Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/377

e-BinaAnak edisi 377 (9-4-2008)

Kebutuhan Anak untuk Dicintai

 

___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____

  DAFTAR ISI EDISI 377/MARET/2008

  - SALAM DARI REDAKSI
  - ARTIKEL 1: Menuai Apa yang Anda Tabur
  - ARTIKEL 2: Cara Terbaik Mengasihi Anak
  - AKTIVITAS: Aku Mengenalmu
  - WARNET PENA: In-Christ.Net (Indonesian Christian Network of Networks)
  - MUTIARA GURU

______________________________________________________________________
o/ SALAM DARI REDAKSI o/

  Shalom,

  Tidak sedikit para mantan pecandu narkotika yang memberikan
  kesaksian bahwa awal mula mereka terjerumus menggunakan barang
  terlarang itu karena tidak adanya perhatian dan kurangnya cinta dari
  keluarga mereka. Akhirnya, kebutuhan untuk dicintai yang mereka
  rindukan tersebut didapatkan dari teman-teman mereka, yang pada
  akhirnya justru memberikan pengaruh buruk bagi diri mereka.

  Apakah kita ingin hal tersebut terjadi pada anak-anak yang telah
  Tuhan percayakan untuk kita didik dan asuh? Tentu saja tidak, bukan?
  Anak benar-benar merupakan pribadi yang unik, yang memerlukan
  perhatian khusus dari orang tua maupun pendidiknya. Yesus telah
  terlebih dahulu memberikan teladan bagaimana seorang anak harus
  diperlakukan sehingga mereka akan selalu merasa dikasihi. Saat para
  murid memarahi anak-anak yang ingin datang kepada Yesus, Dia justru
  menyuruh anak-anak itu mendekat, Dia menyentuh, bahkan memberikan
  pelukan kasih kepada setiap anak. Saat ini, yang Dia inginkan adalah
  agar melalui setiap pendidik, baik itu orang tua maupun guru,
  anak-anak dapat merasakan kasih-Nya. Oleh karena itu, kita semua
  bertugas memenuhi kebutuhan rasa cinta yang sangat diperlukan oleh
  setiap anak. Simaklah dua artkel dalam edisi e-BinaAnak minggu ini,
  yang berisi tentang bagaimana orang dewasa dapat memenuhi kebutuhan
  anak akan rasa cinta tersebut. Jangan lupa, bagi para guru sekolah
  minggu, ada aktivitas khusus yang dapat membawa anak melihat bahwa
  mereka adalah pribadi yang istimewa di mata Tuhan.

  Kami mengajak Anda untuk menuliskan opini dalam bentuk artikel,
  blog, maupun komentar-komentar Anda mengenai kebutuhan anak atau
  wacana lain seputar dunia anak dalam "Network Anak" di situs
  In-Chris.Net <http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_anak>.

  Selamat melayani dan kasihilah anak-anak layan Anda dengan kasih
  Kristus!

  Pimpinan Redaksi e-BinaAnak,
  Davida Welni Dana

   "Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu,
         dan mendatangkan sukacita kepadamu." (Amsal 29:17)
             <http://sabdaweb.sabda.org/?p=Amsal+29:17 >

______________________________________________________________________
o/ ARTIKEL 1 o/

                      MENUAI APA YANG ANDA TABUR

  Untuk menuai buah kasih, Anda harus terlebih dahulu menabur benih
  kasih. Banyak benih kasih mungkin ditaburkan dengan penuh
  pengorbanan, namun pada saatnya tiba untuk menuai buah kasih itu,
  pengorbanan tidak akan dirasakan lagi. Lagipula, semua pencapaian
  berharga dalam hidup memerlukan pengorbanan. "Benih-benih kasih"
  berarti totalitas Anda dalam mendidik anak Anda selama beberapa
  tahun menabur sebelum Anda menuai hasilnya.

