Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/298

e-BinaAnak edisi 298 (21-9-2006)

Bimbingan

______________________________e-BinaAnak______________________________
        Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak
        ==================================================

Daftar Isi:                                         298/September/2006
----------
  - SALAM DARI REDAKSI
  - ARTIKEL             : Bimbingan Pastoral untuk Anak Sekolah Minggu
  - TIPS                : Membimbing Murid yang Mengalami Stres
  - BAHAN MENGAJAR      : Yesus dan Anak-Anak
  - WARNET PENA         : Awana.org
  - MUTIARA GURU

----------------------------------------------------------------------
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
  <staf-BinaAnak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)xc.org>
======================================================================

                      -=- SALAM DARI REDAKSI -=-

  Salam kasih,

  Anak-anak sangat membutuhkan bimbingan dari orang dewasa. Salah
  satunya melalui pelayanan bimbingan di sekolah minggu. Bagi para
  pelayan anak yang rindu melayani anak-anak yang membutuhkan
  bimbingan, tulisan-tulisan dalam edisi kali ini kami harap dapat
  menjelaskan lebih lanjut mengenai pelayanan bimbingan untuk anak
  dalam sekolah minggu maupun gereja.

  Sebagaimana kasih Kristus kepada anak-anak, begitu pulalah setiap
  pelayan anak hendaknya mengambil bagian untuk membimbing murid-
  murid yang Tuhan percayakan kepada kita. Bimbinglah sampai mereka
  mendapati bahwa tidak ada masalah yang melebihi besarnya kasih Tuhan
  pada mereka.

  Selamat membimbing!

  Redaksi e-BinaAnak,
  Davida

             "Sebab Engkau bukit batuku dan pertahananku,
             dan oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun
                  dan membimbing aku." (Mazmur 31:3)
             < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Mazmur+31:3 >


                           -=- ARTIKEL -=-

             BIMBINGAN PASTORAL UNTUK ANAK SEKOLAH MINGGU
             ============================================

  Mungkin kebanyakan gereja di Indonesia tidak memunyai pelayanan
  pastoral untuk anak-anak. Barangkali karena gereja memandang belum
  perlu, tidak pernah terpikir, tidak peduli, atau tidak tahu apa yang
  harus dilakukan. Mungkin semua asumsi ini benar. Padahal, sama
  halnya dengan orang dewasa, anak-anak pun perlu mendapatkan
  bimbingan dan pelayanan pastoral. Pelayanan ini bisa dilakukan
  bekerja sama dengan sekolah minggu yang adalah bagian dari pelayanan
  gereja.

  KRISIS MASA ANAK-ANAK

  Sebagaimana orang dewasa, anak-anak pun dapat mengalami krisis
  ketika terjadi suatu peristiwa dalam hidupnya seperti: perceraian
  orang tua, kematian orang penting dalam hidupnya (misalnya, orang
  tua, saudara kandung, kakek, nenek, teman), sakit keras, masuk rumah
  sakit, terjadi kekerasan (seperti fisik, seksual, emosi),
  kecelakaan, dan trauma.

  Ketika anak-anak berada dalam krisis, kemampuan mereka ditantang.
  Seperti kebanyakan orang dewasa, anak-anak yang sedang menghadapi
  krisis, mungkin merasa tidak dapat mengendalikan diri, menjadi
  korban situasi, tidak siap, dan bingung.

  Banyak anak yang terlantar dan tidak pernah mendapatkan bimbingan/
  konseling bukan karena ketidakmampuan atau keterbatasan waktu
  pendeta dan para pelayan anak, melainkan karena ketidakpedulian dan
  ketidaksadaran mereka akan masalah yang dihadapi anak-anak. Program
  konseling dalam gereja dibuat untuk jemaat dewasa, tetapi tidak
  menyadari akan kebutuhan rohani anak-anak.

