Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/117

e-BinaAnak edisi 117 (12-3-2003)

Mengajarkan Anak tentang Kematian

     ><>  Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak  <><


Daftar Isi:                                       Edisi 117/Maret/2003
-----------
    o/ SALAM DARI REDAKSI
    o/ ARTIKEL (1)          : Mengajarkan tentang Kematian
    o/ ARTIKEL (2)          : Kesedihan dan Kematian
    o/ TIPS MENGAJAR        : Perkembangan Konsep Kematian
    o/ AKTIVITAS            : Kuis Masalah-masalah Penderitaan
    o/ BAHAN MENGAJAR (1)   : Apakah Allah Akan Pernah Mati?
    o/ BAHAN MENGAJAR (2)   : Dari Kematian kepada Kehidupan
    o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Edisi Khusus tentang Drama

**********************************************************************
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
    <submit-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org>
**********************************************************************
o/ SALAM DARI REDAKSI

  Salam dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus,

  Mengajarkan dan memberi pengertian kepada anak tentang kematian
  memang bukan hal yang mudah (bahkan orang dewasa pun kadang tidak
  mau tahu dan enggan mendiskusikannya). Sulit untuk mencari cara agar
  kita dapat menjelaskannya dalam "bahasa" anak-anak, tanpa membuat
  mereka merasa takut atau merasa dibohongi. Orang dewasa terkadang
  mengarang/memberikan alasan sekenanya, yang penting dapat diterima
  oleh anak, padahal mungkin hal itu jauh dari kebenaran sesungguhnya.

  Nah, supaya tidak terus-menerus "membuat-buat" cerita, apakah tidak
  lebih baik jika kita mengajarkan kebenaran tentang kematian kepada
  anak-anak didik kita? Tapi bagaimana caranya? Harapan kami, melalui
  Artikel dan Tips Mengajar dalam edisi ini Anda mendapatkan ide dan
  pengetahuan mengenai cara mengajar tentang kematian kepada anak-anak.

  Selain itu, kami sajikan sebuah Aktivitas tentang penderitaan yang
  dapat digunakan sebagai ide kreatif dalam belajar Firman Tuhan di
  SM, dan dua Bahan Mengajar tentang kematian yang dapat dipakai
  secara khusus untuk Anda yang sedang mempersiapkan acara PASKAH SM.

  Selamat melayani dan mengajar!

  Tim Redaksi


          "Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa,
                  satu kali dan untuk selama-lamanya,
      dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah." (Roma 6:10)
           < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Roma+6:10 >


**********************************************************************
o/ ARTIKEL (1)

                     MENGAJARKAN TENTANG KEMATIAN
                     ============================

  Bagaimana seorang guru dapat menanamkan kebaikan Tuhan kepada
  seorang anak yang telah kehilangan seorang teman atau anggota
  keluarga karena kematian? Ketika Rasul Paulus menulis untuk
  Gereja di Korintus, dia menjawab banyak pertanyaan mengenai
  kematian (1Korintus 15). Apa yang terjadi? Kemana tubuh itu
  pergi? Akan seperti apakah kebangkitan itu?

  Paulus memberikan contoh tentang sebutir biji: biji ini harus mati
  sebelum biji ini dapat menghasilkan hidup yang baru. Ketika kita
  melihat sebutir biji tomat dan membandingkannya dengan buah plum,
  yang menghasilkan buah yang enak rasanya, sulit bagi kita untuk
  percaya bahwa mereka adalah bagian dari proses yang sama.

