Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/209

e-BinaAnak edisi 209 (23-12-2004)

Kasih Natal

        ><>  Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak  <><

Daftar Isi:                                    Edisi 209/Desember/2004
~~~~~~~~~~~
    o/ SALAM DARI REDAKSI
    o/ RENUNGAN             : Setitik Kasih di Balik Kandang Natal
    o/ KESAKSIAN NATAL      : Dua Bayi dalam Palungan
    o/ BAHAN MENGAJAR       : Berita Bintang
    o/ AKTIVITAS            : Ucapan Natal Non Kartu
    o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Tanggapan Mengenai Juara SM
    o/ MUTIARA GURU

=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
     <staf-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org>
=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ SALAM DARI REDAKSI

  Salam kasih dalam Kristus,

  Masih bertemakan Natal, sajian e-BinaAnak minggu ini menyajikan
  bahan-bahan menarik seputar kasih. Bagi kita, umat Kristiani, Natal
  sangat identik dengan kasih. Setiap kali memperingati Natal, kita
  diingatkan kembali akan kasih Allah bagi dunia ini, yang diwujudkan-
  Nya dengan mengirimkan Putra Tunggal-Nya untuk menyelamatkan dunia
  dari kuasa maut. Karena kasih Allah itulah, sekarang kita dimampukan
  untuk mengasihi sesama kita. Bagaimana kita dapat mewujudkan kasih
  itu dalam tindakan kita sehari-hari? Segera saja simak sajian
  e-BinaAnak minggu ini.

  e-BinaAnak Edisi 209/2004 ini akan menjadi sajian terakhir kami
  tahun 2004. Kami sungguh berharap, seluruh sajian e-BinaAnak di
  tahun 2004 menjadi berkat bagi Anda semua, baik guru Sekolah Minggu
  ataupun para pelayan dan pecinta anak. Tidak lupa untuk menutup
  pertemuan di tahun 2004 ini, Tim Redaksi e-BinaAnak mengucapkan:

                SELAMAT NATAL 2004 DAN TAHUN BARU 2005

  Semoga kasih Allah senantiasa menyertai kita semua. Sampai jumpa
  tahun depan. Tuhan memberkati!


  Tim Redaksi

           "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,
        sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,
       supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa,
                melainkan beroleh hidup yang kekal."
                            (Yohanes 3:16)
          < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Yohanes+3:16 >


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ RENUNGAN

  Apakah di gereja Anda selalu memasang dekorasi kandang Natal?
  Ternyata di balik dekorasi tersebut, ada suatu kisah indah yang
  dapat kita jadikan renungan untuk masa-masa Natal ini.

                 SETITIK KASIH DI BALIK KANDANG NATAL
                 ====================================

  Santo Fransiskus Asisi dipercaya sebagai pencetus dibuatnya dekorasi
  kandang Natal yang pertama kali. Pada zaman dahulu, orang-orang
  sepertinya tidak dapat memahami atau membayangkan kondisi sewaktu
  Yesus lahir. Mereka tak dapat membayangkan bagaimana kelahiran Yesus
  ´dihadiri´ oleh kawanan ternak, para gembala, dan orang Majus dari
  Timur.

  Pada tahun 1223, St. Fransiskus membuat dekorasi kandang Natal yang
  pertama di Gereja Greccio, dekat Asisi, Italy. Pada mulanya, ia
  hanya meletakkan tiga tokoh Natal, Yesus, Maria, dan Yusuf dalam
  kandang Natal itu. Namun pada tahun-tahun selanjutnya, ia
  menambahkan tokoh-tokoh lain, seperti para gembala, hewan-hewan
  ternak, orang Majus Timur, dan malaikat. Tak lama kemudian, tradisi
  itu tersebar luas ke seluruh Eropa.

