Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/238

e-BinaAnak edisi 238 (21-7-2005)

Saling Melayani


   ><>  Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak  <><
        ==================================================

Daftar Isi:                                        Edisi 238/Juli/2005
----------
    o/ SALAM DARI REDAKSI
    o/ ARTIKEL              : Saling Melayani
    o/ TIPS                 : Langkah-langkah Praktis
    o/ AKTIVITAS            : Permainan Gotong Royong dan Tepak Balon
    o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Tanggapan untuk Situs PEPAK
    o/ MUTIARA GURU

o/----------------------------------------------------------------o/
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
     <staf-BinaAnak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)xc.org>
______________________________________________________________________
o/ SALAM DARI REDAKSI --------------------------------------------o/

  Salam kasih dalam penyertaan Yesus Kristus,

  Kata "saling melayani" adalah kata yang sudah tidak asing lagi bagi 
  kita, orang Kristen. Alkitab mengajarkan supaya kita belajar dari 
  Tuhan Yesus yang datang bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani. 
  Dengan dasar itulah, edisi e-BinaAnak minggu ini hadir dengan 
  menyajikan topik SALING MELAYANI, sebagai lanjutan dari tema bulan 
  ini, yaitu "Membangun Persekutuan Antarguru SM"

  Bagi Anda, para pelayan anak, tiga bahan yang kami siapkan, yaitu 
  sebuah Artikel, sebuah Tips, dan sebuah Aktivitas, kami harap dapat 
  menolong Anda untuk belajar saling melayani, bahkan bukan hanya 
  antarguru saja, melainkan juga dengan anak-anak asuh kita. Silakan 
  segera menyimak dan Selamat Melayani! (Ra)

  "Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan
    untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan
                 bagi banyak orang." (Matius 20:28)
           < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Matius+20:28 >

______________________________________________________________________
o/ ARTIKEL -------------------------------------------------------o/

                       -o- SALING MELAYANI -o-
                           ===============

  Tentunya kita akan bersyukur jika di gereja kita memiliki rekan-
  rekan yang dipanggil Tuhan untuk terlibat dalam pelayanan. Mereka
  yang sungguh-sungguh melayani itu tentu telah mengorbankan cukup
  banyak tenaga, pikiran, perasaan, dan bahkan kadang-kadang uang.
  Mereka melayani tanpa pamrih, hanya semata-mata karena pernah
  mengalami Kasih Anugerah Tuhan yang begitu besar, sehingga mereka
  pun memberi sebagian waktu mereka untuk melayani Tuhan melalui
  gereja.

  Memang tidak semua orang yang sudah mengalami kasih dan Anugerah
  Tuhan bisa secara sukarela melayani Tuhan. Beberapa orang mungkin
  terlalu sibuk dengan pekerjaan, sehingga memiliki banyak alasan
  untuk dimaklumi agar tidak terlibat dalam pelayanan. Ada juga orang-
  orang yang lebih cenderung ingin dilayani.

  Sebagaimana kebiasaan pada banyak gereja, mereka yang baru pertama
  kali datang ke gereja disambut dengan penuh kehangatan. Banyak
  teman-teman yang boleh berkenalan dengannya, perhatian pada hari itu
  seakan-akan difokuskan kepadanya saja. Setelah hadir ke gereja hari
  ini kemungkinan ia akan hadir lagi di gereja untuk minggu-minggu
  berikutnya, namun semakin lama berbakti tentu sudah mulai dianggap
  seperti anggota keluarga sendiri. Jika pada waktu pertama kali
  seseorang datang ke gereja dilayani, sekarang seharusnya ia yang
  melayani.

  Kira-kira bulan Juli 1990 saya diterima di Seminari Alkitab Asia
  Tenggara Malang, waktu itu saya berangkat dari kampung halaman saya,
  Medan dengan membawa dua buah koper berisi buku dan pakaian yang
  cukup besar. Begitu pintu gerbang kampus dibuka, saya disambut
  dengan sangat hangat sekali, semua koper saya langsung dibawa kakak
  tingkat, dan kami menuju ke asrama lantai tiga. Setelah itu, saya
  diperlihatkan beberapa tempat-tempat yang penting di asrama,
  misalnya perpustakaan, ruang makan, ruang kelas, dan juga beberapa
  tempat-tempat umum terdekat, misalnya kantor pos, kantor telkom, dan
  tempat belanja.

