Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/269

e-BinaAnak edisi 269 (3-3-2006)

Arti Penting Melayani

   ><>  Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak  <><
        ==================================================

Daftar Isi:                                             269/Maret/2006
----------
    ^o^ SALAM DARI REDAKSI
    ^o^ ARTIKEL (1)         : Membangkitkan Sikap Mau Melayani
                                 di dalam Diri Anak Anda
    ^o^ ARTIKEL (2)         : Pelayanan dan Pertumbuhan Rohani
    ^o^ TIPS                : Mendidik Anak untuk Melayani Melalui
                                 Ibadah SM
    ^o^ BAHAN MENGAJAR      : Bawalah Seorang Teman kepada Yesus
    ^o^ WARNET PENA         : Christian Answer Net -- Kids
    ^o^ DARI ANDA UNTUK ANDA: Tanya Alat Peraga
    ^o^ MUTIARA GURU

^o^----------------------------------------------------------------^o^
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
  <staf-BinaAnak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)xc.org>
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
^o^ SALAM DARI REDAKSI

  Syalom,

  Mengajarkan nilai-nilai kristiani pada anak merupakan tema utama
  yang akan diulas sepanjang bulan Maret ini. Adapun topik-topik yang
  akan diuraikan setiap minggunya adalah sebagai berikut:
             1. Arti Penting Melayani
             2. Arti Penting Persembahan
             3. Arti Penting Bersyukur
             4. Arti Penting Kasih
             5. Arti Penting Doa

  Minggu ini, kita akan bersama-sama belajar tentang cara mendidik
  anak supaya mereka dapat mengerti arti melayani yang sesungguhnya.
  Untuk membawa anak mengerti arti melayani Tuhan, bangkitkan terlebih
  dahulu sikap mau melayani dalam diri mereka, baik di rumah, sekolah
  maupun di Sekolah Minggu. Bagaimana caranya? Untuk itu simaklah
  seluruh sajian Artikel, Tips, dan Bahan Mengajar minggu ini.

  Selamat melayani!

  Redaksi e-BinaAnak,
  (Davida)

       "Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia
   yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik
               dari kasih karunia Allah." (1Petrus 4:10)
          < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=1Petrus+4:10 >


^o^ ARTIKEL (1) ---------------------------------------------------^o^

    ^ MEMBANGKITKAN SIKAP MAU MELAYANI DI DALAM DIRI ANAK ANDA ^
      ========================================================

  Saat Anda berangan-angan tentang anak yang "ideal", mungkin sifat
  mau melayani, tidak muncul di dalam pikiran Anda sebagai sifat
  utama. Mungkin inilah sebabnya mengapa banyak orang sekarang hidup
  sebagai "generasi yang mementingkan diri sendiri" atau yang tidak
  menaruh minat untuk mempunyai sikap mau melayani lebih daripada
  dilayani.

  Pada dasarnya, kepekaan terhadap sikap mau melayani - bahkan sekadar
  naluri untuk melakukan hal itu - merupakan sesuatu yang fundamental
  untuk mengimbangi keberhasilan yang diperoleh di dalam hampir segala
  bidang kehidupan. Kepemimpinan yang tidak disertai sikap mau
  melayani akan mengalami banyak kesulitan. Pemimpin yang melayani,
  yang digambarkan oleh Tuhan Yesus dalam Markus 10:43 - "Barangsiapa
  ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu"
  - merupakan seorang motivator yang lebih baik dan akan lebih disukai
  daripada seorang pemimpin yang ditakuti. Suatu pernikahan tanpa
  saling melayani tidak akan memberi kepuasan pada kedua belah pihak
  dan juga tidak akan dapat bertahan lama. Kepribadian manusia juga
  akan mengalami kesulitan jika tidak mendapat kepuasan akibat tidak
  adanya sifat melayani atau melakukan sesuatu yang baik dan benar
  untuk orang lain.

