Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/380

e-BinaAnak edisi 380 (30-4-2008)

Kebutuhan Anak akan Tuhan


___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____

  DAFTAR ISI EDISI 380/APRIL/2008

  - SALAM DARI REDAKSI
  - ARTIKEL 1: Apakah Anak-Anak Kita Harus Mengenal Tuhan?
  - ARTIKEL 2: Aktivitas untuk Belajar Tentang Allah
  - BAHAN MENGAJAR: Yesus dan Nikodemus
  - WARNET PENA: Kreatif Bersama Ministry-To-Children.com
  - DARI ANDA UNTUK ANDA: Bahan Mengajar Kelas Batita
  - MUTIARA GURU

______________________________________________________________________
o/ SALAM DARI REDAKSI o/

  Shalom,

  Seorang anak berusia tiga tahun datang kepada guru sekolah minggunya
  dan bertanya, "Kak, Tuhan Yesus ada di mana?" Pertanyaan ini cukup
  membuat sang guru terdiam beberapa saat, sampai akhirnya dia
  berkata, "Tuhan Yesus ada di hatimu."

  Kisah di atas merupakan penggalan kisah dari seorang anak kecil yang
  tidak dapat dengan langsung mengatakan bahwa dia sedang mencari
  Tuhan, dia membutuhkan Tuhan, dan dia ingin mengenal Tuhan lebih
  dalam lagi. Ketika Yesus menerima anak-anak kecil yang datang
  kepada-Nya, Yesus tahu benar bahwa anak-anak itu ingin mengenal dan
  ingin dekat dengan-Nya. Di balik rasa ingin tahunya, anak-anak itu
  juga sadar bahwa Yesuslah yang mereka butuhkan, sosok yang selama
  ini menghiasi hari-hari mereka karena telah menjadi buah bibir dan
  menjadi kesaksian banyak orang di sekitar mereka. Setiap anak yang
  pernah mendengar cerita, kisah, maupun kesaksian tentang Tuhan Yesus
  pastinya memiliki kerinduan untuk mengenal-Nya. Kerinduan untuk
  mengenal Tuhan Yesus itu karena mereka memiliki kebutuhan dasar,
  yaitu kebutuhan akan Tuhan dalam hidupnya.

  Jika dahulu, ketika anak-anak membutuhkan Tuhan, mereka dapat
  langsung datang kepada Yesus, lantas bagaimana para pelayan anak
  dapat menolong anak-anak saat ini dalam memenuhi kebutuhan tersebut?
  Kami mengajak rekan-rekan sekalian menyimak seluruh sajian edisi
  ini. Kenalkanlah Tuhan Yesus pada mereka, didiklah mereka dengan
  hikmat dan bijaksana, lalu berikan pemahaman arti kelahiran baru di
  dalam Tuhan. Dengan begitu, kita dapat menjadi perpanjangan tangan
  Tuhan bagi mereka.

  Selamat melayani anak-anak yang sangat Tuhan kasihi ini!

  Pimpinan Redaksi e-BinaAnak,
  Davida Welni Dana

             "Tetapi Yesus memanggil mereka dan berkata:
             "Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku,
              dan jangan kamu menghalang-halangi mereka,
                sebab orang-orang yang seperti itulah
              yang empunya Kerajaan Allah." (Lukas 18:16)
             < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Lukas+18:16 >

______________________________________________________________________
o/ ARTIKEL 1 o/

              APAKAH ANAK-ANAK KITA HARUS MENGENAL TUHAN?
                        Oleh: Ruth Woodhouse

  Ya, anak-anak kita perlu mengenal Tuhan secara pribadi dalam hidup
  mereka. Ini berarti bahwa kita sendiri harus mengenal Tuhan karena
  Tuhan bisa menjadi lebih nyata bagi mereka jika Tuhan sudah nyata
  bagi kita. Ada orang-orang yang menyekolahkan anak-anaknya ke
  sekolah Kristen karena mereka ingin anak-anak mereka memeroleh
  pendidikan Kristen meskipun mereka sendiri bukan orang Kristen. Dulu
  saya pernah mengirim sebuah e-mail berbau Kristen kepada orang
  seperti itu -- dan e-mail itu dikembalikan kepada saya. Saya sangat
  terkejut. Saya hanya berharap jika putrinya bersekolah di sekolah
  Kristen, setidaknya ibu itu sendiri harus mau membuka diri terhadap
  pesan-pesan kristiani. Ternyata saya salah. Saya rasa ini cukup
  tragis.

