesuaian diri dan penghargaan," (yang berbeda dengan
  sikapnya di rumah), Beth mengajarkan kami semua bagaimana menjadi
  utusan: anak kecil.

  Persiapan untuk Anak-anak

  Di balik persiapan fisik, perbekalan, paspor, pakaian, dll., sebuah
  keluarga membutuhkan persiapan khusus sosial, emosional, dan rohani.
  Anak-anak biasanya perlu tahu apa yang akan mereka hadapi: tidak ada
  TV, Nitendo, atau kolam renang; mereka tidak bisa menelepon teman
  baik mereka untuk sekadar mengobrol. Kamar mandi (jika ada) akan
  "berbeda", begitu juga makanannya. Kami melihat anak kami dapat
  beradaptasi dengan cepat. Setelah menyatakan masalah yang pertama
  yaitu kamar mandi, anak-anak kami berkata, "Kami bisa
  menggunakannya, maka Ayah dan Ibu harus bisa memakainya juga."

  Kami menyiapkan mereka sebaik mungkin, menghadapi penderitaan yang
  akan mereka lihat. Hati muda itu masih lembut, dan mereka tidak
  mengerti kerumitan yang terjadi dalam masyarakat di dunia. Cerita
  tentang anak-anak itu sebelum menjadi yatim piatu menyentuh hati
  mereka dengan kesadaran yang baik, tapi menyedihkan. Anak-anak yang
  melayani anak-anak lainnya memberi pengaruh besar kepada semua
  orang. Pemuda tergerak dengan rasa kasihan dan keputusasaan. Namun,
  anak-anak melayani dengan naluri mereka untuk melakukan sesuatu.
  Mereka menganggap anak-anak lain teman-teman baru, yang sama dengan
  mereka; memperlakukan mereka dengan hormat, minat, dan kasih sayang.
  Kami berulang kali menyaksikan kebenarannya: anak-anak dapat
  membukakan pintu yang tidak dapat dibukakan oleh orang dewasa.

  Untuk alasan ini, banyak agen jangka pendek menyarankan keluarga dan
  anak-anak terlibat dalam misi. Keluarga Pendeta Spangler melakukan
  retreat keluarga di India. Keempat anaknya melayani anak-anak di
  India dengan cara yang tidak dapat dilakukan orangtuanya. `Apa pun
  yang engkau perbuat," peringatan Adam Henry, "Jangan merencanakan
  perjalanan misi yang hanya melibatkan orang tua, kemudian, anak-anak
  menjadi penonton." Walaupun suami saya seorang dokter, kami tidak
  melaksanakan misi medis karena kami ingin berbagi tugas kepada semua
  orang dari yang berumur 6 sampai 40.

  Pulang ke Rumah

  Setelah 13 jam perjalanan pulang, kami yakin perjalanan kami telah
  berhasil, karena ketiga anak saya berkata, `kapan kita akan
  melakukannya lagi?" Sekarang, setelah lewat beberapa bulan, kami
  mengenang momen-momen di China hidup dengan doa-doa, obrolan,
  e-mail, dan hadiah bagi yatim piatu.

  Untuk Natal tahun ini, kami menghadiahi Becca sebuah kartu dari
  Samaritan`s Purse yang berkata "Sebuah hadiah diberi untuk Becca
  karena dia telah mengasihi anak-anak yatim-piatu." Saya melihat
  matanya berbinar-binar. Saya tahu bahwa walaupun dia mencintai satu
  set "Rippin` Rocket Roller Coaster" yang sudah dia buka, dia mau
  menukarkannya dengan kartu itu. Anak yatim piatu itu bukanlah gambar
  dalam pamflet atau nama dari website. Bagi anak gadis kami, anak-
  anak di dunia bagian lain ini memunyai wajah dan nama yang dia
  kenang.

  Saya ingin meyakinkan Anda bahwa kami bukanlah keluarga yang ideal.
  Kami mempunyai masalah, tantangan dan alasan nyata agar tidak jadi
  pergi ke negara asing selama dua minggu. Tetapi, percayalah, jika
  kami bisa, Anda pasti bisa! (t/uly)

  Diterjemahkan dari:
  Nama situs: Round Trip Missions.com
  Judul asli artikel: A Real Trip
  Penulis: Jill M. Richardson
  Alamat URL: http://www.roundtripmissions.com/content/real-trip
______________________________________________________________________
TIPS

                         KASIH DALAM TINDAKAN

  "Ajarkanlah kepada anak Anda: kebaikan sekecil apa pun berarti!"