  MENDENGARKAN

  Bagaimana Anda mendengarkan anak Anda, menyiratkan beberapa hal
  kepadanya. Cara Anda mendengarkan akan menyiratkan, "Jangan ganggu
  aku; Aku sibuk sekali," atau, "Aku punya waktu untuk mendengarkan
  apa yang kamu sudah pernah katakan." Perkataan yang pertama akan
  membuat anak Anda semakin tenggelam dalam kesepian, dan ia akan
  mulai berpikir bahwa ia adalah gangguan dan tak terlalu penting
  untuk didengar atau diperhatikan. Perkataan yang kedua akan membuat
  anak Anda merasa dihormati, dianggap penting, dan pantas didengar.
  Paul Tournier, seorang penulis dan dokter terkemuka dari Swiss,
  mengatakan, "Kebutuhan manusia untuk didengarkan adalah sesuatu yang
  sangat penting."

  Ada dikatakan bahwa untuk bisa mendengarkan dengan baik, diperlukan
  dua hal, yaitu konsentrasi dan pengendalian. Mendengarkan yang baik
  melibatkan daya konsentrasi untuk mendengarkan apa yang dikatakan,
  apa yang tidak dikatakan atau apa yang ia "tutupi", dan apa yang
  sebenarnya ingin diutarakan. Mendengarkan juga memerlukan
  pengendalian untuk tidak bereaksi atau bereaski secara berlebihan
  dan menyela atau mengkritik apa yang dikatakan.

  Kemampuan Anda mendengarkan akan membantu dalam mengevaluasi nilai
  kata-kata Anda sendiri, karena banyak dari apa yang anak-anak
  katakan merupakan refleksi perkataan Anda.

  KOMUNIKASI

  Anda akan memerlihatkan persetujuan atau kritik, kasih atau
  penolakan, melalui bagaimana Anda berbicara kepadanya. Nada suara
  Anda, tatapan mata Anda, dan bagaimana Anda menyentuhnya akan
  mengungkapkan maksud hati Anda dengan lebih jelas daripada apa yang
  keluar dari mulut Anda.

  Seorang ayah yang bersedia mengutarakan kebenaran spiritual terhadap
  keluarga, sangat dibutuhkan. Dalam rumah di mana tidak ada figur
  ayah, atau seorang ayah tidak mau mengajarkan kebenaran alkitabiah,
  ibulah yang harus menjalankan tanggung jawab tersebut. Anak yang
  diberkati adalah anak yang dibesarkan dalam sebuah rumah di mana ia
  cukup dikasihi dan ada seseorang yang peduli untuk memberinya dasar
  kebenaran sebagai pegangan hidupnya.

  Kami sangat terkesan dengan apa yang kami lihat di salah satu gereja
  lokal di Florida. Pada penutupan seminar yang kami adakan di gereja
  itu, pendeta mengajak para ayah yang memimpin renungan keluarga
  minggu sebelumnya untuk maju ke depan dan mengadakan pertemuan
  singkat. Saya melihat lebih dari tiga ratus pria maju ke depan untuk
  bertemu dengan pendeta selama 10 atau 15 menit. Hal itu bukanlah
  pemandangan umum yang sering terjadi, dan saya sangat penasaran.
  Saat pendeta selesai, saya bertanya bagaimana ia bisa membuat para
  pria memimpin renungan dalam keluarganya. Ia menjelaskan bahwa enam
  bulan sebelumnya, ia menyadari bahwa tidak satu pun pria di
  gerejanya yang mengomunikasikan kebenaran Injil kepada keluarganya,
  jadi pada suatu Minggu malam, ia meminta pria yang memimpin renungan
  keluarga minggu sebelumnya untuk maju ke depan. Hanya ada dua puluh
  orang yang maju. Pada minggu berikutnya, ia melakukan hal yang sama.
  Satu-satunya syarat agar para pria tersebut bisa mengikuti
  pertemuan yang di dalamnya ada instruksi, inspirasi, dan dorongan,
  adalah memimpin renungan keluarga seminggu sebelumnya. Mereka tidak
  berkomitmen untuk melakukannya atau pun menunjukkan niat baik untuk
  melakukannya; mereka menghadiri pertemuan itu karena mereka telah
  memimpin renungan dalam keluarga mereka. Enam bulan kemudian,
  jumlahnya meningkat menjadi lebih dari tiga ratus pria yang
  mengomunikasikan kebenaran spiritual pada keluarganya setiap
  harinya. Gereja dan komunitas itu telah benar-benar menuai manfaat
  dari sebuah komunikasi yang efektif.

