Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/114

e-BinaAnak edisi 114 (19-2-2003)

Kebutuhan untuk Dihargai

     ><>  Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak  <><


Daftar Isi:                                    Edisi 114/Februari/2003
-----------
   o/ SALAM DARI REDAKSI
   o/ ARTIKEL              : Harga Diri Suatu Karunia yang Istimewa
   o/ TIPS MENGAJAR (1)    : Menghargai Anak-anak
   o/ TIPS MENGAJAR (2)    : Petunjuk dalam Memberikan Pujian
   o/ BAHAN MENGAJAR       : Siapa Peduli?
   o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Terima Kasih untuk e-BinaAnak

**********************************************************************
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
    <submit-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org>
**********************************************************************
o/ SALAM DARI REDAKSI

  Salam dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus,

  "Kebutuhan untuk Dihargai" merupakan kebutuhan setiap individu,
  termasuk juga kebutuhan seorang anak. Jika seorang anak tidak merasa
  dihargai maka ia akan merasa ditolak. Tapi akibat yang lebih buruk
  lagi adalah jika anak tersebut kemudian bertingkah aneh dan tidak
  wajar untuk mendapatkan "penghargaan" dan "pengakuan" dari orang-
  orang di sekelilingnya.

  Minggu ini e-BinaAnak akan berbicara seputar kebutuhan anak untuk
  dihargai. Sebuah artikel menarik akan kami diulas tentang harga
  diri. Senada dengan topik ini kami juga sajikan dua Tips yang sangat
  berguna untuk Anda simak dan praktek dalam kegiatan belajar mengajar
  Anda di kelas. Tips pertama adalah bagaimana kita dapat "Menghargai
  Anak-anak" dan yang kedua adalah "Petunjuk dalam Memberikan Pujian".
  Tidak ketinggalan kami sajikan juga satu Bahan Mengajar yang
  menarik, berjudul "Siapa Peduli?"

  Selamat melayani!

  Tim Redaksi

        "Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau!
    Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu,
           maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan
         dalam pandangan Allah serta manusia." (Amsal 3:3-4)
           < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Amsal+3:3-4 >


**********************************************************************
o/ ARTIKEL

  Sesorang yang dihargai dan diterima apa adanya, pasti memiliki harga
  diri yang tinggi. Berikut ini artikel mengenai harga diri yang
  merupakan suatu karunia istimewa.

               HARGA DIRI SUATU KARUNIA YANG ISTIMEWA
               ======================================

  Kita sering  melihat dan membaca istilah "harga diri". Tingkah laku
  yang suka mengganggu di kalangan anak-anak, bahkan tingkah laku
  karena gangguan emosi yang terdapat di kalangan orang dewasa,
  menurut para ahli, berakar dari kurangnya rasa harga diri. Tetapi
  apakah sebenarnya harga diri itu? Apakah yang dapat dicapai oleh
  harga diri itu? Dan dari manakah asal mulanya perasaan-perasaan itu,
  terutama perasaan yang terdapat pada anak-anak?

  Secara sederhana dapat dikatakan bahwa rasa harga diri itu merupakan
  pikiran dan keyakinan yang ada di dalam batin seseorang. Pikiran dan
  keyakinan itu mengatakan kepada Anda bahwa Anda adalah seorang yang
  berharga, dan bahwa Anda cukup mempunyai kemampuan dan cukup
  disukai. Jika Anda memilih untuk mempercayai pendapat semacam ini
  tentang diri Anda, Anda kemudian mengharapkan agar orang lain juga
  mempunyai pandangan yang sama terhadap diri Anda dan menyukai Anda.
  Dan karena Anda yakin bahwa Anda cukup berarti atau berharga, cukup
  mampu, dan cukup disukai, maka Anda akan cenderung untuk bersikap
  terbuka, ramah, optimis, rajin, rapi, dan berani.

  Sebaliknya, jika Anda atau anak Anda kurang mempunyai rasa harga
  diri, lalu merasa diri tidak mampu, tidak disukai, atau merasa diri
  tidak berharga atau tidak layak, Anda cenderung untuk berharap bahwa
  segala usaha Anda akan gagal. Anda menyangka bahwa orang-orang lain
  akan menolak dan meninggalkan Anda, dan memandang kehidupan Anda
  sebagai suatu kegagalan.

