Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/77

e-BinaAnak edisi 77 (29-5-2002)

Anak dan Keluarga

     ><>  Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak  <><


Daftar Isi:                                         Edisi 077/Mei/2002
-----------
  o/ SALAM DARI REDAKSI
  o/ ARTIKEL (1)         : Renungan untuk Orangtua
  o/ ARTIKEL (2)         : Orangtua Sebagai Wakil Allah
  o/ ARTIKEL (3)         : Mengenal Kebutuhan Anak
  o/ BAHAN MENGAJAR (1)  : Hormati Orangtua
  o/ BAHAN MENGAJAR (2)  : Lengan-lengan Ayah
  o/ STOP PRESS          : Paket Sil 2002 Luar Jakarta - Follow Jesus
  o/ DARI ANDA UNTUK ANDA: Terima Kasih untuk Artikel e-BinaAnak

**********************************************************************
  Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
     <submit-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org>
**********************************************************************
o/ SALAM DARI REDAKSI

  Salam Sejahtera dalam Kristus,

  Keluarga adalah dunia yang paling penting dalam kehidupan anak.
  Waktu hidup anak sebagian besar digunakan bersama dengan keluarga,
  oleh karena itu sebagai GSM, Anda harus ingat bahwa keluarga memberi
  peran/pengaruh yang paling besar dalam pertumbuhan rohani anak-anak
  SM Anda.

  Menjadi GSM merupakan panggilan yang mulia karena Anda dipanggil
  menjadi partner orangtua dalam membimbing anak-anak untuk
  memperkenalkan Tuhan kepada mereka. Oleh karena itu GSM seharusnya
  juga  melibatkan para orangtua, sehingga mereka boleh bersama-sama
  mendukung dan mengarahkan anak-anak itu.

  Melalui tema "Anak dan Keluarga" ini, kami ingin menyajikan
  bahan-bahan yang bisa digunakan oleh GSM untuk mengajak orangtua
  melihat kembali pentingnya peranan orangtua, sajian-sajian ini juga
  dilengkapi dengan bahan mengajar, bagaimana guru bisa menolong
  anak-anak untuk menghormati dan menghargai orangtua mereka.

  Selamat melayani.

  Tim Redaksi

   "Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu,
          dan mendatangkan sukacita kepadamu." (Amsal 29:17)
            < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Ams+29:17 >


**********************************************************************
o/ ARTIKEL (1)

                       RENUNGAN UNTUK ORANGTUA
                       =======================

  "Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam
  kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku
  dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar
  menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika
  aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-
  bagian bumi yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal
  anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan
  dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya." (Mazmur 139:13-16)

  Anak-anak adalah pemberian Allah. Menjadi orangtua adalah anugerah
  dan kepercayaan yang tidak ada bandingnya. Kelahiran seorang anak
  menurut keyakinan Pemazmur bukanlah suatu kebetulan, tetapi sesuatu
  yang ada dalam rencana Allah. Bila kita perhatikan Mazmur 139
  seutuhnya kita mendapatkan keyakinan bahwa perhatian Allah terhadap
  kita adalah perhatian yang berkesinambungan. Hal itu jelas dari
  penggunaan kata-kata kerja yang terdapat didalamnya, yaitu
  digunakannya waktu yang berbeda dalam pasal yang sama (dalam bahasa
  Indonesia tidak jelas, tetapi dalam bahasa Ibrani dan Inggris
  terlihat dengan jelas:
  - Masa lampau (past tense):
    Ayat 1 : "O Lord Thou hast searched me and known me"
  - Masa sekarang (present tense):
    Ayat 2 : "Thou knowest my downsitting and mine uprising"
  - Masa yang akan datang (future tense):
    Ayat 10 : "even there shall Thy hand lead me"

  Ketika seseorang ditenun dalam kandungan ibu, Allah melihat pada
  masa lampau, masa kini dan masa yang akan datang. Tiap anak adalah
  pribadi yang unik yang ada permulaannya, yaitu pada waktu terjadinya
  pembuahan, tetapi yang tidak ada akhirnya, karena ia akan menjadi
  makhluk kekal. Itulah sebabnya menjadi orangtua adalah sesuatu yang
  bukan saja istimewa tetapi juga tugas yang sangat serius karena
  menyangkut kekekalan. Ia dapat menjadi penghuni surga untuk selama-
  lamanya, atau penghuni neraka untuk selama-lamanya.

