Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/457

e-BinaAnak edisi 457 (13-11-2009)

Merencanakan Kurikulum

 
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____

  DAFTAR ISI EDISI 457/NOVEMBER/2009

  - SALAM DARI REDAKSI: Alkitab Sebagai Dasar Perencanaan Sebuah
                        Kurikulum
  - ARTIKEL 1: Memahami Perencanaan Kurikulum
  - ARTIKEL 2: Menyusun Kurikulum yang Baik
  - MUTIARA GURU
  - BAHAN MENGAJAR: Perjalanan Pertama Bayi Yesus
  - WARNET PENA: Publikasi YLSA Sudah Merambah Facebook

______________________________________________________________________
   Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi:
  <binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org>

        Bergabunglah dalam Fan Page e-BinaAnak di Facebook!
        Kunjungi sekarang juga: http://fb.sabda.org/binaanak

______________________________________________________________________
SALAM DARI REDAKSI

          ALKITAB SEBAGAI DASAR PERENCANAAN SEBUAH KURIKULUM

  Mengajar yang efektif membutuhkan persiapan kurikulum yang baik dan
  terencana agar tercapai sebuah tujuan yang diinginkan oleh setiap
  pelayan anak. Kurikulum Kristen harus memunyai padanan Alkitab
  sebagai dasar kurikulum yang mutlak dalam mencari kebenaran. Alkitab
  menjadi faktor penghubung dan penggabung pokok-pokok kurikulum dalam
  satuan pelajaran, sehingga dapat membentuk satu pokok pembahasan
  yang bersumber pada kebenaran Allah.

  Perencanaan kurikulum untuk anak layan Anda bisa disesuikan dengan
  usia mereka. Membentuk karakter anak sesuai dengan firman Tuhan
  serta mengajarkan hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan
  kristiani adalah tujuan penting yang bisa Anda masukkan di dalam
  kurikulum di sekolah minggu Anda. Untuk itu, redaksi telah
  menyiapkan sebuah wacana memahami perencanaan kurikulum serta cara
  menyusun kurikulum yang baik. Semoga dapat bermanfaat dan membantu
  Pelayan Anak sekalian dalam mendidik anak layan kita agar memiliki
  integritas dan rasa takut akan Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.

  Redaksi Tamu e-BinaAnak,
  Desi Rianto
  http://www.sabda.org/publikasi/arsip/e-binaanak/
  http://pepak.sabda.org/
  http://fb.sabda.org/binaanak

      Karena hanya dengan perencanaan engkau dapat berperang, dan
     kemenangan tergantung pada penasihat yang banyak. (Amsal 24:6)
               < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Ams+24:6 >

______________________________________________________________________
ARTIKEL 1

                    MEMAHAMI PERENCANAAN KURIKULUM

  Kurikulum yang efektif dibentuk atas dasar berikut ini.

  DASAR-DASAR UNTUK MEMBUAT KURIKULUM

  Dasar Alkitabiah

  Seperti kaum injili, Alkitab adalah buku pelajaran kita. Kita
  mengacu pada firman Tuhan dalam menentukan isi kurikulum dan
  pengertian untuk mengajarkannya. Seperti yang diringkaskan oleh H.W.
  Byrne:

  Kurikulum Kristen sebaiknya mulai dengan Alkitab, firman Tuhan ....
  Firman Tuhan memberikan isi dan prinsip yang mendasari evaluasi dan
  penggunaan semua bahan pelajaran.

  Meski diketahui bahwa kebenaran Tuhan dapat mencapai hati manusia
  melalui beberapa cara, namun proses utama dalam hal ini adalah
  melalui penyataan Allah yang tertulis, yang terkandung di dalam
  Kitab Suci. Dengan demikian, Alkitab menjadi dasar pokok-pokok
  kurikulum. Alkitab berisi catatan-catatan kebenaran Allah yang
  diinspirasikan oleh Roh Allah dan menyatakan Pribadi Allah,
  Putra-Nya, dan hubungan-Nya dengan manusia. Sebenarnya, Alkitab juga
  adalah dasar untuk menilai, menggunakan, dan mengevaluasi cara-cara
  penyampaian kebenaran yang lain. Pokok-pokok dan kebenaran yang lain
  harus dikaitkan dengan Alkitab. Alkitab menjadi faktor penghubung
  dan penggabung pokok-pokok kurikulum. Melalui Alkitab, keterkaitan
  antarsubjek dan kebenaran berkembang dalam pembelajaran Alkitab,
  mengambil bahan-bahan dari Alkitab di mana pun itu memungkinkan, dan
  kembali kepada Alkitab dengan kontribusi fakta, interpretasi, dan
  aplikasinya.

