Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/390

e-BinaAnak edisi 390 (9-7-2008)

Acara Puji-Pujian


___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____

  DAFTAR ISI EDISI 390/JULI/2008

  - SALAM DARI REDAKSI
  - ARTIKEL 1: Bagaimanakah Seharusnya Anak-Anak Menyanyi?
  - ARTIKEL 2: Lagu-Lagu Alkitab dalam Kelas Sekolah Minggu
  - TIPS: Memimpin Acara Pujian di Sekolah Minggu
  - WARNET PENA: Musik dalam In-Christ.Net
  - MUTIARA GURU

______________________________________________________________________
o/ SALAM DARI REDAKSI o/

  Shalom,

  Bagaimana pelayanan yang Rekan-Rekan sekalian jalani pada hari
  Minggu yang lalu? Apakah anak-anak layan Anda memuji Tuhan dengan
  penuh sukacita dan semakin mengenal Tuhan melalui puji-pujian
  tersebut?

  Ya, acara pujian merupakan acara yang selalu ada dalam sebuah ibadah
  sekolah minggu. Karena acara ini merupakan acara rutin dalam sekolah
  minggu, maka acara ini harus diwaspadai agar puji-pujian yang
  dinaikkan tetap pada makna yang sebenarnya. Maksudnya adalah jangan
  menjadikan pujian sebagai sekadar pembangun suasana, penarik
  perhatian anak, atau sekadar rutinitas ibadah. Biarlah pujian yang
  dinaikkan merupakan wujud ketaatan kita kepada firman Tuhan.
  Naikkanlah pujian untuk memuliakan nama-Nya dan menyembah-Nya.

  Redaksi mengisi edisi ini dengan topik Acara Puji-Pujian di Sekolah
  Minggu. Harapan kami, kita semua dapat kembali melihat makna
  terdalam acara pujian dalam ibadah sekolah minggu. Biarlah dari
  mulut setiap anak terdengar pujian yang mengagungkan nama-Nya dan
  biarlah tiap pujian membawa mereka semakin mengasihi Allah.

  Selamat memuji Tuhan!

  Pimpinan Redaksi e-BinaAnak,
  Davida Welni Dana

      Dan lagi: "Pujilah Tuhan, hai kamu semua bangsa-bangsa,
      dan biarlah segala suku bangsa memuji Dia." (Roma 15:11)
            < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Roma+15:11 >

______________________________________________________________________
o/ ARTIKEL 1 o/

              BAGAIMANAKAH SEHARUSNYA ANAK-ANAK MEMUJI?

  Semua orang setuju bahwa anak-anak harus menyanyi. Pertanyaan (lihat
  judul) itu berhenti diperdebatkan saat musik, sebagai suatu ilmu
  pengetahuan, mulai diajarkan di sekolah umum; saat piano dan organ
  selazim perabotan rumah tangga seperti rak buku dan lemari pakaian,
  dan saat anak-anak menjadi terbiasa dengan buku pedoman musik
  seperti halnya mereka terbiasa dengan buku bacaan dan koran.

  Semua orang tahu bahwa anak-anak senang bernyanyi. Burung-burung
  saja dapat berkicau, maka anak-anak pun, yang merupakan burung
  cahaya surga milik Allah, juga berhak untuk mengungkapkan sukacita
  mereka melalui pujian. Semua pemerhati dan pengamat mengakui
  kekuatan lagu anak-anak. Kita bisa saja membahas pelajaran,
  latihan/tugas, atau buku-buku perpustakaan sekolah minggu, namun
  buku nyanyian adalah sesuatu yang harus kita miliki. Suatu sekolah
  minggu bisa saja berhasil di ruang bawah tanah yang gelap, dengan
  dinding yang rendah dan ventilasi yang minim, namun tidak akan
  berhasil tanpa adanya musik. Anda bisa saja memunyai taman bunga
  tanpa air mancur, kamar tanpa lukisan, atau musim panas tanpa
  matahari; tetapi jangan mengharapkan sekolah minggu yang
  bersemangat, menyala-nyala, dan efektif tanpa adanya pujian sekolah
  minggu.

  Oleh karena itu, di sini kita tidak akan menjawab pertanyaan,
  "Haruskah anak-anak menyanyi?", namun lebih kepada apa dan bagaimana
  anak-anak memuji. Menyanyi adalah ungkapan emosi. Menyanyi dengan
  "sungguh-sungguh", "sepenuh hati", "bersemangat", seperti yang
  diajarkan oleh Wesley, adalah suatu hal yang penting dan baik;
  bernyanyi dengan keras, kasar, dan tidak beraturan adalah hal yang
  berbeda.