  Untuk menjadi orangtua yang baik, kita harus memulainya dengan
  sebuah pernikahan yang harmonis. Suasana damai dan komunikasi yang
  sehat dalam keluarga akan mempengaruhi kepribadian dan kehidupan
  seorang anak.

  Betapa besarnya pengaruh situasi keluarga terhadap pertumbuhan dan
  perkembangan anak tercermin dari puisi Dorothy Lawe Holt berikut
  ini:

     "Bila seorang anak dibesarkan dalam kritikan, ia belajar untuk
     menghakimi.

     Bila seorang anak hidup dalam permusuhan, ia belajar untuk
     berkelahi.

     Bila seorang anak dibesarkan dengan ejekan, ia belajar menjadi
     tak percaya diri.

     Bila seorang anak dibesarkan dengan hal-hal yang memalukan, ia
     belajar hidup dengan rasa bersalah

                                Tetapi ...

     Bila seorang anak dibesarkan dengan rasa toleransi yang besar,
     ia belajar untuk bersabar.

     Bila seorang anak dibesarkan dengan kata-kata yang membesarkan
     hati, ia belajar untuk percaya diri.

     Bila seorang anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar untuk
     menghargai.

     Bila seorang anak dibesarkan dengan dengan kejujuran ia belajar
     rasa keadilan.

     Bila seorang anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar untuk
     beriman.

     Bila seorang anak dibesarkan dengan perasaan bahwa ia diterima,
     ia belajar untuk menerima dirinya sendiri.

     Bila seorang anak dibesarkan dengan persahabatan, ia belajar
     untuk menemukan cinta di dunia."

  Bila kita menyadari betapa besarnya pengaruh suasana rumah tangga
  kita dalam perkembangan anak, maka kita perlu memperhatikan
  pertumbuhan dan perkembangan seorang anak.

  Bahan diambil dan diedit dari sumber:
  Judul Buletin: Buletin Sinode GUPDI edisi III/02
  Penulis      : Pdt. Debora Estefanus, S.Th.
  Penerbit     : Sinode GUPDI, Surakarta, 2002
  Halaman      : 33


**********************************************************************
o/ ARTIKEL (2)

                     ORANGTUA SEBAGAI WAKIL ALLAH
                     ============================

  Orang Kristen memiliki satu tanggapan yang berbeda dengan orang non-
  Kristen. Karena Alkitab dengan jelas berkata, "Seperti bapa sayang
  kepada anak-anaknya ... sebagaimana seorang ibu mencintai anak,
  demikian juga Bapamu yang di sorga." (baca: Mazmur 103:13; Yesaya
  66:13). 
  Kita dapat melihat gambaran yang penting sekali, ibu dan
  bapak adalah wakil Allah di hadapan manusia. Ini suatu prinsip.
  Jikalau kita menjadi orangtua yang tidak menyadari prinsip ini, kita
  telah gagal menjadi orangtua. Sebagai orangtua, kita harus sadar dan
  ingat, bahwa kita harus mendidik anak dan kita wakil Allah bagi
  anak. Karena kita menjadi wakil Allah, maka kita harus berhati-hati
  dalam mendidik anak. Jika Tuhan mempercayakan uang kepada kita, itu
  adalah hal yang tidak terlalu penting. Jika ia percayakan segala
  sesuatu yang lain di luar diri kita, itu tetap tidak terlalu
  penting. Tetapi jika Tuhan mempercayakan anak-anak untuk kita didik,
  ini merupakan kepercayaan yang luarbiasa. Tidak ada sesuatu yang
  lain yang lebih penting daripada anak kita. Karena anak adalah harta
  orangtua secara pribadi, yang juga harus dipertanggungjawabkan
  kepada Allah, dan ini merupakan kewajiban yang bersifat kekal. Itu
  sebabnya, mendidik anak-anak merupakan sesuatu hal yang serius.
  Jikalau orangtua adalah wakil Allah, bolehkah kita bertindak salah
  sebagai wakil Tuhan? Kalau kita salah mewakili Tuhan, salah
  berbicara, mengajar dengan prinsip yang tidak benar, maka itu
  mengakibatkan anak-anak tidak mungkin melihat kemualiaan dan
  keadilan Tuhan dengan konsep yang benar. Dengan memaparkan konsep
  seperti ini, diharapkan agar merekayang sudah atau akan menjadi
  bapak aau ibu dapat menanamkan dalam hati dan pikiran Anda suatu
  konsep, bahwa Anda adalah wakil Tuhan.

