Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/311

e-BinaAnak edisi 311 (9-1-2007)

Tayangan Televisi

______________________________e-BinaAnak______________________________
        Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak
        ==================================================

Daftar Isi:                                           311/Januari/2007
----------
    - SALAM DARI REDAKSI
    - ARTIKEL             : Pengaruh Tayangan Televisi
    - TIPS                : Sekolah Minggu dan Tayangan Televisi
    - BAHAN MENGAJAR      : Masa Kecil Yesus
    - WARNET PENA         : TELAGA: Anak dan Televisi
    - DARI ANDA UNTUK ANDA: Selamat Natal dan Tahun Baru
    - MUTIARA GURU

                      o/ SALAM DARI REDAKSI o/

  Salam sukacita,

  Kiranya semangat kita lebih berkobar-kobar untuk melayani Dia di
  tahun yang baru ini. Begitulah kira-kira kalimat yang sering
  mengiringi ucapan selamat tahun baru. Ungkapan tersebut tentu saja
  mengandung harapan bahwa semangat itu tidak akan pudar seiring
  berjalannya waktu. Dengan penuh semangat pula Redaksi menyuguhkan
  edisi perdana e-BinaAnak di tahun baru ini.

  Kali ini kami mengangkat tema yang sering didiskusikan belakangan
  ini, "Pengaruh Media Terhadap Anak". Lewat tema utama ini, kami
  sungguh ingin menggugah semangat kita untuk semakin memperlengkapi
  anak-anak dalam kebenaran firman Tuhan. Sebagaimana kita ketahui,
  perkembangan teknologi telah membawa dampak positif dan negatif.
  Oleh karena itu, kita perlu membawa anak-anak yang kita didik untuk
  semakin dewasa dalam pengenalan akan Tuhan dan firman-Nya. Dengan
  demikian, mereka takkan mudah terombang-ambing oleh gelombang
  teknologi.

  Berikut topik-topik yang akan diulas sepanjang bulan ini.
  1. Tayangan Televisi
  2. Komputer
  3. Buku
  4. Musik
  5. Video Game

  Dalam edisi ke-311 ini, kita akan melihat bagaimana dampak tayangan
  televisi bagi anak-anak. Sebagai perangkat yang sudah begitu akrab
  dengan kehidupan kita, kita perlu berhati-hati; jangan sampai
  anak-anak terjerumus ke dalam jeratnya. Sebaliknya, kita perlu
  memikirkan bagaimana menolong anak untuk dapat melihat prinsip-
  prinsip iman Kristen di dalamnya.

  Selamat melayani!

  Redaksi e-BinaAnak
  Davida Welni Dana

    "Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih?
      Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu." (Mazmur 119:9)
            < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Mazmur+119:9 >


                           o/ ARTIKEL o/

                      PENGARUH TAYANGAN TELEVISI
                      ==========================

  Siapa yang tidak pernah menonton televisi? Semua orang paling tidak
  memiliki satu acara televisi favorit. Ya, televisi memang amat
  populer dan digemari banyak orang.

  Televisi amat berpengaruh terhadap semua kelompok masyarakat. Khusus
  dalam kehidupan keluarga, misalnya, televisi dapat merenggangkan
  hubungan antar anggota keluarga. Komunikasi yang biasa terjalin
  dengan baik dapat rusak karena perhatian mereka kini lebih terpusat
  pada acara-acara televisi. Kalau pun ada perbincangan, topiknya akan
  berada di seputar acara yang ditayangkan. Tidak jarang pula orang
  tua membelikan anaknya televisi untuk menggantikan peran pengasuhan.
  Mereka berpikir televisi dapat membuat anak-anak mereka tenang
  sehingga mereka tidak perlu lagi mendongeng bagi anak-anaknya karena
  televisi sudah menyediakan itu semua. Televisi juga dapat mengubah
  suatu tatanan yang baik menjadi tidak pada tempatnya. Gaya hidup
  yang seharusnya apa adanya kini berubah mengikuti gaya hidup yang
  ditawarkan melalui televisi. Sikap hidup pun berubah mengikuti sikap
  yang sering dilihat di televisi. Misalnya, memecahkan masalah dengan
  jalan pintas, balas dendam, bunuh diri, atau dengan obatan-obatan
  terlarang.

