Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/332

e-BinaAnak edisi 332 (30-5-2007)

Teladan Yesus dalam Hal Disiplin

  
______________________________e-BinaAnak______________________________
        Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak
        ==================================================

Daftar Isi:                                               332/Mei/2007
----------
  - SALAM DARI REDAKSI
  - ARTIKEL (1)  : Meneladani Disiplin Yesus
  - ARTIKEL (2)  : Disiplin dalam Pelayanan dan Hidup Rohani
  - TIPS         : Menumbuhkan Disiplin dalam Kelas
  - WARNET PENA  : Gubuk Online - Pelayanan Anak
  - MUTIARA GURU


                      o/ SALAM DARI REDAKSI o/

  Salam kasih,

  Terdapat begitu banyak teladan yang dapat kita pelajari dari Yesus.
  Tidak hanya teladan-Nya dalam mengasihi, mengajar, melayani, dan
  memimpin saja, tetapi cara Yesus mendisiplin murid-murid-Nya pun
  dapat kita terapkan dalam hidup dan pelayanan kita. Oleh sebab
  itulah, Yesus menjadi contoh utama bagi kita untuk menerapkan
  kedisiplinan, baik dalam diri kita sendiri, maupun kepada anak-anak
  kita.

  Sebagai orang tua dan pembina anak, mungkin kata "disiplin" menjadi
  kunci utama dalam mendidik anak. Namun, apakah kita bisa berhasil
  mendisiplin anak-anak, bila kita sendiri tidak menerapkannya dalam
  diri kita. Untuk itu, penting bagi para orang tua dan pembina anak
  untuk terlebih dahulu menerapkan disiplin dalam diri mereka sendiri.

  Menutup edisi bulan Mei ini, topik Teladan Yesus dalam Hal Disiplin,
  kami angkat untuk memantapkan langkah kita sebagai pembina anak
  dalam melayani anak-anak. Mari kita melihat apa dan bagaimana
  teladan disiplin Yesus itu, dan mari menerapkannya dalam hidup kita,
  kemudian mengajarkan teladan Yesus kepada anak-anak layan kita.
  Selamat melayani, Tuhan memberkati.

  Redaksi tamu,
  Christiana Ratri Yuliani

   "Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi,
 sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi,
                 lahir dari Allah dan mengenal Allah.
            < http://sabdaweb.sabda.org/?p=1Yohanes+4:7 >


                          o/ ARTIKEL (1) o/

                      MENELADANI DISIPLIN YESUS
                      =========================

  Dalam pelajaran ini kita akan memerhatikan peraturan-peraturan,
  kontrol, atau kedisiplinan yang harus diikuti dan dilakukan oleh
  seorang murid Yesus.

  ADA KEDISIPLINAN

  Sudah pasti ada kedisiplinan yang terlibat dalam pemuridan. Bahkan
  dengan menyejajarkan dua kata tersebut, "disciple" (murid) dan
  "discipline" (disiplin), kita akan berharap adanya hubungan yang
  lain antara dua kata tersebut, tentu saja selain hubungan bahwa
  kedua kata tersebut mempunyai akar kata yang sama.

  KEDISIPLINAN DIRI

  Kedisiplinan seorang murid Yesus bukanlah kedisiplinan yang
  ditetapkan oleh orang lain. Kedisiplinan seorang murid Yesus adalah
  kedisiplinan diri terhadap Kristus. Paulus berkata kepada Timotius,
  "Disiplinkan dirimu supaya engkau kudus" (1Timotius 4:7-8). Di ayat
  itu, Paulus mempertentangkan nilai disiplin rohani dengan disiplin
  fisik yang lebih populer. Namun, kata "dirimu" bukannya tanpa
  paksaan. Paulus mendorong Timotius untuk tidak hanya disiplin
  rohani, tetapi juga disiplin diri.

  Ketika Paulus membela diri di depan Felix, dia mengakui bahwa
  pemuridan yang dilakukannya meneladani apa yang Yesus lakukan. Ia
  mengungkapkannya dengan kalimat yang sama: "Sebab itu aku senantiasa
  berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah
  dan manusia" (Kisah Para Rasul 24:16).