  Yesus merupakan teladan dalam hal memperlakukan anak-anak, terutama
  dalam tindakan pelayanan yang setia dan efektif. Gereja dapat
  belajar dari Yesus tentang bagaimana memperlakukan anak-anak. Dia
  menempatkan pelayanan anak-anak dalam prioritas pelayanan-Nya. Yesus
  begitu memihak kepada anak-anak sehingga Ia berkata bahwa orang yang
  memerhatikan anak-anak sebenarnya mengindahkan-Nya, sebagaimana
  dicatat oleh Markus: "Lalu Yesus mengambil seorang anak kecil dan
  menempatkannya di tengah-tengah mereka, kemudian Ia memeluk anak itu
  dan berkata kepada mereka, `Barangsiapa menyambut seorang anak
  seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa
  menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus
  Aku` (Mrk. 9:36-37)."

  Anak-anak yang sedang berada dalam krisis/masalah sangat membutuhkan
  intervensi karena cara mereka mengalami dan menafsirkan krisis akan
  memengaruhi setiap segi perkembangan dirinya kelak. Bila anak-anak
  yang sedang menghadapi krisis diintervensi, diharapkan mereka dapat
  mengatasi kekacauan di dalam dan di luar diri mereka dengan efektif.
  Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap harga diri, kepercayaan,
  dan kemampuan mereka untuk mengatasi krisis di kemudian hari.

  BIMBINGAN DAN PELAYANAN PASTORAL

  Ketika anak-anak tidak mendapat bimbingan yang tepat, maka makna
  krisis mereka mungkin berubah. Emosi mereka tertekan dan dampaknya
  sangat serius terhadap perkembangan mental mereka. Bisa jadi mereka
  akan membuat kesimpulan yang salah tentang sifat dan cara Allah
  berhubungan dengan dunia. Mereka mungkin beranggapan bahwa Allah itu
  pemarah, jahat, atau tidak punya perhatian terhadap mereka. Hal ini
  akan terus mengganggu masa kanak-kanaknya hingga remaja, bahkan
  mungkin sampai dewasa. Banyak masalah emosi, relasi, dan rohani yang
  diderita orang dewasa diakibatkan oleh krisis masa kanak-kanak yang
  tidak terselesaikan dengan tuntas.

  Anak sebagai warga kelompoknya sering kali terhambat dalam krisis.
  Kebutuhan anak mungkin tidak pernah terpenuhi karena orang dewasa
  sibuk dengan kekhawatiran mereka sendiri sehingga anak-anak
  dikesampingkan. Dalam situasi seperti ini, gereja dan sekolah minggu
  dapat berperan dalam hal seperti:
  1. membantu mereka memeroleh informasi yang benar, 2. berpartisipasi dengan mereka pada waktu mereka
     menginterpretasikan suatu masalah, 3. memberi penjelasan yang benar tentang suatu hal yang belum
     mereka ketahui, 4. membantu anak-anak mengembangkan rasa mampu mereka melalui
     berbagai program, misalnya keterampilan.

  Untuk melayani anak-anak dengan efektif, langkah yang harus
  dilakukan terlebih dahulu adalah mengasihi mereka, ikut merasakan
  perasaan mereka seperti sakit hati, takut, marah, cemas, khawatir,
  dan rasa kehilangan. Kita dapat berempati dengan mereka, tetap
  mendampingi mereka pada waktu mereka menghadapi krisis.

  Berikut ini beberapa prinsip dasar pelayanan pastoral terhadap anak-
  anak yang dapat dilakukan.

  1. Pendeta secara rutin mengunjungi kelas-kelas sekolah minggu dan
     guru diharapkan selalu membuka kesempatan berdialog langsung
     dengan anak.
  2. Mengadakan retret.
  3. Berkunjung ke rumah murid-murid.
  4. Menelepon.
  5. Mengadakan pertemuan informal.

  Semua metode ini atau metode apa pun yang digunakan, tujuannya
  adalah untuk membangun relasi dan komunikasi dengan anak-anak
  sehingga mereka merasa dikasihi, memiliki teman serta tidak
  dikesampingkan. Dampaknya, mereka akan terbuka untuk diajak
  berdialog dan tidak merasa takut untuk mengemukakan masalahnya.