  MENDISIPLIN

  Hal ini adalah salah satu benih yang penting untuk ditabur. Disiplin
  dan kasih tidak boleh dipisahkan karena kedua hal itu melibatkan
  hubungan antara orang tua dan anak. Harus ada kasih dan kedisiplinan
  yang seimbang dari kedua orang tua. Kita dapat melihat contohnya
  pada Esau dalam Kejadian 25-27. Ia tidak didisiplinkan dan dikasihi
  hanya oleh satu orang tua. Mereka menuai apa yang telah mereka
  tabur. Kejadian 26:35 mengatakan bahwa Esau dan istrinya
  "menimbulkan kepedihan hati bagi Ishak dan Ribka".

  Saat disiplin diterapkan dengan benar, maka akan ada kestabilan
  dalam keluarga. Anak-anak perlu memahami peraturan keluarga karena
  peraturan akan memberikan rasa aman bagi anak-anak saat mereka
  melakukan segala tindakan yang tidak melanggar peraturan tersebut.
  Disiplin yang baik berperan sebagai pagar sehingga anak-anak tahu
  sebatas mana mereka dapat pergi.

  Baru-baru ini, saya menemui hal yang sangat menghibur saat kami
  bepergian ke Afrika. Saya mengamati bahwa ternyata binatang memiliki
  naluri disiplin yang baik. Kami berkendara melewati alam liar di
  Kenya sampai pada akhirnya kami tiba di sebuah penangkaran gajah
  yang sangat luas. Saat kami menyusuri jalan untuk melihat beberapa
  gajah yang mendekati kami, seketika itu juga kentara jelas mana
  induk dan mana anak. Sang induk gajah memiliki naluri bahwa kami
  berpotensi membahayakan anaknya dan kemudian mengisyaratkan anaknya
  agar tetap bersama kawanan gajah yang lain. Sang anak gajah tidak
  mau menurut dan ingin terus mendekat kepada kami. Sang induk
  mengendusnya untuk mendapat perhatian dan si anak dengan sopan
  mengabaikannya. Akhirnya, setelah itu, sang induk kemudian memukul
  pantatnya dengan belalainya. Si anak gajah tahu benar apa yang
  dimaksud sang induk gajah dan ia pun berbalik dan kembali ke
  kawanan. Sesaat kemudian, saya melihat sang induk berjalan di
  sampingnya dan menggosoknya dengan tubuhnya yang besar seolah-olah
  itu adalah belaian kasih. Induk dan anak gajah itu nampaknya
  memiliki hubungan yang baik dengan keseimbangan yang baik antara
  kasih dan disiplin.

  MENGAMPUNI

  Anak-anak belajar mengampuni dengan melihat Anda. Bagaimana Anda
  mengampuni ibu mereka? Ayah mereka? Orang yang bersalah pada Anda?
  Dalam setiap situasi tersebut, Anda secara tidak sadar mengajar
  mereka dengan teladan Anda. Saat mereka melukai dan mengecewakan
  Anda, apakah Anda mampu mengampuni dan melupakannya? Saat Anda tidak
  mengampuni dan melupakan, maka Anda menyimpan dendam yang kemudian
  menjadi baji yang memisahkan.

  Saya melihat seorang ayah yang menanggapi anaknya dengan rasa sakit
  hati dan kekecewaan. Anak itu tidak taat dan pantas dihukum, namun
  karena si ayah bereaksi atas dasar rasa kecewa, bukannya membantu si
  anak, hal itu menjadi baji yang memutuskan hubungan mereka. Sang
  ayah mencabut hak-hak istimewa yang seharusnya didapatkan anak itu
  untuk mengisi liburan. Sang ayah bereaksi terlalu berlebihan. Dari
  situ, muncul kepahitan dan kebencian dan peristiwa itu sangat
  membekas di hati. Pasti akan lebih baik jika sang ayah tadi
  mendisiplinkan anaknya dengan kasih daripada melukai hati sang anak
  dalam jangka waktu yang lama. Ia kemudian bisa mengatakan pada
  anaknya bahwa ia minta maaf dan apa yang terjadi akan segera
  terlupakan. Hal seperti itu akan membantu anak untuk belajar dari
  kesalahan dan berusaha lebih baik lagi lain kali. Anak yang disiplin
  dengan kasih biasanya akan menghormati ayahnya dan berusaha lebih
  baik lagi untuk tidak melukai perasaan ayahnya di kemudian hari.