  Sangat penting bagi gereja untuk memberitakan Injil dengan
  menyatakan apa yang salah, menegur, dan menasihati (2 Timotius 4:2).
  Tanggung jawab itu ada pada setiap murid untuk menerapkan
  kedisiplinan dirinya dalam Tuhan Yesus Kristus.

  Terdapat tiga aspek dalam disiplin diri.
  1. Penilaian diri. "Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak
     di dalam iman" (2Korintus 13:5).
  2. Penerapan diri. "Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan
     Allah" (2Timotius 2:15).
  3. Pertanggungjawaban diri.

  Jika setiap orang Kristen mau melakukan disiplin diri seperti di
  atas, kita tidak perlu menetapkan bentuk kedisiplinan yang lain,
  yang adalah pokok pelajaran kita selanjutnya.

  CUKUPLAH BAGI SEORANG MURID UNTUK MENELADANI GURUNYA

  Matius 10:24-25

  Yesus menunjukkan bahwa tujuan dari seorang murid adalah "menjadi
  sama seperti gurunya" (Matius 10:24-25). Dalam hal ini, "guru" jelas
  bukan sesama murid, melainkan guru besar -- seseorang yang diikuti
  oleh murid. Murid mencoba menjadi seperti guru mereka.

  Sekarang, perhatikan bahwa Yesus mengatakan "cukuplah" untuk
  melakukan hal ini. Kristus menghendaki murid-murid-Nya seperti
  diri-Nya, dan mengikuti disiplin-Nya. Menambahkan lebih banyak
  disiplin dari yang diberikan Tuannya berarti meninggikan diri
  melebihi Tuannya, atau dengan kata lain, menjadi arogan atau
  sombong.

  Karena "cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti
  gurunya"; cukuplah bagi kita untuk menaati perintah Kristus. Sebab
  terlalu berlebihan jika kita mengikuti peraturan tambahan. Jangan
  sampai kita menggantungkan diri pada peraturan yang dibuat manusia.
  Jangan memikul kuk atau beban lain selain yang dibebankan Yesus
  kepada Anda (Matius 11:29).

  Tentu saja sangatlah baik mengikuti teladan dari orang Kristen lain
  dan menjadikan teladan itu sebagai pendorong semangat kita. Paulus
  mengatakan kepada jemaat di Filipi, "... ikutilah teladanku ..."
  (Filipi 3:16-17, 4:9). Namun, dia berkata seperti itu karena dia
  sendiri meneladani Kristus. "Jadilah pengikutku, sama seperti aku
  juga menjadi pengikut Kristus." (1Korintus 4:15-16, 11:1).
  Perhatikan bahwa yang kita ikuti adalah contoh yang baik, yang kita
  lihat pada diri orang lain, bukan peraturan atau ketetapan yang
  dipaksakan kepada kita. Sekarang, kita lihat peraturan apa yang
  seharusnya ditaati oleh murid Kristus.

  PERATURAN-PERATURAN APA SAJA YANG HARUS DITAATI OLEH SEORANG MURID?

  Matius 28:18-20

  Amanat Agung memberikan batasan yang jelas tentang apa saja yang
  harus dilakukan oleh para murid Kristus. Setelah mengatakan, "...
  jadikanlah semua bangsa murid-Ku ...," Yesus menyimpulkan dengan
  menentukan apa saja yang harus diajarkan kepada para murid, "segala
  sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu" (Matius 28:19-20). Itu
  adalah sebuah kalimat yang sangat penting. Kalimat itu memberi
  batasan yang jelas tentang apa yang harus diikuti oleh para murid
  Kristus dan apa yang ditentukan oleh guru mereka.
  - Seperti yang sudah tertulis di atas, cukuplah bagi kita untuk
    menanggung kuk yang Yesus berikan (Matius 11:28-30).
  - Bagian yang harus dipelajari oleh murid adalah "Jangan melampaui
    yang ada tertulis" (1Korintus 4:6).
  - Murid harus "belajar mengenal Kristus ... mendengar tentang Dia
    ... menerima pengajaran di dalam Dia." (Efesus 4:17,20-24).
  - Seorang murid "harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak
    bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil" (Kolose
    1:23). Kebalikannya adalah "mengikuti peraturan" yang tidak
    ditentukan oleh Kristus (Kolose 2:18-23).
  - Peraturan yang harus kita ikuti adalah peraturan alkitabiah yang
    membuat kita "mampu diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik"
    dan kita tidak membutuhkan peraturan yang lain (2Timotius
    3:14-17).
  - Kasih Allah dan Kristus, tanda dari seorang murid yang sejati,
    adalah "menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu
    tidak berat" (1Yohanes 5:3). (t/Dian)