  Pusat Kristologis

  Selain memberikan topik-topik kurikulum, Alkitab juga memfokuskan
  perhatian kita kepada Pribadi Yesus Kristus.

  Tuhan menghendaki firman-Nya menjadi lebih dari sekadar fakta,
  bahkan fakta yang kekal. Melalui firman-Nya, Dia ingin menyatakan
  Diri-Nya sendiri dan Putra-Nya. Dia tidak menghendaki kita
  memisahkan firman-Nya yang tertulis dari Firman yang Hidup. Firman
  yang Hidup dihubungi hanya melalui catatan tertulis. Karena itu,
  orang Kristen harus memiliki kurikulum yang berfokus kepada Firman
  daripada berfokus kepada Alkitab.

  Perhatikan, betapa luar biasanya apa yang kita punya! Satu kurikulum
  yang berpusat bukan pada kehidupan manusia yang penuh dosa, namun
  kepada Pribadi yang ilahi, kehidupan kekal, kesempurnaan hidup,
  Firman yang Hidup yang dinyatakan melalui firman yang tertulis!
  Pusat mana yang sebanding dengan hal itu dalam hal kekuatan dan
  kuasanya!

  Keterkaitan Murid

  Walaupun segala tulisan yang diilhamkan Allah memang "bermanfaat
  untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki
  kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran" (2 Tim. 3:16),
  tidak semuanya sesuai untuk semua usia. Oleh sebab itu, kurikulum
  yang efektif disusun berdasarkan tingkat usia. Kebenaran dan
  kisah-kisah yang tepat harus dipilih berdasarkan tingkat pemahaman
  dan kebutuhan masing-masing usia hingga kurikulum bisa memfasilitasi
  para murid dalam memahami dan menerapkan firman Tuhan.

  Pendidikan yang Sesuai

  Kurikulum yang efektif menyatukan apa yang kita tahu tentang cara
  orang belajar menurut tingkat usia dan bagaimana memotivasi mereka
  untuk belajar. Hal ini terwujud dengan mempelajari prinsip-prinsip
  belajar yang ada.

  Orientasi Penerapan

  Mengajarkan fakta dan doktrin Alkitab tidak cukup untuk mengubah
  hidup, yang merupakan tujuan utama pendidikan Kristen. Oleh karena
  itu, kurikulum yang efektif dapat membantu seorang pengajar
  membimbing para murid dalam merespons kebenaran sehingga mereka
  menjadi "pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja" (Yakobus
  1:22). (t/Setya)

  Diterjemahkan dari:
  Judul buku: Christian Education - Foundations for The Future
  Judul asli artikel: Understanding Curriculum Design
  Penulis: Lin Johnson
  Penerbit: Moody Press, Chicago 1991
  Halaman: 496 -- 497

       --  Bergabunglah dalam: http://fb.sabda.org/binaanak  --

______________________________________________________________________
ARTIKEL 2

                    MENYUSUN KURIKULUM YANG BAIK

  Meskipun saat ini ada banyak kurikulum yang baik yang tersedia bagi
  guru, beberapa guru memilih menggunakan program yang telah mereka
  siapkan sendiri. Meskipun ada kemungkinan bagi guru untuk merancang
  dan membuat program pendidikan yang benar-benar alkitabiah, sebagian
  besar orang kurang mendapatkan pelatihan dan sumber yang diperlukan.
  Jam-jam yang bisa digunakan untuk membangun hubungan guru dan murid
  atau mengadaptasi kurikulum yang sudah ada untuk memenuhi kebutuhan
  spesifik murid malah digunakan untuk membuat sesuatu yang sebenarnya
  sudah ada. Beberapa gereja pada akhirnya memakai kurikulum dengan
  mutu rendah hanya karena pengurusnya tidak ada waktu untuk meninjau
  ulang apa yang ada -- atau karena mereka malas mencoba sesuatu yang
  berbeda, meskipun mereka tidak puas dengan apa yang mereka miliki!

  Langkah pertama dalam memilih kurikulum, tentu saja, adalah dengan
  mengevaluasi kebutuhan pelayanan. Pertama Anda harus menetapkan
  posisi doktrin pelayanan, filosofi pendidikannya, dan tujuan serta
  sasarannya bagi setiap kelompok usia. Adakah kebutuhan khusus yang
  perlu diperhatikan? Apa yang harus ditekankan? Bagaimana kurikulum
  tersebut sesuai dengan seluruh tujuan gereja?