  Akibatnya, energi Anda akan dipusatkan untuk menjaga agar orang lain
  tidak mengetahui bagaimana Anda itu sebenarnya. Karena Anda
  menantikan penolakan dan kecaman, Anda cenderung untuk bersikap
  memusuhi, tertutup, dan tidak ramah. Karena menyangka akan gagal,
  maka Anda cenderung untuk menjadi malas, membatasi diri dan
  menyimpang atau melantur ke mana-mana. Dan karena Anda merasa diri
  tidak berharga, Anda akan mengabaikan kesehatan dan penampilan Anda.
  Atau Anda akan memakai waktu berjam-jam untuk mengatur agar
  penampilan Anda secara lahiriah terlihat cantik untuk mengelabui
  setiap orang agar semua percaya bahwa Anda mempunyai kepribadian
  yang baik.

  Jika Anda mengerti hubungan sebab-akibat ini, tidak akan sukar bagi
  Anda untuk dapat melihat apakah respons Anda terhadap anak Anda itu
  merupakan sumber utama dari perasaan harga dirinya. Dan bahwa harga
  diri itu pada dasarnya dibentuk melalui pengalaman-pengalaman masa
  kanak-kanak. Pola-pola pemikiran yang berawal di situ akan sangat
  sukar untuk diubah lagi di kemudian hari.

  Harga diri dibangun atas tiga unsur yang fundamental:

  1. Rasa aman karena merasa dimiliki.
     ---------------------------------
     Hal ini timbul karena ia merasa menduduki posisi yang berarti dan
     kuat di dalam keluarga.

  2. Rasa puas karena ia merasa berhasil.
     ------------------------------------
     Setiap anak perlu mendapat suatu kesempatan untuk merasa berhasil
     dalam melakukan sesuatu, dalam bidang apa saja.

  3. Sukacita karena merasa dihargai.
     --------------------------------
     Seorang anak akan senantiasa merasa bersukacita jika ia menyadari
     bahwa ia berharga dan hal itu dapat dicapai jika ia senantiasa
     dipelihara dengan ucapan-ucapan pujian yang tulus dan yang
     diberikan secara konsisten.

  Nah, berikut ini terdapat beberapa macam respon orangtua yang dapat
  membangkitkan perasaan harga diri yang sehat dan positif di dalam
  diri anak Anda. Bandingkanlah hal-hal di bawah ini dengan pendekatan
  yang Anda lakukan sekarang.

   1. Pertama-tama periksalah apa yang menjadi sumber harga diri Anda
      sendiri. Para orangtua perlu mempunyai gambaran yang positif
      tentang pribadinya sendiri agar dapat membangun hal yang serupa
      di dalam diri anak-anak mereka.

   2. Berilah anak Anda yang masih kecil berbagai kesempatan agar ia
      dapat mengembangkan kemampuan dan kepercayaannya akan dirinya
      sendiri. Sisihkanlah uang untuk membeli mainan, sarana untuk
      dapat bermain bersama, dan alat-alat yang memungkinkan anak itu
      untuk berkreasi dan untuk dapat dengan berhasil menguasai
      dirinya sendiri atau lingkungannya.

   3. Berilah kesempatan kepada anak Anda untuk memilih bidangnya
      sendiri supaya ia dapat berkreasi dan berhasil dalam bidang
      itu. Janganlah mencoba memaksakan pada anak Anda ambisi-ambisi
      yang ada pada Anda ketika Anda masih muda, atau memaksa dia
      untuk mencapai apa yang tidak berhasil Anda capai dalam bidang
      olahraga, bidang pendidikan tinggi, atau dalam bidang kesenian.

   4. Dengan penuh perhatian dengarkanlah apa yang dikatakan atau
      diceritakan oleh anak Anda. Hal demikian akan menanamkan di
      dalam dirinya bahwa ia adalah seorang pribadi yang menarik.