  Anak-anak membutuhkan lebih dari sekadar nilai-nilai Kristen.
  "Mengkristenkan" mereka tidaklah cukup. Apa pun itu tidak akan
  benar-benar cukup, kecuali pengalaman Kristen yang dialami secara
  pribadi dan sungguh-sungguh. Mereka membutuhkan persekutuan dengan
  Tuhan, Pribadi yang menciptakan mereka. Tuhan jauh lebih mengenal
  dan mengasihi mereka daripada kita. Hal itu memang sulit dipahami
  jika kita sangat mengasihi mereka -- tapi jika ada Pribadi yang
  lebih mengasihi mereka, maka tentu saja mereka harus mengenal-Nya,
  bukan?

  Kita hidup di dunia yang begitu menakutkan. Ada banyak sekali
  pengaruh-pengaruh buruk di luar sana yang dapat menghancurkan
  anak-anak kita, baik secara fisik, mental, emosional, atau secara
  spiritual. Ada banyak hal yang menakjubkan juga di dunia ini -- dan
  semuanya berasal dari Tuhan, Pencipta segala yang baik. Cara yang
  paling bisa diandalkan untuk melindungi anak-anak kita supaya tidak
  menjadi sasaran pengaruh buruk dan supaya mereka memeroleh hal-hal
  yang baik adalah dengan membimbing mereka kepada Pribadi yang akan
  memberikan fondasi yang kuat dalam hidup mereka.

  Amsal 3:6 menasihati kita untuk mengakui-Nya di dalam segala jalan
  kita dan Dia akan mengarahkan jalan kita. Sudah pasti setiap orang
  tua menginginkan anaknya bisa melewati dunia yang berbahaya ini
  dengan bimbingan seorang Pribadi yang akan memimpin mereka ke segala
  yang benar, baik, dan bermanfaat. Jika kita menginginkannya, kita
  sendiri harus mengakui Tuhan di hadapan mereka sejak mereka masih
  kanak-kanak. Sehingga kemungkinan besar mereka akan mengakui Tuhan
  seiring mereka bertumbuh dewasa. Anak-anak yang paling manis dan
  lugu pun dapat masuk ke jalan yang salah saat mereka melalui
  masa-masa labil di usia remaja mereka. Jujur, saya akan sangat
  takut mengambil risiko membesarkan anak pada masa-masa ini tanpa
  mereka memiliki pengetahuan akan Tuhan dan rencana-rencana-Nya untuk
  hidup mereka.

  Selama bertahun-tahun, saya mengetahui banyak orang tua yang
  membiarkan anaknya memutuskan sendiri saat mereka dewasa nanti
  apakah mereka akan pergi ke gereja atau tidak. Hal ini hanyalah
  usaha untuk menghindari kewajiban dan itu tidak akan berhasil.
  Mungkin hanya ada sedikit anak yang tumbuh tanpa pengaruh Kristen
  yang kemudian mencari Tuhan sendiri. Namun, Anda sama saja dengan
  berjudi jika melakukan hal itu, pasalnya ada banyak kemungkinan yang
  mungkin akan terjadi. Mereka membutuhkan peran orang tua untuk
  menunjukkan jalannya. Bahkan, mengirim anak-anak Anda ke sekolah
  minggu atau kegiatan-kegiatan gereja yang lain pun tidaklah cukup.
  Mereka perlu tahu bahwa kekristenan adalah sesuatu yang Anda yakini
  dan seriusi -- bahwa kekristenan adalah sesuatu yang bukan hanya
  bermanfaat di masa kecil, tapi juga di sepanjang hidup seseorang.
  Jika tidak, mereka hanya akan percaya pada Tuhan seperti halnya
  mereka percaya pada sinterklas, kelinci Paskah, dan peri gigi.

  Kita menemukan hikmat lagi di dalam kitab Amsal, di mana kita
  diperintah untuk "mendidik orang muda menurut jalan yang patut
  baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari
  pada jalan itu" (Amsal 22:6).

  Jelas, tidak ada kebijakan asuransi dalam mendidik anak. Kita tidak
  dapat menjamin bahwa anak-anak kita tidak tersesat meski kita telah
  dengan setia menuntun mereka di jalan yang benar. Akan tetapi,
  kesempatan mereka untuk berjalan di jalan yang benar akan meningkat
  tajam jika kita mau dengan konsisten menujukkan mereka jalan kepada
  Tuhan dan mendorong mereka untuk menjadikan Allah sebagai Tuhan
  dalam hidup mereka. Tuhan akan memberi mereka petunjuk hidup, makna,
  dan pemenuhan hidup. Tanpa Tuhan, hidup akan menjadi sebuah jalan
  simpang-siur yang mustahil untuk dilalui, yang terlalu membingungkan
  sehingga anak-anak berjalan kian-kemari tanpa tujuan, dan dengan
  mudahnya menjadi mangsa orang-orang yang berniat jahat, yaitu mereka
  yang sudah tercengkeram dalam lingkaran musuh Allah.

