Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/393

e-BinaAnak edisi 393 (30-7-2008)

Kegiatan-Kegiatan Kreatif

 
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____

  DAFTAR ISI EDISI 393/JULI/2008

  - SALAM DARI REDAKSI
  - ARTIKEL: Aktivitas: Cara Terbaik bagi Anak-Anak untuk Belajar
  - TIPS 1: Kegiatan Belajar yang Kreatif
  - TIPS 2: Bagaimana Mendorong Anak Supaya Kreatif?
  - WARNET PENA: Situs PEPAK dengan Tampilan Baru
  - DARI ANDA UNTUK ANDA: Surat dari Pengunjung PEPAK
  - MUTIARA GURU

______________________________________________________________________
o/ SALAM DARI REDAKSI o/

  Salam kasih,

  Ibadah sekolah minggu dapat lebih menyenangkan dan dapat menjadi 
  cara yang efektif untuk menanamkan kebenaran firman Tuhan dalam 
  kehidupan anak jika murid-murid pun ikut aktif dalam seluruh 
  jalannya ibadah. Murid tidak hanya menjadi pendengar saja, namun 
  juga ikut terlibat dalam kegiatan mengajar yang dilakukan guru. 
  Meski demikian, tidak mudah pula mengajak murid untuk ikut terlibat 
  dan aktif selama proses belajar. Guru dapat meningkatkan kesenangan 
  dan menambah keterlibatan murid dengan mengadakan 
  aktivitas-aktivitas kreatif yang mengakomodasi segala kebutuhan dan 
  juga minat murid dalam belajar.

  Mengapa aktivitas dapat menambah kesenangan murid dalam belajar? 
  Melalui aktivitas, anak yang pada dasarnya tidak dapat diam dan 
  selalu aktif bergerak, dapat menyalurkan energinya dengan lebih 
  positif sekaligus dapat lebih menangkap dan menikmati setiap 
  rangkaian ibadah dalam sekolah minggu, terutama saat-saat 
  mendengarkan firman Tuhan. Kita dapat membuka wawasan lagi mengenai 
  pentingya kegiatan-kegiatan kreatif dalam ibadah sekolah minggu. 
  Simak pula butir-butir penting dalam kolom Tips mengenai 
  penyelenggaraan kegiatan kreatif dalam sekolah minggu.

  Selamat membaca, sampai jumpa dalam edisi-edisi bulan Agustus 2008.

  Pimpinan Redaksi e-BinaAnak,
  Davida Welni Dana

    "Ajarkanlah kepadaku kebijaksanaan dan pengetahuan yang baik,
   sebab aku percaya kepada perintah-perintah-Mu." (Mazmur 119:66)
           < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Mazmur+119:66 >

______________________________________________________________________
o/ ARTIKEL o/

        AKTIVITAS: CARA TERBAIK BAGI ANAK-ANAK UNTUK BELAJAR

  Kegiatan belajar Alkitab adalah kegiatan kreatif yang dirancang 
  untuk menekankan kebenaran Alkitab. Kegiatan-kegiatan yang termasuk 
  di dalamnya adalah seni, musik, menulis, drama, atau kemampuan 
  lainnya. Setiap kegiatan akan menolong anak-anak menerapkan 
  kebenaran-kebenaran Alkitab dalam kehidupan mereka sehari-hari. 
  Kegiatan yang bagaimanakah yang bisa digunakan di sekolah minggu? 
  Bagaimana kita bisa yakin bahwa kegiatan itu akan berhasil 
  mengajarkan kebenaran Alkitab? Kapan suatu kegiatan bisa menjadi 
  kegiatan belajar Alkitab?

  Kegiatan itu harus memenuhi kriteria berikut ini supaya bisa
  digunakan sebagai suatu kegiatan belajar Alkitab.

  Pertanyaan 1: Apakah kegiatan ini mengajarkan, merenungkan, atau
  menekankan suatu kebenaran Alkitab?

  Pertanyaan 2: Apakah kegiatan belajar Alkitab mendorong penggunaan
  Alkitab dan perlengkapan lain yang berhubungan dengan Alkitab,
  misalnya kamus, ensiklopedia, peta, dll.?

