Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/168

e-BinaAnak edisi 168 (12-3-2004)

Jujur

     ><>  Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak  <><

Daftar Isi:                                     Edisi 168/Maret/2004
~~~~~~~~~~~
    o/ SALAM DARI REDAKSI
    o/ ARTIKEL              : Bagaimana Caranya Kita Mengajarkan
                                  Kejujuran?
    o/ TIPS MENGAJAR        : Membantu Anak untuk Tidak Berbohong
    o/ BAHAN MENGAJAR       : Orang Kristen Pura-pura
    o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Ucapan Terima Kasih
    o/ MUTIARA GURU

=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
     <staf-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org>
=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ SALAM DARI REDAKSI

  Salam dalam kasih Yesus Kristus,

  Kejujuran adalah sikap penting yang harus kita tanamkan pada anak
  sejak usia dini. Tapi menanamkan kejujuran kepada mereka tidak dapat
  terjadi secara instan hasilnya. Terbentuknya sikap itu merupakan
  proses yang terjadi seiring dengan pertumbuhan mereka. Pada dasarnya
  tidak ada titik berhenti bagi orangtua maupun guru dalam menanamkan
  sifat jujur kepada seorang anak. Selain dengan cara memberikan teori-
  teori atau dongeng-dongeng tentang kejujuran, kebohongan, kepura-
  puraan, dll. cara lain yang lebih bermanfaat adalah melalui
  pengalaman hidupnya, khususnya dengan keteladanan dari orangtua atau
  gurunya.

  Untuk berbicara lebih jauh mengenai sikap "Jujur" ini, maka simaklah
  Artikel sajian kami minggu ini yang berjudul "Bagaimana Caranya Kita
  Mengajarkan Kejujuran?" dan juga Tips Mengajar bagaimana "Membantu
  Anak untuk Tidak Berbohong". Bagi para guru SM dan para orangtua,
  kami siapkan satu Bahan Mengajar "Orang Kristen Pura-pura" untuk
  dapat Anda pakai mengajar.

  Selamat mengajar!

  Tim Redaksi

                   "Perhatikanlah orang yang tulus
                dan lihatlah kepada orang yang jujur,
        sebab pada orang yang suka damai akan ada masa depan."
                            (Mazmur 37:37)
          < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Mazmur+37:37 >


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ ARTIKEL

              BAGAIMANA CARANYA KITA MENGAJARKAN KEJUJURAN?
              =============================================

  Kejujuran merupakan salah satu dari "nilai-nilai inti", yaitu bahan
  baku sejati yang dapat membentuk integritas dan kematangan pribadi.
  Sama seperti nilai-nilai lainnya kejujuran tidak dapat dikenakan
  kepada seorang anak bagaikan memulas satu lapisan cat. Akan tetapi
  kejujuran itu tumbuh seperti serat-serat pada kayu -- yaitu
  merupakan bagian dari seluruh perkembangan dan pertumbuhan anak itu.
  Sebagai orangtua tugas kita ialah membimbing anak-anak kita agar
  mempunyai hati nurani yang jernih, mempunyai komitmen untuk berlaku
  jujur, dan sanggup untuk berpikir sendiri.

  Mengajarkan anak untuk berlaku jujur itu menyangkut tiga tahap
  pemberian instruksi: yang faktual, yang menyangkut hubungan,
  dan yang sifatnya pribadi.

  Tahap faktual merupakan proses yang berkesinambungan untuk mengisi
  pikiran anak dengan konsep kejujuran dan berbagai konsekuensi
  ketidakjujuran. Cerita-cerita Alkitab yang menggambarkan betapa
  besarnya nilai integritas (kepercayaan) itu sangat bermanfaat.
  Cobalah menceritakan kepada anak-anak yang masih duduk di Sekolah
  Dasar cerita tentang penipuan Yakub terhadap ayahnya (Kejadian 27).
  Diskusikan dengan anak-anak remaja kisah dosa Daud dengan Batsyeba
  (2Samuel 11). Perhatikanlah kesetiaan Yosia terhadap rencana-rencana
  Allah (2Raja-raja 22,23) dan komitmen Mikha pada kebenaran (1Raja-
  raja 22:14).

  Identitas psikoseksual seorang anak mulai terbentuk pada waktu anak
  berusia kira-kira dua tahun. Selain mendengarkan apa yang Anda
  katakan anak seusia itu mulai meniru Anda secara lebih cermat.