  Diterjemahkan dari:
  Nama situs: Christian Discipleship
  Judul asli: A Disciple`s Discipline -- Followers of Jesus
  Penulis   : --
  Alamat URL: http://members.datafast.net.au/sggram/f027.htm


                          o/ ARTIKEL (2) o/

               DISIPLIN DALAM PELAYANAN DAN HIDUP ROHANI
               =========================================
                       Oleh: Kristina Dwi Lestari

  Apa yang terlintas di pikiran Anda saat Anda mendengar kata
  "disiplin"? Tanpa memaksa otak untuk berpikir keras, dengan waktu
  yang relatif cepat, Anda sudah dapat menyimpulkan jawabannya. Ah,
  disiplin adalah sesuatu yang menjengkelkan, berat, dan Anda pasti
  enggan untuk melakukannya.

  Ternyata kata "disiplin" seberat konsekuensi yang terkandung di
  dalamnya. Padahal banyak yang dapat kita peroleh dari perjalanan
  sebuah proses disiplin.

  Lalu, bagaimana pandangan disiplin dari kacamata rohani? Jelas
  sekali bahwa disiplin merupakan salah satu pengajaran penting yang
  Yesus ajarkan kepada murid-murid-Nya dan kita. Disiplin yang Allah
  inginkan adalah untuk membawa kita masuk dalam hadirat kemuliaan-Nya
  dan untuk mengubah kita menjadi serupa dengan gambar Anak-Nya.

  DISIPLIN KRISTUS

  Pada masa pelayanan-Nya, Yesus tidak pernah mengajarkan kedisiplinan
  kepada murid-murid-Nya dengan membiarkan mereka berada dalam sebuah
  penderitaan. Setiap kali ada sebuah masalah, Dia memakai kesempatan
  itu untuk menegur murid-murid-Nya. Disiplin yang Dia berikan melalui
  setiap teguran, nasihat, maupun pengajaran, ditujukan-Nya untuk
  membawa murid-murid-Nya semakin mengenal Dia dan untuk
  memperlengkapi mereka dalam pelayanan mereka kelak.

  Kepada kita saat ini pun Tuhan memberikan pengajaran, teguran,
  nasihat, dan jika perlu Dia mengijinkan terjadinya penderitaan,
  seperti sakit-penyakit, kerugian, dll., agar kita lebih
  didewasakan dengan cara Allah. Tujuan Allah mendisiplin manusia
  adalah agar mereka taat, hormat, dan semakin mengenal Dia.

  Melalui firman-Nya kita dapat melihat fakta-fakta atau metode
  disiplin yang Dia terapkan kepada murid-murid-Nya. Di antaranya
  adalah saat Petrus diintimidasi oleh Iblis (Matius 16:22-23). Juga
  sewaktu Tuhan Yesus beserta murid-murid-Nya menghadapi angin ribut,
  saat murid-murid tidak percaya, khawatir, dan takut, Tuhan Yesus
  menegur mereka (Markus 4:40). Dan masih banyak lagi yang Kristus
  paparkan tentang kedisiplinan lewat firman-Nya, seperti dalam Markus
  10:17-22, Lukas 9:51-56, Lukas 22:24-30, atau Yohanes 8:11.

  Selain menerapkan beberapa metode disiplin dalam pengajaran-Nya,
  Yesus sendiri merupakan sosok yang memiliki disiplin tinggi untuk
  hidup rohani-Nya. Dia tidak pernah lari dari firman Allah setiap
  kali menghadapi guncangan-guncangan dalam pelayanan. Disiplin
  rohani-Nya amat terlihat dalam hal hubungan-Nya dengan Bapa. Dalam
  firman Tuhan, kita dapat melihat doa-doa yang Yesus panjatkan kepada
  Bapa-Nya di surga. Sejak kecil Dia sudah disiplin untuk bergaul
  dengan firman Tuhan. Dia juga bisa menguasai diri-Nya dari hal-hal
  duniawi untuk memenuhi kehendak Bapa-Nya.