  Harus disadari bahwa kehadiran televisi bukan sekadar merupakan
  hiburan belaka. Informasi yang dihadirkannya juga mengondisikan
  pemirsa untuk menjadi konsumtif, materialistik, dan cenderung
  menyederhanakan masalah yang sebenarnya sulit sehingga memilih
  pemecahan tanpa pengorbanan dan usaha yang sungguh-sungguh.

  Daya tarik televisi yang begitu kuat dapat dilihat dari orang-orang
  yang sanggup berjam-jam duduk di depan televisi. Apa sajakah yang
  ditayangkan sehingga daya tariknya dapat membius para pemirsa?
  - Berbagai informasi dan berita aktual dari seluruh dunia.
  - Iklan-iklan yang ditampilkan begitu menarik dan evokatif.
  - Hiburan-hiburan ("reality show", lawak, sinetron, film, musik,
    dll.).
  - Dokumenter dan pengetahuan umum.
  - Perbincangan-perbincangan para pakar.
  - Kebutuhan spiritual masyarakat berupa mimbar agama.

  Kalau diperhatikan, tampaknya tidak ada yang salah dengan unsur
  acara televisi di atas. Hanya saja, jika diuraikan akan terlihat
  betapa banyaknya tayangan yang kurang memperhitungkan daya tangkap
  dan daya seleksi pemirsa. Adakalanya juga unsur edukatif televisi
  kurang dirasakan. Misalnya, dalam tayangan yang menyodorkan
  adegan-adegan kekerasan, erotis, kelicikan, kemunafikan, dan tipu
  daya manusia terhadap sesamanya.

  PENGARUH TELEVISI TERHADAP PERTUMBUHAN ROHANI ANAK

  Salah satu penelitian mengungkapkan bahwa rata-rata anak dapat duduk
  di depan televisi kira-kira 4 -- 9,5 jam per hari (Kompas, 17
  Februari 1995). Dapat dibayangkan berapa banyak informasi yang
  diserap oleh anak-anak selama satu hari melalui tayangan televisi.
  Padahal tidak semua tayangan itu berpengaruh baik bagi mereka. Patut
  dipertanyakan apakah informasi yang diserapnya dari tayangan
  televisi itu sesuai untuk perkembangan kepribadian anak dan
  pertumbuhan rohaninya atau tidak.

  Anak akan menonton apa saja yang ditayangkan di televisi karena dia
  belum mengetahui yang benar dan yang salah dari tayangan tersebut,
  kecuali bila orang tua atau gurunya menjelaskan kepadanya. Larangan
  untuk tidak menonton tayangan tertentu belum cukup memberi
  pengertian kepada mereka bahwa tayangan-tayangan tersebut bukanlah
  tontonan yang baik baginya. Karena seorang anak memiliki rasa ingin
  tahu yang besar, larangan keras justru akan membangkitkan rasa ingin
  tahunya dan mereka akan mencuri kesempatan untuk menontonnya.

  Masa kanak-kanak adalah masa laten, masa di mana anak menyerap semua
  informasi yang diperolehnya tanpa penyaring (filter) yang kuat. Anak
  akan menyerap semua informasi yang dilihatnya dari tayangan-tayangan
  televisi dan menyimpannya di bawah sadar. Reaksi dari tayangan
  tersebut mungkin tidak langsung kelihatan, tetapi informasi yang
  melekat di bawah sadarnya tetap terbawa. Bisa saja setelah dewasa ia
  baru memperlihatkan reaksi atau tingkah laku yang sesuai dengan
  tayangan televisi yang sering ia saksikan. Tontonan di masa laten
  tersebut bisa menjadi rujukan bagi seorang anak untuk membenarkan
  tindakannya di masa-masa perkembangannya. Misalnya, jika anak-anak
  sering menonton adegan kekerasan, dia dapat menirukan adegan yang
  dia lihat ketika dia bertengkar dengan temannya.

