Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/bio-kristi/79

Bio-Kristi edisi 79 (21-11-2011)

William Thomson (Lord Kelvin)

                           Buletin Elektronik
                    BIO-KRISTI (Biografi Kristiani)
_______________________Edisi 79, November 2011________________________

DAFTAR ISI
KARYA: WILLIAM THOMSON (LORD KELVIN)
KOMUNITAS BIO-KRISTI: ILMUWAN YANG DIPAKAI TUHAN

Salam jumpa,

Para ilmuwan merupakan salah satu alat yang Tuhan pakai untuk
menyatakan kebesaran dan kekuasaan-Nya kepada dunia. Banyak penemuan
para ilmuwan, yang meskipun belum tentu benar-benar baru, yang
membuktikan kemahakuasaan Tuhan atas alam semesta. Salah satu ilmuwan
yang dipakai Tuhan adalah William Thomson. Ia telah melakukan banyak
penemuan yang berguna bagi dunia. Bukan hanya itu, melalui
penemuannya, terbukti bahwa kemahakuasaan Tuhan mengatasi semua ilmu
pengetahuan. Simak karya-karya yang dibuat oleh Thomson dalam artikel
berikut ini. Selain itu, simak juga komentar Sahabat Bio-Kristi
tentang ilmuwan lainnya di kolom Komunitas Bio-Kristi. Pastikan
wawasan Anda semakin luas dan Anda terpacu untuk menemukan hal-hal
positif yang berguna bagi dunia. Selamat membaca dan berkarya!

Pemimpin Redaksi Bio-Kristi,
Sri Setyawati
< setya(at)in-christ.net >
< http://biokristi.sabda.org >

"Manusia tidak memiliki kuasa untuk tidak membuat kesalahan; tetapi
orang bijak dan baik belajar berhikmat untuk masa yang akan datang
dari kesalahan-kesalahan dan kekeliruan-kekeliruan mereka."
Plutarch -- Sejarawan

                 KARYA: WILLIAM THOMSON (LORD KELVIN)
                 (1824 -- 1907 Ilmuwan, Ahli Fisika)

William Thomson lahir di Belfast, Irlandia, pada tanggal 26 Juni 1824.
Dia adalah anak ke-4 dari tujuh bersaudara, anak James Thomson, guru
dan penulis buku pelajaran matematika. Ketika William berusia 6 tahun,
ibunya meninggal. Tidak lama kemudian, ayahnya menjadi Profesor
Matematika di Universitas Glasgow. James Thomson membiayai sendiri
pendidikan anak-anaknya dan mengajarkan temuan-temuan terbaru dalam
matematika yang belum masuk dalam kurikulum kepada mereka. William dan
saudaranya yang lebih tua, James, sangat berbakat. Keduanya masuk
Universitas Glasgow pada usia 10 dan 11 tahun. (Seperti William, James
kelak menjadi ahli fisika dan insinyur terkemuka, meskipun tidak
sehebat adiknya.)

Di Universitas Glasgow, William mempelajari karya kontroversial ahli
matematika Perancis, Jean-Baptiste Fourier. Meskipun kebanyakan
ilmuwan Inggris menolak karya Fourier, tetapi William menyetujuinya.
Bahkan, dia percaya bahwa karya Fourier dapat dilanjutkan, dan
matematika yang sama dapat diterapkan pada aliran listrik dan gerakan
fluida. Dia juga menerbitkan karya tulis ilmiah -- dua karya tulis,
yang berisi alasan-alasan mengapa ia menyetujui pandangan Fourier yang
terbit saat ia berusia 16 (karya pertama) dan 17 tahun (karya kedua).

Tahun 1841, ketika berusia 17 tahun, William belajar di Universitas
Cambridge. Ia lulus pada tahun 1845 dan memperoleh gelar BA (Sarjana
Muda) dengan nilai memuaskan. Pada tahun yang sama, dia mempelajari
karya George Green (yang menerapkan matematika pada listrik dan
magnetisme) dan karya ahli fisika dan kimia, Michael Faraday (manfaat
magnet dalam menciptakan listrik dan bagaimana arus listrik
mengeluarkan medan magnetis).