  Keinginan untuk mencontoh ini merupakan awal dari tahap pemberian
  instruksi yang menyangkut soal hubungan. Itu sebabnya Anda perlu
  memperhatikan dengan cermat standar-standar kejujuran Anda sendiri.
  Seorang anak kecil pun akan dapat melihat dan mengerti lebih banyak
  daripada apa yang Anda sadari tentang komitmen Anda pada soal
  integritas. Apa yang akan Anda katakan kepada anak-anak Anda, ketika
  Anda misalnya, melakukan urusan dagang Anda atau menyusun
  perhitungan pajak Anda? Pernahkah Anda "berbohong demi kebaikan"
  untuk menyenangkan hati orang atau mengelakkan sesuatu yang tidak
  menyenangkan (seperti menyuruh anak Anda menjawab telepon dan
  mengatakan bahwa Anda tidak di rumah)?

  Sangatlah penting anak Anda melihat Anda mengakui dengan jujur atas
  kegagalan-kegagalan Anda; misalnya, mengendarai mobil terlalu cepat
  dalam keadaan lalu lintas yang ramai, tidak pulang ke rumah padahal
  Anda mengatakan bahwa Anda akan pulang, atau tidak menepati janji.
  Memberi teladan secara demikian realistik itu akan menyebabkan anak
  itu merasa bebas untuk bergumul dengan masalah-masalahnya sendiri.
  Seorang ibu menceritakan bagaimana anaknya yang di taman kanak-kanak
  tidak mau mengakui dosa-dosanya kepada Allah pada waktu doa malam
  bersama, sebelum ayahnya mengakui secara terang-terangan kekurangan-
  kekurangannya.

  Latihan tahap ketiga ialah untuk menolong anak itu untuk secara
  pribadi menerapkan prinsip kejujuran dalam konteks kehidupannya
  sehari-hari. Tunjukkanlah kepada seorang anak prasekolah atau yang
  sudah duduk di Sekolah Dasar sehelai uang Rp 1.000,00 dan tanyakan
  apa yang akan dilakukannya bila ia menemukannya di jalan. Tekankan
  bahwa bersikap jujur akan membuat seseorang mempunyai perasaan
  senang, menolong orang lain, dan menyenangkan Allah maupun ayah dan
  ibu. Perankanlah bersama suatu sandiwara kecil tentang berbagai
  keadaan lain yang menuntut keputusan untuk berlaku jujur.

  Ingatlah senantiasa bahwa menurut hasil penelitian, seorang anak
  pada tahun-tahun awalnya tidak memiliki kesadaran batin tentang yang
  benar dan yang salah, yang dimilikinya hanyalah ketakutan akan
  konsekuensinya. Anak itu menerima apa yang dikatakan oleh orang
  tuanya karena ia ingin menyenangkan mereka. Pujian atau pukulan di
  pantat atau hukuman untuk tinggal di kamar merupakan ukuran bagi
  anak tentang apakah suatu tindakan itu jujur atau tidak, jadi
  bertukar pikiran tentang soal-soal kelakuan tidak akan banyak
  berpengaruh pada tingkah laku anak kecil itu.

  Tetapi menjelang masuk Sekolah Dasar, hati nurani anak itu sudah
  mulai menjadi matang, dan tindakannya mulai dinilai berdasarkan
  standar moral hati nuraninya. Dalam usia ini anak-anak dapat mulai
  diajarkan tentang kejujuran dengan menceritakan kisah-kisah
  kehidupan yang sebenarnya. Umpamanya, tanyakanlah apa yang akan
  dilakukan oleh anak itu jika ia melihat seorang teman menyelipkan
  alat penajam pinsil yang kecil ke dalam kotak makanannya sewaktu
  berada di sebuah toko alat-alat tulis. Lanjutkan dengan pertanyaan-
  pertanyaan seperti "Mengapa?" dan "Apa akibatnya nanti?" Pada umur-
  umur ini motivasi anak Anda sudah harus lebih daripada sekadar
  menyenangkan orangtua saja, dan sudah harus dapat melakukan yang
  benar karena dengan demikian ia pun akan merasa senang dengan
  dirinya sendiri.

  Anak-anak yang duduk di SLTP dan SLTA sudah harus memiliki hati
  nurani yang sudah berkembang dengan baik dan sudah harus dapat
  berpikir secara lebih abstrak tentang tata nilai yang dijunjungnya.
  Anda dapat memberinya semangat dengan mengadakan diskusi dengan anak
  remaja Anda tentang artikel-artikel surat kabar yang memberitakan
  berbagai tindakan yang tidak jujur, baik yang dilakukan secara
  perseorangan maupun secara kelompok di kalangan pengusaha dan
  pemerintahan. Tolonglah anak Anda untuk dapat melihat apa motivasi
  mereka dalam melakukan tindakan semacam itu.