  Meskipun semua yang benar-benar bisa disebut musik biasanya diatur
  oleh nada, tidak demikian halnya dengan ungkapan emosi; tidak semua
  ungkapan emosi adalah nyanyian. Semua musik adalah suara, namun
  tidak semua suara adalah musik.

  Apa yang seharusnya dinyanyikan oleh anak-anak? Tidak disangsikan
  lagi bahwa kita tidak bisa selamanya menghindarkan anak-anak kita
  dari lagu-lagu yang buruk, namun saya juga tidak setuju dengan
  mereka yang hanya menekankan lagu-lagu doktrin, didaktik, dogma,
  atau seperti khotbah. Bila seorang anak benar-benar menyanyi, dia
  tidak hanya harus benar-benar memahami, tetapi juga menyukai makna
  lagu yang dinyanyikannya.

  Kita tidak bisa mengharapkan kelas balita atau anak-anak usia
  sepuluh tahun menghargai dan menikmati lagu seperti halnya kita
  menikmatinya. Ingat, "susu untuk bayi dan daging untuk orang
  dewasa". Bedakan keduanya; berusahalah untuk membimbing mereka
  menuju kepada selera musik yang lebih tinggi dan kenikmatan
  spiritual yang lebih mulia, biarkan anak-anak menyanyi untuk
  mengungkapkan sukacita dan juga beban; sebagai ungkapan keindahan
  dan juga tugas; sebagai kesenangan duniawi juga surgawi; sebagai
  tugas sementara dan juga kenikmatan rohani. Biarkan lagu membangun
  perasaan karena lagu tidak pernah gagal dalam mengarahkan dan
  memurnikan kasih.

  Saya ingat sekali pada seorang anak yang menyenangkan, matanya
  besar. Pada masa sekolahnya, ia hampir tidak dapat menyanyikan lagu
  lama berjudul "A B C D E F G", dia akan menangis bila disuruh
  menyanyikan lagu itu. Dia tidak tahu mengapa dia menangis, tetapi
  gurunya, yang adalah seorang Kristen yang taat, mengubah motif kuat
  ini menjadi tujuan yang menyenangkan, dan memberikan solusi atas
  masalah ini. Sehingga kecintaan pada lagu bisa tumbuh dan
  berkembang; sehingga saluran kasih diperlebar, dan anak itu,
  walaupun semakin besar, berani membela lagu tersebut.

    Terima kasih untuk lagu sekolah minggu yang sederhana
    Jangan mencaci lagu anak-anak;
    Cahaya kasih yang temaram terpancar,
    Yang berkesudahan di hari yang indah.

  Agar dapat menyanyi dengan baik dan benar, waktu dan perhatian yang
  sepenuhnya dalam berlatih, benar-benar diperlukan. Tidak boleh ada
  suara pintu yang dibanting, pembicaraan, ataupun orang-orang yang
  berjalan-jalan yang bisa menganggu kegiatan ini. Kita juga tidak
  boleh berjalan atau berbicara saat berdoa karena hal tersebut juga
  dapat mengganggu.

  Saya sering mendengar pemimpin pujian harus sering-sering mengatakan
  "kurang keras". Kesungguhan tidak selalu diwujudkan dengan suara
  yang keras. Suara yang keras tidak selalu menjadi kekuatan.
  Lagipula, kebanyakan suara menjadi jelek karena terlalu dipaksakan.
  "Pendeta dan jemaat sama saja", demikian pula dengan pemimpin paduan
  suara dan anggotanya. Bila pemimpinnya ceroboh dalam gaya bahasa,
  intonasi pengucapan, dll., maka yang dipimpinnya pun juga akan
  melakukan hal yang sama. "Nyanyian yang baik" berarti nada yang
  indah dan enak didengar, intonasi yang benar, artikulasi yang jelas,
  dll.. Kesungguhan, semangat, penjiwaan, dan lain-lain mengikuti di
  belakangnya dan tergantung pada nada, intonasi, dan artikulasi.
  Bapak O. Blackman, guru musik di sekolah menengah atas dan sekolah
  dasar di Chicago, dan penulis buku "Granded Singers", mengatakan
  bahwa sekolah minggu di beberapa sekolah misi hampir meniadakan
  semua kegiatan mingguan hanya untuk berlatih agar dapat bernyanyi
  dengan keras.