  Jadi, bagaimana caranya supaya naluri untuk melayani itu bisa
  menjadi bagian dari kepribadian anak Anda yang sedang dalam masa
  pertumbuhan itu? Sebagaimana halnya dalam bidang lain, cara termudah
  bagi seorang anak untuk belajar adalah dengan melihat teladan di
  rumahnya. Ukurlah diri Anda dengan mengajukan pertanyaan yang
  berikut ini.

  1. Dalam kehidupan sehari-hari, apakah anak saya senantiasa melihat
     saya melayani dan menolong dengan senang hati, walaupun saya
     tidak dibayar atau malah diomeli oleh istri atau suami saya?

  2. Apakah anak saya sering melihat saya dengan sukarela mengerjakan
     tugas-tugas rumah tambahan saat saya melihat istri atau suami
     saya dalam keadaan terdesak dan sangat sibuk dengan berbagai
     macam tugas.

  3. Pernahkah saya mengerjakan tugas rumah tangga yang paling hina
     dan kasar, atau apakah saya selalu menugaskan pekerjaan yang
     paling tak menyenangkan itu kepada anak saya?

  4. Apakah saya mempunyai kebiasaan untuk selalu mencari jalan agar
     kehidupan anak saya dapat menjadi lebih mudah, atau apakah saya
     selalu berpikir bahwa memang sudah sepantasnya ia melakukan hal
     itu bagi saya?

  5. Pernahkah saya secara sukarela membantu melakukan tugas-tugas
     rumah yang seharusnya menjadi tugas anak saya karena ia harus
     menyelesaikan banyak pekerjaan rumah dari sekolah yang menyita
     banyak waktu?

  6. Apakah anak saya sering melihat saya menolong teman-teman atau
     tetangga, atau memberikan bantuan sukarela dalam berbagai
     kegiatan di lingkungan saya?

  Jika semua ini nampaknya lebih merupakan pelajaran bagi orang tua
  daripada bagi anak-anak, maka Anda sudah dapat menangkap amanat yang
  ingin saya sampaikan. Prosesnya dimulai dari diri kita sendiri.
  Kemudian sebagai tambahan pada teladan yang kita berikan, kita dapat
  mengambil beberapa langkah lain untuk menolong anak-anak kita untuk
  belajar berkorban dalam rangka bertindak sebagai seorang pelayan.

  Seorang anak kecil yang baru belajar berjalan pun dapat menjadi
  "pembantu" bagi ibu atau ayahnya. Jika Anda bersedia memberikan
  waktu untuk menyelesaikan suatu tugas atau "proyek" padanya, yang
  tentunya lebih banyak dari waktu yang diperlukan jika Anda
  mengerjakannya sendiri, Anda akan memberikan kegembiraan kepada
  seorang anak kecil karena ia dapat "menolong" Anda membilas piring,
  mencuci kendaraan, memungut mainan, atau mengelap perabot rumah.
  Jika anak itu enggan, janganlah memaksakan hal itu pada anak seusia
  ini. Namun, kemungkinan besar ia dengan bersemangat ingin ikut
  terlibat dalam apa yang sedang Anda lakukan. Nyatakanlah pujian dan
  terima kasih Anda untuk bantuan yang diberikannya, dan ceritakan
  senantiasa kepada anggota-anggota keluarga lainnya bagaimana anak
  itu telah membantu. Kelak Anda akan melihat bahwa tugas Anda dapat
  lebih cepat selesai dengan cara ini karena anak itu tidak perlu
  bersaing untuk mendapatkan perhatian Anda.

  Bila seorang anak mencapai umur empat atau lima tahun dan sudah
  merasa dapat mengatur dirinya sendiri atau sudah merasa mempunyai
  identitas, mulailah melibatkan anak itu dalam berbagai pekerjaan
  supaya ia dapat membantu dalam arti yang sesungguhnya. Misalnya,
  dengan penuh semangat turun tangan melaksanakan apa yang ditugaskan
  kepada anak-anak di dalam keluarga atau membantu orang tua melakukan
  apa yang harus segera dikerjakan seperti membereskan rumah sebelum
  tamu tiba. Senantiasalah memberikan pujian dan penghargaan untuk
  bantuan-bantuan semacam ini.

