Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/37

e-BinaAnak edisi 37 (10-7-2001)

Hari Anak Nasional

      ><>  Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak  <><


Daftar Isi:                                        Edisi 037/Juli/2001
-----------
     o/ SALAM DARI REDAKSI
     o/ ARTIKEL               : Merayakan Hari Anak Nasional di Gereja
     o/ BAHAN MENGAJAR        : Yesus Mengasihi Gereja-gereja Kecil
     o/ RENUNGAN              : "Ayo Papa, Kita Berangkat!"
     o/ SHARING GURU SM       : Mengajar Kelas Kecil
     o/ DARI REDAKSI          : Ucapan Terima Kasih

***********************************************************************
Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi di:
Meilania <submit-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org>
***********************************************************************
o/ SALAM DARI REDAKSI

   Salam Sejahtera dalam Kristus,

   HARI ANAK NASIONAL, 23 Juli, bagi beberapa gereja dimanfaatkan
   sebagai Hari Nasional Sekolah Minggu (HNSM). Momen ini dapat
   mengingatkan kita semua mengenai pentingnya anak-anak di mata Tuhan.
   Anak-anak merupakan bagian dari tubuh Kristus, yang tidak boleh
   diabaikan begitu saja, mereka juga berhak mendapatkan pengajaran
   dan pengenalan tentang Tuhan Yesus dan kebenaran Alkitab. Anak-anak
   juga merupakan bagian dari gereja masa kini dan di pundak merekalah
   terletak masa depan gereja.

   Edisi e-BinaAnak kali ini akan menyajikan ide acara maupun bahan
   untuk mengisi acara HARI ANAK NASIONAL atau Hari Nasional Sekolah
   Minggu. Semoga dapat bermanfaat bagi perkembangan Sekolah Minggu
   di gereja anda.

      "Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-dombaKu dan
              domba-dombaKu mengenal Aku." (Yohanes 10:14)
        < http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Yoh/T_Yoh10.htm 10:14 >

**********************************************************************
o/ ARTIKEL

                 MERAYAKAN HARI ANAK NASIONAL DI GEREJA
                 ======================================

   HARI ANAK NASIONAL merupakan momen yang sangat baik untuk
   mengingatkan gereja terhadap peran dan tanggung jawabnya dalam
   melayani anak-anak kecil. Terlalu banyak gereja, disadari maupun
   tidak, cenderung memandang remeh atau mengabaikan pelayanan untuk
   anak-anak.

   Sementara jemaat dewasa dapat beribadah dalam gedung gereja yang
   dilengkapi dengan pendingin ruangan, bangku yang nyaman dan indah,
   sound system yang canggih dan alat musik yang lengkap, namun
   bagaimana dengan kelas Sekolah Minggu?

   Anak-anak sering disebut sebagai Generasi Penerus Gereja, ini benar!
   Tapi perlu diingat bahwa anak-anak adalah juga anggota gereja masa
   KINI, mereka bukanlah "calon anggota gereja" di masa yang akan
   datang, mereka juga bukan "anggota tambahan" yang hanya kebagian
   tempat di ruang belakang yang pengap dan sesak.

   Gereja tidak harus menunggu anak-anak itu tumbuh dewasa untuk dapat
   diterima dan diakui sebagai anggota gereja. Sebagai orang percaya,
   anak-anak termasuk Tubuh Kristus juga, sama halnya dengan orang
   dewasa yang percaya. Gereja tidak harus menunggu anak-anak tumbuh
   dewasa sehingga mereka dapat memberikan sumbangsih yang berarti bagi
   gereja, karena SAAT INI juga anak-anak itu sudah dapat melakukannya.

   A. GEREJA DAN PERAYAAN HARI ANAK NASIONAL

   Bertepatan dengan peringatan HARI ANAK NASIONAL, gereja dapat
   mengadakan pembaharuan komitmen akan keseriusannya dalam melayani
   anak-anak.

   Satu usulan sederhana yang mungkin dapat dilakukan gereja untuk
   memberi perhatian terhadap pentingnya pelayanan anak adalah dengan
   menyediakan satu hari Minggu untuk melaksanakan ibadah khusus untuk
   memperingati HARI ANAK NASIONAL ini.

