Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/441

e-BinaAnak edisi 441 (15-7-2009)

Merancang Kelas Bayi

 
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____

  DAFTAR ISI EDISI 441/JULI/2009

  - SALAM DARI REDAKSI: Merancang Kelas Bayi
  - ARTIKEL: Mendesain Kelas Bayi
  - MUTIARA GURU
  - TIPS: Apa yang Bayi dan Batita Sukai dari Ibadah Gereja?
  - BAHAN MENGAJAR: Tuhan Gembalaku (Jalan Serta Yesus)
  - WARNET PENA: Situs Links: Menyediakan Referensi Situs-Situs 
                 Kristen Berbahasa Indonesia
                 
______________________________________________________________________
   Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi:
  <binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org>
______________________________________________________________________
SALAM DARI REDAKSI

                         MERANCANG KELAS BAYI

  Bayi bisa menjadi begitu berkonsentrasi dengan hal-hal yang menarik 
  perhatiannya. Nah, guru sekolah minggu kelas bayi perlu mengetahui 
  hal-hal apa saja yang dapat menarik perhatian bayi. Warna yang 
  cerah, susana yang ceria, atau mainan-mainan yang berbentuk lucu 
  bisa membuat bayi betah dalam sebuah ruangan. Karena itu, 
  fasilitas-fasilitas apa saja yang harus ada dalam kelas bayi harus 
  dipikirkan. Tidak harus yang rumit atau mahal. Fasilitas sederhana 
  bisa Anda gunakan untuk membuat ruangan kelas bayi yang menarik. 
  Mainan, dekorasi yang menarik, serta perlengkapan yang aman bagi 
  bayi akan mendukung proses pengenalan mereka akan Kristus pada usia 
  dini tersebut.

  Sajian publikasi e-BinaAnak kali ini akan membantu Anda untuk 
  mempertimbangkan beberapa hal yang bisa dimanfaatkan untuk mendesain 
  kelas bayi. Libatkan rekan sepelayanan dan orang tua murid untuk 
  mendukung program Anda ini. Selamat mencoba dan terus setia untuk 
  memiliki hati yang rindu melayani bayi bagi Kristus. Tuhan Yesus 
  memberkati.

  Staf Redaksi e-BinaAnak,
  Kristina Dwi Lestari
  http://www.sabda.org/publikasi/arsip/e-binaanak/
  http://pepak.sabda.org/

         "Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku,       
     dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib."
                          (Mazmur 71:17)
           < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Mazmur+71:17 >

______________________________________________________________________
ARTIKEL 

                          MENDESAIN KELAS BAYI

  Apa Itu Lingkungan Eksplorasi?

  Para bayi belajar paling baik melalui model pembelajaran kontekstual
  dalam sebuah lingkungan di mana mereka dapat melakukan apa saja yang
  mereka sukai. Misalnya, bila kita hendak menyampaikan firman Tuhan
  tentang Nabi Nuh, lingkungan eksplorasi yang baik adalah menyediakan
  berbagai mainan, aktivitas, maupun dekorasi dan peralatan yang
  terkait dengan cerita Nabi Nuh.

  Bagi bayi, bermain sama dengan belajar. Namun, agar proses 
  pengajaran firman Tuhan di kelas bayi berhasil, kita tidak boleh 
  sekadar menyediakan waktu bagi bayi untuk bermain apa saja. 
  Lingkungan dan segala sesuatu yang ada dalam kelas bayi haruslah 
  kita kontrol sedemikian rupa, sehingga model pembelajaran 
  kontekstual benar-benar dapat diterapkan dalam kelas kita.

  Segala jenis mainan dan dekorasi haruslah terkait dengan firman 
  Tuhan. Jika tidak, para bayi akan kesulitan untuk menangkap maksud 
  atau pesan firman Tuhan yang hendak kita sampaikan. Contoh,   
  mobil-mobilan dan kereta api, kolam bola atau kolam pasir, mungkin 
  tidak cocok dalam desain pembelajaran tentang Nabi Nuh. Sebaliknya, 
  kapal, ikan, binatang, dan kolam air akan jauh lebih cocok dengan 
  cerita tentang Nabi Nuh.