  Doronglah anak Anda yang masih di Sekolah Dasar untuk sewaktu-waktu
  secara sukarela membersihkan ruang kelas atau dengan sengaja
  melakukan tugas-tugas yang kurang disukai, semata-mata untuk
  melayani. Hal ini dapat menolong untuk mengimbangi pandangan yang
  sudah merembes ke dalam kebanyakan sekolah yang sangat menekankan
  persaingan dan yang meremehkan nilai dari suatu pelayanan.

  Sertakan anak Anda dalam program kepramukaan. Di sini tekanan
  kawan sebaya akan mengokohkan betapa besar nilai suatu pelayanan
  itu. Pola berpikir dan bertindak ini dapat berakar dan membentuk
  sifat-sifatnya untuk seumur hidup.

  Dengan anak-anak Anda yang lebih besar, yang sudah duduk di Sekolah
  Dasar, bicarakanlah tentang peranan melayani dan sifat tidak
  mementingkan diri sendiri dalam membina persahabatan. Pikirkanlah
  bersama anak Anda suatu bentuk pelayanan tertentu bagi seorang
  kawan. Mintalah ia melaporkan tentang bagaimana tanggapan teman itu
  terhadap hal ini. Jika tidak memuaskan, cobalah cari di mana letak
  kekeliruannya dan sarankanlah untuk mencoba sekali lagi.

  Dengan anak yang remaja atau yang menjelang remaja, selidikilah
  ayat-ayat Alkitab tentang menjadi pelayan untuk mengerti apa
  artinya: "Orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang
  terdahulu akan menjadi yang terakhir," dan "menaruh pikiran dan
  perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus." Beberapa ayat
  Alkitab yang patut dibicarakan yaitu, Matius 20:26-28;
  Markus 9:35; Yohanes 13:12-15; Roma 15:1-3; Galatia 6:10; dan
  Filipi 2:3-8.

  Buatlah foto tentang anak Anda yang sedang melayani. Berusahalah
  untuk memuji setiap kali foto itu dilihat atau slidenya
  dipertunjukkan.

  Ajaklah keluarga Anda untuk memilih suatu proyek pelayanan kelompok
  yang dapat dilakukan bersama-sama - mungkin menolong seorang
  tetangga yang lanjut usia dalam membereskan rumahnya, surat-menyurat
  dengan orang yang merasa kesepian karena tugas belajar atau karena
  tugas lainnya, atau menjadi orang tua asuh. Atau menghubungi suatu
  lembaga sosial yang ada di daerah Anda yang membutuhkan tenaga
  sukarela sehingga Anda bisa mendapat informasi mengenai kemungkinan
  untuk dapat ikut melayani.

  Setiap bulan, buatlah semacam penilaian dengan memberikan "angka"
  untuk pelayanan yang dilakukan anak Anda maupun Anda sendiri.
  Usahakanlah agar pelayanan menjadi pokok yang sering dibicarakan
  di meja makan. Sadarkanlah anak Anda bahwa seorang yang "matang atau
  dewasa" yang sudah cukup mantap untuk dapat melayani orang lain itu
  pasti akan menjadi seorang pemimpin dalam arti kata yang sebenarnya.

  Sumber:
  Judul Buku : 40 Cara Mengarahkan Anak
  Penulis    : Paul Lewis
  Penerbit   : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1997
  Halaman    : 120 - 124


^o^ ARTIKEL (2) ---------------------------------------------------^o^

  Artikel ini dapat Anda uraikan kembali dalam bahasa yang sederhana
  untuk mengajarkan tentang pentingnya arti pelayanan kepada anak.
  Selain Anda dapat belajar, murid-murid Anda pun mendapatkan berkat
  yang sama.

