Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/290

e-BinaAnak edisi 290 (26-7-2006)

Disiplin

      

______________________________e-BinaAnak______________________________
        Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak
        ==================================================

Daftar Isi:                                              290/Juli/2006
----------
      - SALAM DARI REDAKSI
      - ARTIKEL          : Disiplin Anak dalam Keluarga
      - TIPS             : Kesatuan dalam Mendisiplin
      - BAHAN MENGAJAR   : Disiplin: Tenggelam atau Berenang
      - WARNET PENA      : e-Smartschool.Com
      - DARI MEJA REDAKSI: National Children`s Workers Conference
      - MUTIARA GURU

----------------------------------------------------------------------
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
  <staf-BinaAnak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)xc.org>
======================================================================

                      -=- SALAM DARI REDAKSI -=-

  Salam kasih,

  Salah satu tanggung jawab yang harus diemban orang tua adalah 
  mendisiplin anak-anak mereka. Apakah yang dimaksud dengan 
  mendisiplin anak? Mendisiplin anak bukan hanya sekadar menghukum 
  jika mereka melakukan kesalahan. Mendisiplin bisa juga berarti 
  mengarahkan dan membimbing anak pada perilaku yang baik sesuai 
  dengan perkembangan usia anak. Mendisiplin anak harus dilakukan atas 
  dasar kasih dan tidak harus diberikan dalam suasana yang tegang. 

  Nah, sajian berikut ini akan memberikan penjelasan lebih lanjut 
  mengenai penanaman kedisiplinan pada anak. Bagi Anda para orang tua 
  dan pembina anak, semoga sajian berikut ini menjadi berkat bagi 
  Anda. Selamat menyimak, Tuhan memberkati!

  Staf Redaksi e-BinaAnak,
  Ratri

        "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya,
           maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang
                  dari pada jalan itu." (Amsal 22:6)
           < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Amsal+22:6 >


                           -=- ARTIKEL -=-

                    DISIPLIN ANAK DALAM KELUARGA
                    ============================

  Sudah merupakan keyakinan umum bahwa meningkatnya jumlah masalah
  dalam masyarakat sebagian disebabkan oleh merosotnya disiplin orang
  tua terhadap anak-anak. Satu aspek di antaranya termasuk hukuman.

  Pada hakikatnya, disiplin tidak untuk menghukum, tapi untuk koreksi
  dan latihan membimbing tindakan ke masa depan. Dengan demikian,
  untuk mengarahkan kepada tujuan yang sebenarnya, disiplin harus
  lebih kompleks dan lebih luas daripada sekadar hukuman.

  Dalam usaha menanamkan disiplin pada anak, satu hal yang sangat
  menentukan, yaitu orang tua harus dapat membedakan antara keinginan
  dan perbuatan. Dalam hal perbuatan, orang tua dapat turun tangan dan
  membatasi bila perlu. Tetapi dalam hal keinginan dan harapan-
  harapan, sebaiknya orang tua memberi kebebasan.

  Pada dasarnya, penanaman disiplin yang dilakukan oleh orang tua
  bertujuan untuk mengatur perilaku anak agar menjadi anak yang baik.
  Namun kenyataannya, sering kali disiplin diterapkan secara kaku
  tanpa melihat kebutuhan perkembangan anak. Dengan pengertian lain,
  dalam menanamkan disiplin, sering kali dipakai ukuran-ukuran orang
  dewasa. Terkadang disiplin diterapkan secara tidak konsisten,
  misalnya anak dihukum karena melakukan perbuatan yang salah, namun
  pada kesempatan lain si anak dibiarkan saja walaupun melakukan
  perbuatan yang sama.

  Anak memerlukan gambaran yang jelas tentang tingkah laku yang
  diperbolehkan dan yang dilarang. Si anak merasa lebih aman apabila
  ia mengetahui secara pasti batas-batas perbuatan yang diizinkan.
  Cara menyatakan batasan pun harus dipikirkan dengan baik. Harus
  dicari jalan bagaimana mengemukakannya dengan tetap menghormati
  harga diri anak tanpa melukai perasaannya. Memberikan larangan harus
  dilakukan dengan mengungkapkan kewibawaan, bukannya penghinaan dan
  cemoohan.