  BERMAIN, SENI, DAN BERCERITA

  Berbagai kegiatan dalam sekolah minggu dapat dipakai sebagai sarana
  untuk memberikan konseling bagi anak-anak yang membutuhkannya. Di
  antaranya adalah melalui kegiatan bermain, kegiatan seni, dan
  cerita-cerita yang disampaikan.

  Salah satu tempat paling wajar untuk berbicara dengan anak-anak
  adalah saat bermain. Ajaklah mereka bermain karena anak-anak paling
  suka bermain. Jika memungkinkan, siapkan satu ruang khusus untuk
  bermain di gereja. Ruangan bermain dapat menjadi tempat yang paling
  aman dan nyaman bagi mereka apalagi jika mereka sudah sangat akrab
  dengan ruangan tersebut.

  Bagi anak-anak, bermain sama seperti berbicara dan bekerja bagi
  orang dewasa. Oleh karena itu, untuk mendapatkan jalan pikiran dan
  perasaan anak yang paling komplit, seseorang harus masuk ke dalam
  dunia anak. Melalui bermain, banyak hal tentang diri mereka sendiri
  ditampakkan tanpa mereka sadari dan dapat memberikan pelayanan
  pastoral yang mereka butuhkan.

  Bermain adalah jalan terbaik menuju pengertian. Melalui bermain,
  tingkat spontanitas anak-anak dapat tercapai. Tidak semua anak dapat
  diajak berbicara secara normal. Banyak anak yang dalam situasi
  normal pun sulit diajak berbicara langsung dengan orang dewasa.
  Apalagi kalau mereka dalam keadaan cemas, takut, atau stres.
  Masalahnya akan menjadi lebih sulit. Selain itu, tidak mudah juga
  untuk mendekati anak-anak untuk diminta menceritakan persoalan
  mereka. Hambatan datang bukan saja dari anak tersebut yang tertutup
  atau sulit mengemukakan persoalannya, tetapi hambatan terbesar
  justru datang dari orang tua anak yang merasa diintervensi urusan
  keluarganya.

  Bimbingan pastoral terhadap anak-anak dapat juga dilakukan melalui
  kegiatan seni. Seni adalah pernyataan keinginan hati, harapan,
  ketakutan, ide, atau pengomunikasian kebutuhan emosi. Seni merupakan
  alat pernyataan diri yang sangat baik. Seni visual adalah alat yang
  paling banyak digunakan untuk melambangkan pengalaman manusia yang
  terdalam. Seni tidak tergantung pada kala-kata dan keterampilan
  verbal. Anak-anak akan merasa lebih bebas mengekspresikan diri
  mereka melalui karya seni, tanpa menyadari bahwa pikiran dan
  perasaan mereka dapat dimengerti dari karya seni yang mereka buat.

  Pemilihan warna sering kali menggambarkan situasi yang sedang mereka
  alami. Dengan demikian, mereka akan mengungkapkan hal-hal penting
  tentang diri mereka sendiri melalui apa yang mereka gambar atau
  lukis, ini akan memudahkan gereja dalam melakukan pelayanan pastoral
  terhadap mereka. Pendeta pun dapat mengomunikasikan fakta kepada
  anak-anak melalui seni. Seni juga dapat berfungsi sebagai alat untuk
  menyusun interviu atau alat evaluasi. Ketika seorang anak menolak
  untuk berbicara pada garis pikiran tertentu, seni dapat membantu
  memecahkan kebuntuan komunikasi.

  Metode lain yang dapat digunakan dalam membimbing anak-anak adalah
  bercerita. Cara utama yang digunakan umat manusia untuk menyatakan
  imajinasi mereka adalah cerita. Cerita selalu digunakan umat manusia
  untuk mempertahankan dan mengomunikasikan hal-hal dasar tentang
  norma-norma atau iman kepercayaannya.