  Selanjutnya, dekorasi kandang Natal itu mendapat polesan modernitas
  seperti yang kita jumpai pada masa kini. Banyak pabrik yang membuat
  dekorasi kandang Natal itu dalam bentuk satu set yang indah, anak-
  anak sekolah menambahkan bintang yang dilapisi kertas aluminium foil
  agar tampak mengkilat, dan lain-lain.

  Dekorasi kandang Natal itu pada mulanya dibuat untuk menolong kita
  untuk melihat kembali suasana kelahiran Yesus sekitar 2000 tahun
  yang lalu. Namun, agaknya sekarang orang meletakkan dekorasi kandang
  Natal hanya untuk mempercantik dekorasi Natal. Orang bahkan
  seringkali lupa akan makna dibalik kesederhanaan itu. Yesus tidak
  lahir di tengah-tengah gemerlapnya dunia atau di tengah orang-orang
  yang memang sengaja menantikan kehadiran-Nya.

  Dia hadir di tengah ketidaksadaran kita. Dia menghembuskan nafas
  kasih lewat kesederhanaan yang jarang sekali, bahkan tak pernah,
  tersentuh oleh kita. Namun kasih itu begitu kuat, sehingga membekas
  dalam pada sanubari kita yang telah hidup di alam modern. Ya,
  mungkin kita perlu meletakkan dekorasi kandang Natal itu dalam hati
  kita masing-masing, agar kita tidak akan lupa bahwa Yesus hadir
  dengan begitu sederhana dan tanpa kita sadari telah menguatkan hati
  kita.

  Bahan diedit dari sumber:
  Nama Situs     : Gloria Cyber Ministries
  Alamat Artikel : http://www.glorianet.org/natal/nataseti.html
  Penulis Artikel: C.K. Widyaningsih


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ KESAKSIAN NATAL

                       DUA BAYI DALAM PALUNGAN
                       =======================

  Dua warga Amerika memenuhi undangan Departemen Pendidikan Rusia
  untuk mengajar moral dan etika yang berdasarkan prinsip-prinsip
  Injil di sebuah panti asuhan.

  Di panti asuhan yang merupakan program kepedulian pemerintah
  tersebut, tinggallah kira-kira seratus anak lelaki dan perempuan
  terlantar yang menerima perlakuan kejam dari orangtuanya dan korban
  perlakuan ketidakadilan lainnya. Kedua warga Amerika tersebut
  menceritakan pengalaman mereka berikut ini.

  Saat itu mendekati musim liburan tahun 1994. Saatnya bagi anak-anak
  yatim piatu untuk pertama kalinya mendengarkan cerita tradisional
  tentang Natal. Kami bercerita kepada mereka tentang Maria dan Yusuf
  yang tiba di Betlehem dan ternyata tidak mendapat kamar di
  penginapan. Lalu pasangan ini pergi ke sebuah kandang, di mana
  akhirnya bayi Yesus dilahirkan dan diletakkan di dalam sebuah
  palungan. Anak-anak dan staf panti asuhan mendengarkan alur cerita
  dengan penuh kekaguman. Beberapa di antaranya duduk di ujung kursi
  tanpa sandaran, mencoba memahami setiap kata dari cerita tersebut.

  Setelah selesai bercerita, kami memberi anak-anak itu tiga buah
  karton kecil untuk membuat sebuah palungan sederhana. Setiap anak
  diberi sehelai kertas berbentuk bujur sangkar kecil yang diperoleh
  dari menggunting lap kuning yang saya bawa, sebab di kota itu tidak
  ada kertas berwarna. Anak-anak mengikuti instruksi dengan menyobek
  kertas, dan dengan hati-hati meletakkan jajaran sobekan kertas di
  dalam palungan sebagai jerami. Guntingan kain flannel yang diperoleh
  dari gaun malam bekas digunakan sebagai selimut bayi. Sebuah boneka
  bayi kami sediakan dari Amerika.

  Semua anak yatim piatu sibuk membuat palungan mereka, sementara saya
  berkeliling untuk melihat-lihat siapa tahu ada yang butuh bantuan.