   Beberapa ide kegiatan yang bisa dilakukan, misalnya:

   1. Dalam kebaktian umum, anak-anak diberi kesempatan untuk terlibat.
      Misalnya: sebagai penerima tamu, pemimpin pujian (dengan
      didampingi orang dewasa yang telah terlatih dengan tugas ini),
      pemain musik, pemimpin doa, paduan suara atau pengisi acara
      lainnya, membacakan ayat Firman Tuhan yang akan dikotbahkan, dsb.

      Tentunya beberapa minggu sebelum acara khusus ini, anak-anak yang
      terlibat dalam pelayanan bersama tersebut harus dilatih terlebih
      dahulu dan diadakan gladi bersih paling tidak satu hari sebelum
      ibadah dimulai.

   2. Tema kotbah yang disampaikan hendaknya mengangkat masalah anak.
      Secara khusus, pendeta/pengkotbah yang bertugas dapat memotivasi
      jemaat dewasa untuk ambil bagian dalam pelayanan anak yang ada
      di gereja. Misalnya: menjadi guru Sekolah Minggu, orangtua asuh,
      memberikan beasiswa pada anak yang kurang mampu secara ekonomi,
      menyediakan tenaga untuk bimbingan belajar, dsb.

   B. SEKOLAH MINGGU DAN PERAYAAN HARI ANAK NASIONAL

   Sekolah Minggu sendiri juga dapat mengadakan berbagai acara khusus
   menyambut HARI ANAK NASIONAL, misalnya:

   1. Mengadakan PEKAN ANAK (lihat e-BinaAnak edisi 036) atau Sekolah
      Alkitab Liburan/Camp Anak (lihat e-BinaAnak edisi 035) atau
      berbagai acara khusus lainnya yang bertujuan untuk membawa anak
      pada Kristus.

   2. Mengadakan pertemuan dengan orangtua anak atau jemaat dewasa
      lainnya untuk bersama-sama membicarakan mengenai pelayanan anak.
      Bentuk pertemuan bisa berupa seminar, diskusi, lokakarya, dsb.
      Untuk mengakrabkan para orangtua dan anak, acara dapat juga
      diselingi dengan berbagai lomba. Sementara orangtua dan jemaat
      dewasa mengadakan pertemuan, pada saat yang sama Sekolah Minggu
      dapat menyediakan acara khusus bagi anak-anak, misalnya:
      permainan, berbagai lomba, panggung boneka, dan aktivitas lain.

   3. Mengadakan pelayanan sosial bersama, misalnya: mengunjungi panti
      asuhan, tempat pembinaan anak cacat, atau mengadakan kegiatan
      lokal sebagai wujud kebersamaan sebagai anggota Tubuh Kristus,
      misalnya: mengecat pagar gereja, membersihkan kebun dan
      pekarangan gereja, menghias gedung gereja, menjamu para petugas
      gereja seperti: satpam, koster, dll.

   C. BERSAMA SEBAGAI TUBUH KRISTUS

   Sebagaimana halnya gereja melayani dan membina jemaat dewasa, gereja
   juga memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melayani anak-anak
   kecil. Sekolah Minggu, sebagai satu bagian dalam organisasi gereja
   yang mengkhususkan diri untuk melayani anak (di Indonesia kebanyakan
   Komisi Sekolah Minggu hanya bertugas melayani anak-anak), juga
   memiliki tanggung jawab untuk memberi pengertian pada anak bahwa
   mereka adalah anggota gereja dan oleh karenanya juga bertanggung
   jawab memberikan sumbangsih/kontribusi pada gereja.

   Bila sejak dini pada anak-anak ditanamkan kecintaan akan rumah
   Tuhan, kesatuan dengan seluruh anggota gereja sebagai satu Tubuh
   di dalam Kristus, serta kerinduan untuk memberikan sumbangsih bagi
   gereja, niscaya gereja akan makin bertumbuh dan berkembang.