   5. Tanyakan pendapat anak Anda tentang apa yang harus dilakukan
      dalam menghadapi masalah di dalam berbagai-bagai bidang. Hal
      demikian dapat membuat anak itu sadar bahwa ia juga dapat
      membuat penilaian yang baik dan benar.

   6. Jika Anda mengajukan pertanyaan (dan sama sekali tidak mengejek)
      tentang rencana-rencana anak Anda, Anda akan menolong anak itu
      mengetahui bahwa ia dapat bersifat luwes dan dapat menilai
      kembali rencananya apabila ada informasi baru yang diberikan
      kepadanya.

   7. Pandanglah setiap anak sebagai satu individu. Jangan sekali-kali
      Anda membandingkan salah seorang anak Anda dengan anak yang
      lainnya. Cobalah untuk menonjolkan kebaikan yang khas yang ada
      pada setiap diri anak Anda dan perhatikanlah juga kelemahannya.

   8. Diskusikan tentang anak Anda -- terutama tentang masalah-
      masalahnya -- hanya apabila anak itu tidak hadir.

   9. Waspadalah terhadap julukan atau nama panggilan yang diberikan
      pada anak Anda, terutama julukan yang Anda sendiri berikan.
      Jagalah diri Anda agar Anda tidak memanggilnya dengan nama-nama
      yang bersifat menghina, atau dengan sebutan yang nampaknya tulus
      dan jujur tapi di balik itu ada arti yang menghina seperti "si
      Gembul" karena mungkin hal itu dapat menimbulkan kesan yang
      tidak disukainya. Ciptakan nama-nama yang positif seperti
      "Kapten" atau "Putri Kecil".

  10. Jika anak itu bersikap manis, tidak mementingkan diri sendiri,
      rapi, suka menolong, berdisiplin, kreatif, cekatan, rajin, atau
      sikap lainnya yang patut dipuji, nyatakanlah pujian Anda itu!
      Dengan demikian anak Anda akan mengetahui bahwa ia dapat
      berhasil dalam hal-hal itu. Pujian yang tulus tidak akan
      merugikan seseorang!

  11. Tunjukkan dan berilah tepukan tangan terhadap berbagai kemajuan
      yang berhasil dicapai oleh anak Anda, betapa pun kecilnya
      kemajuan itu. Dengan demikian ia akan belajar untuk bersikap
      optimis.

  12. Janganlah melontarkan kecaman yang bersifat mempersalahkan dan
      mempermalukan atau mengejek. Hal demikian itu mengajarkan kepada
      anak itu bahwa mereka pada dasarnya tidak beres.

  13. Janganlah selalu membuat keputusan untuk anak Anda. Jika Anda
      berlaku demikian, maka anak itu akan menarik kesimpulan bahwa
      penilaiannya selalu tidak baik.

  14. Janganlah menonjol-nonjolkan kesalahan dan ketidaksempurnaan
      anak itu, walaupun memang banyak. Hal ini hanya akan menyebabkan
      anak itu kehilangan kepercayaan akan dirinya sendiri dan akan
      merasa tidak yakin akan kemampuannya. Segera anak itu tidak lagi
      menyukai dirinya sendiri, dan juga tidak berharap bahwa orang
      lain akan menyukai mereka. Anak-anak yang demikian akan
      cenderung mengatakan, "Karena bukanlah Ayah dan Ibu itu lebih
      besar, lebih kuat, dan lebih pandai daripada saya, jadi pasti
      keputusan dan penilaian mereka itu benar. Pasti ada yang tidak
      beres pada diri saya!"

  Cara pendekatan yang sebaliknya jelas akan menghancurkan rasa harga
  diri anak itu. Jika kita mengikuti kecenderungan kita untuk bersikap
  negatif dan mengutuk atau bersikap mempersalahkan, maka hal itu
  merupakan cara yang paling efektif untuk merusak harga diri seorang
  anak.