  Kematian adalah bagian dari rencana Tuhan untuk Yesus. Kebangkitan-
  Nya merupakan peringatan yang membuktikan bahwa kematian tidak
  mempunyai kekuatan apapun bagi orang Kristen. Orang yang mati tidak
  kembali hidup kecuali diproses untuk hidup yang lebih baik dengan
  Tuhan. Seorang guru yang mengetahui konsep tersebut dapat
  menerangkan hal-hal berikut ini kepada anak-anak. Mungkin anak-anak
  ingat orang yang mereka sayangi dan telah meninggal. Mungkin tubuh
  orang itu telah terluka atau sakit. Nah, orang yang sudah meninggal
  itu tidak lagi membutuhkan tubuhnya. Yang lebih istimewa adalah
  bahwa bagian yang tak terlihat dari orang itu telah pergi ke rumah
  baru yang indah dengan Tuhan. Orang yang mereka cintai itu akan
  menerima satu tubuh yang baru yang akan membuat dia bahagia.

  Anak-anak juga perlu mengerti bahwa kematian adalah nyata dan akhir.
  Bagi kebanyakan orang, pengalaman pertama mereka tentang kematian
  adalah kematian binatang piaraannya. Mereka mungkin melihat seekor
  ikan mas yang sekarat selama berjam-jam sebelum mengakui bahwa ikan
  itu sudah tidak perlu diberi makan lagi.

  Kemudian suatu hari "peristiwa semacam itu" terjadi pada seorang
  teman atau keluarganya. Dalam situasi seperti ini, orang yang telah
  dewasa seharusnya tidak mengatakan kematian dengan istilah "tidur"
  atau "mereka pergi"; hal itu hanya akan mengajarkan kebohongan pada
  mereka. Ungkapan yang lembut dari kata "tidur" mungkin memberi
  pengertian pada anak tentang sebuah kematian yang damai secara
  alami, dengan kata lain ini bisa menyebabkan seorang anak menjadi
  takut untuk tidur. Hal ini membuat anak tidak menemukan jawaban
  ketika dihadapkan pada kematian seseorang karena sakit yang parah.

  Dalam perkembangan masyarakat saat ini anak-anak jarang diterangkan
  tentang melawan kematian seseorang secara alami. Kebanyakan dari
  kematian yang mereka saksikan adalah orang yang meninggal dengan
  tenang, yang mereka saksikan di film-film atau acara-acara televisi.
  Hanya sedikit anak yang disiapkan dan diberitahu mengenai hal-hal
  yang sesungguhnya mengenai kematian. Orangtua dan guru-guru
  seharusnya membahas kematian dengan anak-anak sebelum kematian itu
  terjadi pada orang yang disayangi dan dekat dengan mereka. Orang
  dewasa harus menjelaskan kenyataan tentang tubuh yang mati, berbagai
  kenyataan tentang apa yang terjadi dengan orang-orang percaya yang
  sudah meninggal, dan tentang hidup kekal.

  Ketika kematian terjadi pada seorang kerabat dekat, orang dewasa
  seharusnya memberikan kepada anak, rasa nyaman untuk menghilangkan
  ketakutan pada diri anak. Hal ini harus dilakukan dengan tidak
  memberikan kesan negatif dari rasa kehilangan yang dirasakan anak
  itu. Ada kesukaan yang besar di surga bagi orang yang mati dalam
  Kristus, tetapi tidak dapat dihindari juga timbulnya kesedihan yang
  ditunjukkan oleh orang-orang yang ditinggalkan. Itu adalah hal yang
  wajar. Kita sering melihat orang dewasa menghindarkan anak dari
  kesedihan karena kematian seorang anggota keluarga atau teman,
  dengan harapan menghilangkan kesedihan mereka. Ini adalah suatu
  ketidakadilan. Biarkan dia sejenak mengekspresikan kesedihan
  hatinya. Karena dengan cara itulah dia ingin menunjukkan rasa
  cintanya dan rasa kehilangannya kepada orang yang meninggal itu.

  Mungkin ada perbedaan antara orangtua dan guru SM dalam menerangkan
  kematian kepada anak-anak. Orang dewasa yang bermaksud baik dan
  berharap bisa melonggarkan perasaan anak, biasanya menjelaskan
  bahwa temannya yang meninggal itu sedang berlibur atau hanya
  beristirahat.