  Pertanyaan 3: Apakah kegiatan itu akan memberi kesempatan kepada
  anak-anak untuk menghubungkan kebenaran Alkitab dengan pengalaman
  sehari-hari mereka? Bila hubungan kebenaran Alkitab bisa diterima
  dengan jelas oleh anak-anak, maka guru perlu membantu anak untuk
  merencanakan cara-cara yang lebih jelas lagi supaya kebenaran
  Alkitab itu bisa menjadi bagian dari tindakan mereka sehari-hari.
  Guru juga perlu menindaklanjutinya untuk memastikan apa yang
  terjadi saat anak mencoba mempraktikkan kebenaran Alkitab tersebut.
  Tindak lanjut ini menjadi dasar evaluasi guru dan murid. Tindak
  lanjut ini juga memberi kesempatan para guru supaya selalu mendukung
  dan mendorong murid untuk mengubah perilaku mereka. Inilah ujian
  yang sebenarnya dari suatu pembelajaran.

  BERIKAN SECARA RINCI DAN FLEKSIBEL

  Setiap kegiatan belajar Alkitab harus cukup rinci sehingga anak 
  yakin (saat melakukan kegiatan ini) bahwa kegiatan ini memiliki 
  tujuan. Namun kegiatan ini harus cukup fleksibel sehingga sesuai 
  dengan tingkat kemampuan dan keterampilan setiap anak.

  Contoh, bila guru menyiapkan kegiatan belajar Alkitab dengan 
  menggunakan boneka untuk menyampaikan cerita Alkitab, maka guru 
  tersebut harus memastikan bahwa kegiatan itu menyertakan tugas-tugas 
  yang berorientasi baik secara akademis maupun nonakademis (menulis 
  dan membaca skenario atau membuat dan menggunakan boneka). Seorang 
  guru juga akan memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk berperan 
  serta dalam perencanaannya. Sering kali ide seorang anak dapat 
  membantu menjadikan kegiatan tersebut lebih efektif daripada hanya 
  menggunakan ide dari guru saja. Dengan demikian, guru tidak hanya 
  menjadi pemandu belajar saja, namun juga menjadi pelajar 
  bersama-sama dengan anak-anak.

  BAGAIMANA MEMIMPIN KEGIATAN

  Berikut lima langkah utama yang diperlukan supaya pembelajaran bisa
  dilakukan dalam suatu kegiatan.

  1. Kenalkan tujuan dari setiap kegiatan.

     Bila suatu kegiatan baru pertama kali dilakukan bersama
     anak-anak, maka penting untuk menjelaskan mengapa anak-anak akan
     melakukannya; tidak hanya menjelaskan apa yang akan mereka
     lakukan. Contoh, anak-anak mungkin akan memilih kegiatan seni
     karena mereka senang menggambar kartun. Bantu mereka untuk
     melihat tujuan dari kegiatan itu, misalnya "membantu kita belajar
     cara-cara untuk tetap percaya kepada Tuhan di masa-masa sulit".

  2. Libatkan anak-anak dalam mencari kegiatan.

     Meskipun mencari suatu kegiatan kadang-kadang dengan sendirinya
     bisa menjadi suatu kegiatan, namun semua jenis kegiatan perlu
     dimulai dengan mengajak anak-anak untuk meninjau ulang atau
     mengumpulkan beberapa informasi yang rinci dari Alkitab. Metode
     dari penelitian ini haruslah sesuai dengan tingkat kemampuan anak
     dan minat mereka. Contoh, anak kelas satu mungkin hanya bisa
     membaca kata-kata Alkitab yang ditulis guru di papan tulis,
     sedangkan anak kelas lima akan mencari dan membaca ayat-ayat
     dalam Alkitab. Anak yang lebih besar mungkin bisa menggunakan
     kamus Alkitab untuk mencari kata yang tidak dia pahami, sedangkan
     anak yang lebih kecil melihat gambar-gambar atau mendengarkan
     melalui rekaman kaset.

  3. Ajaklah berbincang-bincang untuk menekankan tujuan dari cerita
     yang disampaikan.

     Pada saat anak-anak mengerjakan kegiatan, guru bisa menggunakan
     percakapan informal untuk mengarahkan pikiran, perasaan, dan
     kata-kata anak kepada inti pelajaran. Contoh, pada saat kegiatan
     "role play" mulai kehilangan arah, guru bisa bertanya kepada 
     salah satu pemain, "Apa yang akan dikatakan Michael kepada ibunya 
     untuk menunjukkan bahwa dia sangat ingin melakukan apa yang 
     benar, seperti yang Alkitab kita katakan?" Dengan cepat, 
     anak-anak akan kembali ke tujuan semula dari kegiatan ini.