  Teruslah mengandaikan keadaan-keadaan yang realistik yang cocok
  dengan umur anak Anda, seperti kesempatan-kesempatan untuk berbuat
  curang pada waktu ujian, memakai surat keterangan orang lain, atau
  berbohong kepada orangtua tentang ke mana ia pergi. Pikirkan
  berbagai kemungkinan akibat ketidakjujuran, terutama tentang
  rusaknya hubungan kita dengan orang lain. Perhatikan bagaimana satu
  kebohongan akan membuat kita berbohong lagi untuk menutupi keadaan
  yang sebenarnya. Bimbinglah anak Anda agar dapat menyadari bahwa
  jika kita tidak jujur, kita tidak dapat bergaul dengan orang lain
  secara sehat - baik di sekolah, di rumah, dalam pernikahan,
  masyarakat, atau pemerintahan.

  Jika anak Anda sudah mempunyai pengertian yang jelas bahwa kejujuran
  itu berakar pada firman Allah, ia tidak akan jatuh ke dalam
  perangkap yang sering dihadapi yaitu kecenderungan untuk memandang
  baik atau salah itu hanya dari segi apa yang paling menyenangkan
  hati, yang direstui orang lain, atau yang mana yang paling penting.
  Perasaan hati anak itu akan peka terhadap ketidakjujuran dalam
  segala bentuknya dan hal itu akan menolongnya untuk terus-menerus
  menghindarinya.

  Dalam sepanjang proses perkembangan itu, usahakanlah untuk
  memusatkan perhatian pada tindakan-tindakan anak Anda maupun
  tindakan-tindakan orang-orang lainnya. Yakinkan dan berilah pujian
  kepada anak Anda itu, baik di hadapannya sendiri maupun di hadapan
  teman-teman sebayanya. Dengan memberi label jujur kepada anak Anda
  itu berarti Anda menekankan dan sangat menghargai kejujuran; hal itu
  akan memotivasikan dia untuk mengejar sifat itu bila di dalam
  kehidupan ini ia harus membuat pilihan yang benar-benar berat.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku : Cara Mengarahkan Anak
  Pengarang  : Paul Lewis
  Penerbit   : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1997
  Halaman    : 153 - 157


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ TIPS MENGAJAR

                  MEMBANTU ANAK UNTUK TIDAK BERBOHONG
                  ===================================

  Orangtua dan guru harus tahu bagaimana bersikap dalam pelbagai
  situasi yang membantu anak mengatasi masalah perilakunya yang tidak
  benar, yaitu suka berbohong. Di bawah ini disampaikan beberapa
  usulan:

  1. Menjadi contoh.
     ---------------
     Anak berbohong biasanya belajar dari orang dewasa; jadi buanglah
     kebiasaan suka mengkritik orang lain di belakang supaya jangan
     menjadi orang yang tidak dapat dipercaya.

  2. Memuaskan kebutuhan.
     --------------------
     Ada sebagian anak yang suka berbohong karena ingin diterima dan
     diakui. Orangtua atau guru harus dengan cepat memuaskan kebutuhan
     mereka ini. Usahakan agar mereka menikmati kehangatan kasih dalam
     keluarga dan rasa aman yang puas.

  3. Memperbaiki cara mendidik.
     --------------------------
     Orangtua dan guru harus mengubah cara dalam menjatuhkan hukuman.
     Bila terlalu keras dan diktatoris akan membuat anak suka
     berbohong supaya terhindar dari hukuman. Apabila anak mengetahui
     bahwa dengan berbohong bisa menghindarkan mereka dari hukuman
     daripada dengan jujur, maka mereka akan lebih suka berbohong.
     Selayaknya anak diampuni bila telah mengakui kesalahannya, namun
     kebohongan mereka harus dihukum. Dengan demikian mereka belajar
     untuk jujur dan tidak bohong.

  4. Tidak berlebihan dalam menuntut.
     --------------------------------
     Tuntutan yang berkelebihan dari orangtua akan membuat anak
     memilih untuk lebih baik berbohong demi membela atau melindungi
     dirinya. Orangtua dan guru harus dapat mengenal batas kemampuan
     dan bakat anak, supaya anak tidak mengalami suatu tekanan yang
     berat. Apabila ia mengalami kesulitan, berikanlah pertolongan dan
     dukungan kepadanya agar tidak perlu berbohong untuk menghindar
     dari tuntutan.