  Saat ini, televisi lebih sering menayangkan acara-acara yang tidak
  sesuai dengan iman Kristen. Karena kita tidak dapat mengatur
  tayangan apa yang harus diputar di stasiun-stasiun televisi, kita
  perlu membimbing anak-anak didik kita. Kita perlu membekali mereka
  dengan bimbingan dan pendidikan iman Kristen yang benar dan
  alkitabiah. Tanpa pembekalan rohani yang kuat, kita tidak dapat
  mengharapkan mereka tampil sebagai pribadi-pribadi yang memiliki
  kehidupan spiritual Kristen yang baik.

  Jika televisi memang dapat berdampak buruk bagi pertumbuhan rohani
  anak, apa yang dapat kita lakukan? Sebagian keluarga mungkin
  menyingkirkan televisi dari rumah mereka meskipun hal tersebut sama
  sekali bukan solusi yang tepat. Menonton televisi tidak hanya bisa
  dilakukan di rumah. Di mana saja, asal ada kesempatan atau bisa
  mencuri kesempatan, anak-anak dapat melakukannya. Lebih bahaya lagi,
  tidak ada kontrol dari orang tua. Padahal dengan menyingkirkan
  televisi, kesempatan untuk mendapatkan informasi yang baik dan
  bermanfaat, seperti tayangan berita, film-film dokumenter, tayangan
  olah raga, dsb. pun akan hilang.

  Yang perlu dilakukan para orang tua dan pendidik adalah aktif dan
  kritis di dalam menyaring tayangan-tayangan televisi tertentu.
  Orang dewasa diberikan akal budi dan kemampuan sehingga dapat
  memilihkan tayangan-tayangan mana yang layak untuk ditonton oleh
  kita dan anak-anak kita. Hal-hal berikut ini perlu diperhatikan
  sekaligus dipertanyakan sebagai usaha untuk menyaring
  tayangan-tayangan televisi.

  - Apakah tayangan itu cocok untuk usia anak kita?
  - Apakah tayangan itu cocok bagi perkembangan kepribadian anak kita?
  - Apakah tayangan itu cocok bagi pertumbuhan iman anak kita?
  - Apakah tayangan itu cocok bagi keutuhan keluarga kita?
  - Apakah tayangan itu sesuai dengan prinsip-prinsip iman kita?
  - Pesan, tawaran, atau misi apa yang tersirat di dalam tayangan
    itu?
  - Apakah hubungan kita dengan Allah mengalami gangguan setelah
    menyaksikan tayangan tersebut?
  - Apakah hubungan kita dengan sesama manusia mengalami gangguan
    setelah menyaksikan tayangan tersebut?
  - Apakah manfaat dari acara yang kita tonton?
  - Apakah tayangan itu membantu meningkatkan dan mengembangkan
    potensi kita secara positif?
  - Perasaan dan dorongan apakah yang timbul sesudah menonton acara
    yang ditayangkan di televisi?

  Beberapa hal penting lainnya dapat dilihat di bawah ini.

  - Hendaknya orang tua memberikan pengarahan kepada anak mengenai
    acara dan film yang sesuai untuknya, terutama bagi pertumbuhan
    imannya.
  - Dampingi anak saat menonton televisi dan beri penjelasan mengenai
    acara atau film yang sedang ditayangkan, khususnya yang berlatar
    belakang berbeda dari kita.
  - Berikan teladan pada anak dalam hal penggunaan waktu yang tepat
    untuk menonton dan penyeleksian yang ketat terhadap program-
    program yang ditayangkan di televisi.
  - Berikan pendidikan iman Kristen kepada anak-anaknya di dalam
    keluarga.