  Beberapa jenis mainan dan perlengkapan lain yang bisa dipakai dalam 
  pembelajaran cerita tentang Nabi Nuh: "puzzle" binatang atau 
  keluarga Nabi Nuh, gambar binatang dan keluarga Nabi Nuh untuk 
  diwarna, poster bahtera Nuh, gambar bahtera dan pelangi, balok kayu 
  untuk membuat bahtera Nuh, patung binatang dari plastik, kardus 
  besar berbentuk kapal untuk dimasuki anak-anak, dan mungkin beberapa 
  perlengkapan cat untuk menggambar awan hujan dan pelangi.

  Izinkan para bayi ini memilih sendiri mainan atau aktivitas yang 
  disukainya. Jangan memaksa bayi untuk membaca buku bila ternyata ia 
  lebih tertarik bermain balok kayu. Jangan menyuruh mereka bermain 
  puzzle bila sebenarnya aktivitas mengecat lebih menarik 
  perhatiannya. Biarlah masing-masing melakukan aktivitas yang sedang 
  ingin mereka lakukan saat itu, dan izinkan mereka berpindah dari 
  satu area aktivitas ke area aktivitas lainnya bila mereka sudah 
  mulai jenuh atau bosan. Hindari campur tangan yang tidak perlu. 
  Sejauh para bayi tersebut tidak sedang membutuhkan pertolongan orang 
  dewasa, biarkan mereka mengeksplorasi beragam permainan melalui cara 
  mereka sendiri.

  Desain Ruang Kelas Bayi

  Kelas bayi tidak harus mewah atau berisikan mainan serta dekorasi
  yang mahal. Namun, untuk mencapai tujuan pembelajaran, kelas bayi
  memang harus didesain sedemikian rupa, sehingga cukup nyaman dan
  aman bagi para bayi. Berikut adalah beberapa hal yang perlu
  dipertimbangkan saat mendesain kelas bayi.

  1. Ruangan atau Area untuk Bayi

  Idealnya, kelas bayi memiliki sebuah ruangan tertutup yang khusus
  (seperti kelas). Namun, bila tidak ada ruangan tertutup, sebuah
  sudut ruangan atau sebuah teras cukup memenuhi syarat untuk
  dijadikan kelas bayi, asalkan area tersebut cukup bersih dan layak
  untuk dijadikan area bermain bagi para bayi.

  Saya pribadi pernah mengalami mengasuh kelas bayi mulai dari 
  tersedianya fasilitas dan ruangan yang sangat baik, sampai sebuah 
  sudut ruang yang tidak terlalu luas, itu pun harus berbagi dengan 
  kelas balita. Semua pengalaman ini makin meneguhkan saya bahwa 
  fasilitas, sesederhana apapun fisiknya, cukup untuk mulai membuka 
  sebuah pelayanan bagi para bayi. Yang terpenting adalah hati yang 
  siap melayani.

  2. Keamanan

  Hal penting lainnya yang harus diperhatikan adalah memastikan bahwa
  ruangan atau area yang akan kita gunakan sebagai kelas bayi memenuhi
  syarat-syarat keamanan bagi para bayi, misalnya:

  a. Pastikan stop kontak berada di luar jangkauan para bayi, paling
     tidak memiliki penutup atau pengaman. Bila tidak, gunakan karton
     dan plester untuk menutupinya.

  b. Sebisa mungkin, jauhkan area aktivitas bayi dari anak tangga atau
     pintu yang senantiasa dibuka tutup.

  c. Pastikan bahwa semua perabot dan barang-barang yang ada dalam
     ruangan atau area tersebut cukup aman untuk menjadi ajang bermain
     bagi para bayi (meskipun para bayi ini tetap dalam pengawasan
     orang dewasa).

  Selain itu, sebagai guru sekolah minggu kelas bayi, kita tetap perlu
  melibatkan para orang tua dan pengasuh demi menjaga keamanan dan
  keselamatan para bayi.