  MENGHARGAI

  Kasih itu termasuk menghargai penilaian dan keputusan anak Anda.
  Pemikiran mereka mungkin tidak sama dengan pemikiran Anda. Tentu
  saja mereka belum dewasa dan berpengalaman, namun setidaknya berilah
  mereka perhatian. Biarkan mereka merasa bahwa Anda memerhatikan apa
  yang mereka pikirkan. Pada waktu-waktu tertentu, akan sangat baik
  untuk mengizinkannya mengikuti keputusan yang ia buat sendiri jika
  Anda yakin bahwa keputusannya itu tidak akan mencelakakan dirinya.
  Dengan demikian, Anda membantu si anak membangun rasa percaya diri
  dan penghargaan diri.

  Penghargaan paling besar yang dapat Anda tunjukkan pada anak Anda
  adalah memenuhi haknya. Salah satu haknya yang paling penting adalah
  penjelasan, memang kelihatannya sederhana, namun hal itu sangat
  penting bagi anak.

  Musim panas lalu, saat mengunjungi pesisir Timur Amerika Serikat,
  keluarga saya melihat secara langsung bagaimana hak seorang anak
  dilanggar. Kedua anak kami yang telah kuliah, saya dan suami saya
  mengantri untuk melihat patung Liberty di Pelabuhan Long Island.
  Saat itu sangat panas, siang musim panas, dan antriannya sangat
  lama. Sebuah keluarga kecil berada di depan kami dengan kedua
  anaknya. Kedua anak itu kelelahan, kepanasan, dan tak terlalu senang
  mengantri. Sang ayah meninggalkan antrian selama beberapa waktu dan
  kembali sambil membawa dua es krim untuk kedua anaknya. Kedua anak
  itu tak rewel lagi. Seluruh antrian tampak senang saat kedua anak
  itu senang. Kemudian sampailah kami di dekat pintu masuk. Pada pintu
  masuk, ada papan peringatan yang berbunyi, "Tidak boleh membawa
  makanan dan minuman masuk ke dalam." Si ibu muda yang membacanya,
  dengan cepat menyambar kedua es krim yang digenggam kedua anak itu
  dan kemudian membuangnya di tempat sampah tanpa memberikan
  penjelasan mengapa ia melakukan hal tersebut. Si ibu dapat membaca
  papan peringatan itu, namun anak-anaknya tidak. Yang mereka tahu
  hanyalah menikmati es krim dan kemudian es krim itu dirampas dari
  mereka. Mereka berteriak dan kami berkeliling melihat patung Liberty
  dengan tangisan kedua anak yang marah karena hak mereka dilanggar.
  Dalam perjalanan menuju monumen, si ibu memukul pantat mereka karena
  terus menangis. Sungguh, suatu pemandangan yang tidak menyenangkan
  karena yang dipukul adalah orang yang seharusnya tidak dipukul
  pantatnya. Jika orang tua mau meluangkan waktu untuk menempatkan
  diri menjadi si anak dan menghargai hak-hak anaknya, maka tidak akan
  terjadi banyak kekacauan. (t/Dian)

  Diterjemahkan dan disesuaikan dari:
  Judul buku: How to Develop Your Child`s Temperament
  Judul asli artikel: Reaping The Rewards of Love
  Penulis: Beverly Lahaye
  Penerbit: Harvest House Publishers, Oregon 1977
  Halaman: 156 -- 162

______________________________________________________________________
o/ ARTIKEL 2 o/

                     CARA TERBAIK MENGASIHI ANAK

  Seorang konselor keluarga, Gary Chapman, menyatakan lima bahasa yang
  dapat membuat anak tidak merasa terabaikan.

  Para orang tua berusaha keras untuk membuat anaknya merasa dicintai,
  namun usaha itu mungkin saja tidak berhasil.