  Bila faktor-faktor ini telah dibangun, pengurus yang berkualitas
  seharusnya duduk bersama dan mendiskusikan kriteria berikut ini
  untuk memilih kurikulum:

  1. Isi yang alkitabiah. Setiap pelajaran harus didasarkan pada
     firman Tuhan. Pelajaran-pelajarannya harus menyajikan
     masalah-masalah hidup yang sesuai dengan usia, yang di dalamnya
     prinsip-prinsip Alkitab diterapkan. Penginjilan harus ditekankan.
     Ayat hafalan harus diutamakan.

  2. Rancangan. Pelajaran seharusnya dikelompokkan dalam unit-unit
     sesuai tema. Biasanya 4 unit digunakan selama 1 tahun. Supaya
     sesuai dengan kelompok usia dan kelas, pelajaran harus dirancang
     untuk jangka waktu tidak lebih dari 2 atau 3 tahun.

     Bila seorang anak belajar dari kurikulum yang sama sejak kecil
     hingga kelas enam, dia seharusnya sudah mempelajari sebagian
     besar tema dalam Alkitab selama tiga atau empat kali. Kontinuitas
     merupakan salah satu dari sekian alasan bahwa pelayanan anak
     seharusnya, bila memungkinkan, secara sistematis menggunakan satu
     kurikulum yang sama selama tahun-tahun tersebut daripada
     menggunakan bunga rampai hasil produksi penerbit-penerbit.

  3. Filosofi pendidikan. Seluruh konsep, metode, dan bahan harus
     sesuai dengan tingkat usia. Metode harus bervariasi dari minggu
     ke minggu dan harus mengarah pada seluruh area perkembangan
     murid. Pembelajaran harus mengarah pada anak, bukan pada guru.
     Pelajaran harus menyampaikan tentang sesuatu, keterlibatan aktif
     dalam pembelajaran. Semua bahan dan kegiatan di setiap pelajaran
     harus menekankan pada satu tema pelajaran. Dan jadwal sesi harus
     sesuai dengan kebutuhan fisik dan rentang perhatian kelompok
     usia.

  4. Daya tarik guru. Bahan harus menarik dan mudah digunakan. Setiap
     pelajaran harus bisa disiapkan dengan sederhana dan melibatkan
     berbagai sumber pengajaran, misalnya peta, poster, lagu-lagu, dan
     permainan. Tujuan pengajaran harus disampaikan dengan jelas --
     apa yang harus diketahui oleh murid, bagaimana seharusnya
     perasaan mereka tentang apa yang telah mereka pelajari, dan
     tindakan apa yang harus mereka lakukan berdasarkan apa yang
     mereka pelajari. Kegiatan tambahan harus diberikan  selama jam
     tambahan. (Beberapa pelayanan pendidikan yang memiliki jam
     sekolah minggu sesi dua membuat kesalahan dengan mengenalkan
     topik baru pada jam tsb. daripada menekankan kembali apa yang
     diajarkan sebelumnya.)

  5. Menarik bagi murid. Semua bahan harus menarik. Kegiatan harus
     menarik dan menyenangkan. Gambaran hidup yang disampaikan dalam
     pelajaran harus merefleksikan pengalaman anak secara umum dan
     berbagai budaya.

  6. Hubungan dengan gereja/rumah. Kurikulum harus memasukkan bahan
     untuk menekankan tujuan pelajaran di rumah. Pekerjaan rumah bisa
     menjadi pendukung hubungan orang tua-guru.

  Kebanyakan penerbit dapat memberikan alat-alat untuk meninjau ulang
  pelajaran bagi para orang tua murid dan mungkin pelayanan
  konsultasi. Beberapa penerbit juga menawarkan sumber-sumber
  pelatihan bagi guru, dalam bentuk buku, kaset, atau seminar.

  Kurikulum harus mendapat prioritas utama dalam dana. Ingat, mutu
  yang baik adalah investasi yang berharga. (t/Ratri)

  Diterjemahkan dari:
  Judul buku: The Complete Handbook for Children`s Ministry
  Judul asli artikel: Curriculum
  Penulis: Dr. Robert J. Choun dan Dr. Michael S. Lawson
  Penerbit: Thomas Nelson Publishers, Nashville 1993
  Halaman: 112 -- 114

      --  Bergabunglah dalam: http://fb.sabda.org/binaanak  --

______________________________________________________________________
MUTIARA GURU

        Kurikulum adalah prioritas utama dalam pelayanan anak.

