Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/143

e-BinaAnak edisi 143 (10-9-2003)

Hubungan Antara Gereja dan Guru SM

     ><>  Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak  <><


Daftar Isi:                                   Edisi 143/September/2003
-----------
 o/ SALAM DARI REDAKSI
 o/ ARTIKEL (1)          : Tanggung Jawab Guru SM Terhadap Gereja
 o/ ARTIKEL (2)          : Guru SM Sebagai Penentu Pertumbuhan Gereja
 o/ ARTIKEL (3)          : Guru Sebagai Jembatan Antara Gereja
                               dan ASM
 o/ BAHAN MENGAJAR       : Kita Membutuhkan Gereja
 o/ AKTIVITAS            : Permainan: Gembala dan Domba-dombanya
 o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Ucapan Terima Kasih

**********************************************************************
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
    <submit-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org>
**********************************************************************
o/ SALAM DARI REDAKSI

  Salam damai dalam kasih Yesus Kristus,

  Sebagai seorang guru SM kita adalah pelayan Tuhan yang bertanggung 
  jawab langsung kepada Tubuh Kristus, yaitu Gereja. Komisi SM yang 
  adalah tempat dimana generasi penerus gereja digarap harus memiliki 
  guru yang setia pada gereja dan dapat mendekatkan anak didik mereka
  pada gereja. Oleh karena itu dalam merencanakan pelayanan SM, guru
  harus ingat bahwa aktivitas mereka harus tertuju kepada gereja.

  Berkaitan dengan pelayanan guru SM dalam gereja, maka e-BinaAnak
  minggu ini akan hadir dengan bahasan khusus, yaitu "Hubungan Antara 
  Gereja dan Guru SM". Dari tiga Artikel yang tersaji Redaksi berharap
  para guru SM dapat menyadari tanggung jawabnya terhadap gereja, 
  mengetahui peranannya dalam pertumbuhan gereja, dan dapat menjadi 
  jembatan antara gereja dan anak SM. Selain itu Bahan Mengajar 
  tersedia untuk dapat Anda pakai mengajarkan tentang pentingnya
  gereja bagi kehidupan anak SM. Untuk melengkapi sajian kami, maka  
  sebuah bahan Aktivitas berupa permainan akan menolong Anda 
  memberikan variasi yang menarik dalam ibadah di SM Anda.

  Selamat melayani!

  Tim Redaksi

         "Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku,
         seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN
                    sepanjang masa." (Mazmur 23:6)
          < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Mazmur+23:6 >


**********************************************************************
o/ ARTIKEL (1)

          TANGGUNG JAWAB GURU SEKOLAH MINGGU TERHADAP GEREJA
          ==================================================

  Sekolah Minggu hanya dapat bertahan kalau pengajar-pengajarnya
  adalah orang-orang yang berkepribadian kuat. Kalau guru-guru suka
  mementingkan diri sendiri atau kurang memiliki penglihatan (vision),
  maka ada kecenderungan bahwa ia hanya mau memajukan kelasnya sendiri
  dan lupa akan sumbangsih kelas itu dalam membantu gereja. Setiap
  guru wajib memajukan gereja secara keseluruhan. Gereja dan Sekolah
  Minggu milik kita bersama. Kesetiaan kepada kelas memang baik,
  tetapi lakukanlah hal itu dengan maksud untuk memajukan Sekolah
  Minggu dan gereja secara keseluruhan.

  "Jadilah teladan bagi orang-orang percaya," (1Timotius 4:12) adalah
  nasihat yang paling tepat untuk para guru. Hal ini berarti bahwa
  guru memiliki tanggung jawab untuk menghadiri semua kebaktian lain
  yang diadakan di gereja. Hal itu bukan saja menjadi satu contoh bagi
  para murid, tetapi juga menjadi satu bagian yang penting dari
  makanan rohani guru itu sendiri. Dengan berpikir bahwa ia telah
  memenuhi kewajibannya hanya dengan mengajar Sekolah Minggu dan
  kemudian mengabaikan kebaktian-kebaktian lain, ia telah merusak
  pelayanan para guru yang lain. "Guru lebih diingat dari perbuatannya
  daripada perkataannya", merupakan suatu pernyataan yang benar. Suatu
  kesetiaan untuk mengunjungi kebaktian-kebaktian gereja membuktikan
  nilai yang sejati dari seorang guru. Jangan mengabaikan rumah Allah!