     Dengan selalu siap untuk menghubungkan pengalaman anak dengan apa
     yang firman Tuhan katakan, guru bisa membantu anak memahami
     kebenaran Alkitab.

  4. Pimpinlah anak-anak untuk mengenali apa yang sedang mereka
     pelajari dengan melakukan kegiatan itu.

     Saat anak-anak hampir menyelesaikan suatu kegiatan, guru harus
     bertanya kepada mereka apa yang mereka pelajari tentang kebenaran
     utama dari pelajaran hari itu, "Apa yang sudah kalian pelajari
     tentang pengampunan? Hal-hal apa saja yang kalian dapatkan
     tentang Paulus dan perjalanan misinya?" Saat anak-anak merasa
     kesulitan dalam menjawab pertanyaan tersebut, guru tahu bahwa
     masih diperlukan pembelajaran lagi.

  5. Pimpinlah anak-anak untuk membagikan kepada anak lain tentang apa
     yang mereka pelajari.

     Salah satu langkah terpenting dalam proses belajar adalah berbagi
     dengan orang lain tentang apa yang telah dipelajari. Anak-anak
     perlu didorong untuk melakukan hal ini dengan aturan dasar
     sebagai berikut.

     a. Meminta anak untuk memikirkan apa yang harus dikatakan kepada
        orang lain mengenai suatu kegiatan merupakan cara yang sangat
        menolong untuk memimpin anak memikirkan inti dari pelajaran
        hari itu. "Bila kamu menceritakan kegiatan ini kepada temanmu,
        bagaimana kamu akan menjelaskan apa yang telah kamu pelajari
        tentang Yesus dan anak-anak?"

     b. Berikan kesempatan kepada anak-anak untuk membagikan kegiatan
        belajar Alkitab ini kepada kelompok lain. Berbagi tentang
        kegiatan ini bisa dilakukan dalam berbagai cara. Anak-anak
        bisa menunjukkan apa yang mereka lakukan pada saat guru
        menjelaskannya. Guru bisa memberikan pertanyaan-pertanyaan
        untuk mengarahkan anak supaya menjelaskan apa yang telah
        mereka pelajari. Sedikit anak yang bisa berbicara mewakili
        kelompok mereka. Setiap anggota kelompok bisa memberikan satu
        atau dua kalimat untuk menyampaikan hal terpenting (atau
        paling menarik) dari apa yang telah mereka pelajari.

     c. Kadang-kadang Anda bisa membentuk suatu kelompok anak supaya
        memajang dan menjelaskan kegiatan mereka kepada anak-anak lain
        yang berbeda kelas. (t/Ratri)

  Diterjemahkan dari:
  Judul buku: Sunday School Smart Pages
  Judul asli artikel: Kids Learn Best Through Activity
  Penulis: Wes dan Sheryl Haystead
  Penerbit: Gospel Light, USA 1992
  Halaman: 99 -- 100

______________________________________________________________________
o/ TIPS 1 o/

                   KEGIATAN BELAJAR YANG KREATIF

  Apakah yang dimaksud dengan "kegiatan belajar yang kreatif" itu?

  Kegiatan belajar yang kreatif adalah kegiatan yang diberikan pada 
  anak sebagai respons setelah menerima pengajaran kebenaran Alkitab. 
  Menurut laporan para ahli pendidikan, murid yang belajar sesuatu 
  melalui pendengaran saja, hanya dapat mengingat 10% dari apa yang 
  dipelajarinya. Jika belajar melalui penglihatan dan pendengaran, 
  dapat mengingat 50%. Sedangkan bila belajar melalui penglihatan, 
  pendengaran, dan ditambah dengan pengalaman langsung, dapat 
  mengingat 90%.