  Hubungan yang dekat antara orangtua dan guru SM dapat berguna.
  Para guru dapat membekali orangtua dengan hal-hal yang berhubungan
  dengan Kitab Suci. Mereka dapat juga memberitahu jawaban yang tepat
  terhadap pertanyaan-pertanyaan dari anak mereka dan mengatur
  pertanyaan bagi orangtua yang ingin membahas topik tersebut di
  rumah.

  Bahan diterjemahkan dan diedit dari sumber:
  Judul Buku         : Children's Ministry:
                       How To Reach and Teach the Next Generation
  Judul Artikel Asli : Grief and Death
  Pengarang          : Dr. Robert J. Choun and Dr. Michael S. Lawson
  Penerbit           : Thomas Nelson Publishers, USA, 1993
  Halaman            : 156 - 157


**********************************************************************
o/ ARTIKEL (2)

                        KESEDIHAN DAN KEMATIAN
                        ======================

  Setelah bertahun-tahun menonton televisi tidak banyak lagi hal-hal
  yang akan mengejutkan anak-anak. Yang menjadi masalah ialah bahwa TV
  merupakan dunia khayalan. Anak-anak masih harus belajar banyak hal
  tentang kenyataan hidup, tentang nilai dan mutu kehidupan. Apakah
  dampak segala kematian dan keadaan menuju kematian yang ditayangkan
  di TV? Apakah anak-anak percaya bahwa tidak untuk selamanya bintang
  film yang terbunuh dalam film minggu ini muncul lagi minggu
  berikutnya di dalam film seri yang lain?

  Dr. Roberta Temes, seorang psikiater dan penasihat bagi orang-orang
  yang kematian berkata,
     "Orangtua zaman sekarang membahas pokok tentang seks dengan
     anak-anak mereka sejak usia muda sekali, dibandingkan zaman dulu.
     Namun kebanyakan orangtua menghindari pokok tentang kematian.
     Mereka berbuat demikian karena mereka sendiri merasa tidak tenang
     membahas pokok itu, maka mereka berbuat seakan-akan mereka akan
     hidup selamanya. Meskipun demikian kematian adalah hal yang tidak
     dapat dihindarkan. Kita boleh mengatakan bahwa kehidupan
     merupakan penyakit yang membawa kematian."

  Yani menderita kanker yang mematikan dan rambutnya habis rontok
  karena kemoterapi (pengobatan dengan zat kimia). Ia masih dapat
  pergi ke sekolah dan memakai topi setiap hari. Anak-anak lain sering
  mengolok-olok dia. Kemudian ibunya yang bijaksana berbicara dengan
  gurunya, dan mereka memutuskan untuk mengambil tindakan.

  Guru itu menggunakan akhir pekan untuk menyelidiki tentang penyakit
  kanker. Pada hari Senin sesudah itu Yani pergi ke sekolah tanpa
  mengenakan topi. Gurunya memanggil dia ke depan kelas dan bersama-
  sama mereka menjelaskan kepada teman-teman sekelasnya semua yang
  mereka ketahui tentang kanker (Yani berusia sepuluh tahun. Ia telah
  mengajukan banyak pertanyaan kepada dokter dan mengetahui banyak
  tentang penyakit itu). Sejak hari itu sampai Yani tidak dapat pergi
  ke sekolah lagi, anak-anak memperlakukan dia dengan rasa hormat.
  Mereka telah belajar tentang kanker; dan yang lebih penting lagi,
  mereka telah belajar tentang kehidupan ini.