  Mitos, dongeng, peribahasa, legenda adalah alat utama yang digunakan
  kelompok agama untuk meneruskan pusat kebenaran pengalaman rohani
  mereka kepada anak-anaknya. Contoh yang paling penting adalah makna
  pokok Injil yang terdapat dalam narasi Injil itu sendiri.

  Anak-anak yang sedang dalam krisis umumnya terbuka terhadap ajaran
  baru. Sering kali mereka memberi tafsiran religius terhadap kejadian
  dan peristiwa yang membuat krisis. Penyampaian cerita kepada anak-
  anak adalah metode yang memberi pandangan hidup baru kepada anak-
  anak.

  Tujuan ini dapat tercapai dengan menceritakan kisah Alkitab kepada
  mereka. Melalui cerita Alkitab tertentu, anak-anak memiliki
  kesempatan memikirkan krisis tertentu yang mereka alami. Misalnya,
  setelah anak-anak mendengar cerita tentang kesedihan Tuhan Yesus
  karena kematian Lazarus (Yoh. ll:1-44), mereka dapat berbicara
  tentang dukacita.

  Pada umumnya, anak-anak senang mendengarkan cerita dan juga
  bercerita. Pada waktu anak-anak bercerita, mereka mengungkapkan
  informasi penting tentang pikiran dan perasaan dalam hati mereka.
  Dunia emosi menurut pandangan anak-anak, seperti takut, marah,
  harapan, cemas, atau rasa bersalah terungkap melalui cerita.
  Misalnya, ketika anak-anak berusia antara lima sampai sembilan tahun
  bercerita, maka begitu banyak dari diri mereka sendiri yang masuk ke
  dalam cerita.

  Dengan demikian, teknik bercerita merupakan salah satu cara
  bimbingan pastoral yang sangat baik untuk kalangan anak-anak. Memang
  untuk anak-anak di atas usia sembilan tahun, kadang-kadang mereka
  malu bercerita, atau kalau pun mereka bercerita, ceritanya sudah
  mereka sensor terlebih dahulu. Mereka malu menceritakan diri mereka
  sendiri, oleh karena itu bisa juga dipakai cara menulis. Karenanya,
  banyak anak yang senang menulis puisi atau buku harian.

  Kerja sama sekolah minggu dengan gereja diharapkan dapat menjadikan
  bimbingan maupun pelayanan pastoral kepada anak dengan dasar kasih
  yang juga dimiliki Yesus kepada anak-anak.

  Bahan diedit dari sumber
  Judul majalah  : Sahabat Gembala, Pebruari 2006
  Penulis artikel: Elisa
  Penerbit       : Kalam Hidup, Bandung 2006
  Halaman        : 36--40


                             -=- TIPS -=-

  Berikut ini salah satu konseling yang bisa dilakukan dalam pelayanan
  sekolah minggu untuk membimbing murid yang mengalami stres.
  Bagaimana stres bisa memengaruhi keadaan anak dan bagaimana guru
  sekolah minggu bisa membimbing mereka? Silakan simak tips berikut
  ini.

                MEMBIMBING MURID YANG MENGALAMI STRES
                =====================================

  Banyak orang tua yang mengatur jadwal anak-anak mereka dalam satu
  minggu dengan pertemuan-pertemuan, pelajaran-pelajaran, kegiatan
  kelompok, dan klub. Dengan kegiatan yang padat ini, mereka berharap
  akan memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk belajar dan
  bertumbuh.

  Beberapa anak ada yang mengalami pekembangan pesat melalui kegiatan-
  kegiatan seperti ini. Namun, anak-anak lain justru menjadi kewalahan
  dan jenuh. Jika para orang tua, pelatih, dan guru menilai harga
  seorang anak hanya dari kemampuan/prestasi yang dicapainya,
  kegiatan-kegiatan yang seharusnya memberikan manfaat itu dapat
  menghilangkan semangat anak yang dianggap "biasa-biasa saja".