  Liburan tahun pertama, saya tidak pulang ke Medan, tetapi salah
  seorang teman baik saya mengajak ke Makassar, di sana berlibur
  kurang lebih sepuluh hari, setelah itu saya kembali lagi ke kampus.
  Saat kembali, di pintu gerbang saya bertemu lagi dengan kakak
  tingkat yang tahun lalu membukakan pintu, namun kali ini agak
  berbeda, koper saya tidak diangkatkan lagi. Jadi, saya harus
  mengangkatnya sendiri menuju asrama.

  Mengapa demikian? Apakah saya bermusuhan dengan kakak tingkat itu?
  Apakah beliau iri pada saya? Oh tidak.

  Jawaban yang paling tepat adalah karena saya bukan orang baru lagi
  di kampus. Saya sudah menjadi salah satu anggota keluarga besar di
  sana, justru saat ini adalah giliran saya untuk mengangkat koper
  mahasiswa yang baru.

  Demikian juga kita di gereja, bukan? Pertama-tama kita dilayani,
  tetapi setelah melewati beberapa waktu tiba giliran kita untuk
  melayani. Jadi, kalau hari ini ada jemaat atau rekan sepelayanan
  yang mengeluh tidak diperhatikan, coba kita minta beliau terlebih
  dulu koreksi diri. Minta mereka untuk memperhatikan terlebih dahulu
  rekan-rekan di sekitar mereka. Mulailah untuk melayani mereka, bukan
  lagi dilayani. Inilah kehidupan bergereja, yang kita sebut "saling"
  melayani. Kata "saling" itu berarti dari dua pihak dan timbal balik.
  Kalau semua warga gereja memiliki kesadaran yang demikian, pasti
  tidak ada lagi di antara kita yang tinggal menunggu dilayani lagi.

  Prinsip yang dijajarkan Tuhan Yesus justru melayani orang lain
  terlebih dahulu, bukan dilayani. Kita dapat melihat sendiri
  bagaimana Tuhan Yesus turun tangan melayani murid-murid-Nya. Ia
  membasuh kaki murid-murid-Nya, suatu pekerjaan yang sangat hina
  sekali pada waktu itu, yang dilakukan oleh para hamba. Tetapi, Yesus
  dengan sukarela melakukan itu. Inilah yang kita sebut dengan
  melayani. Sesudah itu, Ia menuang air ke dalam sebuah baskom, lalu
  mulai membasuh kaki pengikut-pengikut-Nya dan mengeringkannya dengan
  handuk yang terikat di pinggang-Nya (Yohanes 13:5).

  Memang tidak gampang melayani orang lain, dibutuhkan pengorbanan
  yang tidak sedikit. Melayani orang lain membutuhkan pengorbanan
  waktu kita, perasaan kita, konsentrasi kita dan banyak lagi. Namun,
  ada banyak kesaksian yang kita dengar dari mereka yang melayani
  dengan sungguh-sungguh, Tuhan memberkati mereka dengan limpah.

  Kita tidak dapat menutup kemungkinan orang-orang tertentu yang
  berada di gereja hanya ingin dilayani saja. Jadi, kalau sedikit saja
  perhatian tidak ditujukan kepadanya, maka kita sudah dicap sombong,
  pilih kasih, kurang pendekatan, dan sebagainya.

  Mereka yang selalu hendak dilayani mestinya mulai saat ini sadar,
  bahwa gereja itu ibarat rumah kita dan kita semua adalah
  penghuninya. Sebagai penghuni, tentu kita ini bukan orang luar,
  melainkan orang dalam yang segala urusannya menjadi tanggung jawab
  kita. Kalau ada yang kelihatan kurang beres, misalnya kursi dalam
  kelas SM belum disusun rapi, lantai ruang ibadah masih kotor
  sementara kebaktian segera dimulai, mulailah untuk sadar akan
  tanggung jawab kita sebagai warga jemaat untuk membantu
  membereskannya.

  Yang paling penting adalah terjalin kerjasama yang baik dan saling
  mengasihi. Jemaat juga perlu memperhatikan tugas-tugas yang pernah
  didelegasikan kepadanya. Jangan karena tugas-tugas lain yang
  menumpuk, kita menjadi lalai mengerjakan tugas kita.