  Saudara-saudara kandung dari anak yang telah meninggal tahu
  bagaimana perasaan sedih dan kehilangan itu. Mereka dapat
  mengatasinya dan menunjukkan pengertian yang mengagumkan. Namun
  mereka juga membutuhkan pertolongan. Seorang anak yang sakit sudah
  sepantasnya mendapat banyak perhatian, namun bagaimana dengan
  saudara-saudara kandungnya selama berbulan-bulan yang dirasakan
  panjang itu, menjelang kematian saudara mereka? Betapa sukarnya bila
  ada satu lagi anak di dalam keluarga itu. Ia akan merasa
  ditinggalkan dan tidak dikasihi, atau tidak diperlukan, karena
  seluruh usaha dan kegiatan dipusatkan bagi anak yang sedang sakit
  itu.

  Dapatkah Anda menolong anak-anak lainnya, saudara-saudara anak yang
  sakit itu, dengan menjadi temannya? Apakah dengan membawa mereka
  berjalan-jalan ke luar? Apakah dengan mengundang mereka makan,
  menginap, atau menonton TV selama satu jam? Buatlah mereka merasa
  diperlukan, dikasihi dan penting, mungkin biarkan mereka berbicara
  tentang masalah dan rasa frustasi mereka sendiri. Pernyataan kasih
  Anda dan kesaksian Anda yang tepat tentang kasih Yesus dapat
  menolong mereka dalam pergumulan mereka.

  "Segera setelah seorang anak cukup besar untuk mengasihi sesuatu
  yang dapat hilang, ia sudah akan menjadi seorang yang dirundung duka
  dan mengalami kesedihan yang dalam. (Claypool)" Mereka benar-benar
  membutuhkan pertolongan dan pengertian kita untuk melalui hari-hari
  dan minggu-minggu yang sukar sekitar kematian seorang saudara
  kandung. Ini juga merupakan kesempatan untuk menunjukkan bahwa Anda
  mengasihi mereka dengan melanjutkan hubungan Anda dengan mereka,
  misalnya dengan mengadakan piknik, main bola, memberi hadiah kecil
  bila Anda berkunjung ke rumah mereka. Mereka yang telah kehilangan
  saudara yang sangat dikasihinya mungkin sekarang memperoleh seorang
  teman yang sangat dibutuhkannya.

  Semua kepiluan, trauma, dan kepedihan hati, yang ada di dalam dunia
  yang penuh dengan dosa ini tampaknya terpadu dalam penyakit yang
  membawa kematian dan meninggalnya seorang anak. Adakah waktu lain
  yang lebih tepat bagi kita  masing-masing untuk membagikan kasih
  Allah, yang tiada habisnya dan terus mengalir ke luar itu, kepada
  orang-orang lain?

  Sumber:
  Judul Buku        : Kebutuhan Rohani Anak
  Judul Artikel Asli: Pelayanan terhadap Anak yang Mendekati Ajalnya
                      dan Keluarga Mereka
  Pengarang         : Judith Allen Shelly
  Penerbit          : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1982
  Halaman           : 147 - 149


**********************************************************************
o/ TIPS MENGAJAR

                     PERKEMBANGAN KONSEP KEMATIAN
                     ============================

  Ada beberapa hal yang perlu kita camkan ketika kita berusaha
  mengajarkan tentang kematian kepada anak:

  1. Objek yang memiliki kehidupan berbeda dengan sesuatu yang tidak
     hidup.
     ---------------------------------------------------------------
     Anak perlu memahami bahwa dirinya adalah hidup, dan bahwa dirinya
     yang hidup itu berbeda dengan benda yang tidak hidup. Yang cukup
     sulit di sini adalah bagaimana memberi penjelasan sehingga anak
     memahami bahwa gerakan tidak identik dengan kehidupan. Benda yang
     dapat digerakkan tidak sama dengan mahluk hidup yang bergerak.
     Jadi, mainan dapat bergerak bukan karena mainan itu mempunyai
     kehidupan. Kita dapat membantu anak memahami bahwa mahluk hidup
     itu bernafas, perlu makan dan minum, dan jantungnya berdegub
     untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Kematian berarti
     berhentinya nafas, terhentinya kerja jantung, serta berhentinya
     semua aktivitas. Orang yang mati tidak dapat melakukan apapun
     juga.