  Prinsip Penggunaan Kegiatan yang Kreatif

  a. Harus sesuai dengan tingkatan usia murid.
  b. Biarkan murid mengerjakan sendiri, bukan guru atau orang lain
     yang mengerjakan baginya.
  c. Harus berhubungan erat dengan isi pelajaran.
  d. Bukan sekadar melewatkan waktu, tetapi merupakan proses penting
     dalam pengajaran.
  e. Murid ikut serta dalam berpikir dan memberikan tanggapan
     terhadap kebenaran.

  Jenis-Jenis Kegiatan Belajar yang Kreatif

  MENGARANG

  a. Mengarang surat; kepada objek yang nyata atau objek yang hanya
     ada dalam khayalan.

  b. Mengarang mengenai tanggapan atas suatu bacaan. Murid dipimpin
     untuk bersama merenungkan suatu ayat yang berisi nasihat atau
     lainnya sebagai bagian yang biasa dibacakan oleh pemimpin dalam
     membaca bacaan bertanggapan. Lalu pemimpin menyuruh murid
     menuliskan sebuah ayat atau mengarang sepatah kata sebagai
     tanggapan-terhadap bacaan tersebut.

  c. Mengarang cerpen atau kesaksian hidup.

  d. Mengarang majalah. Mengumpulkan puisi, karangan pendek, 
     kesaksian, dan lain-lain dari setiap murid, lalu ditempeli 
     gambar-gambar, didesain, dan disusun menjadi majalah sederhana.

  e. Mengarang puisi. Murid-murid yang kreatif boleh diminta mengarang
     puisi yang sederhana.

  PEKERJAAN TANGAN

  a. Gambar tiga dimensi. Gambar-gambar yang sudah diberi warna
     ditempelkan pada kertas karton, digunting, dan dibuat
     gambar-gambar dimensi yang dapat berdiri. Kemudian murid-murid
     memerlihatkan gambar-gambar tersebut sambil mengulangi cerita
     yang baru didengar.

  b. Gambar model. Siapkan gambar-gambar majalah, biarkan murid
     mengembangkan pikiran mereka untuk menggunting dan
     menempelkannya pada kertas yang biasa dipakai untuk pekerjaan
     tangan. Tempelkan gambar pada kedua sisinya, lalu digantungkan
     pada bambu-bambu dengan benang.

  c. Model dari tanah liat. Ingat untuk mengalasi meja dahulu dengan
     kertas koran atau plastik sebelum pekerjaan dimulai. Biarkan
     murid bersama-sama membuat bentuk-bentuk yang ada dalam cerita
     dengan tanah liat. Kemudian mintalah mereka menceritakan kembali
     kebenaran Alkitab yang baru didengar.

  d. Kotak pasir. Lekatkan gambar-gambar yang sudah selesai digambar
     pada kertas karton, kemudian lekatkan sebatang lidi di balik
     gambar tersebut sehingga dapat ditancapkan pada pasir dalam
     kotak. Murid dapat menggunakannya untuk bercerita kepada orang
     lain.

  e. Kotak televisi. Setiap orang boleh merancang beberapa gambar atau
     dibuat dari guntingan gambar-gambar. Lalu susunlah menjadi suatu
     cerita bergambar pada lembaran kertas yang panjang. Lekatkan
     kedua sisi lembar kertas gambar tersebut pada dua batang kayu,
     kemudian digulung dan diletakkan ke dalam kotak televisi yang
     telah dibuat. Akhirnya jadilah sebuah acara cerita dalam
     televisi.

  f. Kotak slide. Sama dengan cara pembuatan di atas, hanya saja
     diletakkan satu persatu dalam kotak slide.

  DRAMA

  a. Monolog. Murid menyusun sendiri isi cerita yang akan disampaikan
     dengan cara membaca.

  b. Wawancara. Murid berperan sebagai pengarah acara televisi dan
     mewawancarai tokoh Alkitab; jadi seorang murid memerankan tokoh
     masa kini dan yang lain memerankan tokoh Alkitab.

  c. Pantomim. Banyak cerita Alkitab yang dapat dipentaskan. Murid
     yang kreatif dapat diminta untuk memeragakan pantomim untuk
     ulangan pelajaran, kemudian ajukan pertanyaan-pertanyaan untuk
     didiskusikan.

  d. Mendramakan cerita Alkitab. Boleh minta murid mementaskan
     cerita-cerita Alkitab yang sudah dikenal dengan drama. Sebelum
     pementasan, lakukan diskusi dan analisa. Setelah pementasan,
     adakan penelitian tentang arti dan pengajaran dari cerita
     tersebut.