  3. Lantai

  Saya pribadi lebih menyukai lantai yang sudah dipel bersih daripada 
  karpet, apalagi karpet permanen atau tikar, karena biasanya terdapat 
  banyak debu dan sisa kotoran yang menempel, serta tidak mudah 
  dibersihkan. Selain itu, karpet dan tikar umumnya jarang dicuci, 
  sehingga kurang baik bila bersentuhan langsung dengan kulit bayi. 
  Alternatif lain, bila lantai kita anggap kurang bersih, adalah 
  dengan menggunakan spons yang memang digunakan khusus untuk lantai 
  (yang bisa dibongkar pasang, seperti yang sering kita jumpai di 
  berbagai area bermain anak, umumnya berukuran 30 x 30 cm per buah) 
  atau dengan menggunakan matras.

  Untuk menjaga kebersihan lantai, spons, atau matras, setiap orang
  dewasa yang mendampingi bayi diharapkan melepas sepatu atau sandal
  saat berada di area kelas bayi.

  4. Penerangan dan Sirkulasi Udara yang Baik

  Ruangan atau area apapun yang kita gunakan, pastikan terdapat
  penerangan yang cukup dan sirkulasi udara yang baik. Ruangan yang
  terlalu pengap atau gelap misalnya, akan merusak seluruh proses
  belajar karena bayi akan merasa tidak hyaman berada di dalamnya.

  5. Perabot Secukupnya

  Semakin lapang sebuah ruangan atau area, semakin baik lingkungan 
  tersebut bagi para bayi. Hal ini tidak berarti ruangan untuk kelas 
  bayi harus besar, tetapi tersedianya area yang kosong, cukup bagi 
  para bayi untuk bergerak, berpindah, dan berjalan ke sana kemari. 
  Kelas bayi sebaiknya berisi perabotan secukupnya, misalnya: rak 
  buku, rak mainan, meja, dan kursi anak tersedia cukup. Bahkan, bila 
  memungkinkan, sebaiknya perabotan tersebut terbuat dari bahan yang 
  cukup ringan agar mudah dipindah (bila perlu), dilipat dan disimpan 
  (bila tidak sedang dibutuhkan), namun tidak mudah roboh bila 
  didorong atau ditarik oleh bayi.

  6. Dekorasi yang Menarik

  Suasana dan lingkungan yang menyenangkan adalah jalan utama bagi 
  proses pembelajaran yang baik. Oleh karena itu, dekorasi ruangan 
  menjadi amat penting bagi keberhasilan sebuah kelas bayi. Apabila 
  dekorasi ruangan mampu memikat para bayi, mereka akan merasa betah 
  dan kerasan berlama-lama di kelas bayi tersebut. Terlalu banyak 
  warna, gambar, atau pun pernak-pernik sebenarnya bukanlah dekorasi 
  yang cocok bagi para bayi. Perlu ada kesederhanaan, tetapi cukup 
  menarik.

  7. Mainan

  Meskipun kelas bayi bukanlah sebuah tempat penitipan anak atau 
  seperti layaknya sekolah taman kanak-kanak, tetap perlu (bahkan 
  mutlak) menyediakan beragam jenis mainan yang cocok bagi anak-anak 
  yang dilayani. Tidak harus mainan yang baru dan mahal, bisa juga 
  diperoleh dari para orang tua yang mau menyumbangkan mainan bekas 
  milik anaknya yang sudah beranjak besar. Bisa juga perlengkapan 
  dapur atau barang-barang sepele dari rumah kita yang bisa 
  dimanfaatkan untuk aktivitas para bayi.

  Sebagai guru sekolah minggu kelas bayi, saya sarankan untuk tidak
  menunggu pihak pengurus sekolah minggu menyediakan semua fasilitas
  yang Anda minta atau harapkan. Mulailah dengan apa yang Anda miliki
  (bila Anda seorang ibu yang memiliki anak balita, hal ini akan jauh
  lebih mudah, karena banyak barang kebutuhan rumah tangga maupun
  mainan anak-anak Anda yang bisa digunakan saat Anda mengajar kelas
  bayi). Atau, mulailah dengan membagikan beban pelayanan ini kepada
  orang lain yang bersedia mendukung ide atau program Anda. Atau,
  libatkan para orang tua dari bayi-bayi yang Anda layani. Selalu ada
  jalan keluar bagi setiap maksud yang baik. Keterbatasan fasilitas
  tidak pernah bisa menghambat panggilan pelayanan yang jelas.