   Tapi semuanya itu membutuhkan lingkungan dan suasana yang mendukung
   dari para pemimpin gereja MASA KINI untuk mempedulikan anak-anak
   yang Tuhan titipkan pada mereka di gereja masing-masing.

   Selamat merayakan HARI ANAK NASIONAL!
                                                          /Tim redaksi

**********************************************************************
o/ BAHAN MENGAJAR

                    YESUS MENGASIHI GEREJA-GEREJA KECIL
                    ===================================

   Berikut ini ada sebuah bahan yang dapat digunakan sebagai pengisi
   acara dalam menyambut HARI ANAK NASIONAL, 23 Juli 2001. Tema yang
   diambil adalah: YESUS MENGASIHI GEREJA-GEREJA KECIL. Tema ini
   mengajarkan mengenai arti gereja dan betapa pentingnya keberadaan
   anak-anak sebagai anggota gereja/tubuh Kristus.

   Tema ini dikemas dalam bentuk cerita yang dapat dipentaskan dalam
   panggung boneka, namun apabila tidak tersedia boneka, dapat
   diperankan oleh dua anak Sekolah Minggu atau oleh dua orang guru
   Sekolah Minggu.

   Tokoh dalam cerita:
   1. Keni: Seorang yang kocak, sehingga bajunya, suaranya dan sikapnya
            harus menunjukkan bahwa Keni berpendirian keras, tetapi
            bodoh.
   2. Dona: Sahabat Keni.

   NASKAH CERITA:
   --------------
   Keni: (Menyanyi..) "Yesus cinta gereja kecil, semua gereja di
          dunia, kayu, besi dan kaca, sendiri atau bersama. Yesus
          cinta gereja di dunia."
   Dona: "Hai Keni! Lagu apa yang sedang kau nyanyikan?"
   Keni: "O... saya baru saja menyanyikan lagu tentang gereja-gereja.
          Kau tahu kan? Itu lho... tempat dimana orang dewasa duduk
          di kursi yang bagus dan anak-anak hanya kebagian kolong
          bangku!"
   Dona: "O...kau! Mengerikan sekali!"
   Keni: "Saya juga berpikir begitu! Tetapi mereka menunggu sampai
          kita bisa duduk tegak dan dapat melihat lebih tinggi dari
          bangku gereja. Ya... seperti ladang jamur!"
   Dona: "O, tidak.. tidak Keni! Itu tidak benar."
   Keni: "A.. ha.. kamu ini. saya.. tahu tentang semua gereja!"
   Dona: "Ah, Keni, bagaimana caranya kamu bisa menjadi seorang ahli
          gereja?"
   Keni: "O, ... aku membacanya di E-N-S-I-K-L-O-P-E-D-I-A (dengan
          mengejanya). Saya membaca tentang semua gereja besar yang
          disebut Katedral dan gereja-gereja kecil yang disebut
          "kelompok sel". Ya.. saya tahu semua tentang itu! Dan mereka
          memisahkan orang dewasa di kursi dan anak-anak di kolong.
          Saya tahu, saya kan pintar sekali!"
   Dona: "Keni .. ya.. saya tahu kamu pintar."
   Keni: "Ya.. dong. Dan kamu mau tahu yang lain lagi?"
   Dona: "Apa?"
   Keni: "Aku tahu hari apa yang paling penting bagi gereja; kamu tahu
          tidak?"
   Dona: "Hari Natal, ya?"
   Keni: "Salah..."
   Dona: "O, aku tahu, Hari Paskah?"
   Keni: "Salah..."
   Dona: "Salah juga? Lho ...jadi hari apa Ken?"
   Keni: "Hari Minggu!"
   Dona: (Mengeluh) "huh.. Ya kamu menambah pengetahuan saya Keni.
          Tapi mari kita kembali pada pengertianmu tentang gereja.
          Keni, gereja itu bukan hanya sebuah tempat atau satu gedung
          yang dibuat dari kayu, besi dan kaca."
   Keni: "Bukan hanya itu?"
   Dona: "Bukan! Gereja adalah sebuah kata khusus yang kita gunakan
          untuk menggambarkan semua orang yang percaya pada Yesus dan
          yang meminta Yesus untuk tinggal dalam kehidupannya."
   Keni: "Maksudmu Dona, bukan hanya bangunan dimana orang dewasa
          duduk di kursi sedangkan anak-anak di kolong?"
   Dona: "Bukan... bukan. Gereja adalah semua orang yang mengasihi
          Yesus. Kenyataannya semua orang percaya yang mencintai Yesus,
          apakah mereka anak kecil atau orang dewasa adalah bagian dari
          gereja. Dan Yesus sangat mencintai anak-anak seperti kamu
          Keni. Kau tahu mengapa?"
   Keni: (ragu-ragu) "Karena kasihan melihat mereka duduk dikolong."
   Dona: "Bukan Keni! Tetapi karena anak-anak Kristen adalah Tetapi
          karena anak-anak Kristen adalah bagian dari Gereja, mereka
          adalah gereja di masa depan. Keni ... anak-anak sangat
          penting sebab bila tidak mempunyai banyak anak yang menerima
          Yesus maka lambat laun gereja akan mati."
   Keni: "Wah ...! Kedengarannya serius sekali! kalau begitu anak-anak
          kecil itu penting sekali, ya?"
   Dona: "Yah betul sekali."
   Keni: "O, itu penting sekali! Saya akan menceritakan pada semua
          orang kabar baik ini bahwa Yesus mencintai anak-anak kecil
          dan Dia tidak menyuruh mereka duduk di kolong."