                  ^ PELAYANAN DAN PERTUMBUHAN ROHANI ^
                    ================================

  Pada suatu malam yang bersalju di musim dingin, saya mengumpulkan
  kayu bakar untuk tempat perapian kami. Malam itu amat dingin,
  tetapi segera setelah saya menaruh kayu itu dalam api, ruangan
  menjadi hangat. Kayu itu sendiri monggol dan berwarna kelabu karena
  dibiarkan di luar dan termakan cuaca selama beberapa musim. Tidak
  ada keindahan atau kehangatan dari kayu itu. Tetapi ketika dibakar,
  kayu-kayu itu menghangatkan rumah dan keluarga kami, dan kami senang
  akan nyala apinya yang bertahan cukup lama.

  Pada saat kita melayani orang lain, kita menjadi seperti kayu bakar
  yang menyala itu. Kita sendiri tidak menarik, tetapi kita
  memperlihatkan kemuliaan Tuhan sewaktu kita dipakai untuk Dia.

  Pada musim gugur, saya dan istri saya menanam beberapa umbi bunga
  tulip dan bunga bakung. Jika saudara pernah menanam bunga ini,
  saudara ingat betapa tidak menariknya umbi-umbi itu. Tetapi pada
  musim semi, gumpalan-gumpalan buruk ini mengeluarkan keindahannya,
  dan orang-orang kagum pada rupanya yang berwarna-warni.

  Ketika kita melayani orang lain, kita menjadi seperti umbi-umbi
  bunga itu. Walaupun kita sendiri tidak menarik, kita memperlihatkan
  keindahan Yesus ketika kita dipakai untuk Dia.

  Kedua ilustrasi ini menunjukkan betapa kehangatan dan keindahan
  muncul ketika hal-hal biasa dimanfaatkan. Tetapi ilustrasi tersebut
  tidak lengkap. Orang Kristen yang melayani lebih beruntung daripada
  kayu bakar atau umbi bunga itu. Kayu dan umbi itu, bila memakai
  dirinya sendiri untuk menimbulkan kehangatan dan keindahan, tidak
  menjadi lebih menarik. Sedangkan orang Kristen akan menjadi lebih
  menarik.

  Pelayanan Kristen membawa Kristus - keindahan-Nya dan kehangatan-Nya
  - kepada mereka yang dilayani. Pelayanan Kristen juga mendatangkan
  pemberian Kristus kepada orang yang melayani. Melayani Allah dan
  melayani orang lain adalah laksana menghadiri suatu jamuan makan.
  Dalam kesenangan pesta itu kita mendapatkan kekuatan dari makanan
  kita.

  Anak-anak kami semua melayani sebagai konselor atau anggota staf
  dalam berbagai pekan kegiatan Kristen. Sepanjang tahun-tahun ini
  saya telah mengamati mereka dan kawan-kawan mereka bertumbuh melalui
  pelayanan. Saya yakin bahwa para konselor anggota staf menerima jauh
  lebih banyak dari pengalaman pekan kegiatan itu daripada yang
  diterima oleh para peserta pekan kegiatan, walaupun para peserta
  pekan kegiatan juga sangat tertolong. Pertumbuhan timbul karena
  melayani, bukan karena dilayani. Sama seperti kekuatan tubuh
  bertambah dengan olahraga, iman bertumbuh saat kita memakainya.

  Meskipun demikian, motif kita melayani Allah dan orang lain jangan
  sekali-kali untuk memperoleh sesuatu dari pelayanan itu. Jika itu
  yang menjadi motif kita, berarti kita tidak memberi dengan hati yang
  "bersih", dan Tuhan tidak akan memberi kita upah dengan berkat yang
  penuh. Tetapi jika kita melayani sebab kita ingin memberi, kita akan
  mendapatkan sesuatu yang jauh lebih besar daripada yang kita
  berikan. Kita akan semakin mengenal Kristus dan semakin mampu untuk
  melayani dengan lebih efektif lagi.

  Perumpamaan tentang talenta memberi tahu kita banyak tentang upah
  bagi mereka yang melayani dengan efektif (Matius 25:14-30). Hamba
  yang tidak setia tidak diberi upah. Talenta yang tidak ia pakai
  diambil daripadanya, dan ia diusir dari hadapan tuannya. Tetapi
  hamba-hamba yang setia diberi upah, bukan dengan kekayaan yang besar
  untuk mereka simpan sendiri, melainkan dengan kesempatan yang lebih
  besar untuk melayani.