  Kiranya kita menyadari bahwa tugas kita sebagai orang percaya adalah
  melayani, bukan dilayani, tentunya yang paling utama melayani Tuhan
  Yesus.

  Sangat indah sekali apabila terlihat di dalam sebuah komunitas
  jemaat semua saling melayani. Waktu itu pasti tidak ada iri hari,
  tidak ada dendam, tidak ada kemarahan, tidak ada saling curiga,
  tetapi semuanya saling mengasihi satu sama lain, dan setiap kata-
  kata yang dikeluarkan dari mulut kita adalah ucapan syukur bukan
  bersungut-sungut. Sungguh berlimpah berkat Tuhan, sehingga setiap
  orang percaya akan disukai banyak orang. Tuhan pasti menolong kita.

  Bahan diedit dari sumber:
  Nama Situs        : SJC GII USA
  Alamat URL        : http://sjc.gii-usa.org/topik/topikbignov2.html/
  Judul Artikel Asli: Kebiasaan Dilayani di Gereja

______________________________________________________________________
o/ TIPS ----------------------------------------------------------o/

                   -o- LANGKAH-LANGKAH PRAKTIS -o-
                       =======================

  Berikut ini langkah-langkah praktis yang dapat Anda terapkan untuk
  menolong sesama orang Kristen untuk mulai saling melayani dengan
  kasih.

  LANGKAH 1:

  Cobalah Anda menilai berapa banyak Anda dan orang-orang lain di
  gereja Anda mungkin mencerminkan "perbuatan dari sifat-sifat yang
  berdosa" dalam hubungan Anda, dibandingkan dengan "buah Roh". Salah
  satu cara untuk mendapat keterangan tentang hal ini adalah mulai
  dengan pertanyaan-pertanyaan berikut ini. Jawabannya akan memberi
  petunjuk tentang kedewasaan Kristen di dalam satu tubuh orang-orang
  percaya. Suatu ukuran yang memakai 7 angka disertakan untuk menolong
  Anda mengukur berbagai macam pernyataan dari sifat-sifat Kristus.
  Nomor ",1" menandakan bahwa ciri utama yang dinilai tidak pernah
  kelihatan. Angka ",7" menandakan bahwa itu selalu kelihatan. Angka-
  angka di antaranya mewakili tingkatan-tingkatan yang kelihatan.
  Pilihlah angka yang paling sesuai dengan keadaan Anda (Skor jawaban
  ada di pertanyaan nomor 1.)

  1. Apakah ada kasih Kristen dinyatakan di antara orang-orang di
     gereja saya?

     Tidak pernah terlihat     Selalu terlihat
     1      2      3     4     5      6      7

  2. Apakah ada tanda-tanda sukacita dan kebahagiaan?
  3. Apakah ada damai, kesatuan, dan persatuan?
  4. Apakah orang-orang percaya menunjukkan kesabaran seorang terhadap
     yang lain?
  5. Apakah mereka bersikap murah dalam tindakan dan sikap mereka?
  6. Apakah mereka menunjukkan kebaikan? (Ini dinyatakan melalui
     tindakan yang nyata dan bukan hanya melalui kata-kata saja.)
  7. Apakah mereka setia satu terhadap yang lain? (Ini merupakan lawan
     dari sifat plin-plan dan tidak dapat dipercaya.)
  8. Apakah mereka menunjukkan sifat kelembutan dan kepekaan dalam
     hubungan mereka satu terhadap yang lain?
  9. Apakah mereka bisa menguasai diri dalam percakapan di antara
     mereka dan di dalam gaya hidup mereka pada umumnya?

  Jika Anda mengalami kesukaran dalam melihat tanda-tanda tersebut,
  maka hanya ada satu kesimpulan: lebih banyak "perbuatan daging" yang
  terlihat daripada "buah Roh". Apabila hal ini benar, orang-orang
  Kristen rupanya belum secara aktif "saling melayani oleh kasih".

  LANGKAH 2:

  Untuk memeriksa objektivitas Anda dan ketepatan pengamatan Anda
  sendiri, mintalah beberapa orang Kristen di gereja Anda untuk
  mengambil langkah 1. Kemudian bandingkan catatan-catatan itu dan
  bawa di dalam doa.