  DISIPLIN PELAYAN ANAK

  Berkaca dari disiplin Kristus, para pelayan anak pun dapat
  menerapkan disiplin dengan baik dalam pelayanan dan hidup
  rohani-Nya. Seorang pelayan anak yang menerapkan disiplin dalam
  hidupnya dapat memiliki semangat yang menyala-nyala untuk melayani,
  walaupun banyak tantangan yang harus dihadapi dan mungkin dapat
  menyurutkan komitmen. Terkadang kegiatan belajar mengajar Anda
  rasakan makin lama makin membosankan, rekan kerja sepelayanan mulai
  tidak antusias dalam mengajar, sampai semangat yang mulai kendor.
  Hal ini tidak bisa dihindari oleh para pelayan anak sekolah minggu.
  Akan tetapi, dalam Roma 12:11 dan 2Korintus 4:8, terlihat bagaimana
  hati yang disiplin akan menolong kita untuk senantiasa melayani
  secara konsisten, berapi-api, dan terus memberikan kemajuan.

  Beberapa nilai penting dari kedisiplinan di bawah ini kiranya
  menambah pemahaman Anda dan membantu para pelayan sekolah minggu
  untuk tetap menjaga kedisiplinan, baik dalam pelayanan, maupun
  disiplin rohaninya.

  1. Disiplin mengajarkan kita untuk taat.
     -------------------------------------
     Layaknya seorang ayah, Allah mendisiplin anak-anak-Nya
     agar mereka lebih taat, hormat, dan semakin mengenal
     kehendak-Nya. Dalam Perjanjian Baru, penulis surat Ibrani
     menyatakan bahwa Allah mendisiplin umat-Nya agar kita taat
     kepada-Nya. Ia menyatakan disiplin sebagai bukti kasih-Nya, "Hai
     anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah
     putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya" (Ibrani 12:5,6).
     Meskipun pada mulanya, Allah mendatangkan dukacita (lihat Ibrani
     12:10,11), tetapi Dia menghajar kita demi kebaikan, dan supaya
     kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya. Terkadang, setiap
     ganjaran yang Allah berikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi
     dukacita. Namun, dukacita tersebut justru menghasilkan buah
     kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih
     olehnya.

     Jadi, jangan pernah melihat bahwa Tuhan selalu mendatangkan
     dukacita dan membiarkan kita tergeletak. Justru pada saat kita
     berada dalam keterpurukan, kita akan mengenal kasih Allah yang
     luar biasa dalam hidup kita.

  2. Disiplin adalah anugerah dari Allah.
     ------------------------------------
     Disiplin dalam konteks ini adalah menyangkut kedisiplinan
     rohani. T. M. Moore menyatakan bahwa Allah memberikan anugerah
     disiplin (disiplin rohani) sebagai cara untuk menolong kita
     bertumbuh dalam kasih kepada-Nya dan kepada sesama kita.

     Tuhan Yesus Kristus pun menegakkan disiplin bagi murid-murid-Nya,
     dengan memberikan contoh tentang menggunakan waktu, uang, dan
     hidup berdoa yang tekun. Dia pun menyatakan bahwa kepentingan
     orang lain harus didahulukan, sebagaimana terlihat ketika Yesus
     melayani orang yang datang kepada-Nya, meskipun Ia sering kali
     belum sempat makan (band. Markus 3:20-21). Bilamana, murid-murid
     ingin membalas kejahatan dengan kejahatan, Dia menyatakan sikap
     mengasihi dan mengalihkan perhatian mereka kepada tugas lain
     (band. Lukas 9:51-56).

  Para pelayan anak dapat mengaplikasikan disiplin hidup yang berkenan
  dalam bentuk doa, membaca firman Tuhan, penyembahan, waktu pribadi
  bersama Tuhan, memberi persembahan, berpuasa, diam di hadirat Tuhan,
  dan sebagainya. Hal tersebut akan membawa kita masuk semakin dekat
  dengan-Nya, yang tidak bisa didapatkan hanya dari kegiatan rutin
  sehari-hari. Memiliki disiplin rohani yang baik akan memampukan kita
  untuk melihat kemuliaan-Nya dan dapat memberi pembaharuan hidup
  setiap hari di dalam Yesus Kristus. Dalam hal apa sajakah para
  pelayan anak dapat memiliki disiplin rohani yang berkenan kepada
  Tuhan?