  Jika anak Anda menilai dirinya sendiri berdasarkan cara penilaian
  diri yang dikemukakan di atas, bagaimana kira-kira kesimpulan anak
  Anda tentang dirinya sendiri? Kesimpulan yang diambil oleh anak Anda
  amatlah penting. Dan hanya Anda saja yang dapat memberikan hadiah
  yang sangat istimewa itu, yaitu hadiah dalam bentuk harga diri yang
  sejati.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku : 40 Cara Mengarahkan Anak
  Pengarang  : Paul Lewis
  Penerbit   : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1997
  Halaman    : 99-103


**********************************************************************
o/ TIPS MENGAJAR (1)

                         MENGHARGAI ANAK-ANAK
                         ====================

  Saya percaya Allah menginginkan kita untuk melihat anak-anak dengan
  penghormatan yang lembut dan pengharapan yang penting. Semua orang,
  termasuk anak-anak, akan bertumbuh sampai pada tingkatan perilaku
  dan pencapaian yang kita harapkan dari mereka. Anak-anak yang
  senantiasa diabaikan, diremehkan dan dikritik oleh orang-orang
  dewasa akan memiliki kesulitan yang amat besar mengharapkan sesuatu
  yang berbeda dari Allah. Banyak dari kita telah membuat kesalahan
  dengan kebiasaan menilai rendah anak-anak dalam satu dan lain hal.

  Berapa banyak anak yang telah merasakan sakitnya diabaikan saat
  mereka mencoba untuk berkomunikasi dengan orangtua atau pemimpin-
  pemimpin?

  Berapa banyak anak-anak yang mengalami pengolok-olokan terhadap
  pertanyaan-pertanyaan atau komentar-komentar mereka?

  Kita harus bangun dari kecenderungan kita sebagai orang dewasa untuk
  mengirimkan pesan kepada anak-anak yang mengecilkan nilai mereka.
  Tentu saja, ada banyak cara yang dapat kita lakukan untuk
  mengirimkan pesan yang tepat pada "mesin video berjalan" kecil yang
  ada di sekitar kita.

  Di bawah ini beberapa saran sederhana untuk membantu Anda menghargai
  anak-anak:

  1. Lihat kedua mata anak itu saat dia sedang berbicara dengan Anda.
     ----------------------------------------------------------------
     Bila Anda sembarangan menganggukkan kepala Anda dan pikiran Anda
     melayang pada suatu proyek yang jauh, anak tersebut akan
     merasakan keacuhan Anda. Anak-anak hanya sedikit tidak mendengar
     atau melihat.

  2. Akui kesalahan-kesalahan Anda kepada anak-anak di sekitar Anda.
     ---------------------------------------------------------------
     Jangan mencoba untuk menyembunyikan ketidaksempurnaan dan
     kesalahan-kesalahan Anda. Pimpinlah anak-anak dengan teladan
     Anda akan kerendahan hati. Belajarlah untuk mampu mengatakan,
     "Saya minta maaf. Saya telah bersalah." Saat anak-anak melihat
     orang dewasa dengan rendah hati mengakui kekurangan mereka,
     mereka akan melihat bahwa adalah hal yang tidak berbahaya untuk
     mengakui dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan mereka sendiri. Hal
     itu sebaliknya, membangun sebuah pola untuk memiliki hati yang
     lembut kepada Allah. Hal ini akan membantu mereka untuk membangun
     hubungan yang sehat dengan orang-orang baik sekarang atau di masa
     depan.

  3. Belajar untuk terbuka dan membuka diri bagaimana Allah berurusan
     dengan Anda.
     ----------------------------------------------------------------
     Sering kali saya berbagi dengan anak-anak pada hari Minggu pagi
     tentang bagaimana saya telah bertobat minggu itu. Allah selalu
     menantang saya dalam setiap hal yang akan saya bicarakan kepada
     anak-anak. Bagaimana mungkin saya dapat menyatakan suatu
     kebenaran alkitabiah dengan pengurapan dan otoritas bila
     kebenaran itu tidak berfungsi dalam kehidupan saya sendiri?