  Semua berjalan lancar sampai saya mendapati satu meja di mana Misha
  kecil berada. Ia tampaknya berusia kira-kira enam tahun dan telah
  menyelesaikan pekerjaannya. Ketika saya menengok ke dalam palungan
  anak laki-laki itu, saya tercengang melihat ada dua bayi dalam
  palungan bukan hanya satu.

  Dengan cepat saya memanggil penerjemah untuk menanyakan anak itu
  mengapa ada dua bayi dalam palungan yang dibuatnya. Sambil melihat
  memandangi palungannya itu, anak itu mulai mengulangi cerita yang
  didengarnya tadi dengan amat serius. Untuk anak sekecil itu, yang
  mendengar cerita Natal hanya sekali, ia menceritakannya dengan
  cermat. Sampai tiba pada bagian di mana Maria meletakkan Yesus di
  palungan. Misha membuat akhir cerita menurut versinya sendiri,
  dan ia berkata:
     "Dan ketika Maria membaringkan bayi itu dalam palungan. Yesus
     memandangku dan bertanya kepada saya, apakah saya punya tempat
     tinggal. Saya berkata kepada-Nya bahwa saya tidak punya papa dan
     mama, jadi saya tidak punya tempat tinggal. Kemudian Yesus
     berkata kepada saya bahwa saya dapat tinggal bersama-Nya. Tetapi
     saya mengatakan bahwa saya tidak bisa tinggal dengan-Nya karena
     saya tidak punya hadiah untuk diberikan kepada-Nya, seperti
     halnya yang dilakukan anak-anak lain. Tetapi saya sangat ingin
     tinggal bersama Yesus, jadi saya berpikir, apa ya milik saya yang
     dapat saya gunakan sebagai hadiah. Maka saya lalu bertanya kepada
     Yesus, ´Jika saya memberi-Mu kehangatan, apakah hal itu merupakan
     hadiah yang cukup baik?´ Dan Yesus menjawab, ´Jika kamu memberi-
     Ku kehangatan, hal itu adalah hadiah terbaik yang pernah Ku-
     terima.´ Maka saya masuk ke dalam palungan dan kemudian Yesus
     memandangku dan Dia berkata bahwa saya dapat tinggal bersama-Nya
     ... selamanya."

  Ketika Misha kecil mengakhiri ceritanya, matanya berlinang airmata,
  menetes ke pipinya. Ia menutup mukanya dengan kedua tangannya,
  menelungkupkan kepalanya ke atas meja dan ia menangis tersedu-sedu
  sampai bahunya terguncang-guncang. Anak yatim piatu yang kecil itu
  telah menemukan "seseorang" yang tidak akan pernah menelantarkan
  atau memberikan perlakuan buruk kepadanya, seseorang yang akan
  tinggal bersamanya selamanya.

  "Saya telah belajar dari kejadian ini," si pengajar Amerika
  mengakhiri ceritanya. "Ternyata yang lebih berharga dalam hidup ini
  adalah siapa yang kumiliki, bukan apa yang kumiliki!"

  Sumber: Milis diskusi e-BinaGuru < subscribe-i-kan-binaguru@xc.org >
  Arsip : http://purcell.xc.org/scripts/lyris.pl?visit=i-kan-BinaGuru


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ BAHAN MENGAJAR

                            BERITA BINTANG
                            ==============

  Persiapan:
  ----------
  Buatlah sebuah bintang besar berujung lima dari karton manila
  berwarna kuning.

  Bacaan Alkitab:
  ---------------
  Matius 2:1-12

  Cerita:
  -------
  [Angkatlah bintang besar itu dan jamahlah setiap ujung pada saat
  Saudara menguraikan bahan mengajar berikut.]

  Bintang ajaib yang nampak di langit pada hari Natal pertama itu
  memiliki lima pokok berita bagi dunia.