  Biasanya orang tua berpikir, akan lebih gampang jika membiarkan
  pelanggaran anak daripada meributkannya. Karena bagaimanapun juga,
  disiplin menuntut usaha keras.

  Banyak orang tua di zaman sekarang yang memanjakan anak dan
  menafsirkan tindakan demikian sebagai pernyataan cinta. Namun
  sebenarnya, tindakan itu merupakan tambahan pada teknik orang malas.

  Kita seyogianya mengingatkan diri, sebagaimana dalil mengajarkan,
  bahwa hukuman harus korektif dan bukannya bersifat pembelaan. Banyak
  faktor dihubungkan dengan disiplin tanpa harus menghancurkan atau
  mengabaikan faktor yang perlu.

  Tidak ada rumus tunggal yang dapat dipakai pada semua kasus. Seorang
  anak tidak harus dipukul sekali sehari. Ia harus diajar secara tegas
  jika berbuat salah dengan sengaja. Pembenarannya harus dilakukan
  dengan segera dan adil. Mungkin kita perlu menghukum meskipun tidak
  sengaja, sebab pada hukuman korektif itu akan ada teknik untuk
  mengajarkan keamanan atau respek terhadap hak orang lain.

  Orang tua harus berusaha untuk selalu membuat disiplin itu tepat dan
  mengena. Kecakapan dan ketangkasan dalam hal ini membawa hasil yang
  akan membimbing anak untuk hidup tertib. Akhirnya, dengan sendirinya
  si anak akan menyadari kesalahannya sehingga ia dapat memperbaikinya
  kemudian.

  Menjalankan disiplin harus dengan suasana tenang. Penyampaian atau
  penjelasan arti disiplin harus dilakukan dengan lemah lembut dan
  akrab. Hal tersebut akan menolong si anak untuk menyadari
  kesalahannya dan mendorong dia memperbaikinya. Namun dalam hal ini,
  sering kali orang tua bertindak salah. Saat memberi nasihat atau
  memperbaiki kesalahan anak, orang tua melakukannya sambil marah.
  Marah ketika mendisiplin hanya akan membuat anak kehilangan harga
  diri di mata orang tuanya. Hal tersebut juga dapat membuat si anak
  merasa kebingungan dan tidak dapat mengubah perbuatannya yang salah.

  Dalam mendisiplin anak, hendaknya orang tua bisa bersikap tenang dan
  tidak melakukannya dengan marah, agar si anak menjadi yakin bahwa
  orang tua tidak hanya sekadar menghukum, tetapi juga mendisiplin
  mereka.

  Dalam menilai kesalahan anak, sebaiknya orang tua dapat bersikap
  jujur. Menilai kesalahan dengan cara jujur akan memberi kesempatan
  pada diri sendiri untuk mencari tahu letak kesalahan.

  Orang tua dapat mengambil tiga macam sikap dalam menentukan disiplin
  terhadap anak, yaitu keras, longgar, atau serba memperbolehkan.
  Namun, ada perbedaan besar antara sikap longgar dan serba
  membolehkan.

  Bersikap longgar berarti menerima anak sebagaimana adanya, dengan
  segala sifat dan tingkah lakunya sebagai anak. Hakikat sikap longgar
  ialah menerima anak sebagai pribadi yang mempunyai hak-hak asasi.
  Sebagai pribadi, anak berhak untuk mempunyai gagasan, harapan-
  harapan, dan keinginan sendiri. Hak itu harus kita terima, kita
  akui, dan kita hormati.

  Sedangkan sikap orang tua yang serba membolehkan akan memberi
  peluang kepada anak untuk melakukan apa saja yang dikehendakinya.
  Sikap seperti itu sering bersarang pada diri orang tua yang sibuk
  setiap hari. Kesibukan membuat mereka tidak memiliki cukup
  kesempatan untuk membimbing anak. Pada dasarnya, sikap membolehkan
  dapat merusak wewenang orang tua sebagai ayah atau ibu yang memiliki
  otoritas. Akhirnya, keyakinan anak jadi luntur. Malah terkadang si
  anak merasa seolah-olah bukan sebagai anggota keluarga karena ia
  tidak pernah menerima suatu hukuman di rumahnya.