  5. Memberikan penjelasan.
     ----------------------
     Jika kita mengetahui bahwa anak kita ternyata berbohong, terlebih
     dahulu cari masalahnya mengapa anak itu berbohong, setelah itu
     baru berikan nasihat. Jelaskan kepada mereka apa kerugiannya jika
     mereka berbohong dan apa keuntungannya jika mereka berkata jujur.
     Serta peringatkan mereka bahwa apabila mereka berbohong, mereka
     akan mendapat hukuman.

  6. Mengadakan usaha bersama.
     -------------------------
     Pendapat anak perlu diminta supaya dari diri mereka sendiri
     tercetus suatu tindakan nyata yang akan dilakukan untuk membuang
     kebiasaan bohong. Usahakan untuk terus mengingatkan, membantu,
     dan mendorong mereka supaya berkata jujur. Jika perlu mintalah
     agar seisi keluarga dan sanak saudara bekerja sama membantu
     mereka.

  7. Mengajarkan kebenaran.
     ----------------------
     Mengajarkan isi perintah firman Allah adalah prinsip dasar
     pengajaran. Tuhan berfirman, "Jangan kamu berbohong dan janganlah
     kamu berdusta seorang kepada sesamanya" (Imamat 19:11), dan lagi
     firman-Nya, "Jangan kamu saling mendustai, karena kamu telah
     menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan, telah
     mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbarui untuk
     memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar khaliknya"
     (Kolose 3:9-10). Allah membenci dusta dan Iblis adalah bapak
     pendusta, "Iblis yang menjadi bapamu ... Apabila ia berkata dusta
     ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan
     bapa segala dusta" (Yohanes 8:14).

     Jika anak telah berbohong, bantulah mereka untuk mengatasi dosa
     bohong itu, kemudian ajarkan dan peringatkan bahwa berbohong itu
     dosa yang akan menghilangkan kepercayaan orang lain terhadap
     mereka. Namun beritahukan pula hal berikut ini: "Jika kita
     mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga la
     akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala
     kejahatan" (1Yohanes 1:9). Pimpin mereka untuk berdoa dan berikan
     jaminan bahwa Allah akan mengampuni dosa mereka, peringatkan
     untuk tidak berdusta lagi serta bimbinglah untuk menerima Yesus
     sebagai Juruselamat dan hidup yang baru.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku        : Menerobos Dunia Anak
  Judul Artikel Asli: Anak yang Suka Berbohong
  Penulis           : Dr. Mary Go Setiawan
  Penerbit          : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1993
  Halaman           : 62 - 64


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ BAHAN MENGAJAR

                       ORANG KRISTEN PURA-PURA
                       =======================

  Persiapan:
  ----------
  Belilah sekaleng ikan kalengan dan sekaleng buah kalengan. Kaleng
  harus berukuran yang sama. Dengan hati-hati kupaslah etiket dari
  kaleng buah-buahan, lalu tempelkan, dengan lem pada kaleng yang
  lain. Bawa juga pembuka kaleng, stoples dan tatakan. Hanya satu
  kaleng akan dipakai, yakni yang berisi ikan, tetapi yang sekarang
  beretiket buah-buahan.

  Penyampaian:
  ------------
  Kaleng ini saya beli di toko. Dari etiketnya kita tahu bahwa kaleng
  ini berisi buah-buahan, misalnya buah ... (sebutlah nama buah yang
  ada pada etiket itu). Undang-undang mengharuskan pabrik-pabrik
  makanan kaleng memasang etiket pada tiap kalengnya, supaya pembeli
  dapat tahu dengan tepat apa isi kaleng itu.

  Alkitab mengajarkan bahwa setiap orang Kristen juga memakai etiket.
  Cara untuk mengetahui mana yang benar-benar orang Kristen dan mana
  yang bukan orang Kristen harus selalu ada. Ini dapat kita ketahui
  dari cara hidup orang itu, bukan? (Matius 7:20.) Biasanya kalau kita
  tanya mereka maka mereka akan menjawab bahwa Yesus Kristus ada dalam
  hati mereka. Kebanyakan orang Kristen ke Sekolah Minggu dan ke
  gereja. Mereka biasanya suka bergaul dengan sesama Kristen. Dapatkah
  kalian menyebutkan hal lain lagi, yang dengannya kita dapat mengenal
  bahwa dia adalah orang Kristen? Ya, benar, orang Kristen membaca
  Alkitab dan berdoa.

  Nah, etiket ini memberitahukan bahwa kaleng ini berisi buah-buahan.