  Sehubungan dengan pendidikan Kristen dalam keluarga, hal ini dapat
  dilakukan dengan memperkenalkan Tuhan Yesus dan firman-Nya melalui
  ibadah keluarga, bacaan-bacaan Kristen, kaset atau video yang
  mengandung pendidikan iman Kristen, dsb. Melalui pendidikan iman
  Kristen, anak-anak diharapkan dapat:
  - mengenal Allah di dalam Yesus Kristus dan firman-Nya sehingga
    mereka dapat mengenal jalan dan kebenaran dan hidup yang menuju
    kepada Allah Bapa;
  - mengenal rencana Allah bagi hidupnya sehingga ia memiliki tujuan
    yang benar di dalam hidupnya;
  - memiliki landasan spiritual, moral, dan etik yang kokoh sehingga
    tidak mudah terombang-ambing oleh berbagai informasi yang
    kemungkinan besar berbeda dari imannya.

  Alangkah baiknya apabila orang tua atau para pendidik menyoroti
  tayangan televisi di bawah terang Alkitab sehingga ia dapat membantu
  anak membedakan mana yang benar dan mana yang salah, mana yang
  berkenan kepada Tuhan dan mana yang tidak. Dengan menanamkan
  pendidikan iman Kristen kepada anak, orang tua maupun pelayan anak
  berperan sebagai pelayan-pelayan firman yang melakukan penaburan
  benih-benih iman.

  Dr. James Smart mengatakan bahwa keluarga merupakan tempat pesemaian
  iman. Bergandengan tangan dengan guru-guru yang melakukan penaburan
  benih-benih iman di sekolah minggu, diharapkan anak-anak akan
  memiliki iman yang berakar teguh di dalam Yesus Kristus sehingga
  mereka dapat mengenal Dia secara pribadi dan menerima Dia sebagai
  Tuhan dan Juru Selamat mereka yang hidup. Melalui keteladanan,
  bimbingan, dan pendidikan iman Kristen terhadap anak, baik di rumah
  maupun di sekolah minggu, diharapkan anak memperoleh landasan iman
  Kristen yang kokoh serta memiliki kemampuan untuk menentukan waktu
  yang tepat dan menyeleksi secara baik dan bertanggung jawab
  acara-acara televisi yang akan ditontonnya.

  Bahan diringkas oleh Evie dari sumber:
  Judul artikel: Pengaruh Televisi dalam Keluarga
  Penulis      : Poppy M. Elia
  Nama situs   : BPK Penabur Online
  URL artikel  : http://www1.bpkpenabur.or.id/kwiyata/75/bina1.htm


                            o/ TIPS o/

                 SEKOLAH MINGGU DAN TAYANGAN TELEVISI
                 ====================================
                          Oleh: Davida Dana

  Seorang guru sekolah minggu pastinya tidak selalu dapat mengontrol
  dan mengawasi apa saja yang ditonton setiap muridnya di rumah mereka
  masing-masing. Padahal, membimbing anak untuk menyaring setiap
  informasi yang mereka dapatkan dari tayangan televisi bukan hanya
  tanggung jawab orang tua saja, tetapi juga membutuhkan kerja sama
  dari guru sekolah minggu. Apa yang dapat dilakukan guru sekolah
  minggu untuk mengarahkan anak-anak layannya dalam menonton tayangan
  televisi? Berikut ini beberapa saran yang dapat dijadikan masukan.