  e. Panggung boneka. Murid mengarang cerita kehidupan yang sederhana
     yang memadu dengan cerita hari itu, kemudian dipentaskan dalam
     bentuk panggung boneka.

  f. Memeragakan tokoh-tokoh Alkitab. Perlihatkan gambar-gambar
     Alkitab. Kemudian murid diminta menirukan tingkah laku tokoh
     Alkitab untuk menghidupkan kembali gambaran tersebut, sementara
     murid lain menghafal ayat Alkitab, mengajukan pertanyaan, atau
     mendiskusikan pertanyaan.

  PERMAINAN ALKITAB

  a. Permainan yang bersifat mengulang pelajaran. Isi dari permainan
     didasarkan pada pelajaran yang telah dipelajari. Lalu siapkan
     pertanyaan; dapat berlangsung dalam bentuk permainan yang
     berbeda-beda atau bentuk perlombaan.

  b. Permainan Alkitab yang praktis. Permainan ini ditujukan untuk
     membantu murid menerapkan prinsip Alkitab yang telah dipelajari
     ke dalam kehidupan sehari-hari.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Pembaruan Mengajar
  Penulis: Dr. Mary Go Setiawan
  Penerbit: Yayasan Kalam Hidup, Bandung
  Halaman: 112 -- 117

____________________________________________________________________
o/ TIPS 2 o/

              BAGAIMANA MENDORONG ANAK SUPAYA KREATIF?

  Semua anak bisa menjadi produktif atau kreatif. Tetapi tingkat
  pengekspresian kreativitas mereka, sampai pada tingkat yang tinggi,
  tergantung pada guru mereka. Berikut beberapa cara yang bisa
  digunakan untuk mendorong dan membantu perkembangan kreativitas
  anak-anak.

  1. Temukan tingkat pemahaman setiap anak tentang pengajaran Alkitab
     -- apa yang anak tahu (atau yang tidak mereka tahu). Tingkat
     pemahaman ini bisa dicari dengan mengamati anak-anak dalam
     mengekspresikan diri melalui musik, permainan peran, sajak,
     permainan, kata-kata, dan kerajinan tangan, yang dipilih untuk
     mengungkapkan kembali dan/atau menerapkan kebenaran Alkitab.

  2. Tumbuhkan minat pribadi pada setiap anak. Berikan tanggapan atas
     setiap hasil kerja yang baik. Kunjungilah rumah anak didik Anda
     dan kenalilah keluarganya. Sediakan waktu untuk bisa
     bersama-sama dengan setiap anak secara pribadi pada hari Minggu.
     Berikan komentar bila ada anak yang pakaiannya baru, punya adik
     yang baru lahir, dan lain-lain. Ingatlah hari ulang tahun mereka
     dengan mengirimkan kartu ucapan. Dengarkan; pekalah terhadap
     perasaan mereka, berikan dukungan semangat.

  3. Pilihlah kegiatan yang bermanfaat sehingga dapat memenuhi
     kebutuhan anak. Evaluasilah cara-cara dari setiap kegiatan yang
     digunakan supaya dapat memenuhi kebutuhan anak-anak di kelompok
     Anda. Akankah ini membantu mereka untuk saling menjalin relasi 
     dan untuk bekerja sama? Membangun keterampilan fisik dengan
     menggunakan energi yang berlebihan? Mengekspresikan kreativitas
     dan kemurnian? Berbagi? Mendapatkan rasa percaya diri? Menerapkan 
     kebenaran Alkitab? Berkomunikasi?

  4. Sediakan berbagai kegiatan dan materi (bahan). Evaluasilah
     pilihan-pilihan dengan melihat umur dan lingkungan untuk 
     melakukan kegiatan, kemampuan dan minat, kebutuhan fisik, musim, 
     dan tujuan belajar anak. Pikirkan kegiatan-kegiatan untuk
     mendengarkan (rekaman, mendengarkan kaset dari tape); untuk
     berpikir (menulis cerita, puisi, teka-teki, puzzle, slogan, 
     huruf); untuk melakukan (permainan, role play, drama, seni dan
     ketrampilan, gerak dan lagu, dan "fingerplay" (menyanyikan suatu
     lagu dan membuat gerakan-gerakan tangan yang mengisyaratkan
     suatu kata).

