Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/306

e-BinaAnak edisi 306 (24-11-2006)

Anak dengan Kelemahan Penglihatan

______________________________e-BinaAnak______________________________
        Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak
        ==================================================

Daftar Isi:                                          306/November/2006
----------
  - SALAM DARI REDAKSI
  - ARTIKEL             : Masalah Penglihatan
  - TIPS (1)            : Kelemahan pada Penglihatan
  - TIPS (2)            : Mengajar Anak yang Mengalami Gangguan
                          Penglihatan
  - WARNET PENA         : The Sunday School Teacher
  - DARI ANDA UNTUK ANDA: Puisi Natal
  - MUTIARA GURU

----------------------------------------------------------------------
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
  <staf-BinaAnak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)xc.org>
======================================================================

                      -=- SALAM DARI REDAKSI -=-

  Salam kasih,

  Masalah kelemahan pada penglihatan mungkin dialami oleh satu atau
  dua anak saja di kelas. Jika mengetahuinya, sering kali guru
  cenderung mengistimewakan dan memperlakukan mereka berbeda dengan
  anak yang lain. Walaupun tidak disadari, perlakuan seperti itu
  justru dapat membuat mereka merasa tidak nyaman di kelasnya.

  Bagaimana sebaiknya guru menghadapi anak-anak yang memiliki masalah
  penglihatan? Hal mendasar yang diperlukan guru adalah mengetahui
  penyebab, masalah, dan ciri-ciri anak yang mengalami gangguan pada
  penglihatannya. Setelah itu, guru perlu belajar menyesuaikan metode
  mengajar dengan cerdik, agar suasana kelas menjadi tidak nyaman
  karenanya. Nah, silakan simak sajian kami minggu ini agar wawasan
  Anda semakin terbuka untuk menolong anak-anak didik Anda yang
  bermasalah dalam pengelihatan. Selamat belajar!

  Redaksi e-BinaAnak,
  Davida

                        Kata Yesus kepadanya:
        "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya.
       Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."
                           (Yohanes 20:29)
           < http://sabdaweb.sabda.org/?pYohanes=20+29: >


                           -=- ARTIKEL -=-

                          MASALAH PENGLIHATAN
                          ===================

  DEFINISINYA

  Ada dua jenis hambatan penglihatan pada anak, yaitu buta dan lemah
  penglihatan. Anak yang buta harus menggunakan huruf braille,
  sedangkan yang lemah penglihatannya tetap dapat memakai huruf biasa.

  Di Amerika Serikat, apabila setelah diperiksa, ternyata penglihatan
  anak berada pada derajat 20 ke bawah, ia dimasukkan dalam kategori
  "anak yang buta". Sedangkan bila derajatnya mencapai 20 -- 200, ia
  masuk ke dalam kategori "anak yang lemah penglihatan".

  DIAGNOSISNYA

  Untuk mengatasi anak yang memiliki masalah dalam penglihatannya,
  sebagian sekolah biasanya memercayakannya kepada dokter mata.
  Pengamatan yang cermat di dalam kelas akan mempermudah menemukan
  anak yang bermasalah dalam penglihatannya. Apakah anak dapat melihat
  dengan jelas tulisan di papan tulis dari tempat duduknya? Ataukah
  mereka harus selalu maju ke depan? Apakah anak mengernyitkan mata
  setiap kali membaca? Apakah anak menonton televisi dengan jarak yang
  terlalu dekat? Dapatkah mereka melihat pemandangan yang terbentang
  di luar jendela?

  PENYEBAB MASALAH

  Kita perlu mengetahui bagaimana cara kerja mata secara normal.
  Fungsi mata manusia bagaikan kamera bagi otak. Bola mata merupakan
  lubang lensa pada kamera. Sementara itu, lapisan dinding bola mata
  atau retina merupakan penerima rangsangan warna maupun cahaya.
  Cahaya yang diterima melalui bola mata dapat dibiaskannya. Di
  belakang selaput pelangi terdapat "humor vitreous", yaitu suatu
  cairan yang mengisi ruangan di antara lensa mata dan selaput jala,
  yang juga berfungsi untuk merefleksikan sinar ke dalam jaringan
  serabut mata. Jaringan serabut ini berada di belakang bola mata
  sehingga memungkinkan kita untuk dapat melihat.