  1. Tanyakan tayangan-tayangan favorit anak-anak. Buatlah daftarnya
     dan amati tayangan tersebut secara pribadi di rumah Anda. Buatlah
     analisa mengenai hal-hal positif dan negatif dari
     tayangan-tayangan tersebut. Di pertemuan-pertemuan berikutnya,
     Anda dapat menyisipkan acara "siaran televisi" bagi anak-anak.
     Dalam acara tersebut, ambil satu tayangan yang paling banyak
     disukai anak-anak. Minta salah satu anak membacakan hal-hal baik
     dan tidak baik dari acara tersebut. Setelah itu, jelaskan secara
     singkat mengapa acara favorit mereka itu baik; bila tidak baik,
     jelaskan pula alasannya. Jangan lupa, sertakan ayat pendukung
     dari firman Tuhan.

  2. Buatlah daftar acara yang baik dan berdampak positif bagi
     wawasan, pertumbuhan mental, maupun rohani anak. Berikan daftar
     tersebut lengkap dengan stasiun dan jam tayangnya. Tentu saja
     Anda harus terlebih dahulu menyempatkan waktu untuk memilih dan
     menyeleksi acara yang baik dan memilih acara pada jam tayang yang
     tepat untuk anak. Berikan alasan mengapa acara tersebut lebih
     baik daripada tayangan-tanyangan yang lain. Adapun anak-anak
     kelas besar dapat diberi tugas untuk membuat laporan dan daftar
     pelajaran yang mereka peroleh dari tayangan tersebut, yang
     berkenaan dengan iman Kristen.

  3. Jika dari daftar acara favorit yang dibuat anak ada tayangan yang
     sama sekali bukan tayangan yang baik untuk mereka, secara pribadi
     panggil anak tersebut dan jelaskan mengapa acara tersebut amat
     tidak baik untuk dia tonton. Ajak dia berdoa dan membaca firman
     Tuhan.

  4. Dalam program kunjungan ke rumah, berkomunikasilah dengan orang
     tua. Cari tahu kebiasaan anak dalam menonton televisi melalui
     orang tua mereka. Secara tidak langsung, Anda dapat bertanya
     bagaimana orang tua membimbing anak dalam memilih tayangan
     televisi. Ada orang tua yang tidak terlalu peduli dengan apa yang
     ditonton anak mereka. Kesempatan ini dapat Anda gunakan untuk
     mendiskusikan pengaruh orang tua dalam mengontrol tontonan
     televisi anak mereka dan juga dampak negatifnya jika anak tidak
     dibimbing saat menonton televisi.

  5. Sediakan tontonan yang sehat bagi mental dan rohani anak. Jika
     memungkinkan, sediakan film-film Kristen atau yang sarat muatan
     ajaran Kristen (VCD, DVD, VHS, dll.) di perpustakaan sekolah
     minggu atau gereja. Anjurkan kepada anak-anak untuk meminjam
     film-film tersebut sebagai ganti waktu menonton televisi.

  6. Guru harus memiliki kehidupan rohani yang baik dan berakar kuat
     di dalam Kristus sehingga dapat memberikan pendidikan Kristen
     yang baik pula kepada murid-muridnya. Pendidikan Kristen
     merupakan pijakan kuat bagi anak dalam menyaring berbagai
     informasi yang mereka dapatkan melalui tayangan televisi yang
     mereka tonton. Guru-guru yang memiliki kedewasaan rohani dapat
     membimbing murid-muridnya dengan baik dalam menyiasati dampak
     televisi yang tidak sesuai dengan iman Kristen.

  Perhatian kita pada anak-anak sekolah minggu tidak hanya kita
  berikan saat mereka berada di dalam kelas. Justru saat mereka berada
  di luar kelas, kembali ke lingkungannya masing-masing, seorang guru
  sekolah minggu harus menaruh perhatian yang lebih lagi. Termasuk
  perhatian dan kepedulian terhadap tayangan televisi yang tidak
  sesuai dengan kebenaran firman Tuhan. Doakan dan bimbinglah mereka.



                       o/ BAHAN MENGAJAR o/

                           MASA KECIL YESUS
                           ================

  Bahan bacaan:
  -------------
  Lukas 2:39,40

  Pokok pelajaran:
  ----------------
  Rencana Allah atas pertumbuhan Yesus dan bagaimana Dia belajar
  dalam keluarga-Nya.