  "Terkadang seorang anak memiliki alasan yang baik mengapa ia merasa
  tidak dicintai," tegas seorang pendeta dan konselor keluarga, Gary
  Chapman, yang bersama dengan Dr. Ross Campbell menulis "The Five
  Love Languages of Children" (Northfield). "Itulah mengapa kita harus
  belajar bagaimana menyatakan cinta dengan suatu cara yang membuat
  anak merasa dicintai."

  Menurut Chapman, kita semua menggunakan sebuah bahasa cinta utama
  untuk menyatakan cinta kepada sesama. Melalui bahasa itu pula, kita
  dapat dengan mudah menerima cinta. Tulisan ini memuat bagaimana kita
  dapat mulai berkomunikasi dengan bahasa baru untuk memastikan
  anak-anak kita merasa bahwa mereka dicintai.

  Sungguh menakjubkan bahwa anak-anak merasa tidak dicintai padahal
  kasih orang tua begitu besar. Apa ada yang terlewatkan? Kebanyakan
  dari kita mencintai anak-anak kita dengan cara alami yang kita
  miliki -- cara di mana kita dapat dengan mudah menerima rasa cinta.
  Jika anak Anda menggunakan bahasa cinta yang berbeda, ia akan merasa
  dicintai pada tingkat tertentu. Namun, ia takkan merasakan dalamnya
  rasa cinta yang ia harapkan.

  Jadi, orang tua harus benar-benar mencurahkan perhatian pada bahasa
  yang paling membuat anak merasa dicintai. Apa itu bahasa cinta? Ada
  lima bahasa cinta, dan bahasa-bahasa itu cukup sederhana, yaitu
  melayani, sentuhan fisik, hadiah, waktu berbagi bersama, dan pujian.
  Kita harus mengasihi anak-anak dengan menggunakan kelima bahasa
  tersebut. Untuk memastikan bahwa anak Anda mengerti benar bahwa Anda
  mencintainya, penting bagi Anda untuk mengungkapkan bahasa cinta
  utama mereka.

  Bagaimana bisa orang tua mengenali bahasa cinta utama seorang anak
  yang masih kecil? Anda tidak dapat mengenali bahasa cinta utama
  seorang bayi atau balita, jadi berikan saja kepada mereka banyak
  cinta dengan menggunakan lima bahasa di atas. Namun pada umur 3 atau
  4 tahun, bahasa cinta seorang anak mulai berkembang, dan pada umur 5
  atau 6 tahun, bahasa cinta seorang anak telah benar-benar
  berkembang.

  Saat seorang anak mengembangkan sebuah bahasa cinta, bagaimana orang
  tua dapat mengetahui bahasa cinta yang mana yang mereka kembangkan?
  Untuk mengetahuinya dibutuhkan proses tiga tahap. Pertama, amati
  bagaimana anak Anda mengekspresikan cintanya pada Anda. Misalnya,
  bahasa cinta anak laki-laki kami adalah sentuhan fisik. Saat ia
  berumur sekitar lima tahun, saya perhatikan bahwa saat saya pulang
  dari kerja, ia akan melompat kepada saya dan mengacak-acak rambut
  saya. Ia menyentuh saya karena ia ingin disentuh. Jika anak Anda
  selalu menghampiri dan memeluk Anda, sentuhan fisik mungkin adalah
  bahasa cintanya.

  Atau katakan saja anak Anda selalu mengatakan, "Kamu adalah Ibu
  terbaik di dunia." Jika ia sering memuji Anda, maka pujian mungkin
  adalah bahasa cinta utamanya.

  Setelah Anda melihat bagaimana anak Anda mengekspresikan cinta, apa
  langkah selanjutnya? Hal berikutnya yang perlu dicari adalah apa
  yang diminta sang anak dari Anda. Jika dia selalu meminta Anda
  membetulkan sesuatu yang rusak atau membantunya mengerjakan
  pekerjaan rumah, maka tindakan melayanilah yang membuatnya merasa
  paling dicintai. Namun, jika anak Anda selalu meminta Anda bercerita
  untuknya atau bermain bersama, maka waktu berbagi bersama mungkin
  adalah bahasa cinta utamanya.