  2. Anak perlu mengetahui bahwa setiap orang pasti mati suatu saat
     nanti dan bahwa kematian tidak dapat dihindari.
     --------------------------------------------------------------
     Jadi mereka sendiri pun akan mati satu saat nanti. Bila anak
     telah dapat memahami poin ini, kita baru dapat menjelaskan bahwa
     mati bagi manusia bukanlah akhir dari segalanya. Kematian adalah
     suatu gerbang pintu menuju kehidupan atau kebinasaan yang kekal.
     Sebagai tambahan, konsep mengenai kekekalan baru mulai dapat
     dipahami oleh anak usia remaja. Jadi orangtua tidak perlu
     frustasi bila anak belum memahami semuaya sekaligus secara
     menyeluruh.

  3. Kita tidak dapat memastikan kapan kita akan mati.
     -------------------------------------------------
     Mungkin saja dengan mengetahui bahwa tidak ada kepastian kapan
     kita mati merupakan hal menakutkan. Meskipun demikian hal ini
     perlu anak ketahui, supaya ia lebih siap dalam menghadapi
     kematian orang dekatnya atau dirinya sendiri nanti. Bagian yang
     sulit di sini adalah mejelaskan bahwa kematian berarti
     perpisahan. Meskipun demikian, kita yan sudah berada dalam
     Kristus akan kembali bertemu suatu saat nanti di surga.

  4. Kematian bersifat permanen sebagai akhir dari hidup yang
     sementara di dunia ini.
     --------------------------------------------------------
     Kesulitannya adalah kematian sering merupakan hal yang sangat
     menyakitkan secara emosioanal bagi orang yang sedang
     menghadapinya maupun mereka  yang ditinggal mati oleh kerabat
     dekatnya. Rasa sakit membuat kita berusaha meromantisir atau
     membuat khayalan-khayalan menyenangkan akan kematian itu, namun
     secara potensial usaha ini dapat mengaburkan fakat mengenai
     kematian. Kisah mengenai anak yang mengirimkan surat kepada
     papanya yang meninggal merupakan salah satu bentuk usaha
     meromantisir kematian. Jadi, orangtua perlu lebih dahulu menerima
     secara rela akan kematiannya sendiri suatu ketika kelak. Dengan
     begitu orangtua baru dapat membagikan pengetahuannya secara
     nyaman dan tenang kepada anaknya.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku        : Majalah Eunike, edisi 07/Triwulan IV
  Judul Artikel Asli: Membantu Anak Memahami Makna Kematian
  Penulis Artikel   : Heman Elia, M.Psi.
  Penerbit          : Yayasan Eunike, Jakarta, 2002
  Halaman           : 10 - 11


**********************************************************************
o/ AKTIVITAS

  Kuis berikut ini sangat bagus untuk menolong guru-guru mengajarkan
  tentang bagaimana orang-orang dalam Alkitab juga mengalami
  penderitaan dan bagaimana mereka meresponinya. Silakan disimak!

                   KUIS MASALAH-MASALAH PENDERITAAN
                   ================================

  Hidup di dunia ini memang penuh dengan penderitaan dan rasa sakit.
  Anda dapat menggunakan aktivitas yang berupa kuis di bawah ini untuk
  mengajarkan pada anak bahwa sebagai orang Kristen kita "tidak kebal"
  terhadap penderitaan, penyakit, dan kematian.

  Namun, jelaskan pula pada anak bahwa semua penderitaan dan rasa
  sakit yang kita alami di dunia ini sifatnya sementara saja. Suatu
  hari kelak, saat kita sudah berjumpa dengan Tuhan Yesus di surga,
  segala penderitaan dan rasa sakit tidak akan mungkin mengganggu kita
  lagi, selamanya.