  Jadwal yang terlalu padat hanya merupakan satu dari berbagai sumber
  stres pada anak. Salah satu penyebab stres pada anak yang paling
  umum adalah anak yang berada dalam keluarga yang berantakan.
  Kehilangan orang tua karena kematian atau perceraian dapat
  menyebabkan anak suka merengek dan mengompol kembali. Bahkan dalam
  keluarga yang paling baik sekalipun, pindah ke suatu lingkungan
  tempat tinggal yang baru dapat mengakibatkan kemunduran emosional
  pada anak. Lahirnya saudara kandung atau saudara tiri sangat
  membutuhkan penyesuaian dalam emosi dan kestabilan sosial anak.
  Hidup dalam lingkungan atau sekolah yang rawan akan menimbulkan
  kecemasan, sementara stres pada anak dapat menjadi pertanda keluarga
  yang salah satu atau kedua orang tuanya adalah pecandu, peminum,
  atau berperilaku kejam.

  1. Bagaimana seorang guru dapat mengetahui bahwa stres menimbulkan
     berbagai masalah pada anak?

     a. Bicarakan secara informal dengan anak. Tanyakan, namun jangan
        dengan nada menginterogasi. "Apa yang ingin kamu lakukan untuk
        bersenang-senang?"; "Permainan apa yang kamu mainkan dengan
        keluargamu?" Berikan perhatian pada gerak tubuh, ekspresi, dan
        suasana hati. Anak-anak yang masih kecil sangat cepat berubah
        suasana hatinya, namun seorang anak yang bermasalah akan terus-
        menerus sedih atau bersikap memusuhi.

     b. Waspadailah kondisi kehidupan anak di rumah. Apakah dia anak
        tunggal? Apakah hanya ada satu orang tua di rumah? Apakah
        orang tua memaksa anak untuk berprestasi? Pada saat orang tua
        bertanya, "Apakah Jack memenangkan lomba ayat? Kakaknya selalu
        menang pada saat seusia Jack"--guru dapat memahami bahwa Jack
        berada di bawah tekanan.

     c. Perhatikan anak yang tidak mau berpartisipasi pada kegiatan
        karena takut gagal. Anak yang seperti ini memiliki masalah
        gambar diri yang serius. Seorang anak yang tidak pernah puas
        dengan penampilannya sendiri telah dituntut oleh orang tuanya
        supaya selalu sempurna. Perhatikan gundukan kertas yang
        diremas-remas dan banyaknya hapusan. Perhatikan juga perilaku
        yang terlalu agresif atau keras kepala. Anak-anak mungkin
        melepaskan kecemasan mereka dengan menjadi dominan, berkelahi,
        atau menggunakan kata-kata kemarahan.

  2. Bagaimana seorang guru dapat membimbing anak yang berada dalam
     tekanan?

     a. Kuatkan anak yang memiliki gambar diri yang rendah. Yakinkan
        anak tersebut bahwa setiap orang dapat melakukan kesalahan.
        Guru yang dapat mengakui dan menertawakan kesalahannya sendiri
        akan menjadi contoh yang sehat. Ingatkan anak bahwa Bapa di
        surga mengasihi mereka apa adanya.

     b. Kurangi ketegangan di dalam kelas. Seorang pendisiplin yang
        baik dapat memberlakukan peraturan dalam suasana yang rileks/
        santai. Jangan terburu-buru hanya karena ingin menyelesaikan
        rencana pelajaran Anda--bersikaplah fleksibel. Tetapkan
        standar perilaku sesuai dengan kelompok usia mereka.

     c. Tanyakan pertanyaan terbuka yang dapat dijawab secara
        subjektif. Hindari untuk selalu memberikan pertanyaan yang
        jawabannya hanya ada satu yang benar. Anak-anak yang takut
        gagal akan memberikan respons negatif terhadap pertanyaan atau
        hafalan yang menjadikan mereka sebagai sasaran.

     d. Batasilah kompetisi dan persaingan. Anak-anak senang menjadi
        menang, namun mereka akan kecewa pada saat mereka kalah.
        Kompetisi biasanya menimbulkan satu pemenang dan yang lainnya
        kalah. Bagi anak yang sudah terlanjur merasa dirinya sebagai
        orang yang kalah, hal ini dapat berakibat serius.