______________________________________________________________________
BAHAN MENGAJAR

                     PERJALANAN PERTAMA BAYI YESUS

  Tujuan:
  Menolong anak menyadari bahwa Allah melindungi dan mengasihi Yesus
  sejak Ia masih bayi hingga menjadi dewasa.

  Ayat Hafalan:
  "Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau." (Kejadian
  28:15)

  PERSIAPAN GURU

  Pembacaan Alkitab:
  Jangan lupa membaca ayat-ayat Alkitab dengan teliti dan berdoa.
  Matius 2:13-23; Filipi 4:6, 7; Mazmur 37:1-24.

  Bacalah dengan teliti semua saran dan rencana yang diberikan pada
  permulaan buku ini dan Anda akan mendapatkan pengajaran Anda yang
  berhasil dan membawa berkat yang besar.

  WAKTU MENGAJAR

  IBADAH

  Bila sudah tiba waktunya untuk mengajar, Anda berdiri di depan kelas
  dengan tenang dan mulailah menyanyikan nyanyian pembukaan dengan
  perlahan. Jagalah agar suasana kelas tidak formal, tetapi tertib dan
  hormat. Anak-anak akan segera mengerti bila Anda berdiri dengan
  tenang, sambil menunggu dan mulai menyanyi dengan perlahan, tibalah
  waktunya untuk beribadah dan memulai pelajaran. Suruhlah beberapa
  anak menyebutkan sebuah ayat dari Alkitab yang menceritakan bahwa
  Allah memelihara anak-anak. "Ia yang memelihara kamu" (1 Petrus
  5:7). Bicarakan bagaimana Ia memelihara kita setiap saat. Pimpinlah
  dalam doa singkat, bersyukurlah kepada Allah untuk kasih dan
  pemeliharaan-Nya setiap saat.

  Menyanyi: (lagu tentang pemeliharaan Allah)

  Persembahan: Tempatkan di depan pintu sebuah kotak kecil atau botol
  tertutup yang telah diberi celah pada tutupnya dan bungkuslah dengan
  kertas yang indah agar mereka dapat melihatnya ketika mereka masuk.
  Selama hari Minggu berikutnya, suruhlah anak-anak memasukkan
  persembahan kasih mereka untuk Yesus ke dalam kotak atau botol itu
  pada saat mereka memasuki kelas. Pada saat yang tepat sewaktu
  kebaktian, suruhlah salah seorang anak membawa kotak itu dan
  anak-anak dapat memanjatkan doa pengucapan syukur bersama-sama:

    "Yesus, berkatilah persembahan yang kami bawa kepada-Mu. Biarlah
    persembahan ini dapat dipakai untuk hal-hal yang baik; biarlah
    persembahan ini dapat menolong orang lain mengasihi Engkau; Yesus,
    kiranya kami dapat mengasihi Engkau juga. Dalam nama-Mu kami
    berdoa. Amin."

  Ceritakan kepada anak-anak bagaimana uang persembahan kasih mereka
  akan digunakan.

  CERITA ALKITAB

  PERJALANAN PERTAMA BAYI YESUS

  Pada suatu malam ketika bayi Yesus sedang tidur di dekat ibu-Nya,
  datanglah seorang malaikat dalam mimpi kepada Yusuf. Ia berkata,
  "Bawalah bayi Yesus ke negeri Mesir. Di sana Ia akan terhindar dari
  raja yang kejam yang hendak membunuh Dia."

  "Maria, Maria!" kata Yusuf perlahan-lahan. "Seorang malaikat telah
  berbicara kepadaku dalam mimpi. Raja yang kejam itu hendak membunuh
  bayi Yesus. Kita harus membawa Dia ke tempat yang jauh agar Ia
  selamat."

  Dengan segera Maria berganti pakaian. Ia membungkus makanan dan
  pakaian. Yusuf membawa keledai kecil mereka dan mengikat bekal
  mereka pada punggungnya. Kemudian Maria membangunkan bayi Yesus dan
  membedung-Nya dengan selimut yang halus dan hangat. Ketika Maria
  sudah duduk di atas keledai sambil memangku bayi Yesus, Yusuf lalu
  memimpin mereka melalui jalan-jalan sepi di kota kecil itu.

  "Klip, klop, klip, klop," bunyi langkah kaki keledai terdengar di
  jalan. "Plok, plok, plok, plok," suara langkah Yusuf yang sedang
  berjalan di depan.

  Tak lama kemudian Maria dan Yusuf serta bayi Yesus sudah berada di
  luar kota Bethlehem dengan selamat dan sekarang mereka sedang menuju
  ke negeri yang jauh ke tempat bayi Yesus akan tinggal dengan aman.