  Apa tahap ketiga untuk mengetahui bahasa cinta utama anak? Kenali
  apa yang paling tidak ia senangi. Jika dia sering mengatakan, "Ayah
  pergi untuk urusan bisnis, tapi tidak membawakanku oleh-oleh!" maka
  ia mungkin sedang mengatakan kepada Anda bahwa bahasa cinta utamanya
  adalah menerima hadiah.

  Saat orang tua mengetahui bahasa cinta apa yang digunakan oleh anak,
  mengapa penekanan penggunaan bahasa itu penting? Kita harus
  menggunakan bahasa cinta utama anak karena bahasa itulah yang akan
  membuatnya benar-benar merasa dicintai oleh orang tuanya. Hal itu
  akan memberikan kenyamanan dan rasa diperlakukan dengan baik yang ia
  butuhkan.

  Bagaimana kita bisa bertahan menghadapi anak yang menggunakan bahasa
  cinta utamanya untuk membuat kita merasa bersalah atau untuk
  memanipulasi kita? Hal ini berbahaya, apalagi yang bahasa cintanya
  adalah menerima hadiah. Anak-anak disuguhi dengan iklan-iklan
  televisi yang mengiklankan semua barang yang mereka "harus miliki".
  Orang tua tidak boleh memberikan segala sesuatu yang anak mau, meski
  hadiah adalah bahasa cinta utama anak Anda.

  Bagaimana orang tua dapat membatasi hadiah tanpa membuat anak merasa
  ekspresi cinta Anda terhadapnya terbatas? Tanpa harus menghabiskan
  uang ekstra, orang tua dapat membuat hadiah dari benda-benda yang
  biasa. Katakan saja anak Anda membutuhkan seragam sekolah atau alat
  musik untuk les piano. Anda membeli apa yang mereka perlukan lalu
  membungkusnya dengan kertas kado. Buatlah apa yang mereka butuhkan
  itu sebagai hadiah dan berikan kepada anak di hadapan seluruh
  keluarga. Sang anak merasa dicintai, dan itu tidak membuat orang tua
  mengeluarkan uang ekstra.

  Bagaimana dengan hadiah yang tidak membutuhkan biaya ekstra?
  Apa pun dapat menjadi hadiah -- kulit kerang, batu-batu yang indah,
  buat pohon cemara. Bagi anak yang bahasa cinta utamanya adalah
  hadiah, apa pun hadiahnya tidak akan menjadi masalah. Yang dia
  pikirkan bahwa Anda telah memikirkannya dan membawakannya hadiah.
  Itulah yang terpenting.

  Kini tentang bahasa cinta yang berupa sentuhan fisik. Saat anak-anak
  bertambah dewasa, mereka sering kali menolak sentuhan kasih dari
  orang tua. Apa jalan terbaik untuk menanganinya? Kita harus sensitif
  terhadap bagaimana anak-anak berubah pada awal masa-masa remajanya.
  Jika anak Anda kaku saat Anda memeluknya, itu artinya ia tidak
  menginginkan kasih sayang dalam bentuk seperti itu pada saat itu.
  Di depan teman-teman mereka, anak laki-laki tidak mau dipeluk,
  terutama oleh ibunya. Namun saat mereka sendirian dan sang ibu
  memeluk mereka, maka mereka akan menyambut pelukan itu. Beda lagi
  dengan ayah. Seorang ayah dapat berjalan dengan anak saat
  teman-temannya ada di sekitarnya dan menepuk pundak sang anak. Anak
  laki-laki dapat menerima perlakuan seperti itu di depan
  teman-temannya.

  Bagaimana dengan remaja putri? Banyak ayah menghindari sentuhan
  fisik, namun anak perempuan mereka masih memerlukannya. Jelas,
  seorang ayah tidak akan lagi mencium bibir anak perempuan atau
  bergulat dengannya. Namun, seorang ayah harus memeluk anak
  perempuannya dan menepuk punggungnya serta membelai rambutnya.

  Jika seorang ayah tidak mengekspresikan cintanya dengan menyentuh
  anak perempuannya, sang anak akan berpaling kepada orang lain. Dari
  sanalah terjadi banyak penyimpangan seksual. Anak perempuan yang
  tidak merasakan cinta dari ayah mereka, akan mencari cinta dari
  orang lain.