     e. Jangan pernah membandingkan penampilan seorang anak dengan
        anak yang lain. Hal ini akan menimbulkan kekesalan dan
        perasaan pada anak bahwa dia diharuskan diukur sesuai standar
        orang lain. Berikan pujian untuk usaha-usaha yang dilakukan
        anak guna meningkatkan penampilannya.

     f. Ketahuilah tanda-tanda penting dari penganiayaan. Kecemasan
        dan depresi dapat disebabkan karena obat atau alkohol, dan
        anak-anak sekolah dasar bukannya tidak mungkin mengalami
        kecanduan. Penyebab utama kecanduan bisa saja berasal dari
        anggota keluarga.

  Para psikolog mengatakan bahwa 3/4 dari kira-kira delapan juta anak
  dan remaja yang mengalami masalah emosi tidak mendapatkan
  pertolongan. Kira-kira satu dari empat anak memerlukan konseling
  psikologis sebelum masuk ke kelas enam. Para guru harus menyediakan
  waktu untuk menjadi teman dan konselor bagi murid-murid mereka.
  Ketika suatu masalah serius muncul, bicarakanlah dengan anggota
  gereja yang dapat memberikan pendampingan atau tunjukkan keluarga-
  keluarga yang dapat memberikan bantuan. (t/ratri)

  Diterjemahkan dari:
  Judul buku   : The Complete Handbook for Children Ministry
  Judul artikel: Stres in Children: Helping Youngsters Cope with It
  Penulis      : Dr. Robert J. Choun dan Dr. Michael S. Lawson
  Penerbit     : Thomas Nelson Publisher, Nashville, USA 1993
  Halaman      : 311--313


                        -=- BAHAN MENGAJAR -=-

                          YESUS DAN ANAK-ANAK
                          ===================

  Tujuan:
  -------
  Mengajarkan bahwa Yesus mengasihi semua anak dan menghendaki setiap
  anak mengasihi Dia.

  Ayat Hafalan:
  -------------
  Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku (Markus 10:14).

  Persiapan Guru:
  ---------------
  - Pembacaan Alkitab: Markus 10:13-16
    Pada masa Tuhan Yesus, sudah menjadi kebiasaan orang tua untuk
    membawa anak-anak mereka ke rumah ibadat untuk mendapatkan berkat
    dari para tua-tua dan para guru agama. Tak mengherankan bila ibu-
    ibu itu hendak membawa anak-anak mereka kepada Yesus untuk
    mendapatkan berkat-Nya.
  - Alat peraga: gambar Yesus dan anak-anak.

  Waktu Mengajar:
  ---------------
  - Ibadah: menyanyi lagu tentang Yesus yang mengasihi anak-anak.
    Sementara itu, anak-anak masuk dan duduk dengan tenang di tempat
    duduk mereka. Ingatkan beberapa hal yang dilakukan Yesus untuk
    sahabat-sahabat-Nya ketika Ia hidup di dunia.
  - Doa: "Allah Bapa yang di surga, kami bersyukur kepada-Mu bahwa
    Engkau adalah Sahabat kami dan bahwa Engkau mengasihi setiap anak
    kecil. Tolonglah kami agar kami lebih mengasihi Engkau. Amin."

  Pendahuluan:
  ------------
  Kamu ingat ketika Yesus hidup di dunia ini? Berapa banyak perbuatan
  baik yang telah dilakukan-Nya untuk sahabat-sahabat-Nya? Ia
  mengasihi mereka dan ingin membahagiakan mereka. (Beri kesempatan
  kepada anak untuk meyebutkan beberapa hal yang dilakukan Yesus
  untuk sahabat-sahabat-Nya.) Yesus mengasihi ayah, ibu, nenek, kakek,
  dan Ia juga mengasihi anak-anak. Ia sering berbicara tentang anak-
  anak kecil ketika Ia hidup di dunia ini. Pada suatu hari Ia
  berbicara dengan beberapa anak kecil yang datang kepada Dia bersama
  dengan ibu mereka.