  1. Disiplin Doa
     ------------
     Disiplin rohani dengan berdoa adalah cara yang Allah pakai untuk
     mengubah kita. Doa adalah nafas kehidupan kita. Doa yang
     dinaikkan sungguh-sungguh akan menciptakan dan mengubah hidup.
     "Doa yang rahasia, yang sungguh-sungguh, dan penuh percaya adalah
     sumber semua kesalehan pribadi," tulis William Carey. Meditasi
     memperkenalkan kita pada kehidupan batiniah, berpuasa merupakan
     sarana yang menyertainya, tetapi disiplin doa itu sendiri yang
     membawa kita memasuki pekerjaan roh manusia yang tertinggi dan
     terdalam.

  2. Disiplin Berpuasa
     -----------------
     Sebagai disiplin rohani, puasa harus berpusat pada Tuhan. Puasa
     hendaknya membantu kita untuk mengendalikan keinginan manusiawi
     kita. Puasa dapat mengungkapkan hal-hal yang menguasai, seperti
     sombong, marah, cemburu, dan takut. Sifat-sifat itu ada di dalam
     diri kita dan sifat-sifat itu akan muncul selama kita berpuasa.

  3. Disiplin Bergereja
     ------------------
     Disiplin penting lainnya adalah disiplin bergereja. Ada tujuh
     alasan mengapa kita harus terlibat dan mendisiplinkan diri untuk
     bergereja.
      a. Bergereja adalah cara kita untuk membentuk kesatuan umat
         Allah yang baru. Sebagai orang Kristen, kita adalah anggota
         yang seorang terhadap yang lain.
      b. Gereja menempatkan kita pada jalan yang benar. Saat kita
         beribadah bersama saudara-saudara kita dalam Kristus, kita
         menangkap suatu pandangan yang nyata dari sudut pandang
         Allah. Mungkin saat kita menghadapi hari-hari kita dominasi
         duniawi banyak mengusai kita dan sudut pandang Allah sedikit
         terkaburkan. Waktu kita bergereja hal itu disingkapkan dan
         kita menjadi tahu tentang sebuah prioritas yang akan memimpin
         kita.
      c. Keikutsertaan dalam tubuh Kristus merupakan sarana untuk
         bertumbuh dan melayani. Gereja adalah tempat untuk
         menggunakan berbagai karunia rohani kita.
      d. Allah sudah memerintahkan kita untuk menjadi bagian dari
         masyarakat Kristen.
      e. Bergereja adalah persembahan kita kepada Tuhan dan kepada
         orang lain.
      f. Melibatkan diri dalam kehidupan gereja akan menghilangkan
         sifat individualisme kita -- sering mementingkan diri
         sendiri.
      g. Dengan terlibat di dalam kehidupan masyarakat Kristen, kita
         ikut serta dalam tiga fungsi pokok ibadah: pengucapan syukur,
         pengajaran, dan pertobatan.

  Hendaknya disiplin rohani kita tidak hanya sebatas pada sebuah
  rutinitas saja dan bukan juga disiplin rohani yang kehilangan
  kuasanya untuk membawa kita bertatap muka dengan Allah.

  Bagaimana para pelayan Kristus? Bagaimana kehidupan rohani Anda
  sejauh ini? Apakah teladan kedisiplinan Kristus sudah menjadi bagian
  dari kehidupan Anda? Kiranya Roh Kudus terus menyalakan api semangat
  dalam pelayanan Anda sebagai rekan sekerja Allah -- dalam pelayanan
  kepada anak sekolah minggu. Dan teladan kedisiplinan yang telah
  tertanam dalam kehidupan Anda, dapat dibagikan juga kepada anak-anak
  layan Anda. Tuhan Yesus memberkati.