  Kebanyakan anak tidak akan tiba-tiba mengatakan, "Rasanya aku kurang
  dicintai hari ini." Bagaimana orang tua dapat mengukur seberapa baik
  mereka telah mengomunikasikan cinta mereka? Caranya adalah dengan
  menanyakan langsung kepada sang anak. Saya sering menggunakan ukuran
  nol sampai sepuluh. Sepuluh artinya tangki cinta Anda penuh dan
  meluap. Nol artinya Anda tidak merasakan cinta sama sekali. Sang
  anak mungkin berkata, "Tangki cintaku menuju garis batas dua." Anda
  dapat bertanya, "Apa yang dapat Ayah/Ibu lakukan untuk mengisi
  tangki itu sehingga penuh?" Jika ia menanggapinya dengan respons
  yang masuk akal, maka tindak lanjutilah apa yang ia minta. Namun
  pada masa awal remaja, anak mungkin mencoba menggunakan situasi
  tersebut untuk memanipulasi Anda.

  Apakah ada cara lain yang lebih baik?

  Anda dapat mengetahuinya dengan mengamati tingkah laku anak Anda.
  Sering kali, jika anak mencari perhatian, itu karena tangki cintanya
  hampir kosong. Itu pertanda bahwa Anda harus lebih sadar untuk
  memujinya, membantunya dengan melayaninya, atau menghabiskan lebih
  banyak waktu bersamanya -- apa pun bahasa cinta utamanya.

  Saat Anda memenuhi kebutuhan pokok anak-anak untuk dicintai, Anda
  telah meletakkan pondasi untuk memenuhi kebutuhannya yang lain. Jika
  Anda mencintai anak Anda dengan menggunakan bahasa cinta utama anak
  Anda, segala sesuatu di rumah akan menjadi semakin baik. Anda akan
  melihat perbedaan besar dalam hubungan keluarga Anda. (t/Dian)

  Diterjemahkan dari:
  Nama situs: ChristianityToday.Com
  Judul artikel asli: The Best Way to Love Your Child
  Penulis: Ron R. Lee
  Alamat URL: http://www.christianitytoday.com/cpt/9g1/9g1034.html

______________________________________________________________________
o/ AKTIVITAS o/

                            AKU MENGENALMU
                             Oleh: Craig

  Aktivitas ini akan membuat anak-anak merasa bangga terhadap dirinya
  sendiri dan akan membantu anak mengerti bagaimana kuasa Tuhan dapat
  membantu mereka menerima sesamanya apa adanya.

  Bahan-bahan:
  1. Selembar kertas berukuran 8½ x 11 cm untuk setiap anak.
  2. Pensil atau spidol untuk setiap anak.

  Durasi Aktivitas:
  10 -- 15 menit

  Topik:
  Penerimaan, Persahabatan, Individualitas, Kebaikan, Kasih

  Peserta:
  Anak kelas 1 -- 6

  Apa yang akan Anda lakukan:
  Pertama, bagilah anak-anak dalam kelompok-kelompok terdiri dari 4 --
  6 anak. (Kelompok yang terdiri dari tiga anak, terlalu kecil; tujuh
  anak akan memakan banyak waktu.) Jika memungkinkan, suruh anak-anak
  dalam setiap kelompok duduk bersama-sama di kursi yang terpisah atau
  saling berhadapan, dll.. Kemudian suruh anak-anak untuk melihat
  teman-teman sekelompoknya dan menuliskan nama-nama teman mereka di
  sisi kiri bawah kertas mereka. Tidak harus urut. Lalu, suruh mereka
  menulis sesuatu yang baik tentang teman-teman mereka di sebelah
  nama-nama yang telah mereka tulis. Apa yang mereka tulis harus
  positif, bukannya tulisan yang mengejek atau merendahkan.