  Kebutaan dapat disebabkan oleh virus, kecelakaan, keracunan, atau
  tumor, dan dapat juga diakibatkan oleh penyakit seperti kencing
  manis, sifilis, dan radang mata. Lingkungan yang bersih juga
  merupakan syarat bagi kesehatan mata.

  JENIS PENYAKIT MATA

  1. Rabun jauh
     Penyakit ini merupakan kelainan mata di mana bayangan
     berkas-berkas sinar jatuh di belakang selaput jala (retina)
     sehingga mengakibatkan penglihatan menjadi kabur. Jenis penyakit
     ini dapat diperbaiki dengan memakai kacamata berlensa cembung.

  2. Rabun dekat
     Kebalikan dari yang di atas, kelainan ini merupakan kelainan di
     mana bayangan berkas-berkas sinar jatuh di depan retina. Jarak
     kemampuan untuk melihat benda hanya pada kira-kira dua puluh
     meter. Keadaan ini dapat diperbaiki dengan memakai kacamata
     berlensa cekung.

  3. Silinder
     Silinder terjadi karena adanya kelengkungan pada permukaan kornea
     mata sehingga cahaya tidak berpusat pada retina, tetapi pada dua
     titik yang berbeda. Setelah diperiksa penyakit ini dapat diatasi
     dengan memakai kacamata silindris.

  4. Kehilangan fokus/juling
     Penyebab kelainan ini ialah gangguan pada sel-sel saraf sehingga
     letak hitam mata tidak tepat berada di tengah pada waktu melihat
     benda. Keadaan ini dapat terjadi sewaktu-waktu atau seumur hidup.

  5. Biji mata menggetar
     Hal ini disebabkan adanya kerusakan pada otot penggerak biji mata
     sehingga fokus penglihatan tidak normal.

  6. Buta warna
     Biasanya kelainan ini merupakan bawaan yang diturunkan, yang
     dimungkinkan oleh adanya anggota keluarga yang kekurangan lapisan
     pigmen pada kulit, rambut, atau mata. Buta warna disebabkan oleh
     kurangnya kepekaan retina terhadap cahaya sehingga tidak memiliki
     rasa melihat warna.

  7. Katarak
     Kekeruhan yang terjadi pada lensa mata atau lapisan lensa mata
     yang menyebabkan daya melihat menjadi lemah serta dapat menjurus
     kepada kebutaan. Dalam ilmu kedokteran, keadaan ini dapat
     disembuhkan melalui pembedahan.

  CIRI-CIRINYA

  Gangguan pada mata dapat memengaruhi kestabilan tubuh, pergaulan,
  jiwa, dan pendidikan seseorang, atau paling tidak akan memengaruhi
  beberapa hal yang dikemukakan berikut ini.

  1. Kompensasi
     Para ahli berpendapat bahwa bila terjadi kerusakan fungsi pada
     satu indra, misalnya pada indra penglihatan, daya fungsi indra
     lain akan meningkat. Sebagai contoh, orang yang buta lebih peka
     pendengarannya atau lebih tajam ingatannya, mungkin disebabkan
     penggunaan indra lain yang lebih banyak. Menurut Gottesman
     (1971), indra peraba dari anak yang buta tidak berhubungan dengan
     kerusakan yang terjadi pada indra mata. Bahkan tidak ditemukan
     adanya perbedaan fungsi indra peraba itu dengan anak yang normal.
     Sedangkan Chess (1974) berpendapat lain, bila ada satu indra
     dalam tubuh yang mengalami luka, hal ini kemungkinan memengaruhi
     daya guna indra lainnya. Kekurangan dalam satu bagian akan
     menghambat kesempurnaan perkembangan bagian lainnya.

  2. Tingkat intelek
     Sebelumnya, penyelidikan menyatakan bahwa cacat penglihatan tidak
     mempengaruhi intelektualitas penderitanya, tetapi kini diduga ada
     pengaruhnya. Reynell (1978) menyelidiki seratus sembilan anak
     yang cacat hanya pada penglihatan dan didapatkan analisa bahwa
     dalam upaya menyesuaikan diri dengan masyarakat, dalam pernyataan
     gerak-geriknya, dalam memahami lingkungan, istilah atau
     penyampaian bahasa, ternyata mereka lebih lemah dibanding dengan
     anak yang normal. Mereka juga kurang dewasa dalam pergaulan dan
     pemahaman.