Tahun 1846, saat berusia 22 tahun, Thomson menjadi profesor dalam ilmu
fisika (dulu disebut filsafat alam) di Universitas Glasgow. Dia
memegang jabatan ini selama 53 tahun, meskipun banyak tawaran untuk
mengajar di tempat lain. Ketika Thomson menjadi profesor ilmu fisika,
fisika mencakup rentangan topik yang luas dan hampir tidak ada ikatan
yang menghubungkan topik-topik tersebut. Namun, dalam karya-karya
Fourier, Faraday, dan Green, dia mulai melihat adanya kesatuan. Dia
sendiri mampu menentukan secara matematis hubungan antara gerakan
fluida dan aliran listrik. Gagasan ini diperolehnya dari karya
Fourier, ketika ia masih berusia 16 tahun.

Tahun 1847, untuk pertama kalinya Thomson mendengar karya James Joule
mengenai hubungan panas dan gerak mekanis. Asas penyimpanan tenaga
dalam karya Joule kelak dikenal sebagai Hukum Termodinamika Pertama.
Meskipun Joule diakui sebagai penemu utama termodinamika, Thomsonlah
yang "memantapkan termodinamika menjadi disiplin ilmu yang resmi dan
merumuskan hukumnya yang pertama dan kedua dengan terminologi yang
tepat." [1]

Hukum Termodinamika Pertama menyatakan bahwa tenaga tidak dapat
diciptakan maupun dimusnahkan, tetapi bentuknya dapat diubah. Artinya,
jumlah tenaga/zat di alam semesta adalah tetap. "Hukum ini secara
meyakinkan mengajarkan bahwa alam semesta tidak menciptakan diri
sendiri! Struktur alam semesta sekarang adalah hasil konservasi, bukan
inovasi sebagaimana dinyatakan oleh teori evolusi." [2] Sementara kaum
evolusi tidak dapat menjelaskan asal-usul tenaga/zat yang jumlahnya
tetap ini, Alkitab bisa menjelaskan, yaitu hanya Allah yang dapat
menciptakan sesuatu dari yang tidak ada. Semua perubahan yang terjadi,
oleh manusia atau kekuatan alam, adalah penyusunan kembali dari yang
sudah ada.

Meskipun banyak ilmuwan Inggris meragukan karya Joule, Thomson
mengakui bahwa hal ini cocok dengan pola perpaduan yang mulai muncul
dalam fisika. Tahun 1851, Thomson menerbitkan tulisan berjudul "On the
Dynamical Theory of Heat", yang mendukung teori Joule mengenai panas
dan gerak. Tulisan ini merupakan langkah penting dalam proses
perpaduan bagian fisika yang terpisah-pisah. Karya ini juga memuat
Hukum Termodinamika Kedua versi Thomson. (Tanpa diketahui Thomson,
tahun sebelumnya, ahli fisika Jerman, R.J.E. Clausius sudah mengajukan
hukum yang sama dengan Hukum Termodinamika Kedua versi Thomson.)

Hukum Kedua Termodinamika juga disebut Hukum Peluruhan Tenaga. Asas
universal yang mendasari hukum ini menunjukkan bahwa semua sistem,
jika tidak diprogram sebelumnya atau tidak diatur dengan tepat,
cenderung berubah dari keadaan teratur menjadi tidak teratur. Ini
menunjukkan bahwa secara keseluruhan, alam semesta berproses
terus-menerus menuju kondisi di mana pengaturan semakin berkurang.
Namun, evolusi mengandalkan gagasan yang sebaliknya. Ahli biologi
evolusionis Inggris yang terkenal, Sir Julian Huxley mengatakan,
"Evolusi dalam pengertian luas, dapat diartikan sebagai proses terarah
yang pada hakikatnya tidak dapat dibalik lagi, yang terjadi sepanjang
waktu, dan menimbulkan perkembangan ragam dan pengaturan yang semakin
rumit." [3] Gagasan ini jelas bertentangan dengan Hukum Termodinamika
Kedua.

Ringkasnya, hukum termodinamika menunjukkan bahwa "jumlah tenaga di
alam semesta tidak berubah, tapi tenaga yang ada senantiasa
berkurang." [4] Hukum ini bertentangan dengan pemikiran evolusioner,
tapi sepenuhnya konsisten dengan kisah penciptaan Allah pada suatu
waktu di masa lampau, yang diikuti oleh degenerasi secara
berangsur-angsur menuju ketidakteraturan (perbudakan kebinasaan,
seperti tertulis dalam Roma 8:21).