  Tujuan pelajaran:
  -----------------
  Selama pelajaran ini diharapkan murid dapat:
  1. mengidentifikasikan cara yang dilakukan keluarga Yesus untuk
     menolong-Nya bertumbuh dan belajar, 2. mengaplikasikan kebenaran Alkitab dalam keluarga yang dapat
     menolong anak untuk belajar, 3. memohon kepada Tuhan untuk menolong anak-anak belajar dan taat
     akan firman Tuhan.

  Cerita Alkitab (15 menit):
  --------------------------

  YESUS BERTUMBUH BESAR

  Kita sudah sering berbicara mengenai bagaimana Yesus menolong kita
  dalam belajar dan bertumbuh. Mari kita sama-sama belajar bagaimana
  Maria dan Yusuf mendidik Yesus saat Dia bertumbuh besar.

  Ketika Yesus masih anak-anak, Dia hidup bersama dengan Maria dan
  Yusuf di kota Nazaret. Yusuf adalah seorang tukang kayu. Mungkin
  Yusuf juga memunyai sebuah toko kayu kecil di samping rumahnya.
  Yusuf dapat membuat apa saja dari kayu, seperti meja, kursi, lemari,
  pintu, dan lain-lain. (Tunjuklah barang-barang dari kayu yang ada di
  ruang kelas.) Dia menjual semua itu untuk kebutuhan hidup
  keluarganya.

  BELAJAR DI TOKO KAYU

  Dalam pertumbuhan Yesus, tentu saja Yusuf harus mengajar Yesus
  bagaimana caranya menggunakan gergaji dan palu. (Buatlah suara
  gergaji dan palu.) Zzzzz!Zzzzz!Zzzzzz! Begitu suara gergaji saat
  dipakai untuk memotong kayu. Tuk! Tuk! Tuk! Begitu suara palu saat
  Yesus memukulkan palu pada paku untuk menyatukan dua buah kayu.
  Kadang-kadang Yesus memang membantu Yusuf, misalnya membersihkan
  kayu dari serpihan gergaji atau menyapu ruangan tempat Yusuf
  bekerja.

  Ketika Yesus bertambah besar, Allah memberikan anak-anak lagi kepada
  Maria dan Yusuf. Yesus menjadi anak yang tertua dalam keluarga. Dia
  mungkin membantu ibu-Nya menjaga adik-adik-Nya. Dia adalah seorang
  kakak yang baik.

  BELAJAR DI SEKOLAH

  Yesus memunyai hari ulang tahun. Di usia satu, dua, tiga tahun, Dia
  belajar berjalan dan berbicara. Di usia empat dan lima tahun Dia
  belajar bagaimana berlari dan melompat! Kemudian semakin lama usia
  Yesus sampai pada saat Dia harus bersekolah. Sekolah-Nya ada di
  Nazaret, di sebuah tempat yang disebut Sinagoge, tempat di mana
  orang bertemu untuk berdoa dan membaca firman Tuhan.

  Yesus belajar membaca dari sebuah buku besar yang disebut gulungan
  kitab atau perkamen. Dia belajar banyak kitab, sama seperti yang
  kita pelajari di sekolah minggu! Dan Yesus mungkin belajar menulis
  dengan membuat tulisan di atas tanah. (Buatlah tulisan dengan jari
  Anda di papan tulis atau di kotak pasir yang ada di ruang kelas.)