  3. Perkembangan berbahasa
     Bateman (1963) menggunakan bahasa psikologis untuk mengadakan
     pengujian di Illinois, Amerika Serikat terhadap perkembangan
     bahasa dari 131 anak buta. Dari tes tersebut diperoleh kesimpulan
     bahwa untuk kemampuan mendengar, diperoleh angka rata-rata,
     tetapi untuk daya kemampuan persepsi, asosiasi, dan memori,
     hasilnya di bawah angka rata-rata. Ada juga yang menemukan bahwa
     kemampuan penggunaan istilah bagi anak yang buta lebih lemah
     dibanding dengan anak yang normal matanya, namun pendapat ini
     belum cukup membuktikan apakah penyebabnya berasal dari pemikiran
     yang berbeda atau fungsinya yang bermasalah.

  4. Kemampuan belajar
     Birch (1966) telah menyelidiki 903 anak kelas 5 dan 6 yang lemah
     penglihatannya. Ia menyimpulkan bahwa angka pelajarannya lebih
     rendah ketimbang anak yang lain. Berbeda dengan Lowenfeld, Abel
     dan Hatlin (1967) yang menyelidiki anak yang buta pada kelas 4 SD
     dan kelas 2 SMP menyimpulkan bahwa daya pengertian anak buta
     dalam membaca sama dengan anak yang normal matanya. Hanya saja
     waktu yang dibutuhkan lebih lama satu atau dua kali daripada anak
     yang normal.

  5. Bakat musik
     Pada umumnya orang buta dianggap lebih berminat dan berbakat
     dalam bidang musik daripada orang biasa. Meskipun sering
     ditekankan pentingnya pendidikan musik bagi orang buta, bahkan
     sampai ada tokoh-tokoh musik yang adalah seorang buta dalam
     sejarah musik, tetapi belum ada cukup bukti bahwa mereka lebih
     unggul dalam musik. Seperti apa yang dikatakan oleh Napier
     (1973), "Anak-anak buta dididik sejak di Taman Kanak-Kanak untuk
     mengenal dan mencintai musik, ... padahal sebenarnya siapa pun
     yang diberi kesempatan belajar musik mungkin juga bisa
     mengembangkan bakat musiknya.", 6. Pergaulan sosial
     Cacat penglihatan tidak selalu berakibat pada timbulnya masalah
     dalam sifat dan pergaulan seseorang. Hambatan itu memang telah
     membatasi ruang geraknya sehingga ia menjadi kurang berpengalaman
     dalam bergaul dan menjadikannya pasif. Tentu saja anak yang buta
     tidak dapat menghayati kegiatannya sebab ia tidak dapat melihat
     akibatnya. Tentang anak yang lemah penglihatannya, Myerson (1971)
     mengatakan bahwa mereka memiliki kesulitan untuk menyesuaikan
     diri mereka karena mereka bukannya buta total, meskipun
     penglihatannya juga tidak normal. Mereka lebih sulit menyesuaikan
     diri dengan lingkungannya daripada anak yang buta atau yang
     normal sehingga perlu diberi perhatian khusus, baik dari orang
     tua maupun guru.

  PENYELESAIAN MASALAH

  Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menolong anak yang cacat dalam
  penglihatannya supaya dapat menyesuaikan diri dalam kehidupan dan
  pelajaran sehari-hari adalah sebagai berikut.

  1. Perhatian awal
     Seorang anak akan memperoleh banyak pengalaman kehidupan dari
     keluarganya. Oleh sebab itu, sebaiknya perhatian lebih khusus
     diberikan kepada anak yang kurang daya penglihatannya. Mereka
     akan banyak belajar dari pengalaman indra peraba dan pendengaran.
     Gantungkanlah mainan di tempat tidur, agar anak dapat merabanya.
     Dari benda-benda itu anak akan terangsang untuk lebih menggunakan
     daya perabaan dan pendengarannya. Jauh lebih baik lagi bila orang
     tua mencari bantuan para ahli.

  2. Pengajaran konkrit
     Karena mereka belajar melalui pendengaran dan perabaan, guru atau
     orang tua harus merelakan diri dan bersedia untuk diraba. Dengan
     demikian, anak akan belajar mengenal bentuk-bentuk tertentu:
     besar dan kecil, berat dan ringan, atau keras dan lembut melalui
     pengalaman yang konkrit yang melibatkan mereka ke dalam
     pengalaman yang sebenarnya.