  Bila guru setia mengunjungi gereja, para murid juga akan mengikuti
  jejaknya dan menghadiri kebaktian. Para murid yang tidak dapat
  dimenangkan kepada Tuhan melalui Sekolah Minggu, mungkin dapat
  dimenangkan melalui kebaktian dalam gereja.

  Seorang guru yang cakap akan mengetahui hubungan yang erat antara
  Sekolah Minggu dan program keseluruhan dari gereja dan ia dapat
  melihat sumbangan yang diberikan oleh setiap kebaktian bagi
  kesejahteraan rohani setiap orang. Dengan teladan Anda, doronglah
  setiap murid yang sudah diselamatkan untuk menjadi anggota gereja.
  Tidak ada persaingan antara bagian-bagian yang ada di dalam gereja.
  Anda tidak dapat memajukan Sekolah Minggu, mengesampingkan gereja,
  tanpa menghambat seluruh pelayanan.

  Bahan didit dari sumber:
  Judul Buku: Pola Mengajar Sekolah Minggu
  Pengarang : Mavis L. Anderson
  Penerbit  : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1993
  Halaman   : 82 - 86


**********************************************************************
o/ ARTIKEL (2)

              GURU SM SEBAGAI PENENTU PERTUMBUHAN GEREJA
              ==========================================

  Guru SM yang betul-betul terpanggil dalam pelayanan SM biasanya
  merasa sangat puas jika bisa melayani dengan sepenuh hati dan
  semaksimal mungkin mengerahkan tenaga juga pikiran demi kemajuan SM.
  Kesibukan guru SM dalam pelayanan mereka membuat mereka tidak sadar
  bahwa dengan mendidik anak-anak SM yang adalah generasi penerus
  gereja mereka sudah ikut berperan dalam pertumbuhan gereja. Berikut
  ini akan kita lihat peranan apa saja yang dapat diberikan guru SM
  dalam meningkatkan pertumbuhan gereja.

  1. Mendidik anak-anak SM.
     ----------------------
     Mendidik anak-anak SM yang adalah generasi penerus merupakan cara
     pertumbuhan gereja yang terbaik. Ada tiga macam pertumbuhan
     gereja:
     a. Pertumbuhan gereja secara transmigrasi, yaitu anggota gereja
        yang mutasi.
     b. Pertumbuhan melalui penginjilan, yaitu pertambahan anggota
        gereja yang baru percaya dan bertobat.
     c. Pertumbuhan secara alamiah, yaitu anak-anak anggota gereja
        yang sudah dididik sejak kecil dan kemudian menjadi umat
        percaya.
     Dengan mendidik anak-anak SM yang adalah generasi penerus akan
     dapat menjamin pertumbuhan gereja secara alamiah, dan ini adalah
     salah satu tugas dari guru SM. Tetapi jangan lupa orangtua pun
     hendaknya memberikan kesempatan bagi generasi penerus untuk dapat
     bertumbuh dalam keluarga Kristen yang baik.

  2. Menginjili dan memenangkan anak SM.
     -----------------------------------
     Dengan menginjili dan memanangkan anak SM, berarti ada juga
     kesempatan besar untuk memenangkan orangtuanya. Banyak kesaksian
     membuktikan bagaimana anak-anak mempengaruhi orangtuanya untuk
     percaya kepada Tuhan.

