Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/425

e-BinaAnak edisi 425 (25-3-2009)

Disiplin Mengajar

 

___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____

  DAFTAR ISI EDISI 425/MARET/2009

  - SALAM DARI REDAKSI: Mendisiplinkan Diri dalam Melayani
  - ARTIKEL: Pengajaran Sekolah Minggu yang Bermutu
  - MUTIARA GURU
  - TIPS: Tanggung Jawab Besar Menjadi Seorang Guru
  - BAHAN MENGAJAR: Yesus Mati di Kayu Salib
  - WARNET PENA: Situs "paskah.sabda.org": Menyediakan Kumpulan Bahan
                 Paskah untuk Pelayanan Anda
______________________________________________________________________
   Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi:
  <binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org>
______________________________________________________________________
SALAM DARI REDAKSI

                MENDISIPLINKAN DIRI DALAM MELAYANI

  Prinsip kedisiplinan yang kita ajarkan kepada anak layan juga 
  berlaku bagi kita. Di samping bertanggung jawab untuk mengajar, 
  secara tidak langsung, pelayan anak juga diajar Tuhan untuk 
  terus-menerus mendisiplin diri, baik dalam kehidupan rohani, 
  pelayanan, dan kehidupan sehari-hari.

  Di edisi pamungkas e-BinaAnak bulan Maret 2009 ini, kami mengajak 
  para Pelayan Anak melihat satu cara untuk lebih mendisiplin diri 
  dalam mengajar. Melalui pemaparan Tujuh Hukum Mengajar di kolom 
  Artikel, kami berharap Pelayan Anak sekalian semakin siap lagi dalam 
  mengemban tugas mengajar ini. Simak pula tips menarik seputar 
  disiplin guru. Selamat melayani. Tuhan Yesus memberkati hidup dan 
  pelayanan Anda.

  Staf Redaksi e-BinaAnak,
  Tatik Wahyuningsih
  http://www.sabda.org/publikasi/arsip/e-binaanak/
  http://pepak.sabda.org/

     Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita,
      lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas
                     pelayananmu! (2 Tim. 4:5)
            < http://sabdaweb.sabda.org/?p=2Timotius+4:5 >

______________________________________________________________________
ARTIKEL

               PENGAJARAN SEKOLAH MINGGU YANG BERMUTU

  Seorang guru yang tidak mengenal Tujuh Hukum Pengajaran Gregory 
  adalah seperti seorang pelajar Perjanjian Baru yang tidak mengenal 
  surat-surat Paulus. Saya menerapkan hukum mengajar tersebut dalam 
  sekolah minggu.

  Sebagian besar guru, bahkan mereka yang memiliki pendidikan formal 
  sekalipun, tidak pernah mendengar Tujuh Hukum Mengajar. Ini adalah 
  pengalaman saya setelah meraih gelar doktoral di bidang pendidikan. 
  Tujuh Hukum Mengajar, yang ditulis lebih dari 100 tahun yang lalu 
  oleh John Milton Gregory, adalah seperti gulungan surat asli tentang 
  pendidikan, yang berisi rahasia pengajaran yang efektif dan bermutu. 
  Gregory, yang memiliki latar belakang pendidikan pengacara, adalah 
  seorang pendeta gereja Baptis dan juga pendidik andal. Dia melayani 
  sebagai pemimpin sekolah negeri di Michigan (1859 -- 1865), dan 
  kemudian menjadi presiden Kalamazoo College dan presiden pertama 
  Universitas Illinois.

  Tujuh Hukum Mengajar Gregory, yang pertama kali diterbitkan dalam 
  bentuk buku pada tahun 1884, berisi faktor-faktor penting dan 
  sederhana yang memengaruhi kemampuan dan seni mengajar. Tujuh hukum 
  itu adalah seperti tujuh puncak bukit dengan tinggi yang berbeda, 
  yang terbentang di daratan. Ketika seseorang mendaki setiap bukit, 
  berbagai titik penting di daratan itu dapat dilihat dengan cara 
  pandang ekstra. Ringkasan saya terhadap karyanya ini adalah usaha 
  untuk menjadikan pikiran dan bahasa Gregory lebih mudah didapat, 
  dibaca, dan dimengerti oleh para guru masa kini.