   (Keni keluar ... sementara Dona menatap Keni sambil menggelengkan
    kepala dan menghela nafas panjang.)

   Selamat mencoba!

   Bahan ini diambil dari:
   Judul Buku : Buku Pintar Sekolah Minggu II
   Penerbit   : Gandum Mas
   Halaman    : 53 - 55

**********************************************************************
o/ RENUNGAN

                       AYO PAPA, KITA BERANGKAT
                        ========================

   Seorang gadis kecil dengan mata berbinar dan wajah mungil yang
   bercahaya berkata: "Papa, sudah hampir waktunya Sekolah Minggu. Ayo
   kita berangkat! Mereka mengajar kita tentang Kasih Yesus, bagaimana
   Dia mati bagi semua orang yang memanggil nama-Nya!"

   "Oh, tidak!" kata sang papa, "Tidak hari ini. Aku telah bekerja
   begitu keras sepanjang minggu. Aku akan pergi ke danau untuk
   bersantai dan beristirahat sambil memancing. Jadi, jangan ganggu
   Papa. Kita akan pergi ke gereja suatu hari nanti."

   Bulan dan tahun terus berganti tetapi si papa tidak pernah lagi
   mendengar permohonan anaknya, "Ayo kita pergi ke Sekolah Minggu!"
   Masa kanak-kanak si gadis telah berakhir. Dan, sang papa mulai
   menjadi tua.

   Sampai kemudian ia menyadari sudah tiba waktunya ia perlu pergi ke
   gereja. Tetapi apa yang dikatakan putrinya? "Oh, Papa, tidak hari
   ini! Saya begadang hampir setiap malam. Jadi, saya perlu tidur
   sekarang. Tidakkah Papa lihat penampilan saya pun begitu kusut?"

   Mendengar itu, sang papa mengangkat tangannya yang bergetar untuk
   menghapus air mata. Sekali lagi ia teringat wajah seorang gadis
   kecil yang pernah dengan bersemangat berkata, "Papa, sudah hampir
   waktunya Sekolah Minggu. Ayo kita berangkat!"

   Sudahkah Anda menyiapkan diri untuk membawa anak anda ke gereja
   pada hari Minggu ini?

   Renungan di atas merupakan kiriman dari: Yenny Lie

**********************************************************************
o/ "SHARING" PENGALAMAN DARI GURU SEKOLAH MINGGU

   Seringkali guru SM mengabaikan pengajaran Kelas Batita dan Balita,
   karena mereka menganggap bahwa anak-anak Batita dan Balita belum
   mengerti dengan apa yang mereka ajarkan. Sehingga mereka seringkali
   enggan untuk mengajar kelas ini. Padahal masa lima tahun pertama
   merupakan masa yang sangat penting dalam perkembangan seorang anak,
   yang sangat mempengaruhi perkembangan dia selanjutnya. Akankah kita
   memandang sebelah mata terhadap anak-anak ini?