  Tanpa Tuhan juga, apa pun yang ditawarkan dunia seakan-akan hampa
  dan tak berarti. Bahkan anak-anak yang sepertinya memiliki banyak
  potensi dan masa depan yang cerah dapat merasakan adanya jurang
  kehampaan yang besar dalam jiwa mereka. Ada sebuah kutipan yang
  terkenal, yang saya yakini keluar dari mulut Pascal, yang mengatakan
  bahwa ada kekosongan yang diciptakan Tuhan dalam jiwa manusia yang
  hanya bisa diisi oleh Tuhan sendiri.

  Jika Tuhan tidak disertakan dalam kehidupan anak-anak, mereka
  mungkin mencoba mengisi hidup mereka dengan banyak hal -- baik dan
  jahat -- dalam usaha untuk mencapai kepuasan atas kebutuhan mereka.
  Tapi pada akhirnya, tidak ada yang lebih berarti daripada Tuhan yang
  adalah pusat dari segalanya.

  Mungkinkah itu yang menjadi alasan mengapa banyak anak muda pada
  zaman ini sangat tidak bahagia, bahkan sangat tertekan? Mungkinkah
  hal itu ada hubungannya dengan sikap mereka yang cenderung merusak
  diri? Mungkinkah hal itu yang menjadi alasan mengapa bunuh diri
  menjadi hal umum di kalangan para remaja dan muda dewasa?

  Jika kita tidak berhasil memberikan makna paling pokok yang mereka
  butuhkan dalam hidup mereka, berarti kita membiarkan mereka jatuh
  terperosok, tak peduli seberapa banyak kesenangan duniawi,
  pengetahuan, kesempatan, dan keberuntungan yang mungkin kita berikan
  kepada mereka. Sudah menjadi tanggung jawab kita sendiri untuk
  membuat anak-anak kita mengenal Tuhan. Dia adalah Batu Karang yang
  teguh di mana semua kehidupan harus dibangun di atasnya supaya bisa
  bertahan dari badai hidup dan menjadi cahaya yang memberi inspirasi
  kepada sesama yang menjalani kehidupan di masa yang akan datang.
  (t/Setyo)

  Diterjemahkan dari:
  Nama situs: Helium
  Judul asli artikel: Should Our Children Know God?
  Penulis: Ruth Woodhouse
  Alamat URL: http://www.helium.com/items/794773-children-personally-their-lives

______________________________________________________________________
o/ ARTIKEL 2 o/

                AKTIVITAS UNTUK BELAJAR TENTANG ALLAH

  Pengaruh Kasih dan Disiplin

  Orang-orang dewasa, yang mendambakan anak-anak memiliki model yang
  positif akan sikap dan pemahaman mereka tentang Allah, harus
  memberikan perhatian khusus terhadap dua hal yang menyangkut
  hubungan mereka dengan anak, yaitu kasih dan disiplin. Bagaimana
  kedua kebutuhan vital bagi anak ini dipenuhi.

  Kasih

  Mayoritas orang dewasa yang terjun dalam pelayanan anak-anak
  mengklaim bahwa mereka mengasihi anak-anak. Namun, penganiayaan dan
  penelantaran anak jarang, jika ada, yang dilakukan oleh orang yang
  mengatakan mereka membenci anak-anak. Trauma penganiayaan yang
  paling buruk bukanlah luka fisik, tetapi pengkhianatan orang yang
  seharusnya menjadi pemelihara dan pelindung anak.

  Masalahnya bukanlah pengakuan kasih orang dewasa, melainkan apakah
  anak merasa sungguh-sungguh dikasihi? Kasih bagi anak bersifat
  fisik. Pelukan dan belaian merupakan hal penting, baik bagi anak
  laki-laki maupun perempuan, sehingga perlakuan seksual terhadap
  anak-anak adalah sangat jahat karena tindakan ini mengkhianati
  kebutuhan anak yang paling dalam. Kasih berarti adanya perhatian
  dari orang dewasa dan peran serta mereka dalam hal-hal yang disukai
  anak. Kasih juga membutuhkan ungkapan verbal. Kata-kata perlu
  disertai pelukan, belaian, dan senyuman yang meneguhkan nilai serta
  penghargaan dari orang dewasa.