  Pendahuluan Terhadap Tujuh Hukum Pengajaran

  Tujuh Hukum Pengajaran ini sangat sederhana dan alami sehingga hukum 
  ini banyak dipakai. Meski demikian, hukum ini sangat dalam maknanya 
  bahkan untuk para guru yang berpengalaman sekalipun.
  
  1. Guru harus tahu pelajaran, kebenaran, dan seni yang akan 
     diajarkan.
  2. Murid harus menunjukkan minat terhadap pelajaran.
  3. Bahasa yang digunakan sebagai perantara antara guru dan murid 
     harus merupakan bahasa yang umum dipakai kedua belah pihak.  
  4. Pelajaran yang diajarkan harus diberikan dalam bentuk kebenaran 
     yang telah diketahui oleh murid -- yang belum diketahui harus 
     dijelaskan dengan yang sudah diketahui.
  5. Pengajaran harus menyemangati murid untuk belajar berbagai hal 
     bagi dirinya sendiri.
  6. Belajar adalah memikirkan suatu kebenaran atau ide baru menurut 
     pemahamannya sendiri, atau mengupayakan suatu karya seni atau 
     kemampuan baru menjadi suatu kebiasaan.
  7. Pengajaran harus diselesaikan, ditegaskan, dan diuji dengan 
     peninjauan ulang, pemikiran ulang, dan penerapan.
  
  Dasar-dasar hukum ini bahkan lebih jelas terlihat ketika dijadikan 
  aturan dan dirangkum untuk mengajar.

  I. Hukum Bagi Guru
  
  Ketahuilah secara menyeluruh dan kenalilah dengan sungguh-sungguh 
  pelajaran yang akan Anda ajarkan -- ajarkan dengan penuh perhatian 
  dan pemahaman yang jelas.

  Kesiapan guru dan pengetahuan yang jelas memberikan kepercayaan diri 
  kepada murid dan membantu menumbuhkan kecintaan mereka untuk 
  belajar. Dalam praktiknya, guru bekerja dengan empat tahap 
  pengetahuan.
  
  1. Murid-murid Anda bingung mengenali pengetahuan yang diberikan.
  2. Murid-murid Anda mendapat kemampuan untuk mengingat dan 
     menggambarkan pengetahuan dalam suatu cara yang umum.
  3. Murid-murid Anda membangun kemampuan untuk menjelaskan 
     pengetahuan -- bahkan membuktikan atau menggambarkannya.
  4. Murid-murid Anda mendapatkan pengertian makna yang lebih 
     mendalam, mendapatkan kemampuan untuk menerapkan dan bertindak 
     berdasarkan pengetahuan itu.

  Idealnya, pengajaran Anda diperlengkapi untuk menggerakkan 
  murid-murid Anda ke tingkat yang keempat: memahami makna yang lebih 
  mendalam, mendapatkan kemampuan untuk menerapkan dan bertindak 
  berdasarkan pengetahuan itu. Mengajarkan kemampuan ini membantu 
  murid berubah dari hanya sebagai "pendengar" menjadi "pelaku".

  Dengan menerapkan aturan ini, maka seorang guru yang bermutu akan:
  
  1. Mempelajari terus pelajaran yang disampaikan.
  2. Mempelajari lebih lanjut dan menggunakan buku-buku dan alat-alat
     bantu belajar untuk membangun pengetahuan praktis.
  3. Mencari dan menggunakan ilustrasi dari kehidupan nyata.
  4. Mendapatkan pemikiran yang jelas tentang pelajaran yang
     disampaikan sehingga dapat menjelaskan dengan jelas.
  5. Dalam menyampaikan pengetahuan dan pelajaran, menggunakan urutan
     yang alami dari yang sederhana sampai yang rumit.

  Tanpa pembelajaran dan persiapan yang cukup, Anda seperti seorang 
  pembawa pesan yang tidak membawa pesan. Pengetahuan memberikan 
  kekuatan dan antusiasme dalam mengajar. Beberapa guru terjebak dalam 
  menggunakan praktik yang tidak sebenarnya (hanya berpura-pura). 
  Mereka menunjukkan khayalan mereka sendiri di depan para murid; 
  mereka berbicara dengan kesombongan atas kepura-puraan mereka, dan 
  dengan bijaksana dan nada suara yang indah, membagikan kekhusyukkan 
  yang pura-pura.