  Orang yang memiliki hati yang suka melayani akan menghargai upah
  semacam ini. Ia menyadari bahwa upah paling baik yang ia terima
  karena melayani Tuhan kita Yesus Kristus adalah kesempatan yang
  lebih besar untuk melayani. Ini disebabkan karena melalui
  pelayananlah kita bisa bertumbuh secara rohani dan menjadi alat yang
  lebih besar lagi untuk memberitakan firman-Nya kepada mereka yang
  membutuhkan.

  Jikalau kita melayani hanya karena upah, upah kita tidak akan berupa
  pelayanan yang lebih besar, karena kita tentu melayani dengan motif
  yang rendah. Tetapi jika kita melayani Kristus oleh karena kita
  ingin menyenangkan Dia, Ia akan memberi kita upah yang terbesar,
  yaitu kesempatan untuk melayani Dia dengan lebih efektif. Dalam
  melayani Dia, kita sendiri akan bertumbuh secara rohani. Kita akan
  menjadi hamba yang lebih efektif, yang dipersiapkan untuk pelayanan
  lebih besar yang akan Ia berikan kepada kita. Pertumbuhan rohani
  bukan berarti jumlah kesalehan yang lebih besar, melainkan kemampuan
  yang lebih besar untuk melayani Yesus. Waktu kita melayani, kita
  menjadi lebih menyerupai Dia, diperlengkapi secara lebih baik untuk
  melaksanakan Amanat Agung-Nya.

  Sesuatu yang indah terjadi ketika kita menjadi alat yang lebih
  efektif untuk membawa berkat Tuhan kepada orang lain. Karena
  diciptakan menurut gambar-Nya, kita bertumbuh semakin menyerupai Dia
  waktu kita melakukan pekerjaan-Nya. Orang yang dewasa rohaninya akan
  bersifat menawan dan menarik, dengan membawa ciri-ciri Kristus.
  Tidak ada upah yang lebih besar daripada hal ini.

  Sumber diambil dari:
  Judul Buku: Pola Hidup Kristen
  Penulis   : Gilbert Beers
  Penerbit  : Kerja sama antara Gandum Mas, Malang; Yayasan Kalam
              Hidup, Bandung; dan YAKIN, Surabaya, 2002
  Halaman   : 120 - 124


^o^ TIPS ----------------------------------------------------------^o^

          ^ MENDIDIK ANAK UNTUK MELAYANI MELALUI IBADAH SM ^
            ==============================================

  Salah satu cara untuk mengajarkan arti pelayanan kepada anak adalah
  dengan merancang satu program ibadah anak di mana di dalamnya anak-
  anak terlibat untuk melayani satu dengan lainnya.

  1. Ibadah dimulai dengan lagu-lagu yang dapat mengaktifkan anak-anak
     untuk terlibat dan menciptakan rasa kesatuan dalam kelompok.
     Selanjutnya akhiri lagu-lagu pujian sebelum pelajaran Alkitab
     dimulai.

  2. Anak-anak kelas besar yang duduk di kelas 5 SD mengumpulkan,
     menghitung, dan mengedarkan persembahan. Pada saat persembahan,
     anak-anak secara berkelompok menampilkan musik khusus. Setiap
     bulan mereka bisa mencalonkan seorang misionaris atau hamba Tuhan
     khusus sebagai penerima persembahan. Harapannya dengan
     mengenalkan seorang misionaris atau hamba Tuhan, anak-anak dapat
     menjadi pendukung misionari yang aktif. Dari waktu ke waktu
     berikan kesempatan kepada anak-anak untuk melayani anak-anak
     lainnya. Misalnya, dengan mengumpulkan dana atau barang-barang
     yang dapat diberikan ke panti-panti asuhan.