  Sumber bacaan Pendukung:
  Sidjabat, B. Samuel. Disiplin sebagai Kebutuhan Anak, dalam
    http://lead.sabda.org/?title=anak_disiplin.
  Moore, T. M. Disiplin atau Rutinitas?, dalam
    http://www.sabda.org/publikasi/e-reformed/054/.
  Disiplin Bergereja, dalam http://pepak.sabda.org/pustaka/050799/.


                            o/ TIPS o/

                   MENUMBUHKAN DISIPLIN DALAM KELAS
                   ================================

   1. Bersikaplah sebagai diri sendiri dan tulus.
      -------------------------------------------
      Janganlah merasa bahwa Anda harus menjadi "Bapak atau Ibu
      Sempurna". Murid cepat menangkap apa pun yang dibuat-buat atau
      tidak tulus dalam sikap kita. Pada saat yang sama, janganlah
      pula memakai pendekatan "lakukan seperti yang saya katakan,
      bukan yang saya lakukan". Jadilah bejana Allah yang dapat
      dipakai untuk memengaruhi hidup orang lain.

   2. Anak-anak membutuhkan seorang guru, bukan teman bermain.
      --------------------------------------------------------
      Bersikaplah ramah senantiasa, tetapi ingatlah, keakraban dapat
      menimbulkan sikap kurang hormat. Anda dapat berinteraksi baik
      dengan murid-murid tanpa harus menjadi salah satu dari mereka.

   3. Doronglah murid untuk selalu menghormati orang yang lebih tua.
      --------------------------------------------------------------
      Murid-murid seharusnya memanggil Anda dengan sebutan Bapak/Ibu
      disertai nama Anda.

   4. Tunjukkan sikap sopan dan hormat.
      ---------------------------------
      Bersikaplah sopan dan hormat di depan murid-murid, yaitu dengan
      suara yang ramah, perkataan yang baik, serta ekspresi wajah
      dan bahasa tubuh yang positif.

   5. Bersikaplah positif dalam pendekatan Anda kepada murid-murid.
      -------------------------------------------------------------
      Berharaplah akan yang terbaik. Berilah murid-murid semangat dan
      inspirasi.

   6. Ingatlah bahwa kehidupan murid Anda adalah karya Allah.
      -------------------------------------------------------
      Jadilah mitra Allah, tetapi jangan mengambil alih tanggung jawab
      yang hanya dapat dilakukan oleh-Nya.

   7. Janganlah mengingat kesalahan.
      ------------------------------
      Biarlah yang lalu itu berlalu. Janganlah menyimpan rasa dongkol
      selama berhari-hari atau berminggu-minggu. Biarlah murid-murid
      mengetahui bahwa mereka dapat memulai sesuatu yang baru.
      Ketahuilah bahwa bila Anda mengantisipasi atau meramalkan
      perilaku yang buruk, Anda tidak akan kecewa. Anak-anak dapat
      merasakan sikap kritis yang tertuju kepada mereka dan mereka
      akan bertindak sesuai dengan apa yang Anda harapkan.

   8. Bersikaplah konsisten.
      ----------------------
      Tak ada hal yang lebih membingungkan bagi murid, dibanding sikap
      dan suasana hati guru yang berubah-ubah.

   9. Bersikaplah adil.
      -----------------
      Para murid jelas akan berbeda-beda dalam hal kemampuan dan
      kebutuhan mereka sehingga tidak harus diperlakukan sama. Namun,
      bila seorang guru membedakan murid berdasarkan siapa yang
      "disukai" dan siapa yang "tidak disukai", tentu akan timbul
      masalah. Jangan sampai pilih kasih!`

  10. Pikirkan bagaimana murid mau menaati perintah.
      ----------------------------------------------
      "Hai, para ayah (dan guru sebagai wakilnya), janganlah membuat
      marah anak-anakmu dan membuat mereka kecil hati." Apakah yang
      membuat murid menjadi marah dan kecil hati? Kebanyakan anak
      mengatakan bahwa hal itu terjadi saat mereka tidak tahu apa yang
      diharapkan, saat orang dewasa bersikap tidak konsisten, saat
      mereka diperlakukan tidak adil di antara teman sebaya, tidak
      pernah mendapat kesempatan untuk menceritakan sesuatu menurut
      versi mereka, tidak pernah mampu menyenangkan orang lain, saat
      seseorang marah tanpa menjelaskan alasannya, dan saat mereka
      tidak diperhatikan meski sudah berusaha keras dalam melakukan
      sesuatu yang baik. Bagaimana dengan murid-murid Anda? Apakah
      yang mereka katakan?