  Ekspresi kasih tidak boleh dibatasi oleh suasana hati orang dewasa
  atau perilaku anak. Untuk menerima kasih, anak tidak boleh
  tergantung pada usaha-usahanya untuk memerolehnya karena kasih
  sangat rapuh. Jika kasih dapat diusahakan untuk diperoleh, kasih
  juga dapat hilang. Rasa takut kehilangan kasih dari seseorang akan
  menciptakan ketegangan, bukannya jaminan yang pasti.

  Disiplin

  Disiplin, yang mencakup lebih dari sekadar hukuman, merupakan proses
  pembentukan sikap dan perilaku dengan cara yang hati-hati dan penuh
  kasih. Metode yang keras dan tidak konsisten, bahkan dengan maksud
  yang paling baik sekalipun, hanya menimbulkan keputusasaan dan
  kemarahan -- seperti yang Paulus peringatkan untuk tidak dilakukan
  oleh para orang tua: "Dan kamu bapa-bapa, janganlah bangkitkan
  amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam
  ajaran dan nasihat Tuhan." (Efesus 6:4) Disiplin yang berat adalah
  tegas, tetapi penuh kesabaran. Sayangnya, Allah sering kali
  diperkenalkan ke dalam disiplin anak kecil sebagai ancaman --
  sungguh suatu kesalahan yang menyedihkan! Orang tua yang terus
  mengancam anak dengan kata-kata "Allah tidak senang" mengungkapkan
  kelemahan-kelemahannya sendiri kepada anak tersebut. Disiplin jenis
  ini mengurangi penghargaan anak terhadap orang dewasa dan Allah.
  Perasaan-perasaan negatif terhadap Allah yang dipakai sebagai
  ancaman akan tinggal lama, bahkan setelah kejadian tertentu
  dilupakan.

  Sebaliknya, jika orang dewasa menawarkan petunjuk yang masuk akal
  dan logis, anak mengembangkan kemampuan untuk membuat
  pilihan-pilihan yang bijaksana. Juga, pandangan anak akan orang
  dewasa sebagai pembimbing dan penolong semakin dimantapkan.

  Kata "disiplin" tidak berarti hukuman. Disiplin berarti "pengajaran"
  atau "instruksi" -- dan ada perbedaan besar antara keduanya. Orang
  dewasa yang bereaksi atas perilaku yang salah dengan menunjukkan
  kemarahan dan keputusasaan mungkin berhasil membuat anak itu
  berhenti melakukan tindakan-tindakan yang tidak diinginkan, tetapi
  hanya untuk sementara waktu. Namun, orang dewasa yang menanggapinya
  dengan penuh kesabaran dan berpendirian teguh menuntun anak untuk
  mengoreksi perilaku yang salah dan menggantikannya dengan
  tindakan-tindakan yang positif. Ini membantu anak untuk mempelajari
  cara hidup yang benar.

  Diambil dari:
  Judul buku: Mengenalkan Allah kepada Anak
  Judul asli buku: Teaching Your Child About God
  Penulis: Wes Haystead
  Penerjemah: Drs. Xavier Q. Pranata
  Penerbit: Yayasan Gloria, Yogyakarta 1998
  Halaman: 141 -- 142

______________________________________________________________________
o/ BAHAN MENGAJAR o/

                        YESUS DAN NIKODEMUS

  Nikodemus adalah seorang pemimpin kelompok orang Yahudi yang disebut
  sebagai Farisi. Dia telah melihat mukjizat yang dilakukan Yesus dan
  telah mendengar ajaran Yesus. Dia percaya bahwa Yesus benar-benar
  seorang Guru yang diutus Allah. Dia ingin bertemu Yesus dan
  bercakap-cakap dengan-Nya, tetapi ia menunggu sampai malam tiba.

  Alkitab tidak mengatakan mengapa ia menemui Yesus pada malam hari,
  tetapi kita tahu bahwa para pemimpin Yahudi marah kepada Yesus dan
  mencari cara untuk menyingkirkan Yesus. Mungkin Nikodemus takut bila
  bertemu Yesus di depan umum pada siang hari.