  Sikap yang keras biasa terdapat pada banyak orang tua. Keinginan-
  keinginan orang tua disalurkan kepada anak, seolah-olah memaksakan
  kehendak sendiri. Sikap yang otoriter ini sangat menyusahkan dan
  membuat pribadi anak terinjak-injak. Karenanya, anak bisa bersikap
  seperti menentang otoritas orang tuanya.

  Sebenarnya, ada suatu pandangan lama dan pandangan baru mengenai hal
  disiplin. Dalam pandangan lama mengenai disiplin terhadap anak,
  orang tua hanya mencegah perbuatan yang tidak diinginkan. Orang tua
  tidak mengingat dorongan jiwa yang menyebabkan si anak ingin berbuat
  demikian. Disiplin sering kali diajarkan pada saat yang salah, yaitu
  di saat si anak tidak dapat mendengarkan nasihat orang tuanya karena
  emosi. Dalam hal menghukum anak, sering kali cara yang orang tua
  lakukan tidak tepat sehingga dengan sendirinya malah membangkitkan
  suatu perlawanan.

  Pandangan baru sekarang ini sedikit banyak membantu anak dalam hal
  perasaan maupun perbuatan. Orang tua membolehkan anak mengeluarkan
  isi hati dan perasaannya. Orang tua juga mencegah dan membatasi
  segala perbuatan yang tidak diinginkan atau mengarahkan mereka
  dengan baik. Cara mencegah dan membatasi dilakukan sedemikian rupa
  hingga diri si anak ataupun harga diri orang tua tidak terluka.
  Hubungan orang tua yang akrab dan wajar dengan anak akan bisa
  dipertahankan selama orang tua tetap bersikap hangat, mesti
  sebenarnya mereka sedang berusaha menegakkan disiplin dengan
  perilaku yang tegas.

  Kita harus menerima salah satu bagian dari cinta, pertanggung-
  jawaban, dan juga manfaatnya. Bagian yang terberat tidak hanya
  pengalaman tegangnya saraf sewaktu menangani anak yang bersalah,
  tetapi penemuan kesabaran yang menjadikan orang tua akrab
  mendengarkan anak-anaknya. Saat berdiskusi mengenai masalah anak,
  saat itulah anak dan orang tua bisa saling mengenal dan anak pun
  dapat belajar arti disiplin yang sebenarnya.

  Bahan diambil dan diedit dari sumber:
  Judul buku   : Butir-Butir Mutiara Rumah Tangga
  Judul artikel: Hakikat Mendisplinkan Anak
  Penulis      : Alex Sobur
  Penerbit     : Kanisius, Yogyakarta dan PT BPK Gunung Mulia,
                 Jakarta 1987
  Halaman      : 43 - 47


                             -=- TIPS -=-

                      KESATUAN DALAM MENDISIPLIN
                      ==========================

  Tuntutan orang tua di rumah harus disesuaikan dengan kemampuan anak.
  Apabila orang tua menuntut terlalu tinggi atau terlalu rendah
  daripada tuntutan yang diharapkan sehingga anak bosan melakukannya,
  anak tidak akan mau menaati peraturan, bahkan akan menimbulkan
  masalah dalam perilaku anak. Peraturan harus diberlakukan terus-
  menerus, jangan berubah-ubah atau saling berlawanan. Sebagai orang
  tua, Anda harus memerhatikan adanya kesatuan dalam lingkungan.

  A. Peraturan dalam Rumah Harus Sama

  Ayah dan ibu harus ada kesapakatan dalam menentukan suatu standar
  moral. Jika tidak, anak-anak dapat menggunakan ayah atau ibu sebagai
  "Kartu As". Misalnya, ayah menganggap hal itu salah tetapi ibu
  beranggapan itu benar. Anak sering berkata demikian, "Biar Ibu tidak
  mengizinkan saya pergi, saya akan tetap pergi! Bukankah Ayah
  mengizinkan saya pergi?" Lalu sang ayah mengizinkan. Seringnya
  keadaan ini terjadi akan membuat anak sulit belajar mana yang benar
  dan yang salah, atau mana yang boleh dan yang tidak boleh. Ayah
  seharusnya bersikap, "Jika ibumu tidak mengizinkan pergi, seharusnya
  kau tidak pergi, perkataan ibu sama dengan perkataan ayah!" Bila
  terjadi pandangan yang berbeda, hendaknya dirundingkan tidak di
  hadapan anak, apalagi dipertengkarkan di hadapan mereka. Persamaan
  pandangan dari orang tua akan memudahkan anak untuk belajar taat.