  Anak-anak akan melihat Tuhan melalui orangtua mereka. Apabila
  orangtua beres, anak-anak mempunyai konsep yan beres tentang
  orangtua mereka, jika orangtua tidak beres, yang rugi bukan orang
  lain tetapi anak-anak Anda sendiri, karena dengan demikian anak-anak
  tidak mempunyai suatu konsep yang benar tentang bagaimana seharusnya
  menjadi manusia.

  Bahan diambil dan diedit dari sumber:
  Judul Buku: Membesarkan Anak dalam Tuhan
  Penulis   : Pdt. Dr. Stephen Tong
  Penerbit  : Lembaga Reformed Injili Indonesia, Jakarta, 1994
  Halaman   : 5 - 6


**********************************************************************
o/ ARTIKEL (3)

                        MENGENAL KEBUTUHAN ANAK
                        =======================

  1. Kebutuhan untuk dipelihara dan dirawat
     --------------------------------------
     Bila anak-anak merasa bahwa ia bukanlah yang penting dalam
     keluarganya, dan orangtuanya lebih mengarahkan perhatian kepada
     pekerjaan mereka semata-mata, maka ia merasa kehadirannya tidak
     diharapkan. Seringkali kita jumpai orangtua hanya mementingkan
     diri sendiri, tidak memperhatikan kewajibannya sebagai ayah dan
     ibu. Dengan hati pedih, terpaksa harus diakui bahwa di sekitar
     kita masih ada ayah yang lebih mementingkan kesenangan pribadi,
     daripada memelihara anak-anaknya, lebih suka membawa uangnya ke
     meja judi daripada membeli beras untuk memelihara isteri dan
     anaknya. Lebih suka membeli satu pak rokok, daripada memberi
     sarapan bagi anaknya, dan membiarkan anak itu berjalan ke sekolah
     dengan perut kosong.

     Menurut peribahasa "kasih ibu adalah kasih sepanjang jalan",
     tetapi dengan pedih hati kita masih juga mendengar dan membaca
     berita bahwa ada juga ibu-ibu yang menyerahkan anak gadisnya ke
     lokalisasi demi mendapat sejumlah uang, atau menjual gadisnya
     dengan harga yang mahal kepada laki-laki hidung belang. Bila
     Allah memberi kepada kita kepercayaan untuk mengasuh anak kita,
     ingatlah bahwa itu adalah suatu anugerah yang besar karena
     kejadian anak itu dahsyat dan ajaib.

  2. Kebutuhan untuk diterima dan dicintai
     -------------------------------------
     Setiap anak membutuhkan suatu keyakinan bahwa ia diterima dan
     dicintai, sehingga ia mampu mempercayai orang-orang di sekitarnya
     dan juga dirinya sendiri. Anak-anak yang diasuh tanpa orangtua
     mereka, apalagi bila lingkungan tempat ia tinggal tidak
     memperhatikan dia dengan penuh kasih, akan cenderung berkembang
     lebih lambat dari mereka yang tinggal bersama orangtua yang
     mengasihi mereka.