  3. Lingkungan belajar
     Amatlah baik untuk mempersiapkan suatu lingkungan belajar khusus
     bagi anak yang cacat penglihatannya. Pelajaran yang diberikan
     dapat berupa perangsangan indra, pengenalan bentuk, keterampilan
     olahraga, dan latihan daya indra. Pertumbuhan anak juga harus
     mendapat perhatian. Karena membutuhkan bimbingan dan perawatan
     khusus, mereka perlu dipersiapkan oleh seorang guru yang khusus,
     baik di sekolah maupun di sekolah minggu. Sebaiknya, gereja
     menyediakan kelas khusus dengan pendidik khusus untuk memenuhi
     kebutuhan anak yang buta. Sedangkan bagi kelas untuk mereka yang
     penglihatannya lemah, dianjurkan agar sedapat mungkin mengurangi
     metode pelajaran yang tergantung pada penggunaan mata, dan lebih
     banyak menggunakan telinga. Harus ada sinar yang cukup dalam
     ruang kelas dan atur posisi duduk anak agar tidak melawan sinar
     matahari. Oleh sebab itu, guru jangan berdiri di samping jendela.
     Warnai dinding kelas dengan warna yang lembut, serta gunakan
     gorden untuk menyerap sinar dari luar. Huruf yang ditulis di
     papan tulis harus cukup besar dan murid harus menggunakan pensil
     atau bolpoin yang warnanya hitam.

  4. Mengembangkan teknik khusus
     Dibutuhkan teknik tertentu untuk mengacu pengalaman pergaulan
     anak yang lemah penglihatannya atau anak yang buta. Mempelajari
     huruf braille akan memperluas pengetahuannya akan dunia luar.
     Pemahaman terhadap lingkungan akan membuat mereka mandiri dalam
     kehidupan bermasyarakat kelak di kemudian hari. Latihlah mereka
     untuk menggunakan kepekaan indra lain supaya lebih mengenal
     lingkungannya.

  5. Bimbinglah emosinya
     Anak yang lemah atau cacat penglihatan, sering mengasingkan diri
     dari kegiatan-kegiatan yang ada. Para pendidik menyadari sekali
     pentingnya kehidupan emosi anak sejak dini. Mewakili umum,
     Barraga (1976) memberikan usulan bahwa dalam berhubungan dengan
     anak yang cacat mata, sebaiknya lebih banyak digunakan isyarat
     tubuh daripada isyarat mata, supaya secara langsung anak dapat
     merasakan kasih sayang ibu. Dengan demikian, rasa percaya diri
     berkembang pada diri anak. Sebab itu, sang ibu harus banyak
     memeluk, menimang, mengelus, dan mengayun bayinya. Setelah
     bertumbuh semakin besar, pandangan terhadap dirinya akan
     meningkat dan membantu mereka menerima dirinya dan menghadapi
     kenyataan yang kejam ini.

  6. Kebutuhan orang tua
     Orang tua dari anak yang cacat ini juga perlu memperoleh
     perhatian sebab mereka harus terlibat dengan pendidikan anaknya
     sejak awal atau pada masa prasekolah. Sekolah dan gereja harus
     menyediakan para spesialis untuk dapat memberi bantuan dan
     bimbingan yang sesuai kepada orang tua supaya anggota keluarga
     dapat menyelami kebutuhan anak yang cacat matanya itu.

  7. Penerangan kebenaran
     Banyak dari anak yang cacat ini, setelah dewasa dan mengerti
     keadaannya, tidak mau menerima kenyataan, meremehkan diri
     sendiri, mengasingkan diri, bersungut-sungut, mencela Allah serta
     orang lain, dan memberontak. Didiklah mereka untuk menerima
     kenyataan kehendak Tuhan. "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut
     bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi
     mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah" (Rm. 8:28).
     Ajarkan mereka dengan iman untuk menerima kenyataan yang tidak
     dapat diubah lagi, dengan iman percaya bahwa, "Cukuplah kasih
     karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku
     menjadi sempurna" (2Kor. 12:9). Pada saat mereka bisa dengan
     sukacita menerima kenyataan dirinya, di saat itulah mereka dapat
     mengembangkan bakat yang ada serta dapat mendalami pengalaman
     Paulus, "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang
     memberi kekuatan kepadaku" (Flp. 4:13). Sebab "Bagi Dialah yang
     dapat melakukan jauh lebih banyak daripada yang kita doakan atau
     pikirkan seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam
     kita" (Ef. 3:20).