  8. Perlengkapan untuk Keadaan Tak Terduga

  Alangkah baiknya apabila guru sekolah minggu berjaga-jaga untuk
  mengantisipasi kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan,
  seperti: anak yang terluka karena jatuh, minuman atau bubur yang
  tumpah, atau tiba-tiba seorang anak sakit demam.

  Oleh karena itu, guru sekolah minggu kelas bayi wajib memiliki data 
  pribadi anak yang berisikan nama orang tua beserta nomor telepon 
  genggam yang bisa dihubungi sewaktu-waktu (khususnya bila anak 
  diasuh oleh babysitter atau pembantu). Selain itu, alangkah baiknya 
  apabila di kelas bayi juga tersedia beberapa perlengkapan bayi 
  seperti: tisu dan lap, diaper, dan obat-obatan (obat merah, obat 
  penurun panas, salep untuk luka memar ringan, serta plester 
  anak-anak).

  Pada suatu pagi, saat saya sedang mempersiapkan berbagai 
  perlengkapan untuk mengajar, seorang anak perempuan tersandung dan 
  ia jatuh, mukanya tepat mengenai sebuah rak plastik hingga rak 
  tersebut pecah. Darah segar segera keluar dari kulit dekat hidung si 
  anak. Saya sejenak tertegun, tak tahu harus berbuat apa, sementara 
  pengasuhnya dengan segera menggendong dan menenangkan anak yang 
  menangis tersebut. Untunglah, kelas bayi yang saya asuh memiliki 
  data pribadi anak yang cukup lengkap, sehingga dengan segera ibu si 
  anak bisa dihubungi, dan dalam waktu yang singkat, sang ibu sudah 
  datang untuk melihat kondisi anaknya yang terjatuh.

  Penting sekali untuk segera melaporkan apa yang telah terjadi kepada 
  orang tua anak yang mengalami musibah dengan jujur dan apa adanya. 
  Dengan demikian, apabila dibutuhkan penanganan atau perawatan 
  khusus, hal itu  segera dapat dilakukan. Selain itu, si ibu tentu 
  akan merasa lebih baik bila diberi tahu sesegera mungkin daripada 
  menunggu saat jam sekolah minggu usai atau melihat anaknya terluka 
  tanpa pemberitahuan apa-apa dari guru sekolah minggunya.

  9. Papan atau Majalah Dinding

  Kehadiran sebuah papan yang bisa diisi atau ditempel oleh berbagai 
  poster, gambar, foto, dan bahkan hasil karya anak-anak akan sangat 
  membantu proses pembelajaran bila dimanfaatkan dengan tepat. Gunakan 
  papan atau majalah dinding tersebut sebagai area "promosi" yang 
  menyampaikan informasi tentang materi firman Tuhan yang telah, 
  sedang, atau akan disampaikan kepada anak-anak.

  Pada Juni 2006, setelah terjadi gempa di daerah Yogyakarta dan Jawa 
  Tengah, saya memasang berbagai foto kondisi pascagempa yang 
  diperoleh dari koran dan ditempel di papan yang ada di kelas 
  toddlers (kelas yang saya asuh, yaitu anak-anak berusia 1 -- 3 
  tahun). Selama Juni 2006, tema pelajaran adalah berbuat baik kepada 
  orang lain. Saya menjelaskan dan meminta para orang tua dan 
  pengasuh, agar mengambil satu gambar kondisi pascagempa yang sudah 
  ditempel di papan, membawanya pulang, dan mengajarkan pada anak 
  untuk berdoa bagi anak-anak yang menjadi korban gempa. Di bulan yang 
  sama, saya juga mengajak anak untuk memberikan apa yang mereka 
  miliki (seperti baju dan mainan) untuk diberikan kepada para korban 
  gempa.

