Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/330

e-BinaAnak edisi 330 (16-5-2007)

Teladan Yesus dalam Hal Mengajar

  

______________________________e-BinaAnak______________________________
        Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak
        ==================================================

Daftar Isi:                                               330/Mei/2007
-----------
  - SALAM DARI REDAKSI
  - ARTIKEL             : Mengajar Seperti Yesus: Tiga Cara Efektif
                          dalam Memuridkan
  - TIPS                : Garis Besar Metodologi Mengajar Kristus
  - BAHAN MENGAJAR      : Yesus Mengajar di Atas Bukit
  - WARNET PENA         : Sekolah Minggu HKBP Taman Mini
  - DARI ANDA UNTUK ANDA: Tanya Gambar
  - MUTIARA GURU


                      o/ SALAM DARI REDAKSI o/

  Yesus adalah pengajar yang baik bagi para murid dan pengikut-Nya.
  Dengan perumpamaan biji sesawi, Dia mengajar tentang iman. Dengan
  membasuh kaki murid-murid-Nya, dia mengajar tentang melayani. Yesus
  memakai cara yang tepat dan hal-hal yang ada di sekeliling-Nya untuk
  menyampaikan pengajaran-Nya. Semua itu bertujuan agar setiap orang
  yang mendengar pengajaran-Nya dibentuk sesuai kebenaran Allah.
  Bagaimana dengan Anda, para pelayan anak?

  Teladan Yesus dalam hal mengajar bisa Anda simak dalam edisi minggu
  ini. Cara dan metode efektif yang digunakan Yesus dalam mengajar,
  kiranya membawa setiap pelayan anak untuk belajar dan terus berusaha
  dalam membentuk jiwa anak-anak layan seperti yang sudah dilakukan
  Yesus dalam hidup para murid-Nya. Selamat mengajar!

  Redaksi tamu,
  Puji Arya Yanti


             "Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini,
         takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya,
        sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa,
       tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka." (Matius 7:28,29)
           < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Matius+7:28,29 >


                           o/ ARTIKEL o/

                       MENGAJAR SEPERTI YESUS:
                 TIGA CARA EFEKTIF DALAM MEMURIDKAN
                 ==================================

  Yesus adalah seorang yang ahli menanamkan kebenaran rohani kepada
  para pengikut-Nya. Ketika ingin memberikan ide-ide yang
  revolusioner, Yesus paham bahwa murid-murid-Nya membutuhkan sesuatu
  yang lebih dari sekadar penjelasan tentang kebenaran. Mereka perlu
  melihat penjelasan itu dalam bentuk tindakan termasuk membahas apa
  yang telah mereka saksikan.

  Yesus menggunakan tiga komponen penting dalam mengajar, yaitu
  menunjukkan (demonstration), menjelaskan (explanation), dan
  mengklarifikasi (clarification). Ketiga komponen ini bisa kita
  terapkan pula ketika kita melakukan pemuridan. Mungkin contoh
  terbaik dari proses ini terdapat dalam Yohanes 13.

  MENUNJUKKAN (DEMONSTRATION)

  Pada pasal yang terkenal tersebut, Yesus menyampaikan pelajaran
  terakhir tentang pentingnya pengorbanan kepada murid-murid-Nya.
  Ketika tak seorang pun mau membasuh kaki para murid, Yesus malah
  membasuh sendiri 24 kaki murid-murid-Nya. Dengan demikian, Dia
  menunjukkan bagaimana para pemimpin harus melayani orang-orang yang
  mereka layani.

  Model kepemimpinan seperti itu berbeda dari segala bentuk
  kepemimpinan yang pernah disaksikan para murid. Lihat saja seberapa
  sering para murid berdebat tentang siapa yang terhebat di antara
  mereka (Mrk. 9:34; Luk. 9:46, 22:24). Tidaklah cukup hanya dengan
  mengatakan bahwa ada cara lain untuk memimpin. Sebuah contoh dalam
  bentuk perbuatan sangat penting diberikan, jika pemahaman mereka
  tentang kepemimpinan masih awam.