  II. Hukum Bagi Murid

  Dapatkan dan peliharalah perhatian serta minat murid-murid Anda. 
  Jangan mencoba mengajar tanpa perhatian dari murid.

  Minat dan perhatian murid-murid Anda saling berhubungan. Kuasai seni
  dan keterampilan mendapatkan dan mempertahankan perhatian. Beberapa
  tindakan akan membantu terlaksananya aturan ini.

  1. Mulailah mengajar ketika murid-murid Anda hadir secara fisik dan
     buang semua gangguan.
  2. Sesuaikan lama pelajaran dengan usia dan rentang perhatian 
     murid-murid Anda.
  3. Gunakan berbagai teknik mengajar: alat peraga, cerita, ilustrasi,
     pertanyaan, dan diskusi.
  4. Berkelilinglah di kelas di mana Anda mengajar. Jagalah kontak 
     mata dan jiwailah pengajaran Anda dengan gerakan tubuh yang 
     alami.

  Ingatlah, antusiasme Anda itu menular! Pengetahuan kuno dan tidak 
  praktis menghasilkan pengajaran yang membosankan dan tidak menarik. 
  Pengajaran yang rutin menghasilkan pembelajaran yang rutin.

  III. Hukum Bahasa

  Gunakan kata-kata yang bisa dipahami oleh Anda dan murid Anda. 
  Gunakan bahasa yang jelas dan hidup.

  Kata-kata, bahasa, dan alat-alat yang Anda gunakan harus jelas dapat 
  dipahami oleh murid-murid Anda. Kata-kata yang tidak dimengerti, 
  bila tidak dijelaskan, akan mengurangi keberhasilan Anda. Beberapa 
  ide untuk komunikasi yang baik adalah:
  
  1. Pelajarilah tingkat bahasa dan pengetahuan murid Anda.
  2. Gunakan kata sesedikit mungkin untuk menyampaikan ide-ide Anda. 
     Gunakan kalimat-kalimat yang pendek dan berusahalah 
     menyederhanakan komunikasi.
  3. Jelaskan dan berikan ilustrasi atas pengetahuan baru, kaitkan
     pengetahuan baru itu dengan pengalaman pribadi murid. Bila mereka
     bisa memahaminya, maka Anda berhasil.
  4. Benda-benda natural, alat peraga, ilustrasi, gambar, dan diskusi 
     merupakan alat-alat mengajar yang sangat membantu mempeluas makna 
     kata dan pemahaman.
  5. Ingatlah bahwa tampang yang sepertinya antusias tidak menjamin 
     pemahaman. Murid-murid bisa saja hanya bepura-pura menyatakan 
     bahwa mereka paham.

  Topik dan pengetahuan dalam kelas sekolah minggu sering kali di luar 
  bahasa dan kehidupan murid. Ingatlah bahwa Yesus, Guru dari para 
  guru, menggunakan perumpamaan tentang pengalaman hidup sehari-hari 
  untuk mengajarkan kebenaran-kebenaran penting. Karena itu, bahasa 
  dan pengetahuan Anda seharusnya juga berkaitan dengan pengalaman 
  hidup sehari-hari untuk membangkitkan minat murid dan pembelajaran 
  yang bermutu.

  IV. Hukum Pelajaran

  Mulailah dengan apa yang sudah diketahui oleh murid-murid atau yang 
  telah dialami, dan mulailah masuk ke materi baru dengan 
  perlahan-lahan, mudah, dan alami, biarlah yang sudah diketahui 
  menjelaskan apa yang belum diketahui.

  Bagaimana menerapkan hukum ini agar pengajarannya bermutu:
  
  1. Pastikan pengetahuan Anda berkaitan dengan murid-murid Anda. 
     Dengan demikian, mereka bisa mengikuti kemajuan Anda.
  2. Gunakan perkembangan yang alami dengan menghubungkan pelajaran
     baru dengan pelajaran sebelumnya yang sudah diberikan.
  3. Tanamkan dengan kuat di dalam pikiran murid pelajaran baru yang
     diterima melalui pertanyaan-pertanyaan dan diskusi.
  4. Sesuaikan pelajaran dan perkembangannya dengan usia, konsentrasi, 
     dan hasil yang dicapai oleh murid.