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku: Anak-anak Kebangunan Rohani
  Pengarang : Vann Lane
  Penerbit  : Harvest Publication House, Jakarta, 2000
  Halaman   : 30 - 31


**********************************************************************
o/ TIPS MENGAJAR (2)

  Salah satu cara menghargai anak adalah dengan memberikan pujian akan
  apa yang sudah dilakukannya. Saat anak dalam keadaan senang karena
  dihargai dan dipuji, anak pasti ingin melakukan banyak hal lagi
  untuk menyenangkan orang lain. Kita tahu jika kita mampu mengerjakan
  sesuatu dengan baik, maka kita ingin berbuat lebih baik lagi. Memuji
  anak tidak akan membuatnya manja. Hanya anak yang tidak dihargai dan
  tidak mendapatkan pujian -- padahal sewajarnya dia memperolehnya --
  yang akan bertingkah laku aneh. Meskipun demikian janganlah asal
  memberikan pujian. Berikut ini petunjuk-petunjuk dalam memberikan
  pujian.

                     PETUNJUK DALAM MEMBERIKAN PUJIAN
                     ================================

  1. Pujilah prestasi anak, bukan kepribadiannya.
     --------------------------------------------
     Setelah memuji sifat anak seperti, "Kamu sudah menjadi
     anak yang baik," anak malah bereaksi dengan tingkah laku yang
     buruk. Mengapa? Anak mungkin takut kalau-kalau ia tidak dapat
     berperilaku sebaik yang diharapkan. Ia merasa bahwa ia harus,
     dengan cara tertentu, menolak anggapan yang ia rasakan salah.

     Satu keluarga menceritakan piknik mereka. Sepanjang setengah hari
     perjalanan anak mereka yang masih kecil dan duduk di belakang
     bertingkah baik sekali dan tenang sampai akhirnya ibunya menengok
     ke belakang dan berkata, "Bill, Kamu anak manis sekali pagi ini".
     Setelah pujian ini masalah tidak kunjung berhenti. Ia
     mengosongkan asbak di kursi mobil. Ia berteriak dan melempar-
     lempar barang. Alasannya? Ketika duduk tenang ia sedang merasa
     marah pada semua orang di dalam mobil, marah karena ia harus
     meninggalkan rumah saat ia dan kawan-kawannya merencanakan
     sesuatu yang menarik untuk minggu itu. Waktu ibu berkata ia
     "baik" ia tahu betul apa yang sedang ia rasakan dan karena itu
     menyangkal apa yang ibunya katakan.

     Daripada berkomentar tentang sifat, pujian seharusnya adalah
     tentang tugas yang dikerjakan dengan baik, tentang pemikiran bagi
     orang lain, tanggung jawab, dan kejujuran. Orangtua harus
     berkomentar bila anak berusaha keras untuk menjadi baik, meskipun
     tidak seluruh usahanya membawa hasil yang diharapkan. Orangtua
     harus menunjuk pada kemajuan.

  2. Pujilah apa yang anak-anak itu bisa kerjakan daripada apa yang
     mereka tidak bisa.
     --------------------------------------------------------------
     Misalnya, anak-anak tidak dapat berbuat apa-apa bila mereka
     memiliki rambut yang indah atau mata yang biru. Memuji anak
     untuk hal-hal semacam ini akan membentuk kesombongan. Tetapi
     memuji anak karena tindakannya dan kemurahannya tidak akan
     memanjakan dia atau membuatnya sombong. Anak membutuhkan
     persetujuan untuk perasaan berharga. Anak yang mendapatkan
     persetujuan dari orang- orang lain akan mampu bersikap rendah
     hati. Anak yang sombong atau membanggakan diri sebenarnya
     kekurangan penghargaan.

  3. Akui bahwa pujian terutama diperlukan dari orang-orang yang
     penting dalam kehidupan anak.
     -----------------------------------------------------------
     Orangtua adalah orang terpenting di dunia bagi anak. Dunia anak
     kecil, orangtualah pusat dari dunia itu. Dan bila orangtua memuji
     anak, ia akan merasa dicintai dan aman. Seperti pengakuan
     seorang anak, "Tidak peduli orang lain mengatakan apa. Hanya
     sedikit pengaruhnya. Tapi bila ayah saya berkata, 'Itu adalah
     hasil kerja yang bagus', dunia saya berubah".