Hubungan panas dan gerak mekanik yang pertama kali diajukan oleh
Joule, mendorong Thomson kepada penemuan yang paling menjadikannya
terkenal, yakni skala suhu mutlak. Pakar Perancis, Jacques Charles,
menyatakan isi gas akan menjadi 0, bila suhu diturunkan sampai -273°
(tepatnya -273,15°) pada skala Celsius (sama dengan -459,67°
Fahrenheit). Thomson sadar bahwa bukan isi gasnya, melainkan tenaga
gerak partikel gaslah yang akan menjadi nol. Artinya, pada -273°
Celsius, partikel gas akan berhenti bergerak. Thomson lalu merancang
skala suhu baru dengan -273°. Satuan pada skala ini adalah kelvin
(dengan lambang K ditulis tanpa tanda derajat [°]), sebagai
penghargaan bagi Thomson yang kemudian diberi gelar Lord Kelvin.
Thomson selanjutnya menyarankan pemakaian termometer gas untuk
memungkinkan pengukuran cermat terhadap suhu yang lebih rendah.

Pemakaian skala suhu mutlak (yang tidak bisa bernilai negatif) kelak
sangat membantu ahli fisika matematis Skotlandia, James Clerk Maxwell,
dalam karyanya mengenai teori kinetik gas. Sumbangan terbesar Thomson
bagi ilmu adalah bahwa "orang yang menonjol di antara ilmuwan Inggris
yang jumlahnya sedikit membantu meletakkan dasar fisika modern." [5]
Hal ini dilakukannya dengan menunjukkan kaitan antara listrik,
magnetisme, panas, gerakan mekanik, dan gerakan gas, serta menunjukkan
kerangka matematika umum yang mendasari hasil-hasil eksperimen dalam
berbagai bidang fisika ini. Ini adalah perluasan teori yang penting
atas karya para ilmuwan besar seperti Fourier, Faraday, dan Joule.
Proses perluasan kerangka teori ini kemudian dilanjutkan oleh Maxwell
dalam teori cahaya elektromagnetik. Maxwell mengakui utangnya pada
Thomson sebagai mentornya.

Bersama ahli matematika dan fisika Skotlandia, Percy Guthrie Tait
(juga seorang Kristen yang tulus), Thomson menulis buku pelajaran
fisika agar dapat meneruskan kerangka teoretisnya kepada para ahli
fisika kelak. Dia juga menerbitkan lebih dari 600 karya ilmiah.

Tahun 1844, Samuel Morse sukses memperagakan mesin telegrafinya. Tapi
apakah temuan ini dapat dipakai untuk komunikasi antarbenua dengan
memakai kabel bawah laut? Ternyata usaha Morse untuk memperagakan
telegrafinya lewat kabel bawah laut gagal. Mathew Maury, seorang
oseanograf Amerika Serikat dan William Thomson adalah orang yang
mendukung gagasan Morse. Thomson menjadi konsultan kepala pada
Atlantic Telegraph Company dan turut serta pada tahap awal pemasangan
kabel itu. Thomson menciptakan alat penerima telegram yang disebut
galvanometer cermin untuk digunakan bersama kabel di bawah laut. Tapi
ia tidak sependapat dengan kepala kelistrikan perusahaan, E.O.W.
Whitehouse, mengenai rancangan kabelnya. Perusahaan mulanya memakai
gagasan Whitehouse, tapi kemudian menyadari bahwa rancangan Thomson
lebih baik. Akhirnya, rancangan Thomson dipakai untuk kabel dan
pemakaian galvanometer cermin. "Dengan berbuat demikian, perusahaan
menghemat waktu dan biaya." [6]

Penemuan kabel transatlantik merupakan terobosan besar dalam dunia
komunikasi. Sebagai penghargaan atas sumbangan Thomson untuk
keberhasilan proyek itu, Ratu Victoria menghadiahkan gelar bangsawan
kepadanya tahun 1866. Namanya menjadi Sir William Thomson. Kemudian
dia menjadi mitra dalam perusahaan-perusahaan teknik mesin yang
terlibat dalam perencanaan dan pembuatan kabel-kabel di bawah laut
lainnya. Setelah keberhasilan pemasangan kabel transatlantik,
galvanometer cermin -- pencatat perpindahan pipa (siphon) -- yang
telah dimodifikasi Thomson dipakai di hampir semua kabel bawah laut di
seluruh dunia.