     Ron Boldman adalah seorang pendeta dari "Calvary Chapel", salah
     satu gereja yang berkembang pesat di Amerika. Setelah
     menyelesaikan pendidikan teologi, Ron pergi memberitakan Injil
     dan mendirikan gereja; dari tahun ke tahun jumlah orang yang
     menghadiri kebaktian meningkat dengan pesat. Menurut catatan
     statistik, pada tahun 1973 jumlah orang yang menghadiri kebaktian
     rata-rata adalah 135 orang, sampai pada tahun 1977 jumlahnya
     telah meningkat mencapai rata-rata 1.325 orang. Pendeta yang
     dipakai secara besar-besaran oleh Tuhan itu, adalah hasil usaha
     dari Erick Boldman, yaitu anaknya yang berusia empat tahun, yang
     telah mengajak dan membawa Ron mengikuti "Sekolah Minggu untuk
     orang dewasa". Selain itu, masih banyak contoh serupa.

     Berawal dari penginjilan guru SM mereka, banyak anak yang 
     berhasil mempengaruhi orangtua mereka yang mundur dan tawar hati
     untuk kembali mengasihi Tuhan dan masuk ke gereja.

  3. Membina dan membimbing anak SM.
     -------------------------------
     Membina dan membimbing anak-anak SM berarti juga membina
     pemimpin-pemimpin gereja di masa yang akan datang. Jikalau guru
     SM berhasil membina kerohanian para generasi penerus itu dengan
     baik, berarti para guru telah melatih dan mempersiapkan mereka
     untuk gereja di masa yang akan datang; jadi hal itu merupakan
     suatu pekerjaan yang amat besar dan bernilai! Kualitas pemimpin
     gereja di masa mendatang tergantung bagaimana para guru SM
     membina dan membimbing mereka sekarang.

  4. Pendidikan terhadap anak-anak SM.
     ---------------------------------
     Pertumbuhan gereja dalam kualitas dan kuantitas tergantung pada
     pendidikan terhadap generasi penerus gereja, yaitu anak-anak SM.
     Bila pendidikan terhadap generasi penerus diutamakan, gereja
     dapat mendirikan dasar yang baik bagi hakekat kerohanian jemaat.
     Mereka tidak mudah terbawa arus, selain itu juga dapat
     mempengaruhi pertumbuhan dalam kuantitas. Bukankah kita harus
     menanggung pekerjaan yang sedemikian berharga dengan segala
     kerelaan hati? Ya! Kita harus mencurahkan seluruh tenaga dan
     kemampuan, berani berkorban dan membayar harga demi mendidik
     generasi penerus yang setia.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku        : Pembaruan Mengajar
  Judul Artikel Asli: Nilai Pendidikan Bagi Generasi Penerus
  Pengarang         : Dr. Mary Go Setiawani
  Halaman           : 15 - 16


**********************************************************************
o/ ARTIKEL (3)

           GURU SEBAGAI JEMBATAN ANTARA GEREJA DAN ANAK SM
           ===============================================

  Sebagai seorang guru SM salah satu tugas yang diberikan gereja
  kepada Anda adalah menjadi jembatan antara anak-anak SM dan gereja.
  Tugas ini merupakan tugas yang mutlak. Setiap anak yang ada dalam SM
  Anda tentunya tidak akan terus menerus berada dalam kelas SM. Sejak
  menjadi anggota SM, seorang anak otomatis adalah anggota gereja.
  Pada usia yang sudah cukup, mereka harus keluar dari SM dan 
  mengikuti ibadah dalam gereja. Agar mereka tidak merasa asing dengan 
  kebaktian dalam gereja, dan agar mereka merasa menjadi bagian dari 
  gereja kenalkanlah mereka pada liturgi/kebaktian di gereja 
  (kebaktian orang dewasa).

  Tidak sulit untuk mengenalkan anak-anak kepada gereja. Anak-anak
  biasanya tertarik pada apa saja yang menarik minat orang dewasa.
  Karena itu, ajaklah ia untuk sekali-sekali hadir dalam kebaktian
  orang dewasa. Ini akan menolong memperluas pemahaman anak. Lebih
  baik lagi jika guru terlebih dulu mempersiapkan anak dengan
  penjelasan mengenai apa yang akan dilihat dan didengar. Guru perlu
  berkonsultasi dengan pendeta mengenai saat yang cocok bagi anak-anak
  untuk berkunjung -- seperti pada awal kebaktian, atau saat tak ada
  kebaktian. Mungkin pendeta dapat berbincang-bincang secara singkat
  dengan anak-anak sebelum atau sesudah kunjungan berlangsung.