     Peran orangtua adalah menjadikan suasana rumah menjadi cukup
     kondusif, dimana kasih dan disiplin serta pertumbuhan fisik,
     intelektual, sosial dapat berkembang secara seimbang.

  3. Kebutuhan untuk pendidikan dalam keluarga
     -----------------------------------------
     Kehidupan keluarga Kristen memang tidak diharapkan diperintah
     dengan cara otoriter, tetapi orangtua harus dapat memegang
     kendali keluarga dengan baik.

     Anak-anak akan sangat menghargai bila ada rambu-rambu yang
     membatasi mereka. Pendidikan dalam keluarga yang konsisten akan
     membantu seorang anak untuk mematuhi juga aturan-aturan di luar
     keluarga mereka sendiri, peraturan lalu lintas, peraturan
     pemerintah, dll.

  4. Kebutuhan teladan non verbal
     ----------------------------
     Kegagalan pendidikan keluarga sering disebabkan karena orangtua
     tidak mampu memberikan teladan non verbal (teladan bukan dari
     kata-kata). Anak-anak memperhatikan hidup orangtuanya, sehingga
     dapat dikatakan bahwa penyebab utama dari kenakalan remaja
     sebenarnya adalah "kenakalan orangtua".

     Bagaimana kita dapat menyuruh mereka berdoa, ketika mereka
     melihat kita tidak pernah berdoa. Bagaimana mereka didorong untuk
     beribadah kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh, ketika mereka
     melihat kita sendiri hidup dalam kemunafikan.

     Timotius menjadi penginjil yang setia karena pengaruh ibu dan
     neneknya Eunika dan Lois, yang bukan hanya membesarkan Timotius
     tetapi juga berhasil mewariskan iman kepadanya.

  5. Kebutuhan untuk ibadah dalam keluarga
     -------------------------------------
     Keluarga Yusuf dan Maria pergi ke Yerusalem dari Nasaret, jarak
     yang cukup jauh untuk merayakan Paskah. Kerelaan untuk menempuh
     jarak yang cukup jauh itu mewakili keseriusan sikap mereka
     terhadap ibadah.

     Dengan adanya kerinduan tiap anggota keluarga untuk mengalami
     kasih Allah, maka tiap anggota akan bertumbuh saling
     menguatkan. Bila Yesus adalah pusat dari keluarga, Ia akan
     memberi kepada kita kasih-Nya, kebijaksaan-Nya dan kuasa-Nya.

  Bahan diambil dan diedit dari sumber:
  Judul Buletin: Buletin Sinode GUPDI edisi III/02
  Penulis      : Pdt. Debora Estefanus, S.Th.
  Penerbit     : Sinode GUPDI, Surakarta, 2002
  Halaman      : 34 - 35


**********************************************************************
o/ BAHAN MENGAJAR (1)

  Bahan mengajar berikut ini akan menolong GSM untuk mengajar
  bagaimana anak-anak menghormati dan menghargai orangtuanya.

                           HORMATI ORANGTUA
                           ================

  Hukum Tuhan yang kelima mengatakan, "Hormatilah ayahmu dan ibumu,
  supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu,
  kepadamu." (Keluaran 20:12)

  Tuhan amat menghargai orangtua. Orangtua telah Tuhan pilih untuk
  membimbing dan membawa anak-anak bertumbuh besar. Karena itu sejak
  kecil anak-anak harus menghormati orangtua. Siapakah orangtua yang
  harus kita hormati? Ternyata yang dimaksud dengan 'orangtua' bukan
  cuma ayah dan ibu kita saja lho. Ayo kita lihat, siapa saja yang
  harus kita hormati.