  KUIS
  ----

   1. Siapakah orang saleh yang ditimpa barah yang busuk dari telapak
      kakinya sampai ke batu kepalanya?
      (Jawaban: Ayub -- Ayub 2:7)

   2. Siapakah raja Yehuda yang menderita sakit pada kedua kakinya
      pada masa tuanya?
      (Jawaban: Asa -- 1Raja-raja 15:23)

   3. Dalam kisah yang disampaikan Yesus tentang orang kaya dan
      Lazarus yang miskin, penyakit apakah yang diderita Lazarus itu?
      (Jawaban: Borok -- Lukas 16:20)

   4. Siapakah anak laki-laki Yonatan yang timpang dalam usia lima
      tahun karena jatuh ketika diangkat oleh inang pengasuhnya?
      (Jawaban: Mefiboset -- 2Samuel 4:4)

   5. Siapakah raja Yehuda yang menderita penyakit barah?
      (Jawaban: Hizkia -- 2Raja-raja 20:7-8)

   6. Siapakah bapa leluhur bangsa Israel yang penglihatannya menjadi
      kabur sehingga tidak dapat membedakan kedua anaknya?
      (Jawaban: Ishak -- Kejadian 27:1)

   7. Siapakah imam yang berumur sembilan puluh delapan tahun dan
      matanya buta?
      (Jawaban: Eli -- 1Samuel 4:15)

   8. Siapakah ayah dari 12 anak laki-laki, yang buta pada usia
      tuanya?
      (Jawaban: Yakub -- Kejadian 48:10)

   9. Siapakah nabi buta yang didatangi istri Yerobeam?
      (Jawaban: Ahia -- 1Raja-raja 14:4)

  10. Siapakah sahabat Yesus yang mati dan menyebabkan-Nya menangis?
      (Jawaban: Lazarus -- Yohanes 11:17,35)

  Bahan dirangkum dari sumber:
  Judul buku: Apa dan Siapa dalam Alkitab
  Pengarang : J. Stephen Lang
  Penerbit  : Kalam Hidup, Bandung, 1994
  Halaman   : 323-328


**********************************************************************
o/ BAHAN MENGAJAR (1)

  Banyak pertanyaan anak-anak yang sering mengejutkan kita. Contohnya
  seperti pertanyaan di bawah ini. Bagaimana Anda akan menjawabnya?
  Dan bagaimana melalui pertanyaan ini Anda mengajarkan sifat-sifat
  Allah?

                    APAKAH ALLAH AKAN PERNAH MATI
                    =============================

  "Apakah Allah akan pernah mati?" tanya Doni.

  Ayah tersenyum. "Mengapa kamu bertanya begitu?" tanya ayah.

  "Ya, seandainya Allah itu telah ada sejak bumi ini diciptakan,
  tentu Ia sudah tua sekali," kata Doni. "Seandainya Allah bertambah
  tua sekarang ini, bukankah itu berarti Ia akan mati?"

  "Kata-katamu itu kedengarannya benar," kata ayah, "tetapi itu hanya
  terjadi jika kamu sedang berbicara tentang salah seorang dari antara
  kita. Kita memang akan bertambah tua, lalu mati. Tetapi Allah tidak
  pernah bertambah tua. Tahukah kamu sebabnya?"

  Renungan Singkat tentang Hidup sampai Selama-lamanya:
  -----------------------------------------------------
  1. Apakah kemarin kamu lebih muda satu hari?
     Apakah besok kamu akan bertambah tua satu hari?

  2. Lihatlah kalender. Waktu diukur dengan beberapa cara yang
     berlainan. Dapatkah kamu menyebutkan beberapa diantaranya?
     (Misalnya: menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun).
     Menurut kamu, apakah kita akan memiliki ukuran waktu seperti
     itu di surga? Mengapa tidak?