     Media yang bisa digunakan: untuk membuat (tanah liat, koran, 
     papan, biji-bijian, alat-alat rumah tangga yang sudah tidak
     dipakai, tali atau benang, kerang, gambar, dll.); untuk menghias
     (cat, krayon, gliter, stiker); untuk mengekspresikan suatu peran
     (kostum, kain, wig, kantong dari kertas untuk membuat wayang,
     topi, dll.).

  5. Doronglah anak-anak untuk melakukan yang terbaik, hasil kerja
     mereka sendiri. Diskusikan kepercayaan Anda terhadap kemampuan
     yang telah mereka capai dengan memberikan komentar atas 
     usaha-usaha mereka. Berikan saran kepada anak-anak yang kurang 
     kreatif dan berikan waktu tambahan untuk anak-anak yang lebih 
     lambat. Tumbuhkan kemurnian melalui percakapan. "Tutup matamu dan
     pikirkan sesuatu (judul cerita atau peristiwa yang didiskusikan
     atau yang dipertunjukkan). Sekarang buatlah gambar yang kamu
     lihat." "Ide-ide apa yang muncul untuk membuat lagu? Bisakah
     kamu memikirkan baris yang pertama?" Juga doronglah anak-anak
     supaya membuat lagu hasil kreasi mereka sendiri dengan
     memberikan berbagai media dan membiarkan anak-anak memilih apa
     yang digunakan untuk menggambarkan suatu ayat Alkitab, cerita,
     lagu, puzzle, dll..

  6. Bila ada anak-anak yang terlalu yakin pada kemampuannya, jangan
     menghasut pengakuannya. Alihkan minat mereka dan tuntunlah mereka 
     pada kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan kemampuan mereka. Untuk 
     mengalihkan minat anak-anak, Anda bisa memberikan komentar, "Saya 
     yakin kamu bisa (sebutkan nama kegiatannya), tetapi ada kegiatan 
     lain yang benar-benar membutuhkan talentamu."; atau, "Pernahkah 
     kamu mencoba (nama kegiatan)? Kegiatan ini cocok dengan 
     kemampuanmu.", 7. Bimbinglah anak-anak yang overaktif untuk melakukan
     kegiatan-kegiatan yang akan menguras minat dan energi. Berikan
     dukungan dalam permainan, musik, jalan-jalan, dan permainan
     jari. Biarkan anak-anak menjadi asisten, pesuruh, penyedia
     keperluan kelas, dan melakukan tugas-tugas lain yang membutuhkan
     energi.

  8. Sediakan proyek-proyek yang menantang untuk anak yang terlalu
     cepat menjadi dewasa. Biarkan dia membuat pola atau menyiapkan
     bahan-bahan yang diperlukan di dalam kelas, kerajinan tangan
     untuk hadiah, alat-alat untuk bermain, membuat drama TV untuk
     wayang yang dibuat oleh anak-anak, merekam suatu cerita yang
     bisa digunakan untuk pantomim, serta membuat proyek penelitian.

  9. Bersikaplah tegas dan adil. Jangan mengharapkan kesempurnaan.
     Jangan pernah melakukan apapun yang bisa dikerjakan oleh
     anak-anak. Berikan beberapa prinsip dasar untuk semua kegiatan;
     menyelesaikan suatu proyek sebelum proyek lainnya dimulai,
     merapikan kembali alat-alat dan benda-benda yang digunakan, dan
     berbagi. Usahakan supaya anak-anak tidak melakukan pekerjaan
     dengan sembarangan. Jangan biarkan anak yang kurang terampil
     menjadi minder karena melihat kegagalan mereka atau karena
     dibandingkan dengan ketrampilan anak-anak lainnya.

  10. Sekali waktu, biarkan anak-anak memilih sendiri kegiatan yang
      ingin mereka lakukan. Secara berkala, adakan kegiatan "Hari
      Memilih". Doronglah setiap anak untuk mengatakan mengapa
      kegiatan yang mereka pilih adalah kegiatan kesukaan mereka?
      Berikan pilihan pertama, kedua, dan ketiga bila suatu kegiatan
      tertentu tidak dapat dilakukan oleh banyak peserta.