  Pengetahuan praktis dapat menyelesaikan masalah hidup dan bisa 
  digunakan dalam pengalaman hidup. Tunjukkan bahwa pikiran yang jelas 
  dalam sekolah minggu akan membantu mereka menjalani hidup di luar 
  kelas sekolah minggu.

  V. Hukum Proses Mengajar

  Rangsanglah murid Anda untuk mempraktikkan pikiran mereka. Doronglah 
  para murid untuk bepikir seperti seorang penemu.

  Pengajaran yang bermutu membangkitkan aktivitas para murid. Oleh 
  sebab itu, pelajaran yang diberikan harus dikenali, dipikirkan 
  ulang, dan dihidupkan kembali dalam pikiran murid.
  
  1. Carilah titik kontak dalam kehidupan setiap murid.
  2. Gunakan latihan-latihan dan tugas-tugas praktis yang melibatkan
     pikiran, tangan, dan kehidupan murid.
  3. Tugasi para murid untuk melakukan penyelidikan nyata di luar 
     kelas.
  4. Gunakan pertanyaan dan diskusi yang membutuhkan pemikiran.
     Tahan keinginan untuk mengatakan semua yang Anda ketahui.
  5. Jadilah seorang murid juga. Ikutlah bergabung dalam mencari 
     fakta-fakta, prinsip-prinsip, dan keterampilan-keterampilan.

  Sering kali, mengungkapkan fakta-fakta dapat menghalangi pemikiran 
  dan pengetahuan murid. Mengharapkan kata-kata yang tepat dari teks 
  atau mulut Anda menghalangi daya ingat yang nyata dan berguna. 
  Pengetahuan yang sebenarnya berasal dari penggunaan pikiran dan 
  kehidupan.

  Pimpinlah gerakan untuk belajar! Ubahlah kelas Anda menjadi 
  laboratorium kehidupan yang sibuk. Dorong murid-murid Anda untuk 
  berpikir dan menemukan hal baru bagi diri mereka sendiri; jadikan 
  mereka sebagai murid kehidupan.

  VI. Hukum Proses Belajar

  Wajibkan murid-murid Anda mengembangkan pelajaran itu dalam pikiran 
  dan tindakan, menerapkannya dalam berbagai tahapan dan penerapannya 
  hingga pelajaran itu dinyatakan dalam bahasa dan tindakan mereka 
  sendiri.

  Penerapan hukum ini dalam pembelajaran dan kehidupan para murid, 
  merupakan hasil dari hukum sebelumnya yang telah dijalankan dengan 
  baik. Ide-ide tambahan untuk tindakan ini termasuk:
  
  1. Membantu murid membentuk suatu ide yang jelas tentang tugas yang 
     harus dikerjakan. Terus lakukan ini hingga semua ide 
     diekspresikan dalam kata-kata mereka sendiri.
  2. Doronglah murid-murid Anda untuk menghargai pencarian kebenaran.
  3. Rangsanglah minat murid untuk bertanya-tanya pada diri sendiri 
     dan menemukan jawabannya sendiri.

  Pelajaran yang diberikan dengan tergesa-gesa, tidak sempurna, dan 
  terpisah-pisah menghalangi munculnya pemikiran yang orisinal, 
  kemampuan murid untuk berekspresi, dan tugas praktis para murid. 
  Ingatlah bahwa memberi dan berharap hanya pada hasil pengetahuan 
  yang faktual saja dalam pendidikan menyebabkan menurunnya 
  efektivitas dan tantangan yang sebenarnya dalam pengajaran.

  VII. Hukum Peninjauan Ulang dan Penerapan

  Peninjauan ulang, peninjauan ulang, peninjauan ulang, mengembangkan 
  pelajaran yang sudah diberikan, mengenalkan pemikiran yang baru 
  untuk memperdalam kesan yang muncul, menambahkan makna yang segar, 
  mencari penerapan-penerapan baru, membetulkan ide-ide yang tidak 
  benar, dan melengkapi kebenaran.