  "Allah menciptakan waktu untuk menolong kita mengukur lamanya hidup
  kita di dunia ini," kata ayah. "Jika kita kelak tinggal di dalam
  rumah-Nya, kita tidak akan memerlukan kalender, jam tangan atau jam
  dinding lagi. Di sana waktu tidak akan diukur seperti yang kita
  lakukan di bumi."

  "Apakah itu berarti bahwa di surga kita tidak akan menjadi tua?"
  tanya Doni. "Dan seandainya kita tidak bertambah tua, apakah kita
  tidak akan pernah benar-benar mati?"

  "Itu benar," kata ayah. "Alkitab menyebutnya hidup yang kekal.
  'Kekal' berarti 'tidak pernah berakhir'. Ini berarti bahwa Allah
  tidak pernah menjadi tua. Usia-Nya selalu sama."

  Doni tersenyum. "Saya senang karena kita dapat tinggal bersama Allah
  di rumah-Nya sampai selama-lamanya," katanya.

  Renungan Singkat tentang Allah dan Kamu:
  ----------------------------------------

  1. Apakah Allah akan pernah mati?
     Bacalah 1Timotius 1:17. "Kekal" dan "abadi" berarti bahwa Allah
     hidup sampai selama-lamanya. Ia tidak pernah mati.

  2. Apakah Allah akan memberi kita kehidupan yang tidak pernah
     berakhir jika kita percaya kepada Tuhan Yesus?
     Bacalah Yohanes 3:16. Apa yang dikatakan di dalam ayat itu?

  3. Sudahkah kamu meminta agar Tuhan Yesus mengampuni dosa-dosamu dan
     memberimu hidup yang kekal? Kalau belum, mengapa tidak kamu
     lakukan sekarang juga?

  Bacaan Alkitab:
  ---------------
  Yohanes 14:1-4

  Kebenaran Alkitab:
  ------------------
  Allah tetap sama. Ia tidak pernah bertambah tua (Mazmur 102:27 dan
  Ibrani 13:8).

  Doa:
  ----
  Terima kasih Allah, karena rumah-Mu yang indah tidak memerlukan jam
  tangan atau jam dinding atau kalender. Tolonglah siapkan tempat bagi
  saya supaya kelak saya dapat tinggal bersama-Mu. Dalam nama Yesus.
  Amin!

  Sumber:
  Judul buku: 100 Renungan Singkat untuk Anak-anak
  Pengarang : V. Gilbert Beers
  Penerbit  : Kalam Hidup, Bandung, 1986
  Halaman   : 206 - 207


**********************************************************************
o/ BAHAN MENGAJAR (2)

  Sebagai sajian khusus untuk PASKAH, kami berikan satu bahan mengajar
  yang cocok Anda sampaikan di masa-masa PASKAH ini.

                    DARI KEMATIAN KEPADA KEHIDUPAN
                    ==============================

  Persiapan:
  ----------

  1. Pada papan pengumuman pasanglah gambar-gambar yang menggambarkan
     perbedaan antara yang kelihatannya mati dengan yang hidup.
     Misalnya: pohon yang tidak berdaun dan sebatang pohon yang
     rimbun; gambar sebutir jagung dengan sebatang jagung yang penuh
     berisi; dan sebagainya.

  2. Bawalah contoh-contoh benih dan umbi bunga untuk ditunjukkan
     kepada anak-anak.

  Renungan:
  ---------
  [Bawalah contoh-contoh benda yang kelihatannya mati untuk digunakan
  seperti contoh, misalnya sebutir benih, umbi bunga, satu ranting
  dari pohon.]

  Bagaimana rupa pohon-pohon selama musim panas yang berkepanjangan?
  Pohon-pohon itu kelihatan kering dan akan mati, bukan?
  Tetapi apakah pohon-pohon itu benar-benar mati?

  Tidak, karena bila musim hujan mulai tunas-tunas baru dan kemudian
  daun-daun hijau akan bermunculan pada pohon itu.

  [Tunjukkan benih dan umbi bunga.]