  3. Pada saat berdoa, anak-anak dapat membentuk kelompok kecil
     dipimpin oleh seorang pemimpin doa yang mengajari mereka
     bagaimana berdoa untuk anak lainnya. Catat semua permohonan doa
     sehingga anak-anak dapat melihat bagaimana Tuhan meresponi dan
     menjawab doa mereka.

  4. Selanjutnya anak-anak kelas enam bisa menampilkan tampilan
     lagu-lagu pujian yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Anak-anak
     ini bertemu beberapa kali untuk mempersiapkan pertunjukan
     panggung yang berhubungan dengan tema. Guru bisa membantu
     pertunjukkan boneka itu dengan memainkan musik. Tanggung jawab
     diberikan kepada anak yang lebih tua supaya mereka merasa
     dibutuhkan, agar mereka belajar melayani dalam setiap
     persiapannya juga mengajar mereka untuk melayani orang lain.
     Anak-anak yang lebih muda memberikan penghargaan kepada mereka
     melalui tepuk tangan atau pujian.

  5. Selanjutnya anak-anak mengikuti pelajaran Alkitab dalam kelompok
     kecil dan membuat lingkaran untuk mempelajari bagian-bagian yang
     berbeda dalam cerita yang diberikan. Dengan demikian keragaman
     dalam mengajar bisa ditambah sambil menjaga agar anak-anak tetap
     aktif. (t/rat)

  Bahan diterjemahkan dan diedit dari sumber:
  Nama Situs        : Childrens Ministry
  Alamat URL        : http://www.childrensministry.com/Article.asp?ID=702
  Judul Artikel Asli: Kids Serving Kids
  Penulis Artikel   : Mark Schoonover


^o^ BAHAN MENGAJAR ------------------------------------------------^o^

                 ^ BAWALAH SEORANG TEMAN KEPADA YESUS ^
                   ==================================

  NYANYIAN BERSAMA

  "Senang, Selalu Senang"; "Anak-anak Kecil Tuhan Cinta".

  CERITA

  Kita senang bila ada tamu di rumah kita, bukan? Sangat menyenangkan
  untuk membuat persiapan menyambut mereka. Kita ingin rumah kita rapi
  dan bersih, dan kita memikirkan cara-cara untuk menyenangkan mereka
  selama mereka ada bersama kita. Kita mengharapkan mereka mau datang
  kembali.

  Pada suatu hari ketika Mira dan Rudi pulang dari sekolah, ibu mereka
  menceritakan bahwa Nenek akan datang berkunjung. Ini merupakan kabar
  yang menggembirakan, karena mereka sangat mencintai nenek mereka.
  Rudi memutuskan untuk membeli permainan teka-teki potongan gambar,
  karena Nenek gemar menyusunnya. Ibu membuat sebuah daftar makanan
  kesukaan Nenek, dan Mira menolong dengan membersihkan rumah. Ketika
  akhirnya Nenek tiba, semuanya sudah bersih dan rapi. Seluruh
  keluarga telah bekerja keras membuat persiapan bagi kedatangannya.
  Mereka senang mendapat kunjungan Nenek dan berusaha sebisa mungkin
  agar Nenek senang untuk tinggal.

  Seperti halnya Mira dan Rudi menyiapkan segala sesuatu untuk
  kedatangan tamu mereka, demikian juga kita ingin bersiap-siap untuk
  kedatangan tamu-tamu kita di Sekolah Minggu. Tentu saja kita ingin
  agar ruangan kita kelihatan menyenangkan. Tetapi yang lebih penting
  lagi ialah memperlakukan tamu-tamu kita dengan ramah. Bagaimana
  kita dapat melakukan hal ini? (Doronglah murid-murid untuk
  memberikan saran, tetapi bimbinglah pembicaraan itu agar tetap
  berarti dan teratur.)

  Salah satu hal yang perlu kita ingat jika membawa seorang tamu ialah
  memperkenalkan dia kepada teman-teman kita dan kepada para guru.
  Pernahkah kalian menjadi seorang asing? (Terangkan bahwa seorang
  asing adalah orang yang tidak kenal dengan orang-orang yang ada.)
  Menjadi seorang asing tidak menyenangkan, bukan? Tetapi tamu-tamu
  kita tidak akan merasa asing jika kita menolong mereka untuk saling
  berkenalan. Kita juga berharap bahwa mereka akan segera mengenal
  Teman kita yang paling akrab, yaitu Tuhan Yesus.