  Peninjauan ulang merupakan proses yang melengkapi pengajaran yang 
  bermutu. Peninjauan ulang yang baik seperti sentuhan akhir seorang 
  pelukis terhadap lukisan. Berikut beberapa cara untuk melakukan 
  peninjauan ulang:
  
  1. Lakukanlah peninjauan ulang secara teratur, penuh pertimbangan, 
     dan dengan cara yang menarik.
  2. Gunakan berbagai konsep yang segar dan penggambaran yang baru.
  3. Modifikasi pelajaran yang lama menjadi lebih menarik.
  4. Mintalah para murid menggunakan tangan dan pikiran mereka dalam
     meninjau ulang.

  Pengulangan pertanyaan dan jawaban yang tidak hidup dan tidak 
  berwarna hanya menghasilkan peninjauan ulang dalam hal nama saja. 
  Peninjauan ulang yang tergesa-gesa, tidak sabar, dan tidak cukup, 
  selama dan di akhir pelajaran, juga tidak melengkapi dan mendukung 
  terjadinya suatu pengajaran yang bermutu.

  Peninjauan ulang yang baik melengkapi pengajaran yang bermutu. 
  Peninjauan ulang menutup lubang-lubang yang biasa muncul dalam 
  proses belajar. Tanpa peninjauan ulang, pikiran para murid 
  kekurangan informasi yang tanpa penerapan dan ingatan yang berguna. 
  Para murid yang mengalami banyak peninjauan ulang bersama gurunya 
  akan mulai berpikir bahwa peninjauan ulang itu penting dan layak 
  untuk dilakukan. Mereka juga akan mengembangkan keinginan untuk 
  menguasai subjeknya. (t/Ratri)

  Diterjemahkan dan disesuaikan dari:
  Judul buku: Almost Every Answer for Practically Any Teacher!
  Judul asli artikel: Excellence in Sunday School Teaching
  Penulis: Carl Shafer
  Penerbit: Multnomah Press, Portland 1992
  Halaman: 30 -- 33

______________________________________________________________________
MUTIARA GURU

       Jangan mengajar jika belum bisa mendisiplin diri sendiri!
                            - Welni -

______________________________________________________________________
TIPS

             TANGGUNG JAWAB BESAR MENJADI SEORANG GURU

  Yakobus menulis, "Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di 
  antara kamu mau menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai guru 
  kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat" (Yakobus 3:1). 
  Yakobus tahu betapa mengajar itu penting, tetapi dia ingin semua 
  guru memahami betapa besar tugas mereka.

  Mereka yang mengajar adalah orang yang mendapatkan penghakiman yang 
  lebih berat dari orang lain. Mereka telah mendapat pengetahuan yang 
  jelas tentang tugas ini; mereka lebih terikat untuk hidup sesuai 
  dengan yang mereka ajarkan. Gagal mengajar berarti menciptakan batu 
  sandungan bagi orang lain.

  Saat ini beberapa orang, seperti orang-orang pada masa Yakobus, 
  ingin menjadi "guru kebenaran". Keinginan itu kadang-kadang lebih 
  didasarkan pada keinginan untuk mendapatkan peringkat atau 
  penghargaan, bukan suatu keinginan untuk menyenangkan Tuhan. 
  Kata-kata Yakobus ini menjadi peringatan yang jelas bagi para calon 
  guru supaya melakukan tugas ini dengan suatu peringatan -- tanggung 
  jawab mengajar itu sangat besar.

  Mendisiplin Lidah

  Seorang guru harus mengungkapkan pendapatnya atas berbagai 
  persoalan. Berbagai percakapan tentu saja akan menghasilkan berbagai 
  pelanggaran atas lidah dan, akibatnya, penghukuman atau penghakiman 
  yang lebih berat. Yakobus menulis, "Sebab kita semua bersalah dalam 
  banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah 
  orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya." 
  (Yakobus 3:2)

  Sebelum memberikan tugas pengajaran Kristen, seseorang perlu dengan 
  cermat mengevaluasi disiplin pribadinya. Menjadi seorang guru 
  Kristen memerlukan disiplin lidah yang ketat. Hanya orang yang 
  memiliki kedewasaan disiplin pribadi yang dapat menghindari 
  pelanggaran.