  Mari kita buka kaleng ini untuk melihat betulkah etiket itu.
  (Bukalah kaleng itu dan tuangkan isinya ke dalam stoples sehingga
  semua dapat melihat bahwa isinya adalah ikan. Taruhlah stoples itu
  pada tatakan, kalau-kalau ada yang tumpah.) Kalian heran bukan,
  karena ternyata isinya ikan. Kita percaya pada etiket yang
  dilekatkan pada kaleng yang kita beli. Apakah kiranya ibumu tak akan
  heran dan jengkel andaikata hal seperti ini terjadi padanya, ketika
  ia sedang menyiapkan makanan untuk keluarganya? Etiket ini bohong.
  Mungkin, sekarang ini kalian telah menerka bahwa etiket pada kaleng
  ini telah saya ganti. Dari toko etiketnya memang tidak salah.

  Anak-anak, ada banyak orang Kristen berkata bahwa mereka orang
  Kristen, padahal sebenarnya bukan. Mereka juga bohong. Mungkin
  mereka juga ke Sekolah Minggu, ke kebaktian, membaca Kitab Suci dan
  berdoa. Malahan mungkin juga mereka sangka dirinya orang Kristen
  sehingga dengan demikian mereka menipu dirinya sendiri. Iblis suka
  menipu orang, sehingga orang itu menyangka, apabila dia berbuat
  kebaikan, dia adalah orang Kristen. Tak peduli apa yang kita
  katakan, apa yang kita pikirkan, atau apa yang kita lakukan, kita
  bukanlah orang Kristen kecuali kita meminta Yesus Kristus datang dan
  tinggal dalam hati kita.

  (Bacalah I Samuel 16:7.) Ayat ini mengatakan bahwa manusia hanya
  melihat pada keadaan lahir dan tingkah laku seseorang, tetapi Allah
  dapat melihat ke dalam hati manusia. Dia tahu apakah kita telah
  menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat kita atau belum.
  Kalian nampaknya cantik dan berpakaian bagus, tetapi saya tidak
  dapat melihat apa yang ada dalam hatimu. Hanya kalian dan Allah yang
  mengetahui, apakah kalian benar-benar seorang Kristen. Apakah
  Kristus ada di dalam hatimu? Kalau Dia belum ada di dalam hatimu,
  tundukkanlah kepalamu sekarang juga, dan mintalah Dia menyelamatkan
  kalian. Dia ingin semua orang selamat (2Petrus 3:9). Dia sangat
  senang, bila orang meminta Dia masuk ke dalam hatinya. Kalian hanya
  perlu memohon saja dan Dia akan mengerjakan semuanya untuk kalian.
  Dan kalau Kristus masuk hatimu, Dia menyelamatkan kalian dan Dia
  tinggal dalam hatimu untuk selama-lamanya.

  Sumber:
  Judul Buku: Pelajaran Dengan Alat Peraga
  Penulis   : D.H. Pentecost
  Penerbit  : Gandum Mas, Malang, 1960
  Halaman   : 45 - 48


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ DARI ANDA UNTUK ANDA

  Dari: "Gpps Tambakboyo" <gpps_tambakboyo@>
  >Terima kasih untuk masukan yang anda berikan tentang Mengajar
  >dengan Gambar, saat-saat ini beberapa tips yang anda berikan telah
  >kami coba untuk menerapkan di dalam SM kami. Selama ini kami
  >memakai buku terbitan Gandum Mas.

  Redaksi:
  Puji syukur untuk berkat yang Anda dapatkan dalam e-BinaAnak!
  Kami berharap berkat tersebut akan Anda bagikan ke rekan-rekan
  guru Sekolah Minggu yang lain. Namun akan lebih bagus lagi kalau
  Anda sharekan pengalaman Anda menggunakan bahan-bahan dalam
  e-BinaAnak ini kepada rekan-rekan pembaca semua. Kami yakin akan
  banyak menjadi berkat bagi mereka juga. Nah, mari kita terus belajar
  melayani lebih baik lagi, supaya dunia pelayanan anak di Indonesia
  dapat lebih maju lagi!


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ MUTIARA GURU

                   Rencana pelajaran mingguan saya:
                      Hari ini saya akan berusaha
                untuk menghubungkan pokok bahasan saya
                  dengan kehidupan murid-murid saya


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk berhenti kirim e-mail ke:   <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk Arsip e-BinaAnak:    http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://www.sabda.org/pepak/
=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
                 Staf Redaksi: Davida, Oeni, dan Ratri
      Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                  Copyright(c) e-BinaAnak 2004 YLSA

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org