Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/144

e-BinaAnak edisi 144 (17-9-2003)

Hubungan Antara Gereja dan Anak SM

    ><>  Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak  <><

Daftar Isi:                                   Edisi 144/September/2003
-----------
    o/ SALAM DARI REDAKSI
    o/ ARTIKEL              : Anak dan Gereja
    o/ TIPS MENGAJAR        : Membawa Murid Memiliki Hubungan dengan
                                  Gereja
    o/ BAHAN MENGAJAR (1)   : Pelayanan Di Gereja
    o/ BAHAN MENGAJAR (2)   : Rumah Allah 
    o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Terima Kasih untuk Artikel e-BinaAnak

**********************************************************************
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
    <submit-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org>
**********************************************************************
o/ SALAM DARI REDAKSI

  Salam kasih dalam Yesus Kristus,

  Pengalaman anak bergereja adalah penting. Guru dan orangtua
  bertanggung jawab untuk memberikan suasana dan perasaan yang nyaman
  bagi anak-anak ketika mereka ada di gereja. Perasaan yang membuat
  mereka merasa di sinilah keluarga Tuhan berkumpul dan mereka selalu
  merasakan sambutan yang hangat, "Selamat datang! Tempat ini
  untukmu!"

  Untuk menciptakan suasana seperti di atas, maka penting bagi kita
  untuk mengajarkan kepada anak-anak apa pentingnya arti sebuah gereja
  dalam kehidupan anak-anak Tuhan. Satu artikel yang menarik dalam
  edisi ini akan Anda dapatkan untuk mengajarkan arti gereja dari
  sudut pandang seorang anak. Selain itu ada juga Tips Mengajar yang
  akan memberikan pedoman praktis bagaimana mengajak anak untuk
  memiliki hubungan yang indah dengan gereja. Simak pula dua Bahan
  Mengajar minggu ini yang sangat berguna untuk menolong Anda
  membicarakan tentang gereja dengan anak-anak didik Anda.

  Selamat melayani!

  Tim Redaksi

          "Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku:
               "Mari kita pergi ke rumah TUHAN."...."
                          (Mazmur 122:1)
           < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Mazmur+122:1 >


**********************************************************************
o/ ARTIKEL

                           ANAK DAN GEREJA
                           ===============

  "Apakah ini memang benar rumah Allah?"

  "Mengapa kamu bertanya begitu, Jimmy?"

  "Habis, kalau saya datang ke sini Dia tidak pernah ada di rumah."

  Sebagai seorang anak berusia lima tahun, wajar jika Jimmy bertanya
  seperti itu. Ia memahami dan menggunakan kata-kata dalam pengertian
  harfiah. Derek memberi reaksi yang hampir sama saat diberitahu bahwa
  ia sedang berada di rumah Allah.

  "Di mana kamar tidur-Nya?" tanyanya.

  GEREJA DARI SUDUT PANDANG ANAK

  Bagi seorang anak, gereja dapat merupakan suatu tempat yang menarik
  sekaligus misterius. Gereja senantiasa dikaitkan dengan Allah. Dari
  ungkapan seperti "rumah Tuhan," anak menyimpulkan bahwa gereja
  merupakan tempat kediaman Allah secara fisik. Namun, tatkala ia juga
  diberitahu bahwa Allah berada di surga, ia menjadi bingung. Meskipun
  kesalahpahaman semacam ini biasanya dapat dijelaskan sebatas si anak
  merasa puas, pemahaman anak-anak tentang gereja, khususnya di bawah
  usia enam tahun, masih sangat terbatas.

  Proses berpikir anak tentang pengertian gereja adalah sama dengan
  proses berpikirnya tentang masalah-masalah lain. Sudut pandang anak
  sering didominasi oleh kesan dari faktor-faktor yang seringkali
  tidak relevan. Anak-anak kecil sering mengungkapkan keunikan gereja
  dipandang dari ciri-ciri fisik, seperti menara yang menjulang
  tinggi, jendela-jendela dengan warna-warni, deretan bangku atau
  pintu-pintu yang besar.