Selama hidupnya, Thomson memperoleh hak paten untuk sekitar tujuh
puluh temuannya, termasuk beberapa alat listrik untuk kabel bawah
laut. Thomson juga merupakan anggota kunci dari komite Inggris untuk
penggunaan perangkat satuan listrik, dan ini kemudian diterima secara
internasional. Thomson juga berhasil dalam merekacipta kompas kapal
jenis baru yang hampir tidak terpengaruh oleh besi kapal. Setelah itu
dia menciptakan alat peramal pasang surut laut yang dapat
memperkirakan tingginya permukaan laut di suatu pelabuhan. Dia juga
menciptakan alat pengukur kedalaman laut.

Thomson sangat menentang gagasan geologi uniformitarian Charles Lyell
dan teori evolusi Charles Darwin. (Uniformitarianisme berpendapat
bahwa bentukan-bentukan geologis merupakan hasil kekuatan biasa yang
terjadi selama waktu yang tak terhingga lamanya.) Tahun 1865, Thomson
menerbitkan tulisannya berjudul "The Doctrine of Uniformity in Geology
Briefly Refuted". Penolakan Thomson terhadap uniformitarianisme dan
evolusi ditegakkan di atas dasar-dasar ilmu dan kekristenan. Thomson
mengatakan, "Kehidupan di bumi pasti tidak terjadi oleh tindakan
kimiawi atau listrik atau pengelompokan kristal molekul-molekul. Kita
harus merenung, menyelami misteri dan keajaiban Penciptaan segala
makhluk." [7] Dia berdebat dengan Thomas Huxley, Presiden Geological
Society of London mengenai bukti ilmiah uniformitarianisme dan
evolusi. (Huxley dikenal sebagai "anjing buldog Darwin" karena
kegigihannya mempertahankan gagasan Darwin.)

Perdebatan berkepanjangan antara Thomson dan Huxley, berawal ketika
Thomson menghitung usia maksimal bumi berdasarkan hukum termodinamika.
Tahun 1862, Thomson mengalkulasi, jika bumi terbentuk melalui proses
pendinginan masa yang meleleh, sebagaimana anggapan umum, maka menurut
hukum termodinamika, bumi tidak mungkin berusia lebih dari 100 juta
tahun. (Ini adalah batas atas berdasar hukum fisika, bukan berdasarkan
kepercayaan Thomson.) Kalkulasi ini jelas berlawanan dengan waktu yang
diperlukan untuk proses evolusi yang lamban, seperti gagasan Darwin.
Thomson ingin menunjukkan bahwa teori geologi dan biologi seharusnya
tidak bertentangan dengan teori fisika yang sudah diakui.

Ketika radioaktivitas ditemukan menjelang akhir hidup Thomson, para
lawannya menyatakan bahwa temuan ini menggagalkan kalkulasinya
mengenai usia maksimal bumi. Meskipun benar bahwa panas radioaktivitas
memang mengubah kalkulasi tersebut, Thomson kemudian membuat kalkulasi
lagi dengan memperhitungkan panas radioaktivitas. Sampai menjelang
ajalnya, Thomson masih terlibat dalam kontroversi mengenai perhitungan
usia maksimum bumi berdasarkan efek radioaktivitas. (Dalam tulisan
singkat berjudul "Evidence for a Young World", ahli fisika, Dr. Russel
Humphreys, membahas 15 ranah bukti ilmiah yang menentang kerangka
waktu evolusi. [8])

Selama hidupnya, Thomson menerima 21 gelar doktor kehormatan. Tahun
1851, dia diterima sebagai "Fellow of the Royal Society" -- asosiasi
Inggris paling bergengsi untuk para ilmuwan. Dia menjabat Presiden
Royal Society dari tahun 1890-1895. Tahun 1892, Thomson diberi gelar
Baron Kelvin dari Largs oleh Ratu Victoria. Sejak itu, dia lebih
dikenal sebagai Lord Kelvin ketimbang Sir William Thomson. Lord Kelvin
meninggal di Largs, Ayrshire, Skotlandia, tanggal 17 Desember 1907.
Dia mendapat kehormatan besar untuk dimakamkan di Westminster Abbey di
London.