  11. Pajanglah hasil karya anak-anak. Sediakan papan untuk memajang
      dan meja-meja (sesuai dengan jangkauan pandang anak-anak) di
      dalam dan di luar ruang kelas untuk meletakkan dan memajang
      hasil karya mereka. Sekali waktu beri kesempatan kepada 
      anak-anak untuk memilih hasil karya yang mereka rasa terbaik 
      untuk dipajang. Kadang-kadang susunlah panitia (yang terdiri 
      dari anak-anak) untuk memilih hasil karya terbaik dari setiap
      pekerjaan anak-anak. Bimbinglah anak-anak dalam memajang hasil
      karya mereka. (t/Ratri)

  Diterjemahkan dari:
  Judul buku: Childhood Education in the Church
  Judul asli artikel: How to Encourage Children to Be Creative
  Penulis: Robert E. Clark, Joanne Brubaker, Roy B. Zuck
  Penerbit: Moody Press, Chicago 1986
  Halaman: 560 -- 562

______________________________________________________________________
o/ WARNET PENA o/

                 SITUS PEPAK DENGAN TAMPILAN BARU
                      http://pepak.sabda.org

  Saat ini situs PEPAK baru saja "dipermak". Bagi Anda yang aktif
  mengunjungi situs ini, mungkin sudah dapat melihat perubahan
  tampilan dalam situs ini, baik tampilan desain maupun tampilan data.
  Tim PEPAK sangat besyukur karena pada akhirnya situs ini dapat
  dikembangkan dan tampil lebih segar lagi untuk semakin melengkapi
  para pelayan anak. Selain perubahan tampilan, situs PEPAK juga sudah
  lebih interaktif karena setiap pengguna dapat memberikan komentar
  dalam situs ini. Tidak hanya itu saja, pengguna pun dapat memosting
  tulisan-tulisan atau pengalaman seputar pelayanan anak.

  Segeralah bergabung menjadi pengguna di situs PEPAK. Selain akan
  mendapatkan segudang informasi seputar pelayanan anak, Anda juga
  akan tergabung dalam komunitas para pelayan anak yang dapat saling
  menajamkan satu sama lain dalam situs PEPAK. Untuk mendaftarkan diri
  menjadi pengguna, silakan akses alamat:

  ==> http://pepak.sabda.org/user/register

  Karena masih dalam masa transisi dari situs lama ke situs baru, Tim
  PEPAK mohon partisipasi para Pembaca e-BinaAnak untuk mengunjungi
  situs PEPAK dan memberikan kritik, saran, laporan kerusakan teknis.
  Silakan isikan hal tersebut dalam halaman berikut ini.

  ==> http://trac.sabda.org/newticket?component=PEPAK&description=Ticket+from+http://www.sabda.org/pepak

  Kami ucapkan selamat berkunjung, selamat menjelajah, dan selamat
  saling menajamkan dalam situs PEPAK.

  Oleh: Evie Wisnubroto <Tim PEPAK>

______________________________________________________________________
o/ DARI ANDA UNTUK ANDA o/

  Dari: Marlis <yck_kpg(at)xxxx>
  >thx for pepak!!! semua artikelnya dah aq baca... en bener-bener
  >bawa berkat n perubahan besar dalam pelayanan anak di gerejaku, di
  >NTT khususnya Kupang. btw, tolong dong...artikelnya diupdate n
  >ditambah lagiii... yah... please, please.. GB.

  Redaksi:
  Sekali lagi, redaksi mengajak rekan-rekan sekalian untuk mengunjungi
  situs PEPAK agar semakin banyak lagi berkat dan juga informasi
  yang bisa disebarluaskan ke rekan-rekan pelayan anak Anda semua.

  Selamat berkunjung.

______________________________________________________________________
o/ MUTIARA GURU o/

     Kreatiflah! Itulah cara untuk mengadakan kegiatan belajar
                    yang hidup dan menyenangkan.

______________________________________________________________________
Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi:
<binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org>
______________________________________________________________________
Pemimpin Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Christiana Ratri Yuliani
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) e-BinaAnak 2008 -- YLSA
http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/

Bergabunglah dalam Network Anak di situs In-Christ.Net:
http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_anak

______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org