  Sebagian anak cenderung memandang perayaan-perayaan khusus yang
  mereka saksikan, seperti pernikahan, penguburan atau baptisan,
  sebagai fungsi gereja yang paling penting. Jubah, kerah baju yang
  dirancang khusus untuk pendeta, dan kitab besar seringkali tergambar
  dengan jelas di benak anak sebagai fungsi paling penting dari sebuah
  gereja. Bahkan ciri-ciri fisik yang tampaknya kurang menonjol dan
  kejadian-kejadian khusus tertentu dapat mendominasi pikiran kekanak-
  kanakan tentang seperti apa gereja itu.

  Jennie yang berusia empat tahun memprotes bahwa dengan mengikuti
  kebaktian padang (di luar gedung gereja) "Saya tidak sungguh-sungguh
  pergi ke gereja, karena saya tidak memakai sepatu putih yang biasa
  saya pakai ke gereja."

  Anak kecil cenderung memusatkan perhatian pada beberapa faktor yang
  tidak penting. Dan ia yakin bahwa seperti itulah gereja.

  MENGAPA KITA KE GEREJA

  Anak kecil memiliki wawasan yang amat sempit mengenai tujuan pergi
  ke gereja. Tindakan-tindakan spesifik seperti mendengarkan cerita,
  menyanyikan lagu-lagu, membawa Alkitab, menggambar, dan makan kue-
  kue merupakan beberapa ungkapan yang menyatakan tujuan pergi ke
  gereja.

      "Karena hari ini hari Minggu";
      "Agar Papa bisa tidur"; dan
      "Supaya Allah senang";

  Pernyataan-pernyataan di atas merupakan beberapa penjelasan yang
  sering diberikan anak usia empat tahun tentang mengapa kita pergi
  ke gereja. Anak memberikan jawaban-jawaban seperti ini secara amat
  serius. Ia yakin bahwa alasan-alasan yang disebutnya itu memang
  tujuan sebenarnya pergi ke gereja.

  Bahkan anak yang dapat memberi jawaban yang benar sekalipun, seperti
  "Untuk belajar tentang Allah"; "Untuk menyembah Allah"; atau "Untuk
  mempelajari Alkitab" biasanya tidak memiliki konsep yang memadai
  tentang apa sebenarnya makna kata-kata itu. Jika ditanya lebih jauh,
  akan tampak bahwa jawaban-jawaban itu seringkali hanyalah hafalan
  atau pengulangan pernyataan-pernyataan yang mereka dengar dari orang
  dewasa. Bahkan para murid Sekolah Dasar belum begitu jelas apa
  tujuan ke gereja, meski orangtua dan guru berusaha keras untuk
  menjelaskannya.

  Di balik jawaban yang diutarakannya, anak masih memiliki pandangan
  yang kabur bahwa pergi gereja merupakan semacam transaksi dagang
  dengan Allah, yakni memenuhi kewajiban pada Allah agar ia diberkati.
  Atau, dari sisi negatif, menghadiri gereja dimaksudkan supaya Allah
  tidak marah. Pada umumnya hal ini disebabkan karena bagi mereka
  pergi ke gereja bukanlah sesuatu yang penting.

  Meskipun anak mungkin memiliki perasaan positif atau negatif tentang
  apa yang dialaminya di gereja, menghadiri atau tidak menghadiri
  kebaktian bukanlah keputusan yang benar-benar diambilnya. Orang-
  orang dewasa dalam kehidupannyalah yang biasanya memutuskan agar ia
  pergi ke gereja. Mereka memberitahu kapan harus berangkat. Kemudian
  orangtua mengantar dan menjemputnya kembali. Si anak bisa senang,
  bisa juga tidak senang dengan keputusan itu; tetapi tujuan ke gereja
  bukanlah masalah yang harus dipecahkan anak itu. Dalam berbagai
  situasi yang memberi kesempatan bagi anak untuk mengambil keputusan,
  alasan untuk ke gereja lebih berkaitan dengan keinginan untuk
  bersama dengan teman-teman, menyukai gurunya atau demi kesenangan,
  daripada memahami makna rohani yang sebenarnya.