  Bahan disunting dari sumber:
  Judul buku: Menerobos Dunia Anak
  Penulis   : Mary Go Setiawan
  Penerbit  : Yayasan Kalam Hidup, Bandung 1993
  Halaman   : 88 - 94


                           -=- TIPS (1) -=-

                      KELEMAHAN PADA PENGLIHATAN
                      ==========================

  Saran-saran dalam artikel ini dirancang untuk membantu para pengajar
  yang memiliki murid dengan gangguan mata sebelah atau yang buta.
  Selain bagi para pengajar, saran-saran di bawah ini juga dapat
  membantu murid-murid agar lebih nyaman berada dalam kelas.

  PENERIMAAN

  Sebaiknya guru memperlakukan anak yang memiliki kelemahan pada
  penglihatannya sama seperti memperlakukan anak-anak lain dalam
  kelas. Libatkan mereka dalam semua kegiatan dan terapkan peraturan
  yang sama dengan anak-anak lain. Menerima anak tersebut dengan penuh
  kehangatan dapat menjadi contoh yang baik bagi seluruh kelas. Ada
  baiknya pula memberi kebebasan untuk melakukan apa saja yang bisa
  dilakukan anak yang memiliki gangguan pada penglihatannya itu.

  1. Bagi anak yang tidak buta total, doronglah mereka untuk
     menggunakan penglihatan mereka dengan maksimal. Daya penglihatan
     akan semakin melemah jika tidak digunakan dengan baik.

  2. Ketika anak lain bertanya tentang kelemahan penglihatan anak ini,
     doronglah ia untuk menjawabnya. Sering kali jawaban yang
     sederhana dan jujur dari seorang anak akan memuaskan rasa ingin
     tahu teman-temannya. Jika anak tersebut pemalu dan segan untuk
     menjawab, guru bisa membantunya dengan berkata, "Setiap orang
     melihat dengan cara yang berbeda. Joshua tidak melihat dengan
     cara kita melihat." Jika pertanyaan itu terus berkepanjangan,
     mintalah saran dari orang tua.

  3. Guru dapat berbicara kepada anak tersebut sama seperti guru
     berbicara dengan anak-anak yang lain. Tidak perlu menghindari
     penggunaan kata-kata tertentu, seperti kata "melihat" dan
     "lihatlah". Banyak anak yang memiliki kelemahan pada penglihatan
     dapat melihat benda dengan memandangnya dari dekat. Beberapa anak
     dengan kasus kelemahan pada penglihatannya menggunakan kata
     "melihat" atau "memandang" ketika mereka menyentuh sebuah benda
     untuk merasakan bagaimana bentuk benda tersebut.

  KOMUNIKASI

  Berbicaralah dengan nada suara yang wajar. Ketika berbicara,
  khususnya dengan anak yang memiliki kelemahan pada penglihatan,
  sebutlah namanya dan katakan kepadanya siapa Anda, "Hai, Michael.
  Saya Kak Robbin."

  Pertolongan terbaik yang dapat diberikan guru untuk membiasakan anak
  dengan suasana kelas ialah dengan menuntunnya menjelajahi ruangan
  kelas. Saat mengelilingi ruangan, jangan pernah tinggalkan anak
  tersebut. Sebaliknya, peganglah tangannya dengan lembut kemudian
  ajaklah dia untuk menyentuh perabot-perabot dan benda-benda yang ada
  untuk melihat di mana benda-benda itu diletakkan. Tempatkan selalu
  perabot dan peralatan di tempat yang sama dari minggu ke minggu.
  Jelaskan kegiatan apa yang terjadi di setiap daerah dalam ruangan
  kelas.

  KEGIATAN-KEGIATAN

  Posisikan anak yang memiliki kelemahan pada penglihatan tidak jauh
  dari alat peraga, tetapi harus tetap berada dalam kelompok anak-anak
  yang lain. Biarkan anak berada sedekat mungkin dengan benda-benda
  yang diingininya (atau, jika memungkinkan, dekatkan alat-alat
  tersebut kepadanya). Biarkan ia mengenali benda-benda itu melalui
  sentuhan.