  Jam berdenting menunjukan waktunya berangkat ke gereja. Tapi, saya
  belum siap sama sekali! Untung saja, suami saya menawarkan diri
  menyetrikakan baju saya saat dia melihat saya kerepotan. Anak gadis
  kami yang berumur 3 tahun mendekatinya dan memicu sebuah percakapan.

  "Apakah Ayah menyetrika pakaian Ayah?" tanyanya.

  "Ayah menyetrika pakaian Ibu."

  "Oh, Ayah kira itu pakaian Ayah, ya?" sedikit tawa geli keluar dari
  mulutnya. "Lucu sekali!"

  "Tidak. Ayah tahu kok ini pakaian Ibu."

  Ekspresi bingung melintas di wajah gadisku, "Lalu, mengapa Ayah yang
  melakukannya?"

  "Karena Ibumu adalah orang yang spesial, dan Ayah senang
  membantunya," jawab suami saya.

  "Oh," jawab anak kami, kemudian dia pergi keluar kamar. "Saya mau
  pergi menolong adik."

  Jadilah Teladan!

  Sebagai pengajar awal anak-anak, kami sadar bahwa mata kecil mereka
  mengamati setiap gerak kami. Ketika Anda mengerjakan pekerjaan rumah
  yang membosankan sekalipun, mereka tetap memerhatikan Anda.
  Kemudian, Anda akan menyaksikan bagaimana si peniru kecil ini
  pura-pura mengobrol di telepon, memasak di alat masak-masakan, atau
  memukul-mukul dengan mainan perkakas tukang.

  Kita tahu bahwa anak kita tidak hanya meniru tindakan kita saja,
  tetapi juga sikap kita. Ada kelemahannya. Ada momen-momen
  penyesalan, "oh, tidak" saat kita melihat bagaimana anak kita marah
  kepada saudara dan temannya dengan nada yang mereka pelajari dari
  kita. Tapi, ada sisi baiknya, kecenderungan meniru yang sama
  tersebut akan berbalik menolong kita. Asalkan, kita menjadi teladan
  mereka; dan kemudian, mengajarkan mereka sikap yang baik dan sikap
  menolong dengan senang hati.

  Kita semua mencoba berbuat baik kepada pasangan dan anak-anak kita.
  Namun, yang lebih penting dari "bagaimana kita melakukan sesuatu"
  adalah "bagaimana kita bertindak". Perbedaan "melakukan sesuatu" dan
  "menolong orang" lain terletak pada sikap kita.

  Pikirkanlah kali terakhir Anda memasak atau merapikan baju cucian.
  Bagaimana perasaan Anda saat melakukannya? Apakah Anda senang atau
  Anda merasa kesal karena terjebak dalam kebosanan ini? Hakikatnya,
  tidak satu pun dari kita yang memunyai hati hamba yang bersukacita
  sepanjang hari, setiap hari. Namun, jika kita menghendaki anak kita
  menolong orang lain, berbuat kebaikan dan berbelas kasihan, maka
  mereka harus melihat kita melakukan perbuatan yang sama.

  Ciptakan Hubungan

  Anda perlu membuat koneksi antara tindakan dan sikap ketika Anda
  mengajarkan teladan seorang hamba kepada anak-anak; sehingga
  anak-anak tergerak meniru Anda.

  Pengamat setia Anda, anak-anak yang masih duduk di bangku TK,
  tampaknya selalu haus akan pertanyaan dan rasa ingin tahu. Anda bisa
  mengambil kesempatan dari rasa ingin tahunya ini untuk mengajarkan
  kebaikan. Ketika dia bertanya, "Apa yang Ibu sedang lakukan?",
  alih-alih menjawab, "Ibu lagi masak," katakanlah, "Ibu lagi
  menyiapkan makan malam untukmu dan Ayahmu karena Ibu mengasihimu."

  Alih-alih berkata, "Ayah sedang memperbaiki mobil," jawablah, "Ayah
  memperbaiki mobil agar keluarga kita aman." Sikap ini menunjukan
  bahwa apa yang sedang Anda lakukan tidak sepenting orang yang Anda
  kasihi; Anda melakukannya demi mereka.