  B. Kebersamaan Antarguru

  Satu kelas sekolah minggu sering diajar oleh beberapa guru. Untuk
  itu, harus ada kesepakatan dalam menentukan peraturan yang sama.
  Hanya dalam satu kriteria standar yang samalah anak baru dapat
  belajar dengan jelas, misalnya waktu berdoa harus dengan hikmat dan
  hormat, atau ketika hendak bertanya, anak harus mengacungkan tangan
  lebih dulu. Jangan beri kesempatan kepada anak untuk keuntungan
  sendiri, lalu merugikan orang lain. Anak harus diberi banyak
  kesempatan belajar sopan dan menghormati guru, orang dewasa, dan
  orang lain.

  C. Kebersamaan dalam Rumah Tangga

  Baik di Asia atau Amerika Serikat, banyak anak yang diserahkan
  kepada orang ketiga, seperti perawat, kakek, nenek, pembantu, bahkan
  ada yang dititipkan di rumah penitipan. Orang tua harus berhati-hati
  dengan konsep nilai yang dimiliki oleh orang-orang tersebut.
  Sebaiknya, orang tua memilih orang yang memiliki konsep nilai yang
  sama dengan kita. Jangan sampai anak-anak menjadi kacau dalam
  pendidikan konsep yang berbeda-beda.

  D. Kebersamaan dalam Mendisiplinkan

  Karena suatu situasi yang berbeda, mungkin ada sesuatu yang
  dirisaukan sehingga timbul ketidakstabilan dalam mendisiplinkan
  anak. Dalam situasi senang atau lancar, orang tua membiarkan anak
  melakukan apa pun juga, tetapi dalam situasi yang kacau atau tidak
  menyenangkan, anak dilarang melakukan segala aktivitasnya. Jika
  orang tua sering mengalami ketidakstabilan dalam emosi atau selalu
  berubah-ubah dalam standar yang ditentukan, jiwa anak akan menjadi
  sangat lemah, mudah kacau, tidak berdaya, ingin melarikan diri,
  bahkan tidak dapat mempelajari standar moral dan kemauan secara
  tepat dan mantap.

  E. Kebersatuan Kata dengan Perbuatan

  Orang tua sering tidak selaras dalam apa yang dikatakan dengan apa
  yang dilakukan, misalnya mengajarkan anak untuk tidak boleh
  berbohong, tetapi orang tua sendiri tidak menepati janji atau tidak
  jujur. Melontarkan kata-kata keras untuk menggertak anak, misalnya
  "Jika kamu tidak menurut, kamu akan dikunci di luar dan tidak boleh
  tidur di kamar!", "Awas kalau pelajaranmu gagal, kamu tidak boleh
  ikut piknik dan tinggal di rumah sendirian!", atau "Kalau kamu
  mencuri lagi, Ayah/Ibu akan mengusir kamu dari rumah!" Apakah orang
  tua bersungguh-sungguh melakukan hal yang dikatakannya? Perkataan-
  perkataan tersebut dilontarkan hanya untuk menakut-nakuti anak dan
  bukan untuk dilakukan. Seringnya perkataan-perkataan itu diucapkan
  akan menghilangkan kewibawaan orang tua dan anak pun akan menjadi
  risau.

  Bahan diambil dan diedit dari sumber:
  Judul buku: Menerobos Dunia Anak
  Penulis   : DR. Mary Go Setiawani
  Penerbit  : Yayasan Kalam Hidup, Bandung 2000
  Halaman   : 51 - 53


                        -=- BAHAN MENGAJAR -=-

                  DISIPLIN: TENGGELAM ATAU BERENANG
                  =================================

  REFLEKSI UNTUK ORANGTUA/GURU

  Banyak orang mengira disiplin adalah kata lain dari hukuman. Ini
  tidak benar karena hukuman mengarah kepada perubahan perilaku,
  sedangkan disiplin diberikan agar terjadi perubahan hati. Kita tahu
  bahwa perubahan hati pada akhirnya akan mengarah pada perubahan
  perilaku, namun perubahan perilaku belum tentu membawa perubahan
  hati. Kita dapat melarang Anthony kecil menuang susu ke dalam
  gelasnya sendiri (hukuman), atau kita dapat membeli susu dengan
  kemasan lebih kecil, menandai gelas dengan garis tanda sudah penuh
  dan menunjukkan kepadanya di mana kita menyimpan lap dan cairan
  pembersih meja (disiplin).