  Perjalanan ke Mesir, ke negeri yang mereka tuju, sangatlah jauh.
  Pada siang hari mereka berjalan dan pada malam hari mereka berhenti
  untuk memasak makanan mereka dan beristirahat. Mereka bertemu banyak
  orang di jalan, tetapi sementara mereka berjalan tak seorang pun
  tahu bahwa itulah bayi Yesus yang sedang tidur dengan aman di
  pangkuan ibu-Nya.

  Akhirnya mereka bertiga tiba di tempat mereka yang baru di Mesir.
  Betapa gembiranya mereka karena mereka sekarang aman. Bayi Yesus
  bertumbuh menjadi semakin besar setiap hari. Maria sangat mengasihi
  Dia dan Yusuf merasa sangat bangga dengan anak itu.

  "Aku senang," kata Yusuf, "karena Allah telah mengirimkan malaikat
  untuk memberitahukan apa yang harus kita lakukan sehingga bayi ini
  selamat." Kemudian pada suatu malam, malaikat itu berbicara lagi
  kepada Yusuf.

  "Bawalah Yesus dan Maria dan kembalilah ke rumahmu yang dahulu. Raja
  yang kejam itu telah meninggal dan kamu akan aman tinggal di sana."

  "Bangun Maria!" kata Yusuf. "Kita boleh kembali ke negeri kita
  sendiri. Kita sekarang akan aman tinggal di sana karena raja yang
  kejam itu telah meninggal." Sekali lagi Maria membungkus pakaian dan
  makanan. Bekal itu diikat di atas punggung keledai.

  "Klip, klop, klip, klop," terdengar langkah kaki keledai sementara
  keluarga itu kembali mengadakan perjalanan untuk pulang ke rumah
  mereka yang lama.

  Betapa senangnya ketika mereka tiba di rumah kembali! Para tetangga
  dan sahabat-sahabat masih mengingat mereka dan senang melihat mereka
  kembali. Tetapi yang paling utama, setiap orang ingin melihat Yesus.
  Maria dan Yusuf mengucap syukur kepada Allah Bapa di surga karena
  melindungi mereka di perjalanan.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Cerita Alkitab yang Suka Kudengarkan
  Penulis: Tidak dicantumkan
  Penerbit: Kalam Hidup, Bandung
  Halaman: 117 -- 119

        -- Bergabunglah dalam: http://fb.sabda.org/binaanak --

______________________________________________________________________
WARNET PENA

                 PUBLIKASI YLSA SUDAH MERAMBAH FACEBOOK

  Puji Tuhan, kerinduan YLSA (lihat
  http://blog.sabda.org/2009/09/18/ylsa-merambah-ke-facebook/) untuk
  merambah ke Facebook akhirnya terlaksana juga. Sekarang, hampir
  semua publikasi YLSA sudah memiliki sebuah halaman di Facebook.
  Berikut adalah daftar halaman Facebook publikasi YLSA beserta alamat
  URL-nya.

  - Bio-Kristi (http://fb.sabda.org/biokristi)
  - e-BinaAnak (http://fb.sabda.org/binaanak)
  - e-Buku (http://fb.sabda.org/buku)
  - e-Doa (http://fb.sabda.org/doa)
  - e-Humor (http://fb.sabda.org/humor)
  - e-JEMMi (http://fb.sabda.org/misi)
  - e-Konsel (http://fb.sabda.org/konsel)
  - e-Penulis (http://fb.sabda.org/penulis)
  - e-Reformed (http://fb.sabda.org/reformed)
  - e-Wanita (http://fb.sabda.org/wanita)
  - Kisah (http://fb.sabda.org/kisah)
  - e-Leadership (http://fb.sabda.org/lead)
  - ICW (http://fb.sabda.org/icw)

  Melalui sarana Facebook ini, kami berharap para pelanggan publikasi
  YLSA dapat semakin akrab berinteraksi. Mari kita warnai Facebook
  dengan persekutuan antaranak-anak Tuhan yang menjadi berkat bagi
  banyak orang. Biarlah nama-Nya saja yang semakin dipermuliakan!

______________________________________________________________________
Pemimpin Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Tatik Wahyuningsih
Kontributor: Desi Rianto
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
copyright(e) e-BinaAnak 2009 -- YLSA
http://www.ylsa.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/

Bergabunglah dalam Network Anak di Situs In-Christ.Net:
http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_anak

Kunjungi Blog SABDA di: http://blog.sabda.org/
Bergabunglah dalam Fan Page e-BinaAnak: http://fb.sabda.org/binaanak

______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org