  Kita juga harus menunjukkan apa yang ingin kita ajarkan kepada orang
  lain. Bila kita hanya menyampaikan pesan kepada seseorang yang baru
  percaya bahwa dia harus memberitakan Injil, tanpa memberi kesempatan
  bagi mereka melihat kita melakukannya, usaha kita akan sia-sia.
  Demikian pula, kita tidak bisa berharap agar seseorang mempunyai
  kehidupan doa yang baik, jika orang itu tidak pernah melihat kita
  berdoa dengan penuh kerinduan.

  Salah satu kenangan terindah saya sewaktu kuliah adalah saat belajar
  berdoa dengan mengamati pembimbing rohani saya. Dave memberi contoh
  suatu kerinduan untuk berdoa dan bergantung kepada Allah yang
  akhirnya meyakinkan dan memberikan ilham bagi saya. Doa bukan hanya
  untuk memulai atau mengakhiri pertemuan-pertemuan kita. Sebaliknya,
  doa merupakan pokok percakapan kita dengan Tuhan. Kerap kali Dave
  berhenti sejenak untuk menghadap Tuhan dan menyerahkan segala yang
  telah kami bicarakan. Dia menunjukkan pada saya bagaimana berdoa
  dengan perasaan, mengutarakan apa yang ada di hati dan bukan hanya
  yang ada di otak.

  Kehidupan doa Dave mendorong saya untuk mencari Yesus seperti yang
  sudah dilakukannya. Doa-doanya tidak hanya dipanjatkan supaya
  permohonannya didengar, tapi juga menyiratkan ketidakberdayaannya di
  hadapan Tuhan. Sikap penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan yang
  dimiliki oleh pembimbing rohani saya ini telah membentuk kehidupan
  doa syafaat saya sampai sekarang.

  MENJELASKAN (EXPLANATION)

  Setelah membasuh kaki para murid-Nya, Yesus menjelaskan pentingnya
  tindakan yang sudah Dia lakukan: "sebab Aku telah memberikan suatu
  teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang
  telah Kuperbuat kepadamu" (ayat 15). Demonstrasi dan penjelasan
  harus dipadukan dalam memuridkan. Demonstrasi menunjukkan apa yang
  harus dilakukan orang lain dan bagaimana melakukannya. Sebuah
  penjelasan menguatkan apa yang sudah dicontohkan.

  Dave mengajarkan doa kepada saya dengan menjelaskan tujuan dan
  posisinya dalam kehidupan orang percaya. Kami menghabiskan satu
  semester yang lebih menyenangkan untuk mempelajari apa yang Alkitab
  katakan tentang doa. Kami juga membaca buku-buku klasik seperti
  "Prayer", yang ditulis oleh O. Halleesby dan "The Practice of the
  Presence of God", yang ditulis oleh Brother Lawrence. Dave
  memberikan penekanan khusus pada pernyataan tegas Hallesby bahwa
  "Doa dan ketidakberdayaan tidak terpisahkan. Hanya mereka yang tidak
  berdaya yang bisa sungguh-sungguh berdoa."

  Saya ingat dengan jelas saat saya dan Dave berada di sebuah pondok
  kecil di Wisconsin pada suatu malam di musim dingin. Kami berdoa dan
  berbincang-bincang selama berjam-jam di dekat perapian.
  Kadang-kadang kami memberanikan diri keluar menantang dinginnya
  udara untuk melihat bintang. Kami berbagi misi yang sudah Tuhan
  tempatkan di hati kami untuk mereka yang kami coba untuk jangkau.
  Malam itu, semua yang sudah Dave jelaskan dan tunjukkan tertanam di
  hatiku selamanya.