  1. Hormati Bapak-bapak Negeri
     --------------------------
     "Maka raja-raja akan menjadi pengasuhmu, dan permaisuri-
     permaisuri mereka akan menjadi inangmu." (Yesaya 49:23a)

     Jenis 'orangtua' yang dimaksud di sini adalah orang yang duduk
     dalam pemerintahan: Raja-raja, Presiden, Menteri, Gubernur, dsb.
     Mereka bertanggungjawab agar hidup rakyatnya sejahtera. Mereka
     mengurus kebutuhan orang miskin, anak yatim dan janda. Mereka
     menghukum orang-orang berbuat kejahatan. Mereka disebut sebagai
     'Bapak Negeri, Bapak Bangsa'. Kita sebagai anak-anaknya
     menghormati mereka dengan tunduk terhadap Undang-undang dan
     peraturan yang mereka buat. Kita berdoa untuk mereka agar
     pemerintah dengan bijaksana dan baik.

  2. Hormati Bapak-bapak Tua
     -----------------------
     "Engkau harus bangun berdiri di hadapan orang ubanan dan engkau
     harus menaruh hormat kepada orang yang tua dan engkau harus takut
     akan Allahmu; Akulah TUHAN." (Imamat 19:32)

     Alkitab mengajar kita untuk menghormati orang yang sudah tua.
     Yang sudah berambut putih, beruban. Mungkin itu kakek atau nenek
     kita, mungkin kakek teman kita, atau kakek-kakek yang lain.
     Mereka telah banyak mengecap pengalaman hidup. Mereka telah
     melewati berbagai kesulitan dan tantangan. Mereka memiliki banyak
     kisah keberhasilan dan kegagalan. Itulah sebabnya kita patut
     menghormati orang yang sedemikian. Bagaimana kita menyatakan
     hormat kepada mereka? Dengan belajar dari pengalaman mereka dan
     menuruti teladan hidup mereka.

  3. Hormati Bapak-bapak Rohani
     --------------------------
     "Sebab sekalipun kamu mempunyai beribu-ribu pendidik dalam
     Kristus, kamu tidak mempunyai banyak bapa. Karena akulah yang
     dalam Kristus Yesus telah menjadi bapamu oleh Injil yang
     kuberitakan kepadamu." (1Korintus 4:15)

     Kita juga harus menaruh hormat kepada orangtua rohani kita.
     Mereka adalah orang-orang yang mengenalkan Kristus ke dalam
     kehidupan kita. Misalnya, guru Sekolah Minggu, guru agama, atau
     pendeta kita. Kepada mereka kita menaruh hormat dan berterima
     kasih, karena kerelaan mereka melayani dan mengabarkan Injil
     membuat kita bisa mengenal Tuhan. Bayangkan apa jadinya dunia ini
     jika tak ada orang yang rela menyerahkan hidupnya untuk
     mengabarkan Injil dan mengajarkan Firman Tuhan? Pasti banyak
     sekali orang jahat dan perusak, bukan?

  4. Hormati Bapak-bapak Pemimpin
     ----------------------------
     Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab
     mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus
     bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan
     melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal
     itu tidak akan membawa keuntungan bagimu. (Baca: Ibrani 13:17)

     Selain bapak-bapak rohani, kita juga mempunyai "bapak-bapak"
     pemimpin. Mungkin itu Bapak atau Ibu guru, Kepala Sekolah, ketua
     kelas, pemimpin kelompok belajar, dsb. Terhadap mereka kita wajib
     tunduk dan hormat. Kalau besar nanti kita bekerja di kantor, kita
     akan punya majikan. Majikan itu juga harus kita hormati. Pokoknya
     terhadap semua atasan, kita wajib hormati. Alkitab mengatakan
     kita menghormati atasan kita dengan taat dan tunduk.

  5. Hormati Bapak dan Ibu
     ---------------------
     "Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh
     ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita
     harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup?
     Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan
     apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk
     kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya."
     (Ibrani 12:9-10)

     Nah, yang terakhir tetapi tak kalah penting, tentu saja orangtua
     kita. Papa dan Mama adalah orang-orang terpenting dalam hidup
     kita. Mama melahirkan kita dengan susah payah. Papa bekerja siang
     malam untuk mencukupi kebutuhan hidup kita. Mereka mendidik dan
     membesarkan kita di dalam Tuhan. Sudah sepatutnya kita hormat
     kepada mereka. Turutilah nasehat yang bisa kita nyatakan untuk
     menghormati Papa dan Mama.