  LANGKAH 3:

  Jika sebagai kelompok, Anda merasa bahwa orang lain di gereja Anda
  tidak aktif saling melayani oleh kasih, jika perbuatan daging lebih
  nyata daripada perbuatan Roh, maka pertimbangkan untuk mengambil
  pendekatan-pendekatan berikut:

  PERTAMA, yakinkanlah bahwa Anda tidak bersalah telah membiarkan
  perbuatan daging Anda menguasai hubungan Anda sendiri dengan orang
  lain.

  KEDUA, bentuklah sekelompok kecil antarorang Kristen yang secara
  sadar mau mencoba untuk menyatakan buah Roh.

  KETIGA, mulailah berdoa untuk orang lain di gereja -- tetapi hanya
  setelah Anda yakin bahwa hidup Anda sendiri sudah beres.

  KEEMPAT, sebagai kelompok yang lebih besar, bertekadlah untuk
  memancarkan buah Roh dalam hubungan dengan semua anggota dari tubuh
  Kristus.

  Peringatan: Berjaga-jagalah terhadap "kesombongan rohani" dan
  "kerohanian semu". Sikap "merasa lebih" dan kesombongan rohani akan
  membuat lebih banyak persoalan daripada pemecahan persoalan.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku        : Saling Membangun
  Judul Artikel Asli: Layanilah Seseorang akan yang Lain oleh Kasih
  Penulis           : Gene A. Getz
  Penerbit          : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1976
  Halaman           : 86 - 89

______________________________________________________________________
o/ BAHAN MENGAJAR ------------------------------------------------o/

           -o- PERMAINAN: GOTONG ROYONG DAN TEPAK BALON -o-
               ========================================

  GOTONG ROYONG

  Persiapan:
  ----------
  1. Sedotan plastik dan karet gelang yang warnanya sama sebanyak
     jumlah peserta.
  2. Para pesertanya adalah remaja.

  Cara Bermain:
  -------------
  Para peserta dibagi menjadi dua atau tiga kelompok yang terdri dari
  pria dan wanita (setiap kelompok diusahakan berjumlah kurang lebih
  sepuluh orang).

  Kemudian, sedotan plastik dibagikan kepada setiap peserta, masing-
  masing memasukkannya ke dalam mulut dan ujungnya digigit sedikit.

  Setelah itu, karet gelang yang banyaknya sesuai dengan panjang
  sedotan dimasukkan ke sedotan seorang peserta, tetapi jangan sampai
  kena mulut, lalu ia memindahkannya kepada peserta lain dan
  demikianlah seterusnya sampai semuanya mendapat giliran. Hanya pada
  waktu ia memindahkan karet gelang itu ke sedotan peserta yang lain,
  tidak boleh menggunakan tangan. Mulut yang harus menggerakkan
  sedotan itu (boleh juga membungkuk pada waktu mengambil atau
  menerima karet gelang itu).

  Kemudian pemimpin menghitung berapa sisa karet gelang yang ada pada
  peserta terakhir yang berhasil diperolehnya karena ada kerjasama di
  antara mereka. Juga berapa karet gelang yang terjatuh karena tidak
  ada kerjasama di antara mereka yang memberikannya.

  Waktu yang dipergunakan oleh orang yang terbanyak mengumpulkan karet
  gelang harus dihitung (ini perlu dilakukan sebab sering waktunya
  terlalu lama), lalu dicatat. Kelompok yang terbanyak dan tercepat
  mengumpulkan karet gelang, itulah yang akan menjadi pemenangnya
  dalam permainan gotong royong ini.

  Tujuan:
  -------
  Permainan gotong royong ini dapat menjadi contoh bagi para peserta
  betapa pentingnya kerjasama dalam pelayanan. Setiap anggota kelompok
  hendaknya bersatu dan jangan terpecah-belah, seperti yang dikatakan
  Paulus, "Karena kau adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang
  Allah, bangunan Allah .... Dengan teguh berpegang kepada kebenaran
  di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia yang
  adalah Kepala. Daripada-Nyalah seluruh tubuh, yang rapi tersusun dan
  diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan
  kadar pekerjaan tiap-tiap anggota -- menerima pertumbuhannya dan
  membangun dirinya dalam kasih" (1Korintus 3:9; Efesus 4:15-16).