  11. Berhati-hatilah agar murid dan orang tua murid tidak salah
      mengartikan kedekatan fisik, sentuhan, dan pelukan Anda.
      ----------------------------------------------------------
      Seorang guru dapat bersikap ramah, namun tetap profesional dan
      tidak menimbulkan celaan dalam hubungannya dengan orang lain.

  12. Berusahalah sebaik mungkin untuk tidak membenci murid karena
      tindakannya.
      ------------------------------------------------------------
      Anda dapat menyampaikan ketidaksenangan dan kekecewaan Anda
      terhadap tindakan seorang murid sambil tetap percaya bahwa
      Allah mampu menolong murid itu melakukan hal yang benar. Tak ada
      anak yang jauh dari jangkauan kuasa penebusan Kristus.

  13. Jangan tunjukkan kemarahan Anda.
      --------------------------------
      Bila Anda merasa terganggu, kuasailah emosi Anda dengan sepenuh
      tenaga dan tunjukkanlah penguasaan diri dengan bahasa tubuh
      yang positif dan rileks termasuk gerakan tubuh yang pelan dan
      volume suara yang tetap (tidak meninggi).

  14. Jangan berbantahan.
      -------------------
      Anda tidak akan menang. Tak boleh ada perbantahan atas apa yang
      benar atau salah maupun siapa yang berwenang. Anda dapat
      menerangkan dan mendiskusikan suatu masalah, namun saat
      perbantahan dimulai diskusi tidak akan dapat berlangsung.

  Diambil dan diedit seperlunya dari:
  Judul buku: 100 Ide Efektif untuk Menerapkan Disiplin
              pada Anak Didik
  Penulis   : Sharon R. Berry, Ph.D.
  Penerbit  : Gloria Graffa, Yogyakarta 2004
  Halaman   : 21 -- 24


                          o/ WARNET PENA o/

                    GUBUK ONLINE - PELAYANAN ANAK
                    =============================
               http://gubuk.sabda.org/?q=pelayanan_anak

  Situs GUBUK Online (Gudang Buku Kristen Online) merupakan sebuah
  situs yang menyediakan buku-buku Kristen yang bisa Anda baca secara
  tersambung (online) atau unduh (donwload) secara gratis. Selain
  buku, tersedia juga artikel, kesaksian, serta resensi-resensi buku
  Kristen yang bermutu. Setiap judul buku yang ada telah dibagi dalam
  beberapa kategori, satu di antaranya adalah kategori Pelayanan Anak.
  Dari halaman ini, Anda bisa menemukan dua buku dan sebuah silabus
  yang akan membangun Anda, masing-masing buku "Biarkanlah Anak-anak
  Datang PadaKu" dan "Materi Pengajaran Batita", serta "PAK Anak".
  Selain itu, sejumlah resensi buku pelayanan anak juga bisa Anda
  temukan di sini. Jadi, tunggu apa lagi? Silakan temukan buku-buku
  dan resensi buku seputar pelayanan anak di GUBUK Online. Selamat
  berkunjung!

  Sumber: Situs LINKS
  URL   : http://links.sabda.org/


                         o/ MUTIARA GURU o/

  Saya tidak cukup naif untuk berpikir bahwa setiap metode disiplin
                 dapat diterapkan untuk setiap anak
                          - DR. Kevin Leman -
         (Making Children Mind Without Losing Yours, hal. 58)


----------------------------------------------------------------------
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
<staf-BinaAnak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
----------------------------------------------------------------------
                  Pemimpin redaksi: Davida Welni Dana
                 Redaksi tamu: Christiana Ratri Yuliani
                   Kontributor: Kristina Dwi Lestari
       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                 Copyright(c) e-BinaAnak 2007 -- YLSA
        http://www.sabda.org/ylsa/  ~~ http://katalog.sabda.org/
                     Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                  No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
======================================================================
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat Berhenti     : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Arsip e-BinaAnak    : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://pepak.sabda.org/
------------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU --------------

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org