  1. Pertama-tama, itulah satu bintang pengharapan.
     Berabad-abad lamanya dunia berada dalam kegelapan. Tetapi pada
     waktu orang-orang Majus itu memandang bintang itu, maka
     pengharapan lahir di dalam hati mereka. Melalui bintang itu
     mereka mengetahui bahwa seorang Raja akan dilahirkan. Dia akan
     membawa terang ke dalam dunia yang gelap. Dia akan memberikan
     kesukaan ganti kedukaan, damai ganti kesukaran.

  2. Bintang ini juga satu bintang pimpinan.
     Dia memimpin orang-orang Majus menempuh gurun pasir, melalui
     padang gurun kepada Yesus. Dia memberikan kepada mereka satu
     tujuan dan satu sasaran untuk dicapainya, dan setiap malam
     bintang itu memimpin mereka sedikit lebih dekat ke tempat
     tujuannya.

  3. Itulah satu bintang cahaya.
     Dalam kegelapan malam bintang itu paling cemerlang di antara yang
     lain. Hal itu tidak mengherankan, karena itulah bintang seorang
     Raja. Bintang itu tidak hanya membawa terang alamiah ke dunia
     ini, tetapi meramalkan satu terang yang lebih ajaib: terang yang
     dibawa oleh Yesus ke dalam hidup anak laki-laki dan perempuan
     yang membuka hati mereka untuk Yesus.

  4. Bintang Betlehem yang indah itu adalah suatu bintang kehidupan.
     Ketika bintang itu bercahaya di atas Seorang Anak di Betlehem
     itu, orang Majus memasuki kota kecil itu dan menyambut Raja yang
     muda, yang akan menjadi pemberi hidup -- yakni kehidupan kekal.

  5. Ujung kelima pada bintang kita memberi tahu bahwa bintang yang
     telah bersinar di benua Timur itu adalah satu BINTANG KASIH.
     Allah, dalam kasih-Nya yang besar, telah menempatkan bintang itu
     di langit untuk menceritakan pemberian kasih-Nya kepada orang-
     orang di tempat yang jauh. Siapakah pemberian kasih-Nya itu?
     Tentu saja, Bayi Yesus!

  Bintang Natal masih bersinar hari ini. Setiap anak mempunyai
  pengharapan akan masa depan yang indah bila dia memberikan hatinya
  kepada Yesus. Pimpinan, terang, dan kehidupan adalah milik kalian
  bila kalian mengikut bintang itu. Dan lebih dari semuanya, Allah
  begitu mengasihi kalian sehingga memberikan anak-Nya yang tunggal
  sebagai pemberian Natal untuk kalian. Bukalah hati kalian pada hari
  Natal ini dan terimalah Yesus.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku: Buku Pintar Sekolah Minggu Jilid 1
  Penerbit  : Gandum Mas, Malang, 1997
  Halaman   : 61


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ AKTIVITAS

  Pengungkapan kasih di hari Natal bisa kita lakukan dengan
  mengirimkan ucapan selamat Hari Natal kepada orang-orang yang kita
  kasihi. Media yang paling umum dan paling sering kita gunakan untuk
  maksud itu adalah kartu Natal. Namun, sebenarnya ada cara-cara lain
  yang tidak kalah menarik dan istimewa untuk dilakukan. Berikut ini
  beberapa ide untuk Anda yang ingin mencoba mengungkapkannya dengan
  dengan cara selain mengirimkan kartu Natal:

                        UCAPAN NATAL NON KARTU
                        ======================

  1. Lewat Short Massages Service (SMS)
     ----------------------------------
     Alangkah baiknya, kita mengucapkan selamat Natal lewat SMS.
     Bahkan lebih cepat sampai dan lebih murah dari kartu. Habiskan
     jatah karakter untuk menambahkan ucapan yang membangun dan
     mendorong semangat.

  2. Lewat telepon langsung
     ----------------------
     Ucapkan selamat disertai pesan Natal Anda, atau nyanyikan sebuah
     lagu Natal yang singkat bila Anda suka menyanyi. Telepon langsung
     ini akan berkesan bila Anda lakukan tepat pada saat Natal itu
     tiba.