  Dalam mengajarkan lagu baru kepada anak-anak, mungkin diperlukan
  perhatian yang paling besar. Biarkan pemimpin pujian menyanyikan dua
  atau tiga kali beberapa baris atau bait lagu dalam cara yang mudah,
  enak didengar, dan benar. Sehingga dapat memberi teladan, yang dalam
  musik dan juga moral, jauh lebih berkuasa daripada aturan; khususnya
  bila ada perbedaan dalam aturan dan teladan yang diberikan.

  Bisakah diadakan pertemuan sekolah minggu sekali seminggu, misalnya
  pada hari Selasa atau Jumat sore untuk berlatih menyanyi? Jangan
  mengerutkan dahi dan mengatakan "tidak bisa", kecuali Anda sudah
  pernah mencobanya dan pada faktanya memang tidak bisa. Biasanya
  anak-anak senang bila diajak berkumpul bersama, dan bukankah
  "latihan menyanyi" itu bisa dibuat menarik dan bermanfaat? Undanglah
  beberapa pemimpin pujian yang mau mengajar, gunakan pula piano atau
  organ jika ada; undang juga paduan suara gereja untuk membantu.
  Dengan demikian, latihan menyanyi itu bisa bermanfaat. Tanyakan
  selalu apakah anak-anak mengalami kesulitan untuk memahami kata-kata
  sulit atau yang tidak biasa mereka temui yang ada pada lagu,
  sehingga mereka dapat menyanyi dengan kepala -- dengan pemahaman.
  Salah satu permasalahan besar dalam menyanyi adalah kesalahan dalam
  mengucapkan kata-kata. Jadi pengucapan juga harus benar-benar
  diperhatikan.

  Penyesuaian lagu terhadap pelajaran, khususnya pada bagian penutup,
  adalah sangat penting, walaupun sering kali disepelekan oleh ketua
  sekolah minggu dan pemimpin paduan suara. Suatu pelajaran akan
  tersampaikan dengan lebih efektif bila "diikuti" dengan lagu yang
  tepat. Di sisi lain, kita sering kali melihat makna dari pelajaran
  menjadi hilang karena diikuti dengan lagu yang tak cocok, yang
  dinyanyikan karena beberapa alasan, misalnya, anak sekolah minggu
  dapat menyanyikan lagu itu dengan baik atau hanya untuk pamer.

  Yang paling diperlukan dalam pelayanan sekolah minggu adalah
  ketulusan hati. Ketidaksungguhan paling tampak jelas dalam
  bernyanyi. Apa lagi yang bisa kita harapkan saat anak-anak melihat
  jemaat meninggalkan gereja atau dengan tatapan malas memuji atau
  melihat seorang pemimpin pujian bernyanyi dengan gigi bernoda akibat
  rokok dan napas bau rokok?

  Kemudian dari semuanya itu, menyanyilah dan ajarlah orang lain untuk
  menyanyi dengan perasaan, dengan penuh penjiwaan. Tunjukkan
  ketulusan Anda dalam lagu-lagu penyembahan, dan anak-anak pun akan
  belajar pula untuk bersungguh-sungguh dalam memuji. Dengan kata
  lain, bila Anda ingin mereka menyanyi dengan manis, sungguh-sungguh,
  dan penuh penjiwaan, memujilah dengan cara demikian di depan mereka;
  anak-anak cenderung lebih mudah belajar melalui teladan.

    Menyanyilah tidak hanya dengan bibir dan suara,
    Namun dengan hati dan jiwa yang bersukacita;
    Maka mereka yang mendengarkannya pun akan ikut memuji,
    Dan pujian yang dinyanyikan dengan sepenuh hati dan
    sungguh-sungguhlah yang terangkat. (t/Ratri dan Dian)

  Diterjemahkan dan disesuaikan dari:
  Nama situs: Wholesome Words
  Judul asli artikel: How Should Children Sing?
  Penulis: Philip P. Bliss
  Alamat URL: http://www.wholesomewords.org/biography/biobliss4.html

______________________________________________________________________
o/ ARTIKEL 2 o/

           LAGU-LAGU ALKITAB DALAM KELAS SEKOLAH MINGGU

  Artikel ini adalah tentang mengapa dan bagaimana mengajarkan
  lagu-lagu Alkitab dalam kelas sekolah minggu. Dua jenis lagu yang
  biasanya diajarkan dalam kurikulum sekolah minggu, yaitu:

  1. lagu-lagu pelajaran -- lagu-lagu ceria/ringan yang membantu
     anak-anak mengingat dan memahami pelajaran; dan
  2. nyanyian pujian (himne) dan nyanyian gereja -- lagu-lagu serius
     yang merupakan tradisi kebaktian di banyak gereja.