  Cerita Alkitab:
  ---------------
  Saya akan menceritakan kepadamu tentang anak-anak kecil yang hidup
  di zaman Tuhan Yesus dan pada suatu hari mereka bercakap-cakap
  dengan Dia.

  Marilah kita namakan salah satu dari anak-anak itu Didi. Ibunya
  telah menceritakan kepada Dia tentang Yesus dan bagaimana Dia
  melakukan hal-hal yang baik kepada setiap orang. Ibunya mengatakan
  bahwa Yesus telah membangkitkan seorang anak perempuan. Ia
  menyembuhkan orang buta dan lumpuh. Ia menyembuhkan seorang anak
  laki-laki. Ibu juga telah menceritakan saat-saat ketika ia
  mendengarkan Yesus berbicara. Didi ingin sekali bertemu dengan
  Yesus!

  Kemudian pada suatu hari Yesus datang ke desa tempat tinggal Didi.
  Ibu berkata, "Didi, kita akan pergi dan bertemu dengan Yesus besok.
  Kita juga akan membawa adikmu yang perempuan dan yang masih bayi."
  Betapa senangnya Didi! Ia berlari dan memberitahukan semua
  sahabatnya yang juga hendak bertemu dengan Yesus.

  Keesokan harinya, pagi-pagi sekali mereka berangkat ke bukit di
  dekat danau. Banyak ibu lainnya yang juga membawa anak-anak mereka
  untuk bertemu dengan Yesus. Tak lama kemudian mereka melihat
  serombongan orang di hadapan mereka. Mereka tahu itulah tempat Yesus
  berada.

  Semua orang berdesak-desakan. Mereka ingin sekali melihat Yesus.
  Mereka mulai mendorong dan menelusup di antara orang banyak supaya
  dapat mendekati Yesus. Ketika mereka sudah cukup dekat dengan Yesus,
  beberapa orang berkata kepada ibu-ibu itu, "Bawalah anak-anakmu
  pergi. Jangan mengganggu Yesus! Ia terlalu sibuk dan tak mempunyai
  waktu untuk bertemu dengan anak-anak!"

  Didi dan anak-anak lainnya merasa sangat sedih. Mereka ingin bertemu
  dengan Yesus dan mendengarkan suara-Nya yang penuh kasih. Ibu-ibu
  yang sudah lelah karena menggendong bayi mereka ke atas bukit juga
  merasa sedih.

  Tepat pada saat ibu-ibu dan anak-anaknya hendak berbalik pulang,
  mereka mendengar seeorang berbicara kepada orang-orang yang telah
  mengusir mereka. "Jangan menyuruh anak-anak itu pergi," kata suara
  itu lembut. "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku."

  Kemudian orang-orang itu mundur. Anak-anak serta ibu-ibu dengan bayi
  mereka datang mendekat untuk melihat siapa yang telah mengucapkan
  kata-kata yang lembut itu. Ia adalah Yesus! Ia tersenyum kepada
  mereka. Ia mau melihat anak-anak. Alangkah senangnya Didi dan kawan-
  kawannya.

  Anak-anak itu memberi Dia bunga-bunga yang mereka telah petik untuk
  Yesus di jalan. Mereka berbicara dengan Dia sama seperti mereka
  berbicara dengan ibu mereka.

  "Ini adik saya yang masih bayi," kata seorang anak perempuan kecil
  sambil menggendong seorang bayi. "Ibu telah menggendongnya sepanjang
  jalan ke mari untuk bertemu dengan Engkau."

  Yesus mengulurkan tangan-Nya kepada bayi itu. Bayi itu tertawa dan
  mengulurkan tangannya juga. Yesus memegang semua anak dan berbicara
  dengan setiap ibu. Yesus menaruh tangan-Nya pada kepala Didi. Betapa
  senangnya Didi! Ibu-ibu merasa senang karena mereka telah membawa
  anak-anak mereka untuk bertemu dengan Yesus.