  3. Lewat e-card
     ------------
     Bagi para pengguna internet, ucapan Natal melalui e-card bisa
     menjadi pilihan Anda. Selain cepat, e-card kebanyakan juga
     cenderung lebih menarik. Pilihan e-card pun begitu banyak
     macamnya sehingga Anda bebas memilih yang kira-kira sesuai dengan
     karakter si penerima.

  4. Lewat kado
     ----------
     Anda bisa memberi kado kepada seseorang sebagai ucapan Natal.
     Tambahkan saja di kado, tulisan "Selamat Natal", maka Anda tidak
     perlu lagi memberinya kado. Kado ii tah harus berupa barang
     mahal. Buku dapat menjadi alternatif kado Natal yang bagus.

  5. Lewat bunga
     -----------
     Serangkaian bunga dalam vas, atau sekedar seikat bunga rangkaian
     sendiri, dapat juga menjadi alternatif pengganti kartu Natal.
     Cukup tambahkan secarik kertas kecil berisi ucapan "Selamat
     Natal" pada bunga tersebut.

  6. Lewat kue atau permen
     ---------------------
     Satu toples mungil kue atau permen juga dapat menjadi "kartu"
     ucapan Natal Anda. Anda dapat membeli toples sendiri dan
     menghiasnya dengan pita atau hiasan lain menurut selera, lalu
     mengisinya dengan kue kering atau permen yang cenderung lebih
     awet dan manis dipandang. Sertakan kertas kecil yang berisi
     ucapan selamat.

  7. Lewat kunjungan
     ---------------
     Bila memungkinkan, Anda dapat mengunjungi kerabat dan juga
     sahabat Anda di hari Natal. Susun jadwal Anda dengan
     memprioritaskan orang-orang yang biasanya jarang atau sulit Anda
     jumpai. Kebersamaan Anda dengan mereka di saat Natal lebih
     berharga dari sekadar ucapan melalui kartu.

  8. Lewat foto
     ----------
     Anda dapat mengirim kartu Natal yang berupa foto Anda bersama
     orang yang akan Anda kirimi ucapan selamat, sebisa mungkin yang
     belum dipunyai si penerima. Modifikasi atau hiaslah sedikit foto
     tersebut, sehingga pantas menjadi kartu ucapan Natal yang
     berkesan.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buletin: Shining Star  -- Edisi Desember 2002
  Sumber Asli  : Glorianet Cyber Ministries
  Penerbit     : Komisi Remaja GKI Gunung Sahari, Jakarta, 2002
  Halaman      : 5


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ DARI ANDA UNTUK ANDA

  Redaksi:
  Berikut ini tanggapan dari rekan Roni Sudarno mengenai Juara SM yang
  pernah disharingkan oleh Sdri. Diana Lim. Kami yakin, selain
  bermanfaat bagi Sdri. Diana, sharing dari Sdr. Roni ini juga
  bermanfaat bagi rekan-rekan e-BinaAnak sekalian.

  Dari: Joshua Roni <jdie4me@>
  >Hallo Diana Lim, nama saya Roni Sudarmo. Saya seorang penginjil
  >yang terlibat dalam pelayanan anak, baik di sekolah maupun gereja.
  >Mungkin saya bisa memberi masukkan tentang pemberian penghargaan
  >kepada anak-anak di akhir tahun, yang bukan dinilai dari baik,
  >pintar dan (setia saja). Karena ukuran baik itu memang relatif jadi
  >bisa subyektif buanget (kalau tidak ada kriteria yang jelas),
  >apalagi pintar hanya diukur dari IQ, padahal kalau kita mengerti
  >tentang kecerdasan majemuk, bukan kepintaran intektual yang
  >terpenting karena masing-masing anak memiliki kecerdasan tertentu.