  Dalam bukunya, "Making All Things New" (Menjadikan Segala Sesuatu
  Baru), Henri Nowen mengatakan bahwa "disiplin adalah sisi lain dari
  pemuridan. Melakukan kedisiplinan secara rohani membuat kita lebih
  peka terhadap suara Allah yang lembut dan merdu." Kita begitu sibuk
  sehingga kita tidak lagi sempat mencari hal-hal yang rohani. Kita
  perlu disiplin karena kita perlu belajar mendengarkan Allah.

  REFLEKSI UNTUK SELURUH ANGGOTA KELUARGA/KELAS SM

  Berapa lama kamu dapat menahan nafas? Dapatkah kamu tidak berbicara
  satu patah kata pun selama lima menit? Apakah kamu segera
  mengerjakan semua pekerjaan rumah sepulang dari sekolah? Dapatkah
  kamu bermain lompat tali atau mengendarai sepeda? Dapatkah jari-
  jarimu membuat bunyi-bunyian tertentu, dapatkah kamu bersiul atau
  meniup permen karet? Mempelajari semua ketrampilan ini membutuhkan
  kedisiplinan. Membutuhkan banyak latihan, sedikit frustasi, dan
  mungkin lecet-lecet di lutut hingga dapat berhasil.

  Disiplin diterapkan dengan maksud agar kamu dapat melakukan hal-hal
  indah yang selalu ingin kamu lakukan -- dan agar kamu puas terhadap
  diri sendiri apabila berhasil melakukannya. Selain itu, disiplin
  juga diterapkan untuk mempersiapkan dirimu menjadi seorang yang
  dikehendaki Allah. Kadang-kadang kedisiplinan sukar diterapkan,
  tetapi itulah jalan yang menjamin kita sampai ke tujuan.

  Hari 1: Allah Memperlengkapi Musa (Keluaran 3:9-12, 4:1-5,10-17)

  Allah menampakkan diri kepada Musa dalam semak duri yang menyala di
  Gunung Horeb dan memanggil Musa untuk pergi ke Mesir dan membebaskan
  Bangsa Israel dari perbudakan.

  1. Bagaimana tanggapan Allah setiap kali Musa menyatakan ketakutan
     dan ketidakpastiannya?
  2. Terkadang kita merasa bahwa pekerjaan yang harus kita lakukan
     terlalu sukar. Pekerjaan apa yang saat ini kamu rasa terlalu
     sukar? Diskusikanlah bagaimana kita dapat saling membantu agar
     pekerjaan itu bisa terselesaikan.

  Hari 2: Anak yang Bijak (Amsal 13:1-4)

  Amsal memuat banyak pepatah. Tujuan penulisan kitab ini adalah untuk
  memberi pengertian kepada orang muda agar mampu mengarungi
  kehidupan.

  1. Nafsu siapakah yang dipuaskan dalam ayat-ayat ini? Apa makna
     ayat-ayat ini bagimu?
  2. Hal-hal apa yang orang lain kerjakan untukmu yang seandainya kamu
     tahu bagaimana melakukannya maka kamu ingin mengerjakannya
     sendiri? Bagaimana kamu akan belajar untuk mengerjakannya?

  Hari 3: Perkataan Kita Diperhitungkan (Amsal 15:1-5)

  1. Apa perbedaan antara lidah orang bijak dengan mulut orang bebal?
  2. Pernahkah kamu kehilangan kesabaran dan mengucapkan kata-kata
     yang sebenarnya tidak ingin kamu ucapkan? Apa yang terjadi antara
     kamu dengan orang yang mendengar ucapanmu itu? Adakah cara lain
     yang dapat kamu pakai untuk menanganinya?