  "Saya kira Yesus adalah orang yang paling baik yang pernah saya
  kenal!" kata Didi sementara mereka berjalan pulang ke rumah. "Saya
  mau menjadi salah seorang murid-Nya."

  "Saya juga mau," kata anak yang lain.

  Setelah berjalan jauh, ibu-ibu dan anak-anak tiba kembali di rumah.
  Tetapi anak-anak tidak pernah melupakan kebaikan Yesus kepada
  mereka. Mereka tahu bahwa ia mengasihi anak-anak kecil karena mereka
  telah mendengar Ia berkata dengan penuh kasih, "Biarkan anak-anak
  itu datang kepada-Ku."

  Ulangan dan Percakapan:
  -----------------------
  Tunjukkan gambar kepada anak-anak. Suruhlah seorang anak maju ke
  depan dan menunjuk gambar Yesus. Apakah yang dikatakan Yesus
  mengenai anak-anak ini? Saya akan bacakan hal ini kepadamu dari
  firman Allah, "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku" (Markus
  10:14). Ajaklah anak-anak mengucapkan ayat ini beberapa kali.
  Jelaskan bahwa "anak-anak" berarti setiap anak, baik laki-laki
  maupun perempuan. Yesus mengasihi kamu satu per satu dan ia ingin
  kamu mengasihi Dia juga. Ia berkenan bila kamu mengatakan kepada Dia
  bahwa kamu mengasihi Dia, sama seperti dahulu ketika Ia masih hidup
  di dalam dunia.

  Salah satu cara kita untuk dapat menyatakan kasih kita kepada Yesus
  ialah pada waktu kita berdoa. Suruh anak-anak mengucapkan, "Saya
  mengasihi Engkau, Yesus."

  Saat mengajar kali ini adalah kesempatan untuk membimbing anak-anak
  dan meminta Tuhan mengampuni juga menyucikan mereka dari segala hal
  yang menyedihkan hati Yesus. Mungkin ada beberapa di kelas yang akan
  mengerti bahwa Yesus telah menebus dosa mereka dan bersedia menerima
  Dia sebagai Juru Selamat.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul buku: Cerita Alkitab yang Suka Kudengarkan
  Penerbit  : Kalam Hidup, Bandung (tt)
  Halaman:  : 205--208


                         -=- WARNET PENA -=-

                              AWANA.ORG
                              =========
                        http://www.awana.org/

  Situs ini berisi informasi mengenai organisasi Awana yang bergerak
  dalam bidang pelayanan anak dengan motto "Because Your Kid Matter to
  God" (Karena Anak Anda Berarti Bagi Tuhan). Situs informasi
  pelayanan anak internasional ini menekankan program mereka pada
  penghafalan firman Tuhan. Di dalamnya kita dapat melihat pula
  bagaimana permainan dan penghargaan dalam pelayanan anak dikemas
  dalam sebuah program yang menarik. Program-program pelayanan anak
  dalam situs ini dapat digunakan dan dijalankan sebagai program
  penginjilan dan pemuridan anak dalam gereja. Jika ingin melihat apa
  saja di balik sebuah organisasi pelayanan anak dan mungkin ingin
  melakukan pelayanan yang serupa, situs ini bisa dipakai sebagai
  salah satu referensi.

  [Kiriman dari: Javalera <jv.king(a t)xxxx>]


                         -=- MUTIARA GURU -=-

        Hari ini saya akan sadar secara khusus tentang mereka
        yang membutuhkan dorongan penuh kasih, tarikan lembut,
                     atau tangan yang membimbing.


----------------------------------------------------------------------
               Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbet
       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                 Copyright(c) e-BinaAnak 2006 -- YLSA
        http://www.sabda.org/ylsa/  ~~ http://katalog.sabda.org/
                     Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                  No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
======================================================================
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(a t)xc.org>
Alamat Berhenti     : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(a t)xc.org>
Arsip e-BinaAnak    : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://www.sabda.org/pepak/
------------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU --------------

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org