  Hal lain yang perlu diingat jika kita mempunyai tamu ialah bertindak
  dengan sopan. Orang yang sopan tidak akan saling mendorong atau
  mendesak. Mereka akan membantu tamu mereka mendapat tempat duduk.
  Anak-anak yang sopan akan membantu meriangkan suasana kelas dengan
  berlaku baik di dalam kelas. Mereka akan melakukan apa saja agar
  para tamu merasa senang telah menghadiri Sekolah Minggu sehingga
  mereka ingin kembali.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku   : Buku Pintar Sekolah Minggu, Jilid 2
  Penerbit     : Gandum Mas, Malang, 1996
  Halaman      : 9


^o^ WARNET PENA ---------------------------------------------------^o^

                   ^ CHRISTIAN ANSWER NET -- KIDS ^
                     ============================
                 http://www.christiananswers.net/kids/

  Apakah Anda sedang bingung karena mendapat pertanyaan "sulit" dari
  anak atau murid Sekolah Minggu Anda. Pernahkah mereka bertanya:
  Benarkah dinosaurus hidup jutaan tahun lalu sebelum ada manusia?
  Apakah manusia berasal dari kera? Atau pertanyaan lain yang sejenis?
  Jangan khawatir! Anda dapat menemukan jawabannya di Situs Christian
  Answers Net. Situs ini memberikan pelayanan ke seluruh dunia dan
  dirancang sebagai sarana penginjilan, pendidikan, dan kerasulan yang
  efektif melalui internet. Bagian Kids dari situs ini memang
  dirancang untuk membantu anak, orang tua dan para pelayan anak.
  Sebagian isinya juga telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
  Anda butuh ide baru dan segar untuk melakukan penginjilan pada anak?
  Di sinilah tempatnya!

  Sumber: Publikasi ICW Edisi 082/2000
  Arsip : http://www.sabda.org/publikasi/icw/082/


^o^ DARI ANDA UNTUK ANDA ------------------------------------------^o^

  Dari: Jusup Hariadi <jusup.hariadi(at)>
  >Kami ingin mendapatkan informasi di mana kami bisa memperoleh alat
  >peraga untuk mengajar Sekolah Minggu. Info ini sangat kami butuhkan
  >karena dalam SMT ( sidang majelis terbuka ) 2006 dimana saya sempat
  >hadir (sebagai warga jemaat) mendengar keluhan dari Komisi Anak
  >yang sangat memerlukan alat peraga tersebut dalam pelayanan sekolah
  >minggu, demikian terima kasih.

  Redaksi:
  Untuk mendapatkan informasi tentang alat peraga yang lengkap, Anda
  dapat menghubungi Yayasan Domba Kecil. Silakan menghubungi alamat
  e-mail di: < info(at)dombakecil.org >

  Jika ada rekan yang mengetahui info lain mengenai suatu lembaga atau
  tempat yang menyediakan alat peraga lengkap untuk SM, silakan
  kirimkan ke redaksi e-BinaAnak di: < staf-binaanak(at)sabda.org >


^o^ MUTIARA GURU --------------------------------------------------^o^

  Melayani Tuhan bukan merupakan balas budi kita akan kebaikan-Nya,
           tetapi sebagai bukti bahwa kita mengasihi-Nya.

^o^----------------------------------------------------------------^o^
               Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbet
       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                 Copyright(c) e-BinaAnak 2006 -- YLSA
        http://www.sabda.org/ylsa/  ~~ http://katalog.sabda.org/
                     Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                  No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
^o^----------------------------------------------------------------^o^
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan : < subscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org >
Alamat Berhenti     : < unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org >
Arsip e-BinaAnak    : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://www.sabda.org/pepak/
><> --------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK --------- <><

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org