  Pada lain kesempatan, ketika tema pelajaran yang disampaikan adalah 
  mengucap syukur atas makanan, papan majalah dinding ini berisikan 
  poster buah-buahan dan sayur-sayuran. Ketika firman Tuhan berbicara 
  tentang penciptaan, papan majalah dinding berisikan foto berbagai 
  jenis binatang. Dan pada saat firman Tuhan bertema "Tumbuh Seperti 
  Yesus", papan majalah dinding berisikan gambar-gambar perkembangan 
  bayi Yesus dari bayi hingga dewasa.

  Papan majalah dinding ini juga bisa digunakan untuk memamerkan hasil 
  karya anak-anak. Misalnya, saat anak-anak melukis awan hujan --
  dalam kisah Nabi Nuh -- atau saat anak-anak menempel jiplakan tangan 
  mereka dan foto mereka saat bayi. Semua hasil karya ini ditempel 
  dulu di papan majalah dinding selama beberapa pertemuan, supaya anak 
  ingat akan materi pelajaran dari minggu-minggu sebelumnya, sebelum 
  mereka dapat membawanya pulang dan menempelkannya di rumah 
  masing-masing.

  10. Tempat Tidur dan Tempat Menyusui

  Bila kondisi memungkinkan, tentu akan lebih nyaman bila para bayi
  yang tertidur saat jam sekolah minggu bisa dibaringkan di kasur dan
  para bayi yang masih menyusu dapat menyusu dengan tenang di sebuah
  tempat yang terjaga privasinya. Selain itu, dalam kelas bayi ini
  disediakan kasur spons bagi para bayi, baik untuk bermain maupun
  untuk para bayi yang tertidur saat jam sekolah minggu berlangsung.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Merintis dan Mengembangkan Kelas Bayi (0 -- 2 tahun) di
              Sekolah Minggu
  Penulis: Meilania
  Penerbit: Gloria Graffa, Yogyakarta 2007
  Halaman: 30 -- 39

______________________________________________________________________
MUTIARA GURU

      Bukan ruangan yang megah yang dibutuhkan, namun hati yang tulus
             untuk melayani adalah harga yang tidak ternilai.

______________________________________________________________________
TIPS

           APA YANG BAYI DAN BATITA SUKAI DARI IBADAH GEREJA?

  Bayi dan batita juga menyukai ibadah gereja. Berikut beberapa saran 
  tentang hal-hal yang mereka sukai.

  1. Duduk bersama orang tua selama ibadah dan akrab dengan mereka.

  2. Suasana ruangan yang penuh dengan orang-orang yang memuji Tuhan
     pada saat yang sama (himne).

  3. Melihat lilin yang berkelap-kelip.

  4. Melihat orang lain -- khususnya ketika beberapa dari orang
     tersebut mulai memerhatikan si bayi daripada kebaktian itu
     sendiri.

  5. Menerima berkat.

  6. Melihat bagaimana Anda memuji Tuhan (dan mendengar Anda menyanyi
     -- tidak peduli apakah Anda bisa atau tidak!).

  7. Mendengarkan paduan suara.

  8. Kaca bergambar di bagian atas tengah altar gereja.

  9. Sikap badan saat berdoa.

  10. Bau (gedung, orang di dekat mereka, dll.).

  11. Suara (tawa, lagu, kata yang diucapkan, doa).

  Bagi bayi dan batita, ibadah gereja merupakan waktu yang cukup lama 
  untuk duduk diam (kecuali bagi bayi yang baru lahir, yang kelelahan 
  karena menangis sepanjang malam sehingga mereka tertidur pulas saat 
  ibadah). Karena itu, Anda perlu membawa anak Anda keluar dan 
  membiarkan mereka bermain di luar gedung gereja -- pastikan hal itu 
  mengurangi kebisingan seandainya ada orang lain di luar gereja yang 
  ingin mendengarkan khotbah.