  Contoh:
  Mark: Selalu berpakaian rapi
  Alyssa: Dia baik pada semua orang
  Jennifer: Dia sangat pintar
  Andrew: Hafal ayat-ayat Alkitab
  Erica: Pintar bermain sepak bola

  Saat semua anak telah selesai menulis sesuatu yang baik tentang
  teman-teman mereka dalam kelompoknya, suruh mereka memberikan kertas
  mereka kepada teman di sebelah kanan. Kemudian, setiap anak akan
  dapat membaca komentar yang temannya telah tulis tentang diri
  mereka. Setelah beberapa saat, suruh mereka untuk memberikan kertas
  yang mereka pegang ke teman di sebelah kanan mereka lagi, dan
  biarkan setiap anak membaca komentar teman mereka tentang mereka.
  Lakukan hal tersebut sampai setiap kertas sampai pada penulis
  aslinya. Anak-anak akan tahu hal-hal baik apa yang dipikirkan teman
  mereka tentang mereka dan hal itu jelas akan membuat hari mereka
  ceria.

  Jelaskan kepada anak-anak bahwa Allah itu adalah kasih dan Yesus
  adalah teladan kasih. Yesus melihat orang dari hati. Saat Yesus ada
  di hati kita, kita juga dapat melihat orang lain sama seperti Yesus
  melihat orang lain, dengan cinta, belas kasih, kebaikan, dan
  kepedulian. (t/Dian)

  Diterjemahkan dari:
  Nama situs: Kid`s Sunday School Place
  Judul asli artikel: I Know You
  Penulis: Craig
  Alamat URL: http://www.kidssundayschool.com/Gradeschool/Activities/1activity09.php

______________________________________________________________________
o/ WARNET PENA o/

                            In-Christ.Net
              (Indonesian Christian Network of Networks)
                      http://www.in-christ.net/

  Telah hadir bagi Anda semua, situs komunitas Kristen In-Christ.Net
  yang akan memperlengkapi pelayanan kita bersama dalam Tuhan.
  Mengapa? Karena melalui In-Christ.Net, berbagai komunitas dari
  berbagai bidang pelayanan Kristen dapat saling berkolaborasi dan
  membangun pelayanan bersama tanpa dihalangi oleh waktu, tempat,
  ruang, atau tembok-tembok organisasi.

  In-Christ.Net menyediakan fasilitas untuk Komunitas Khusus dan
  Komunitas Umum yang terbuka bagi siapa saja yang ingin bergabung.
  Komunitas Umum berisi "network-network" dari berbagai bidang
  pelayanan Kristen. Silakan mendaftar dan bergabung dengan "network"
  yang Anda inginkan dengan mengirimkan artikel, blog, atau pun
  memberikan komentar. Di sini, Anda akan bertemu dan berkolaborasi
  dengan orang-orang percaya dari berbagai tempat yang memiliki minat
  bidang pelayanan yang sama dengan Anda.

  Dalam Komunitas Khusus, tergabung kelompok-kelompok yang lebih
  sempit, yang sebelumnya pernah mengadakan pertemuan tatap muka, yang
  ingin meluaskan komunitas mereka dengan membuka kolaborasi di
  internet. Untuk bergabung, Anda harus mendaftar terlebih dahulu.
  Bagi Anda yang ingin membuka komunitas khusus yang baru, silakan
  menghubungi webmaster(at)sabda.org untuk mendapatkan fasilitas yang
  tersedia. Berkunjunglah ke halaman "Panduan" untuk informasi
  selengkapnya < http://www.in-christ.net/panduan >.

  Sesuai dengan moto In-Christ.Net, yaitu "Equipping One Another",
  kami percaya umat Tuhan akan berkembang pesat jika bersatu dan
  saling memperlengkapi untuk menciptakan kolaborasi antarkomunitas
  yang dinamis dan memuliakan nama Tuhan. Segeralah bergabung!

______________________________________________________________________
o/ MUTIARA GURU o/

                 Could you speak to me from my heart?
               Could you always be glad to hear from me,
                    no matter how long it`s been?
                     Could you always accept me,
              especially when I can`t accept myself?
                           - Beth Flower -

______________________________________________________________________

Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi:
<binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org>
______________________________________________________________________

Pemimpin Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Christiana Ratri Yuliani
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) e-BinaAnak 2008 -- YLSA
http://www.ylsa.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________

Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/

Bergabunglah dalam Network Anak di Situs In-Christ.Net:
http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_anak

______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org