  MENJELASKAN DENGAN MENGKLARIFIKASIKAN (CLARIFICATION)

  Yesus menerapkan cara mengajar yang ketiga untuk menghubungkan
  demonstrasi dan penjelasan: Dia bertanya untuk memberikan
  klarifikasi. Setelah membasuh kaki para murid, Ia bertanya kepada
  mereka dalam ayat 12: "Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat
  kepadamu?" Saya percaya Tuhan menanyakan hal itu karena Dia ingin
  memastikan bahwa mereka sudah mengerti makna dari tindakan yang
  sudah dilakukan-Nya -- menjelaskan dan menunjukkan saja tidaklah
  cukup. Yang tersirat dalam pertanyaan Yesus tentang apa yang telah
  dia lakukan adalah alasan mengapa Dia melakukannya.

  Yesus juga meminta klarifikasi pada kesempatan lain. Dalam Matius
  16:13-20, Dia bertanya pada para murid mengenai apa yang dikatakan
  orang lain tentang diri-Nya. Pertama, Yesus bertanya, "Kata orang,
  siapakah Anak Manusia itu?" (ayat 13). Jawaban mereka menunjukkan
  bahwa mereka selama ini mendengarkan apa yang dibicarakan oleh
  orang-orang. Pertanyaan Yesus selanjutnya menguak pemahaman mereka
  yang sebenarnya mengenai identitas-Nya. "Tetapi apa katamu, siapakah
  Aku ini?" tanya-Nya (ayat 15).

  Pertanyaan yang ditujukan untuk sebuah klarifikasi akan memampukan
  anak didik rohani kita untuk mengembangkan pendirian yang
  alkitabiah. Dave mengajukan pertanyaan biasa kepada saya, "Bagaimana
  kamu akan memberitakan Injil kepada orang lain?" Pertanyaan itu
  membuat saya memikirkan apa yang sudah saya lihat dan dengar. Ujian
  sesungguhnya dari apa sudah saya dapatkan darinya adalah bagaimana
  saya akan mengajarkan apa yang sudah saya pelajari kepada orang
  lain.

  Dengan berusaha menerapkan metode mengajar seperti yang dipakai
  Yesus -- dengan demonstrasi (menunjukkan), menjelaskan, dan
  mengklarifikasi -- kita bisa memperkuat usaha membentuk jiwa-jiwa
  seperti yang sudah dilakukan-Nya dalam hidup orang-orang yang kita
  muridkan.

  *) Tentang penulis:
     Roger Hamilton adalah direktur pelatihan di EDGE Corps, sebuah
     pelayanan Navigator yang menyiapkan lulusan-lulusan universitas
     yang masih baru untuk melayani para pelajar. (t/Dian)

  Bahan diterjemahkan dari sumber:
  Nama situs   : NAVPRESS: Spritual Growth Resources
  Judul artikel: Teaching Like Jesus: Three Ways to Reinforce the
                 Lessons Disciples Learn
  Penulis      : Roger Hamilton
  URL artikel  : http://www.navpress.com/EPubs/DisplayArticle/1/1.136.18.html


                             o/ TIPS o/

              GARIS BESAR METODOLOGI PENGAJARAN KRISTUS
              =========================================

  Charles Nichols memberikan ringkasan kategori metode mengajar yang
  digunakan oleh Yesus Kristus.

  METODE VISUAL

  1. Demonstrasi (menunjukkan) -- baik itu membersihkan gereja, maupun
     membasuh kaki, Kristus mengajarkan hal ini dengan menunjukkan
     bagaimana caranya.

  2. Objek pelajaran -- seorang anak atau sebatang pohon yang layu
     dapat digunakan untuk menyampaikan kebenaran.

  3. Menulis di pasir -- meskipun apa yang ditulis-Nya tidak disimpan,
     tetapi memberikan dampak pada mereka yang hadir pada saat itu.

  4. Contoh -- banyak yang bertanya tentang doa dan kasih karena Ia
     memberikan perumpamaan tentang kedua hal ini.

  METODE VERBAL

   1. Pernyataan -- Ia menggunakan berbagai pernyataan, baik
      pernyataan yang langsung, provokatif, memperingatkan,
      membandingkan, mendorong, maupun menyimpulkan.