  Ada beberapa kursi yang bisa Anda/penjaga bayi Anda/siapa saja pakai 
  untuk mengasuh anak jika menginginkan suatu privasi yang lebih. Ada 
  juga ruangan besar yang penuh mainan dan anak-anak batita di ruang 
  anak bila Anda memerlukan tempat untuk anak Anda berteriak-teriak. 
  Tidak perlu frustrasi -- semua bayi dan batita pasti melalui 
  tahap-tahap di mana mereka bisa mengikuti ibadah secara utuh, tidak 
  tahu mengapa -- nikmati saja saat Anda menjalaninya! (t/Ratri)

  Diterjemahkan dari:
  Nama situs: Holy Spirit Lutheran Church
  Judul asli artikel: What Does My Baby Or Toddler Like About The
                      Church Service?
  Penulis: Tidak dicantumkan
  Alamat URL: http://www.hslckirkland.org/YouthFamily/pdfs/ITSS-EnjoyChurch.pdf

______________________________________________________________________
BAHAN MENGAJAR

                  TUHAN GEMBALAKU (JALAN SERTA YESUS)

  Pada usia ini, bayi sedang benar-benar berkonsentrasi pada
  perkembangan kemampuan motorik kasarnya (merangkak, berjalan, dan
  menggapai segala sesuatu yang dijumpainya). Memberikan rintangan
  kecil atau penghalang dapat membuatnya "belajar" untuk memecahkan
  masalah.

  Contoh tema: Tuhan gembalaku
  Bahan: bantal, selimut, balok spons, matras, kardus, meja kursi
  (bisa plastik atau kayu yang aman untuk bayi), karpet eva mats, dan
  sebagainya.

  Cara:
  Ajak anak berbaris mengikuti Anda. Ceritakan pada anak bahwa Anda
  adalah seorang gembala dan anak-anak menjadi domba yang harus
  mengikutinya. Sambil berjalan melewati berbagai rintangan, ajak anak
  menyanyikan lagu "Tuhan Gembalaku" (tentu saja para orang tua atau
  pengasuh yang akan bernyanyi bersama Anda). Sepanjang perjalanan
  yang penuh rintangan tersebut, ada tumpukan bantal penghalang,
  terowongan kardus yang harus dilewati, meniti di atas karpet,
  menyingkirkan selimut penghalang, kolong meja yang harus dilewati,
  dan sebagainya. Pastikan bahwa para orang tua atau pengasuh
  senantiasa memberi pendampingan dan semangat kepada bayi-bayi ini
  untuk tidak mudah menyerah. Bila rintangan terlalu sulit bagi bayi,
  tolonglah mereka. Dan, setelah mereka berhasil melewati rintangan
  tersebut, rayakan keberhasilan mereka. Lagu lain yang cocok untuk
  aktivitas ini adalah "Jalan Serta Yesus".

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Merintis dan Mengembangkan Kelas Bayi (0 -- 2 tahun) di
              Sekolah Minggu
  Judul asli artikel: Cermin Ajaib
  Penulis: Meilania
  Penerbit: Gloria Graffa, Yogyakarta 2007
  Halaman: 67 -- 68

______________________________________________________________________
o/ WARNET PENA o/

            SITUS LINKS: MENYEDIAKAN REFERENSI SITUS-SITUS
                     KRISTEN BERBAHASA INDONESIA
                  <http://www.in-christ.net/links/>

  Bingung mendapatkan bahan-bahan yang mendukung pelayanan Anda? Ayo, 
  Pelayan Anak, kunjungi situs Links yang ada di In-Christ.Net! 
  Beberapa topik menarik telah disediakan, di antaranya Alkitab, Anak, 
  Gereja, Literatur Kristen, dan lainnya. Untuk lebih lengkapnya, 
  silakan kunjungi menu "Topik" untuk mendapatkan topik yang lain.

  Silakan memanfaatkan bahan dan fasilitas yang disediakan. Tersedia
  ulasan singkat yang akan memudahkan Anda untuk mendapatkan informasi
  dari situs tersebut. Selamat berjelah!

  a. Alkitab
     ==> http://www.in-christ.net/links/topic/alkitab
  b. Anak
     ==> http://www.in-christ.net/links/topic/anak
  c. Pendidikan
     ==> http://www.in-christ.net/links/topic/pendidikan
  d. Kepemimpinan
     ==> http://www.in-christ.net/links/topic/kepemimpinan

______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Tatik Wahyuningsih
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) e-BinaAnak 2009 -- YLSA
http://www.ylsa.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/

Bergabunglah dalam Network Anak di Situs In-Christ.Net:
http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_anak

BLOG SABDA: http://blog.sabda.org/

______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org