  Sebelum anak menghadiri kebaktian orang dewasa, sangatlah menolong
  untuk mengunjungi ruangan yang akan dipakai terlebih dahulu,
  melihat-lihat dari dekat benda-benda khusus yang cenderung menarik
  perhatian anak (mimbar, Alkitab besar, organ atau alat musik
  lainnya, jendela warna-warni, pembatas mimbar, kantong persembahan,
  dan sebagainya).

  Ketika saat kebaktian tiba, pastikan bahwa anak dilibatkan dalam
  percakapan dengan penerima tamu dan orang lain yang ikut dalam
  kebaktian. Jika ada liturgi kebaktian yang tertulis, tunjukkan
  beberapa bagian kebaktian yang mungkin paling menarik bagi anak itu.

  Duduklah di tempat anak dapat melihat dengan jelas ke arah mimbar.
  Pada banyak kasus, semakin dekat ke depan, semakin baik, karena anak
  yang duduk di belakang cenderung kurang mendengarkan apa yang
  dikatakan di mimbar. Saat orang-orang tertentu berperan serta dalam
  berbagai macam bagian kebaktian, bisikkan kepada anak siapa orang
  itu, dan hal-hal yang menarik dari orang itu. ("Penerima tamu yang
  jangkung dengan jas biru itu adalah Pak Mendez. Ia adalah manajer
  toko yang sering kita kunjungi.") Jika anak itu mulai tidak betah,
  bersiaplah untuk ke luar diam-diam dan bicarakan apa yang terjadi
  selama kebaktian.

  Jika Anda mengadakan kunjungan pada saat tak ada kebaktian, arahkan
  perhatian anak pada ciri-ciri unik yang menarik perhatiannya.
  Duduklah berdiam diri dengan anak itu selama beberapa saat untuk
  merasakan keindahan dan ketenangan gereja. Ajaklah anak itu melihat-
  lihat lembar atau buku puji-pujian, Alkitab atau bacaan yang dipakai
  selama kebaktian. Ajukan pertanyaan-pertanyaan sederhana untuk
  menolong anak memperhatikan warna atau rancangan apa pun di jendela
  atau spanduk.

  Bimbinglah anak untuk mengeja huruf-huruf yang tertera di papan nama
  gereja. Mintalah ia membantu Anda "membacanya." Anda dapat memotret
  si anak atau sekelompok anak di luar gedung gereja. Juga, arahkan
  perhatian pada ciri-ciri khusus seperti salib atau menara, yang
  menandai gedung gereja Anda. Jelaskan, "Salib ini menolong orang
  tahu bahwa gedung ini adalah gereja -- sebuah tempat khusus untuk
  orang datang dan belajar tentang Allah dan Tuhan Yesus."

  Anda mungkin ingin merencanakan lebih dari satu kali kunjungan: satu
  kali untuk melihat-lihat bagian dalam gedung dan sekali lagi untuk
  melihat-lihat di luar gedung gereja. Juga, guru-guru dapat membagi
  anak-anak menjadi beberapa kelompok kecil. Tiap kelompok masuk
  secara bergiliran. Bila anak-anak sudah kembali ke kelas masing-
  masing, ajukan beberapa pertanyaan sederhana untuk membantu anak-
  anak mengingat kembali pengalaman mereka. Kunjungan-kunjungan
  semacam ini akan sangat baik bila dilakukan secara singkat dan
  dijadikan sebagai peristiwa khusus.

  Kunjungan ke gereja paling tepat dilakukan jika kelas itu sedang
  membahas tentang gereja. Namun, bagian yang terpenting dari sebuah
  gereja bagi anak kecil adalah kelasnya sendiri dan guru-guru yang
  ada di sana.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku        : Mengenalkan Allah kepada Anak
  Judul Artikel Asli: Mengunjungi Kebaktian Orang Dewasa
  Pengarang         : Wes Haystead
  Penerbit          : Yayasan Gloria, Yogyakarta, 1998
  Halaman           : 84 - 86


**********************************************************************
o/ BAHAN MENGAJAR

                       KITA MEMBUTUHKAN GEREJA
                       =======================

  Persiapan:
  ----------
  1. Gambar garis berbentuk 5 buah gereja pada kertas manila,
     kemudian digunting. (Contoh gambar seperti berikut ini, tetapi
     buatlah lebih besar lagi agar muat untuk menulis kalimat-
     kalimat yang akan dibaca.)