  Sumber:
  Judul Buku: Majalah Anak KITA edisi 50
  Penerbit  : Lembaga Reformed Injili Indonesia, Jakarta, 1997
  Halaman   : 4 - 6


**********************************************************************
o/ BAHAN MENGAJAR (2)

                         LENGAN-LENGAN AYAH
                         ==================

  Berbelanja di pusat pertokoan sangat menyenangkan pada mulanya.
  Bahkan suasana pun semakin menyenangkan pada saat berikutnya. Tetapi
  sekarang Melani sudah sangat lelah sehingga ia tidak dapat berjalan
  lagi. Ia pun mulai menangis.

  "Sayang, rupanya acara belanja kita sudah selesai," kata ibu.

  Melani mengangkat kedua lengannya ke arah ayah. "Maukah Ayah
  menggendong saya?" tanyannya.

  Renungan Singkat tentang Pemeliharaan:
  --------------------------------------
  1. Mengapa Melani begitu lelah? Pernahkah kamu merasa lelah ketika
     kamu sedang berbelanja terlalu lama? Apakah yang diinginkan
     Melani supaya dilakukan ayahnya?

  2. Menurut kamu, apakah yang akan dilakukan ayah? Apakah yang ingin
     kamu katakan kepada ayah Melani saat ini juga?

  Ayah tersenyum dan membungkukkan badannya. Lalu Melani menyandarkan
  kepalanya ke bahu ayah ketika ayah membawanya menuju ke mobil
  mereka.

  "Apakah kamu merasa lebih enak sekarang?" tanya ibu.

  Melani tersenyum. "Jauh lebih enak, Bu" katanya.

  Renungan Singkat tentang Allah dan Kamu:
  ----------------------------------------
  1. Mengapa sekarang Melani merasa lebih enak? Apakah kamu merasa
     lebih enak bila pada saat lelah, kamu dapat beristirahat di bawah
     lengan-lengan ayahmu atau ibumu?

  2. Kadang-kadang pada saat kita merasa bahwa kita tidak sanggup lagi
     untuk maju terus, Allah memegang kita dengan lengan-lengan-Nya
     yangkekal. Kita tidak dapat melihat lengan-lengan-Nya, tetapi
     lengan-lengan-Nya itu sungguh ada, seperti yang dinyatakan di
     dalam Alkitab. Maukah kamu berterima kasih kepada Allah karena
     memegangmu pada saat kamu merasa tidak sanggup lagi untuk maju
     terus?

  Bacaan Alkitab:
  ---------------
  Ulangan 33:27

  Kebenaran Alkitab:
  ------------------
  Allah bagaikan seorang ayah yang kuat karena Ia melindungi kita di
  bawah lengan-lengan-Nya yang kekal.

  Doa:
  ----
  Terima kasih, ya Allah, karena Engkau memegang saya pada saat saya
  merasa lelah dan tidak sanggup lagi untuk maju terus.
  Dalam nama Yesus. Amin.

  Sumber:
  Judul Buku: 100 Renungan Singkat untuk Anak-anak
  Penulis   : V. Gilbert Beers
  Penerbit  : Yayasan Kalam Hidup, Bandung
  Halaman   : 62 - 63


**********************************************************************
o/ STOP PRESS

  Berikut ini adalah informasi dari Domba Kecil yang ditujukan bagi
  Guru Sekolah Minggu dan Pelayan anak yang berada di luar Jakarta.

  ------------------------------------------
  PAKET SIL 2002 LUAR JAKARTA - FOLLOW JESUS
  ------------------------------------------

  Liburan anak-anak telah tiba dan mereka bertanya kepada Anda:
  "Liburan ini kita pergi ke mana?" Jangan bingung menjawabnya!!!
  Kemana pun kita pergi yang penting selalu FOLLOW JESUS!!!

  Untuk para guru Sekolah Minggu dan Pelayan Anak, telah kami siapkan
  Ide-ide SIL/Camp & Acara Khusus.