  Pengertian yang kabur tentang alasan ke gereja ini juga tampak dalam
  kesadaran identitas agama si anak. Meskipun banyak anak usia lima
  sampai tujuh tahun yang dapat menyatakan bahwa mereka anggota gereja
  Baptis, Katolik atau Nazarene, nama-nama denominasi gereja itu tidak
  benar-benar mereka pahami. Mereka sering bingung antara pengertian
  denominasi dengan perbedaan-perbedaan etnis (misalnya, "Saya
  bukanlah seorang Baptis. Saya orang Amerika!") Pada tahun-tahun awal
  di Sekolah Dasar, anak-anak biasanya mulai mengerti, paling tidak
  ciri-ciri utama yang membedakan denominasi mereka dari kelompok
  lain.

  APA YANG KITA LAKUKAN DI GEREJA

  Makna tindakan-tindakan tertentu dalam beribadah sulit dimengerti
  anak. Karena anak berpikir secara harafiah, simbol-simbol sakramen
  dan upacara gereja seringkali hanya dipahami secara dangkal.
  Misalnya, aspek-aspek fisik dari perjamuan kudus dan baptisan dapat
  dengan mudah disebut oleh seorang anak tanpa ia mengerti apa yang
  dimaksudkan. Kesalahmengertian dapat terjadi bahkan meskipun anak
  itu mampu menerangkan dengan kata-kata yang benar.

  "Kalau mama memandikan saya, ia melepaskan pakaian saya," demikian
  pernyataan Angie saat mengamati sakramen baptis selam untuk pertama
  kalinya.

  Benda-benda yang dipakai dalam sakramen juga cenderung mendominasi
  pikiran anak kecil sehingga benda-benda itu mengesampingkan makna
  simbol-simbol yang sebenarnya. Penjelasan makna tersebut menimbulkan
  banyak pertanyaan dalam diri anak. Jawaban-jawaban yang diberikan
  orang dewasa harus sesederhana mungkin dan memakai kata-kata yang
  dapat dipahami anak. Orangtua yang bijaksana menjelaskan tentang
  Perjamuan Kudus seperti ini: "Yesus mengatakan kepada kita dalam
  Alkitab agar kita mengadakan waktu khusus ini untuk mengingat betapa
  Dia mengasihi kita."

  Persembahan adalah hal yang amat menggugah rasa ingin tahu anak
  kecil. Gordon yang berusia lima tahun mengejutkan orangtuanya ketika
  pada suatu Hari Minggu ia bercerita dengan bangga bahwa Yesus hadir
  di kelas Sekolah Minggunya. Setelah diteliti lebih lanjut, mereka
  menemukan bahwa ada petugas yang mengambil kantong kolekte ke
  ruangan itu. Gordon pikir orang itu adalah Yesus. Selama ini guru
  Gordon menjelaskan bahwa anak-anak memberikan uang mereka kepada
  Yesus. Dan dalam pikiran harafiah Gordon, kesimpulan apa lagi yang
  lebih logis selain itu! Gordon dan teman-temannya memerlukan
  penjelasan yang lebih spesifik dan akurat untuk apa uang persembahan
  itu.