  LAGU SEBAGAI KEGIATAN BELAJAR

  Anak-anak, seperti halnya kita, tertarik dengan irama dan sajak.
  Sajak dan melodi jauh lebih mudah untuk melekat di pikiran daripada
  bahasa yang tidak berirama. Anda tentunya ingat beberapa lagu dari
  masa sekolah Anda. Penggunaan sajak (dan terkadang melodi) untuk
  membantu kita mengingat sesuatu sudah dilakukan sejak zaman dahulu.
  Pada masa-masa sebelum mengenal tulisan, syair kepahlawanan bersajak
  sepanjang sebuah buku, dipelajari dan diceritakan kembali oleh
  penyair. Teknik yang telah teruji melalui rentang waktu tersebut
  sudah sepatutnya Anda pertimbangkan untuk digunakan dalam mengajar
  murid-murid Anda.

  Lagu menjangkau anak-anak yang metode belajar terbaiknya adalah
  berkaitan dengan musik daripada mendengarkan perintah. Di dalam
  musik juga terdapat gerakan -- yang juga merupakan metode belajar --
  yang akan dapat menjangkau lebih banyak anak.

  Musik dapat membantu seorang anak untuk tetap fokus. Tambahkanlah
  gerakan, bahkan bahasa isyarat, maka Anda akan memiliki lebih banyak
  kesempatan untuk memberi kesan terhadap pesan yang ingin Anda
  sampaikan.

  Musik dapat menciptakan "dasar pengetahuan". Kita semua tahu bahwa
  lebih mudah mempelajari sesuatu yang sudah kita ketahui. Mempelajari
  lagu dapat memperkenalkan fakta-fakta dan konsep-konsep, menciptakan
  sebuah tingkat pengetahuan dasar yang akan memermudah pembelajaran
  selanjutnya.

  BAGAIMANA MENGAJARKAN LAGU

  Mulailah dengan kata-katanya dulu, lalu perkenalkanlah melodinya.
  Apabila Anda bisa bermain piano atau alat musik lain, dan alat musik
  tersebut tersedia, perkenalkan alat musik tersebut setelah anak-anak
  sudah cukup mengenal lagunya dengan baik. Jika Anda memperkenalkan
  alat musik sebelum anak menguasai lagu dan melodinya, maka alat
  musik itu akan menjadi sebuah pengganggu daripada sebuah penolong.

  Melafalkan dan menanggapi atau menggemakan lirik adalah suatu cara
  yang benar dan telah teruji dalam mempelajari lirik lagu.
  Dendangkanlah sebaris lirik, lalu biarkanlah anak-anak menirukannya.
  Lanjutkan ke baris lirik selanjutnya, dan teruskan sampai selesai.
  Setelah Anda menyelesaikan hal itu sekali atau dua kali, Anda bisa
  mulai menyanyikannya bersama-sama.

  Gunakan gerakan untuk memerkaya dan memperkuat makna.

  Gunakan properti, seperti potongan kain yang membentuk suatu figur,
  boneka, atau properti lainnya. Benda-benda tersebut cenderung
  mengurangi rintangan yang mungkin akan muncul saat Anda menambah
  unsur kegembiraan dalam kelas Anda. Benda-benda tersebut juga dapat
  memperkuat makna, sekaligus menjadi pengingat akan ayat selanjutnya.

  TIDAK BISA MENEMUKAN LAGU YANG TEPAT?

  Ciptakan lagu sendiri! Pilihlah melodi yang terkenal, dengan banyak
  pengulangan dan jumlah kata yang tidak banyak, seperti
  "Pelangi-Pelangi", "Naik-Naik ke Puncak Gunung", atau "Bintang
  Kecil". Lalu gantilah lirik lagunya dengan kata-kata yang
  berhubungan dengan topik pelajaran Anda.

  Atau, untuk anak yang lebih dewasa, ajak kelas untuk memikirkan
  lirik lagunya. Jikalau mereka menulis lagu tentang topik tersebut,
  mereka akan lebih memahami pelajaran tersebut daripada jika mereka
  hanya mendengarkan.