  BELAJAR DI RUMAH

  Di rumah, Maria dan Yusuf mengajari anak-anak mereka mengenai
  Allah. Mereka berdoa bersama. (Katupkan jari-jari Anda.) Mereka
  menceritakan kisah-kisah Alkitab yang sama kepada Yesus dan
  adik-adik-Nya, dan juga sama dengan yang kalian dengar dari orang
  tua atau gurumu. Yesus patuh kepada semua yang dikatakan firman
  Tuhan. Dia bertambah dan bertambah besar! Dalam pertumbuhan-Nya,
  Allah mengasihi dan menolong-Nya melalui berbagai macam cara.

  Doa:
  ----
  Ya, Tuhan, terima kasih atas keluarga kami. Terima kasih Engkau
  mengasihi keluarga kami. Ajar kami untuk mengasihi keluarga kami
  pula. Di dalam nama-Mu kami berdoa. Amin. (t/Davida)

  Bahan diterjemahkan dari sumber:
  Judul buku   : Gospel Light Living Word Curriculum:
                 Teach Me About Jesus
  Judul artikel: Jesus Grows Up
  Penyusun     : Living Word Curriculum Division
  Penerbit     : Gospel Light, Ventura, USA 1993
  Halaman      : 33 -- 36


                        o/ WARNET PENA o/

                     TELAGA: ANAK DAN TELEVISI
                     =========================
      http://www.telaga.org/transkrip.php?anak_dan_televisi.htm
             http://www.ylsa.org/telaga/mp3/T066A.MP3

  Untuk mendapatkan transkrip lengkap atau mendengarkan perbincangan
  khusus mengenai pengaruh televisi pada anak, Anda dapat mengakses
  siaran radio program dari Tegur Sapa Gembala Keluarga (TELAGA) di
  dua alamat yang sudah dituliskan di atas. Narasumbernya adalah
  Pdt. Dr. Paul Gunadi, seorang pakar dalam bidang konseling. Kiranya
  mendapatkan berkat.

  Oleh: Redaksi


                      o/ DARI ANDA UNTUK ANDA o/

  Dari: triatmono(at)xxxx
  >Saya juga mengucapkan Selamat Natal 2006 dan menyongsong Tahun
  >Baru 2007. Saya senantiasa mendukung dalam Doa setiap kegiatan
  >pelayanan e-BinaAnak. Semoga ditahun mendatang lebih maju lagi.
  >Jika ada informasi bisa langsung dikirimkan ke alamat saya seperti
  >tersebut di atas. Kami juga membutuhkan Informasi mengenai bahan
  >pembinaan untuk REMAJA.
  >Tuhan memberkati,
  >Regards,
  >Tri

  Redaksi:
  Terima kasih atas dukungan dari Anda. Kami semakin bersukacita dan
  bersemangat untuk melaksanakan semua rencana di tahun 2007 ini.
  Terima kasih pula atas saran yang diberikan. Kami akan pertimbangkan
  dan sebisa mungkin menyediakan bahan tersebut jika memungkinkan.
  Oleh karena itu, mohon dukungan doa.

  Kami tawarkan kesempatan kepada rekan sekalian yang mungkin memiliki
  kemampuan di bidang pelayanan remaja untuk memberikan masukan atau
  kontribusi, paling tidak sebagai langkah awal kami untuk mulai
  memikirkannya.

  Semua saran maupun kritik dapat dikirimkan ke:
  ==> staf-binaanak(at)sabda.org


                          o/ MUTIARA GURU o/

            Keteladanan hidup/karakter orang tua dan guru
            merupakan unsur dominan dalam penyiapan anak
                 menghadapi potensi dampak negatif.
                        - Jonathan Parapak -


----------------------------------------------------------------------
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
<staf-BinaAnak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
----------------------------------------------------------------------
                  Pemimpin redaksi: Davida Welni Dana
       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                 Copyright(c) e-BinaAnak 2007 -- YLSA
        http://www.sabda.org/ylsa/  ~~ http://katalog.sabda.org/
                     Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                  No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
======================================================================
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat Berhenti     : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Arsip e-BinaAnak    : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://pepak.sabda.org/
------------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU --------------

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org