  Selain itu, karena anak kecil biasanya tidak memberikan sesuatu yang
  menjadi miliknya, tetapi sekadar menyerahkan uang yang diberikan
  orangtua, maka memberikan persembahan memiliki nilai yang amat
  terbatas dalam belajar untuk berbagi. Mencoba membangun suatu
  kebiasaan dalam diri anak sebelum ia dapat memahami mengapa ia
  bertindak demikian, tampaknya bukanlah tindakan yang tepat baik dari
  segi pendidikan maupun alkitabiah. Para orangtua dan guru perlu
  menjelaskan dengan istilah sederhana bahwa "kita mempersembahkan
  uang karena kita mengasihi Allah dan orang lain." Selain itu, dengan
  memperlihatkan barang-barang (Alkitab, buku-buku cerita, bahan-bahan
  dan perlengkapan lain) kepada anak-anak serta menjelaskan bahwa
  semua itu dibeli dengan uang persembahan, akan memperjelas konsep
  ini. Ketika anak-anak sudah saatnya diberi atau memperoleh uang
  sendiri, doronglah mereka untuk memberikan persembahan yang berasal
  dari uang mereka sendiri.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku: Mengenalkan Allah kepada Anak
  Pengarang : Wes Haystead
  Penerbit  : Divisi Literatur Yayasan Gloria, Yogyakarta, 1998
  Halaman   : 76 - 80


**********************************************************************
o/ TIPS MENGAJAR

             MEMBAWA MURID MEMILIKI HUBUNGAN DENGAN GEREJA
             =============================================

  Sebagian besar anak-anak hanya diperkenalkan dan diikutkan dalam
  ibadah SM saja. Padahal seharusnya sejak dini harus dibangkitkan
  dalam diri mereka perasaan sebagai bagian dari gereja. Mereka harus
  diajarkan dan dituntun untuk memiliki hubungan bukan hanya dengan
  SM, tapi juga dengan gereja.

  Nah ... sekarang pertanyaannya, siapakah yang bertanggung jawab
  untuk membawa para murid tersebut untuk dapat memiliki perasaan dan
  hubungan dengan gereja? Apakah itu semata-mata hanya tugas seorang
  guru SM? Tidak! Tugas tersebut adalah juga tugas dari gereja, baik
  itu gembala jemaat, guru SM, majelis, bahkan anggota jemaat
  sekalipun.

  Lalu apa yang dapat kita lakukan untuk membawa anak-anak tersebut
  memiliki hubungan dengan gereja? Menurut Mavis L. Anderson, dalam
  bukunya yang berjudul Pola Mengajar Sekolah Minggu, kita dapat
  melakukan hal-hal sebagai berikut:
     ",1. Tolonglah setiap murid untuk memahami sifat, tujuan, dan
         tugas dari gereja pada jaman Perjanjian Baru.
      2. Berikan semangat dan dorongan kepadanya untuk memenuhi
         kewajibannya sebagai salah seorang anggota tubuh Kristus.
      3. Persiapkan dia untuk dibabtiskan, ikut perjamuan kudus, dan
         menjadi anggota gereja sesudah ia memberikan kesaksian
         tentang pengalaman kelahiran baru.
      4. Tantanglah dia kepada satu keinginan untuk bekerja di dalam
         program gereja setempat serta membantu kepentingan gereja
         itu." (Mavis L. Anderson: Pola Mengajar Sekolah Minggu, p.24)

  Dengan empat petunjuk sederhana di atas, diharapkan setiap anak
  dapat bertumbuh dalam pengetahuannya tentang gereja dan pada
  akhirnya terjadi hubungan yang indah antara mereka dengan gereja.

                                                               /Davida


**********************************************************************
o/ BAHAN MENGAJAR (1)

  Jika dalam waktu dekat ini dalam gereja Anda akan diadakan
  pentahbisan/pelantikan majelis atau pengurus gereja, cerita ini
  sangat cocok dibawakan dalam kelas SM Anda.

                         PELAYANAN DI GEREJA
                         ===================

  Ayat Alkitab:
  -------------
  1Korintus 12:4-11

  Tema:
  -----
  Anak-anak adalah bagian gereja yang penting.

  Cerita:
  -------
  Biasanya saya membawa suatu alat peraga untuk kita bahas. Tetapi
  hari ini saya akan menceritakan sesuatu yang sebentar lagi akan
  terjadi dalam pelayanan gereja.

  Akan ada pentahbisan di gereja. Pentahbisan adalah kata yang sulit,
  tetapi artinya adalah pengabdian dan janji.