   2. Pertanyaan -- Ia juga menggunakan berbagai cara, seperti
      retorik, pertanyaan perbandingan, permintaan, dan pertanyaan
      secara langsung.

   3. Peribahasa (amsal) dan retorik -- "kata-kata bijak" ini sering
      digunakan, baik untuk memulai suatu pelajaran, maupun untuk
      memengaruhi.

   4. Kutipan -- Ia tahu dan menggunakan Perjanjian Lama dengan baik,
      karena Perjanjian Lama adalah kitab yang tidak asing bagi
      pengikut-Nya.

   5. Perumpamaan -- dengan menggunakan gembala ataupun bangsawan,
      kisah-kisah tentang keduanya merupakan bagian utama dari
      ajaran-Nya.

   6. Memperdebatkan suatu hal dari yang kecil sampai yang besar
      tampaknya merupakan cara yang biasa dipakai Yesus untuk
      menantang seseorang agar berpikir.

   7. Ilustrasi -- dari burung sampai bunga, dari peristiwa yang baru
      terjadi atau pun sejarah, Dia menggunakan benda ataupun
      peristiwa untuk menyampaikan kebenaran-Nya.

   8. Hiperbola -- Yesus ahli dalam menyatakan sebuah konsep saat
      situasinya tepat, misalnya saat berurusan dengan pemuka-pemuka
      agama.

   9. Metafora/simile -- Yesus dapat dengan mudah membuat perbandingan
      antara suatu objek dengan ajaran kebenaran yang ingin Dia
      tanamkan pada murid-murid-Nya.

  10. Paradoks/ironi -- Yesus menggunakan ide-ide yang tampaknya
      bertentangan, kadang yang bersifat humor, dan kadang yang
      menuntut untuk berpikir.

  11. Permintaan -- Dia tidak ragu meminta sesuatu pada
      murid-murid-Nya.

  12. Diam -- Dia menggunakan metode mengajar yang populer ini untuk
      mengindoktrinasikan sebuah ajaran.

  METODE SAAT BERSAMA DENGAN MURID-MURID

  1. Memberi pertanyaan -- Dia selalu membuka percakapan dengan
     murid-murid-Nya, bahkan kepada mereka yang mencoba melontarkan
     pertanyaan-pertanyaan menjebak.

  2. Membuat pernyataan -- Ia mendorong murid-murid-Nya untuk
     berinteraksi dengan-Nya, meskipun Dia tidak pernah ragu-ragu
     untuk meralat pernyataan yang tidak tepat.

  3. Memaksa berpikir -- Yesus tidak ingin murid-murid-Nya hanya
     mendengarkan saja, tetapi Ia memaksa mereka untuk berpikir.

  4. Memaksa untuk terlibat -- Ia juga tidak ingin murid-murid-Nya
     hanya mendengarkan saja dan tidak melakukan apa-apa, Ia ingin
     murid-murid-Nya melakukan suatu tindakan.

  5. Memaksa para murid untuk menghadapi masalah yang sebenarnya --
     Yesus berurusan dengan kenyataan, jadi Dia menempatkan para murid
     dalam situasi yang nyata. Dia mengizinkan faktor internal
     bekerja.

  6. Menguji -- Ujian-ujian-Nya praktis, baik di darat maupun laut.
     (t/Ratri dan Dian)

  Bahan diterjemahkan dari sumber:
  Judul buku     : Christian Education Foundations for the Future
  Judul artikel  : Christ the Master Teacher
  Penulis artikel: Warrens S. Benson
  Penerbit       : Moody Press, Chicago 1991
  Halaman        : 100 -- 101


                        o/ BAHAN MENGAJAR o/

                     YESUS MENGAJAR DI ATAS BUKIT
                     ============================

  Bacaan Alkitab:
  ---------------
  Matius 5:1-16, 7:13-14

  Ayat hafalan:
  -------------
  Matius 15:13-14

  Tujuan khusus:
  --------------
  Menolong anak mengenal pengajaran yang Yesus sampaikan kepada
  mereka, dan juga untuk diaplikasikan dalam hidup mereka.