  Disiplin untuk Memiliki Hidup yang Konsisten

  Paulus menunjukkan masalah ketidakkonsistenan saat dia menggambarkan 
  guru-guru Yahudi yang tidak bisa hidup sesuai dengan ajaran mereka 
  sendiri. Dia menuliskan, "Jadi, bagaimanakah engkau yang mengajar 
  orang lain, tidakkah engkau mengajar dirimu sendiri? Engkau yang 
  mengajar: `Jangan mencuri,` mengapa engkau sendiri mencuri? Engkau 
  yang berkata: `Jangan berzinah,` mengapa engkau sendiri berzinah? 
  Engkau yang jijik akan segala berhala, mengapa engkau sendiri 
  merampok rumah berhala? Engkau bermegah atas hukum Taurat, mengapa 
  engkau sendiri menghina Allah dengan melanggar hukum Taurat itu? 
  Seperti ada tertulis: `Sebab oleh karena kamulah nama Allah dihujat 
  di antara bangsa-bangsa lain.`" (Roma 2:21-24)

  Kata-kata Paulus itu mengandung peringatan bahwa setiap orang yang 
  mau mengajar harus menjaga hidupnya agar tetap konsisten dengan apa 
  yang diajarkannya. Ketidakkonsitenan apa yang diajarkannya dengan 
  hidupnya akan mengurangi nilai dari pelajaran kebenaran yang 
  disampaikan dan merendahkan Tuhan kita Yesus Kristus.

  Tanggung Jawab untuk Membuktikan Sesuatu yang Berharga

  Nikodemus memberikan rahasia menjadi guru yang hebat saat dia 
  menghampiri Yesus pada malam hari. Dia berkata kepada Tuhan, "Rabi, 
  kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab 
  tidak ada seorang pun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau 
  adakan itu, jika Allah tidak menyertainya" (Yohanes 3:2). Meskipun 
  guru Kristen modern tidak bisa melakukan mukjizat, pelajaran yang 
  diberikan dan cara hidup mereka menjadi contoh yang seharusnya 
  menghasilkan mukjizat perubahan hidup dalam diri orang yang diajar. 
  Bila usaha mengajar ini tidak berarti apa-apa bagi pendengarnya, 
  pengajaran itu mungkin merupakan suatu tanda bahwa guru itu bukan 
  seorang rabi (guru) yang "dikirim oleh Tuhan".

  Para pengkhotbah sering kali dituduh "berkhotbah untuk mendapatkan 
  uang". Menjadi seorang pengkhotbah yang dimotivasi oleh kerakusan 
  merupakan tindakan yang menyedihkan. Demikian juga bila pengkhotbah 
  itu termotivasi oleh keinginan supaya mendapatkan pengakuan dan 
  pujian, bukan misi mengabarkan Injil. Seorang guru Kristen harus 
  dikirim oleh Tuhan. Jika tidak, orang itu tidak boleh menjadi guru. 
  (t/Ratri)

  Diterjemahkan dari:
  Nama situs: Sunday School Teachers and the Ministry of Sunday School
  Judul asli artikel: The Awesome Responsibility of Being A Teacher
  Penulis: Elton McCann
  Alamat URL: http://www.geocities.com/Athens/Delphi/8297/mccann.htm
  
______________________________________________________________________
BAHAN MENGAJAR

                      YESUS MATI DI KAYU SALIB

  Berikut daftar kebenaran-kebenaran Alkitab di Matius 27:11-66, kisah
  kematian Yesus di kayu salib.

  1. Yesus adalah orang benar yang tidak melakukan kesalahan (Matius
     27:19, 23)
  2. Yesus menderita dan dihina (Matius 27:26, 28-30, 39-44, 49)
  3. Yesus mati di kayu salib. (Matius 27:35, 50)
  4. Yesus disalib bukan karena Ia melakukan kesalahan, tetapi untuk
     berkorban bagi mereka yang melakukan kesalahan (Matius 27:11).

  Informasi berikut ini sangat membantu untuk memahami kisah ini.

  Yesus adalah Raja di surga dan di bumi (Matius 28:18). Mereka yang 
  sekarang ini tidak percaya bahwa Yesus adalah Raja akan diyakinkan 
  ketika Ia datang lagi ke dunia (Wahyu 19:16). 