  Dia mengatakan kepada Yesus bahwa Allah benar-benar ada dalam
  diri-Nya karena bila tidak, Dia tidak akan mampu melakukan semua
  hal-hal ajaib. Kemudian Yesus mulai mengajar dia. Dia mengatakan
  kepada Nikodemus bahwa bila seseorang ingin melihat Kerajaan Allah,
  dia harus lahir baru.

  Lahir baru! Nikodemus membayangkan lahir baru itu dengan menjadi
  bayi lagi. Bagaimana mungkin? Adalah hal yang mustahil bagi orang
  dewasa untuk lahir kembali!

  Tapi, Yesus tidak berbicara tentang kelahiran secara fisik. Dia
  berbicara tentang kelahiran rohani. Yesus berkata bahwa seseorang
  harus dibaptis dengan air dan Roh Kudus. Sama seperti hembusan angin
  yang tidak dapat kita lihat, kamu pun juga tidak dapat melihat
  kelahiran baru. Orang yang lahir baru bisa saja terlihat sama,
  tetapi orang tersebut telah berubah di dalamnya.

  Ingatlah saat ular-ular membunuh anak-anak bangsa Israel di padang
  gurun, Allah memerintahkan Musa untuk membuat ular dari tembaga dan
  menaruhnya pada sebuah tiang. Setiap orang yang melihat ular pada
  tiang itu akan dipulihkan oleh Tuhan. Yesus berkata bahwa Dia juga
  harus ditinggikan dan bahwa siapa pun yang percaya kepada-Nya tidak
  akan binasa, tetapi memeroleh hidup yang kekal.

  Kemudian Yesus memberikan kata-kata yang indah kepada Nikodemus,
  "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
  mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang
  percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang
  kekal." Yesus datang untuk menyelamatkan orang-orang di dunia, bukan
  untuk menghukum mereka.

  Kita bisa membaca lebih banyak lagi tentang Nikodemus setelah
  kematian Yesus. Yusuf dari Arimatea adalah seorang kaya dan anggota
  Majelis Besar Yahudi. Dia adalah orang yang baik dan rendah hati dan
  seorang murid Yesus. Dia menunggu kedatangan Kerajaan Allah dan dia
  percaya bahwa Yesus adalah Orang yang telah dijanjikan.

  Dia memberanikan diri datang sembunyi-sembunyi dan meminta kepada
  Pilatus supaya dia bisa mengambil mayat Yesus dan menguburkannya.
  Orang yang datang bersama dia adalah Nikodemus.

  Orang Yahudi memiliki tradisi melumuri mayat dengan rempah-rempah
  sebagai persiapan penguburan. Mereka membawa banyak rempah-rempah,
  campuran dari mur dan gaharu, dan mempersiapkan mayat itu. Mereka
  membungkus tubuh Yesus dengan kain linen.

  Di dekat tempat di mana Yesus disalibkan, terdapat sebuah taman dan
  Yusuf memunyai kuburan di situ, kuburan yang belum pernah digunakan
  sebelumnya. Kuburan terbuat dari sebuah karang yang besar. Mereka
  menempatkan mayat Yesus di situ, menutup kubur itu dengan batu besar
  dan meninggalkannya. Tetapi, Maria Magdalena dan Maria yang lainnya
  duduk membelakangi kubur itu.

  APA ARTI CERITA INI BAGIKU?

  Nikodemus sangat ingin belajar. Ketika dia tidak mengerti, dia terus
  bertanya sampai dia benar-benar mengerti.

  Jangan takut bertanya. Bila di kelas kamu tidak mengerti sesuatu,
  tanyakanlah. Pertanyaanmu mungkin sama dengan yang ingin ditanyakan
  oleh temanmu, tetapi dia mungkin takut untuk bertanya. Kadang-kadang
  pertanyaan-pertanyaaan membantu guru untuk tahu bagaimana dia bisa
  membuat pelajaran menjadi lebih jelas bagi murid-muridnya.

  Jangan takut untuk bertanya kepada orang tuamu. Mereka akan
  memberimu jawaban yang lebih bijaksana daripada yang diberikan oleh
  teman-temanmu. Orang tuamu sangat mengerti dirimu dan mereka akan
  menjawab pertanyaanmu dengan cara yang sangat menolongmu.