  TEPAK BALON

  Persiapan:
  ----------
  1. Kursi-kursi yang dibuat sebagai gawang bagi setiap kelompok.
  2. Beberapa balon yang sudah ditiup.
  3. Dua buah sapu lantai yang masih baik.
  4. Permainan sebaiknya diadakan di dalam ruangan yang cukup besar.

  Cara bermain:
  -------------
  Kursi diletakkan di ujung ruangan yang satu sebagai gawang dari
  kelompok pertama, dan kursi yang satu lagi diletakkan di ujung
  ruangan yang lain sebagai gawang dari kelompok kedua. Jaraknya
  antara gawang kesatu dengan gawang kedua kurang lebih 20 meter.

  Para peserta dibagi menjadi dua kelompok dan saling berhadapan
  dengan jarak kurang lebih 10 meter. Setiap kelompok terdiri dari
  sebelas peserta. Kemudian para anggota kelompok pertama menghitung
  mulai dari satu sampai sebelas, demikian juga kelompok kedua.

  Pemimpin meletakkan satu balon dan dua sapu di tengah ruangan. Pada
  waktu pemimpin menyebutkan salah satu nomor dari peserta, misalnya
  nomor ",2", peserta yang bernomor ",2" dari kedua kelompok segera
  mengambil sapu dan berusaha memasukkan bola ke bawah kursi lawan
  (sebagai gawang lawan).

  Setelah lewat beberapa menit, pemimpin kembali menyebutkan nomor
  peserta lain, misalnya nomor ",4". Peserta yang bernomor ",2" dari
  kedua regu berhenti menepak balon, kemudian memberikan sapu kepada
  nomor ",4". Begitulah seterusnya sampai waktu yang telah ditentukan
  oleh pemimpin.

  Para peserta diberi istirahat selama lima menit. Kemudian, permainan
  dilanjutkan lagi dengan berpindah tempat (seperti pada permainan
  sepakbola).

  Bila pada akhir permainan jumlah gol kedua regu sama banyaknya, maka
  diadakan tendangan penalti, yaitu balon yang berjarak kurang lebih
  50 cm dari kursi ditepak dengan menggunakan sapu.

  Yang menjadi pemenangnya adalah regu yang paling banyak memasukkan
  bola ke gawang lawan.

  Tujuan:
  -------
  Mengajarkan kepada kita agar selalu bekerja sama dengan melakukan
  pekerjaan Tuhan (1Korintus 3:7-9).

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku: 100 Permainan dan 500 Kuis Alkitab
  Penulis   : Dr. Mary Go Setiawani dan Rachmiati
  Penerbit  : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1993
  Halaman   : 83 - 84 dan 190 - 191

______________________________________________________________________
o/ DARI ANDA UNTUK ANDA ------------------------------------------o/

  Dari: Adhy Lomi <Adhy(at)>
  >Saya sangat berterima kasih atas kehadiran situs ini, karena saya
  >banyak sekali dibantu dalam hal pengajaran guru Sekolah Minggu di
  >gereja saya. Kiranya Tuhan selalu memberikan kesuksesan PEPAK ini.
  >Terima kasih.

  Redaksi:
  Banyak materi seputar pelayanan anak yang bisa Anda dapatkan dalam
  Situs PEPAK. Oleh karena itu, kami mengajak rekan-rekan yang belum 
  pernah berkunjung ke Situs PEPAK <http://www.sabda.org/pepak/> untuk 
  mendapatkan berkat yang sama pula dengan Sdr. Adhy Lomi. Saran
  dan kritik selalu kami harapkan untuk kemajuan pelayanan anak di
  Indonesia.

______________________________________________________________________
o/ MUTIARA GURU --------------------------------------------------o/

           Sebenarnya, kita semua harus saling menjadi hamba.
                 Dan dalam saling melayani oleh kasih,
          kita mendapat kemerdekaan yang sejati di dalam Yesus.
                            - Gene A. Getz -

o/----------------------------------------------------------------o/
               Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbet
       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                 Copyright(c) e-BinaAnak 2005 -- YLSA
      http://www.sabda.org/ylsa/  ~~ http://www.sabda.org/katalog/
                     Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                  No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
o/----------------------------------------------------------------o/
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org>
Untuk berhenti kirim e-mail ke:   <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org>
Untuk Arsip e-BinaAnak:    http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://www.sabda.org/pepak/
><> --------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK --------- <><

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org