  Tangkaplah Momen Itu

  Jangan membatasi pekerjaan rumah Anda. Tunjukkanlah sikap penuh
  perhatian ke mana pun Anda pergi. Bukakanlah pintu untuk orang
  asing, tawarkanlah kursi Anda di bus yang penuh atau bantulah guru
  sekolah minggu membersihkan kamarnya. Kapan pun ada kesempatan,
  doronglah anak Anda agar meniru Anda. Tunjukanlah rasa sukacita Anda
  ketika menolong orang lain. Pada hari yang lain, beritahulah mereka
  bahwa mereka telah berbuat baik ketika membukakan pintu bagi orang
  asing dan menawarkan tempat duduk mereka. Anda juga dapat
  menceritakan pengalaman Anda dengan orang lain? Ayah, nenek, Tante
  Kathy? Demi menyemangati kebaikan anak Anda.

  Agar pengalaman ini mengembangkan karakter mereka, sempatkanlah
  waktu berbicara dengan anak Anda tentang apa yang mereka rasakan
  saat menolong dengan senang hati. Dalam artikel, ",7 Things Kids
  Never Forget" (Multnomah), Ron Rose berkata, "Bekerjasamalah dengan
  anak Anda dalam sebuah proyek pelayanan yang menolong orang lain.
  Fotolah proyek Anda. Lalu gunakanlah gambar-gambar itu agar Anda
  bisa mengenang momen tersebut. Tanyakanlah pertanyaan `apa`,
  seperti, `Apa yang sedang terjadi di sini?` dan `Apa yang mereka
  rasakan?` Kegiatan ini dapat menumbuhkan rasa perhatian mereka
  terhadap orang lain.

  Bantulah anak Anda mengerti bahwa membantu keluarga sama saja dengan
  membantu orang lain. Ajaklah dia mencabut rumput di taman, membuang
  sampah atau membuat roti; kemudian traktirlah mereka. Bicaralah
  kepada mereka tentang betapa istimewanya mengambil bagian dalam
  keluarga; diskusikanlah bahwa kerja sama dan tolong menolong
  menguatkan ikatan keluarga. Berikanlah pelukan dan pujian sebagai
  hadiah bagi pekerjaan yang telah mereka selesaikan dengan baik.

  Pentingnya Dorongan

  Ketika anak-anak Anda berbuat baik kepada orang lain, dukungan Anda
  akan menguatkan karakter ini. Dalam bukunya "Hugs for Mom" (Howard
  Publishing), John William Smith mengilustrasikan pentingnya sebuah
  dorongan. Dia berkata, "Perhatikanlah bagaimana punggung mereka
  menjadi tegak, mata mereka bersinar-sinar, pekerjaan mereka
  berkembang, hidup mereka berubah dan kasih mereka bertambah dalam!
  Semua karena Anda telah menanamkan keberanian kepada mereka lewat
  kata-kata Anda."

  Beritahu mereka bahwa usaha mereka juga menyenangkan hati Allah.
  Carilah Kolose 3:23 dan bacalah bersama-sama mereka: "Apa pun juga
  yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk
  Tuhan dan bukan untuk manusia."  Allah akan senang jika dia berbuat
  baik. Ingatlah, sikap baik dan penuh kasih sayang tidaklah terbentuk
  secara alami. Bersabarlah saat mereka belajar melihat kebutuhan
  orang lain. Bantulah mereka untuk belajar melayani dengan hati yang
  gembira lewat tindakan Anda yang  penuh kasih. Saat Anda menyeterika
  baju atau membuat roti dari selai kacang, biarlah anak Anda
  menyaksikan bahwa tindakan Anda berdasarkan kasih. Dan tidak lama
  kemudian, Anda akan melihat mereka bertindak dengan kasih juga.

  Merawat Hati yang Suka Menolong

  1. Bacalah cerita tentang orang yang saling tolong-menolong
     (cobalah buka Markus 2:1-5). Tunjukan bahwa kebaikan dan kasih
     sayang merupakan tindakan terpuji.

  2. Buatlah "malam curahan hati" sekali seminggu. Kerjakanlah
     pekerjaan rumah bersama-sama seperti mencuci piring, mengumpulkan
     kayu atau membantu anak-anak membersihkan kamar mereka.

  3. Ketika Anda menemukan sampah di tempat umum, doronglah anak Anda
     memungutinya. Jelaskan bahwa mereka membersihkan tempat itu agar
     bisa dinikmati orang lain.

  4. Buatlah cara yang menyenangkan untuk menolong orang lain. Yang
     kecil dapat membantu melepaskan kancing jaket secara bergantian.
     Anak yang lebih besar menyapu dedaunan di halaman bersama-sama;
     mereka dapat bermain-main dengan dedaunan yang terkumpul itu.