   Berikut ini merupakan salah satu sharing yang dikirimkan oleh rekan
   dari milis diskusi e-BinaGuru (6 Februari 2001):

   Kiriman dari: Christine Clarrisa Gouw <christine.gouw@>

   > MENGAJAR KELAS KECIL
   >
   >Saat itu saya berumur 15 tahun, tapi sudah duduk di kelas II SMA.
   >Kebetulan kakak senior yang mengajak saya, mengajar di kelas kecil
   >(pra TK) jadi saya lebih banyak nempel dengan si kakak di kelas
   >kecil, walaupun pada minggu pertama, saya sudah melihat-lihat kelas
   >yang lain, namun rasanya lebih cocok di kelas kecil. Tugas yang
   >pertama di minggu kedua adalah berdoa persembahan. Rasanya
   >ossrammmm sekali, karena ditonton banyak orangtua.
   >
   >Setelah beberapa bulan magang, kakak senior pindah ke Belanda dan
   >menikah di sana. Saya ditemani oleh kakak senior yang lain.
   >Akhirnya saya banyak belajar, bahkan meniru cara dia mengajar.
   >Setelah lebih dari 10 tahun mengajar, saya tetap di kelas kecil.
   >Pernah selama 2 tahun di kelas III dan IV, asyik juga sih, tapi
   >karena kelas kecil bukan lah kelas favorit, maka di sana kekurangan
   >guru, sehingga saya kembali ke kelas kecil. Teman-teman GSM
   >mengatakan bahwa saya nggak maju-maju, karena terus bercokol di
   >kelas kecil. Bahkan 3 tahun yang lalu, si "kakak" datang ke
   >Indonesia dan heran mengapa saya masih di kelas kecil.
   >
   >Saya sangat sedih bila ada yang menganggap mengajar kelas kecil
   >tidak perlu persiapan karena anak-2 kan bisa di "gampangin".
   >Menurut saya pernyataan itu total salah 100%. Justru kepada anak
   >kecil kita harus sangat berhati-hati di dalam menjelaskan sesuatu.
   >Misalnya bagaimana menjelaskan kepada anak umur 2 tahun mengenai
   >pohon ara, pemungut cukai, wanita pelacur, dsb.
   >
   >Saat ini di kelas saya rata-rata setiap minggu dihadiri oleh 28
   >anak Batita dan Balita. Dan yang membanggakan adalah SM di gereja
   >saya tidak berfungsi sebagai tempat penitipan anak karena jam
   >kebaktian anak dilaksanakan setelah jam kebaktian jemaat selesai.
   >Orangtua yang mengantar anaknya ke SM, biasanya akan mengikuti
   >kebaktian jemaat yang ke II di sore hari.
   >
   >Wah, sudah banyak saya menulis. Memang sangat banyak cerita suka
   >menjadi GSM yang tidak akan habis-habisnya untuk di bicarakan.
   >Khususnya kepada calon guru, ayo pikir apa lagi, menjadi GSM
   >sangatlah menyenangkan.
   >
   >Salam,
   >Christine

**********************************************************************
o/ DARI REDAKSI

   Redaksi mengucapkan terimakasih atas kiriman RENUNGAN oleh Yenny Lie
   dan juga SHARING PENGALAMAN GURU SEKOLAH MINGGU oleh Christine
   Clarissa. Kami yakin kiriman anda ini akan menjadi berkat bagi
   pembaca e-BinaAnak yang lain.

   Bagi pembaca lain yang ingin mengirimkan tulisan, artikel maupun
   renungan untuk dimuat di Publikasi e-BinaAnak ini, silakan kirimkan
   ke Redaksi di alamat:  <Redaksi-BinaAnak@sabda.org>

**********************************************************************
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk berhenti kirim e-mail ke:   <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk arsip:  http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-BinaAnak
**********************************************************************
        Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
               Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                    Copyright(c) e-BinaAnak 2001 YLSA

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org