                                 |
                              ___|___
                                 |
                                 |
                                 |
                               /   
                              /     
                             /       
                            /         
                           /|         |
                            |         |
                            |         |
                            |         |
                            |         |
                            |_________|

  2. Mintalah 5 orang murid yang lebih besar membantu dengan
     membacakan kalimat yang tertulis di bagian belakang dari tiap
     gereja itu. (Isi kalimat ada dalam bagian cerita di bawah ini.)

  Cerita:
  -------
  Banyak orang pergi ke gereja setiap minggu untuk beribadat.
  Mengapa mereka pergi? Apakah karena mereka harus pergi? Saya harap
  tidaklah demikian. Apakah mereka pergi hanya karena orang lain
  melakukan hal itu? Menurut saya, itu bukan jawaban yang tepat.

  Allah telah menjadikan kita dengan suatu kerinduan untuk berbakti.
  Dia menjadikan Adam dan Hawa agar mereka bersekutu dengan-Nya.
  Bertahun-tahun kemudian. Daud menulis Mazmur 95:6,7. Dengarkanlah
  sementara dibacakan.

  Allah mengetahui bahwa perlu bagi kita berkumpul bersama-sama untuk
  beribadat kepada-Nya. Dengarkanlah apa yang telah ditulis di dalam
  Mazmur 107:32.

  Lima orang pembicara akan menceritakan apa yang kita peroleh dengan
  pergi ke sekolah Minggu dan ke gereja.

  [Minta lima orang anak yang sudah ditunjuk membaca kalimat yang ada
  di belakang gambar masing-masing gereja.]

  1. Pembicara Pertama (Menunjukkan gereja yang pertama):
     ----------------------------------------------------
     "Di gereja kita belajar tentang Allah dan Anak-Nya, Yesus. Kita
     belajar tentang keselamatan dan kesembuhan, tentang surga dan
     neraka. Kita perlu mengetahui apa yang dikatakan Alkitab. Sekolah
     Minggu dan gereja membantu kita untuk belajar dari Firman Allah.", 2. Pembicara Kedua (Menunjukkan gereja yang kedua):
     ------------------------------------------------
     "Ketika kita menghadiri gereja, kita menemukan pertolongan bagi
     semua keperluan kita. Mendengarkan khotbah-khotbah dan pelajaran
     sekolah Minggu, berbicara kepada pendeta dan orang Kristen
     lainnya, dapat membantu kita pada waktu kita tidak mengetahui
     apa yang harus kita lakukan.", 3. Pembicara Ketiga (Menunjukkan gereja yang ketiga):
     --------------------------------------------------
     "Kita menerima berkat melalui doa di rumah Allah. Memang, kita
     dapat berdoa di mana saja, namun pada waktu kita berdoa bersama-
     sama orang Kristen yang lain, kita beroleh berkat istimewa. Kita
     perlu berhimpun bersama-sama untuk berdoa bagi diri kita sendiri
     dan bagi keperluan-keperluan orang lain.", 4. Pembicara Keempat (Menunjukkan gereja keempat):
     -----------------------------------------------
     "Kita mendapatkan kegembiraan di gereja. Kita menikmati puji-
     pujian, khotbah, kesaksian, dan pelajaran sekolah Minggu. Yang
     paling menyenangkan ialah bahwa kita tahu Tuhan adalah Sahabat
     Kita. Ada kedamaian dan kebahagiaan dalam beribadat kepada-Nya.", 5. Pembicara Kelima (Menunjukkan gereja kelima):
     ---------------------------------------------
     "Kita bersekutu dengan orang-orang Kristen yang lain. Kita hidup
     di dunia, di mana ada lebih banyak orang yang belum diselamatkan
     daripada yang telah diselamatkan. Pada waktu kita pergi ke
     sekolah, kadang-kadang kita merasa seolah-olah kita sendiri saja
     yang belum Kristen. Tetapi, ketika kita pergi ke gereja kita
     berkumpul dengan orang-orang Kristen yang lain yang tertarik
     kepada hal-hal yang sama, yang kita senangi.", 6. Guru Sekolah Minggu:
     --------------------
     Ya, kita perlu ke gereja!
     Marilah kita setia dalam pertemuan ibadat untuk berbakti kepada
     Tuhan. (Bacalah Ibrani 10:25)