  Hari 4: Yesus Dicobai. (Lukas 4:1-13)

  1. Bagaimana tanggapan Yesus setiap kali iblis mencobai Dia?
  2. Yesus telah mempersiapkan diri untuk menghadapi segala sesuatu
     yang akan dihadapi-Nya di dunia ini. Bagaimana kamu mempersiapkan
     dirimu?

  Hari 5: Murid-Murid Bertengkar (Markus 9:33-37)

  Yesus baru saja menyembuhkan seorang anak yang bisu dan tuli. Dia
  dan murid-murid-Nya sedang dalam perjalanan menuju ke Kapernaum.

  1. Apa yang dipertengkarkan oleh murid-murid?
  2. Yesus lebih memerhatikan masalah yang dipertengkarkan dan bukan
     sikap para murid. Bicarakanlah mengenai pertengkaran yang kamu
     alami akhir-akhir ini. Apa yang lebih kamu perhatikan, sikap
     orang yang bertengkar denganmu atau masalah yang dipertengkarkan?

  Hari 6: Disiplin dalam Pelayanan Kristen (1Timotius 4:1-16)

  1. Apa yang harus kita pegang teguh dan kita ajarkan pada orang
     lain?
  2. Bagaimana keluarga Anda dapat memerlengkapi diri untuk hidup
     dekat dengan Allah? Apa hal-hal lain yang dapat Anda gali
     bersama?

  AKTIVITAS KHUSUS: MENULIS BUKU HARIAN

  Salah satu dari latihan kedisiplinan yang banyak membantu dan telah
  saya kembangkan adalah menulis buku harian. Saya memulai setiap
  halaman dengan "Allah terkasih". Kadang-kadang ada derai air mata
  sementara saya menuangkan ketakutan serta kerinduan saya yang
  terdalam. Buku harian saya merupakan rekaman doa-doa dan pergumulan
  saya bersama Allah.

  Minggu ini, berikan pada setiap orang beberapa lembar kertas untuk
  dipakai sebagai catatan harian. Beri kesempatan kepada setiap
  anggota yang ingin membagikan apa yang ditulisnya.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul buku: Belajar Bersama
  Penulis   : Janice Y. Cook
  Penerbit  : Yayasan Gloria, Yogyakarta, 1999
  Halaman   : 64 - 66


                         -=- WARNET PENA -=-

                         e-SMARTSCHOOL.COM
                         =================
                   http://www.e-smartschool.com/

  Dengan visi "Ikut Mencerdaskan Bangsa", pada tahun 2000 Kompas
  Gramedia Group membangun sebuah portal yang spesifik, yaitu
  "pendidikan anak". Situs ini berisi berbagai macam bahan pengetahuan
  untuk anak. Walaupun situs umum (bukan tentang pelayanan anak),
  tetapi tidak ada salahnya mengambil ide dan referensi untuk bahan
  mengajar para guru/pendidik Kristen dari situs ini. Secara garis
  besarnya, isi dari situs ini adalah Pengetahuan Komputer,
  Pengetahuan Umum, Cerita Anak, dan Pelajaran Sekolah. Di sini Anda
  juga akan menjumpai komunikasi interaktif dua arah, baik untuk orang
  tua maupun untuk anak sekolah, di mana anak-anak sekolah tersebut
  bisa saling berbagi cerita atau menanyakan pelajaran sekolah kepada
  rekannya atau langsung kepada redaktur situs ini.

  [Kiriman dari: Evie]


                      -=- DARI MEJA REDAKSI -=-

                NATIONAL CHILDREN`S WORKERS CONFERENCE
                ======================================

  NCWC (National Children`s Workers Conference) hadir sebagai wadah
  bagi para pendidik anak, guru sekolah minggu, aktivis pelayanan
  anak, dan orang tua untuk bersama-sama mempersiapkan langkah-langkah
  strategis dalam Dunia Pelayanan Anak Indonesia. Selain itu, NCWC
  juga diharapkan dapat membawa para pelayan dan pendidik anak untuk
  saling berjejaring dan bekerjasama guna menumbuhkan generasi baru
  yang mampu menjadi berkat bagi zamannya.