  AYAT HAFALAN

  "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
  mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang
  percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang
  kekal." (Yoh. 3:16)

  ULANGAN

  1. Siapakah Nikodemus itu? Seorang Farisi, pemimpin orang Yahudi.
  2. Kapan Nikodemus menemui Yesus? Pada malam hari.
  3. Apa yang Yesus katakan supaya seseorang bisa melihat Kerajaan
     Allah? Harus lahir baru.
  4. Sebutkan dua hal yang terlibat dalam kelahiran baru! Air dan Roh
     Kudus.
  5. Bagaimana Allah menunjukkan kasih-Nya kepada dunia ini? Dia
     mengutus Anak-Nya.
  6. Siapakah dua orang yang menyiapkan mayat Yesus untuk dikubur?
     Yusuf dari Arimatea dan Nikodemus.
  7. Apa yang mereka gunakan untuk menyiapkan mayat Yesus?
     Rempah-rempah, mur, dan gaharu.
  8. Dalam kubur siapakah Yesus dikuburkan? Yusuf dari Arimatea.

  Kamu bisa membaca cerita tentang Yesus dan Nikodemus ini di Alkitab;
  di Yohanes 3:1-21. (t/Ratri)

  Diterjemahkan dan disesuaikan dari:
  Nama situs: Garden of Praise
  Judul asli artikel: Jesus and Nicodemus
  Alamat url: http://www.gardenofpraise.com/bibl40s.htm

______________________________________________________________________
o/ WARNET PENA o/

              KREATIF BERSAMA MINISTRY-TO-CHILDREN.COM
                  http://ministry-to-children.com/

  Kebutuhan anak akan Tuhan tidak bisa dipisahkan dari peranan para
  pelayan anak dalam kehidupan anak-anak layannya. Jika ingin
  anak-anak layan kita mengenal Tuhan dengan lebih intim lagi, maka
  kita harus siap menjadi teladan dalam segala hal. Menjadi kreatif
  pun diperlukan kala kita mengajarkan kebenaran-kebenaran firman
  Tuhan dalam kehidupan mereka. Situs Ministry-To-Children.com ini
  memberikan banyak referensi kepada para pelayan anak untuk lebih
  kreatif lagi dalam mengemban tugas pelayanannya. Program sekolah
  Alkitab liburan (Vacation Bible School -- VBS) di sekolah minggu
  Anda dapat segera disiapkan karena situs ini dapat menolong banyak
  dalam hal tersebut. Tengok saja menu VBS 2008 yang sepertinya
  menjadi menu andalan. Aktivitas sekolah minggu, cerita Alkitab,
  maupun kurikulum sekolah minggu dapat pula Anda telusuri dalam situs
  ini. Tidak ketinggalan pula artikel-artikel menarik seputar
  pelayanan anak yang tentunya dapat menambah wawasan dan motivasi
  dalam pelayanan. Jangan hanya mencari sumber di halaman ini saja,
  tengok pula sumber-sumber lain yang telah disediakan tautannya dalam
  menu Children`s Ministry Links. Selamat berkunjung!

  Oleh: Davida (Redaksi)

______________________________________________________________________
o/ DARI ANDA UNTUK ANDA o/

  >Dear rekan-rekan di PEPAK,
  >Saya Ina, guru SM di kelas Batita (Pra Playgroup & Playgroup). Saya
  >sering kesulitan menerapkan tema ke anak-anak batita. Kalau boleh
  >tolong minta metode menyampaikan sebuah tema mengajar untuk batita
  >dan contoh-contoh bahannya.
  >Thank you, Tuhan Memberkati
  >Regards
  >Ong Ina

  Redaksi:
  Dear Rekan Ina,
  Dalam situs PEPAK, Anda dapat melihat kurikulum untuk kelas batita,
  lengkap dengan tema dan juga contoh-contoh bahannya. Anda dapat
  mengaksesnya di ==> http://pepak.sabda.org/pustaka/030191/
  Di dalam halaman tersebut, terdapat materi pelajaran untuk kelas
  batita selama tiga bulan.

  Selain dalam situs PEPAK, Anda juga dapat mengakses berbagai tema
  dan contoh pelajaran, lengkap dengan aktivitasnya, dalam situs
  Indonesia-Educenter.net <http://indonesia-educenter.net/>.

______________________________________________________________________
o/ MUTIARA GURU o/

            Tidak ada seorang pun yang membasahi tanah liat
  dan meninggalkannya, seakan-akan tanah itu akan menjadi batu bata
                    karena kebetulan dan nasib baik.
                              - Plutarch -

______________________________________________________________________

Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi:
<binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org>
______________________________________________________________________

Pemimpin Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Christiana Ratri Yuliani
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) e-BinaAnak 2008 -- YLSA
http://www.ylsa.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________

Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/

Bergabunglah dalam Network Anak di Situs In-Christ.Net:
http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_anak

______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org