  Tujuan pelajaran:
  -----------------
  Di akhir pelajaran diharapkan murid dapat:
  1. memperlihatkan sukacita besar yang terjadi dalam hidup mereka, 2. menyadari bahwa Tuhan memberkati dan menghargai orang-orang yang
     percaya kepada-Nya, 3. mau melakukan apa yang Yesus ajarkan.

  Persiapan guru:
  ---------------
  Siapkan hati Anda ....

  Sebagai orang Kristen, Yesus berkata bahwa kita adalah terang dunia.
  Dia mengingatkan kita bahwa terang yang diletakkan di bawah gantang
  itu tidak ada gunanya. Jika kita menyembunyikan fakta bahwa kita
  percaya kepada Yesus, itu berarti kita telah menyembunyikan terang
  yang ada pada kita dan membuat terang dunia itu tidak dilihat oleh
  orang lain. Kita harus hidup sebagai orang yang selalu menyatakan
  kepada orang lain bagaimana dia bisa menemukan Kristus dan membawa
  kemuliaan bagi Tuhan, bukan kemuliaan untuk diri kita sendiri.

  Seberapa kuat terang Anda telah bercahaya? Apakah Anda
  menyembunyikannya di bawah gantang selama minggu ini dan hanya
  membukanya saat hari Minggu saja? Apakah Anda perlu memotong sedikit
  sumbu Anda dengan hidup seperti yang Yesus ajarkan tentang
  kebahagiaan sejati?

  Hidup yang memancarkan terang Kristus akan diperhatikan dan
  diteladani oleh murid-murid Anda. Tandai hati Anda dengan terang
  dari Tuhan dengan mengisinya dengan firman-Nya hari lepas hari.

  Pelajaran Alkitab:
  ------------------
  Yesus dan murid-murid-Nya sedang berada di bukit di dekat Kapernaum.
  Kerumunan orang banyak yang ingin disembuhkan mengikuti Dia. Yesus
  tahu bahwa sebenarnya penyakit mereka adalah dosa dan mereka
  membutuhkan seorang Juru Selamat. Yesus menyembuhkan orang yang
  sakit dan yang lumpuh, Dia duduk dan mulai mengajar mereka. Salah
  satu khotbah Yesus yang terpenting adalah yang disebut Khotbah di
  Bukit. Bagian pertama dari khotbah itu disebut "ucapan bahagia"
  karena Dia menjelaskan bagaimana orang bisa diberkati atau menjadi
  bahagia. Ucapan bahagia memuat daftar sifat yang harus dimiliki oleh
  anak-anak Allah. Pada zaman Alkitab, kata "diberkati" berarti
  `bahagia`.

  Yesus berkata, "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah,
  karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga." Miskin di hadapan
  Allah berarti rendah hati, tahu bahwa dirimu adalah orang berdosa
  dan bergantung pada keselamatan yang Allah berikan.

  Kemudian Yesus berkata, "Berbahagialah orang yang berdukacita,
  karena mereka akan dihibur." Ketika kamu menyesali dosa-dosamu, kamu
  benar-benar merasa sedih. Kemudian bertobat dan memohon agar
  Tuhan mengampuni dirimu. Karena dosamu sudah diampuni, kamu akan
  merasa terhibur.

  Yesus menambahkan, "Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena
  mereka akan memiliki bumi." Menjadi lemah lembut berlawanan dengan
  menjadi bangga. Itu berarti kamu mengizinkan Allah memakai dirimu
  sesuai dengan kehendak-Nya. Lemah lembut juga tidak berarti
  "cengeng". Allah mengatakan bahwa Musa sangat lembut hati (Bil.
  12:3), tetapi lihatlah bagaimana ia menghadapi Firaun yang marah,
  memimpin jutaan orang melalui padang gurun, dan menghancurkan
  berhala-berhala.