  Jadi silakan mencoba, seperti kata-kata dalam Mazmur,
  Bersorak-sorailah bagi Allah melalui kelas Anda! (t/Hilda)

  Diterjemahkan dan disesuaikan dari:
  Nama situs: Sunday School Ideas for New Teachers
  Judul asli artikel: Bible Songs in Sunday School Classroom
  Penulis: Tidak dicantumkan
  Alamat URL: http://www.sunday-school-ideas-for-new-teachers.com/teaching-bible-songs.html

____________________________________________________________________
o/ TIPS o/

                MEMIMPIN ACARA PUJIAN DI SEKOLAH MINGGU
                   Dirangkum oleh: Davida Welni Dana

  Pujian di kelas sekolah minggu dapat membawa pengaruh yang besar
  bagi seluruh jalannya acara, terutama untuk mempersiapkan hati anak
  dalam menerima firman Tuhan. Apabila suasana puji-pujian monoton dan
  terlihat lesu, maka anak maupun guru akan sulit untuk membangun
  ibadah yang penuh sukacita dan semangat. Apa saja yang perlu
  diperhatikan saat memimpin acara pujian di sekolah minggu?

  1. Penguasaan lagu.
     Pemimpin pujian harus menguasai lirik maupun nada lagu yang akan
     dinyanyikan. Tetapkan pula kreativitas yang tepat sesuai dengan
     lagu yang dibawakan. Kuasai pula patokan umum jangkauan nada pada
     anak sesuai dengan kelompok usianya, yaitu:
     a. Kelas Indria (di bawah 4 tahun): D1 - A1,
     b. Kelas TK (5-6 tahun): D1 - B1,
     c. Kelas Pratama (7-8 tahun): D1 - D2, dan
     d. Kelas Madya (9-10 tahun): C1 - E2.

  2. Pilih nyanyian yang tepat.
     Hal ini mutlak bagi seorang pemimpin pujian di sekolah minggu.
     Pilihlah lagu rohani yang mudah diingat oleh anak-anak,
     mengandung kebenaran firman Tuhan yang kuat, mengandung doktrin
     yang benar, dan sesuaikan dengan usia anak-anak. Berikut beberapa
     syarat memilih nyanyian rohani agar dapat memenuhi fungsinya
     dalam mengajar. Nyanyian yang memenuhi syarat harus memunyai:
      a. pesan yang sesuai dengan pelajaran yang disampaikan pada
         pertemuan itu;
      b. kata-kata dan pesan yang mudah dimengerti oleh anak-anak;
      c. lagu yang tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah untuk
         suara anak-anak;
      d. lagu yang cukup sederhana sehingga dapat dinyanyikan dengan
         benar oleh anak-anak;
      e. bahasa dan musik yang memenuhi persyaratan bahasa dan musik
         yang bermutu tinggi; dan
      f. lagu yang tidak terlalu panjang.

  3. Perkenalkan lagu baru.
     Anak-anak suka dengan sesuatu yang baru, termasuk lagu baru.
     Jadi, persiapkanlah paling tidak satu lagu baru saat memimpin
     pujian. Berikut cara-cara untuk mengajarkan lagu baru.
     a. Ajarkan saat anak-anak sudah terbangun semangatnya untuk
        memuji Tuhan.
     b. Gunakan alat peraga, seperti papan tulis, OHP/LCD, gambar, dan
        sebagainya. Tujuannya agar anak dapat menguasai lagu tersebut
        dengan cepat.
     c. Ulangi beberapa kali agar anak memahami melodi lagu.
     d. Nyanyikan lagu secara perlahan-lahan dahulu dan semakin lama
        semakin cepat.

  4. Jelaskan arti atau inti lagu.
     Banyak kata-kata yang mungkin kurang dapat dimengerti anak.
     Jelaskanlah kata-kata sulit tersebut dan jelaskan pula inti dari
     lagu tersebut.

  5. Perhatikan posisi saat menyanyi.
     Posisi duduk, berdiri, atau cara menyanyikan lagu harus
     diperhatikan agar anak tidak mengalami cidera atau kerusakan pita
     suara.

  6. Perhatikan situasi.
     Bila anak kelihatan kurang bersemangat atau ada yang terlihat
     sudah bosan dengan mulai mengganggu teman-temannya selama pujian
     berlangsung, segera lakukan perubahan dengan mengajak anak
     bergerak lebih banyak, meminta mereka memimpin pujian, dan
     sebagainya.