  Ikutilah Presentasi dan Seminar yang kami adakan.

  TOPIK
     5 Session lengkap, Peraga Cerita, Peraga Ayat Hafalan, Peraga
     Lagu, Cerita Boneka, Aktivitas, Permainan.

  KHUSUS
     . Peserta grup 3 orang dari 1 gereja akan mendapatkan 1 set
       pembatas Alkitab.
     . Peserta grup 5 orang dari 1 gereja akan mendapatkan 1 set
       stiker absen.
     . Peserta grup 10 orang dari 1 gereja akan mendapatkan 1 boneka
       puppet.

  CATATAN
     Bahan-bahan, Paket SIL, Alat-alat Peraga, dll. dapat diperoleh
     pada saat seminar.

  WAKTU, TEMPAT, dan PENDAFTARAN
  1. SOLO -- Rabu, 29 Mei 2002, pk. 17:30-20:30 WIB
     GKI Sangkrah, Jl. Demangan 2 Solo, Jawa Tengah 57113
     Pendaftaran: Bp. Ernawan - GKI Sangkrah
                  Tel. (0271) 647-286, 643-196

  2. YOGYAKARTA -- Kamis, 30 Mei 2002, pk. 17:30-20:30 WIB
     TB Metanoia, Jl. Sultan Agung 26A Yogyakarta, D.I.Y.
     Pendaftaran: Ibu Oentari - TB Metanoia
                  Tel. (0274) 375-715, 375-859
                  Fax. (0274) 373-356

  3. SURABAYA -- Senin, 3 Juni 2002, pk. 17:30-20:30 WIB
     Gereja Mawar Sharon (ruang serba guna I)
     Jl. Cempaka 18-24 Surabaya, Jawa Timur
     Pendaftaran: Fefe - Departemen Anak Gereja Mawar Sharon
                  Tel. (031) 545-1355

  4. BOGOR -- Jumat, 7 Juni 2002, pk. 17:30-20:30 WIB
     GBI Elohim, Jl. Batutulis 66 Bogor, Jawa Barat
     Pendaftaran: Yuni - GBI Elohim
                  Tel. (0251) 323-672, 337-518

  5. TANGERANG -- Minggu, 9 Juni 2002, pk. 13:00-16:00 WIB
     GKI Tangerang, Jl. Sutopo 9 Tangerang, Jawa Barat
     Pendaftaran: - GKI Tangerang, Tel. (021) 5577-0787, 552-3755
                  - Bapak Yohanes, Tel. (0812) 814-2713

  Jangan lewatkan kesempatan ini! Daftarkan diri Anda segera!

  Sumber: (dan untuk informasi lebih lanjut, segera hubungi)
  - Yayasan Domba Kecil                Tel. +62(21) 560-2630, 566-8962
    Jl. Tanjung Duren Utara III E/236  Fax. +62(21) 566-8962
    Jakarta Barat 11470 - INDONESIA


**********************************************************************
o/ DARI ANDA UNTUK ANDA

  Dari: Amos Pakpahan <amospakpahan@>
  >Trimakasih atas artikel-artikelnya saya sangat diberkati dan di
  >bangun utk lebih lagi dalam pelayanan anak.
  >Tuhan memberkati ....
  >Salam, Amos

  Redaksi:
  Terima kasih untuk surat Anda yang semakin mendorong kami untuk
  lebih maju lagi melayani Dia melalui publikasi e-BinaAnak ini. Puji
  Tuhan jika e-BinaAnak dapat menjadi berkat dalam pelayanan Anda dan
  juga para pembaca e-BinaAnak yang lain. Jika ada yang ingin
  memberikan saran, kritik, ide, dll. silakan hubungi kami di alamat :
  ==>   <staf-BinaAnak@sabda.org>


**********************************************************************
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk berhenti kirim e-mail ke:   <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk Arsip e-BinaAnak:    http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
**********************************************************************
        Staf Redaksi: Oeni, Ratnasari, Davida, Meilania
      Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                  Copyright(c) e-BinaAnak 2002 YLSA

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org