  Yesus melanjutkan, "Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan
  kebenaran, karena mereka akan dipuaskan." Banyak orang yang lapar
  atau ingin memenangkan suatu permainan atau ingin menjadi terkenal
  atau kaya. Tetapi hal-hal ini tidak akan memberikan kepuasan yang
  berlangsung lama. Jika kamu berhati lembut, kamu akan tahu betapa
  kamu membutuhkan Yesus dan lapar atau rindu untuk mengenal Dia lebih
  dalam lagi. Allah akan memuaskan kerinduanmu itu.

  Selanjutnya, Yesus mengatakan kepada orang-orang itu, "Berbahagialah
  orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan."
  Bermurah hati berarti memiliki kerinduan yang kuat untuk menolong
  mereka yang membutuhkan bantuan dan melakukan sesuatu untuk menolong
  mereka, meskipun mereka tidak memintanya. Kamu tidak menerima atau
  melakukan sesuatu untuk dirimu sendiri, tetapi memberi dan melakukan
  sesuatu itu untuk orang lain. Itulah yang Yesus lakukan untuk kita.
  Pada saat kita menjadi orang berdosa, kita menjadi musuh Allah.
  Tetapi Allah mengutus Yesus supaya mati untuk kita sehingga kita
  bisa berada di surga.

  Yesus juga berkata, "Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena
  mereka akan melihat Allah." Mereka yang suci hati adalah mereka yang
  sudah meminta Yesus menyelamatkan mereka. Kita menjaga hati kita
  dari dosa dengan memohon ampun kepada Allah ketika kita melakukan
  kesalahan.

  Kemudian Yesus mengingatkan mereka bahwa kebahagiaan tidak dapat
  diperjuangkan atau diminta. Dia berkata, "Berbahagialah orang yang
  membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah." Pembawa
  damai tidak mencoba untuk mengutamakan pendapatnya sendiri ataupun
  membalas mereka yang sudah melukai dia. Mereka tidak melakukan balas
  dendam, tetapi menyerahkan keadilan kepada Allah (Rm. 12:17-21).

  Akhirnya, Yesus berkata kepada orang banyak itu, "Berbahagialah
  orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang
  empunya Kerajaan Surga." Yesus tidak hanya mengatakan kepada mereka
  supaya berbahagia ketika dianiaya, Dia berkata, "Bersukacita dan
  bergembiralah."

  Banyak orang Kristen yang pernah dipenjara, dipukul, dianiaya, dan
  bahkan dibunuh karena mereka melayani Allah. Yesus berkata bahwa
  kalau kita dianiaya oleh karena Dia, kita akan bahagia, bahkan akan
  mendapat upah besar di surga.

  Yesus berkata bahwa ketika pengikut-Nya melakukan semua hal ini,
  mereka akan seperti garam dan terang bagi orang-orang yang belum
  diselamatkan. Garam membuat seseorang haus. Pada saat orang-orang
  yang belum diselamatkan ini melihat perbedaan perilaku orang
  Kristen, mereka akan tergerak untuk ingin tahu mengapa orang Kristen
  begitu berbeda.

  Cahaya yang bersinar dalam kegelapan akan memberi keamanan, membantu
  memberi arah. Demikianlah orang-orang Kristen mengarahkan orang lain
  untuk datang kepada Kristus melalui cara hidup mereka. Yesus berkata
  bahwa ketika orang lain melihat orang Kristen hidup dengan benar,
  maka hidup orang Kristen itu menjadi seperti menara terang yang
  memberi petunjuk kepada orang lain bagaimana menghindari neraka dan
  menemukan hidup kekal di dalam Yesus.