  Selama kegiatan berlangsung, perintah yang diberikan sering kali
  berdasarkan penglihatan, misalnya, "Lipatlah kertas kalian seperti
  yang Kakak lakukan." Dalam hal ini, guru dapat memberikan kebebasan
  kepada anak yang memiliki kelemahan pada penglihatannya untuk
  menyentuh tangan guru atau kertas tersebut. Tujuannya agar ia dapat
  mempelajari cara melipat kertas tersebut. Guru juga dapat membuat
  isyarat secara verbal dengan menjelaskan gambar, kegiatan, membahas
  tingkah laku yang guru amati di ruang kelas, dan lain-lain.

  KASIH

  Kepekaan pada sentuhan merupakan hal yang sangat penting bagi anak
  yang memiliki kelemahan pada penglihatannya. Ekspresikanlah kasih
  dan kepedulian terhadapnya dengan sentuhan dan pelukan yang lembut.
  (t/Ratri)

  Bahan disunting dan diterjemahkan dari:
  Judul buku   : Sunday School Smart Pages
  Judul artikel: Visual Handicap
  Penyunting   : Wes dan Sheryl Haystead
  Penerbit     : Gospel Light, Ventura, California, USA 1992
  Halaman      : 85


                           -=- TIPS (2) -=-

         MENGAJAR ANAK YANG MENGALAMI GANGGUAN PENGLIHATAN
         =================================================

  Menghadirkan konsep rohani yang nyata dengan cara-cara yang konkrit
  merupakan hal yang perlu diperhatikan ketika mengajar anak yang
  mengalami gangguan penglihatan. Dengan adaptasi yang minim terhadap
  penggunaan bahan mengajar, ditambah dengan guru yang berkomitmen
  untuk memberikan perintah-perintah yang Alkitabiah, anak-anak
  tersebut tidak hanya dapat melihat kebenaran rohaniah melalui firman
  Tuhan saja, namun juga dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-
  hari. Berikut metode yang dapat kita gunakan untuk mengajar anak
  dengan kelemahan pada penglihatan.

  1. Karena anak-anak yang buta tidak dapat menangkap informasi
     melalui penglihatan mereka, guru harus menggunakan indra
     pendengar, peraba, pengecap, dan pembau saat menyampaikan
     pelajaran. Guru harus semaksimal mungkin menggunakan kesempatan
     mengajar melalui indera-indera tersebut. Janganlah membatasi
     perintah atau keterangan dengan satu cara tertentu saja, tetapi
     gunakanlah kombinasi dari indra-indra tersebut.

  2. Guru sebaiknya mengingat bahwa humor dan intonasi suara merupakan
     hal yang penting ketika mengajar anak yang memiliki kelemahan
     pada penglihatan ini.

  3. Penjelasan verbal yang diberikan guru harus jelas dan tidak
     berbelit-belit. Guru harus spesifik dalam memberikan perintah
     atau meminta tanggapan. Hindarilah penjelasan atau pertanyaan
     yang tidak jelas.

  4. Karena beberapa anak yang memiliki kelemahan dalam penglihatan
     menggunakan braille, harus disediakan Alkitab, kurikulum, dan
     bahan-bahan lain dalam bentuk braille.

  5. Guru harus menggunakan musik untuk membantu anak yang buta agar
     terdorong membagikan pengalaman atau bersaksi. Dorong mereka
     untuk bernyanyi di depan kelas. Musik dapat memberikan rasa aman,
     merangsang pikiran, dan membantu murid yang buta untuk membangun
     suatu pengertian tentang firman Allah dan pesan yang disampaikan.
     Musik juga dapat memberikan kesempatan pertumbuhan mental,
     spiritual, dan sosial.

  6. Krayon, kertas, pensil, tanah liat, dan cat air semuanya dapat
     membantu anak yang memiliki kelemahan pada penglihatan untuk
     mengekspresikan emosi mereka. Ekspresi emosi ini dapat membantu
     anak menunjukkan dan mengutarakan kepribadian mereka. Sering kali
     anak tidak dapat mengutarakan maksud mereka secara verbal.
     Bantulah mereka untuk mengekspresikannya melalui seni dan
     keterampilan. Meskipun untuk melakukannya mereka membutuhkan
     bimbingan yang lebih daripada anak-anak lain, cara ini akan
     memberi kesempatan kepada anak yang memiliki kelemahan
     penglihatan untuk mengekspresikan diri dan menunjukkan talentanya
     melalui cara-cara yang mungkin tidak dapat diekspresikan oleh
     anak yang dapat melihat dengan baik. Keterampilan ini harus
     menarik bagi anak dan menjadi langkah untuk mempelajari Allah dan
     kehidupan secara menyeluruh.