     Memuji seorang anak akan membantunya mengatasi rasa malu dan
     mengembangkan kemandirian. Pujian membentuk sifat murah hati,
     inisiatif, dan kemampuan bekerja sama. Kurangnya penghargaan akan
     membuat si anak merasa ia tidak diperlukan, tidak diinginkan, dan
     bahwa ia adalah gangguan. Ini berlaku tidak hanya antara orangtua
     dan anak, tapi juga pada hubungan-hubungan lainnya di sekolah,
     pekerjaan, atau waktu bermain.

  4. Pujilah dengan tulus.
     ---------------------
     Anak-anak tahu bila Anda tulus. Mereka tidak dapat dikelabui.
     Pujian tidak perlu dibuat-buat. Melebih-lebihkan tidak ada
     artinya. Ketulusan mengajar anak untuk menerima ucapan selamat
     dengan mudah dan menerima penghargaan dengan penuh kerendahan
     hati.

  5. Pujilah anak atas apa yang ia kerjakan dengan inisiatif sendiri.
     ----------------------------------------------------------------
     Mengerjakan hal yang berharga tanpa disuruh perlu dihargai
     khusus. Pujian semacam ini akan mengarah pada tumbuhnya
     kepercayaan diri. Ini berarti bahwa orangtua harus tanggap dalam
     memuji seorang anak yang kalah. Dalam pertandingan semuanya kalah
     kecuali satu. Sikap maupun keberhasilan perlu dihargai. Memuji
     anak yang sudah mencoba, walaupun gagal, berarti memberikan
     semangat padanya untuk terus mencoba dan memiliki motivasi untuk
     masa-masa sulit yang pasti dihadapi setiap orang.

     Alta Mae Erb, dalam 'Mendidik Anak secara Kristiani' menuliskan:
        "Seorang anak mungkin menjadi patah semangat dan hilang
        kepercayaan diri bila ia diberi tugas yang melampaui batas
        kemampuannya dan dituntut untuk mencapai standar keberhasilan
        yang tinggi. Komentar atas kue pertama yang dibuat lebih
        penting dari rasa kue itu sendiri".

  6. Perhatikan bahwa semakin cepat pujian diberikan semakin baik.
     -------------------------------------------------------------
     Sangat baik bila orangtua ada pada saat keberhasilan dicapai.
     Bila orangtua hadir ketika anak telah mencoba namun tidak
     berhasil dan lalu memberi semangat pada anak, ini lebih baik
     lagi.

  7. Ingatlah bahwa sikap orangtua sama pentingnya seperti kata-kata
     mereka yang memberi semangat.
     ---------------------------------------------------------------
     Cara orangtua berhenti untuk mendengarkan, cara orangtua membagi
     keberhasilan atau kegagalan, dan nada bicara orangtua dapat
     menghasilkan suasana yang memberi semangat atau menghancurkan
     semangat anak.

     Bila anak hidup dengan pujian, ia akan belajar untuk menghargai.
     Seorang dewasa bisa bertahan tanpa pujian tiap hari, tapi anak
     tidak. Anak harus memiliki itu supaya dapat berkembang. Anak akan
     menciut tanpa pujian. Berbahagialah anak yang mendapatkan pujian
     yang tulus.

  Barangkali tidak ada hal lain yang mendorong anak untuk mencintai
  kehidupan, mencari keberhasilan dan memperoleh kepercayaan diri,
  selain dari pujian yang tulus, tepat, dan tidak berlebih-lebihan dan
  penghargaan yang jujur bila anak mengerjakan sesuatu dengan baik.

  Bahan diringkas dari sumber:
  Judul Buku: Tujuh Kebutuhan Anak
  Pengarang : John M. Drescher
  Penerbit  : PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1992
  Halaman   : 93 - 96


**********************************************************************
o/ BAHAN MENGAJAR

                              SIAPA PEDULI?
                              =============

  Alat Peraga:
  ------------
  Gambar orang naik sepeda.

  Ayat Alkitab:
  -------------
  1Petrus 5:7

  Tema:
  -----
  Tuhan peduli kepada kita.

  Penyampaian:
  ------------
  Berapa orang yang tahu cara mengenderai sepeda yang beroda dua?