  7. Berikan kreasi dalam pujian.
     Puji-pujian dapat dinyanyikan dengan atau tanpa iringan musik.
     Hal ini memerlukan kreativitas dan keterampilan para guru
     menyanyikan lagu pujian dalam berbagai variasi. Berikut ini ada
     beberapa kreasi lagu pujian.

      a. Kreasi tepuk tangan.
         Tepuk tangan merupakan kreasi yang paling mudah dan
         sederhana. Dan tepuk tangan ini dapat menjadi musik yang
         berirama sehingga membuat suasana pujian menjadi semakin
         menarik dan semarak. Tepuk tangan ini dapat divariasikan
         dalam hal keras lembutnya, kecepatannya, iramanya, dan jumlah
         ketukannya. Beberapa variasi tepuk tangan antara lain:
         - Tepuk tangan satu kali (.),
         - Tepuk tangan dua kali  (..),
         - Tepuk tangan tiga kali (...), dan
         - Tepuk tangan pramuka (... ... .......).

      b. Kreasi gerakan.
         Gerakan dapat digunakan untuk mengiringi suatu lagu pujian.
         Gerakan ini dapat divariasikan dalam berbagai macam cara,
         baik gerakan tangan, jari-jari, kaki, kepala, tubuh, berdiri,
         jongkok, melompat, maupun dalam bentuk tarian.

      c. Kreasi bersahut-sahutan.
         Ada beberapa lagu pujian yang dapat dinyanyikan secara
         bersahut-sahutan.

      d. Kreasi jalan di tempat.
         Kreasi jalan di tempat ini dapat digabung dengan lagu yang
         berirama mars. Anak-anak juga dapat berdiri membentuk
         lingkaran, lalu bernyanyi sambil berjalan memutar.

      e. Kreasi menirukan suara.
         Suara musik dapat ditirukan saat menyanyikan lagu "Kambing
         Embek ... Embek, Kucing Meong ... Meong ...."

      f. Kreasi dengan Boneka
         Boneka dapat kita gunakan sebagai alat bantu dalam memimpin
         pujian di depan kelas, untuk mengubah keras lembutnya suara,
         tinggi rendahnya suara, atau cepat lambatnya lagu. Kalau
         boneka kita angkat tinggi, maka suara dikeraskan; kalau
         boneka diturunkan, maka suara dilembutkan.

      Kreasi-kreasi tersebut dapat digabung agar suasana pujian
      menjadi semakin menarik. Anda juga dapat berkreasi sendiri
      menurut kreativitas anda.

  Dirangkum dari:
  Setiawani, Dr. Mary Go. Pembaruan Mengajar. Bandung: Yayasan Kalam
    Hidup. Hlm. 104 -- 104.
  Humes, Dr. Leatha dan Simanjuntak, Ny. A. Lieke. (1998).Penuntun
    Guru PAK Sekolah Minggu dan Sekolah Dasar. Jakarta: PT. BPK Gunung
    Mulia. Hlm. 99 -- 102.
  Lie, Paulus. (1997). Mengajar Sekolah Minggu yang Kreatif.
    Yogyakarta: Yayasan Andi. Hlm. 2 -- 14.

______________________________________________________________________
o/ WARNET PENA o/

                       MUSIK DALAM IN-CHRIST.NET
   http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_musik_dan_audio

  Dapatkan berbagai artikel seputar musik, pujian, dan audio dalam
  Network Musik dan Audio di situs In-Christ.Net. Berikut
  tulisan-tulisan yang dapat Anda baca.

  Made to Worship
  http://www.in-christ.net/made_worship

  Oh Happy Day
  http://www.in-christ.net/oh_happy_day

  Musik sebagai Alat Konseling
  http://www.in-christ.net/musik_sebagai_alat_konseling

  Kami mengundang Anda untuk berbagian dalam Network Musik dan Audio
  di situs In-Christ.Net. Caranya sangat mudah. Anda tinggal
  mendaftarkan diri sebagai pengguna, maka Anda sudah bergabung untuk
  berbagian di dalamnya, baik untuk memberikan komentar, memosting
  artikel, atau menulis blog. Untuk bergabung, silakan akses alamat
  berikut ini:

  ==> http://www.in-christ.net/user/register

  Selamat bergabung!

  Oleh: Davida Welni Dana (Redaksi)

______________________________________________________________________
o/ MUTIARA GURU o/

              Acara pujian bukan sekadar keriaan suasana,
                    melainkan belajar firman Tuhan
                   dan menyembah Allah melalui lagu
                              - Abemoms -
                   
______________________________________________________________________
Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi:
<binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org>
______________________________________________________________________
Pemimpin Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Christiana Ratri Yuliani
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) e-BinaAnak 2008 -- YLSA
http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/

Bergabunglah dalam Network Anak di Situs In-Christ.Net:
http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_anak

______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org