  7. Main sandiwara ("role play") dapat membantu anak menjadi terbiasa
     dan mengingat peristiwa, ide-ide, dan situasi kisah-kisah dalam
     Alkitab. Kegiatan ini juga dapat membantu mereka mengingat
     kejadian-kejadian di rumah mereka dan situasi lainnya. Berbagai
     pengalaman dapat diperagakan, bahkan pengalaman-pengalaman dari
     situasi nyata yang dialami oleh anak sepanjang minggu itu.

  Anak-anak yang memiliki kelemahan pada penglihatan juga sangat
  memerlukan Yesus Kristus dan gereja, sama seperti anak-anak yang
  memiliki penglihatan sempurna. Melalui partisipasi dalam penyembahan
  dan perintah-perintah dalam gereja, anak-anak yang memiliki
  kelemahan pada penglihatan ini bisa mengerti dan mengasihi Tuhan
  Yesus sehingga hidup mereka dapat diperkaya.(t/Ratri)

  Bahan diterjemahkan dari sumber:
  Judul buku   : Childhood Education in the Church
  Judul artikel: Teaching Exceptional Children:
                 Visually Handicapped Children
  Penulis      : Robert E. Clark, Joanne Brubaker, dan Roy B. Zuck
  Penerbit     : Moody Press, Chicago, USA 1986
  Halaman      : 173 - 174


                         -=- WARNET PENA -=-

                  GRACEGEMS - THE SUNDAY SCHOOL TEACHER
                  =====================================
        http://www.gracegems.org/25/sunday_school_teacher.htm

  Mirip dengan halaman depan situsnya, tampilan dari halaman menu
  Sunday School Teacher ini juga sangat praktis dan sederhana, hanya
  berisi sejumlah tautan (links) untuk masuk ke dalam enam artikel.
  Meski demikian, sajian artikel yang ada membahas cukup mendalam
  tentang hal-hal tentang mengajar yang penting untuk diketahui guru
  sekolah minggu. Artikel-artikel ditulis dalam bahasa Inggris, tetapi
  cukup mudah untuk dipahami. Judul-judul utamanya adalah "The
  Ultimate Object Of Teaching", "Qualifications For Teaching", "Manner
  of Teaching", "Duties of Teachers to Each Other", "Temptations of
  Teachers", "Discouragements of Teachers", "The Teacher`s Zeal", dan
  "Motives to Diligence".

  Dikirim oleh: Davida <evie(at)xxxx>


                     -=- DARI ANDA UNTUK ANDA -=-

  Dari: "Titus, Franky (KPC)" <Franky.Titus(at)xxxx>
  >Shalom Team Pembina Anak,
  >Dalam rangka menyambut perayaan natal 2006, nampaknya sudah mulai
  >ada kegiatan persiapan sepanjang bulan November ini. Untuk itu kami
  >membutuhkan beberapa puisi untuk mengisi acara perayaan natal
  >sekolah minggu. Mohon jika ada artikel puisi bernuansa natal mohon
  >reply.
  >Terima kasih
  >TY memberkati.
  >franky

  Redaksi:
  Anda dapat melihat bahan-bahan seputar Natal di situs PEPAK pada
  menu Hari Raya Kristen <http://pepak.sabda.org/topik/12/>.
  Khusus untuk puisi-puisi Natal, silakan akses alamat-alamat:
  1. http://pepak.sabda.org/pustaka/030345/
  2. http://pepak.sabda.org/pustaka/040646/
  3. http://pepak.sabda.org/pustaka/050983/


                         -=- MUTIARA GURU -=-

             Perlakuan yang wajar disertai pertolongan
    dan segudang kasih lebih berarti dari pada perlakuan istimewa
           yang dapat membuat anak dengan kondisi khusus
               merasa dibedakan dengan anak yang lain.

----------------------------------------------------------------------
               Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbet
       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                 Copyright(c) e-BinaAnak 2006 -- YLSA
        http://www.sabda.org/ylsa/  ~~ http://katalog.sabda.org/
                     Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                  No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
======================================================================
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org>
Alamat berhenti     : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org>
Arsip e-BinaAnak    : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://pepak.sabda.org/
------------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU --------------

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org