  Naik sepeda itu menyenangkan sekali, tatapi belajar mengendarainya
  itu akan menuntut kesabaran dan banyak latihan. Pertama-tama kamu
  perlu belajar keseimbangan ketika sedang bersepeda.

  Lalu, setelah kamu belajar keseimbangan, kamu harus belajar cara
  bersepeda yang lancar dan cara berbelok di tikungan jalan dengan
  mudah.

  Belajar naik sepeda adalah hal istimewa, tetapi tidak mudah. Setiap
  orang yang telah belajar naik sepeda pasti banyak mengalami luka-
  luka di siku dan lutut. Kita dapat mengatakan, memang kadang-kadang
  kita perlu menderita pada saat kita belajar bersepeda.

  Menderita itu rasanya sakit, tetapi kita tahu bahwa Tuhan telah
  menderita bagi kita. Ada suatu ayat di dalam Alkitab yang
  mengatakan, "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Dia
  mengasihimu." Bahkan Dia juga peduli ketika melihat kamu jatuh dari
  sepeda.

  Tuhan memberikan kasih yang besar kepada kita. Dia telah memberikan
  dunia yang indah, makanan, sinar matahari, hujan, orangtua yang
  menyayangi dan melindungi kita. Dia juga selalu menghibur, menolong,
  dan memperhatikan di setiap masalah dan pergumulan yang kita hadapi.

  Masih banyak lagi masalah hal yang harus kita hadapi, tetapi
  ketahuilah bahwa Tuhan akan menyelesaikan masalah itu bersama kita.

  Doa:
  ----
  Ya Tuhan, terima kasih atas kasih setia-Mu bagi kami. Tolong kami
  untuk mengingat bahwa tangan-Mu yang penuh kasih itu akan selalu
  menghibur dan menuntun kami. Amin!

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku: Ceritakan untuk Anak-anak Sekolah Minggu:
              Sebuah Sumber Ibadah
  Pengarang : Donna McKee Rhodes
  Penerbit  : Gospel Press, Batam Centre, 2002
  Halaman   : 153 - 154


**********************************************************************
o/ DARI ANDA UNTUK ANDA

  Dari: Desy A. <Desiary@>
  >Saat-saat mengajar SM merupakan saat yang menyenangkan bagi saya.
  >Banyak suka dan dukanya, tetapi tetap saja kelucuan anak-anak itu
  >membuat saya bersukacita dalam mengajar mereka. Terima kasih saya
  >ucapkan kepada BINA ANAK yang merupakan salah satu sumber inspirasi
  >bagi saya dalam mengajar anak-anak sekolah minggu saya. Maju terus
  >dalam pelayanan.

  Redaksi:
  Wahhh ... anak-anak Sekolah Minggu di tempat Anda pasti juga merasa
  senang mempunyai guru seperti Anda. Dalam suka dan duka Anda tetap
  bersemangat melayani Sekolah Minggu Anda. Kami juga sangat bersyukur
  karena e-BinaAnak telah ikut ambil bagian menjadi salah satu sumber
  inspirasi bagi Anda. Terpujilah nama-Nya!

  Sebagai pelayan anak, kita memang harus "Maju Terus!" dalam
  pelayanan. Tetapi tidak dapat dihindari bahwa suka dan duka dalam
  pelayanan akan terus kita alami. Oleh karena itu dalam setiap suka
  atau duka yang Anda alami, jangan lupa bahwa Anda tidak sendiri. Ada
  rekan-rekan sesama pelayan anak dalam e-BinaGuru yang siap berbagi
  suka duka, berdoa, dan maju bersama Anda. Ada juga e-BinaAnak
  sebagai sumber ide dalam pelayanan Anda, dan ada Tuhan/Roh Kudus
  yang memimpin dan memberi hikmat. Puji Tuhan!


**********************************************************************
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk berhenti kirim e-mail ke:   <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk Arsip e-BinaAnak:    http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://www.sabda.org/pepak/
**********************************************************************
              Staf Redaksi: Davida, Oeni, Ratri, dan Aris
       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
              Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                   Copyright(c) e-BinaAnak 2003 YLSA

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org