  PELAKSANAAN

  Hari/tanggal: Kamis - Jumat / 8 - 9 September
  Tempat      : Istora Senayan Jakarta
  Pembukaan   : Pkl. 14.00 WIB

  ACARA

  A. Workshop I (Pilih salah satu)

  1. Menjadi Guru yang Kreatif dan Inovatif
  2. Musik dalam Pelayanan Anak
  3. Multiple Intelligences: Aplikasinya dalam Pelayanan Anak
  4. Multimedia: Dampak dan Pengaruhnya dalam Pelayanan Anak
  5. Berbeda Anak, Berbeda Kebutuhan

  B. Workshop II (Pilih salah satu)

  1. Cooperative Learning: Membuat Kelas Menjadi Hidup dengan
     Pendekatan Kooperatif
  2. Object Lesson: Menghidupkan Kelas Melalui Eksperimen dan
     Aktivitas yang Menarik
  3. Mendesain dan Membuat Alat Peraga
  4. Merancang Kelas Bayi (0-1 Tahun) dan Batita (1-3 Tahun)
  5. Mendidik Anak Sesuai Keunikan dan Temperamen Anak

  C. Workshop III (Pilih salah satu)

  1. Puppet Ministry: Panggung Boneka Untuk Pelayanan Anak
  2. Problem Based Learning: Aplikasinya Dalam Pendidikan Rohani Anak
  3. Mebig: Memory Bible Games
  4. Kreasi Balon Dalam Menyampaikan Firman Tuhan
  5. Merancang Kurikulum Sekolah Minggu Yang Komprehensif

  D. Pleno

  1. Potret Anak Indonesia
  2. Program Pelayanan Anak yang Kontekstual

  E. Pameran

  1. Pameran dan Informasi Terlengkap Dunia Pelayanan Anak Indonesia
  2. Pameran Sekolah Minggu
  3. Ajang Kreativitas Anak

  PEMBICARA

   1. Dr. Tanti Djatmiko
   2. Rev. Detty Laidlow
   3. Anita Lie, Ed.D.
   4. Drs. Kresnayana Yahya, M.Sc.
   5. Sumarno Kosasih, B.E. dan Woen Soen Lan, B.Com.
   6. Meilania, S.E.
   7. Dr. Sudi Ariyanto
   8. Ir. Hindra Salim
   9. Lisanasanti, M.A.
  10. Heru Tjandra Mulia

  KONTRIBUSI PESERTA:

  Rp  75.000,-/orang (sekarang - 17 Agustus 2006)
  Rp 100.000,-/orang (18 Agustus 2006 - 7 September 2006)
  Rp 150.000,-/orang (8-9 September 2006)

  (Termasuk makalah, makan malam hari pertama dan makan siang hari
  kedua)

  BONUS

  Peserta grup 10 orang dari JaBoDeTaBek/grup 5 orang dari Pulau Jawa/
  grup 3 orang dari luar Pulau Jawa akan diberikan 1 Paket Kurikulum
  dan Alat Peraga.

  AKOMODASI

  1. Untuk informasi akomodasi peserta luar kota, harap menghubungi
     Sekretariat Panitia NCWC.
  2. Pendaftaran akomodasi ditutup tanggal 17 Agustus 2006.

  INFO DAN PENDAFTARAN

  Sekretariat National Children`s Workers Conference
  Jl. Tanjung Duren Utara III E / 236 Jakarta Barat 11470
  Tel. +62(21) 560-2630
  Fax. +62(21) 566-8962
  SMS. +62(21) 9298-3255
  Info lebih lanjut <http://www.ncwc.info> atau
  e-mail: <contact(at)ncwc.info>


                         -=- MUTIARA GURU -=-

            Disiplin pada hakekatnya merupakan suatu proses
         dari latihan atau belajar yang bersangkut paut dengan 
                     pertumbuhan dan perkembangan.
                             - Alex Sobur -

----------------------------------------------------------------------
               Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbet
       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                 Copyright(c) e-BinaAnak 2006 -- YLSA
        http://www.sabda.org/ylsa/  ~~ http://katalog.sabda.org/
                     Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                  No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
======================================================================
Anda terdaftar dengan alamat e-mail: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org>
Alamat Berhenti     : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org>
Arsip e-BinaAnak    : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://www.sabda.org/pepak/
------------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU --------------

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org