  Orang-orang yang akan turut serta dalam pelayanan pentahbisan ini
  adalah anggota-anggota majelis gereja, para diaken, guru-guru,
  pendoa-pendoa, dan pelayan-pelayan lain. Orang-orang ini memberikan
  waktu dan kemampuan mereka untuk melakukan tugas-tugas di gereja.
  Para jemaat akan memberikan dukungan bagi mereka.

  Di dalam gereja, bukan saja ada tugas-tugas yang harus dilakukan
  oleh orang dewasa, tetapi juga ada tugas-tugas yang harus dilakukan
  anak-anak.

  Tahukah kamu apa saja tugas-tugas yang dapat dilakukan oleh anak-
  anak? Kamu menjalankan tugas dengan datang ke Sekolah Minggu. Kamu
  juga dapat menaruh uang di kantong persembahan. Kamu belajar untuk
  datang dan mendengarkan cerita dan juga membaca majalah anak-anak.
  Suatu hari nanti, kamu akan tumbuh semakin besar dan pantas untuk
  menjadi para pemimpin orang dewasa di gereja ini.

  Dengan melakukan tugas yang dapat dilakukan oleh anak-anak, kamu
  mempelajari hal-hal yang akan menolongmu menjadi pemimpin yang baik
  setelah dewasa nanti. Masing-masing kamu punya bakat istimewa yang
  dapat membantumu untuk menjadi para pelayan dan pemimpin yang
  penting dalam gereja kita sekarang ini.

  Kadang-kadang, ada orang yang mengatakan bahwa anak-anak adalah
  gereja di masa depan. Itu benar, dan masing-masing kamu sekarang ini
  adalah bagian yang penting dalam gereja kita!

  Kalau acara pentahbisan itu dilaksanakan beberapa menit lagi,
  pikirkanlah tugas-tugas apa yang dapat kamu lakukan bagi gereja
  sebagai anak-anak.

  Doa:
  ----
  Ya Tuhan, tolong kami untuk selalu menjadi para pekerja yang setia
  bagi-Mu. Amin!

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku        : Ceritakan untuk Anak-anak Sekolah Minggu:
                         Sebuah Sumber Ibadah
  Judul Artikel Asli: Pelayanan Pentahbisan
  Pengarang         : Donna McKee Rhodes
  Halaman           : 117 - 118


**********************************************************************
o/ BAHAN MENGAJAR (2)

                             RUMAH ALLAH
                             ===========

  "Haruskah saya pergi ke Sekolah Minggu pagi ini?" keluh Berta.

  Ayah merangkul Berta. "Mari Ayah ceritakan sesuatu kepadamu tentang
  gereja dan Sekolah Minggu kita," katanya. "Mungkin setelah itu kamu
  akan mau pergi ke Sekolah Minggu."

  Renungan singkat tentang Gereja dan Sekolah Minggu:
  ---------------------------------------------------

  1. Apakah yang paling kamu sukai dari gereja dan Sekolah Minggumu?

  2. Mengapa Berta mengeluh?
     Menurut kamu apakah yang akan dikatakan ayah padanya?

  "Berta, apakah yang kamu sukai dari gereja dan Sekolah Minggu kita?"
  tanya ayah.

  Berta tampak berpikir sebentar. "Saya suka gedungnya yang indah,"
  katanya. "Gereja kita adalah gereja yang indah."

  "Ayah juga menyukai gedung gereja kita," kata ayah. "Apa lagi yang
  kamu sukai?"

  "Orang-orangnya sangat ramah," kata Berta.
  "Ada banyak hal yang menyenangkan di Sekolah Minggu kita. Minggu
  yang lalu, kami mengadakan kuis Alkitab dan saya mendapat nilai yang
  terbaik."

  "Wah, kedengarannya menyenangkan sekali," kata ayah. "Bagaimana
  dengan lagu-lagu yang kalian nyanyikan? Apakah kamu menyukainya?"