  Doa:
  ----
  Tutup cerita ini dengan doa.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku: Buku Pintar Sekolah Minggu Jilid 1
  Penerbit  : Gandum Mas, Malang, 1997
  Halaman   : 130     
  

**********************************************************************
o/ AKTIVITAS

                   PERMAINAN: GEMBALA DAN DOMBA-DOMBANYA
                   =====================================

  Persiapan:
  ----------
  1. Sebuah sapu tangan.
  2. Jumlah peserta tidak terbatas.
  3. Permainan dapat diadakan di dalam atau di luar ruangan.
  4. Seorang dari peserta ditunjuk sebagai pemimpin permainan.

  Cara bermain:
  -------------
  Seorang dari antara para peserta dipilih (atau siapa saja yang rela)
  untuk menjadi "gembala" dan kemudian diminta maju ke depan. Lalu
  matanya ditutup dengan sapu tangan. Semua peserta yang lain
  diumpamakan dengan "domba" dan mereka berjongkok di tempat yang
  berbeda-beda, tetapi jangan terlalu berjauhan.

  Pada waktu pemimpin permainan memberi aba-aba kepada gembala untuk
  mecari "domba-dombanya", ia harus meraba-raba setiap domba. Domba
  yang tersentuh harus mengembik, tetapi suaranya boleh dibuat-buat
  sehingga gembala tidak dapat menebak suara siapa itu.

  Tugas seorang gembala ialah berusaha mengenali suara itu. Bila ia
  tidak dapat menyebutkan nama "domba" tersebut, ia harus mencari
  lagi "domba-domba" yang lain sampai ia dapat menyebutkan dengan
  benar nama "domba" yang disentuhnya. Orang yang disebutkan namanya
  harus menjadi gembala untuk menggantikannya.

  Tujuan:
  -------
  Mengingatkan kita bahwa gembala yang baik mengenal domba-dombanya,
  seperti halnya Tuhan Yesus, gembala kita yang baik, mengenal kita,
  domba-domba-Nya (Yohanes 10:14).

  Sumber:
  Judul Buku: 100 Permainan dan 500 Kuis Alkitab
  Pengarang : Dr. Mary Go Setiawani dan Rachmiati
  Penerbit  : Kalam Hidup, Bandung, 1994
  Halaman   : 31 - 32


**********************************************************************
o/ DARI ANDA UNTUK ANDA

  Dari: Kurnia S. <setiawankurnia@>
  >Terima kasih sudah terdaftar dan dikirimkan Bina Anak setiap
  >minggu. Sangat banyak membantu dalam pelayanan dan pengembangan
  >diri dalam SM. Saya berharap kirimannya tidak dihentikan ... :)
  >Salam,
  >Kurnia

  Redaksi:
  Terima kasih juga atas e-mail yang Anda kirimkan ... :)
  Kami bersukacita sekali karena Anda mendapatkan berkat dari
  e-BinaAnak. Kiranya berkat tersebut dapat Anda bagikan pula kepada
  rekan-rekan yang lain. Selamat melayani.


**********************************************************************
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk berhenti kirim e-mail ke:   <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk Arsip e-BinaAnak:    http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://www.sabda.org/pepak/
**********************************************************************
              Staf Redaksi: Davida, Oeni, Ratri, dan Poer
       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
              Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                   Copyright(c) e-BinaAnak 2003 YLSA

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org