  Benda-benda ini kelihatannya tidak ada kehidupan, bukan?
  Tetapi apabila kita menanam benih dan umbi bunga ini dan menjaga
  agar mereka mendapat sinar matahari dan air, tidak lama kemudian
  mereka akan berkembang menjadi bunga-bunga yang indah, yang penuh
  dengan kehidupan. Inilah salah satu hukum alam -- sebutir benih
  harus ditanam dan kelihatan mati sebelum benih itu dapat tumbuh dan
  menunjukkan kehidupan yang sebenarnya ada di dalamnya.

  Prinsip yang sama ini sedang berlaku di dalam hidup kita, ketika
  kita menjadi orang Kristen. Sebelum kita minta Tuhan menjadi
  Juruselamat kita, kita benar-benar mati di dalam dosa kita. Agar
  memperoleh kehidupan baru dengan Kristus, kita harus mematikan
  kebiasaan lama yang buruk dan membiarkan Tuhan memberi kita hidup
  yang baru. Paulus menguraikan proses ini dalam suratnya kepada
  jemaat di Efesus.

     "Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-
     dosamu. Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia
     ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh
     yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.
     Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka,
     ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti
     kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami
     adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang
     lain." (Efesus 2:1-3)

  Tetapi inilah bagian yang menggembirakan -- kita tidak usah tinggal
  di dalam dosa. Paulus menulis selanjutnya kepada jemaat Efesus:

     "Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang
     besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita
     bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh
     kesalahan-kesalahan kita -- oleh kasih karunia kamu diselamatkan
     -- dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga
     dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga,"
                                                        (Efesus 2:4-6)

  Karena Kristus mati bagi dosa-dosa kita, kita dapat memiliki hidup
  yang kekal.

  [Suruhlah seseorang membaca Yohanes 5:24.]

  Kebanyakan dari kita akan tetap mengalami mati jasmaniah, sampai
  Tuhan kembali ke dunia lagi. Akan tetapi, Kristus juga sudah menang
  atas kematian jasmaniah. Jika kita hidup bagi Kristus, ketika kita
  mati secara jasmaniah, kita akan pergi dan hidup kekal dengan
  Kristus.

  Walaupun kita telah memberikan hidup kita bagi Kristus, pagi ini
  marilah kita sekali lagi mengatakan kepada-Nya bahwa kita mau hidup
  bagi-Nya.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku: Buku Pintar Sekolah Minggu jilid 2
  Pengarang : Badan Pembina DSM Gereja Sidang-sidang Jemaat Allah
  Penerbit  : Gandum Mas, Malang, 1996
  Halaman   : 129


**********************************************************************
o/ DARI ANDA UNTUK ANDA

  Dari: Sari W. <sari@>
  >Syalom,
  >Apakah e-BinaAnak pernah memuat mengenai satu edisi khusus mengenai
  >drama? Maksud saya bukan naskahnya, tetapi ulasan/teori mengenai
  >sebuah drama khususnya drama untuk sekolah minggu. Saya baru
  >berlangganan e-BinaAnak sejak nomor 91 yang lalu. Apakah sebelum
  >nomor tsb sudah pernah ada yang memuat tentang drama? Apakah bisa
  >dikirimkan kepada saya?
  >
  >trima kasih,
  >Sari W.

  Redaksi:
  Kami pernah memuat satu artikel mengenai "Mempersiapkan Drama" dalam
  edisi 48/2001 (Pertunjukan Drama Natal). Anda dapat melihat isinya
  dalam arsip di:
==> http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/048/          atau
==> http://www.sabda.org/pepak/e-binaanak/048/


**********************************************************************
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk berhenti kirim e-mail ke:   <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk Arsip e-BinaAnak:    http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://www.sabda.org/pepak/
**********************************************************************
              Staf Redaksi: Davida, Oeni, Ratri, dan Poer
       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
              Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                   Copyright(c) e-BinaAnak 2003 YLSA

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org