  Kegiatan-kegiatan berikut ini bisa digunakan untuk mengajarkan 
  cerita Alkitab dan kebenaran-kebenarannya.

  Kegiatan-Kegiatan Cerita Alkitab

  - Penderitaan dan Penghinaan terhadap Yesus

    Gunakan kegiatan ini untuk membantu anak-anak yang lebih dewasa 
    memahami bahwa Yesus benar-benar menderita kesakitan dan 
    penghinaan ketika Dia mati di kayu salib. Bila Anda memunyai 
    cambuk dari kulit, tunjukkan cambuk itu kepada anak-anak dan 
    jelaskan bahwa Yesus dicambuki dengan cambuk seperti itu (Matius 
    27:26). Tunjukkan bahwa prajurit Roma meludahi Yesus (Matius 
    27:30). Bila Anda memunyai tongkat rotan atau tongkat kayu, 
    tunjukkan tongkat itu kepada anak-anak dan jelaskan bahwa prajurit 
    Roma memukul kepala Yesus dengan benda itu (Matius 27:30).

    Tunjukkan kepada anak-anak paku panjang. (Anda bisa menggunakan 
    paku yang panjangnya kira-kira 6 inchi yang bisa Anda dapatkan di 
    toko besi.) Dan jelaskan bahwa prajurit Roma memaku Yesus ke kayu 
    salib dengan paku sepanjang itu (Yohanes 20:25). Orang-orang 
    menghina dan mengejek Yesus (Matius 27:29, 39-44, 49).

  - Siapakah yang Bertanggung Jawab Atas Kematian Yesus?

    Gunakan kegiatan ini untuk membantu anak-anak memahami bahwa semua 
    orang berdosa bertanggung jawab atas kematian Yesus. Tanyakan 
    kepada anak-anak siapakah yang bertanggung jawab atas kematian 
    Yesus.

    Bacalah ayat-ayat berikut ini untuk menemukan orang yang 
    dicurigai, siapakah Yudas, imam kepala, Mahkamah Agama, para imam 
    kepala dan tua-tua, kerumunan orang banyak, Pilatus, semua orang 
    berdosa. Tulislah nama-nama para petinggi yang dicurigai seperti 
    yang dapat dibaca di ayat-ayat berikut ini.

    a. Matius 26:49-50: Yudas mengkhianati Yesus.
    b. Markus 14:55-65: Para imam kepala dan Mahkamah Agama menghukum
       mati Yesus.
    c. Matius 27:20: Para imam kepala dan tua-tua membujuk kerumunan
       orang banyak supaya Yesus dihukum mati.
    d. Matius 27:22: Orang banyak berteriak agar Yesus disalibkan.
    e. Markus 15:15: Pilatus menyerahkan Yesus untuk disalibkan.
    f. 1 Korintus 15:3; 1 Petrus 3:18; Roma 5:8: Yesus mati untuk
       semua orang berdosa.

    Jelaskan bahwa semua orang yang dicurigai itu bertanggung jawab 
    atas kematian Yesus.

  - Dosa dan Risikonya

    Gunakan kegiatan ini untuk membantu anak-anak memahami bahwa 
    bahkan dosa terkecil sekalipun bisa menyebabkan seseorang tidak 
    bisa diterima oleh Allah, Yesus mati untuk dosa-dosa kita sehingga 
    kita bisa mendapatkan hidup kekal bersama Allah.

    Ingatkan anak-anak bahwa Allah itu tidak jahat atau pun licik.

    a. Allah itu kudus. Imamat 11:44-45. Allah benar-benar suci dan
       baik.
    b. Allah itu benar. Mazmur 19:s7-9; Yeremia 9:24. Tindakan dan
       hukum Allah selalu sempurna seperti sifat atau watak-Nya.
    c. Allah adalah Tuhan. Yeremia 9:24, Ayub 34:12. Tuhan dengan adil
       memberikan berkat atau hukuman atas perbuatan-perbuatan
       seseorang.
    d. Tuhan menolak dosa. Yesaya 59:2. Dosa menjadikan seseorang
       tidak dapat diterima oleh Allah. Allah tidak menginginkan 
       adanya dosa di surga. Wahyu 21:27.