  Di akhir khotbah-Nya, Yesus mengatakan kepada orang banyak itu
  supaya membuat suatu keputusan. Akankah mereka percaya kepada-Nya
  dan mengikuti ajaran-Nya, atau sebaliknya, akankah mereka melakukan
  apa yang mereka inginkan? Yesus membandingkan dua hal ini dalam
  bentuk dua jalan -- satu sempit dan yang lainnya lebar. Dalam hidup
  ini, lebih banyak orang yang mengikuti jalan yang lebar karena jalan
  ini lebih mudah dilalui dan mereka bisa melakukan apa saja yang
  mereka inginkan. Mereka tidak ingin mengikuti jalan sempit yang
  susah dilalui dan melakukan apa yang Tuhan kehendaki. Tetapi jalan
  yang lebar tidak menuju kepada kebahagiaan yang sejati. Jalan yang
  lebar ini menuju neraka.

  Ujian yang sesungguhnya atas hidup seseorang adalah ketika dia mati.
  Meskipun orang itu sangat baik di luarnya, tetapi yang terpenting
  bagi Allah adalah hatinya. Hanya orang-orang yang sudah meminta
  Yesus masuk ke dalam hatinya sajalah yang akan masuk surga.

  Doa:
  ----
  Bapa, terima kasih Engkau telah memberi kami prinsip-prinsip dan
  harapan-harapan tentang bagaimana kami harus hidup. Kami berdoa agar
  murid-murid kami mampu mengikuti kebenaran-kebenaran ini. (t/Ratri)

  Bahan diterjemahkan dan disesuaikan dari:
  Judul buku   : The Early Life of Jesus: Junior Teacher Manual
  Judul artikel: Jesus Teaches on the Mountain
  Penulis      : Sue Hoijer dan Mary Nelson
  Penerbit     : Accent Bible Curriculum, Colorado 1994
  Halaman      : 62 -- 66


                         o/ WARNET PENA o/

                   SEKOLAH MINGGU HKBP TAMAN MINI
                   ==============================
         http://www.sekolahmingguhkbptamanmini.blogspot.com/

  Blog Sekolah Minggu HKBP Taman ini digawangi oleh seorang pemerhati
  masalah guru sekolah minggu dan anak sekolah minggu untuk
  gereja-gereja yang ada di Indonesia, khususnya Gereja HKBP. Blog
  yang sepertinya masih baru ini memiliki 100 tulisan seputar
  pelayanan anak yang pasti berguna dalam pelayanan kita. Sayangnya,
  tulisan yang ada masih merupakan kutipan dari berbagai sumber. Ada
  baiknya jika ada opini atau tulisan sendiri seputar pengalaman
  pelayanan dari pengelola blog. Meskipun demikian, adanya situs ini
  diharapkan dapat mendorong munculnya situs-situs organisasi sekolah
  minggu lainnya, yang memang masih sangat jarang dijumpai di dunia
  internet.

  Oleh: Redaksi


                   o/ DARI ANDA UNTUK ANDA o/

  Dari: "Suwarno (Logistic)" <warno(at)xxxx>
  >Saya perlu gambar cerita apakah bisa dikirim lewat e-mail ya.
  >Terimakasih Tuhan memberkati

  Redaksi:
  Publikasi e-BinaAnak hanya menyediakan bahan dalam bentuk teks yang
  dikirimkan via e-mail. Untuk mendapatkan gambar-gambar bahan
  pelajaran di sekolah minggu, Anda dapat mengakses situs-situs yang
  sudah diulas dalam kolom Warnet Pena di setiap edisi e-BinaAnak.


                        o/ MUTIARA GURU o/

                  The eye is the lamp of the body ...
          Jesus uses wisdom teaching to invite his hearers
                  to see differently. (Marcus Borg)

----------------------------------------------------------------------
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
<staf-BinaAnak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
----------------------------------------------------------------------
                  Pemimpin redaksi: Davida Welni Dana
                     Redaksi tamu: Puji Arya Yanti
       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                 Copyright(c) e-BinaAnak 2007 -- YLSA
        http://www.sabda.org/ylsa/  ~~ http://katalog.sabda.org/
                     Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                  No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
======================================================================
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat Berhenti     : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Arsip e-BinaAnak    : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://pepak.sabda.org/
------------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU --------------

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org