  >Soal setia ­ ini memang hanya bisa dinilai dari kehadiran dan
  >nampaknya begitu. Bagi saya, selain setia seharusnya ada penilaian
  >lain karena kita tidak ingin menciptakan anak yang setia ke SM
  >tetapi tidak menunjukkan perubahan hidup yang sesuai dengan
  >Firman Tuhan. Jadi usul saya, kita bisa membuat buku poin selama
  >satu tahun dengan kriteria sbb.: menghafalkan ayat hafalan, bawa
  >Alkitab, mendengarkan cerita dengan baik, memuji Tuhan dengan baik,
  >sikap doa yang baik, bawa jiwa baru, menjadi pelaku firman Tuhan
  >(bisa sesuai dengan cerita yang kita sampaikan dan ketika anak
  >menjadi pelaku firman sesuai dengan firman Tuhan yang telah kita
  >sampaikan, kita bisa memberikan poin padanya), dll. ­ bisa
  >tambahkan sendiri sesuai dengan keadaan SM setempat. Setiap anak
  >melakukan kriteria yang telah kita cantumkan di buku poin maka
  >mereka akan mendapatkan poin dan setiap anak yang melanggar, poin
  >itu akan berkurang (poin itu bisa kita rangking dari 0-10).
  >Misalnya ketika anak tsb bawa Alkitab pada hari Minggu maka ia akan
  >mendapat poin 10, tetapi pada Minggu berikutnya kalau ia tidak bawa
  >Alkitab maka poin itu dikurangi (pengurangan poin bisa dari 0-10 ­
  >tergantung alasannya), demikian! juga dengan kriteria-kriteria
  >lainnya, apalagi membawa jiwa baru (bukan "Domba Kecil" dari gereja
  >lain lho)  bisa dapat 20 poin sekaligus (misalnya), tapi jangan
  >lupa kalau teman barunya hanya datang Minggu itu saja maka poin itu
  >bisa berkurang (ini untuk menghindari anak yang hanya mau
  >mendapatkan poin besar dengan membawa teman 1 kali saja. Dalam hal
  >ini, kita bisa membuat aturan bahwa ia harus bisa mempertahankan
  >teman baru itu, selama 1 bulan). Dan ingat, ketika anak tersebut
  >membawa teman yang belum percaya ini adalah kesempatan emas bawa
  >Guru SM menginjili dan melawat anak tersebut.
  >
  >Dengan kriteria-kriteria di buku poin itu, kita bisa melihat
  >pertumbuhan kerohanian anak tersebut selama 1 tahun dan penghargaan
  >yang kita berikan tidak sembarangan tetapi memang anak tersebut
  >layak mendapatkannya karena menunjukkan hasil sesuai Firman Tuhan.
  >Nah, setelah 1 tahun telah terkumpullah sejumlah nilai poin untuk
  >setiap anak dan berdasarkan nilai poin itulah kita memberikan
  >sejumlah kupon (yang SM Anda telah terapkan). Semoga ini bisa
  >membantu dan SM Anda membuat anak-anak semakin bertumbuh dalam
  >Firman Tuhan dan semakin serupa dengan Tuhan Yesus.
  >
  >Sorry ya, kalau penjelasan saya tidak bisa terlalu mendetail karena
  >kadang-kadang agak sulit untuk menyampaikan dalam bentuk tulisan.
  >God Bless You and Your Sunday School.


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ MUTIARA GURU

                               YA TUHAN,
          Terang sudah tiba, lilin-lilin di Betlehem menyala.
            Tolonglah saya untuk bersukacita dalam terang
          dan dalam cahaya itu melihat sesama saya apa adanya.
               Tolonglah saya untuk tetap mengenal dia
               Sementara Natal tiba dan cakrawala malam,
           sekali lagi dipenuhi dengan terang kelahiran-Mu
                           - Gordon Neel -


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
                  Staf Redaksi: Davida, Ratri, Murti
      Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                  Copyright(c) e-BinaAnak 2004 YLSA
                      http://www.sabda.org/ylsa/
=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk berhenti kirim e-mail ke:   <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk Arsip e-BinaAnak:    http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://www.sabda.org/pepak/
><> ========= PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK ==========
<><

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org