Iman Kelvin sangat teguh. Dia percaya bahwa alam memberikan banyak
bukti yang mendukung imannya. "Di sekeliling kita berlimpah-ruah bukti
mengenai adanya rancangan yang cerdas dan penuh kebajikan... gagasan
ateis sangat tidak masuk akal, sehingga saya tidak dapat
mengungkapkannya dengan kata-kata." [9] Kelvin tidak melihat
pertentangan antara ilmu dan Alkitab. Bahkan, dia mengatakan bahwa
"mengenai asal-usul kehidupan, ilmu... memastikan adanya kekuasaan
yang kreatif." [10]

Pustaka Acuan

1. H.M. Morris, Men of Science, Men of God, Master Books, Colorado
   Springs, 1982, hlm 63.
2. S.M. Huse, The Collapse of Evolution, Baker Books, Grand Rapids
   (Michigan), 1983, hlm 59.
3. J. Huxley, Evolution and Genetics, Bab 8 dalam What ia Science?,
   J.R. Newman (red.), Simon & Schuster, New York, 1955, hlm 278.
4. H.M. Morris, The Scientific Case for Creation, Master Books,
   Colorado Springs, 1977, hlm 14.
5. Encyclopaedia Britannica, edisi ke-15, 1992, jld 22, hlm 503. 6.
6. ibid, hlm 505.
7. Thomson dikutip dalam: D.C.C. Watson, Myths and Miracles -
   A New Approach to Genesis 1-11, Creation Science Foundation,
   Acacia Ridge (Queensland, Australia), 1988, hlm 113.
8. D.R. Humphreys, Evidence for a Young World, Creation Science
   Foundation, Acacia Ridge (Queensland, Australia).
9. W. Thomson, Journal of the Victoria Institute, jld 124, hlm 267.
10. Thomson dikutip dalam Morris (Acuan 1), hlm 66.

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul asli buku: 21 Great Scientists Who Believed the Bible
Judul buku: Para Ilmuwan Mempercayai Ilahi
Judul artikel: William Thomson (Lord Kevin) 1824 -- 1907
Penulis: Ann Lamont
Penerjemah: Lillian D. Tedjasudhana
Penerbit: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF Jakarta
Halaman: 214 -- 226

           KOMUNITAS BIO-KRISTI: ILMUWAN YANG DIPAKAI TUHAN

Apa pendapat Sahabat Bio-Kristi tentang ilmuwan yang memercayai Tuhan?
Simak penuturan mereka berikut ini.

Bio-Kristi: "Ada juga seorang astrofisikawan NASA yang Tuhan pakai
untuk kemuliaan-Nya. Siapakah tokoh yang dimaksud?"

Komentar:

Tatik Wahyuningsih: Dr. Jonathan Campbell.

Shmily Tilestian: Huwaaa, Tatik Wahyuningsih pintar amat :p

Theresia S. Setyawati: Jonathan Campbell. Di Bio-Kristi sudah ada tuh.

Jonatan Sigit: Jonathan Campbell.

Bio-Kristi: Pintar semuanya! Baca artikelnya ya.. :)

Mahendra Gunawan: Apa yang dialami Yonathan cerita dikit dong.

Bio-Kristi: Baik Mahendra, Campbell saat ini sedang menyelidiki
kemungkinan dari penggunaan tenaga laser untuk menangkis asteroid,
meteoroid, komet, dan serpihan luar angkasa lainnya yang dapat
berpotensi membahayakan bumi, sebagaimana juga misi luar angkasa.

Ingin melihat lebih lanjut? Berkunjunglah ke Facebook Bio-Kristi
< http://www.facebook.com/sabdabiokristi/posts/10150209025128090 >.

Kontak: < biokristi(at)sabda.org >
Redaksi: Sri Setyawati, Kusuma Negara, dan Yonathan Sigit P.
(c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/biokristi >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org