  5. Buatlah kontes "Penolong Baik". buatlah sebuah bagan sederhana
     dan catatlah setiap anggota kelarga yang menolong anggota
     keluarga yang lain. Pada akhir minggu, berilah hadiah kepada para
     penolong dengan hadiah keluarga seperti es krim.

  6. Bantulah anak Anda membuat `kupon pelayanan" sebagai hadiah. Anak
     yang lebih kecil memberi kupon bagi keluarga yang menolong Ibu
     menyapu lantai. Anak yang lebih besar dapat membagikan kupon bagi
     anggota keluarga yang mengajak anjing berjalan-jalan atau
     membacakan cerita untuk adik kecilnya.

  7. Setiap pagi, doronglah anak Anda untuk berpikir tentang satu cara
     membantu orang lain hari itu. Pada waktu tidur, bicarakanlah
     tentang tindakan mereka. Kemudian, bersyukurlah kepada Tuhan atas
     cara-cara spesifik yang ditunjukkan-Nya untuk menolong orang
     lain.

  8. Ingatkanlah anak Anda bahwa berdoa juga merupakan bentuk dari
     menolong. Dalam situasi yang tidak memungkinkan kita untuk
     menolong orang secara langsung, kita dapat meminta Allah menolong
     dengan cara-Nya sendiri. Ajarkanlah kepada anak Anda bahwa Allah
     adalah penolong yang terbaik. (t/Uly)

  Diterjemahkan dari:
  Nama situs: www.christianitytoday.com
  Judul asli artikel: Love in Action
  Penulis: Tricia Goyer
  Alamat URL: http://www.christianitytoday.com/momsense/1999/novdec/
              9g6056.html?star
_____________________________________________________________________
MUTIARA GURU

  "Allah akan senang jika dia [anak-anak] berbuat baik. Ingatlah,
  sikap baik dan penuh kasih sayang tidaklah terbentuk secara alami.
  Bersabarlah saat mereka belajar melihat kebutuhan orang lain.
  Bantulah mereka untuk belajar melayani dengan hati yang gembira
  lewat tindakan Anda yang penuh kasih."

  -- Tricia Goyer --
____________________________________________________________________
BAHAN MENGAJAR

                          PAULUS DI DAMASKUS

  Karena hidupnya terancam, Paulus harus melarikan diri dari Damaskus.
  Ide-ide pengajaran di bawah ini dapat membantu Anda ketika mengajar
  tentang Paulus ketika dia sedang berada di Damaskus. Jangan ragu
  untuk menggunakan ide-ide ini guna melengkapi kurikulum Anda, atau
  untuk membuat pelajaran Anda sendiri.

  SARAN PENYAMPAINAN CERITA

  Paulus adalah seorang yang sangat menarik dan tokoh penting dalam
  Alkitab. Sebelum ia menjadi utusan Injil bagi Yesus, ia dikenal
  sebagai Saul. Setelah ia melihat cahaya yang menyilaukan dan
  mendengar suara Yesus, dia mengubah cara hidup, mulai percaya, dan
  mengajar tentang Kristus. Dia dikenal sebagai salah satu utusan
  Injil terbesar pada zamannya.

  Ketika Paulus berada di Damaskus, orang-orang Yahudi mendengar dia
  berdoa dengan para murid. Hal ini membuat orang Yahudi marah dan
  ingin membunuh Paulus. Orang Yahudi menempatkan penjaga-penjaga di
  setiap tembok tinggi di sekitar kota. Paulus tidak tahu pasti
  bagaimana caranya dia dapat melarikan diri. Teman-temannya, yang ia
  tahu percaya pada Tuhan, datang untuk menyelamatkan dan menurunkan
  dia ke tembok tinggi dalam sebuah keranjang rotan besar.

  Ayat Alkitab:
  1. Kisah Para Rasul 22:17-21
  2. Galatia 1:17-24

  IDE PERMAINAN

  1. Dalam Keranjang, Keluar dari Keranjang

  Tempatkan isolasi panjang di atas lantai tepat di tengah ruangan.
  Mintalah anak-anak berdiri di sisi kiri isolasi. Ini akan menjadi
  area "di dalam keranjang", sisi kanan akan menjadi area "di luar
  keranjang". Ketika Anda berseru "di luar keranjang", anak-anak akan
  melompat ke baris ke kanan. Ketika Anda berteriak "di dalam
  keranjang", mereka akan melompat ke sisi kiri. Teruskanlah
  perintah-perintah tersebut. Jika seorang anak melompat ke arah yang
  salah, atau tidak melakukan, atau melewati batas, dia akan keluar
  dari permainan. Anak terakhir yang tetap ada dalam arena
  permainanlah yang menang.