    Ingatkan anak-anak bahwa Allah mengasihi kita. (1 Yohanes 4:16)

    Karunia Allah didasarkan atas anugerah (Efesus 2:7-9). Allah 
    memenuhi kebutuhan umat-Nya berdasarkan kemurahan-Nya, bukan 
    berdasarkan atas apa yang mereka inginkan.

    Allah itu sabar (Keluaran 34:6). Allah tidak akan meninggalkan 
    seseorang yang melakukan kesalahan dan akan mengampuni orang yang 
    mau minta ampun dan bertobat.

    Tanyakan kepada anak-anak, manakah dari dosa-dosa berikut ini yang
    akan menjadikan seseorang tidak dapat diterima oleh Allah.

    1. Seorang wanita yang membunuh seorang pria yang membuatnya
       marah.
    2. Seorang perampok bank yang mencuri 5 juta dollar.
    3. Seorang anak laki-laki kelas tiga yang mencuri permen karet di
       sebuah toko.
    4. Seorang anak perempuan kelas tiga yang tidak patuh pada ibunya
       dengan menonton film.
    5. Seorang murid SMA yang selalu menggunakan nama Allah dengan 
       sia-sia.
    6. Seorang anak laki-laki kelas empat yang mengotori lantai dapur
       tetapi mengatakan bahwa adiknyalah yang mengotori lantai itu.
    7. Seorang gadis SMA yang mencuri sebuah mobil.
    8. Seorang anak kelas satu yang berbohong kepada ibunya ketika
       ditanya berapa roti yang sudah dia makan.
    9. Seorang anak kelas lima yang iri kepada sahabatnya yang
       memunyai tape baru.

    Semua dosa, tak peduli besar atau kecil, menjadikan seseorang 
    tidak bisa diterima oleh Tuhan. Matius 5:20; Yakobus 2:10. Bahkan 
    dosa terkecil sekalipun memberikan risiko yang serius.

    Salah satu risiko dari dosa-dosa kita adalah bahwa Yesus mati 
    untuk menebus dosa-dosa kita sehingga kita bisa mendapatkan hidup 
    kekal bersama Allah. Namun, sebelum seseorang mendapatkan hidup 
    kekal bersama Allah, orang itu harus percaya kepada Yesus sebagai 
    Juru Selamat dan bertobat dari kehidupannya yang penuh dosa. 
    (t/Ratri)

   Diterjemahkan dan disesuaikan dari:
   Nama situs: Sunday School Resources.com
   Judul asli artikel: Jesus Died on the Cross
   Penulis: Tidak dicantumkan
   Alamat URL: http://www.sundayschoolresources.com/btjesusdied.htm

______________________________________________________________________
o/ WARNET PENA o/

                       SITUS PASKAH.SABDA.ORG:
         MENYEDIAKAN KUMPULAN BAHAN PASKAH UNTUK PELAYANAN ANDA
                    <http://paskah.sabda.org/>

  Sudahkah Anda mempersiapkan segala sesuatunya dalam menyongsong 
  Paskah tahun ini? Jika belum, ayo berkunjung ke situs 
  paskah.sabda.org dan dapatkan bahan mengajar dan drama paskah di 
  sana! Fasilitas forum Paskah juga disediakan. Bahkan saat ini sedang 
  berlangsung diskusi menarik seputar Paskah. Bisa dibayangkan 
  serunya, kan?! Kami mengajak Pelayan Anak untuk bergabung dalam 
  forum tersebut. Atau jika Pelayan Anak memiliki tulisan seputar 
  Paskah, jangan ragu lagi untuk membagikannya kepada saudara-saudara 
  yang lain dengan mengirimkannya ke: < paskah(at)sabda.org >. Silakan 
  berpartisipasi!

  Oleh: Kristina (Redaksi)

______________________________________________________________________
Pemimpin Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Tatik Wahyuningsih
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) e-BinaAnak 2009 -- YLSA
http://www.ylsa.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/

Bergabunglah dalam Network Anak di Situs In-Christ.Net:
http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_anak

Kunjungi Blog SABDA di http://blog.sabda.org/

______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org