  "Oh, ya," kata Berta. "Menyanyi itu sungguh menyenangkan. Dan bila
  guru kami berdoa, Allah seolah-olah hadir di ruangan itu."

  "Bagaimana pendapatmu seandainya seseorang mengambil gereja kita?"
  kata ayah. "Apakah kamu akan merasa kehilangan?"

  Berta cemberut. "Saya tidak mau memikirkan hal itu," katanya.

  "Bagaimana seandainya kamu tidak lagi pergi ke Sekolah Minggu?
  Apakah seseorang akan merasa kehilangan kamu?" Berta segera
  menyebutkan sederetan nama teman-teman yang akan kehilangan dia.

  "Sudah waktunya kita berangkat," seru ibu kepada Berta dari kamar.

  "Ayo, cepatlah!" kata Berta. "Jangan sampai kita terlambat!"

  "Tetapi saya pikir, hari ini kamu tidak mau pergi ke gereja," kata
  ayah.

  "Sekarang saya mau!" kata Berta.

  Renungan Singkat tentang Tuhan Yesus dan Kamu:
  ----------------------------------------------

  1. Hal-hal apakah yang disukai Berta dari gereja dan Sekolah
     Minggunya?

  2. Apakah yang paling kamu sukai dari gereja dan Sekolah Minggumu?

  3. Pernahkah kamu berterima kasih kepada Tuhan Yesus atas gereja dan
     Sekolah Minggumu?
     Maukah kamu melakukannya sekarang juga?

  Bacaan Alkitab:
  ---------------
  Mazmur 122:1

  Kebenaran Alkitab:
  ------------------
  Saya senang bila seseorang mengataka bahwa tiba saatnya kita pergi
  ke rumah Allah. (Baca: Mazmur 122:1)

  Doa:
  ----
  Ya Tuhan Yesus, saya senang sekali pergi ke rumah-Mu, karena di sana
  saya belajar mengenal-Mu. Amin!

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku: 100 Renungan Singkat untuk Anak-anak
  Pengarang : V. Gilbert Beers
  Penerbit  : Kalam Hidup, Bandung, 1986
  Halaman   : 170 - 171


**********************************************************************
o/ DARI ANDA UNTUK ANDA

  Dari: <magdalenaloing@>
  >Salam dalam kasih Yesus Kristus,
  >
  >Kepada Tim Redaksi Bina anak saya mengucapkan terima kasih untuk
  >artikelnya, sungguh sangat bermanfaat bagi kami guru-guru yang juga
  >sibuk bekerja sehari-harinya dan tak mempunyai waktu banyak untuk
  >mencari artikel-artikel yang dapat menambah pengetahuan dan materi
  >SM.
  >
  >Saya berharap artikel-artikel seperti ini dapat publikasikan lebih
  >banyak agar kami dapat menambah wawasan dan berbagi dengan guru SM
  >yang lain.
  >
  >Terima kasih Tuhan memberkati.
  >Magdalena Loing

  Redaksi:
  Wahhh .... kami sangat bersukacita sekali ketika mengetahui banyak
  berkat yang Anda terima dari e-BinaAnak. Puji Tuhan! Hanya Dialah
  yang patut dipuji dibalik pelayanan yang dilakukan Tim Redaksi
  e-BinaAnak. Selama Tuhan masih memberikan kesempatan, kami tidak
  akan lelah untuk terus melayani Dia melalui media elektronik ini.

  Oh iya ... apakah Anda tidak lupa membagikan sukacita Anda kepada
  rekan-rekan yang lain ... ??? :) Ceritakanlah mengenai e-BinaAnak
  kepada siapa saja yang Anda kasihi dan terbeban dalam pelayanan
  anak. Selamat Melayani ... :)))


**********************************************************************
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk berhenti kirim e-mail ke:   <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk Arsip e-BinaAnak:    http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://www.sabda.org/pepak/
**********************************************************************
              Staf Redaksi: Davida, Oeni, Ratri, dan Poer
       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
              Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                   Copyright(c) e-BinaAnak 2003 YLSA

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org