  Anda dapat mencoba membingungkan anak-anak dengan menyebut dua
  perintah yang sama berturut-turut, menyerukan perintah dengan cepat,
  atau menunjuk ke sisi yang salah ketika Anda meneriakkan sebuah
  perintah.

  2. Melewati Keranjang

  Petunjuk permainan:

  Ini adalah permainan "perintah" yang lainnya. Sediakan sebuah
  keranjang kecil dengan beberapa benda kecil di dalamnya (seperti
  permen atau mainan kecil). Anda pun dapat menulis ayat-ayat Alkitab
  pada potongan kertas sebagai gantinya. Minta anak-anak untuk duduk
  membentuk lingkaran dan seorang anak memegang keranjang tersebut.
  Setelah itu, keranjang akan dioperkan kepada setiap anak yang duduk
  melingkar dan arah gerak keranjang sesuai dengan perintah Anda.
  Dengan cepat sebutkan perintah acak kiri dan kanan. Anda dapat
  menyerukan: kiri, kiri, kanan, kiri, kanan, kanan, kanan, kiri,
  kiri, dst.. sampai Anda berhenti. Anak terakhir yang memegang
  keranjang -- setelah Anda berhenti memberikan perintah -- akan
  memenangkan hadiah yang ada dalam keranjang tersebut. Jika yang Anda
  masukkan adalah kertas berisi ayat Alkitab, minta anak tersebut
  untuk membacanya dengan suara yang keras. Anak-anak akan suka
  memainkan permainan ini selama beberapa putaran.

  MAKANAN RINGAN: MAKANAN PERSAHABATAN

  Pelajaran Alkitab ini menunjukkan bagaimana teman-teman Paulus
  membantunya keluar dari situasi sulit. Mereka datang bersama-sama
  untuk membantunya melarikan diri. Untuk membuat makanan
  persahabatan, minta anak membawa masing-masing satu jenis makanan
  ringan. Setiap makanan ringan yang dibawa anak-anak akan ditempatkan
  dalam sebuah mangkuk besar dan akan dicampur menjadi satu. Anak-anak
  bisa membawa popcorn (berondong jagung), kue-kue kering, kacang
  goreng (cek apakah ada anak yang alergi dengan kacang-kacangan), dan
  lain-lain. Setelah semua makanan ringan itu dicampur menjadi satu,
  berikan setiap anak secangkir "makanan persahatan" tersebut.

  AKTIVITAS SENI

  Keranjang Orang Percaya

  Kerajinan ini akan menunjukkan kepada anak-anak apa yang bisa mereka
  lakukan untuk membantu teman-teman mereka yang membutuhkan.

  Bahan-bahan:
  1. Satu keranjang plastik kecil untuk setiap anak,
  2. pita, dan
  3. Kertas.

  Petunjuk:

  Minta anak untuk menghias keranjang mereka dengan pita-pita yang
  sudah disiapkan. Kemudian minta anak untuk menulis sebuah kalimat
  pada potongan kertas berisi apa yang dapat mereka lakukan untuk
  membantu teman-teman mereka yang membutuhkan pertolongan. Beri
  mereka saran dan ide, seperti, "Kalau teman saya sedih, saya
  akan ....", atau "saya bisa membantu teman saya saat ...." Lipat
  kertas-kertas tersebut dan letakkan dalam keranjang yang telah
  mereka hias.

  DOA

  Ya Tuhan, terima kasih karena Engkau mengasihi kami dan membantu
  kami menyadari bahwa kami dapat mengubah dan membantu teman-teman
  kami. Amin. (t/Davida)

  Diterjemahkan dan disunting dari:
  Nama situs: suite101.com
  Judul asli artikel: Paul in Damascus Bible Lesson
  Penulis: Denise Oliveri
  Alamat URL: http://baptist-church.suite101.com/article.cfm/paul_at_
              damascus_bible_lesson
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org >
Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/

Kunjungi Blog SABDA di: http://blog.sabda.org/

Bergabunglah dalam forum diskusi pelayanan anak di In-Christ.Net di:
http://www.in-christ.net/forum/?board=8.0

Bergabunglah dalam Fan Page e-BinaAnak: http://fb.sabda.org/binaanak
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Tatik Wahyuningsih
Kontributor: S. Heru Winoto

Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) e-BinaAnak 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org/
Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati

______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org